KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Langsung 20 Tabel 2.2 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Langsung 24 Tabel 2.3 Sintaks Model Pembelajaran Langsung yang Berorientasi pada Animasi Flash 29 Tabel 3.1 Tingkat Penguasaan Siswa 51 Tabel 4.1 Hasil Observasi Siklus I 58 Tabel 4.2 Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus I 61 Tabel 4.3 Nilai Terendah, Tertinggi, Rata-rata Siswa Berdasarkan Nilai Tes Hasil Belajar I 63 Tabel 4.4 Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Hasil Belajar I 63 Tabel 4.5 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I 64 Tabel 4.6 Deskripsi Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I Tabel 4.7 Data Kesalahan Siswa dalam Mengerjakan Tes Hasil Belajar I 65 67 Tabel 4.8 Hasil Observasi Siklus II 76 Tabel 4.9 Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus II 79 Tabel 4.10 Nilai Terendah, Tertinggi, Rata-rata Siswa Berdasarkan Nilai Tes Hasil Belajar II 80 Tabel 4.11 Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Hasil Belajar II 81 Tabel 4.12 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II 82 Tabel 4.13 Deskripsi Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II Tabel 4.14 Data Kesalahan Siswa dalam Mengerjakan Tes Hasil Belajar II Tabel 4.15 Perkembangan Hasil Belajar untuk Siklus I dan II 82 84 86 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Persegi ABCD 18 Gambar 2.2 Persegi ABCD 30 Gambar 2.3 Segitiga ABC 30 Gambar 2.4 Persegi ABCD 31 Gambar 2.5 Persegi Membentuk Segitiga Siku-siku 32 Gambar 2.6 Contoh Teorema Pythagoras 32 Gambar 2.7 Segitiga Siku-Siku ABC 33 Gambar 2.8 Contoh Soal 1 33 Gambar 2.9 Contoh Soal 2 34 Gambar 2.10 Segitiga siku-siku ABC Gambar 2.11 Segitiga Sama Sisi ACD Gambar 2.12 Segitiga Siku-siku ABC Gambar 2.13 Segitiga Siku-siku ABC Gambar 2.14 Segitiga Siku-siku ABC Gambar 2.15 Segitiga Siku-siku ABC Gambar 2.16 Persegi ABCD Gambar 2.17 Gambar Kubus ABCD.EFGH Gambar 2.18 Sketsa Soal 3 Gambar 3.1 Alur dalam Penelitian Tindakan Kelas Gambar 4.1 Tingkat Penguasaan Siswa Kelas VIII pada Tes Hasil Belajar I Gambar 4.2 Tingkat Penguasaan Siswa Kelas VIII pada Tes Hasil Belajar II 36 36 36 37 37 38 38 39 39 45 64 81 Gambar 1 Peneliti menerangkan gambaran besar materi yang akan dipelajari 189 Gambar 2 Peneliti memberikan penjelasan mengenai materi Teorema Pythagoras dengan animasi Flash. 189 Gambar 3 Observer mengobservasi proses pembelajaran 190 Gambar 4 Perwakilan siswa menuliskan hasil yang diperolehnya di depan kelas 190 Gambar 5 Peneliti memberikan umpan balik terhadap jawaban siswa 191 Gambar 6 Siswa mengerjakan Tes Hasil Belajar I 191 Gambar 7 Siswa mengerjakan Tes Hasil Belajar II 192 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus I 97 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus I 110 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus II 122 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus II 133 Lampiran 5 Kisi-Kisi Tes Awal 146 Lampiran 6 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar I 147 Lampiran 7 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar II 148 Lampiran 8 Lembar Validasi Tes Awal 149 Lampiran 9 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar I 150 Lampiran 10 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar II 151 Lampiran 11 Tes Awal 152 Lampiran 12 Tes Hasil Belajar I 154 Lampiran 13 Tes Hasil Belajar II 156 Lampiran 14 Altermatif Penyelesaian Tes Awal 158 Lampiran 15 Altermatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I 160 Lampiran 16 Altermatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar II 164 Lampiran 17 Pedoman Penskoran Nilai Tes Awal Lampiran 17 Pedoman Penskoran Nilai Tes Hasil Belajar I Lampiran 17 Pedoman Penskoran Nilai Tes Hasil Belajar II 168 170 172 Lampiran 18 Lembar Observasi Pembelajaran 174 Lampiran 19 Pedoman Wawancara 179 Lampiran 20 Daftar Nama Siswa Kelas VIII-I SMP Negeri 35 Medan Tahun Ajaran 20122013 181 Lampiran 21 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil Belajar Siswa 182 Lampiran 22 Hasil Wawancara Siswa 183 Lampiran 23 Dokumentasi Penelitian 189 Lampiran 24 Tampilan Macromedia Flash 8 untuk materi Teorema Pythagoras 190 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks. Peristiwa tersebut merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia sehingga manusia itu tumbuh sebagai manusia yang utuh. Manusia bertumbuh mulai belajar. Karena itu, sebagai pengajar kalau ia berbicara tentang belajar, tidak dapat melepaskan diri dari mengajar. Mengajar dan belajar merupakan proses kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Proses kegiatan tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sangat menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang menduduki peran penting dalam pendidikan karena dilihat dari waktu yang digunakan dalam pelajaran matematika disekolah, lebih banyak dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Serta pelaksanaan pendidikan diberikan pada semua jenjang pendidikan yang dimulai dari SD sampai Perguruan Tinggi. Corckroft dalam Abdurrahman, 1999 : 253 mengungkapkan : “Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena 1 selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; 2 semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; 3 merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; 4 dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; 5 meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran kekurangan; 6 memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang ”. Mengingat besarnya peranan matematika dalam kehidupan tersebut, maka pelaksanaan pembelajaran matematika harus dilakukan dengan baik. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan pembelajaran matematika yang menyenangkan. Pengembangan konsep, metode, dan strategi juga perlu dilakukan. Berdasarkan data UNESCO dalam UGM, 2011 menunjukkan bahwa: mutu pendidikan matematika di Indonesia berada pada peringkat 34 dari 38 negara yang diamati. Data lain yang menunjukkan rendahnya prestasi matematika siswa Indonesia dapat dilihat dari hasil survei Pusat Statistik Internasional untuk Pendidikan National Center for Education in Statistics, 2003 terhadap 41 negara dalam pembelajaran matematika, dimana Indonesia mendapatkan peringkat ke 39 di bawah Thailand dan Uruguay. Berdasarkan data dalam Education For All EFA Global Monitoring Report 2011 dalam Virus, 2011: The Hidden Crisis, Armed Conflict and Education yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa UNESCO yang diluncurkan di New York, indeks pembangunan pendidikan atau education development index EDI berdasarkan data tahun 2008 Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia berada di bawah Brunei Darussalam ke-34 dan Malaysia ke-65. Kenyataan tersebut secara jelas menyatakan bahwa pendidikan matematika di Indonesia masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Selama ini banyak siswa memandang matematika adalah bidang studi yang paling sulit. Abdurrahman 2003 : 252 mengemukakan bahwa : “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan disekolah, matematika dianggap bidang studi yang paling sulit, baik yang tidak berkesulitan dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar. Hal tersebut menyebabkan nilai pelajaran matematika yang diperoleh siswa cenderung lebih rendah di bandingkan dengan mata pelajaran lain ”. Salah satu penyebab rendahnya hasil kemampuan siswa pada pelajaran matematika tidak terlepas dari kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat, sehingga siswa lebih mudah untuk memahami dan tidak merasa bosan untuk belajar matematika. Pembelajaran matematika di sekolah selama ini masih di dominasi oleh pembelajaran konvensional dengan peradigma mengajarnya. Trianto 2009 : 5 menyebutkan di lain pihak secara empiris berdasarkan analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik yang disebabkan dominannya proses pembelajaran konvensional. Siswa diposisikan sebagai obyek, dimana siswa dianggap tidak tahu apa-apa. Sementara guru memposisikan diri sebagai yang mempunyai pengetahuan. Hal ini tidaklah sesuai dengan tujuan pendidikan matematika untuk mengembangkan pola pikir logis, kritis dan jujur. Dengan itu perlu dirancang suatu pembelajaran yang memusatkan perhatian pada usaha untuk

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL MATEMATIKA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIII SMP DI BANDAR LAMPUNG

4 60 91

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MERODA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BANTUAN GURU PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 9 55

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN SPARKOL VIDEOSCRIBE DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI CAHAYA KELAS VIII DI SMP NEGERI 01 KERJO TAHUN AJARAN

25 232 207

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL AUDITORI KINESTETIK) PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DENGAN MATERI PASAR DI KELAS VIII

0 0 8

65 EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI KUBUS DAN BALOK KELAS VIII Zainudin

0 0 9

PEMANFAATAN MEDIA ”GeoBiManiKKa” SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS PADA SISWA KELAS VIII A SMP N. 25 SURAKARTA TAHUN 20092010

0 0 13

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DI KELAS VIII SMP

0 0 10

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEADS TOGHETHER SISWA KELAS VIII SMP N 1 ALIAN

0 0 8

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) SISWA KELAS VII A SMP N 2 BERBAH TAHUN AJARAN 20132014

0 0 10

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MEDIA PHET (PHYSICS EDUCATIONAL TECHNOLOGY) PADA MATERI POKOK PECAHAN MTS SAIFUL ULUM TANJUNGBUMI

0 0 6