BAB IV ANALISIS DATA
A. Persamaan Pendapat Madzhab Hanafi dan Syafi’i Tentang Wakaf
Tunai
Persamaan pendapat Madzhab Hanafi d an Syafi‟i tentang wakaf
tunai yaitu dapat kita ketahui dengan melihat penjelasan dalam BAB III bahwa substansi alasan kedua Madzhab tersebut sama-sama mesyaratkan
dalam harta wakaf yaitu harus ta‟bid kekal dan pemanfaatan benda
tersebut diharuskan bersifat terus menerus dawaam. Hal ini dapat dilihat dari pendapat Madzhab Hanafi yaitu Madzhab Hanafi membolehkan
wakaf dengan syarat adanya pengganti benda tersebut dengan benda tidak bergerak atau dengan menginvestasikannya dalam bentuk mudharabah
yang kemudian disedekahkan pada mauquf alaih pendapat ini menunjukan bahwa Madzhab Hanafi menginginkan adanya ketepatan zat benda dan
mengekalkan manfaat dari benda wakaf. Madzhab Syafi‟i tidak membolehkan wakaf tunai karena dinar dan
dirham akan lenyap jika dibelanjakan. Alasan Madzhab Syafi‟i ini sama
seperti alasan Madzhab Hanafi yang membolehkan wakaf tunai yaitu sama-sama mengkhawatirkan ketidak tepatan zat benda dan ketidak
kekalan harta wakaf. Syarat dari al-mauquf benda yang diwakafkan sebagaimana
dijelaskan sebelumnya bahwa syarat al-mauquf yang pertama ialah sesuatu yang dianggap harta dan merupakan mal mutaqawwim dan benda tidak
bergerak. Menurut pendapat Madzhab Hanafi wakaf tunai diperbolehkan
jika mengganti benda tersebut dengan benda tidak bergerak yang memungkinkan manfaat dari benda tersebut kekal, kemudian uang
merupakan bagian dari harta, dengan adanya pengganti dalam wakaf tunai ini, maka wakaf tunai bisa memenuhi syarat al-mauquf pada umumnya.
Kemudian syarat yang kedua benda wakaf diketahui dengan jelas keberadaannya. Pada wakaf tunai orang yang berwakaf dengan jumlah
uang tertentu yang ditetapkan pengelola wakaf, kemudian akan diterbitkan sertifikat wakaf sehingga dapat diketahui dengan jelas keberadaan. Dengan
melihat konsep dari wakaf tunai itu sendiri sama seperti konsep wakaf pada umumnya yaitu menahan harta pokoknya dan mensedekahkan
manfaatnya untuk kepentingan umum dan kemaslahatan umat. Berdasarkan fatwa MUI yang merilis fatwa tentang wakaf tunai yaitu
menahan hata yang dapat dimanfaatkan tanpa lenyap bendanya atau pokoknya, dengan cara melakukan tindakan hukum terhadap benda
tersebut menjual, memberikan, atau mewariskannya, untuk disalurkan hasilnya pada sesuatu yang mubah tidak haram. Berdasarkan fatwa di
atas wakaf tidak lagi terbatas pada benda yang tetap wujudnya, melainkan wakaf dapat berupa benda yang tetap nilainya atau pokoknya.Uang masuk
dalam katagori benda yang tetap pokoknya.
B. Perbedaan Pendapat Madzhab Hanafi dan Syafi’i Tentang Wakaf