Perancangan Sistem Informasi Pengolahan Data Pembelian Dan Penjualan Obat Di Apotek 55 Bandung

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Program Strata 1 (satu) Jurusan Manajemen Informatika

SINGGIH KUSUMO. S 1.05.04.069

JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITSAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

PEMBELIAN DAN PENJUALAN OBAT DI APOTEK 55 BANDUNG

SINGGIH KUSUMO. S NIM. 1.05.04.069

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Skripsi pada tanggal :

Menyetujui, Pembimbing

Sintya Sukarta, S.T, MT NIP. 41277026015

Dekan Fakultas Ketua Jurusan

Teknik dan Ilmu Komputer Manajemen Informatika,

Prof. Dr. Ir. Ukun Sastraprawira,Msc Dadang Munandar, SE, M. Si


(3)

ii

system based on the information technology, particularly in improving the smooth flow of information within an organitation, Pharmacy 55 Bandung in the field of purchase and sale of drugs began to take advantage of technology-based information system as support information to improve the buying and selling service drugs. But along with the development of drugs purchases and sales to consumers who continue to increase, while the data processing system used has not been fully computerized, and data organizing system is still separate-separate. This causes the system is not able to provide the necessary information for optimal decision making process. In addition, the ease and comfort factor in data processing activities have not been able meet the current system, such as the difficulty of the procces control and maintenance data for a separate data storage.

In designing this information system the author uses waterfall method, where this method use data flow or the flow of information into the system. The data collected through observation, interview, and asked the parties involved with this research. The software used in this information system is the Microsoft Visual Basic 6.0 and database uses SQL Server 2000.

Final conclusions of the authors are with Information System design Purchase and Sales of this medicine can increase the speed and ease in doing data processing process and can reduce errors in data processing.


(4)

i

penggunaan sistem informasi berbasis teknologi informasi, khususnya dalam meningkatkan kelancaran aliran informasi dalam suatu organisasi, Apotek 55 Bandung yang bergerak dibidang pembelian dan penjualan obat mulai memanfaatkan sistem informasi berbasis teknologi informasi sebagai pendukung dalam meningkatkan pelayanan pembelian dan penjualan obat. Namun seiring dengan perkembangan jumlah pembelian dan penjualan obat kepada konsumen yang terus meningkat, sementara sistem pengolahan data yang digunakan belum sepenuhnya terkomputerisasi, serta sistem pengorganisasian data yang masih terpisah – pisah. Hal ini menyebabkan sistem yang ada tidak mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan untuk membantu proses pengambilan keputusan. Disamping itu, faktor kemudahan dan kenyamanan dalam aktivitas pengolahan data belum mampu dipenuhi oleh sistem yang sedang berjalan, seperti sulitnya melakukan proses pengawasan dan pemeliharaan data karena tempat penyimpanan data terpisah.

Dalam perancangan sistem informasi ini penulis menggunakan metode waterfall dimana metode ini menggunakan aliran data atau informasi ke aliran sistem. Data-data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan bertanya kepada pihak terkait dengan penelitian ini. Perangkat lunak yang digunakan dalam sistem informasi ini yaitu Microsoft Visual basic 6.0 dan database menggunakan SQL Server 2000.

Kesimpulan akhir dari penulis adalah dengan dirancangnya Sistem Informasi Pembelian dan Penjualan Obat ini dapat meningkatkan kecepatan dan kemudahan dalam melakukan proses pengolahan data serta dapat memperkecil kesalahan dalam pemrosesan data.


(5)

vi

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN...

ABSTRAK... i

ABSTRACT... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR SIMBOL ... ii iii vi xi xv xviii BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ...………..…….… 1

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ……...…………... 3

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian…...…...……...……... 5

1.4. Kegunaan Penelitian...………..……... 6

1.4.1. Kegunaan Praktis. ……….……... 6

1.4.2. Kegunaan Akademis..…… …………..………... 1.5. Batasan Masalah ... 1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 6 6 7 BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1. Pengertian Sistem.... ... 8

2.2. Karakteristrik Sistem... ... 9

2.3. Tinjauan Umum Tentang Apotek…………..……….. 12 2.3.1. Pengertian Pembelian…….…………...………..………... 2.3.2. Pengertian Penjualan ... 2.3.3. Pengertian Obat…………... 2.4. Pengertian Data...……….... 2.5. Pengertian Pengolahan Data……….. ...

12 13 14 14 15


(6)

vii

2.6. Pengertian Informasi……… ... 2.6.1. Siklus Informasi……… ... 2.6.2. Kualitas Informasi………... 2.7. Nilai Informasi…… ... 2.8. Pengertian Sistem Informasi. ... 2.9. Metode Perancangan Sistem ( Sistem Design)...

2.9.1. Bagan Alir Dokumen ( Flow Map ) ... 2.9.2. Diagram Arus Data / Data Flow Diagram………..

2.9.3. Kamus Data………

2.10. Desain Database……… ... 2.10.1. ERD ( Entity Relation Diagram )……….... 2.10.2. Normalisasi……….. 2.10.3. Relasi Tabel……….. 2.10.4. Struktur File ( File Structure )………. 2.11. Perancangan Program…………...

2.11.1. Perancangan Masukan / Keluaran ( Input / Output )……… 2.11.2. Pengkodean ( Coding )……….. 2.11.3. Struktur Menu……… 2.11.4. Kebutuhan Sistem……….. 2.12. Arsitektur Aplikasi………. 2.12.1. Pengertian Jaringan Komputer……….. 2.12.2. Tipe – Tipe Jaringan Komputer……… 2.12.3. Topologi Jaringan Komputer………. 2.13. Sekilas Tentang Microsoft Visual Basic 6.0……….. 2.14. SQL Server 2000………

15 15 16 18 18 19 20 20 22 22 22 26 27 28 28 28 29 31 31 32 32 32 34 40 41 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 42

3.1. Objek Penelitian... ... 3.1.1. Sejarah Singkat Apotek 55 ... 3.1.2. Visi dan Misi... ... 3.1.3. Struktur Organisasi... 3.1.4. Deskripsi Tugas...

42 42 43 43 45


(7)

viii

3.2. Metode Pengumpulan Data... ... 3.2.1. Sumber Data Primer ( Wawancara, Observasi, Kuesioner ). 3.2.2. Sumber Data Sekunder ( Dokumentasi )... 3.3. Metode Pendekatan / Pengembangan Sstem... 3.3.1. Metode Pendekatan Sistem... ... 3.3.2. Metode Pengembangan Sistem... 3.3.3. Alat Bantu Analisis dan Perancangan...

3.3.3.1. Bagan Alir Dokumen ( Flow Map ). ... 3.3.3.2. Diagram Konteks ... 3.3.3.3. Data Flow Diagram... ... 3.3.3.4. Kamus Data... ... 3.3.3.5. Perancangan Basis Data ...

46 46 47 47 47 48 51 51 52 52 53

3.4. Faktor Pengujian Software ... BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ...

4.1. Analisis Sistem yang Berjalan... 4.1.1. Analisis Dokumen... ... 4.1.2. Analisis Prosedure yang sedang Berjalan... ...

4.1.2.1. Flow Map... ... 4.1.2.2. Diagram Konteks... ... 4.1.2.3. Data Flow Diagram... ... 4.1.3. Evaluasi Sistem yang Berjalan... ... 4.2. Perancangan Sistem... ...

4.2.1. Tujuan Perancangan Sistem... 4.2.2. Gambaran Umum Sistem yang Diusulkan... 4.2.3. Perancangan Procedure yang Diusulkan... 4.2.3.1. Flow Map... 4.2.3.2. Diagram Konteks... 4.2.3.3. Data Flow Diagram... 4.2.3.4. Kamus Data... ... 4.2.4. Perancangan Basis Data... ... 4.2.4.1. Normalisasi... ...

56 59 59 59 63 64 67 67 69 70 70 70 71 72 74 74 76 80 80


(8)

ix

4.2.4.2. Relasi Tabel... 4.2.4.3. ERD ( Entity Relationship Diagram )... 4.2.4.4. Struktur File... 4.2.4.5. Kodifikasi... 4.2.5. Perancangan Antar Muka...

4.2.5.1. Struktur Menu... 4.2.5.2. Perancangan Input... 4.2.5.3. Perancangan Output... 4.2.6. Perancangan Arsitektur Jaringan... BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 5.1. Implementasi ...

5.1.1. Batasan Implementasi ( Optional )... 5.1.2. Implementasi Perangkat Lunak ... 5.1.3. Implementasi Perangkat Keras ... 5.1.4. Implementasi Basis Data (Sintaks SQL) ... 5.1.5. Implementasi Antar Muka ...

5.1.5.1. Implementasi Halaman Utama... 5.1.5.2. Implementasi Sub Menu File... 5.1.5.3. Implementasi Sub Menu Master... 5.1.5.4. Implementasi Sub Menu Transaksi... 5.1.5.5. Implementasi Sub Menu Laporan... 5.1.5.6. Implementasi Sub Menu About... 5.1.6. Implementasi Instalasi Program... 5.1.7. Penggunaan Program... 5.2. Pengujian ...

5.2.1. Rencana Pengujian ... 5.2.2. Kasus dan Hasil Pengujian ... 5.2.3. Kesimpulan Hasil Pengujian ...

86 87 89 95 100 100 111 110 113 115 115 115 116 116 117 121 121 122 122 123 123 124 124 127 150 151 151

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 153 6.1. Kesimpulan .……... ……….…. 159


(9)

x

6.2. Saran ……...………..………... 159

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP PENULIS LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

xi

Halaman

1. Gambar 2.1. Karakteristrik Suatu Sistem... .10

2. Gambar 2.2. Siklus Informasi………... 16

3. Gambar 2.3. Relasi Satu Ke Satu……... 24

4. Gambar 2.4. Relasi Satu Ke Banyak... 25

5. Gambar 2.5. Relasi Banyak Ke Banyak...25

6. Gambar 2.6. Relasi Banyak Ke Satu…... 26

7. Gambar 2.7. Interaksi Antara LAN, MAN, WAN, dan GAN ... 34

8. Gambar 2.8. Topologi Bus………... 34

9. Gambar 2.9. Topologi Token Ring……… ... 36

10. Gambar 2.10 Topologi Star………...37

11. Gambar 2.11 Sistem Client - Server………….. ... 39

12. Gambar 3.1 Struktur Organisasi Apotek 55 …………... 44

13. Gambar 3.2 Metode Waterfall………... 49

14. Gambar 4.1 Flow Map Pembelian Obat yang Berjalan pada Apotek 55……. 65

15. Gambar 4.2. Flow Map Penjualan Obat yang Berjalan pada Apotek 55……. 66

16. Gambar 4.3. Diagram Konteks Yang Sedang Berjalan………..………... 67

17. Gambar 4.4. DFD Level1 yang Berjalan pada Apotek 55………...68

18. Gambar 4.5. Flow Map usullan pada Apotek 55 …………... 73

19. Gambar 4.6. Diagram Konteks Yang Diusulkan di Apotek 55 ……... ……...74


(11)

xii

24. Gambar 4.11. Struktur Menu ……….. 101

25. Gambar 4.12. Rancangan Login ……….. 102

26. Gambar 4.13. Rancangan MDIForm1………... 103

27. Gambar 4.14. Rancangan Input Data Obat ... 103

28. Gambar 4.15. Rancangan Input Supplier……...104

29. Gambar 4.16. Rancangan Input Pegawai... 105

30. Gambar 4.17. Rancangan Input Transaksi Pembelian…... 105

31. Gambar 4.18. Rancangan Input Transaksi Penjualan... 106

31. Gambar 4.19. Rancangan Input Transaksi Pemesanan... 107

31. Gambar 4.20. Rancangan Input Transaksi Penjualan Non Pelanggan... 107

32. Gambar 4.21. Rancangan Form Laporan Pembelian... 108

33. Gambar 4.22. Rancangan Form Laporan Penjualan... 108

34. Gambar 4.23. Rancangan Form Laporan Stok Op Name... 109

35. Gambar 4.24. Rancangan Form Laporan Penjualan Non Pelanggan…...109

36. Gambar 4.25. Rancangan Form Laporan Pemesanan………...…...110

37. Gambar 4.26. Rancangan Laporan Pembelian ...111

38. Gambar 4.27. Rancangan Laporan Penjualan... 111

39. Gambar 4.28. Rancangan Laporan Stok Op Name ………...112

40. Gambar 4.29. Rancangan Laporan Penjualan Non Pelanggan…….…...112


(12)

xiii

45.Gambar 5.3Kotak Dialog welcome to the SIAPO … ..………..………….125

46.Gambar 5.4Kotak Dialog Begin ………..125

47.Gambar 5.5Kotak Dialog Chose Program Group……….126

48.Gambar 5.6 Kotak Dialog Instaling ……….126

49.Gambar 5.7Kotak Dialog Setup Successfully ……….127

50.Gambar 5.8 Form Login ………..……….127

51. Gambar 5.9.Kotak Pesan Error ...128

52. Gambar 5.10 Menu Utama ...129

53. Gambar 5.11. Form Obat ………...130

54. Gambar 5.12 Pesan Data Obat Telah Tersimpan... .….130

55. Gambar 5.13 Pesan Data Obat Telah Diubah …...131

56. Gambar 5.14. Kotak Pesan Menghapus Data... 131

57. Gambar 5.15. Form Supplier ………... 132

58.Gambar 5.16. Pesan Data Supplier Telah Tersimpan ………....132

59.Gambar 5.17 Pesan Data Supplier Telah Diubah .………..133

60.Gambar 5.18 Kotak Pesan Menghapus Data……….……….133

61.Gambar 5.19 Form Pegawai………..134

62.Gambar 5.20 Pesan Data Pegawai Telah Tersimpan ………….…………...134

63.Gambar 5.21 Pesan Data Pegawai Telah Diubah ………..135


(13)

xiv

68.Gambar 5.26 Form Transaksi Penjualan..………..138

69.Gambar 5.27 Form Tampilan Informasi Pembayaran……….139

70.Gambar 5.28 Bukti Pembayaran Penjualan ………....139

71.Gambar 5.29 Form Trasaksi Penjualan Non Pelanggan……….140

72.Gambar 5.30 Form Tampilan Informasi Pembayaran………....141

73.Gambar 5.31 Form Trasaksi Pemesanan… ………....142

74.Gambar 5.32 Form Tampilan Informasi Pembayaran……….143

75.Gambar 5.33Form Laporan Pembelian ...143

76.Gambar 5.34Form Cetak Laporan Pembelian ...144

77.Gambar 5.35Form Laporan Penjualan ...145

78.Gambar 5.36 Form Cetak Laporan Penjualan ...146

79.Gambar 5.37 Form Laporan Stok Op Name………...146

80.Gambar 5.38 Form Cetak Laporan Stok Op Name………...147

81.Gambar 5.39 Form Laporan Penjualan Non Pelanggan..………....148

82.Gambar 5.40 Form Laporan Pemesanan ………...149


(14)

xvii

SIMBOL KETERANGAN

Multi Dokumen

Menunjukan dokumen masukan ( Formulir ) atau dokumen keluaran ( Laporan ), baik untuk proses manual atau komputer.

Proses Manual

Menunjukan proses yang dilakukan secara manual Proses

Menunjukan kegiatan proses dari operasi program komputer

Database

Penyimpanan Data Aliran / Arus

Menunjukan arus informasi yang masuk dan keluar antar proses, bagian dan antar penyimpanan

Arsip

Menunjukan tempat penyimpanan dalam bentuk arsip atau dokumen

Dokumen

Menunjukan dokumen masukan (formulir) atau

dokumen keluaran (laporan) baik untuk proses manual atau komputer


(15)

xviii

SIMBOL KETERANGAN

Menunjukan aliran data

Merupakan suatu kesatuan atau entitas

Merupakan simbol dari hubungan atau relasi antar entitas

DAFTAR SIMBOL

DATA FLOW DIAGRAM (DIAGRAM ALIR DATA)

SIMBOL KETERANGAN

Aliran / Arus

Menunjukan arus informasi yang masuk dan keluar antar proses, bagian dan antar penyimpanan

Kesatuan Luar (External Entity) / Boundary Merupakan suatu kesatuan atau entitas

Proses

Merupakan simbol proses/kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer

Simpanan Data


(16)

xv

1 Tabel 1.1. Jadwal Kegiatan Penelitian………...………... 7

2. Tabel 4.1Struktur Field Obat………... 89

3. Tabel 4.2. Struktur Field Pegawai... 90

4. Tabel 4.3. Struktur Field Supplier……... 91

5 Tabel 4.4. Struktur File Detail Pembelian...91

6. Tabel 4.5. Struktur File Head Pembelian... 92

7. Tabel 4.6. Struktur File Detail Penjualan ... 92

8. Tabel 4.7. Struktur File Head Penjualan ... 93

9. Tabel 4.8. Struktur File Head Pemesanan ... 93

10. Tabel 4.9. Struktur File Detail Pemesanan ...94

11. Tabel 4.10. Struktur File Head Penjualan Non Pelanggan... 94

12. Tabel 4.11. Struktur File Detail Penjualan Non Pelanggan... 95

13 . Tabel 5.1Implementasi Struktur Menu………..………...122

14. Tabel 5.2Implementasi Sub Menu File………...122

15. Tabel 5.3Implementasi Sub Menu Master………..122

16. Tabel 5.4Implementasi Sub Menu Transaksi….………123

17.Tabel 5.5Implementasi Sub Menu Laporan………..123

18. Tabel 5.6 Implementasi Sub Menu About………..124

19. Tabel 5.7 Rencana Pengujian………..151


(17)

xvi

24. Tabel 5.12. Pengujian Data Transaksi Pembelian………..155 25. Tabel 5.13. Pengujian Data Transaksi Penjualan….………. 155 26. Tabel 5.14. Pengujian Data Transaksi Penjualan Non Pelanggan…………. 156 27. Tabel 5.15. Pengujian Data Transaksi Pemesanan.………. 157


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Kebutuhan teknologi informasi sangatlah kita butuhkan pada era globalisasi saat ini, diantaranya teknologi sistem informasi yang sangat banyak dibutuhkan oleh perusahaan maupun instansi lainnya. Perkembangan sistem informasi memudahkan para pengguna untuk melaksanakan tugasnya dengan cepat dan akurat. Sistem informasi dapat menciptakan aliran data yang lebih efektif dan efisien, menentukan model penyajian yang informatif dan standar. Kecepatan dan ketepatan dalam mendapat suatu informasi dapat didukung oleh sistem komputerisasi yang dapat memudahkan dalam pengolahan data instansi tersebut. Dalam mengantisipasi masalah-masalah yang kemungkinan besar akan dihadapi pada masa yang akan datang, konsep-konsep mengenai data, informasi, sistem, dan sistem informasi perlu dicermati.

Di daerah Moh. Toha merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak sekali apotek yang sangat di butuhkan oleh masyarakat setempat, baik apotek yang memiliki fasilitas lengkap maupun apotek yang hanya memiliki fasilitas sederhana. Apotek 55 Bandung adalah salah satu apotek yang memiliki fasilitas sederhana pengolahan data pembelian dan penjualan obat yang ada pada apotek 55 Bandung belum dapat membantu proses pembelian dan penjualan secara cepat dan efisien.


(19)

Masalah-masalah sistem informasinya yang meliputi data obat yang masuk dan yang telah terjual belum efektif, data yang diarsipkan berupa catatan-catatan pada akhirnya menjadi penumpukan berkas yang mengakibatkan data tersebut rusak atau hilang. Data supplier yang ada diapotek 55 Bandung juga tidak jauh beda seperti data obatnya yaitu masih dilakukan dengan cara proses pencatatan, untuk laporan-laporan dari setiap transaksi diapotek 55 Bandung juga sering terjadi ketidaksesuaian.

Sistem informasi pengolahan data pembelian dan penjualan obat pada apotek merupakan perkembangan ilmu komputer dan juga perkembangan ilmu kesehatan yang disatukan sehingga menjadi suatu sistem yang dapat dimanfaatkan. Peneliti mencoba memanfaatkan Sistem Informasi pengolahan data apotek ini di dalam kehidupan sekitar, misalnya diperlukannya untuk mempermudah pengguna dalam mengelola data yang secara tak langsung juga dapat mempercepat proses transaksi yang dilakukan oleh penggunanya. Jika sistem informasi tersebut tidak dapat digunakan dengan baik dan tidak disosialisasikan secepatnya maka akan terjadi banyaknya sistem informasi dan transaksi yang tidak teratur.

Dampak langsung pada sistem informasi data di apotek-apotek yang ada di kota bandung saat ini diantaranya dalam pengolahan data, sehingga menyebabkan sulitnya dalam melakukan proses pencarian data. Proses penyimpanan data yang selama ini dilakukan masih menggunakan manual dan dibuat dalam bentuk beberapa dokumen. Sedangkan dampak tak langsung dapat dirasakan oleh para perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan khususnya jual beli obat-obatan atau apotek yang berada di kota Bandung yang mengharapkan perkembangan sistem informasi data di


(20)

kalangan masyarakat saat ini guna mempercepat proses transaksi antara konsumen dengan apotek itu sendiri.

Perancangan sistem ini hanya sebagian kecil dari solusi untuk memecahkan permasalahan yang ada di apotek-apotek di kota Bandung ini. Semoga bermanfaat bagi penggunanya maupun seluruh elemen masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis hendak merancang sebuah sistem informasi yang didalamnya terdapat informasi tentang data pembelian dan penjualan

obat di apotek yaitu : “ PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

PENGOLAHAN DATA PEMBELIAN DAN PENJUALAN OBAT DI APOTEK 55 BANDUNG “.

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Masalah yang dapat diidentifikasikan dari perancangan sistem informasi pengolahan data pembelian dan penjualan obat yang sedang berjalan pada Apotek 55 diantaranya :

1) Sistem pengolahan data pembelian dan penjualan obat yang digunakan pada saat ini masih dalam bentuk manual, Sehingga menyebabkan sulitnya dalam melakukan proses pencarian data. Dimana proses penyimpanan data laporan yang dilakukan selama ini masih dalam bentuk dokumen dan belum terintegrasi dengan database.

2) Sistem pengolahan data yang ada membutuhkan waktu yang relatif lama dan


(21)

3) Pada bagian apoteker, proses pemeriksaan stok persediaan obat masih dilakukan secara manual sehingga lebih banyak waktu dan tenaga yang dikeluarkan oleh pegawai.

Dalam penelitian dan perancangan pengolahan data pembelian dan penjualan obat ini dilakukan rumusan terhadap permasalahan dengan tujuan agar penelitian dapat dilakukan secara lebih terarah sehinggga memudahkan proses pencapaian tujuan yang diharapkan dari penelitian ini. Rumusan permasalahan dari sistem ini antara lain :

1) Bagaimana sistem yang sedang berjalan mengenai data pembelian dan data penjualan obat di Apotek 55 Bandung.

2) Bagaimana perancangan Sistem Informasi Pembelian dan Penjualan Obat di Apotek 55 Bandung

3) Bagaimana menguji sistem informasi yang akan dibuat sehingga dapat dipakai dan diterapkan baik dalam jangka waktu panjang ataupun dalam jangka waktu yang pendek oleh pihak apotek.

4) Bagaimana implementasi Sistem Informasi yang akan dibuat agar dapat diterapkan oleh perusahaan sehingga menimbulkan efisiensi kerja.


(22)

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk membangun rancangan sistem informasi Pengolahan Data Pembelian dan Penjualan Obat pada Apotek 55 yang terkomputerisasi. Dengan pembangunan sistem tersebut, dapat meningkatkan efektifitas kerja terhadap pembangunan sistem informasi Pembelian dan Penjualan Obat. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sistem yang berjalan di Apotek 55 yang selama ini masih dilakukan dengan cara proses pencatatan, pencarian dan penyimpanan berkas. 2. Untuk membuat rancangan Sistem Informasi Pembelian dan Penjualan Obat di

Apotek 55 Bandung dimana apabila telah diterapkan oleh pihak apotek, Sistem Informasi ini dapat memberikan kemudahan dalam pengelolaan data pembelian dan penjualan obat.

3. Untuk menguji Sistem Informasi yang dibuat, sejauh mana sistem ini dapat berjalan sehingga pihak apotek dapat mengoperasikan dan menerapkannya dengan baik tanpa mengeluarkan waktu dan tenaga.

4. Untuk mengimplementasikan Sistem Informasi Pembelian dan Penjualan Obat Di

Apotek 55 Bandung, apabila suatu saat apotek dapat menerapkan sistem ini dengan baik, dengan sendirinya pihak apotek pun dapat melakukan pengolahan data pembelian dan penjualan obat, sehingga terciptakan efisiensi dalam bekerja.


(23)

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi kegunaan praktis maupun kegunaan akademis.

1.4.1. Kegunaan Praktis

1. Dapat memberikan kemudahan dalam melakukan pencarian data baik data pembelian maupun penjualan yang dilakukan oleh apotek 55.

2. Membangun sebuah sistem yang sudah terkomputerisasi sehingga dapat meminimalkan kemungkinan masalah – masalah yang muncul akibat pemakaian sistem yang masih manual.

3. Mengurangi adanya duplikasi data terhadap sistem informasi di apotek. 1.4.2. Kegunaan Akademis

Dapat memahami dan menambah pengetahuan serta wawasan di bidang teknologi sistem informasi khususnya yang berhubungan dengan sistem informasi Pembelian dan Penjualan Obat pada Apotek 55.

1.5. Batasan Masalah

Dalam penelitian dan perancangan pengolahan data pembelian dan penjualan obat pada apotek ini dilakukan pembatasan terhadap permasalahan dengan tujuan agar penelitian dapat dilakukan secara terarah sehingga memudahkan proses pencapaian tujuan yang diharapkan dari penelitian ini. Batasan masalah dari sistem ini antara lain :

1. Dalam pembuatan laporan penjualan, yang dibuat hanya untuk pembayaran secara tunai.


(24)

2. Pada sistem ini hanya dapat melakukan transaksi penjualan dan pembelian obat saja. Untuk pembelian hanya membahas pembelian dan pemesanan obat ke supplier,

3. Pada sistem ini hanya membahas stok yang tersedia saja.

4. Pada sistem ini tidak membahas retur barang dari supplier maupun dari konsumen.

5. Pada sistem ini biaya racik obat dan biaya dokter ditentukan oleh Apoteker.

1.6. Lokasi Dan Jadwal Penelitian

Pengolahan data pembelian dan penjualan obat ini dilakukan dengan mengambil data–data yang penulis peroleh dari berbagai sumber terutama di pihak Apotek 55 Bandung Berikut Estimasi jadwal penyelesaian penelitian & perancangan yang penulis rencanakan:

Tabel 1. Jadwal Penelitian

No Nama Kegiatan

2009/2010

Oktober November Desember Januari

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengumpulan Data

2 Analisis Kebutuhan

3

Perancangan

Sistem

4

Pembuatan

Program


(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Sistem

Menurut Jogiyanto (1989 : 1) yang dimaksud dengan sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.

Sebuah sistem terdiri atas bagian-bagian yang bergabung untuk satu tujuan tertentu, sebuah sistem terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai sasaran, maksud atau tujuan tertentu. Sistem terbagi atas dua kelompok didalam mendefinisikanya, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemenya. Pendekatan sistem yang menekankan pada prosedure mendefinisikan sebagai berikut :

“Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedure-prosedure yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan sustu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.”Jogianto HM (1989:1)

Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedure menekankan urutan-urutan operasi dalam sistem. Prosedure didefinisikan oleh Richard F.Neuschel sebagai berikut :

“Suatu prosedure adalah urutan-urutan operasi klerikal (tulis-menulis), biasanya melibatkan beberapa orang didalam satu atau lebih departemen, yang


(26)

diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi.

Pendekatan sistem yang lebih mendekatkan diri pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai berikut :

“Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.”

Dalam Komite Standarisasi Perekayasaan Amerika (America Nasional Standards institute Inc.) mendefinisikan sebagai berikut :

“Sistem adalah serangkaian metode, prosedure, atau teknik yang disatukan oleh interaksi yang teratur sehingga membentuk suatu kesatuan yang terpadu. Enid Squire (1992:1)”.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang saling berhubungan dan bertanggung jawab memproses masukan (input), sehingga menghasilkan keluaran (output) sesuai dengan keinginan. Setiap sistem tidak peduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem yang mana masing-masing menjalankan suatu tertentu yang mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

2.2. Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau ciri–ciri tertentu yaitu sebagai berikut:


(27)

Gambar 2.1 Karakteristik suatu system Sumber : Jogiyanto (2002:89)

a. Komponen Sistem

Pada suatu sistem terdiri dari beberapa atau sejumlah komponen yang saling berhubungan atau berinteraksi antara komponen yang satu dengan komponen yang lainnya atau bekerjasama untuk membentuk satu kesatuan dan dalam komponen sistem ini atau elemen–elemen sistem ini dapat berupa subsistem yang lebih kecil.

b. Batasan (boundary)

Batasan sistem merupakan garis besar abstraksi yang memisahkan antara sistem dan lingkungannya, batas sistem ini juga menunjukan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.


(28)

c. Lingkungan luar sistem (environment)

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun yang terdapat diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem, lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga merugikan sistem tersebut, lingkungan luar sistem yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara.

d. Penghubung (interface)

Penghubung sistem merupakan suatu media antara satu sub sistem dengan yang lainnya, melalui penghubung ini memungkinkan sumber–sumber mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya.

e. Masukan Sistem (input)

Masukan atau input merupakan energi yang dimasukan kedalam sistem, masukan ini dapat berupa energi manusia, data model, bahan baku, layanan atau lainnya, input atau masukan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu, serial input, probable input, dan feedback input.

f. Keluaran (output)

Keluaran sistem merupakan hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna, pembuangan keluaran sistem dapat merupakan masukan untuk susbsistem yang lain atau menuju kepada suatu sistem, definisi lain ialah output merupakan hasil dari porses yang merupakan tujuan dari keberadaan sistem.


(29)

g. Pengolah Sistem (proses)

Pengolahan atau proses merupakan perubahan dari masukan atau input menjadi keluaran proses ini mungkin dilakukan oleh mesin, orang atau komputer.

h. Sasaran (objective)

Sasaran dari suatu sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem serta keluaran yang akan dihasilkan suatu sistem, serta dikatakan berhasil jika mengenai sasaran atau tujuannya, karena tujuan ini merupakan target atau sasaran akhir yang akan dicapai oleh sustu sistem.

2.3. Tinjauan Umum Tentang Apotek

Setiap orang pada umumnya pasti mengalami suatau keadaan yang kurang baik dalam masalah kesehatannya, untuk itu apotek sangat berperan sekali dalam masalah kesehatan yang dialami oleh semua masyarakat. Apotek merupakan sebuah tempat atau rumah untuk melakukan peramuan obat dan juga penjualan obat untuk masyarakat, apotek diibaratkan juga sebagai tempat pengobatan, pencegahan, dan pertolongan pertama dalam kesehatan masyarakat sebelum ke rumah sakit.

2.3.1 Pengertian Pembelian

Pengertian pembelian adalah sebagai salah satu fungsi dari pembelanjaan atau merupakan kegiatan dari pembelanjaan. Pembelian sama pentingnya dengan penjualan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan setiap perusahaan, seperti kebutuhan peralatan kantor, gedung, peralatan produksi, dan lain sebagainya.


(30)

2.3.2 Pengertian penjualan

Penjualan merupakan bagian dari kegiatan pemasaran,penjualan sangat penting dan sangat menentukan era suatu pemasaran untuk produknya yaitu dengan cara menjual produk tersebut dan apabila penjualan tidak dapat dilaksanakan maka fungsi-fungsi lain dari pemasaran tidak akan berjalan.kegiatan penjualan terbagi dalam dua cara yaitu :

Penjualan kredit yaitu penjualan barang yang dilakukan dengan cara mengirim barang sesuai dengan pesanan dari pembeli dan tidak ada pembayaran langsung yang terjadi dalam jangka waktu tertentu took mempunyai tagihan pada pembeli tersebut.

Penjualan tunai yaitu apabila toko tersebut menjual produknya sesuai langsung pada pembeli dan dibayar pada saat itu juga oleh pembeli.

Pengertian penjualan menurut “American Marketing Association”

ditetapkan sebagai berikut: Proses pemberian bantuan persuasi secara pribadi atau non pribadi agar membeli suatu komoditi atau jasa agar bertindak yang menguntungkan suatu gagasan atau ide yang mengandung arti komersial bagi penjual. Dari pemikiran diatas maka diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan sistem penjualan adalah pola hubungan atar bagian-bagian yang saling berkaitan untuk melakukan kegiatan yaiti memproses data penjualan sehingga menghasilkan informasi yang cepat, tepat dan akurat sehingga memuaskan kedua belah pihak.


(31)

2.3.3 Pengertian Obat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) mengartikan bahwa obat adalah bahan yang digunakan untuk mengurangi, menghilangkan penyakit, atau menyembuhkan orang yang sedang sakit.

Pada prakteknya obat-obatan yang ada dapat berfungsi sebagai obat ataupun racun. Obat dapat berfungsi sebagai pengobatan apabila tepat digunakan dalam pengobatan suatu penyakit tentunya dengan dosis yang tepat dan benar. Sebaliknya obat dapat berubah menjadi racun apabila digunakan dengan dosis yang sangat berlebihan.

2.4. Pengertian Data

Menurut Jogiyanto (1989) Data adalah Kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saan tertentu.

Menurut Ams (2003) Data adalah bahan utama dari pekerjaan manajemen sistem informasi. Tanpa data pekerjaan informasi tidak akan pernah ada. Data adalah fakta yang terjadi karena adanya kegiatan organisasi yang tejadi pada lini transaksi, manajemen lini bawah, lini tengah, dan lini atas.


(32)

2.5. Pengertian Pengolahan Data

Menurut Jogiyanto (1989) Pengolahan Data (data processing) adalah manipulasi dari data kedalam bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti, berupa suatu informasi.

Menurut Ams (2003) Pengolahan data merupakan cara mengolah suatu data menjadi informasi yang diperlukan oleh pemakainya.

2.6. Pengertian Informasi

Menurut Jogiyanto (1989) Informasi adalah data yang diolah yang menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.

Menurut Ams (2003) : “Informasi adalah bahan yang dihasilkan dari pengolahan data”

Pengertian informasi menurut Gordon B. Davis dalam bukunya yang berjudul Management Information System (2003) : “Informasi adalah data yang sudah diproses menjadi bentuk yang berguna bagi pemakai, dan mempunyai nilai pikir yang nyata bagi pembuatan keputusan pada saat sedang berjalan atau untuk prospek masa depan”.

2.6.1 Siklus Informasi

Data merupakan bentuk yang masih mentah, belum dapat berceritera banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk dihasilkan informasi. Data diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan,


(33)

yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali.

Data tersebut ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus menurut John Burch (1999:695).

Gambar 2.2 Siklus Informasi (Sumber : Jogiyanto(1989))

2.6.2 Kualitas Informasi

Tidak semua informasi berkualitas. Oleh karena itu, sudah seharusnya dilakukan penyaringan terhadap informasi yang beredar atau yang dapat ditangkap. Menurut Oetomo (2002) Kualitas ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Keakuratan dan teruji kebenaranya


(34)

tidak menyesatkan. Kesalahan-kesalahan itu dapat berupa kesalahan perhitungan maupun akibat gangguan (noise) yang dapat mengubah dan merusak informasi tersebut.

2. Kesempurnaan informasi

Untuk mendukung faktor pertama diatas, maka kesempurnaan informasi menjadi faktor penting, dimana informasi disajikan lengkap tanpa pengurangan, penambahan, atau pengubahan.

3. Tepat waktu

Informasi harus disajikan dengan tepat waktu, mengingat informasi akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan. Keterlambatan informasi akan mengakibatkan kekeliruan dalam mengambil keputusan.

4. Relevansi

Informasi akan memiliki nilai manfaat yang tinggi, jika informasi tersebut diterima oleh mereka yang membutuhkan, dan menjadi tidak berguna jika diberikan kepada mereka yang tidak membutuhkan.

5. Mudah dan murah

Kini, Cara dan biaya untuk memperoleh informasi menjadi bahan pertimbangan sendiri. Bilamana cara dan biaya untuk memperoleh informasi sulit dan mahal, maka orang menjadi tidak berminat untuk memperolehnya, atau mencari alternatif subtitusinya. Biaya mahal yang dimaksud disini, jika bobot informasi tidak sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan. Dengan


(35)

melalui teknologi internet, kini orang atau perusahaan dapat memperoleh informasi dengan mudah dan murah.

2.7. Nilai Informasi

Nilai informasi (value information) ditentukan dari dua hal yaitu manfaat dan biaya mendapatkanya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan mendapatkanya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan didalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menggabungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah yang tertentu dengan biaya untuk memperolehnya, karena sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang tetapi ditaksir nilai efektivitasnya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit.

2.8. Pengertian Sistem Informasi

Tidak semua data yang mengalir dapat diolah dan digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan dalam perusahaan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat mengelola data yang sedang mengalir didalam dan diluar lingkungan organisasi menjadi informasi yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan.

Pertanyaannya adalah dari mana informasi tersebut biasa didapatkan? Jawabanya adalah dari sistem informasi (information sistem) atau disebut juga


(36)

dengan processing sistem atau information prosessing sistem atau information generating sistem.

Menurut Jogiyanto (1989) Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Menurut Oetomo (2002) Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi.

2.9. Metode Perancangan Sistem (Sistem Design)

Proses perancangan diperlukan untuk menghasilkan suatu rancangan sistem yang baik, karena dengan adanya rancangan yang tepat akan menghasilkan sistem yang stabil dan mudah dikembangkan dimasa mendatang. Perancangan yang kurang baik akan mengakibatkan sistem yang dibangun akan sangat berlebihan dari kebutuhan yang diperlukan. Tahap perancangan disebut juga tahap pemecahan masalah, yaitu dengan menyusun suatu akur sistem, masukan , prosedure proses, keluaran dan database.


(37)

2.9.1 Bagan Alir Dokumen (flowmap)

Bagan alir dokumen merupakan bagan alir yang menunjukan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusanya. Beberapa simbol yang digunakan dibagan alir dokumen antara lain:

1.Dokumen

Simbol ini menunjukkan dokumen input atau output baik untuk proses manual, mekanik, atau komputer.

2.Kegiatan manual

Simbol ini menunjukkan pekerjaan manual yang dilakukan oleh orang. 3.Simpanan offline

Simbol ini menunjukkan file non-komputer yang diarsipkan. 4.Proses

Simbol ini menunjukkan bagian proses dari operasi program komputer. 5.Simpanan data

Simbol ini menunjukkan tempat penyimpanan data.

6. Penghubung

Simbol ini menunjukkan penghubung kehalaman yang masih sama atau kehalaman lain.

2.9.2 Diagram Arus Data / Data Flow Diagram

DFD (Data Flow Diagram) digunakan untuk menggambarkan suatu sistem

yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya lewat


(38)

telepon, surat dan sebagainya) atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan (misalnya Harddisk, Flashdisk, Disket, CD, dan sebagainya). Beberapa simbol yang digunakan di DFD antara lain:

1. Kesatuan Luar (External Entity)

Setiap sistem pasti mempunyai batas sistem yang memisahkan suatu sistem dengan lingkungan luarnya. Sistem akan menerima input dan menghasilkan output kepada lingkungan luarnya. Kesatuan luar (external entity) merupakan kesatuan di lingkungan luar sistem dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem.

2. Arus Data (Data Flow)

Arus data di DFD diberi simbol suatu panah. Arus data ini mengalir diantara proses (process), simpanan data (data store) dan kesatuan luar (external entity). Arus data ini menunjukkan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.

3. Proses

Proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Suatu proses dapat ditunjukkan dengan simbol lingkaran atau dengan simbol empat persegi panjang tegak dengan sudut-sudutnya tumpul. Simpanan data (data Store). Simpanan data merupakan simpanan dari data yang dapat berupa:


(39)

a. Suatu file atau database di sistem komputer. b. Suatu arsip atau catatan manual.

c. Suatu kotak tempat data di meja seseorang. d. Suatu table acuan manual.

e. Suatu agenda atau buku.

Simpanan data di DFD dapat disimbolkan dengan sepasang garis horizontal parallel yang kedua ujungnya terbuka atau salah satu ujungnya tertutup.

2.9.3 Kamus Data

Kamus data atau Data Dictionary adalah katalog fakta tentang data kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Kamus data digunakan untuk mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap. Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang ada dalam DFD (Data Flow Diagram) dan hanya ditunjkukan arus datanya saja.

2.10. Desain Database

Basis data merupakan kumpulan dari data-data yang saling terkait dan saling berhubungan satu dengan yang lainya. Basis data adalah kumpulan-kumpulan file yang saling berkaitan.

2.10.1 ERD (Entity Relation Diagram)

ERD menurut Kusrini and Koniyo (2007) merupakan notasi grafis dalam pemodelan data konseptual yang mendeskripsikan hubungan antar penyimpangan. ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data, karena hal


(40)

ini relatif kompleks. Diagram ERD kita dapat menguji model dengan mengabaikan proses yang harus dilakukan. Dengan ERD kita mencoba menjawab pertanyaan, “Data apa yang kita perlukan? Bagaimana data yang satu berhubungan dengan yang lain?”

ERD Menggunakan sejumlah notasi dan symbol untuk menggambarkan

struktur dan hubungan antar data.pada dasarnya ada 3 simbol yang digunakan yaitu: 1. Entity

Entity adalah suatu objek yang dapat diidentifikasikan dalam lingkungan pemakai, sesuatu yang penting bagi pemakai dalam konteks sistem yang akan dibuat. Sebagai contoh adalah barang, pemasok, pekerja dan lain-lain seandainya A adalah barang maka A adalah isi dari barang, sedanggakan jika B adalah seorang pelanggan maka B adalah isi dari pelanggan. Karena itu harus dibedakan antara entitas sebagai bentuk umum dari deskripsi tertentu dan isi entitas seperti A dan B dalam contoh diatas. Entitas digambarkan dalam bentuk persegi empat.

2. Atribut

Entitas mempunyai elemen yang disebut atribut dan berfungsi

mendeskripsikan karakter entitas, misalnya atribut nama barang dari entitas barang. Setiap ERD bisa berisi lebih dari satu atribut. Entitas digambarkan dalam bentuk elips.


(41)

3. Hubungan (Relationship)

Sebagaimana halnya entitas, hubungan pun harus dibedakan antara hubungan atau bentuk hubungan antar entitas dengan isi dari hubungan itu sendiri. Misalnya dalam kasus hubungan antara entitas barang dan entitas pelanggan adalah menjual barang, sedangkan isi hubungannya dapat berupa tanggal jual atau yang lainnya. Relationship digambarkan dalam bentuk intan (diamonds).

Jenis- Jenis hubungan antara lain: 1. One to One Relationship

Hubungan antara file pertama dan file kedua adalah satu berbanding satu.

Gambar 2.3 : Relasi satu ke satu (Sumber Kusrini and Koniyo (2007)) 2. One to Many Relationship

Hubungan antara file pertama dan file kedua adalah satu berbanding banyak atau dapat pula dibalik menjadi banyak lawan satu.


(42)

Gambar 2.4 :Relasi satu ke banyak (Sumber Kusrini and Koniyo (2007))

3. Many to Many Relationship

Hubungan antara file pertama dan file kedua adalah banyak berbanding banyak.

Gambar 2.5 : Relasi banyak ke banyak (Sumber Kusrini and Koniyo (2007))


(43)

4. Many to One Relationship

Hubungan antara file pertama dan file kedua adalah berbanding satu.

Gambar 2.6 : Relasi banyak ke satu (Sumber Kusrini and Koniyo (2007)) 2.10.2 Normalisasi

Normalisasi merupakan peralatan yang digunakan untuk melakukan proses pengelompokkan data menjadi table-tabel yang menunjukkan entitas dan relasinya.

Dalam proses normalisasi, persyaratan sebuah tabel masih harus dipecah didasarkan adanya kesulitan kondisi pengorganisasian data seperti untuk menambah atau menyisipkan, menghapus atau mengubah, serta pembacaan data dari tabel tersebut. Bila masih ada kesulitan, maka tabel harus dipecah menjadi beberapa lagi, dan dilakukan proses normalisasi kembali sampai diperoleh tabel yang optimal. Secara umum proses normalisasi dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap tidak normal (Unnormal), normalisasi tahap pertama, normalisasi tahap kedua dan normalisasi tahap ketiga. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai ketiga bentuk tersebut dan akan dimulai dengan bentuk tidak normal.


(44)

1. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form) Bentuk ini merupakan rancangan awal dari pembuatan suatu database. Pada tahap ini, semua data yang ada direkam tanpa format tertentu. Data bisa jadi mengalami duplikasi.

2. Bentuk Normal Pertama (1NF)

Suatu tabel dikatakan dalam bentuk normal pertama jika dan hanya jika setiap atribut bernilai tunggal (Atomic Value) untuk setiap barisnya.

3. Bentuk Normal Kedua (2NF)

Suatu tabel dikatakan dalam bentuk normal kedua jika dan hanya jika berada pada bentuk normal pertama dan semua atribut bukan kunci memiliki dependensi sepenuhnya terhadap kunci primer.

4. Bentuk Normal Ketiga (3NF / Third Normal Form)

Semua tabel dikatakan dalam bentuk normal ketiga jika berada pada bentuk normal kedua dan setiap atribut bukan kunci tidak memiliki dependensi transitif terhadap kunci primer.

2.10.3 Relasi Tabel

Di dalam sebuah database, setiap tabel memiliki sebuah field yang memiliki nilai unik untuk setiap baris. Field ini ditandai dengan icon bergambar kunci didepan namanya. Baris-baris yang berhubungan pada tabel mengulangi kunci primer (primary key) dari baris yang dihubungkanya pada tabel lain. Salinan didalam kunci primer di dalam tabel-tabel yang lain disebut dengan kunci asing (foreign key). Kunci asing ini tidak perlu bersifat unik, dan semua field bisa menjadi kunci asing. Yang


(45)

membuat sebuah field merupakan kunci asing adalah jika sesuai dengan kunci primer pada tabel lain.

2.10.4. Struktur File (file structure)

Struktur file merupakan struktur dari perancangan database yang akan digunakan, file-file disususn berdasarkan kelas datanya agar dapat memudahkan dalam penyimpanan data.

2.11. Perancangan Program

Perancangan program dimaksudkan untuk memudahkan pemrogram komputer dalam melaksanakan tugasnya. Pada langkah ini terdapat empat bagian, yaitu perancangan input / output, pengkodean, struktur menu, dan kebutuhan sistem. 2.11.1. Perancangan Masukan/Keluaran (Input/Output)

1. Perancangan Masukan (Input)

Perancangan input merupakan awal dimulainya sistem informasi. Pada perancangan input ini dilakukan tahapan perancangan interface dari program, yaitu bagaimana merancang bentuk dari program sistem informasi yang mudah untuk diakses, cepat dan memperhitungkan efisiensi waktu dan hardware komputer pengguna.


(46)

2. Perancangan Keluaran (Output)

Keluaran (Output) merupakan produk dari sistem informasi yang dapat dilihat, dilakukan perancangan output sistem, bagaimana mendesain sebuah output yang didapat dari beberapa proses pengeditan data yang ada. Output ini berupa tampilan dalam bentuk paper / printer output. Contoh output adalah faktur, check, tanda terima pembayaran dan sebagainya.

2.11.2. Pengkodean (coding)

Pengkodean digunakan untuk tujuan mengklafikasikan data, memasukan data kedalam komputer dan untuk mengambil bermacam-macam informasi yang berhubungan dengannya. Kode dapat dibentuk dari kumpulan angka, huruf dan karakter-karakter khusus (misalnya %, /, -, $, #, &, ;, dan sebagainya). Angka merupakan simbol yang banyak digunakan pada sistem pengkodean.

Menurut Jogiyanto (1989) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengkodean yaitu:

1. Harus mudah diingat.

Supaya kode mudah diingat, maka dapat dilakukan dengan cara menghubungkan kode tersebut dengan obyek yang diwakili dengan kodenya.

2. Harus unik.

Kode harus unik untuk masing-masing item yang diwakilinya. Unik berarti tidak ada kode yang kembar.


(47)

3. Harus fleksibel.

Kode harus fleksibel sehingga memungkinkan perubahan-perubahan atau penambahan item baru tetap dapat diwakili oleh kode.

4. Harus efisien.

Kode harus sependek mungkin, selain mudah diingat juga akan efisien bila direkam disimpanan luar komputer.

5. Harus konsisten.

Bilamana mungkin, kode harus konsisten dengan kode yang telah dipergunakan.

6. Harus distandarisasi.

Kode harus distandarisasi untuk seluruh tingkatan dan departemen dalam organisasi. Kode yang tidak standar akan mengakibatkan kebingungan, salah pengertian dan dapat cenderung terjadi kesalahan pemakaian bagi yang menggunakan kode tersebut.

7. Spasi dihindari.

Spasi didalam kode sebaiknya dihindari, karena dapat menyebabkan kesalahan didalam menggunakanya.

8. Hidari karakter yang mirip.

Karakter-karakter yang hampir serupa bentuk dan bunyi pengucapannya sebaiknya tidak digunakan dalam kode.

9. Panjang kode harus sama.


(48)

2.11.3. Struktur Menu

Menu banyak digunakan dalam dialog karena merupakan jalur pemakai (user interface) yang mudah dipahami dan mudah digunakan. Menu berisi dengan beberapa alternative atau pilihan yang disajikan kepada user. User dapat memilih pilihan dimenu dengan cara menekan tombol angka atau huruf yang dihubungkan dengan pilihan tersebut. Jika pilihan dari menu terlalu banyak, maka dapat diorganisasikan secara berjenjang.

2.11.4. Kebutuhan Sistem

Kebutuhan-kebutuhan sistem (sistems requirements) yang harus diperhatikan dalam merancang sistem informasi antara lain:

1. Kebutuhan Perangkat Lunak (Software Requirements).

Sistem harus disesuaikan denga ketersediaan perangkat lunak yang digunakan oleh perusahaan dan dapat mengikuti perubahan (Upgrade) perangkat lunak yang dilakukan oleh perusahaan.

2. Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware Requirements).

Sistem harus disesuaikan dengan ketersediaan perangkat keras yang digunakan oleh perusahaan dan dapat mengikuti perubahan (Upgrade) perangkat keras yang dilakukan oleh perusahaan.


(49)

2.12. Arsitektur Aplikasi

Arsitektur aplikasi diartikan sebagai suatu rancangan dalam membuat aplikasi sehingga dapat mendukung terbentuknya suatu sistem informasi berupa jaringan komputer dengan berbagai jenis topologi dan manfaat yang di hasilkan.

2.12.1. Pengertian Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama-sama menggunakan hardware/software yang terhubung dengan jaringan. Setiap komputer, printer atau periferal yang terhubung dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan komputer dapat memiliki dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan node.

2.12.2. Tipe-Tipe Jaringan Komputer

Menurut Ira (2005) Jaringan komputer dapat dibedakan berdasarkan cakupan geografisnya. Ada empat kategori utama jaringan komputer yaitu:

1. LAN (Local Area Network)

LAN digunakan untuk menghubungkan komputer yang berada didalam suatu area yang kecil, misalnya didalam suatu gedung perkantoran atau kampus. Jarak antara komputer yang dihubungkanya bisa mencapai 5 sampai 10 km. Suatu LAN biasanya bekerja pada kecepatan mulai 10Mbps sampai 100Mbps. LAN menjadi popular karena memungkinkan banyak


(50)

pengguna untuk memakai sumber daya bersama-sama. Contoh dari sumber daya yang dapat digunakan misalnya suatu mainframe, file server, printer dan sebagainya.

2. MAN (Metropolitan Area Network)

MAN merupakan suatu jaringan yang cakupanyameliputi suatu kota. MAN menghubungkan LAN-LAN yang lokasinya berjauhan. Jangkauan MAN bisa mencapai 10 km sampai beberapa ratus km. Suatu MAN biasanya bekerja pada kecepatan 1,5 sampai 150Mbps.

3. WAN (Wide Area Network)

WAN dirancang untuk menghubungkan komputer-komputer yang terletak pada suatu cakupan geografis yang luas, seperti dari satu kota ke kota lain didalam suatu Negara. Cakupan WAN bisa meliputi 100km sampai 1.000 km, dan kecepatan antar kota bisa bervariasi antara 1,5Mbps sampai 2,4Gbps. Dalam WAN, biaya untuk peralatan tranmisi sangat tinggi, dan biasanya jaringan WAN dimiliki dan dioperasikan sebagai suatu jaringan public.

4. GAN (Global Area Network)

GAN merupakan suatu jaringan yang menghubungkan negara-negara di seluruh dunia. Kecepatan GAN bervariasi mulai dari 1,5 Mbps sampai dengan 100 Gbps dan cakupanya mencakupi ribuan kilometer. Contoh yang sangat baik dari GAN ini adalah Internet. LAN, MAN, WAN dan GAN dapat berinteraksi saru sama lain.


(51)

Gambar 2.7 Interaksi antara LAN, MAN, WAN, dan GAN (Sumber : Ira (2005))

2.12.3. Topologi Jaringan Komputer

Topologi adalah suatu cara menghubungkan komputer yang satu dengan komputer lainnya sehingga membentuk jaringan. Cara yang saat ini banyak digunakan adalah bus, token-ring, star dan peer-to-peer network. Masing-masing topologi ini mempunyai ciri khas, dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri.

1. Topologi BUS

Gambar 2.8 Topologi BUS (Sumber :Yudhi(2003) )


(52)

Keuntungan 1. Hemat kabel

2. Layout kabel sederhana 3. Mudah dikembangkan Kerugian

1. Deteksi dan isolasi kesalahan sangat kecil 2. Kepadatan lalu lintas

3. Bila salah satu client rusak, maka jaringan tidak bisa berfungsi 4. Diperlukan repeater untuk jarak jauh

2. Topologi TokenRING

Metode token-ring (sering disebut ring saja) adalah cara menghubungkan komputer sehingga berbentuk ring (lingkaran). Setiap simpul mempunyai tingkatan yang sama. Jaringan akan disebut sebagai loop, data dikirimkan kesetiap simpul dan setiap informasi yang diterima simpul diperiksa alamatnya apakah data itu untuknya atau bukan.


(53)

Gambar 2.9 Topologi TokenRing (Sumber : Yudhi(2003)) Keuntungan

1. Hemat Kabel. Kerugian

1. Peka kesalahan

2. Pengembangan jaringan lebih kaku 3. Topologi STAR

Kontrol terpusat, semua link harus melewati pusat yang menyalurkan data tersebut kesemua simpul atau client yang dipilihnya. Simpul pusat dinamakan stasiun primer atau server dan lainnya dinamakan stasiun sekunder atau client server. Setelah hubungan jaringan dimulai oleh server maka setiap client server sewaktu-waktu dapat menggunakan hubungan jaringan tersebut tanpa menunggu perintah dari server.


(54)

Gambar 2.10 Star (Sumber : Yudhi(2003) ) Keuntungan

1. Paling fleksibel

2. Pemasangan/perubahan stasiun sangat mudah dan tidak mengganggu bagian jaringan lain

3. Kontrol terpusat

4. Kemudahan deteksi dan isolasi kesalahan/kerusakan 5. Kemudahaan pengelolaan jaringan

Kerugian 1. Boros kabel

2. Perlu penanganan khusus

3. Kontrol terpusat (HUB) jadi elemen kritis 4. Topologi Peer-to-peer Network

Peer artinya rekan sekerja. Peer-to-peer network adalah jaringan komputer yang terdiri dari beberapa komputer (biasanya tidak lebih dari 10 komputer


(55)

dengan 1-2 printer). Dalam sistem jaringan ini yang diutamakan adalah penggunaan program, data dan printer secara bersama-sama. Pemakai komputer bernama Dona dapat memakai program yang dipasang di komputer Dino, dan mereka berdua dapat mencetak ke printer yang sama pada saat yang bersamaan. Sistem jaringan ini juga dapat dipakai di rumah. Pemakai komputer yang memiliki komputer ‘kuno’, misalnya AT, dan ingin membeli komputer baru, katakanlah Pentium II, tidak perlu membuang komputer lamanya. Ia cukup memasang netword card di kedua komputernya kemudian dihubungkan dengan kabel yang khusus digunakan untuk sistem jaringan. Dibandingkan dengan ketiga cara diatas, sistem jaringan ini lebih sederhana sehingga lebih mudah dipelajari dan dipakai.

5. Pengertian Client / Server

Sistem client server mempunyai dua komponen utama yaitu komputer client dan komputer server. Server merupakan komputer induk yang melakukan pemrosesan terbanyak untuk memenuhi permintaan-permintaan dari komputer client dan bertindak server database yang menyimpan data. Client yaitu komputer atau workstation yang melakukan pengiriman permintaan-permintaan data pada server kemudian menampilkan data tersebut pada interface aplikasi yang dimilikinya. Selain itu client komputer yang melibatkan proses-proses client yang meminta suatu pelayanan data kepada komputer server yang menyediakan layanan data tersebut. Sehingga client maupun server sama-sama melakukan pekerjaan. Dengan adanya kombinasi


(56)

client (front-end) dan server (back-end) ini, maka kumpulan dari modul-modul program tidak dieksekusi dalam memori yang sama namun terbagi dalam komputer client-server. Dengan arsitektur yang sepertri ini, modul yang memanggil menjadi client yang meminta suatu layanan data dan modul yang dipanggil menjadi server yang menyediakan layanan data.

Hal ini menjadi konfigurasi bagi komputer client dan komputer server bisa berbeda seperti kapasitas memori, kecepatan prosesor atau alat masukan dan keluaran yang disesuaikan dengan fungsi kerja dari elemen-elemen tersebut. Bagi server yang menjalankan tugas pengelolaan suatu database digunakan suatu konfigurasi yang khusus menangani tugasnya tersebut dengan sistem operasi yang dikhususkan bagi server seperti windows NT server, windows 2000 server, sedangkan komputer client menggunakan konfigurasi yang umum bagi sebuah komputer dekstop yang terhubung ke jaringan dengan sistem operasi seperti windows 98, windows Xp, dan lain-lain.

Gambar 2.11 Sistem Client-Server (Sumber : Yudhi(2003))


(57)

2.13. Sekilas Tentang Microsoft visual Basic 6.0

Visual basic adalah salah satu bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman adalah perintah-perintah yang dimengerti oleh komputer untuk

melakukan tugas-tugas tertentu. Bahasa pemrograman Visual Basic, yang

dikembangkan oleh Microsoft sejak tahun 1991, merupakan pengembangan dari pendahulunya yaitu bahasa pemograman BASIC (beginner’s All-purpose Simbolic Instruction Code) yang dikembangkan pada era 1950-an. Visual Basic merupakan salah satu development tool, yaitu alat bantu untuk membuat berbagai macam program komputer, khususnya yang mengguanakn sistem operasi Windows. Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemrograman komputer yang mendukung pemrograman berorientasi objek (Object Oriented Programing, OOP).

Dengan mengguanakan metode Graphical User Interface (GUI), Visual Basic memudahkan pemrograman untuk berinteraksi langsung denganelemen-elemen untuk setiap bentuk pemrograman. Sebagai program yang berbasis Windows, Visual Basic mempunyai kemampuan untuk berinteraksi dengan seluruh aplikasi Windows, seperti Microsoft Word, Microsoft Excel, MicrosoftAcces, dan sebagainya.

Visual Basic ialah bahasa pemrograman yang bersifat event-driven. Event driven artinya program menunggu sampai adanya respon dari pemakai berupa kejadian tertentu, misalnya tombol diklik, atau menu dipilih. Ketika event terditeksi, event yang berhubungan akan melakukan aksi sesuai dengan kode yang diberikan.

Visual Basic merupakan bahasa pemrograman tercepat dan termudah untuk membuat suatu aplikasi dalam Microsoft Windows. Dari sekian banyak bahasa


(58)

pemrograman visual yang ada saat ini, Visual Basic merupakan salah satu yang termudah untuk dipelajari dan handal.

2.14. SQL Server 2000

SQL server adalah perangkat lunak relational database management sistem (RDBMS) yang didesain untuk melakukan proses manipulasi database berukuran besar dengan berbagai fasilitas. Microsoft SQL Server 2000 merupakan produk andalan Microsoft untuk database server. Kemampuanya dalam manajemen data dan kemudahan dalam pengoperasiannya membuat (RDBMS) ini menjadi pilihan para database administrator (KK07).

Arsitektur SQL Server dibagi ke dalam beberapa komponen logical, seperti misalnya tabel, view, dan elemen-elemen lain yang terlihat oleh user. Elemen-elemen ini secara fisik disimpan di dalam dua atau lebih file dalam disk. Format file atau lokasi dimana elemen-elemen logika ini di tulis, tidak diketahui oleh user sistem. SQL Server bisa mengandung beberapa database yang digunakan oleh beberapa user.

SQL Server 2000 diluncurkan pada tahun 2000. SQL Server ini merupakan pengembangan dari versi sebelumnya yaitu SQL Server versi 7.0 yang diluncurkan tahun 1999. Microsoft SQL Server 2000 merupakan salah satu database relational yang banyak digunakan oleh dunia usaha baik perusahaan-perusahaan besar maupun menengah. SQL Server 2000 ini dirancang untuk penggunaan aplikasi dengan arsitektur client-server.


(59)

42 3.1. Objek Penelitian

Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang berlokasi di jalan Moh.Toha No.127 Bandung, Visi dan Misi dari apotek, Struktur Organisasi dari apotek, Deskripsi Tugas, Metode Pengumpulan Data, Metode Pendekatan / Pengembangan Sistem, dan Faktor Pengujian Software.

3.1.1. Sejarah Singkat Apotek 55

Apotek 55 adalah salah satu bentuk organisasi yang bergerak dalam bidang penjualan dan pembelian obat, pengobatan, pengecekan kesehatan, dan peracikan obat yang telah di resepkan oleh dokter. Apotek 55 ini berdiri pada awal April 2002 tepatnya pada tanggal 4 April 2002 dengan jumlah karyawan sebanyak 5 orang, dalam kurun waktu hampir 10 tahun apotek ini mampu memberikan pelayanan pembelian dan juga penjualan obat kepada konsumen secara memuaskan. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya jumlah para konsumen maupun pasien yang melakukan pembelian, penjualan, dan juga pemeriksaan kesehatan pada apotek tersebut.

Ditinjau dengan ketersediaan obat-obatan yang diperlukan dan dibutuhkan sesuai dengan standar apotek ini dalam setiap bulannya mampu memberikan


(60)

pelayanan pembelian dan penjualan obat sebanyak ± 10 jenis obat tergantung obat yang tersedia di apotek tersebut.

Dalam setiap tahunnya dari segi penjualan obat pada apotek ini juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Ini dapat dilihat dari hasil lapangan yang menunjukkan angka bahwa jumlah konsumen baik pembeli maupun yang akan melakukan pemeriksaan kesehatan bertambah setiap harinya.

3.1.2. Visi dan Misi

Visi dari Apotek 55 ini adalah memberikan pelayanan dengan sepenuh hati kepada pelanggan dan kosumen yang akan melakukan pembelian dan penjualan obat.

Sedangkan Misi dari apotek 55 ini adalah :

a. Memberikan pelayanan kepada konsumen secara baik dan

sungguh-sungguh.

b. Melayani konsumen dan pasien dengan sepenuh hati. c. Mengerjakan pekerjaan secara cepat dan penuh ketelitian. d. Melakukan segala kegiatannya secara professional. 3.1.3. Struktur Organisasi

Bentuk struktur organisasi yang digunakan oleh Apotek 55 ini merupakan kombinasi antara organisasi staf dan garis. Dimana struktur organisasi merupakan kerangka kerja yang menggambarkan hubungan antara bagian-bagian yang terkait dalam suatu organisasi yang digambarkan secara grafik.


(61)

Peranan dalam organisasi apotek sangat penting untuk kelangsungan dan kelancaran mekanisme kerja yang baik. Agar tercapai suatu hubungan kerja yang baik antara atasan dan bawahan maupun sebaliknya, oleh karena itu perlu dibentuk struktur organisasi yang baik yang dapat mengembangkan kapasitas dan kemampuan organisasi seoptimal mungkin dimana setiap anggota akan dapat mengenal aktivitas mana yang harus dihindari.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.1 mengenai Struktur Organisasi yang ada pada APOTEK 55.


(62)

3.1.4. Deskripsi Tugas

Dalam melakukan aktivitas pengolahan data sistem informasi pembelian dan penjualan obat pada Apotek 55 ada beberapa bagian yang terlibat diantaranya yaitu, Pimpinan, Bag.Keuangan / Administrasi, Penanggung Jawab, Apoteker, Ast. Apoteker.

Adapun tugas-tugasnya sebagai berikut : 1. Pimpinan:

a. Menyusun rencana kerja dan rencana anggaran belanja apotek

b. Memerikasa dan menandatangani laporan

c. Menetapkan kebijakan seluruh kegiatan pembelian dan penjualan obat di apotek

d. Menjaga kelangsungan hidup apotek ke depannya.

2. Penanggung Jawab :

a. Bertanggung jawab mempertahankan dan meningkatkan pembelian dan penjualan obat di apotek.

b. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan yang dilakukan oleh karyawan apotek.

3. Bagian Keuangan/Administrasi :

a. Memeriksa pengeluaran dan pemasukan keuangan di apotek

b. Mencatat data-data obat dan juga pasien di apotek c. Menerima order obat


(63)

d. Mengawasi laporan pembelian dan penjualan obat di apotek. 4. Apoteker :

a. Mengawasi kinerja kerja karyawan apotek

b. Memeriksa Transaksi dan Laporan Pembelian dan Penjualan. 5. Ast. Apoteker :

a. Mengawasi laporan, baik laporan pembelian maupun penjualan obat harian

b. Memeriksa laporan pembelian dan penjualan obatatau laporan harian c. Menjalankan proses bagian pembelian dan penjualan di bagian kasir d. Mengecek stok obat serta tanggal kadaluarsanya.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam perancangan sistem informasi pembelian dan penjualan obat ini yaitu, sumber data primer (Wawancara, Observasi ) dan sumber data primer (dokumentasi).

3.2.1. Sumber Data Primer (Wawancara, Observasi) Sumber data primer antara lain :

1. Tenik Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak yang berkaitan dengan masalah yang diteliti sehingga mendapatkan data yang dapat dipercaya. Hasil data yang didapat


(64)

diperoleh dengan melakukan interview langsung pada pimpinan Apotek 55 sendiri.

2. Teknik Observasi

Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati langsung obyek yang diteliti, mengenai kondisi dan hal-hal yang dilakukan oleh instansi secara terencana dan sistematis. Dimana obyek yang berhasil penulis dapatkan pada Apotek 55 antara lain tempat penyimpanan obat, komputer yang digunakan, dan tempat pembayaran obat yang telah di beli oleh para konsumen.

3.2.2. Sumber Data Sekunder (Dokumentasi)

Sumber data sekunder yang penulis dapatkan ialah dokumen stok op name, database konsumen, dokumen laporan pembelian dan penjualan obat tiap bulan.

3.3. Metode Pendekatan/Pengembangan Sistem

Dalam pembuatan sistem informasi, perlu digunakan suatu metodologi yang dapat digunakan sebagai pedoman bagaimana dan apa yang harus dikerjakan selama pembuatan sistem antara lain, metodologi pendekatan sistem dan pengembangan sistem.

3.3.1. Metode Pendekatan Sistem

Untuk merancang perangkat lunak sistem informasi pembelian dan penjualan obat pada Apotek 55 Bandung ini, peneliti memakai metode terstruktur.


(65)

Pendekatan terstruktur (structured approach), pendekatan ini dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknik-teknik (techniques) yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas.

Melalui pendekatan terstruktur, permasalahan-permasalahan yang komplek di suatu organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari sistem akan mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan pemakainya, mempunyai dokumentasi yang baik, tepat pada waktunya, sesuai dengan anggaran biaya pengembangannya, dapat meningkatkan produktivitas dan kualitasnya akan lebih baik (bebas kesalahan). 3.3.2. Metode Pengembangan Sistem

Untuk mencapai tujuan dalam mengembangkan perangkat lunak Untuk merancang perangkat lunak Sistem sistem informasi pembelian dan penjualan obat pada Apotek 55 Bandung ini, peneliti menggunakan metode siklus hidup pengembangan perangkat lunak berupa Waterfall Model.

Dalam pengembangan sistem ini metode pengembangan menggunakan metode Waterfall. Model ini menjadi 6 tahapan meskipun secara garis besar sama dengan tahapan-tahapan model waterfall pada umumnya. Berikut adalah penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan di dalam model ini menurut Pressman (2002) :


(66)

Gambar 3.1 Metode Waterfall ( Sumber : Pressman (2002))

a. System / Information Engineering and Modeling. Permodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software. Hal ini sangat penting, mengingat software harus dapat berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti hardware, database, dsb. Tahap ini sering disebut dengan Project Definition.

b. Software Requirements Analysis. Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software. Untuk mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka para software engineer harus mengerti tentang domain informasi dari software, misalnya fungsi yang dibutuhkan, user interface, dsb. Dari 2 aktivitas tersebut (pencarian kebutuhan sistem dan software) harus didokumentasikan dan ditunjukkan kepada pelanggan.


(67)

c. Design. Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke dalam bentuk “blueprint” software sebelum coding dimulai. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya. Seperti 2 aktivitas sebelumnya, maka proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software. d. Coding. Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer,

maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap ini merupakan implementasi dari tahap design yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh programmer.

e. Testing / Verification. Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan. Demikian juga dengan software. Semua fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar software bebas dari error, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya.

f. Maintenance. Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu. Ketika dijalankan mungkin saja masih ada errors kecil yang tidak ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada software tersebut. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau perangkat lainnya.


(68)

3.3.3. Alat Bantu Analisis dan Perancangan

Alat bantu analisis dan perancangan yang akan digunakan yaitu, flow map, diagram kontek, data flow diagram, kamus data dan perancangan basis data.

3.3.3.1. Bagan alir dokumen (flow map)

Bagan alir dokumen merupakan bagan alir yang menunjukan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusanya. Beberapa simbol yang digunakan di bagian alur dokumen antara lain :

1. Dokumen

Simbol ini menunjukan dokumen input dan output baik untuk proses manual, apoteker atau komputer.

2. Kegiatan manual

Simbol ini menunjukan pekerjaan manual yang dilakukan oleh orang. 3. Simpanan offline

Simbol ini menunjukan file non-komputer yang diarsipkan. 4. Proses

Simbol ini menunjukan bagian proses dari operasi program komputer. 5. Simpanan data

Simbol ini menunjukan tempat penyimpanan data.

6. Penghubung

Simbol ini menunjukan penghubung kehalaman yang masih sama atau kehalaman lain.


(69)

3.3.3.2. Diagram Konteks

Diagram Konteks merupakan langkah awal dari analisis struktur dan level teratas dari diagram arus data dan merupakan penggambaran sistem secara garis besar. Diagram Konteks mengambarkan hubungan aliran-aliran data ke dalam dan ke luar sistem atau entitas-entitas yang terletak di luar sistem (output) atau menerima data dari sistem tersebut (input),. Satu hal yang perlu diperhatikan, diagram konteks hanya menggunakan satu lingkungan proses yang mewakili proses dari semua sistem.

Diagram konteks terdiri dari :

1. Entitas yaitu manusia atau organisasi dalam sistem yang berkomunikasi dengan sistem yang ada.

2. Aliran Data yaitu informasi yang masuk ke dalam sistem dan keluar dari sistem.

3. Lingkaran yang berisi sistem yang akan diuraikan di Data Flow Diagram (DFD).

3.3.3.3. Data Flow Diagram

Data Flow Diagram adalah suatu alat yang menggambarkan sistem sebagai sebuah jaringan dari proses-proses yang dihubungkan oleh aliran data.

Simbol-simbol yang digunakan dalam pembuatan DFD:

1. Kesatuan Luar (External Entity)


(1)

156

Menginput

Transaksi Penjualan baru dalam tabel transaksi

Data dapat disimpan dalam table transaksi apabila sudah terisi cari pegawai

Data awal akan tersimpan pada table transaksi

[X] Diterima [ ] Ditolak Klik tombol tambah Data obat dapat ditambah

dalam table transaksi

Data tersimpan sesuai dengan yang diharapkan

[X] Diterima [ ] Ditolak Klik tombol hapus Data yang dipilih akan

terhapus

Data akan terhapus sesuai dengan yang diinginkan

[X] Diterima [ ] Ditolak Klik tombol proses Data akan diproses dalam

bentuk transaksi Penjualan

Data akan di cetak dalam bentuk faktur transaksi Penjualan

[X] Diterima [ ] Ditolak Kasus dan Hasil Pengujian (Data Salah)

Data Masukan Data diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Pada tombol cari pegawai harus terisi terlebuih dahulu

Data tidak dapat di proses apabila belum lengkap terisi

Data harus terisi semua lalu di cetak

[X] Diterima [ ] Ditolak

7. Pengujian Transaksi Penjualan Non Pelanggan

Tabel 5.14 Pengujian Transaksi Penjualan Non Pelanggan Kasus dan Hasil Pengujian (Data Normal)

Data Masukan Data diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Nomor Transaksi Penjualan Non Pelanggan

Input kode secara otomatis

Nomor Transaksi Penjualan Non Pelanggan ada saat klik Tambah, Nomor Transaksi Penjualan akan muncul otomatis

[X] Diterima [ ] Ditolak

Menginput

Transaksi Penjualan Non Pelanggan baru

dalam tabel

transaksi

Data dapat disimpan dalam table transaksi apabila sudah terisi cari pegawai

Data awal akan tersimpan pada table transaksi

[X] Diterima [ ] Ditolak

Tidak Terdapat Biaya Racik dan Biaya Dokter

Biaya Racik dan Biaya Dokter Tidak Perlu Di Input

Data awal akan tersimpan pada table transaksi

[X] Diterima [ ] Ditolak Klik tombol tambah Data obat dapat ditambah

dalam table transaksi

Data tersimpan sesuai dengan yang diharapkan

[X] Diterima [ ] Ditolak


(2)

Klik tombol hapus Data yang dipilih akan terhapus

Data akan terhapus sesuai dengan yang diinginkan

[X] Diterima [ ] Ditolak Klik tombol proses Data akan diproses dalam

bentuk transaksi Penjualan

Data akan di cetak dalam bentuk faktur transaksi Penjualan

[X] Diterima [ ] Ditolak Kasus dan Hasil Pengujian (Data Salah)

Data Masukan Data diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Pada tombol cari pegawai harus terisi terlebuih dahulu

Data tidak dapat di proses apabila belum lengkap terisi

Data harus terisi semua lalu di cetak

[X] Diterima [ ] Ditolak

8. Pengujian Transaksi Pemesanan

Tabel 5.15 Pengujian Transaksi Pemesanan Kasus dan Hasil Pengujian (Data Normal)

Data Masukan Data diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Nomor Transaksi Pemesanan

Input kode secara otomatis

Nomor Transaksi Pemesanan ada saat klik Tambah, Nomor Transaksi Pemesanan akan muncul otomatis

[X] Diterima [ ] Ditolak

Menginput Transaksi

Pemesanan baru

dalam tabel

transaksi

Data dapat disimpan dalam table transaksi apabila sudah terisi cari pegawai

Data awal akan tersimpan pada table transaksi

[X] Diterima [ ] Ditolak

Klik tombol tambah Data obat dapat ditambah dalam table transaksi

Data tersimpan sesuai dengan yang diharapkan

[X] Diterima [ ] Ditolak Klik tombol hapus Data yang dipilih akan

terhapus

Data akan terhapus sesuai dengan yang diinginkan

[X] Diterima [ ] Ditolak Klik tombol proses Data akan diproses dalam

bentuk transaksi Penjualan

Data akan di cetak dalam bentuk faktur transaksi Penjualan

[X] Diterima [ ] Ditolak Kasus dan Hasil Pengujian (Data Salah)

Data Masukan Data diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Pada tombol cari pegawai harus terisi terlebuih dahulu

Data tidak dapat di proses apabila belum lengkap terisi

Data harus terisi semua lalu di cetak

[X] Diterima [ ] Ditolak


(3)

158

5.2.3. Kasus dan Hasil Pengujian

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perangkat lunak Sistem Informasi Pengolaha Data Pembelian dan Penjualan Obat pada Apotek 55 Bandung bebas dari kesalahan sintak dan secara fungsional mengeluarkan hasil sesuai yang diharapkan.


(4)

159

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan riset selama penelitian di Apotek 55 Bandung, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Sistem pengolahan data pembelian dan penjualan obat yang telah dibuat dapat mempercepat proses pencarian data, baik data pembelian obat maupun data penjualan obat ketika diperlukan yang sebelumnya dilakukan secara manual, karena sistem pengorganisasian data sudah terintegrasi yang disimpan dalam database.

2. Proses pengolahan data pembelian dan penjualan obat dapat mempercepat proses pengolahan data baik data pembelian obat maupun data penjualan obat sehingga informasi yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan.

6.2. Saran

Untuk meningkatkan kinerja dari Sistem Informasi Pengolahan Data Pembelian dan Penjualan Obat pada Apotek 55 Bandung serta memberikan kemudahan kepada pihak Apotek 55 Bandung, penulis mencoba memberikan saran, Adapun beberapa saran yang diusulkan sebagai berikut :

1. Sistem informasi yang dibuat dapat dikembangkan lagi menjadi sistem informasi yang berbasis web, sehingga memudahkan pihak-pihak di dalam maupun di luar apotek untuk


(5)

160

dapat mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan demi kepentingan apotek dan pihak-pihak yang membutuhkan.

2. Diharapkan untuk sistem informasi selanjutnya agar membahas tentang retur dari supplier maupun konsumen agar dapat lebih mempermudah bagi pengguna system informasi apotek sendiri.


(6)

Amsyah, Zulkifli. 2003. Tutorial Komputer dan Jaringan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Budi Irawan. 2005. Jaringan Komputer. Graha Ilmu. Bandung.

Budi Sutedjo Dharma Oetomo. 2002. Perancangan dan Pengembangan Sistem Informasi. Andi Offset. Yogjakarta.

Crosby. 1979. Software Engineering. Prentice-Hall. New York.

Enid Squire. 1992. Mendesain Sistem. Pustaka Binaman Presindo. Jakarta.

Gordon. B. Davis. 2003. Management Information system. Pustaka Binaman Presindo. Jakarta.

Ira. 2005. Instalasi Komputer dan Jaringan. Graha Ilmu. Bandung.

John Burch. 1999. Siklus Pengolahan Data. PT. Mida Surya Grafindo. Jakarta. Kusrini dan Koniyo. 2007. Tuntutan Praktis Membangun Sistem Informasi

Akuntansi dengan Visual Basic. Andi Offset. Yogyakarta. Myers, G. 1979. The Art Of Software Testing. Willey.

Prof. Dr. Jogiyanto 1989. Analisis dan Desain. Andi Offset. Yogyakarta.

Prof. Dr. Jogiyanto. 2002. Pendekatan Teori Terstruktur dan Parktek Aplikasi Bisnis. Andi Offset. Yogyakarta.