Penilaian Hakim Dalam Menilai Kekuatan Alat Bukti Akta Otentik

8 HASIL PENELITIHAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitihan

1. Penilaian Hakim Dalam Menilai Kekuatan Alat Bukti Akta Otentik

dalam proses pemeriksaan perkara perdata dalam praktek di Pengadilan Negeri Karanganyar. Kekuatan alat bukti yang diperoleh oleh Hakim Pengadilan Negeri Karanganyar dalam memberikan putusannya berdasarkan seberapa kuat bukti-bukti surat yang diajukan berupa foto copy, syarat-syarat yang diberi materai dilegalisasi dan bukti tersebut akan dikroscek kebenarannya dengan bukti asli surat. 3 Bahwa bukti surat Akta Otentik yang sudah dibuktikan kebenarannnya di pengadilan sesuai dengan aslinya, maka bukti itu dapat dijadikan pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan serta merta. Sesuai dengan Pasal 180 HIR Ayat 1 berbunyi “Biarpun orang membantah putusan hakim pengadilan negeri atau meminta apel, maka pengadilan negeri itu boleh memerintahkan supaya putusan hakim itu dijalankan dahulu, jika ada surat yang sah, suatu surat tulisan yang menurut peraturan tentang hal itu boleh diterima sebagai bukti, atau jika ada keputusan hukuman lebih dahulu dengan putusan hakim yang sudah menjadi tetap, demikian pula jika dikabulkan tuntutan dahulu, lagipula di dalam perselisihan tentang hak 3 Wawancara Pribadi, Benny Eko Supriyadi, Hakim Pengadilan Negeri Karangnyar, 9 Februari 2012. milik.” Ayat 2 berbunyi “akan tetapi hal menjalankan dahulu putusan hakim itu sekali-kali tidak boleh diluaskan kepada penyendaraan ”. Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugatannya kuasa penggugat dipersidangan menyerahkan alat bukti tertulis berupa foto copy surat-surat yang diberi materai sebagai berikut: 1. Foto copy surat pengadilan Somasi No. 32Pdt.Som1998PN.Kray. tanggal 8 Juni 1998 kepada DJOKO TRIYANTO P.la; 2. Foto copy Berita Acara Somasi No. 32Pdt.Som1998PN.Kray. tanggal 8 Juni 1998 bahwa DJOKO TRIYANTO telah diperingatkan oleh Ketua Pengadilan Negeri Karanganyar P.l.b; 3. Foto copy permohonan Somasi atas hak tanggungan peringkat I No. 9921997 berdasarkan Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 71Jat1997 tertanggal 10-4-1997 P.l.c; 4. Foto copy surat Undangan untuk memperpanjang sewa rumah dari Bank Danamon Indonesia Cabang Solo kepada Sonny Kurniawan tertanggal 21 Januari 1999 P.2.a; 5. Foto copy surat panggilan ke II untuk memperpanjang sewa rumah dari PT. Bank Danamon Indonesia Cabang Solo kepada Sonny Kurniawan tertanggal 27 Januari 1999 P.2.b; 6. Foto copy Pemberitahuan Pengosongan rumah dari SRI KUSPARIATI kepada NY. WAHYUNI INDAHYANI, DJOKO TRIYANTO dan NY.LIE STAUW TAN tertanggal 29 Januari 1999 P.2.c; 7. Foto copy pemberitahuan ke II untuk mengosongkan rumah dari Sri Kuspariati tertanggal 18 Pebruari 1999 P.2.c; 8. Foto copy dari foto copy Akta Jual Beli No. 82JBJTN1998 tertanggal 26 Juni 1998 antara DJOKO TRIYANTO penjual dengan Nona Sri Kuspariati, SH pembeli dihadapan PPAT. Andrea Indirawati, SH .P.3; 9. Foto copy pembayaran Pajak Penjualan, Jual Beli, Roya atas SHM No. 1540 Dagen, Perjanjian pengosongan, Surat kuasa pinjam nama, Sewa menyewa dan perjanjian atas nama DJOKO TRIYANTO tertanggal 24 Juni 1998 dari Kantor Notaris Sunarto, SH. P.4.a; 10. Foto copy Nota Debet No. 1505202103580698 tertanggal 26 Juni 1998 dari Bank Danamon Cabang Solo kepada Sonny Kurniawan P.4.b; 11. Foto copy Relas Panggilan Somasi No. 32Pdt.Som1998PN.Kray. tertanggal 30 Juni 1998 kepada Sonny Kurniawan P.5; 4 Akta otentik adalah akta yang sempurna yang dibuat oleh pejabat yang berwenang yang sesuai dengan ketentuan undang-undang dan memiliki 4 Data Putusan No. 06Pdt.G1999PN. Kray. kekuatan pembuktian yang lebih kuat dibandingkan akta di bawah tangan. Namun akta otentik dapat dibatalkan apabila ada pembuktian yang mengatakan bahwa akta otentik ternyata dibuat mengandung cacat hukum melalui pemeriksaan di persidangan. Akta otentik yang dapat dibatalkan apabila akta otentik tersebut dibuat mengandung cacat hukum misalkan suatu akta otentik berupa sertifikat tanah yang terbit secara ganda, maka sertifikat mana yang dianggap sah dan mempunyai kekuatan alat bukti yang kuat maka perlu dilakukan pemeriksaan di persidangan dan memeriksa saksi-saksi yang mengetahui latar belakang dari sertifikat yang terbit. 5 Dalam Putusan No. 06Pdt.G1999PN. Kray. di Pengadilan Negeri Karanganyar misalkan, bahwa dalam pertimbangannya, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Karanganyar berbendapat bahwa untuk menguatkan dalil bantahnnya, Tergugat yang telah mengajukan bukti tertulis berupa foto copy surat-surat yang telah diberi materai secukupnya dan telah dicocokkan aslinya menunnjukkan bahwa majelis hakim secara cermat telah melakukan pemeriksaan bukti surat yang diajukan para pihak. Posita dari putusan Putusan No. 06Pdt.G1999PN. Kray. adalah sebagai berikut: Kekuatan alat bukti akta otentik akan lemah bahkan dapat dibatalkan apabila dalam pemeriksaan dipersidangan, ternyata akta otentik tersebut dibuat atas dasar kekeliruan harus ada pembuktian pada waktu akta diajukan, maka dalam persidangan hakim akan bertanya apakah ada tekanan ada unsure ketidak seimbangan termasuk adanya penipuan dan dipaksa di bawah 5 Wawancara Pribadi, Syahru Rizal, Humas Pengadilan Negeri Karangnyar, 3 April 2012. tekanan. Jika dalam pembuatan akta otentik terbukti bahwa akta otentik itu dibuat berdasarkan kekeliruan maka akta otentik tersebut dapat dibatalkan. Untuk pembatalan akta otentik, maka harus ada yang menggugat sehingga akta tersebut batal demi hukum. 6 2. Pertimbangan Hakim legal reasoning Dalam Menilai Akta Otentik Yang Di dalilkan Adanya Dwaling kekeliruan, Penipuan bedrog atau Paksaan dwang. Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Karanganyar dalam menilai suatu akta otentik yang dibuat atas dasar dwaling kekeliruan, penipuan bedrog atau paksaan dwang, maka hakim memerlukan keyakinannya bahwa akta otentik tersebut dibuat atas dasar dwaling kekeliruan, penipuan bedrog atau paksaan dwang atau tidak. Para pihak wajib membuktikan dalilnya dalam persidangan sesuai dalam Pasal 1865 KUHPerdata jo Pasal 163 HIR. Pasal 1865 KUHPerdata yang berbunyi “Setiap orang yang mendalilkan sesuatu hak, atau, guna meneguhkan haknya sendiri maupun membantah suatu hak orang lain, menunjuk pada suatu peristiwa, diwajibkan membuktikan adanya hak atau peristiwa tersebut”. Pasal 163 HIR yang menyebutkan bahwa , “Barang siapa yang mengatakan mempunyai barang suatu hak atau menyebutkkan suatu kejadian untuk meneguhkan haknya itu, 6 Wawancara Pribadi, Benny Eko Supriyadi, Hakim Pengadilan Negeri Karangnyar, 9 Februari 2012. atau untuk membantah hak orang lain, maka orang itu harus membuktikan adanya hak itu atau adanya kejadian itu”. 7 Akta otentik yang dibuat atas dasar dwaling kekeliruan misalkan seorang notaris karena jabatannnya melakukan legalisasi jual beli atas tanah tanpa melihat secara teliti kesehatan jasmani dan rohani dari subyek hukum yang ikut menandatangani akta jual beli tersebut. Baru setelah akta jual beli tersebut dilegalisasi dan ternyata salah satu pihak merasa keberatan karena pihak lain sebagai subyek hukum ternyata baru diketahui mengalami gangguan mental sejak proses pembuatan akta otentik tersebut walaupun bisa menandatangani akta jual beli tersebut, penipuan bedrog misalkan bahwa subyek hukum melakukan pemalsuan KTP Kartu Tanda Penduduk yang sebenarnya subyek hukum belum dewasa dalam menandatangani akta otentik atau paksaan dwang misalkan suatu perjanjian yang tertuang di dalam akta otentik dibuat atas dasar paksaan dari orang lain maka akibatnya tidak sah, cacat hukum, dan dapat dibatalkan oleh pengadilan dan tidak sah menurut hukum. Dalam pembuatan akta otentik tidak boleh dipermainkan atau direkayasa dan harus memenuhi prosedur yang berlaku. Bagi pihak yang merasa kepentingannya dirugikan atas terbitnya suatu akta otentik, harus melalui gugatan ke pengadilan dan harus dapat menunjukkan bukti surat dan saksi-saksi. 8 7 Wawancara Pribadi, Benny Eko Supriyadi, Hakim Pengadilan Negeri Karangnyar, 9 Februari 2012. 8 Wawancara Pribadi, Syahru Rizal, Humas Pengadilan Negeri Karangnyar, 3 April 2012. Menurut Penulis, hakim dalam menghindari kesalahan dalam meyakini suuatu alat bukti akta otentik maka memerlukan suatu kecermatan dan ketelitian dalam meyakini bahwa akta otentik yang diajukan para pihak dijamin keabsahannya dan tidak mengandung cacat hukum seperti dwaling kekeliruan, penipuan bedrog atau paksaan dwang supaya dalam memberikan putusan atas gugatan yang diajukan para pihak dapat memberikan keadilan bagi para pihak yang bersengketa dan mampu menegakkan nilai-nilai kejujuran dan kebenaran. Sebuah akta autentik merupakan dokumen yang sah dan dapat menjadi alat bukti yang sempurna. Sempurna di sini berarti hakim menganggap semua yang tertera dalam akta merupakan hal yang benar, kecuali ada akta lain yang dapat membuktikan bahwa isi akta pertama tersebut salah misalkan terjadi cacat hukum seperti dwaling kekeliruan, penipuan bedrog atau paksaan dwang. Oleh karena itu, menurut Penulis, pembuatan sebuah akta autentik menjadi sesuatu yang penting. Memiliki akta autentik berarti kita memiliki bukti atau landasan yang kuat dimata hukum. Ada beberapa alasan yang menunjang kekuatan hukum sebuah akta autentik. Akta autentik dibuat di hadapan seorang pejabat umum Negara sehingga legalitasnya dapat dipastikan, ditambah lagi bahwa seorang pejabat umum Negara tidak memiliki keberpihakan dalam pembuatan akta. Hal ini berbeda dengan akta yang dibuat sendiri, meskipun disaksikan pihak ketiga, tetapi hal itu tidak dapat menajdi sebuah jaminan. Dapat saja pihak-pihak yang terlibat pembuatan akta akan menyangkal keterlibatannya. Hal ini dapat saja terjadi karena mereka mempunyai kepentingan sendiri-sendiri. Sehingga diperlukan independensi dari pejabat yang berwenang melegalisasi akta otentik supaya tidak mudah terintervensi oleh pihak-pihak demi kepentingan pribadinya dengan sengaja melakukan dwaling kekeliruan, penipuan bedrog atau paksaan dwang dalam membuat suatu akta otentik. 15 PENUTUP

A. Kesimpulan