Dasar Teori TINJAUAN PUSTAKA

p 1 adalah tekanan udara awal, p 2 adalah kompresi udara tekan, V 1 adalah volume udara awal, dan V 2 adalah volume udara akhir. Efisisensi termal adalah perbandingan antara daya pemanas output dengan daya pemanas input, efisiensi termal dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut. 100   input pemanas output pemanas termal P P  4 P pemanas output = daya input pompa P pemanas input = daya lampu

2.3 Penelitian Terdahulu

Pada penelitian pompa air energi surya termal menunjukkan waktu yang diperlukan untuk pengembunan uap fluida kerja dipengaruhi oleh debit dan temperatur air pendingin yang masuk ke dalam kondensor Sumathy et. al., 1995. Penelitian prototipe pompa air energi surya termal dengan siklus Rankin menggunakan fluida kerja refrijeran R 113 diuji untuk mengetahui cara kerjanya Spindler et. al., 1996. Penelitian secara teoritis pompa air energi surya termal yang menggunakan dua fluida kerja, yaitu n-pentane dan etil eter menunjukkan bahwa efisiensi pompa dengan etil eter lebih tinggi 17 dibanding n-pentane pada head 6 m Wong, 2000. Penelitian pompa air energi surya menggunakan kolektor pelat datar sederhana seluas 1 m 2 dengan fluida kerja etil eter menghasilkan kapasitas pemompaan 700-1400 literhari tergantung dari ketinggian head pemompaan 6-10 m. Efisiensi sistem mencapai 0,34-0,42 Wong, 2001b. Penelitian pompa air energi surya termal dengan menggunakan metode matematis menunjukkan unjuk kerja pompa ditentukan oleh fraksi uap dari siklus yang terjadi. Naiknya temperatur maksimum pemanasan meningkatkan daya pemompaan, sementara penurunan efisiensi disebabkan oleh kerugian panas karena proses penguapan dan pengembunan air Mahkamov, 2005. 13 BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1 Skema Alat

Pompa air energi termal yang di buat ini bekerja dengan cara memanfaatkan panas kolektor pipa seri yang dipanaskan dengan bohlam lampu pemanas sebanyak 6 buah bohlam lampu yang berdaya 375 wattbuah sebagai sumber panas. Pompa air energi termal ini menggunakan dietil eter sebagai fluida kerjanya. Berikut ini adalah gambar skema alat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Skema alat 1 13 15 8 9 6 4 3 5 14 2 7 11 10 12