Analisis THD arus di Fakultas Teknik Universitas Udayana Analisis THD tegangan di Fakultas Teknik Universitas Udayana Analisis

21 Tabel 4.4 Perbandingan nilai THD i dan THD v hasil pengukuran dengan simulasi Hasil pengukuran THD arus Hasil simulasi THD arus Hasil pengukuran THD tegangan Hasil simulasi THD tegangan 9.6 10.02 1.7 1.63 Setelah diketahui nilai dari hasil simulasi dan pengukuran, maka perlu dicari nilai persentase kesalahan dari simulasi program tersebut. Dimana untuk persentase kesalahan dapat dicari sebagai berikut; Kesalahan THD i = 100 Simulasi Hasil Simulasi Hasil - Pengukuran Hasil  = 4.19 100 10.02 10.02 - 9.6   Kesalahan THD v = 100 Simulasi Hasil Simulasi Hasil - Pengukuran Hasil  = 29 . 4 100 1.63 1.63 - 1.7   Tabel 4.5 Persentase kesalahan nilai THD i dan THD v hasil pengukuran dengan simulasi Hasil pengukuran Hasil simulasi Kesalahan THD arus 9.6 10.02 4.19 THD tegangan 1.7 1.63 4.29 Pada Tabel 4.5 dapat dilihat persentase kesalahannya cukup besar, dimana persentase kesalahan untuk arus adalah 4.19 dan untuk tegangan 4.29. Hal ini disebabkan karena penggunaan alat ukur untuk pengukuran gelombang yang mengandung harmonisa berpeluang mengandung kesalahan pengukuran, khususnya ketika terjadi kondisi resonansi dimana terjadi arus atau tegangan yang tinggi.

4.4 Batas maksimum THD di Fakultas Teknik Universitas Udayana

4.4.1 Analisis THD arus di Fakultas Teknik Universitas Udayana

Menurut IEEE Standard 519-1992, untuk menentukan standar batas maksimum THD i pada utiliti, maka harus diketahui terlebih dahulu rasio hubung singkat short- circuit ratio. SC ratio dapat dicari dengan menggunakan rumus L SC ratio I I SC  I SC =  3 V . 3 Z. 100 x S 22 = 38 . x 3 x 4 100 x 200 = A 7596.71 I L = ϕ 3 V . 3 S = 380 x 3 10 x 200 3 = A 87 . 303 maka; SC ratio = L SC I I = 87 . 303 71 . 7596 = 24,99 Berdasarkan hasil short-circuit ratio yang didapatkan, maka batas maksimum THD arus yang diperbolehkan menurut IEEE Standard 519–1992 lihat tabel 2.3 pada sistem kelistrikan di Fakultas Teknik Universitas Udayana adalah 8.0 untuk trafo. Tabel 4.6 Analisis THD arus menurut IEEE Standard 519–1992 Lokasi I SC I L Range Standar THD i Pengukuran THD i Simulasi THD i Ket Feeder Trafo 24.99 20-50 8 9.6 10.02 Melebihi Standar Dari Tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa pada feeder trafo di Fakultas Teknik Universitas Udayana, THD arus hasil pengukuran dan hasil simulasinya tidak melebihi dari standar yang diperbolehkan, yaitu sebesar 9.6 dan 10.02.

4.4.2 Analisis THD tegangan di Fakultas Teknik Universitas Udayana

Batas maksimum THD tegangan yang diperbolehkan pada feeder trafo di Fakultas Teknik Universitas Udayana menurut IEEE standard 519–1992 lihat tabel 2.2 adalah 5.0, karena tegangan di feeder trafo dibawah 69 kV. Berikut merupakan hasil perbandingan antara nilai hasil simulasi THD tegangan dengan IEEE standard 519-1992. 23 Tabel 4.7 Analisis THD tegangan menurut IEEE Standard 519–1992 Lokasi Standar THD v Pengukuran THD v Simulasi THD v Ket Feeder Trafo 5 1.7 1.63 Tidak Melebihi Standar Dari Tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa pada feeder trafo di Fakultas Teknik Universitas Udayana, THD tegangan hasil pengukuran dan hasil simulasinya tidak melebihi dari standar yang diperbolehkan, yaitu sebesar 1.7 dan 1.63. 4.5Analisis Losses dan Derating Pada Trafo di Fakultas Teknik Universitas Udayana Trafo memiliki rugi-rugi pada saat kondisi berbeban load losses dan pada saat kondisi tanpa beban no load losses. Untuk analisis rugi-rugi pada transformator dapat dibagi menjadi dua yaitu: - Analisis losses sebelum terpengaruh harmonisa - Analisis losses setelah terpengaruh harmonisa

4.5.1 Analisis

losses sebelum terpengaruh harmonisa Rugi-rugi trafo pada kondisi tanpa beban sebelum terpengaruh harmonisa, besarnya telah ditentukan oleh pabrik pembuat trafo sesuai dengan kapasitas trafo yang dibuat. Dari data SPLN 50: 1997 tentang spesifikasi transformator distribusi, maka dapat ditentukan nilai losses pada trafo 200 kVA seperti dibawah ini: Rugi belitan rugi TembagaP cu = 2500 W Rugi besi rugi intiP i = 480 W Standar Cosφ = 0.8 maka: Total losses dalam kW = P cu + P i = 2500 + 480 = 2980 W = 2.98 kW Total losses dalam kVA = Total losses dalam kW x Cosφ = 2.98 x 0.8 = 3.51 kVA 24 kVAbaru = 200 kVA – 3.51 kVA = 196.49 kVA P base = ϕ Cos S. = 200 kVA × 0.8 = 160 kW Susut trafo = 100 x 160 98 . 2 = 1.86 Efisiensi trafo  = 100 x Masuk Daya rugi 1           = 98.14 100 x 160 2.98 1       Losses yang terjadi sebelum terkena harmonisa adalah sebesar 2.98 kW, di mana susut kapasitas trafo sebesar 3.51 kVA 1.86 dan kapasitas kerja trafo yang sebenarnya sebesar 196.49 kVA 98.14.

4.5.2 Analisis