Tinjauan Elemen Visual Dan Keselarasan Budaya Perusahaan Pada Logo Koperasi Tahun 2012

(1)

(2)

(3)

(4)

Riwayat Hidup

Nama : Galang Persada

Fakultas : Desain

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

NIM : 51908089

Kelas : DKV-3

Tempat/Tanggal lahir : Bandung / 24 Agustus 1989 Jenis kelamin : Pria

Alamat di Bandung : Jl.Pasirlayung Utara V No.8 RT/RW 02/02 Bandung 40192

No. Telp : 085324613091

Agama : Islam

Ayah : Lili Rozali (alm)

Ibu : Netty Herawati

Alamat orang tua : Jl.Pasirlayung Utara V No.8 RT/RW 02/02 Bandung


(5)

TINJAUAN ELEMEN VISUAL DAN KESELARASAN

BUDAYA PERUSAHAAN PADA LOGO KOPERASI TAHUN

2012

DK 38315/Skripsi Semester II 2012-2013

Oleh :

Galang Persada 51908089

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

i KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat berhasil menyelesaikan skripsi ini, dengan judul Tinjauan Elemen Visual Dan Keselarasan Budaya Perusahaan Pada Logo Koperasi Indonesia Tahun 2012. Terima kasih ditunjukan sebagai penghargaan saya terhadap almarhum ayah Lili Rozali. Ibu tercinta Netty Herawati dan Kakak terbaik Gema Burangrang.

Dosen Pembimbing Pak Gema Ariprahara M.Ds; Dosen Wali Ibu Ambarsih M.Ds; Penguji Sidang Wantoro M.Ds; Rini M.Ds; Kordinator Tugas Akhir. Deni Albar M.Ds; Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual Taufan Hidayatullah, S.Sn, M.Ds; Dekan Fakultas Desain Prof. Dr. Biranul Anas Zaman dan yang terkahir tapi bukan yang paling akhir Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu skripsi ini bisa dijadikan pembelajaran bagi peneliti selanjutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis tapi juga bagi setiap orang.

Bandung, 23 Juli 2013


(7)

i DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR... iv

DAFTAR TABLE... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Rumusan Masalah ... 3

1.4 Pembatasan Masalah ... 2

I.5 Metode Penelitian ...4

I.6 Tujuan Penelitian ... 5

1.7 Manfaat Penelitian... 5

1.8 Kerangka Berfikir ... 5

1.9 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TEORI LOGO PSIKOLOGI PERSEPSI DAN BUDAYA PERUSAHAAN II.1 Teori Logo ... 7

II.1.1 Tujuan dan Fungsi Logo ... 9

II.1.2 Jenis-jenis Logo ... 9

II.1.3 Anatomi Logo ... 12

II.2 Elemen Visual Pembentuk Logo ... 12

II.2.1 Garis ... 13

II.2.2 Bentuk ... 16

II.2.3 Bentuk Bunga ... 16


(8)

ii

II.3 Warna ... 18

II.3.1 Pengelompokan Warna ... 19

II.3.2 Dimensi Warna ... 19

II.3.3 Sifat Warna ... 20

II.3.4 Efek warna mempengaruhi psikologis manusia ... 21

II.3.5 Makna Warna ... 24

II.3.6 Hue, Value dan Intensitas ... 24

II.4 Tipografi ... 25

II.4.1 Jenis-jenis Huruf ... 26

II.4.2 Sans Serif ... 26

II.4.3 Kesan Dari Sans Serif ... 27

II.4.4 Huruf Gill Sans ... 28

II.5 Budaya Perusahaan ... 29

II.5.1 Budaya Perusahaan Koperasi Indonesia ... 30

II.6 Efek Psikologi …... 31

BAB III KOPERASI INDONESIA 3 Koperasi Indonesia ... 32

3.1 Sejarah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Periode Sebelum Kemerdekaan ... 32

3.1.2 Periode Penjajahan Belanda dan Jepang ... 33

3.3 Visi , Misi dan Tujuan Koperasi Indonesia ... 35

3.4 Tugas dan Fungsi ... 36

3.5 Logo Baru Koperasi Indonesia ... 37

3.6 Latar Belakang perubahan Logo Koperasi Indonesia ... 38

BAB IV TINJAUAN LOGO KOPERASI INDONESIA 4.1 Elemen Visual Logo 2012 Koperasi Indonesia dan Budaya Perusahaan Koperasi Indonesia ... 25

4.2 Garis dalam Logo Baru Koperasi Indonesia ... 25


(9)

iii

4.3 Bentuk dalam Logo Baru Koperasi Indonesia ... 25

Tabel garis lengkung ... 25

Tabel bentuk kotak yang ... 25

Warna dalam Logo Baru Koperasi Indonesia ... 25

Tipografi dalam Logo Baru Koperasi Indonesia ... 25

4.4 Hasil Penelitian ... 25

BAB V KESIMPULAN 5 Kesimpulan ... 35


(10)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Millington, Roy (2002). Stephenson Blake: The Last of the Old English Typefounders. Oak Knoll Press. ISBN 1-58456-086-X

Al, Cooper. 1982. World of Logotype (Annual). New York: Art Direction Book Company.

Baswir, Revrisond. Koperasi Indonesia. (1997). BPFE. Yogyakarta.

Carter, David. E. 2005. Logo Redesigned: How 200 Companies Successfully Changed Their Image. New York: Harper Collins.

Effendy, Sjahril. 2012. Budaya Organisasi, Budaya Perusahaan, Budaya Kerja. Medan: USU PRESS. Wiana, Ketut. 1993. Yadnya dan Bhakti, Surabaya. Pustaka Manikgeni.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. ISBN 978-979-689-779-1

Kamus Bahasa Indonesia/Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Jakarta: Pusat Bahasa, 2008 xvi, 1826 hlm.; 21,5 cm

ISBN 978-979-689-779-1

Kartika. S., Dharsono. 2004. Pengantar Estetika. Bandung: Rekayasa Sains. Kartika. S., Dharsono. 2004. Seni Rupa Modern . Bandung: Rekayasa Sains. Wiana, Ketut. 1993. Yadnya dan Bhakti, Surabaya. Pustaka Manikgeni.

Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Lip, Evelyn. 1996. Desain dan Feng Shui. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Murphy, John & Michael Rowe. 1993. How to Design Trademarks and Logos.

Cincinnati, Ohio: North Light Books.

Napoles, Veronica. 1988. Corporate Identity Design. New York: Van Nostrand Reinhold.

Nitisemito, Alex Soemadji. 1996. Manajemen Personalia. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.

Pudjiastuti, Sri. 1999. Teori Dasar Desain Komunikasi Visual. Jakarta: Djambatan.


(11)

Pujiriyanto. 2005. Desain Grafis Komputer. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Rustan, Surianto. 2009. Mendesain Logo. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Rustan, Surianto. 2011. Hurufontipografi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Rustan, Surianto. (2008). Layout dasar & penerapannya. PT Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta.

Surakhmad, Winarno. 1985. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar dan Teknik. Bandung: Tarsito.

Suwardikun, Didit W. 2000. Merubah Citra Melalui Perubahan Logo. Bandung: ITB Library.

DOKUMEN RESMI

Kementrian Koperasi Indonesia

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI Nomor 02/Per/M.KUKM/IV/2012 tanggal 17 April 2012 tentang Penggunaan Lambang Koperasi Indonesia;

Surat Keputusan Dekopin Nomor SKEP/14/DEKOPIN-A/III/2012 tanggal 30 Maret 2012 tentang Perubahan Lambang/Logo Gerakan Koperasi Indonesia.

JURNAL

Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra. 2000. JURNAL NIRMANA Vol.2, No.2, 113-127.

SKRIPSI DAN MAKALAH

Anggraeni, Anesia. 2005. Pengaruh Perubahan Logo PT Indosat terhadap Reputasi Perusahaan pada Pelanggan Kartu Mentari Surabaya, Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain. Surabaya: Universitas Kristen Petra.


(12)

Effendy, Verawaty. 2006. Redesain Logo Beserta Aplikasinya Sebagai Promosi Untuk Memperkuat Image La Cafe di Surabaya. Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Hosana, Mendy. 2006. Redesain Corporate Identity Join Playgrup & Kindergarten Sebagai Identitas Dan Media Promosi Di Surabaya. Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Hyasinta, Katarina. 2009. Analisis Hubungan Makna Konotatif Dalam Lirik Lagu Fantasy Karya Shou Dengan Konsep Kematian Orang Jepang Menurut Agama Budha. Jurusan Sastra Jepang, Fakultas Sastra. Jakarta: Universitas Bina Nusantara.

Kurniawan, Denny. 2008. Perancangan Logo Dan Maskot Untuk Mendukung Promosi Wisata Kuliner Malam Warung Tradisional Di Surabaya. Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Perdana, Dimas. 2007. Company Profile Radio Citra Suhada. Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Desain. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.

Ramanda, Akhmad. 2011. Tinjauan Makna Visual Logo Bank BJB. Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Desain. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.

Saputra, Irene. 2006. Perancangan Buku Kumpulan Puisi Karya Djohan Santoso dengan Pendekatan Visual. Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Subagja, Achmad. 2011. Kajian Identitas Visual Bank BTPN Kaitannya Dalam Service Of Excellence. Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Desain. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.

Sudibyo, Paulo. 2004. Perancangan Ulang Corporate Identity Atria Resto Cafe di Solo. Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain. Surabaya: Universitas Kristen Petra.


(13)

Sulaiman, Martin Ariesanto. 2011. Perancangan Buku Certia Bergambar Bertema Pendidikan Anti Korupsi Untuk Remaja Usia 15-18 Tahun. Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Tataranni, Natalia Galuh. 2011. Perancangan Cergam Mengembalikan Semangat Pramuka dan Nilai Pramuka bagi Anak-anak. Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Yuliana, Selvy. 2011. Pesan-Pesan Simbolik Dalam Upacara Panjang Jimat Di Keraton Kasepuhan Cirebon. Program Studi Imu Komunikasi Konsentrasi Humas, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

LAMAN WEB

Anonim. 2000. I'm Just Starting My Business, Why Do I Need A Logo? Tersedia di:

http://www.abclogodesign.com/i_m_just_starting_my_business_.html Diakses pada 12 April 2012.

Anonim. 2000. What Is A Corporate Identity? Tersedia di:

http://www.abclogodesign.com/what_is_a__corporate_identity_.html Diakses pada 12 April 2012.

Anonim. 2000. What Is A Logo? Tersedia di:

http://www.abclogodesign.com/what_is_a_logo.html Diakses pada 12 April 2012.

Anonim. 2010. Etika dan Profesionalisme. Tersedia di:


(14)

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/etika-dan-profesionalisme-3/ Anonim. 2011. Arti Garis, Warna & Bentuk pada Sebuah Logo.

Tersedia di:

http://desaingratis.com/logo/arti-garis-warna-bentuk-pada-sebuah-logo/ Diakses pada 4 Juni 2012.

Anonim. 2011. Arti Logo. Tersedia di:

http://www.kereta-api.co.id/tentang-kami/arti-logo.html Diakses pada 25 April 2012.

Anonim. 2011. Logo. Tersedia di:

http://www.cometwebstudio.com/index.php?option=com_content&view=article& id=95:logo&catid=25:desain-grafis&Itemid=98

Diakses pada 20 Mei 2012.

Anonim. 2012. Inovasi dan Kreativitas. Tersedia di:

http://ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=2859:inova si-dan-kreativitas-edit-mar&catid=44:dasar-dasar-kewirausahaan&Itemid=69 Diakses pada 4 Juni 2012.

Anonim. 2012. Pengertian dan Definisi Psikologis. Tersedia di:

http://carapedia.com/pengertian_definisi_psikologis_info2055.html Diakses pada 4 Juni 2012.


(15)

Tersedia di:

http://www.llmdesign.com/teaching/lectures/color-harmony.pdf Diakses pada 22 Mei 2012.

Steven Bradley. 2010. The Meaning of Lines: Developing A Visual Grammar. Tersedia di:

http://www.vanseodesign.com/web-design/visual-grammar-lines/ Diakses pada 20 Mei 2012.

JPG: http://www.prepressure.com/images/fonts_sample_gillsans_regular.png

Diakses pada 07 Agustus 2013

Fransiskus Xaverius Eryanto, 2008. Sejarah Desain Grafis Tersedia di:

http://sjrdesgrafison.blogspot.com/


(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Koperasi diperkenalkan oleh kaum pribumi yaitu Patih R.Aria Wiria Atmaja pada tahun 1896 yang juga mendirikan bank untuk pegawai negeri di Hindia Belanda. Pada saat itu monapoli ekonomi sedang dilakukan pemerintah Hindia Belanda, kaum pribumi pun melakukan perlawanan dengan cara membentuk koperasi. Membangun bersama-sama usaha ekonomi mandiri agar terlepas dari monapoli ekonomi penjajah Hindia Belanda.

Setelah Indonesia merdeka dari penjajahan, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Membentuk Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI). Di saat yang sama juga memperkenalkan sistem Identitas Koperasi Indonesia dengan logo sebagai identitas kesatuan koperasi di seluruh Indonesia.

Koperasi bergerak dibidang ekonomi dari usaha kecil dan menengah koperasi sampai koperasi besar yang dapat diukur dari sekala besaran keuntungan dan kesejahteraan anggotanya. Logo Koperasi Indonesia telah dikenal sejak zaman kemerdekaan. Pada visual logo yang terdahulu terdapat simbol gerigi roda, rantai, padi, kapas, timbangan, bintang dalam perisai, pohon beringin, dan juga tipografi Koperasi Indonesia, serta warna merah dan putih. Kini di tahun 2012 ini identitas perusahaan terdahulu digantikan menjadi identitas perusahaan baru. Selain logo baru ditambahkan juga slogan “lambang baru semangat baru”. Maksud dari slogan yang digunakan ini untuk mewujudkan revitalisasi koperasi sebagai dasar ekonomi negara Indonesia.

Logo adalah salah satu bagian visual dari identitas perusahaan mempunyai tujuan komunikasi. Dengan demikian logo sebagai bagian dari identitas pada perusahaan bukanlah hanya sekedar visual semata tapi memiliki makna dan tujuan komunikasi. Suatu perusahaan juga bisa disebut koperasi bila perusahaan tersebut


(17)

2 menggunakan budaya koperasi. Budaya koperasi dalam perusahaan tetaplah sama-sama bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya. Dalam Identitas perusahaan terdapat dua karakter. Yaitu karakter yang bisa dilihat dan tidak bisa dilihat. Logo adalah bagian visual dari identitas perusahaan yang bisa dilihat. Selain dilihat identitas perusahaanakan diperkenalkan. Untuk itulah dibutuhkan kontiuitas dalam media aplikasi Koperasi Indonesia yang terjaga konsisten. Kontiuitas pada media aplikasi diterapkan pada layout, warna, tipografi dan elemen visual. Ketika kontiuitas dijaga maka mengenal, mengerti selanjutnya akan teringat pergantian identitas perusahaan Koperasi Indonesia.

Penggunaan identitas perusahaan yang kontiu sudah diterapakan juga pada Logo Koperasi Indonesia yang terdahulu. Penggunaannya bisa dilihat pada layout papan nama dan media aplikasi logo. Koperasi Indonesia menjaga kontiuitas identitas perusahan dengan menempatkan Logo Koperasi Indonesia berdampingan dengan logo anggota koperasi. Jadi logo koperasi terdapat dua logo, yang satu Logo Koperasi Indonesia dan satu lagi logo kelompok koperasi Indonesia.

Pada tahun 2012 pemerintah selaku legulator Koperasi Indonesia ingin meningkatkan ekonomi nasional yang sedang dalam pertumbuhan yang baik diantara krisis global. Meningkatan visi & misi untuk memperkuat Koperasi Indonesia dalam mempersatukan tekad, semangat berdasarkan budaya perusahaan. Meningkatkan eksistensi koperasi serta kepercayaan terhadap koperasi indonesia, meningkatkan kinerja juga prestasi pengurus, pengelola dan anggota koperasi, untuk itulah perlu dilakukan perubahan Logo Koperasi Indonesia. Tujuan perubahan koperasi adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan cara meningkatkan kinerja efektif dan efisien pemangku kepentingan. Untuk itu revitalisasi ini dilakukan sebagai dasar memajukan ekonomi nasional yang siap bersaing di dalam zaman globalisasi. Untuk memfasilitasi perubahan tersebut, Menteri Koperasi Sjarifuddin Hasan yang memimpin Kementrian Koperasi dan UKM mengeluarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI Nomor 02/Per/M.KUKM/IV/2012 tanggal 17 April 2012 tentang Penggunaan Lambang Koperasi Indonesia; melalui surat Keputusan Dekopin Nomor


(18)

3 SKEP/14/DEKOPIN-A/III/2012 tanggal 30 Maret 2012 tentang Perubahan Lambang/Logo Gerakan Koperasi Indonesia. Pergantian identitas perusahaan ini menkomunikasikan 5 budaya perusahaan pada logonya dengan menambahkan 2 budaya perusahaan yang baru yaitu globalisasi dan modernisasi. Keterkaitan makna budaya perusahaan globalisasi dan modernisasi diwujudkan dalam simbol yang bisa dilihat pada elemen visual logo Koperasi Indonesia.

I.2 Identifikasi Masalah

Pergantian identitas perusahaan Koperasi Indonesia.

a. Menkomunikasikan kepada masyarakat untuk mengenal Logo Koperasi Indonesia yang baru dengan makna 5 budaya perusahaan pada logonya melalui elemen visual.

b. Adanya kesesuaian simbol antara makna elemen visual dengan budaya perusahaan logo Koperasi Indonesia tahun 2012.

I.3 Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah sebelumnya maka didapatkan perumusan masalah sebagai berikut:

Bagaimana kesesuaian simbol antara makna elemen-elemen visual, makna logo juga simbol budaya perusahaan Koperasi Indonesia.

I.4 Pembatasan Masalah

Penelitian difokuskan pada visual logo Koperasi Indonesia tahun 2012 dan budaya perusahaan Koperasi Indonesia. Visual logo yang akan di bahas adalah elemen visual berupa garis, bentuk, warna dan tipografi. Pada penelitian ini budaya perusahaan yang akan dibahas adalah globalisasi dan modernisasi.


(19)

4 I.5 Metode Penelitian

Dalam penelitian tentang Logo Koperasi Indonesia yang menggunakan metode kualitatif dan analisis deskriptif. Metode kualitatif adalah metode yang dipergunakan untuk memecahkan masalah aktual dengan mengumpulkan data, menyusun dan mengklasifikasikan, menganalisis dan menginterpretasikannya sesuai analisis deskriptif (Surakhad, 1985, h.139).

a. Studi Literatur

Menggunakan berbagai literatur, yang teorinya menyangkut masalah yang sedang diteliti. Teori logo dan elemen – elemen visual dari para pakar di bidang masing-masing.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada Kantor Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Barat bagian Hubungan Masyarakat Bapak, Asep Sudarman. SE. Pada tanggal 15 agustus 2013, yang bertempat di Jl.Soekarno Hatta 705. Bandung, Jawa Barat.

c. Observasi

Mengunjungi kantor dinas Koperasi Indonesia & UKM provinsi Jawa Barat dengan melihat penggunaan logo, melakukan pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang diselidiki secara sistematik.

I.6 Tujuan Penelitian

Menganalisa logo baru Koperasi Indonesia dengan hubungan budaya perusahaan juga visi, misi didalamnya apakah ada keterkaitan melalui elemen-elemen visual yang digunakan dalam logo baru Koperasi Indonesia.


(20)

5 1.7 Manfaat Penelitian

Manfaat Peneliti:

Memahami lebih detail tentang keterkaitan elemen-elemen visual yang terdapat di logo baru Koperasi Indonesia tahun 2012 dengan budaya perusahaannya.

Manfaat Publik:

Menambah referensi kepustakaan dan pengetahuan tentang perubahan identitas perusahaan. Juga dapat dijadikan masukan bagi perusahaan apakah dari perubahan identitas perusahaan yang telah dilakukan sudah sesuai dengan apa yang diharapkan.

1.8 Kerangka Berfikir


(21)

6 1.9 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab Pendahuluan akan menguraikan latar belakang masalah juga perumusan masalah. Bagaimana kesesuaian simbol logo Koperasi Indonesia di antara makna elemen-elemen visual dengan makna budaya perusahaan adalah latar belakang masalah penelitian. Lalu pembatasan masalah penelitian difokuskan kepada makna elemen visual berupa garis, bentuk, warna dan tipografi. Sementara makna budaya perusahaan difokuskan pada modernisasi dan globalisasi.

BAB II IDENTITAS PERUSAHAAN DAN ELEMEN VISUAL

Bab ini menguraikan tinjauan umum dari Koperasi Indonesia juga teori yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu teori-teori identitas perusahaan, logo, elemen-elemen visual, budaya perusahaan dan semiotika.

BAB III KOPERASI INDONESIA

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum Koperasi Indonesia yang dimulai dari pengertian koperasi, perkembangan Sejarah Kementerian Koperasi dan UKM, visi, misi, tujuan, tugas, fungsi, budaya perusahaan dan logo baru Koperasi Indonesia beserta makna simbolnya.

BAB IV TINJAUAN ELEMEN VISUAL LOGO KOPERASI INDONESIA Bab ini akan menguraikan tinjauan penelitian elemen visual dan makna simbol logo Koperasi Indonesia dengan menggunakan analisa logo dan teori identitas perusahaan. Melalui data primer dan sekuder.

BAB V KESIMPULAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian tinjauan elemen visual dalam Logo Baru Koperasi Indonesia 2012 yang telah dilakukan. Berisi kesimpulandan saran.


(22)

BAB II

IDENTITAS PERUSAHAAN DAN ELEMEN VISUAL

II.1 Teori Logo

Logo memiliki kriteria yang sesuai dengan kebutuhan identitas perusahaan. Proses memvisualisasikan logo dibutuhkan ketepatan pertimbangan karena logo dan sistem identitas bukan hanya sekedar visual saja tapi bertujuan sebagai komunikasi perusahaan. Logo sebagai entitas yang mewakili perusahaan dalam bentuk nyata berupa visual yang bisa dilihat dengan tujuan menkomunikasikan visi, misi dan budaya perusahaan(Suwardikun, 2000, h.7). Logo adalah bagian dari identitas perusahaan. Logo bisa dilihat dengan mata. Tujuan logo sebagai identitas perusahaan adalah mengkomunikasikan visi, misi perusahaan yang mewujudkan sesuatu yang non visual, seperti budaya prilaku, sikap, kepribadian, untuk dijadikan bentuk visual.

Sedangkan menurut

David E. Carter (seperti dikutip Kurniawan 2008, h.7) juga menjelaskan “logo adalah

identitas suatu perusahaan dalam bentuk visual yang diaplikasikan dalam berbagai sarana fasilitas dan kegiatan perusahaan sebagai bentuk komunikasi visual. Logo dapat juga disebut dengan simbol, tanda gambar, trademark yang berfungsi sebagai lambang identitas diri dari suatu badan usaha dan tanda pengenal yang merupakan

ciri khas perusahaan”.Evelyn Lip, David E. Carter (seperti dikutip Adi Kusrianto, 2007, h.234) Untuk itu desain logo atau merek dagang yang baik memerlukan kondisi-kondisi yang perlu dipertimbangkan dalam membuat logo yang baik:

Kondisi – kondisi dan pertimbangan yang ada pada logo sebagai identitas perusahaan.

Evelyn Lip David E. Carter

No. Kondisi-kondisi yang harus dipenuhin logo sebagai identitas

Pertimbangan dalam membuat logo yang baik.


(23)

visual perusahaan.

1. Harus sesuai dengan kebudayaan perusahaan.

Original & Desctinctive

Adalah memiliki nilai kekhasan, keunikan dan daya pembeda yang jelas.

2. Logo harus menyandang citra

yang diinginkan dan

menunjukkan keadaan sebenarnya atau kegiatan dari perusahaan serta menggambarkan sasaran komersial organisasinya yang diwakilinya, sedangkan merek dagang harus didesain untuk mewakili produk suatu perusahaan.

Legible

Adalah memiliki tingkat keterbacaan yang cukup tinggi meskipun diaplikasikan dalam berbagai ukuran dan media yang berbeda-beda.

3. Harus merupakan alat komunikasi visual.

Sederhana

Mudah dimengerti dalam waktu yang relatif singkat.

4. Harus seimbang dan, karena itu, bisa dengan hitam putih atau seimbang dalam warna.

Memorable

Memiliki keunikan yang mudah di ingat, bahkan dalam kurun waktu yang lama.

5. Logo harus menggambarkan suatu irama dan proporsi.

Easily associated with the company Mudah diasosiasikan dengan jenis usaha dan citra suatu perusahaan. 6. Harus artistik, elegan, sederhana

namun memiliki penekanan atau titik fokus.

Easily adaptable for all graphic media Kemudahan mengaplikasikan logo baik yang menyangkut bentuk fisik, warna


(24)

maupun konfigurasi logo pada berbagai media grafis perlu diperhitungkan pada proses perancangan. Hal ini itu untuk menghindari kesulitan-kesulitan dalam penerapannya.

7. Desainnya harus harmonis.

8. Harus menggabungkan

tulisan/huruf yang tepat sehingga dapat menyampaikan pesan yang dimaksud secara logis dan jelas. 9. Harus menguntungkan secara

Feng Shui dan seimbang dalam unsur yin dan yang. (Lip, 1996, h.3-4)

Tabel 1.1.1. Kondisi – kondisi dan pertimbangan yang ada pada logo sebagai identitas perusahaan menurut Evelyn Lip dan David E. Carter.

II.1.1 Tujuan dan Fungsi Logo

Tujuan dari logo sebagai identitas perusahaan menurut David E. Carter (seperti dikutip Al, 1982, h.6), sedangkan fungsi logo sebagai identitas perusahaan menurut John Murphy dan Michael Rowe (1998, h.8) yaitu :

Tujuan dan fungsi logo sebagai identitas perusahaan menurut: No. Tujuan Logo menurut

David E. Carter

Fungsi Logo menurut John Murphy dan Michael Rowe 1. Sebagai ciri khas dan identitas

agar mudah dikenal oleh publik.

Identifikasi:

Logo perusahaan dapat diidentifikasi perusahaan tersebut bergerak di bidang apa dan barang serta jasa apa yang


(25)

dihasilkan. 2. Sebagai penunjuk karakter

perusahaan di mata publik.

Pembeda:

Logo dapat membedakan perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain, produk yang satu dengan produk yang lainnya. 3. Menginformasikan jenis usaha

untuk membangun citra.

Komunikasi:

Logo berperan sebagai pemberi informasi (jika berupa rambu-rambu), dan dapat juga menjadi pemberi tahu keaslian sebuah produk.

4. Mempresentasikan semangat dan cita-cita perusahaan.

Merupakan aset yang berharga.

Jika produk tersebut lebih dikenal di negara-negara lain maka suatu perusahaan/merek akan dihargai dengan cara waralaba.

5. Menumbuhkan kebanggaan di antara anggota perusahaan.

Mempunyai kekuatan hukum.

Logo yang telah diregistrasi dapat dijadikan jaminan kualitas produk yang dilindungi Undang-Undang.

Tabel. II.I. Tujuan dan fungsi logo sebagai identitas perusahaan menurut David E. Carter, John Murphy dan Michael Rowe.

II.1.2 Jenis-jenis Logo

Berdasarkan pendapat John Murphy dan Michael Rowe (seperti dikutip Perdana, 2007, h.14), logo berdasarkan elemen visualnya terbagi enam yaitu logo berupa nama (name only logos), logo berupa nama dan gambar (name/symbol logos), logo berupa inisial/singkatan nama (initial letter logos), logo berupa nama dengan visual yang


(26)

khusus (pictorial name logos), logo asosiatif (associative logos), logo dalam bentuk kiasan (allusive logos), logo dalam bentuk abstrak (abstract logos).

Jenis-jenis Logo menurut John Murphy

No. Pengertian& contoh logo

1. Logo berupa symbol (Name/symbol logos)

Logo ini terdiri dari nama dengan tipe huruf yang berkarakter dan dipadu dengan gambar yang sederhana yang keduanya merupakan satu kesatuan yang utuh yang saling melengkapi.

Gambar II.2 Contoh logo berupa nama dan gambar.

Sumber: www.stoklogo.blogspot.com (Data telah diolah oleh peneliti). Diakses pada : 7 Agustus 2013.

2. Logo berupa nama dengan visual yang khusus (Pictorial name logos) Logo ini berupa nama dari produk dan lembaga dengan elemen yang penting dan menonjol yang secara keseluruhan memiliki ciri yang sangat khusus. Bahkan jika nama/kata/teks dari logo tersebut diganti dengan yang lain tidak akan terlihat berbeda dengan sebelumnya. Contohnya logo Coca-Cola. Jika nama perusahaan tersebut diganti maka kekhususan dan integritas dari logo akan tetap terlihat.

Gambar II.4 Contoh logo berupa nama dengan visual yang khusus. Sumber: www.237desain.blogspot.com (Data telah diolah oleh peneliti).

Diakses pada : 7 Agustus 2013.


(27)

Logo ini biasanya berdiri sendiri dan bukan berupa nama produk atau lembaga, namun memiliki asosiasi langsung dengan nama lembaga, produk atau daerah aktivitas yang dijalani oleh lembaga tersebut. Logo jenis ini memiliki tampilan visual dari pengolahan teks dan gambar yang secara tepat dan sederhana yang dapat merepresentasikan produk dan lembaga secara langsung. Kelebihan logo asosiatif adalah mudah dipahami dan memberikan pertimbangan yang fleksibel bagi pemilik logo tersebut.

Gambar II.5 Contoh logo asosiatif.

Sumber: www.effendirusdiana.com (Data telah diolah oleh peneliti) Diakses pada : 7 Agustus 2013.

4. Logo dalam bentuk kiasan (Allusive logos)

Logo jenis ini memiliki tampilan visual yang mengingatkan bentuk kiasan dari benda-benda tertentu. Bentuk kiasan pada logo jenis ini merupakan penarik (focus of interest) yang dapat digunakan dalam hubungan masyarakat (public relation). Hubungan logo dengan bentuk-bentuk kiasan tersebut terjadi secara kebetulan dan dihubung-hubungkan saja. Logo jenis ini tidak dapat langsung memberikan hubungan antara nama lembaga atau produk dengan logonya dan pada kenyataannya.

Gambar II.6 Contoh logo dalam bentuk kiasan.

Sumber: www.dumetschool.com (Data telah diolah oleh peneliti) Diakses pada : 7 Agustus 2013.

Tabel. II. Jenis-jenis Logo dan contoh logo menurut John Murphy Sumber: Junaedi (2003) (Data telah diolah oleh peneliti).


(28)

Logo bisa berupa gambar, tulisan, atau gabungan antara keduanya. Anatomi logo bisa membantu memahami jenis dan elemen visual pembentuk logo. Surianto Rustan

(2009) menjelaskan bahwa “mengetahui anatomi dan jenis logo akan mempermudah

dalam menentukan logo apa yang akan dibuat dan jenis mana yang paling mewakili

kepribadian entitasnya” (h.88). Per Mollerup (seperti dikutip Surianto Rustan, 2009) menjelaskan “picture mark dan letter mark, kiranya cukup memadai untuk menyebut elemen gambar dan elemen tulisan dalam sebuah logo.”

Gambar II.7 Anatomi logo Apple Inc.

Sumber: www.apple.com (Data telah diolah oleh peneliti) Diakses pada : 7 Agustus 2013.

II.2 Elemen Visual

Logo dalam melakukan perencanaan identitas perusahaan yang mampu mengkomunikasikan isi citra produk atau perusahaan. Logo sebagai salah satu aplikasi dari identitas perusahaan dapat juga berfungsi sebagai pembeda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya. Sebagai suatu karya seni rupa, sebuah logo tidak lepas dari elemen-elemen seni rupa dasar yang membentuknya. Adams (seperti dikutip Ramanda, 2011, h.29) menjelaskan bahwa elemen-elemen visual tersebut terbagi menjadi empat yaitu garis, bentuk, warna, dan tipografi.

II.2.1 Garis

Pengertian garis menurut Leksikon Grafika merupakan benda dua dimensi yang tipis dan memanjang. Sedangkan Lillian Gareth berpendapat bahwa garis merupakan sekumpulan titik yang jika dideretkan maka dimensi panjangya akan tampak menonjol dan sosoknya disebut dengan garis dalam hubungannya sebagai elemen


(29)

seni rupa, garis memiliki kemampuan untuk mengungkapkan suasana. Suasana yang tercipta dari sebuah garis terjadi karena proses stimulasi dari bentuk-bentuk sederhana yang bila dilihat, yang diwakili dengan bentuk garis tersebut.

Jadi garis akan memiliki makna saat persepsi manusia mengasosiasikannya bentuk-bentuk yang dominan dengan bentuk lengkung seperti penari atau gerak ombak di laut. Bentuk garis terbagi menjadi tiga yaitu garis lurus, garis lengkung dan garis bersudut. Dalam penggunaannya, garis mempunyai arah seperti horisontal, vertikal, diagonal. Garis pun mempunyai dimensi seperti tebal, tipis, panjang dan pendek, juga saling berhubungan dalam bentuk garis paralel atau sejajar, garis memancar atau radiasi dan garis yang saling berlawanan.

Sedangkan menurut Steven Bradley garis terbagi menjadi empat jenis, yaitu garis yaitu garis kontur, garis pemisah, garis dekorasi, garis gesture. Lalu Bradley menjelaskan arti dari jenis garis diagonal dan lengkung sebagai berikut. Garis diagonal adalah garis miring ke kanan atau kiri dimana arah garis bisa miring ke kiri atau ke kanan. Selanjutnya garis lengkung meliputi mengapung, lengkung kubah dan lengkung busur. Garis ini merupakan garis lurus yang ditekuk atau ditekukan sehingga menyerupai suatu lengkungan. Pendapat berbeda disampaikan Sadjiman Ebdi (seperti dikutip Saputra, 2006, h.72) karakter garis merupakan bahasa rupa dari unsur garis. garis horizontal, garis vertikal, garis diagonal, garis zig zag, garis lengkung dan garis s.

(seperti dikutip Subagja, 2011, h.14), Selanjutnya garis menurut Kusmiati, R. Artini Pudjiastuti Sri dan Supandar Pamudi garis terbagi menjadi lima jenis garis yaitu garis lurus, garis vertikal, garis horizontal, garis diagonal dan garis lengkung. Untuk menjelaskan jenis garis, simbol, asosiasi, karakter, kesan, arti bisa dilihat dalam tabel dibawah:

Pengertian macam-macam garis menurut Steven Bradley, Kusmiati, R. Artini Pudjiastuti Sri dan Supandar Pamudi, Junaedi.


(30)

Jenis garis Gambar Pengertian

Garis kontur

Garis yang memberikan batas-batas tepi dalam objek atau sekitar objeknya.

Garis pemisah

Garis yang dapat menentukan tepi dalam bentuk. Hingga garis ini bisa membedakan ruang didalam objek.

Garis dekorasi

Garis yang sifatnya hanya hiasan saja.

Garis gesture.

Garis yang memberikan tanda isyarat.

Jenis garis dan Gambar

Horisontal Diagonal Vertikal Lengkung S Lengkung Zigzag

Garis diagonal Garis lengkung

Yaitu garis miring ke kanan atau ke kiri. Meliputi lengkung mengapung, lengkung kubah dan lengkung busur.

Dimana arah garis bisa miring ke kiri atau ke kanan.

Merupakan garis lurus yang ditekuk atau dibengkokkan sehingga menyerupai suatu lengkungan.


(31)

Kedinamisan, kegesitan, kelincahan. Kemegahan, kekuatan dan kedinamisan. Asosiasi

Orang lari, pohon doyong dan obyek yang mengesankan keadaan tidak seimbang.

Gumpalan asap, buih sabun, balon.

Karakter

Menurun, rapuh, jatuh, miring. Ringan, tenang, dinamis dan kuat. Kesan

Aman, gerakan, semangat, gelora serta perlawanan.

Kuat, sensitif, dan ekspresif.

Arti Kenaikan atau penurunan Lembut.

Aksi dan gerakan. Membentuk keanggunan di antara dua titik.

Ketegangan atau kegembiraan. Mengekspresikan gerakan cairan.

Dramatis. Tenang atau dinamis.

Tabel II.9 Jenis-jenis garis, karakter, simbol, asosiasi, kesan, arti dari garis diagonal dan lengkung menurut Steven Bradley, Kusmiati, R. Artini Pudjiastuti Sri dan Supandar Pamudi,

Junaedi.

Sumber: Junaedi (2003) (Data telah diolah oleh peneliti).

II.2.2 Bentuk

(Subagja, 2011, h.15), Bentuk-bentuk geometris merupakan simbol mewakili nilai emosional, yang didalamnya memiliki kesan. Bentuk menurut Kusmiati, R. Artini Pudjiastuti Sri, Supandar Pamudi berdasarkan jenisnya bentuk dasar dapat dibagi tiga yaitu:


(32)

Kekuatan, agresi,

pergerakan, dinamis dan perasaan maskulin.

Trinitas (sebuah konsep religius yang berdasarkan pada tiga unsur alam semesta yaitu Tuhan, manusia dan alam),

Api, agung, bijaksana, agama, energi dan kekuatan.

Keteraturan dan keamanan.

Tanah dan perasaan maskulin.

Menyeluruh keamanan, kesatuan dan ketahanan.

Kehangatan, perasaan wanita, kenyamanan.

Tabel II.10. Jenis-jenis garis.

Sumber: Junaedi (2003) (Data telah diolah oleh peneliti)

II.2.2.1 Bunga Teratai

Bunga (menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun, 2008) bunga adalah bagian tumbuhan yg akan menjadi buah, elok warnanya dan harum baunya. Bunga teratai tumbuh di lingkungan air yang berlumpur, kotor, dengan akar serabut yang saling mengait. Tanaman air ini bunganya berwana putih terang dan merah muda. Sementara daunnya tumbuh ke arah atas hingga mengambang di atas air dan tidak basah tercemar oleh air yang kotor. Sehingga tetap kering, bersih. Indah, bersih tidak tercemar.

Keindahan inilah yang juga menginspirasi karya seni, puisi, arsitektur, dan desain dalam budaya Cina. Makna dari bunga teratai dipengaruhi oleh Agama Budha dan Hindu yang selanjutnya menjadi makna dasar dari budaya modern. Jadi makna teratai yang universal berasal dari Agama Buddha dan Hindu (Wiana, Ketut. Pustaka Manikgeni, Yadnya dan Bhakti, 1993).


(33)

Bunga teratai Bagian

Tanda

Makna Simbol

Dijelaskan secara subjektif

Dijelaskan secara Objektif

Bunga Teratai Selalu berpikir yang positif.

Semangat untuk mengatasi kesengsaraan hidup dan kesempurnaan.

Harmoni Seperti Bila air pasang,maka teratai ikut naik, bila air surut, maka akan ikut turun.

Reinkarnasi: Kelahiran kembali dari kematian dan bangkit kembali.

Kehidupan yang tidak terpengaruh keburukan alam dari lingkungannya.

Bekerja keras untuk keluar dari segala masalah dan suci kembali.

Bunga yang bersemi di bulan Juli.

Mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa.

Kesucian sebagai hakikat ilmu pengetahuan.

Daun Teratai daunnya ada di permukaan air.

Kehormatan.

Kesehatan. Keberuntungan.


(34)

Potensi dan kekayaan, Perwakilan dari penciptaan Pembaruan kosmik

Kuncup Kekuatan yang

membumbung tinggi ke atas

Umur Panjang.

Bunga teratai warna merah

Pencapaian tingkat kesadaran tertinggi dalam kehidupan.

Kesucian yang keindahannya dimiliki manusia mulai dari yang rendah (hina).

Kelopak Bunga dengan seribu kelopak.

terkait dengan Sahasrara dan memang semua chakra.

Kelopaknya teratur dan lancip-lancip.

Kesucian.

Tetesan air yang meluncur dari kelopak teratai Kemurnian Ucapan Tubuh Pikiran Jiwa Kesempurnaan spiritual Perdamaian sifat seseorang. Putik Putiknya berbentuk. Simbol istana Hyang Widhi.

yang Putiknya berbentuk Kerucut Alat pelengkap/tambahan.

Kasih sayang, cinta.dan keinginan.


(35)

Keindahan ilahi Hidup manusia indah,

sempurna, memiliki hasrat untuk berkembang kedepan, demi mencapai tujuan.

Hasrat dan keinginan tetap kita jalani dengan kebaikan. Sehingga harta yang kita dapatkan bersumber dari kebaikan. Yang pada akhirnya akan memberikan suatu keindahan bagi lingkungan dan alam sekitarnya seperti layaknya bunga Teratai.

8 kelopak koperasi indonesia

Sebuah bunga teratai umumnya dilengkapi dengan

Delapan kelopak, yang sesuai dengan Delapan Jalan Hukum Baik

Deskripsi bunga teratai. 1. Simpul yang tak berujung. 2. Bunga teratai.

3. Duaja.

4. Dharmacakra. 5. Bumpa. 6. Golden Fish.

7. Payung penahan matahari. 8. Kulit kerang.

Teratai mekar Mengungkap pencipta Dewa

Brahma di posisi teratai. Pertumbuhan keindahan

murni dari lumpur asalnya memegang janji spiritual jinak.


(36)

"Kemurnian primordial" (Wylie: ka dag)

Saham dalam chakra

Mandala simbolisme

Dharmacakra, juga dikutip secara luas dalam Purana dan Veda, sebagai contoh:

Teratai yang tak tersentuh oleh air.

Dengan melakukan tugasnya. Menyerahkan hasil kepada Tuhan. Tanpa terpengaruh oleh tindakan berdosa.

Daun Teratai tumbuh di atas air, daunnya menjalar ke bawah.

Keanggunan

Daun, bunga keluar

langsung dari

rimpangnya yang terkait pada lumpur di dasar kolam.

Kebenaran (Satyam),

Helaian daun lebar dan bulat, disangga oleh tangkai yang panjang dan bulat berdiameter 0,5-1 cm. Daun muncul ke permukaan air menjulang tegak seperti perisai.


(37)

Daun Besar daun dibandingkan kelopak.

Keindahan (Sundaram).

Permukaan daun

Permukaan daun berlilin;

warnanya hijau

keputihan, dan rata sedangkan bagian tengah agak mencekung, tulang daun tersebar dari pusat daun ke arah tepi, diameter 30-50 cm.

Matahari dan penciptaan.

Mahkota Kesuburan Mahkota bunga lebar, ada yang

engkel dan ada yang dua engkel dengan warna merah jambu, putih atau kuning.

Kelopak Kemakmuran Kelopak berlangsung Itu

menyarankan perluasan jiwa.

Bau Kekekalan Harum tercium dari bunganya.

Jika kita menghirup aroma bunga teratai tersebut

Urat syaraf akan terangsang sehingga akan menggetarkan jiwa dan menambah kekhusukan dalam bersamadhi/sembahyang. Harum

Bunga Bunganya harum, Kecantikan

Tumbuh menjulang di atas permukaan air dengan tangkai bulat panjang dan kokoh,


(38)

panjang tangkai bungga 75-200 cm. Diameter bunga 15-25 cm,

Benang sari Benang sarinya banyak dan berwarna kuning,

Keberanian

Benang sarinya berwarna kuning akan terlihat memenuhi bagian

kelopak yang

mempunyai warna beragam, mulai dari ungu, merah, dan putih.

warna hijau muda: simbol ... warna hijau tua: simbol ... warna merah tua: simbol ...

Bunga mekar sari

Bunga mekar sehari penuh dari pagi sampai sore hari.

Pria

Mahkota Setelah mahkota layu lalu berguguran sampai akhirnya tersisa dasar bunga/putik yang akan menjadi bakal buah, bentuknya kerucut terbalik dengan permukaan datar semacam spons dan

berlubang-lubangwarnanya hijau kekuningan, dan menjadi


(39)

coklat/hitam. Garis tengah 6-11 cm.

Bunganya mempunyai aroma harum.

Tumbuh luruh di permukaan air dengan daun yang melebar sejajar dengan air. Panjang tangkai tergantung dari kedalaman air, mulai dari 10 – 200 cm berbentuk bulat panjang.

Kemurnian.

Diametar bunga

Tergantung dari jenis, mulai 10 cm –20 cm.

Keanggunan.

Mahkota Mahkota bunga teratai menunjuk disegala arah. 4 arah mata angin.

Melambangkan arah mata angin (Asta Dala).

Pematang buah teratai:

(Pematangan buah Teratai terjadi di bawah permukaan air), berbeda dengan pematangan buah dari genus Nuphar yang terjadi di atas permukaan air.

Spiritualitas

Tabel II.1 Bunga teratai.

Sumber: Wiana, Ketut (1993), Junaedi (2003) (Data telah diolah oleh peneliti)


(40)

Bunga teratai

Makna Simbol Karakter Kesan Asosiasi

Hijau Gairah. Kendali seseorang atas pikiran dan semangat serta melepaskan aspirasi materialistis dalam hidup untuk mencapai kesempurnaa n jiwa. Tempat suci. Keadaan pikiran yang telah mencapai tahap pencerahan tertinggi. Menandaka n mistis Hijau tua. Pengetahu an. Bodhi (Sansekerta untuk pencerahan). Kemurnia n pikiran dan ketenanga n dari sifat manusia. Kebijaksanaa n. kecerdasan. Merah tua Keadaan untuk terus belajar hingga mencapai kebijaksa naan hidup. Kebesaran hati. Bunga tertai yang sepenuhny a mekar

keterbukaan Kemurahan hati.

Tabel II.2 Filosofi warna pada bunga teratai.

Sumber: Wiana, Ketut (1993), Junaedi (2003) (Data telah diolah oleh peneliti)

II.3 Warna

(Junaedi, 2003, h.14). Warna adalah suatu mutu cahaya yag di pantulkan dari suatu objek ke mata manusia. Hal ini menyebabkan kerucut-kerucut warna pada retina bereaksi, yang memungkinkan timbulnya gejala warna pada objek-objek yang dilihat sehingga dapat mengubah persepsi manusia. Warna bersifat subjektif karena warna


(41)

memiliki hubungan dengan setiap individu yang melihatnya. (Adams, seperti dikutip Ramanda, 2011, h.29). Dalam logo elemen warna berfungsi sebagai pengingat, kepekaan penglihatan yang mampu menstimuli perasaan, perhatian dan minat seseorang (Kusrianto, 2007, h.46).

II.3.1 Pengelompokan Warna

Sir David Brewster membagi warna menjadi tiga kelompok warna, yaitu warna primer, warna sekunder dan warna tersier, dengan penjelasan sebagai berikut (Kusrianto, 2007, h.48).

Kelompok Warna Pengertian

Warna primer Warna yang menjadi pedoman setiap orang untuk menggunakannya.

Warna sekunder Warna sekunder merupakan percampuran antara warna primer.

Warna tersier Warna tersier merupakan percampuran antara warna sekunder dengan primer.

Tabel II.2 Kelompok Warna.

Sumber: Sir David Brewster data telah diolah oleh peneliti.

II.3.3 Sifat Warna serta warna yang ditimbulkannya.

Teori warna menyatakan bahwa warna mempunyai sifat dan watak yang sering diasosiasikan dengan suasana, waktu, dan kesempatan. Jadi, tiap warna mempunyai sifat-sifat tersendiri yang menunjukkan ciri khasnya. Berikut ini sifat warna merah dan hijau menurut John Pile (1997), dan menurut Junaedi (2003, h.14)


(42)

menjelaskan bahwa sifat warna dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu warna panas dan warna dingin.Sedangkan menurut Rustan (2009, h.73), beberapa sifat yang ditimbulkan oleh warna adalah sebagai berikut:

2 golongan warna panas dan dingin menurut John Pile dan Junaedi.

Sifat yang ditimbulkan oleh warna menurut Surianto Rustan.

Warna Gambar Warna Sifat

Warna

panas Gambar II.10 Contoh Warna Panas

Sumber: Junaedi (2003) (Data telah diolah oleh peneliti) Diakses pada : 7 Agustus 2013.

Nasib baik, suci, tulus, gairah, kuat, energi, cinta, gembira, cepat, ambisi, pemimpin, maskulin, tenaga, menonjol, revolusi, agresi, penghormatan. Warna

dingin Gambar II.11 Contoh Warna Dingin

Sumber: Junaedi (2003) (Data telah diolah oleh peneliti) Diakses pada : 7 Agustus 2013.

Kecerdasan tinggi, nasib baik, giat, murah hati, agresi, abadi, udara, tanah, tulus, pembaruan,

pertumbuhan, kesehatan, keseimbangan,

harmoni, stabil, tenang, kreatif, Islam.

Gambar II.3 Sifat yang ditimbulkan oleh warna. Sumber: Junaedi (2003) (Data telah diolah oleh peneliti).


(43)

Menurut Frank Jefkins tipografi adalah menggunakan huruf yang diciptakan tipograper dari ratusan jumlah rancangan huruf yang tersedia untuk mengkomunikasikan pesan dan kesan. Juga melakukan proses type setting, mengunakan ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda pada naskah.

II.4.1 Jenis-jenis Huruf

Menurut Alexander Lawson (seperti dikutip Rustan, 2011, h.45) klasifikasi huruf berdasarkan sejarah dan bentuk huruf, yaitu black letter/ old english / fraktur, humanist / venetian, old style / old face / garalde, transitional / reales, modern / didone, slab serif / egyptian, sans serif, script & cursive, display / decorative. Sedangkan menurutJames Craig (seperti dikutip Perdana, 2007, h.16) huruf diklasifikasikan ke dalam lima jenis yaitu roman, egytian, sans serif, script dan miscellaneous.

Jenis-jenis Huruf

No. Gambar beserta sumber gambar

Alexander Lawson James Craig

1.

Fraktur Roman

2.

Humanist Egyptian

3.

Old Style Sans Serif

4. Transitional

Script 5.

Modern

Miscellanous 6.

Slab Serif 7.


(44)

8.

Script 9.

Display Gambar II.13 Jenis-jenis huruf

menurut Alexander Lawson. Sumber: Junaedi (2003) (Data telah

diolah oleh peneliti).

Gambar II.12 Macam-macam jenis huruf menurut James Craig. Sumber: Junaedi (2003) (Data telah

diolah oleh peneliti). Table II.4. Jenis-jenis huruf, Alexander Lawson, James Craig,diolah oleh peneliti.

II.4.2 Sans Serif

Menurut (Rustan, 2011) jenis ini muncul pada tahun 1816 sebagai Display Type dan tidak populer di masyarakat karena pada saat itu tidak trendy sehingga dinamakan Grotesque yang artinya lucu atau aneh. Sans Serif mulai populer pada awal abad 20, saat para desainer mencari bentuk-bentuk ekspresi baru yang mewakili sikap penolakan terhadap nilai-nilai lama, yaitu pengkotakkan masyarakat dalam kelas-kelas tertentu. Pudjiastuti (1999, h.16) berpendapat bahwa jenis huruf sans serif atau slab serif seperti Helvetica atau Lubalin memiliki karakter yang mengkomunikasikan suasana tegas juga artistik. Menurut Frank Jefkins, kesan dari pada huruf sans serif adalah modern, kontemporer dan efisien.

Sans Serif

No. Ciri huruf Tidak memiliki kaki/sirip/serif.Memiliki ketebalan huruf yang sama.

1. Grotesque Sans Serif yang muncul sebelum abad 20.


(45)

bentuk-bentuk dasar.

3. Humanist Berkesan lebih natural dibandingkan dengan Grotesque dan Geometric.

No. Ciri huruf Contoh huruf

1. Grotesque 2. Geometric

3. Humanist

Tabel II.5 Tabel Sans Serif.

Sumber: Rustan (Data telah diolah oleh peneliti).

II.4.4 Huruf Gill Sans

Gambar II.6 Huruf Gill Sans.

Sumber: Wikipedia.com (Data telah diolah oleh peneliti) Diakses pada : 7 Agustus 2013.

Gill Sans diciptakan pada tahun 1928 sampai 1930, oleh Eric Gill yang belajar pada Edward Johnston. Huruf Gill Sans adalah huruf yang dihasilkan dari proses memperhalus typefaceUnderground. Termasuk kedalam humanistsans serif berdasar pada proporsi roman klasik sehingga mudah dikenali bentuk hurufnya (legible). Memiliki karakteristik geometris, yang bisa digunakan beraneka ragam fungsi (versatile) pada media danberkesan netral. Terlihat modern, bersih, dan rapih. Juga


(46)

mempunyai penekanan kontras yang lebih pada lebar stroke di bandingkan huruf yang tidak ber-serif lainnya. Hal itu membuat Gill Sans punya tingkat keterbacaan yang tinggi (readable).

II.5Budaya Perusahaan

Purwanto (seperti dikutip Effendy, 2012, h.1) mendefinisikan bahwa budaya perusahaan adalah seperangkat asumsi yang dibangun dan di anut bersama oleh organisasi sebagai modal dalam beradaptasi dengan lingkungan eksternal dan proses integrasi internal. Seperangkat asumsi dimaksud adalah filosofi, nilai-nilai, norma-norma, keyakinan, ide mitos dan karya yang terintegrasi untuk mengarahkan perilaku organisasional. Seperangkat asumsi tersebut merupakan isi budaya perusahaan yang berkaitan dengan apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh semua karyawan. Isi budaya adalah moral yaitu watak organisasi yang mengutamakan nilai-nilai kebaikan yang harus diterima dan disepakati untuk menjadi roh kehidupan organisasi. Hodge, Anthony dan Gales (seperti dikutip Effendy, 2012, h.1) mendefinisikan budaya perusahaan sebagai suatu konstruksi dua tingkat, yang meliputi karakteristik-karakteristik organisasi yang kelihatan (observable) dan yang tidak kelihatan (unobservable). Pada level observable, budaya perusahaan mencakup beberapa aspek organisasi seperti pola-pola perilaku, peraturan, legenda, bahasa dan seremoni-seremoni yang dilakukan perusahaan. Sedangkan pada level unobservable, value, budaya perusahaan mencakup shared, norma-norma, kepercayaan dan asumsi-asumsi para anggota organisasi.

Jadi budaya perusahaan merupakan pola atau konfigurasi dari dua level karakteristik organisasi yang berorientasi atau mengarahkan para anggota organisasi untuk mengelola masalah-masalah dan keadaan-keadaan di sekitarnya. Menurut Tika Moh. Pabundu (seperti dikutip Effendy, 2012, h.3), unsur-unsur yang terdapat dalam budaya perusahaan terdiri dari:


(47)

Pabundu

No. Pengertian No. Pengertian No. Pengertian 1. Sistem nilai (nilai

inti)

Lingkungan bisnis

4. Pola ritual keyakinan

7. Sistem dan prosedur manajemen

2. Pahlawan/pelopor 5. Nilai dan perilaku

8. Norma-norma dan prosedur

3. Jaringan budaya 6. Gaya manajemen

9. Pedoman perilaku

Tabel II.5 Unsur-unsur yang terdapat dalam budaya perusahaan. Sumber: Tika. Moh. Pabundu (Data telah diolah oleh peneliti).

II.6 Semiotika

(Widiawatin, 2007) Semiotika berasal dari bahasa Yunani: semeion, yang berarti tanda. Semiotika atau semiologi mempunyai pengertian yang sama yaitu sebagai ilmu tentang tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotika itu mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, dan konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut memiliki arti.

Perbedaan antara tanda dan lambang atau simbol menurut Puji Santosa (dikutip Widiawati, 2007)

Sedangkan Sobur (dalam Jurnal Nirmana Vol.2 No. 2, 2010) mengungkapkan bahwa semiotika adalah studi tentang tanda dan cara tanda-tanda itu bekerja.

Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya memaknai “makna” yang

terdapat di dalamnya. Memaknai berarti bahwa objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstruksikan sistem terstruktur dari tanda. Analisis semiotika bertujuan untuk menemukan makna dari tanda (teks, iklan atau berita) karena sistem tanda sifatnya sangat kontekstual dan bergantung pada pengguna tanda


(48)

tersebut berada. Charles Sander Pierce (dikutip Kristiyanto, 2010) membedakan tanda atas simbol, ikon dan indeks.

Semiotika Pengertian Gambar

Tanda Perangkat yang dipakai untuk mensampaikan makna.

Tanda tidak memiliki makna.

Subjek

Tidak ada pengertian

Objek Simbol Simbol adalah suatu tanda

dimana hubungan antar tanda dan acuannya merupakan hubungan yang sudah terbentuk secara konvensional, jadi semua memaknai tanda itu dengan sama. Contohnya warna putih di Indonesia adalah simbolisasi dari kesucian sementara simbolisasi tersebut tidak berlaku di Jepang dan Amerika.

Sama = sama. Subjek

Pengertian

Objek

Ikon Ikon adalah suatu tanda dimana hubungan antara tanda dan acuannya berupa hubungan berupa kemiripan. Jadi ikon adalah tanda yang dalam

berbagai bentuknya

Mirip.

Subjek

Kemiripan


(49)

menyerupai objek dari tanda tersebut.

Objek

Indeks .Indeks adalah suatu dimana hubungan antara tanda dan acuan muncul karena adanya kedekatan eksistensi. Jadi indeks adalah suatu tanda yang

mempunyai hubungan

langsung, misalnya asap merupakan indeks dari adanya api.

Kedekatan atau mendekati. Subjek

Kedekatan

Objek

Tabel II.5 Tabel Semiotika.


(50)

BAB III

KOPERASI INDONESIA

III.1 Koperasi Indonesia

Secara etimologi kata Koperasi berasal dari bahasa Inggris co-operation yang berarti usaha bersama. Dalam artian segala bentuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat disebut sebagai Koperasi. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 25 tahun 1992, Koperasi ialah bidang usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Tetapi menurut Wartawarga Gunadarma, Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama, Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

Koperasi mempunyai kedudukan sebagai badan hukum.

1. Mempunyai aturan tertulis, yaitu anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan ketentuan-ketentuan lain yang dianggap perlu demi kelangsungan usaha koperasi. 2. Hubungan antara anggota bersifat rasional dan objektif.

3. Mempunyai cara-cara perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan usaha yang teratur dan berkelanjutan.

4. Bersifat dinamis dan peka terhadap kemajuan ilmu pengatahuan dan teknologi.

III.2.1 Sejarah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Periode Sebelum Kemerdekaan


(51)

Koperasi adalah institusi (lembaga) yang tumbuh atas dasar solidaritas tradisional dan kerjasama antar individu, yang pernah berkembang sejak awal sejarah manusia sampai pada awal Revolusi Industrial di Eropa pada akhir abad delapan belas dan selama abad sembilan belas, sering disebut sebagai Koperasi Historis atau Koperasi Pra-Industri. Koperasi Modern didirikan pada akhir abad 18, terutama sebagai jawaban atas masalah-masalah sosial yang timbul selama tahap awal Revolusi Industri.

Di Indonesia, ide-ide perkoperasian diperkenalkan pertama kali oleh Patih di Purwokerto, Jawa Tengah, R. Aria Wiraatmadja yang pada tahun 1896 mendirikan sebuah Bank untuk Pegawai Negeri. Cita-cita semangat tersebut selanjutnya diteruskan oleh De Wolffvan Westerrode. Pada tahun 1908, Budi Utomo yang didirikan oleh Dr. Sutomo memberikan peranan bagi gerakan koperasi untuk memperbaiki kehidupan rakyat. Pada tahun 1915 dibuat peraturan Verordening op de Cooperatieve Vereeniging, dan pada tahun 1927 Regeling Inlandschhe Cooperatiev.

Pada tahun 1927 dibentuk Serikat Dagang Islam, yang bertujuan untuk memperjuangkan kedudukan ekonomi pengusah-pengusaha pribumi. Kemudian pada tahun 1929, berdiri Partai Nasional Indonesia yang memperjuangkan penyebarluasan semangat koperasi. Hingga saat ini kepedulian pemerintah terhadap keberadaan koperasi nampak jelas dengan membentuk lembaga yang secara khusus menangani pembinaan dan pengembangan koperasi.


(52)

III.2.1.2 Periode Penjajahan Belanda dan Jepang

Tahun 1930 Pemerintah Hindia Belanda membentuk Jawatan Koperasi yang keberadaannya dibawah Departemen Dalam Negeri, dan diberi tugas untuk melakukan pendaftaran dan pengesahan koperasi, tugas ini sebelumnya dilakukan oleh Notaris. Tahun 1935 Jawatan Koperasi dipindahkan ke Departemen Economische Zaken, dimasukkan dalam usaha hukum (Bafdeeling Algemeene Economische Aanglegenheden). Pimpinan Jawatan Koperasi diangkat menjadi Penasehat. Tahun 1939 Jawatan Koperasi dipisahkan dari Afdeeling Algemeene Aanglegenheden ke Departemen Perdagangan Dalam Negeri menjadi Afdeeling Coperatie en Binnenlandsche Handel. Tugasnya tidak hanya memberi bimbingan dan penerangan tentang koperasi tetapi meliputi perdagangan untuk Bumi Putra. Tahun 1942 Pendudukan Jepang berpengaruh pula terhadap keberadaan jawatan koperasi. Saat ini jawatan koperasi dirubah menjadi Syomin Kumiai Tyuo Djimusyo dan Kantor di daerah diberi nama Syomin Kumia Djimusyo. Tahun 1944 Didirikan Jumin Keizaikyo (Kantor Perekonomian Rakyat) Urusan Koperasi menjadi bagiannya dengan nama Kumaika, tugasnya adalah mengurus segala aspek yang bersangkutan dengan Koperasi.

Periode setelah kemerdekaan tahun 1945 Koperasi masuk dalam tugas Jawatan Koperasi serta Perdagangan Dalam Negeri dibawah Kementerian Kemakmuran. Tahun 1946 Urusan Perdagangan Dalam Negeri dimasukkan pada Jawatan Perdagangan, sedangkan Jawatan Koperasi berdiri sendiri mengurus soal koperasi. Tahun 1947 – 1948 Jawatan Koperasi dibawah pimpinan R. Suria Atmadja, pada masa ini ada suatu peristiwa yang cukup penting yaitu tanggal 12 Juli 1947, Gerakan Koperasi mengadakan Kongres di Tasikmalaya dan hasil Kongres menetapkan bahwa tanggal 12 Juli dinyatakan sebagai Hari Koperasi. Tahun 1949 Pusat Jawatan Koperasi RIS berada di Yogyakarta, tugasnya adalah mengadakan kontak dengan jawatan koperasi di beberapa daerah lainnya. Tugas pokok yang dihasilkan telah melebur Bank dan Lumbung Desa dialihkan kepada Koperasi. Pada tahun yang sama yang diundangkan dengan Regeling Cooperatieve 1949 Ordinasi 7 Juli 1949 (SBT. No. 179).


(53)

Berdasarkan Keppres Nomor 163 Tahun 2000 tanggal 23 November 2000 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Menteri Negara, maka Menteri Negara Koperasi dan PKM diubah menjadi Menteri Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Melalui Keppres Nomor 175 Tahun 2000 tanggal 15 Desember 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tugas Menteri Negara, maka Menteri Negara Urusan Koperasi dan UKM diubah menjadi Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Tahun 2001 Melalui Keppres Nomor 101 Tahun 2001 tanggal 13 September 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Menteri Negara, maka dikukuhkan kembali Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Berdasarkan Keppres Nomor 103 Tahun 2001 tanggal 13 September 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Non Pemerintah, maka Badan Pengembangan Sumber Daya Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah dibubarkan. Melalui Keppres Nomor 108 Tahun 2001 tanggal 10 Oktober 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Menteri Negara, maka Menteri Negara Koperasi dan UKM ditetapkan membawahi Setmeneg, Tujuh Deputi, dan Lima Staf Ahli. Susunan ini berlaku hingga tahun 2004.

III.3 Visi , Misi dan Tujuan Koperasi Indonesia

Visi koperasi adalahmenjadi Lembaga Pemerintah yang kredibel dan efektif untuk mendinamisasi pemberdayaan koperasi dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) dalam rangka meningkatkan produktivitas, daya saing dan kemandirian.

Misi koperasi adalah rumusan misi Kementerian Koperasi dan UKM adalah Memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan nasional melalui perumusan kebijakan nasional; pengkoordinasian perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kebijakan pemberdayaan di bidang koperasi dan UMKM; serta peningkatan sinergi dan peran aktif masyarakat dan dunia usaha dalam rangka meningkatkan produktivitas, daya saing dan kemandirian koperasi dan UMKM secara sistimatis, berkelanjutan dan terintegrasi secara nasional.


(54)

Tujuan koperasi adalahtujuan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah secara umum adalah menjadikan KUMKM sebagai pelaku ekonomi utama dalam perekonomian nasional yang berdaya saing. Tujuan Kementerian Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005 - 2009 dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Mewujudkan kondisi yang mampu menstimulan, mendinamisasi dan memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya tujuh puluh ribu unit koperasi yang berkualitas usahanya dan enam juta unit usaha UMKM baru. Menumbuhkan iklim usaha yang kondusif bagi pengembangan usaha koperasi dan UMKM pada berbagai tingkatan pemerintahan.

2. Meningkatkan produktivitas, daya saing kemandirian koperasi dan UMKM di pasar dalam dan luar negri.

3. Mengembangkan sinergi dan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam pemberdayaan koperasi dan UMKM.

4. Memberikan pelayanan publik yang berkualitas, cepat, tepat, transparan dan akuntabel.

III.4 Tugas dan Fungsi

Tugas dan fungsi Kementerian Koperasi dan UKM telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara pasal 552, 553 dan 554, yaitu: Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang koperasi dan usaha kecil dan menengah dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.


(55)

Fungsi Koperasi Indonesia adalah:

1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah.

2. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah.

3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

5. Penyelenggaraan fungsi teknis pelaksanaan pemberdayaan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sesuai dengan undang-undang di bidang koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah.

II.5 Budaya Perusahaan Koperasi Indonesia a. Gotong royong

Koperasi diambil dan dikembangkan dari budaya asli Bangsa Indonesia. Salah satu Budaya asli Indonesia adalah gotong royong dan saling membantu sesama. Gotong royong menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi adalah bekerjasa bersama-sama. Seperti koperasi simpan pinjam anggota yang menyimpang uang akan membantu anggota koperasi yang membutuhkan pinjaman uang. Keuntungan inilah yang dilakukan koperasi untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Indonesia memiliki banyak suku bangsa yang memiliki karakter budaya yang berbeda-beda.Karakter budaya asli ini bisa disatukan dengan budaya koperasi dengan menyesuaikan budaya suku bangsa asli. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraa anggota koperasi.


(56)

b. Kebersamaan

Koperasi menentang paham individualisme dan kapitalisme. Menjadikan gotong royong sebagai budaya perlawanannya. Sifat kooperatif masyarakat bangsa, yang juga berkontribusi pada pembangunan ekonomi kerakyatan koperasi, dinilai pula mampu mengemban peran dalam menghapus kapitalisme di Indonesia (Para frase. Higgins, 1958:53). Dengan menjalankan koperasi secara bersama-sama membantu setiap anggota koperasi berkembang sesuai deskripsi pekerjaannya. Keuntungan berupa uang dan perkembangan kesejahteraan anggota didapat dari kerja sama anggota koperasi sehingga bidang usahanya berkembang. Sehingga paham individualisme akan hilang oleh keterikatan sesama anggota koperasi yang berusaha bersama-sama dalam bidang usaha koperasi. Setiap perkembangan koperasi dinilai dari perputaran uang yang didapatkannya. Yang juga terbebas dari bunga bank sebesar 3%. Koperasi hanya memberikan bunga untuk setiap anggota sebesar 1%. Sehingga anggota koperasi terbebas dari sistem kapitalisme berupa bunga bank sebesar 3%.

c. Modern

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008, modern adalah terbaru,mutakhir, sikap dan cara berpikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntutan zaman. Di era globalisasi dengan semangat Koperasi Indonesia yang bersifat dinamis untuk memodernisasi Koperasi Indonesia dengan melakukan peremajaan infrastruktur.

Koperasi Indonesia memodernisasi Infrastruktur untuk memudahkan hubungan pemangku kepentingan. Maka dilakukan proses komputerisasi dengan tujuan mempermudah dan meningkatkan kinerja pemangku kepentingan. Dibutuhkan teknologi informasi yang berbasis online. Demi menciptakan efisiensi dan efektivitas dalam segala kegiatan ekonomi kerakyataan di Koperasi Indonesia akan menggunakan internet. Untuk itu diperlukan penataraan penggunaan internet kepada setiap anggota. Sehingga anggota koperasi dapet menggunakan perangkat online tersebut. Dengan kemudahan akses data secara real time.


(57)

d. Globalisasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008, globaliasi proses masuknya ke ruang lingkup dunia. Sementara globalisasi ekonomi adalah proses di mana pasar dan produksi di berbagai negara menjadi saling tergantung karena dinamika perdagangan barang dan jasa serta arus modal dan teknologi. (Komisi Eropa, 1997: 45). Untuk bisa bersaing di era globalisasi, koperasi akan meningkatkan ekspor produk unggulan seperti beras. Untuk mewujudkan swasembada beras di tahun 2014 demi ketahanan pangan nasional lalu menekspornya ke pasar global. Dimulai dari pemangku kepentingan serentak di 34 provinsi di Indonesia. Selain swasembada beras setiap provinsi mampu menciptakan produk unggulan tertentu. Rencana Koperasi Indonesia ini akan memunculkan produk-produk unggulan yang baru disetiap provinsi di Indonesia.

e. Ekonomi kerakyatan

Ekonomi yang digerakkan berdasarkan prinsip optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya teknologi, sumber daya permodalan, sumber daya manusia baik pelaksana dan pakaryang ada untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat.

Ekonomi kerakyatan identik dengan ekonomi pancasila. Konsep sudah lama dipikirkan dan dikembangakan secara khusus oleh pakar ekonomi di dalam maupun luar negri dengan berbagai varian pengertian dan cirri-cirinya. (Douglas (1920), Carnoy (1980), Dahl (1985), Poole (1987), dan Smith (2000)). M. Hatta sejak tahun 1930 sudah memikirkan konsep ini dan kemudian dirumuskan ke dalam konstitusi melalui Pasal 33 UUD 1945. Lalu konsep ini terus dikembangkan oleh ekonom-ekonom Indonesia dengan berbagai ragam terminologi (Mubyarto (1980), Suwasono* (1987), Arief (2000), Baswir (2002). Kenyataan ini menunjukan orientasi pembangunan kemakmuran masyarakat Indonesia yang adil sesuai dengan ekonomi kerakyatan. (Parafrase, mubyarto, 1997).


(58)

III.5 Logo Baru Koperasi Indonesia

Gambar II.6 Logo Baru Koperasi Indonesia.

Sumber : Dokumen Koperasi Indonesia data telah diolah peneliti. Diakses pada : 7 Agustus 2013.

Pergantiaan identitas perusahaan Koperasi Indonesia ini melalui Surat Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI Nomor 02/Per/M.KUKM/IV/2012 tanggal 17 April 2012 tentang Penggunaan Lambang Koperasi Indonesia; melalui surat Keputusan Dekopin Nomor SKEP/14/DEKOPIN-A/III/2012 tanggal 30 Maret 2012 tentang Perubahan Lambang/Logo Gerakan Koperasi Indonesia. Menteri Koperasi Sjarifuddin Hasan yang memimpin Kementrian Koperasi dan UKM berganti identitas perusahaannya dengang slogan Koperasi Indonesia “Lambang baru semangat baru”

Tujuan umum dari perubahan identitas perusahaan Koperasi Indonesia adalah ingin mengenalkan kepada khalayak bahwa Koperasi Indonesia sudah berubah. Menjadikan identitas perusahaan Koperasi Indonesia umumnya di masyarakat dan juga khususnya di pemangku kepentingan bahwa dalam rangka memperkuat visi dan misi Koperasi Indonesia dalam mempersatukan tekad, semangat berdasarkan nilai dasar dan prinsip dari jatidiri koperasi, untuk meningkatkan eksistensi koperasi serta kepercayaan terhadap Koperasi Indonesia, meningkatkan kinerja pengurus dan


(59)

pengelola serta prestasi anggota koperasi, perlu dilakukan perubahan Logo Koperasi Indonesia.

Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dalam surat keterangan perubahan logo, agar seluruh gerakan koperasi dan pemangku kepentingan yang terkait dalam pemberdayaan koperasi serta masyarakat umum, perlu menetapkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah tentang Penggunaan Lambang Koperasi Indonesia;

Penggunaan logo Koperasi Indonesia sesuai dengan peraturan Menteri Negara Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI Nomor 02/Per/M.KUKM/IV/2012 tanggal 17 April 2012 tentang Penggunaan Logo Atau Lambang Koperasi Indonesia

Hasil wawancara dengan Kepala Bagian humas Koperasi Indonesia Asep Sudarman. Pada tanggal 15 Agustus 2013, di Kantor Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Barat. Jl. Soekarno Hatta No. 705. Bandung Jawa Barat.

Simbol elemen visual garis adalah tanda yang memiliki makna menurut hasil wawancara Koperasi Indonesia

Simbol Makna

Garis lengkung

Garis diagonal yang berada terluar pada logo Koperasi Indonesia. Terbentuk dari 3 garis diagonal, 1 garis diagonal miring ke kiri 450 , 2

garis diagonal kemiringan 45 0 .

Pemangku kepentingan berusaha menjadi lebih baik lagi dari sebelum menggunakan logo baru. Dengan logo baru yang merivitalisasi Koperasi Indonesia dengan menambahkan 2 budaya perusahaan baru. Yaitu budaya modernisasi dan budaya globalisasi agar Koperasi Indonesia bertahan menjadi ekonomi kerakyatan.

1. Pemangku kepentingan berusaha menjadi lebih baik lagi dari logo


(60)

awalnya.

Dengan logo baru ini budaya modern & globalisasi dijalankan oleh pemangku kepentingan.

Sesuai dengan Misi Koperasi Indonesia: 1. Kontribusi nyata

2. Pembangunan nasional

3. Perumusan kebijakan nasional. 4. Pengkoordinasiaan perencanaan. 5. Pelaksanaan.

6. Pengendalian kebijakan

pemberdayaan Koperasi & UMKM. 7. Peningkatan sinergi & peran aktif

masyarakat agar produktif. 8. Daya saing.

9. Kemandirian. 10.Sistematis. 11.Berkelanjutan.

Terintegrasi secara nasional.

Garis diagonal

Garis lengkung yang berada di bagian terluar. Dengan kemiringan 45 0.

Terdapat makna dari empat kuncup yang bentuknya segi tiga melengkung yang menunjukan empat arah mata angin.


(61)

Yang pertama menunjukan aspirasi, bersifat kerakyatan, kebersamaan, kemandirian keadilan, dan demokrasi. Arah mata angin kedua menunjukan keunggulan dalam persaingan global. Arah mata angin yang ke tiga

melambang seseorang yang berjiwa inovatif juga dengan semangat yang selalu mengembangkan Koperasi. Arah mata angin yang ke empat menunjukan bagian dari modernisasi koperasi juga mampu menggunakan teknologi informasi dan siap bersaing di zaman globalisasi.

Sementara itu teratai mewakili makna dari keteguhan dan peningkatan pemangku kepentingan untuk

melakukan yang terbaik dan berjuang lebih baik.

Surat Koperasi:

Gambar: 4 kuncup bungan yang saling bertautan dihubungkan sebuah lingkaran yang menghubungkan satu kuncup lainya, menggambarkan seluruh pemangku kepentingan saling bekerjasama secara terpadu dan berkoordinasi secara harmonis dalam membangun Koperasi Indonesia. 1. Revitalisasi koperasi Indonesia


(62)

untuk menjadi efektif.

Sesuai dengan Visi Koperasi Indonesia: 1. Kredible.

2. Dinamis.

3. Meningkatkan produktivitas. 4. Daya saing.

5. Kemandirian.

Tabel IV.2 Simbol elemen visual garis adalah tanda yang memiliki makna menurut hasil wawancara Koperasi Indonesia data telah diolah oleh peneliti.

Tinjauan Bentuk Pada Logo Baru Koperasi Indonesia, bentuk logo baru Koperasi Indonesia ini bukan melengkung dan persegi.

Simbol Bentuk segi tiga pada Logo Koperasi Indonesia.

Makna menurut Koperasi Indonesia.

BENTUK BUNGA Literatur Koperasi:

Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk bunga yang memiliki kesan akan perkembangan dan kemajuan terhadap perkoperasian di Indonesia, mengandung makna bahwa Koperasi Indonesia harus selalu berkembang, cemerlang, berwawasan, variatif, inovatif, sekaligus produktif dalam kegiatannya serta berwawasan dan berorientasi pada keunggulan dan teknologi.

Ada simbol budaya perusahaan gotong royong Koperasi Indonesia. Budaya gotong royong ini diambil dari budaya


(63)

Bentuk persegi meruncing. Kuncup terluar dari logo teratai yang

berbentuk persegi yang terdiri dari garis diagonal & garis lengkung.

asli Indonesia.

Simbol Budaya Gotong Royong Koperasi Indonesia.

Bentuk segitiga.

Bagian kuncup segitiga dari Logo bunga teratai berjumlah 8 kuncup. Berwarna hijau muda & hijau tua.

Sebagai simbol budaya perusahaan kebersamaan Koperasi Indonesia. Pemangku kepentingan

mengembangkan Koperasi Indonesia sesuai bidang usahanya.

Simbol Budaya Kebersamaan Koperasi Indonesia.

Sebagai simbol budaya perusahaan Ekonomi Kerakyatan Koperasi Indonesia.

Simbol Budaya Ekonomi Kerakyatan Koperasi Indonesia.


(64)

Bentuk kotak didalam. Bentuk kotak yang terbentuk dari empat garis lengkung. Berada tepat

ditengah logo.

Sesuai dengan Tujuan Koperasi Indonesia.

2. Tujuan sebagai pelaku utama ekonomi nasional yang berdaya saing.

3. Menstimulasi, medinamisasi, menfasilitasi tumbuh kembang 70.000 unit koperasi & 6.000.000 UMKM baru.

4. Menumbuhkan iklim usaha yang kondusif bagi perkembangan usaha Koperasi Indonesia & UMKM pada berbagai tingkat pemerintah.

5. Produktivitas, kemandirian, daya saing nasional & globalisasi.

6. Sinergi, berkualitas, cepat, tepat, transparan, akuntable. Tabel IV.3 Tinjauan Bentuk Segi tiga Pada Logo Baru Koperasi Indonesia tinjaun bentuk pada logo baru Koperasi Indonesia.

Tinjauan Warna Pada Logo Baru Koperasi Indonesia beserta maknanya.

Bentuk logo baru Koperasi Indonesia ini yang berbentuk melengkung dan persegi.

Simbol Warna pada Logo Koperasi Indonesia tahun 2012.

Makna menurut Koperasi Indonesia.

Warna pastel Lambang Koperasi Indonesia yang berwarna pastel.


(65)

Kesan:

Kalem sekaligus berwibawa, selain Koperasi Indonesia bergerak pada sektor perekonomian, warna pastel melambangkan adanya suatu keinginan, ketabahan, kemauan dan kemajuan serta mempunyai

kepribadian yang kuat akan suatu hal terhadap peningkatan rasa bangga dan percaya diri yang tinggi terhadap pelaku ekonomi lainnya.

Warna hijau muda.

Adanya suatu keinginan, ketabahan, kemauan dan kemajuan serta

mempunyai kepribadian yang kuat akan suatu hal terhadap peningkatan rasa bangga dan percaya diri yang tinggi terhadap pelaku ekonomi lainnya.

1. Simbol Budaya Kebersamaan Koperasi Indonesia.

Sesuai dengan Tugas Koperasi Indonesia:

1. Koordinasi, sikronisasi, pelaksaan Usaha Mikro Kecil Menengah.

2. Pengelolaan barang milik Negara menjadi tanggung jawab


(66)

Kementrian Koperasi Indonesia & UMKM.

3. Pengawasan, pelaksanaan tugas dilingkungan Kementrian Koperasi Indonesia..

Penyelanggaraan fungsi teknis pemberdayaan Koperasi & Usaha Mikro Kecil Menengah sesuai Undang Undang Koperasi &Usaha Mikro Kecil Menengah.

Warna hijau tua

Simbol Budaya Modernisasi Koperasi Indonesia.

Simbol Budaya Gotong Royong Koperasi Indonesia.

Sesuai dengan Fungsi Koperasi Indonesia:

1. Perumusan dan penetapan kebijakan dibidang koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah.

2. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah.

3. Pengelolaan barang milik / kekayaan negara menjadi tanggung jawab Kementrian Koperasi Indonesia dan Usaha Kecil dan Menengah.


(67)

4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

5. Penyelenggaraan fungsi teknis pelaksanaan pemberdayaan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sesuai dengan Undang-Undang di bidang koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah.

Warna merah tua

Ingin memberikan kesan dinamis yang bermakna terus berkembang yang melanjutkan ikatan yang kuat dari pemangku kepentingan Koperasi Indonesia. Lalu kesan modern yang bermakna mengikuti kemajuan zaman globalisasi dan bersemangat tinggi. Di wujudkan dari lambang yang hurufnya “KOPERASI INDONESIA”.

Makna tipografi sans serif ingin memberikan kesan dinamis modern, berkembang mengikuti zaman globalisasi. Tipografi “KOPERASI INDONESIA” merupakan identitas lambang.

Kesan:


(68)

dinamis, terus berkembang, ikatan yang kuat pemangku kepentingan koperasi indonesia, modern, Mengikuti kemajuan jaman, bersemangat tinggi.

Simbol Budaya Kerakyatan Koperasi Indonesia.

Simbol Budaya Modernisasi Koperasi Indonesia.

Simbol Budaya Globalisasi Koperasi Indonesia.

Tabel IV.4 Makna simbol warna merah tua, hijau tua dan hijau muda menurut Koperasi Indonesia.

Hasil wawancara elemen visual pada budaya perusahaan, visi dan misi, ekonomi syariah, islam geometris, visual keramik.

Elemen visual pada budaya perusahaan. Elemen visual dengan budaya perusahaan memiliki hubungan yang mewujudkan slogan yaitu “lambang baru dan semangat baru”. Juga menambahkan 2 budaya perusahaan baru modernisasi dan globalisasi sebagai kata kunci visualnya. Kata kunci visual logo modern di ambil dari merevatilasi Koperasi Indonesia, memodernisasi infratruktur untuk


(1)

Koperasi Indonesia”

diam tidak berubah-ubah (diam tidak bergerak¬gerak); “tetap di jalur yang baik”

tidak gelisah: tidak rusuh; tidak kacau; tidak ribut; aman dan tenteram (tt

“tenang dalam mengambil keputusan, berfikir jernih ”

yang berarti kata sifat. Jika dibandingkan dengan budaya globalisasi yang bersifat “proses masuknya ke ruang lingkup dunia.” Kata sifat kedinamisan tidak sesuai dengan sifat budaya globalisasi Koperasi Indonesia.

Maka makna kedinamisan bukanlah termasuk kedalam budaya Globalisasi Koperasi Indonesia.

TINJAUAN BUDAYA MODERN: Kedinamisan memiliki makna kecerdasan tinggi


(2)

tajam pikiran;

cerdas tangkas; mencerdaskan mengusahakan dsb supaya sempurna akal budinya; men-jadikan cerdas;

“berfikir tangkas dalam menyelesaikan berbagai masalah, inovatif kreatif dalam menentukan solusi”

Adalah warna panas yang memiliki.

Termasuk kedalam globalisasi. yang berarti kata sifat. Jika dibandingkan dengan budaya modern yang bersifat berfikir dan bertindak sesuai zaman.

Kata sifat kedinamisan tidak sesuai dengan sifat budaya modern.

Maka makna kedinamisan bukanlah termasuk kedalam budaya Modern Koperasi Indonesia.

TINJAUAN BUDAYA

GLOBALISASI: Kegesitan memiliki makna kecerdasan tinggi

cerdas

tajam pikiran;

cerdas tangkas; mencerdaskan mengusahakan dsb supaya sempurna akal budinya; men-jadikan cerdas;


(3)

“berfikir tangkas dalam menyelesaikan berbagai masalah, inovatif kreatif dalam menentukan solusi”

Adalah warna panas yang memiliki.

Termasuk kedalam globalisasi. yang berarti kata sifat. Jika dibandingkan dengan budaya globalisasi yang bersifat “proses masuknya ke ruang lingkup dunia.”

Kata sifat kedinamisan tidak sesuai dengan sifat budaya globalisasi Koperasi Indonesia.

Maka makna kedinamisan bukanlah termasuk kedalam budaya Globalisasi Koperasi Indonesia.

Tabel IV.6 Tinjauan Efek Psikologi Warna Pada Logo Baru Koperasi Indonesia

Tinjauan Tipografi Logo Koperasi Indonesia tahun 2012 ditinjau degan cara membandingkan tinjauan literature dengan wawancara serta surat perubahan logo koperasi Indonesia.


(4)

Makna tipografi sans serif ingin memberikan kesan dinamis modern, berkembang mengikuti zaman globalisasi. Tipografi “KOPERASI INDONESIA” merupakan identitas lambang.

Kesan:

Tipografi disusun sejajar rapih, dinamis, terus berkembang, ikatan yang kuat pemangku kepentingan koperasi indonesia, modern, Mengikuti kemajuan jaman, bersemangat tinggi.

Makna:

Merupakan letter mark. Modern Menggunakan jenis font Gill Sans MT. Kotemporer Menggunakan huruf kapital semua.

TINJAUAN BUDAYA MODERN: Kedinamisan memiliki makna Kontemporer

yang berarti kata sifat. Jika

dibandingkan dengan budaya modern yang bersifat berfikir dan bertindak sesuai zaman.

Kata sifat kedinamisan tidak sesuai dengan sifat budaya modern.

Maka makna kedinamisan bukanlah termasuk kedalam budaya Modern Koperasi Indonesia.

TINJAUAN BUDAYA

GLOBALISASI: Kegesitan memiliki makna Kontemporer yang berarti kata sifat. Jika dibandingkan dengan budaya globalisasi yang bersifat “proses

masuknya ke ruang lingkup dunia.” Kata sifat kedinamisan tidak sesuai dengan sifat budaya globalisasi Koperasi Indonesia.


(5)

Maka makna kedinamisan bukanlah termasuk kedalam budaya Globalisasi Koperasi Indonesia.

Kesan:

yang didapatkan efisien. Tulisan “KOPERASI INDONESIA” menggunakan huruf regular. Jarak antar huruf pada tulisan “KOPERASI INDONESIA” lebih rapat 20% dari jarak antar huruf pada font aslinya. Desainer hurufnya adalah Eric Gill pada perusahaan pembuat huruf asal Inggris Monotype Typography pada tahun 1928.

Tipografi yang dipakai dalam logo baru Koperasi Indonesia ini termasuk dalam jenis sans serif, yaitu huruf yang tidak memiliki sirip pada ujung

hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Jenis huruf yang digunakan adalah Gill Sans.

TINJAUAN BUDAYA MODERN: Kedinamisan memiliki makna Efesien, modern.

yang berarti kata sifat. Jika


(6)

yang bersifat berfikir dan bertindak sesuai zaman.

Kata sifat kedinamisan tidak sesuai dengan sifat budaya modern.

Maka makna kedinamisan bukanlah termasuk kedalam budaya Modern Koperasi Indonesia.

TINJAUAN BUDAYA

GLOBALISASI: Kegesitan memiliki makna Efesien, modern.yang berarti kata sifat. Jika dibandingkan dengan budaya globalisasi yang bersifat “proses masuknya ke ruang lingkup dunia.”

Kata sifat kedinamisan tidak sesuai dengan sifat budaya globalisasi Koperasi Indonesia.

Maka makna kedinamisan bukanlah termasuk kedalam budaya Globalisasi Koperasi Indonesia.