Latar Belakang Masalah TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN.

1 Candri MP Ramadhani, 2014 TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi yang terletak di bagian selatan pulau Sumatera, dengan ibukotanya adalah Palembang. Provinsi Sumatera Selatan sejak berabad yang lalu dikenal juga dengan sebutan Bumi Sriwijaya. Kondisi alamnya terdiri dari sungai, hutan tropis, pegunungan dan sebagian besar wilayahnya adalah rawa. Sumatera Selatan sering disebut salah satu provinsi di Sumatera sebagai daerah Batanghari Sembilan, karena daerah ini terdapat sembilan sungai besar dengan berpuluh-puluh anak sungai. Sungai-sungai tersebut adalah sungai Musi, Ogan, Lematang Komering, Rawas, Kelingi, Lakitan, Batanghari dan Rupit. Secara geografis provinsi Sumatera Selatan di Utara berbatasan dengan provinsi Jambi, di Timur berbatasan dengan provinsi Bangka Belitung, di Selatan berbatasan dengan provinsi Lampung dan di Barat berbatasan dengan provinsi Bengkulu. Secara administratif provinsi Sumatera Selatan terdiri dari sebelas Pemerintah Kabupaten dan empat Pemerintah Kota. Kabupaten tersebut salah satunya adalah Kabupaten Ogan Komering Ulu memiliki enam macam suku yang mendiaminya, yaitu suku Palembang, suku Daye, Ogan, Komering, Ranau dan Semende. Penduduk asli terdiri dari beberapa suku yang masing-masing mempunyai bahasa dan dialek sendiri. Namun dalam komunikasi sehari-hari mempergunakan bahasa Indonesia atau bahasa lokal. Semua suku ini hidup berdampingan dan saling membaur dengan suku- suku pendatang termasuk dengan orang asing. Hubungan sosial keagamaan terutama didasarkan kepada semangat kebangsaan, walaupun dalam kehidupan sehari-hari sangat dipengaruhi oleh adat istiadat, seperti dalam bercakap-cakap atau berbicara yang sopan. 2 Candri MP Ramadhani, 2014 TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Suku-suku di Sumatera Selatan memiliki seni dan budaya sendiri yang saling berbeda atau hampir bersamaan. Walaupun tiap kelompok etnik memiliki corak khas dalam kebudayaan dan struktur bahasa sendiri, namun tetap merupakan kesatuan yang sulit dipisahkan satu sama lain dengan lingkungan adat di daerah khususnya di Kabupaten Ogan Komering Ulu, dan saling mempengaruhi sehingga unsur kebudayaan yang satu terdapat juga pada kebudayaan suku lainnya. Ini disebabkan karena adanya proses penyebaran, pencampuran, dan pembauran. Kesatuan dan keseragaman kebudayaan dalam suku bangsa disadari sendiri oleh warganya. Gambaran umum daerah Sumatera Selatan dan beragam pula masyarakatnya. Kemajemukan ini menciptakan karya budaya yang tinggi. Manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia mengembangkannya melalui kebudayaan. Kebudayaan secara garis besar dapat didefinisikan sebagai hasil cipta, rasa dan karsa manusia yang dilakukan secara sadar dalam kehidupan masyarakat. Cipta adalah kemampuan akal pikiran yang menghasilkan ilmu pengetahuan. Rasa adalah kemampuan indra yang mendorong manusia untuk mengembangkan rasa keindahan yang melahirkan karya-karya seni yang agung. Karsa adalah kehendak manusia terhadap adanya kesempurnaan hidup, kemuliaan dan kebahagiaan. Menurut ilmu antropologi, “kebudayaan” adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang terbentuk dari upaya belajar manusia. Berdasarkan pemaparan kebudayaan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kebudayaan adalah niat atau kehendak manusia yang kreatif untuk menghasilkan karya-karya seni yang baru dan dapat merasakan baik buruk karya sehingga dapat mendorong rasa keindahan yang agung. Manusia dan kebudayaan merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan, makhluk manusia merupakan pendukung kebudayaan. Sekalipun makhluk manusia 3 Candri MP Ramadhani, 2014 TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu merupakan pendukung kebudayaan. Sekalipun makhluk manusia akan mati, tetapi kebudayaan yang dimilikinya akan diwariskan untuk keturunannya, demikian seterusnya. Menurut Sudartati 2012: 19 menyatakan bahwa: Kebudayaanlah yang telah membentuk makhluk manusia, dan bukan alam sekitarnya. Keberhasilan mereka menundukan alam sekitarnya adalah bukti keberhasilan mereka mencapai suatu tingkat kebudayaan yang tinggi. Makhluk manusia selalu menyesuaikan dirinya dengan berbagai perubahan yang terjadi di sekitarnya sehingga melahirkan suatu pola-pola tingkah laku yang baru. Kebudayaan berkembang secara akumulatif, dan semakin lama bertambah banyak serta kompleks. Agar suatu kebudayaan dapat merespon berbagai masalah kelangsungan hidup makhluk manusia dan tetap dipelajari oleh generasi berikutnya, serta tetap lestari, maka suatu kebudayaan harus mampu mengembangkan berbagai sarana yang dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan pokok para individu. Kebudayaan merupakan suatu hal yang sangat kompleks, di dalamnya terdapat unsur yang mengandung ilmu pengetahuan, kesenian, kesusilaan, undang- undang, kepercayaan, dan kebiasaan yang diperoleh oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Seperti yang dikemukaan oleh Koentjaraningrat, ada tujuh Unsur Kebudayaan yaitu, unsur agama, unsur ilmu pegetahuan, unsur sistem kemasyarakatan, unsur bahasa, unsur mata pencaharian, unsur peralatan hidup dan unsur kesenian. Kebudayaan yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu terwujud dalam berbagai unsur yaitu unsur mata pencaharian. Mata pencaharian masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ulu antara lain berkebun, nelayan, bertani, berladang, berternak, karena merupakan masyarakat yang agraris. Masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ulu dalam melakukan kegiatan sangat erat kaitannya dengan sungai yaitu sungai Ogan. Masyarakat masih bergantung pada sungai tersebut, karena merupakan sumber mata pencaharian pokok untuk kehidupan sehari-hari masyarakat Ogan 4 Candri MP Ramadhani, 2014 TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Komering Ulu. Sungai digunakan masyarakat untuk kehidupan sehari-hari seperti mandi, mencuci, air minum, mengairi sawah, dan lain-lain. Salah satu unsur kebudayaan adalah kesenian, kesenian sebagai salah satu kebudayaan berkembang sesuai dengan perkembangan kebudayaan itu sendiri. Jika kita akan menggali bagaimana perkembangan kesenian suatu ras atau etnis ataupun suku bangsa, maka kita dapat mempelajarinya dari perkembangan kebudayaannya. Kesenian yang terdapat di Indonesia sangat beraneka ragam, karena Indonesia memiliki berbagai macam suku dan budaya. Hampir di setiap daerah di Indonesia mempunyai kebudayaan sendiri yang berbeda satu sama lain. Namun dari keanekaragaman yang ada, jika diamati akan ditemukan ciri-ciri khusus yang didasarkan pada lingkungan dan alam sekitar. Kesenian adalah produk manusia. Adanya perbedaan lingkungan alam sosial dan budaya, muncullah kesenian daerah yang mempunyai ciri tersendiri. Kesenian daerah merupakan bentuk seni yang berakar dan bersumber, serta dirasakan sebagai milik sendiri oleh masyarakat pendukungnya. Dengan demikian berbagai jenis kesenian sebagai media komunikasi mengandung nilai budaya atau kesenian menjadi salah satu bentuk kebudayaan yang berfungsi sebagai media komunikasi yang didukung oleh nilai-nilai keindahan. Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan memiliki arti penting dalam upaya menumbuh kembangkan budaya bangsa. Oleh sebab itu kesenian perlu juga dicermati dan dilestarikan serta disosialisasikan. Demikian di Sumatera Selatan khususnya di Kabupaten Ogan Komering Ulu sangat kaya akan kesenian, sebagai aset budaya bangsa. Perkembangan kesenian di Sumatera Selatan atau di Kabupaten Ogan Komering Ulu tidak lepas juga dari perkembangan kesenian di Indonesia pada umumnya. Bagaimanapun, hal ini tetap memberikan kesinambungan pada gaya dan bentuk yang tetap ada sampai saat ini, di samping itu pada saat belakangan ini adanya 5 Candri MP Ramadhani, 2014 TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu beberapa karya individual, yang dalam kenyataannya telah mempengaruhi bentuk kesenian. Kesenian secara kongkret menampilkan karakter atas kepribadian masyarakat suatu daerah sebagai perwujudan dari pendukung kesenian tersebut. Kesenian yang berasal dari ekspresi hasrat manusia yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang menghasilkan corak kesenian mulai dari yang sedehana sehingga perwujudan kesenian yang kompleks. Salah satu cabang dari kesenian itu adalah seni tari. Seni tari sebagai hasil seni budaya suatu daerah sangat erat hubungannya dengan lingkungan masyarakat pendukungnya. Hal ini menunjukan bahwa seni tari tidak berdiri sendiri. Menurut Haukins dalam http:afand.abatasa. compostdetail 5341pengertian-tari-seni-tari, bahwa : Seni tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta. Berdasarkan dari pemaparan seni tari di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa tari adalah ekspresi atau bahasa tubuh manusia yang dituangkan melalui gerak yang indah, halus dan mempunyai aturan-aturan dengan diiringi musik tari sehingga menambah kesan yang lebih baik untuk dipertunjukan. Tari berdasarkan pola garap ada dua jenis yaitu tari tradisional dan tari kreasi. Tari tradisional sering diartikan sebagai sebuah kebiasaan, yang telah secara turun temurun, berulang-ulang dari satu generasi ke generasi berikutnya, dalam rentang waktu yang cukup panjang. Jadi, tari tradisi adalah tarian yang tumbuh dan berkembang dalam suatu wilayah atau suatu komunitas, sehingga kemudian menciptakan suatu identitas budaya dari masyarakat bersangkutan. Sedangkan, seni tari kreasi merupakan media yang membuka kebebasan untuk para seniman tari saat ini di dalam mencari kemungkinan baru. Jenis tari kreasi adalah jenis tari yang diolah dan dikembangkan dari pengamatan atau pengalaman. Dari hasil daya cipta seseorang yang tentu saja menarik atau tidaknya tarian tergantung dari keterampilan dalam 6 Candri MP Ramadhani, 2014 TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu menyusun gerak-geraknya dari seorang koreografer. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengkaji seni tari yang tergolong seni tari kreasi. Seni tari di daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu, merupakan unsur budaya yang memiliki andil cukup besar dalam hal pariwisata. Baik di dalam maupun di luar kabupaten. Seni tari juga merupakan bagian penting dalam suatu kebiasaan adat di kabupaten Ogan Komering Ulu. Salah satu tarian yang menjadi ciri khas di salah satu dusun di kabupaten Ogan Komering Ulu adalah tari Nanggok. Tari Nanggok merupakan tari kreasi daerah yang ditarikan oleh sekelompok remaja putri yang menggambarkan kegiatan sehari-hari masyarakat di sungai. Pertunjukan Tari Nanggok biasanya menjadi pertunjukan untuk menghibur tamu yang hadir pada acara perlombaan tari atau festival tari daerah. Tari Nanggok juga dapat ditampilkan sebagai tari hiburan dalam pertunjukan untuk kepentingan masyarakat umum seperti sarana upacara keagamaan dan sarana upacara adat. Tari Nanggok sering ditampilkan oleh sanggar Sebimbing Sekundang di bawah asuhan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu. Tari Nanggok diciptakan pada tahun 2009 oleh seorang seniman Kabupaten Ogan Komering Ulu, yang karya-karya tarinya sudah banyak digunakan dan sudah dikenal oleh masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ulu yaitu Erma Yanti. Tari Nanggok merupakan suatu gambaran kehidupan sehari-hari masyarakat Ogan yang mempunyai kebiasaan mencari ikan pada saat musim ikan tiba. Dengan membawa peralatan tanggok. Hati yang diliputi keceriaan mereka beramai-ramai pergi ke sungai dan berbaris di sepanjang sungai, bahkan ada yang berperahu menyeberangi sungai. Peristiwa nanggok ini lah yang digambarkan dalam bentuk tarian yang tercermin dalam setiap langkah dan kelincahan geraknya Hasil wawancara langsung dengan koreografer Erma Yanti, 2 Januari 2014. Dalam pertunjukannya Tari Nanggok di tarikan oleh tujuh penari. Meskipun usia tari Nanggok masih terbilang muda tapi dalam perkembangannya Tari Nanggok 7 Candri MP Ramadhani, 2014 TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sudah dipentaskan di beberapa tempat di antaranya di Palembang, Jakarta, Surabaya, Bali dan setiap event-event tertentu di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Seni tari terdiri dari lapisan yang melibatkan banyak unsur yaitu penari, gerak, busana, rias, iringan, lantai pentas, bahkan juga penonton. Jika diteliti secara utuh dan menyeluruh, semua lapisan atau aspek dalam seni pertunjukan tari perlu dibahas dan dicermati secara mendalam Narawati dalam Noviasari, 2012: 6. Maka dari itu peneliti ingin mengungkap struktur koreografi, busana, rias, alat musik pengiring yang dipergunakan pada penyajian tari Nanggok. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji lebih dalam mengenai kemunculan tari Nanggok sehingga dapat dikenal oleh masyarakat. Peneliti tertarik dan akan mengangkat permasalahan tari Nanggok tersebut ke dalam penelitian yang berjudul “Tari Kreasi Nanggok di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan”. Dengan adanya penelitian tari Nanggok akan tetap terjaga kelestariannya, keasliannya, lebih berkembang secara proporsional dan dipromosikan ke berbagai daerah, serta memiliki ciri khas atau keunikan tersendiri dan tetap menarik sebagai aspek seni budaya penunjang pariwisata daerah.

B. Identifikasi Masalah