2
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Sistem tenaga listrik di Indonesia didesain untuk bekerja pada frekuensi 50 Hz, meskipun sistem dirancang untuk bekerja pada frekuensi 50 Hz, namun jenis beban
tertentu yaitu beban non-linear dapat mengakibatkan terbentuknya gelombang pada frekuensi-frekuensi tinggi yang merupakan kelipatan dari frekuensi fundamentalnya yang
dikenal dengan harmonisa. Hal ini dapat mengganggu sistem kelistrikan pada frekuensi fundamentalnya, sehingga bentuk gelombang arus maupun tegangan yang idealnya
adalah sinusoidal murni akan menjadi cacat akibat distorsi harmonisa yang terjadi. Penggunaan peralatan elektronik di Fakultas Teknik Universitas Udayana dapat
menimbulkan arus listrik yang mengandung harmonisa. Beban non-linier merupakan sumber arus harmonisa bagi utiliti listrik. Salah satu komponen utama dalam utiliti listrik
di Fakultas Teknik Universitas Udayana adalah trafo daya. Transformator dirancang untuk menyalurkan daya yang dibutuhkan ke beban dengan rugi-rugi minimum pada
frekuensi fundamentalnya. Tingkat harmonisa yang tinggi sangat berpengaruh pada transformator, salah satu pengaruhnya adalah terjadi penambahan rugi-rugi losses.
Kinerja transformator daya ditentukan melalui parameter rugi-rugi daya yang terjadi pada transformator serta penurunan kapasitas kerja derating yang dapat terjadi akibat distorsi
harmonisa tersebut. Standar IEEE 519 Tahun 1992 adalah standar yang digunakan sebagai batasan
untuk menganalisis THD Total Harmonic Distortion. Dari hasil short-circuit ratio yang didapatkan, maka menurut standar IEEE 519 Tahun 1992 batas maksimum THD arus
yang diperbolehkan pada feeder transformator di Fakultas Teknik Universitas Udayana adalah 8.0, sedangkan batas maksimum THD tegangannya adalah 5.0. Data hasil
pengukuran pada feeder transformator di Fakultas Teknik Universitas Udayana menunjukkan kandungan THD arus yang melewati standar IEEE 519 Tahun 1992, yaitu
lebih dari 8. Sedangkan untuk kandungan THD tegangannya belum melewati standar IEEE 519 Tahun 1992, yaitu kurang dari 5. Sehingga dari data tersebut memungkinkan
adanya peningkatan losses dan juga derating pada transformator di Fakultas Teknik Universitas Udayana.
Kandungan THD arus pada feeder transformator di Fakultas Teknik Universitas Udayana saat ini tidak sesuai dengan standar IEEE 519 tahun 1992, sehingga
menyebabkan losses, derating pada transformator juga semakin tinggi. Pada penelitian ini
3 akan dilakukan analisis losses dan derating yang diakibatkan oleh gangguan harmonisa
yang terdapat pada transformator daya 200 kVA di Fakultas Teknik Universitas Udayana.
1.2 Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: Bagaimanakah pengaruh THD terhadap losses dan derating yang
terjadi pada transformator daya di Fakultas Teknik Universitas Udayana?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan adalah untuk menganalisis losses dan derating yang terjadi akibat pengaruh THD Total Harmonic Distortion pada transformator daya 200
kVA di Fakultas Teknik Universitas Udayana.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran mengenai losses dan derating yang terjadi pada transformator daya akibat
pengaruh THD Total Harmonic Distortion yang ada pada transformator daya. Dimana hasil analisis ini juga berguna untuk mengetahui tingkat kandungan THD pada sistem
kelistrikan yang ada sekarang dan apakah sudah sesuai dengan standar yang diperbolehkan.
1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
Melihat luasnya permasalahan yang ada, maka dalam penelitian ini dibatasi ruang lingkup dan batasan masalahnya, antara lain:
1. Pengukuran data untuk mendapatkan nilai THD terbesar hanya dilakukan pada jam- jam kerja saat beban puncak.
2. Analisis THD yang terdiri dari dua bagian, yaitu THD arus dan THD tegangan. 3. Standar yang digunakan sebagai acuan THD adalah IEEE 519 Tahun 1992.
4. Model sistem tenaga listrik yang digunakan pada simulasi adalah sistem kelistrikan dengan beban seimbang.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1