UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MERODA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BANTUAN GURU PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MERODA
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
BANTUAN GURU PADA SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh :
Khairu Rahman

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar meroda dengan
menggunakan model pembelajaran bantuan guru pada siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2013 / 2014.
Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kaji tindak (Action
Research), yaitu putaran berspiral (Self Reflective Spiral) yang dirancang untuk
meningkatkan keterampilan gerak dasar meroda siswa kelas VIII tentang status gejala pada
saat penelitian dilakukan. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 8
Bandar Lampung dengan jumlah 20 siswa putra, dengan pertimbangan bahwa kelas tersebut
merupakan kelas yang dikategorikan rendah terhadap pembelajaran gerak dasar meroda.
Hasil tes awal sebelum tindakan siswa memperoleh rata – rata kelas (RK) 54,66 yang
memperoleh ≥ RK ada 11 siswa (55 %), sedangkan ≤ RK ada 9 siswa (45 %). Kemudian

setelah diadakan tindakan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa masing – masing siklus
terdapat peningkatan, yaitu pada siklus pertama siswa memperoleh RK 63,10 yang
memperoleh ≥ RK ada 8 siswa (40 %), sedangkan yang memperoleh ≤ RK ada 12 siswa (60
%). Dilanjutkan ke siklus kedua siswa memperoleh RK 68,80 yang memperoleh ≥ RK ada 9
siswa (45 %), sedangkan yang memperoleh ≤ RK ada 11 siswa (55 %). Dan dilanjutkan ke
siklus ketiga siswa memperoleh RK 84,85 yang memperoleh ≥ RK ada 17 siswa (85 %),
sedangkan yang memperoleh ≤ RK ada 3 siswa (15 %).
Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model
bantuan guru dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar meroda pada siswa kelas VIII
SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.
Kata Kunci : Meroda, Peningkatkan Keterampilan Gerak Dasar, Model Bantuan Guru.

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MERODA
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BANTUAN GURU
PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014

Oleh

Khairu Rahman

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Jamani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014

RIWAYAT HIDUP

dilahirkan di Pagar Alam pada tanggal 01 Januari 1992, anak
kelima dari 5 bersaudara pasangan bapak Sadar Halim dan
Ibu Ubaili. Pendidikan formal yang pernah ditempuh yaitu
Pendidikan di SD KARTIKA II – 8 LAHAT tahun 1998 yang lulus pada tahun
2004. Tahun ajaran 2004/2005 penulis melanjutkan ke SMP Negeri 2 LAHAT
yang lulus pada tahun 2007. Pada tahun ajaran 2007/2008 melanjutkan ke SMA
Negeri 1 LAHAT, dan lulus pada tahun 2010.

Penulis diterima melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SNMPTN) tahun 2010 di Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung (UNILA). Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di kota Bandung,
Yogyakarta, Malang dan Bali pada pertengahan Januari 2013, Kuliah Kerja Nyata
(KKN) di Desa Sindang Pagar Kecamatan Sumber Jaya Kabupaten Lampung
Barat, pada bulan Juli–September 2013, Program Pengalaman Lapangan (PPL) di
SMP Negeri 3 Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat pada bulan Juli–
September 2013.
Selama menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi Universitas Lampung, aktif dalam organisasi intra kampus, yaitu
HIMAJIP FKIP Unila sebagai anggota di Bidang Ilmu Pendidikan pada tahun
2010–2011.

MOTO

’’Termotivasilah kamu terhadap Apapun dan Siapapun itu’’
Jika tidak ada yang memberi, maka kamu sendiri lah yang harus membuat
motivasi tersebut untuk memacu hidupmu kedepan.
(Khairu Rahman)


PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini dengan keikhlasan hati dan mengharap Ridho Allah
SWT, sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:
Ibu dan Ayahku yang telah membesarkan, mendidik dan selalu mendo’akan
serta mencurahkan kasih sayangnya dengan pengorbanan yang tulus dan ikhlas
demi kebahagiaan dan keberhasilanku. Sungguh aku tak akan pernah bisa
membalas itu semua dengan sempurna.
Kakak – kakakku “ Ayuk Yuti, Kak Rian, Kak Febi dan Kak Heri” yang telah
memberikan dukungan selama ini dan seluruh keluarga besarku.
Keponakanku yang tersayang” Ayuk Sisy, Ayuk Za, Kak Raihan, Mas Azam
dan Adek Thifa” karena kalianlah om aman bisa termotivasi selama
menyelesaikan Study ini.
Seseorang yang nantinya akan menjadi teman hidupku, kupersembahkan jerih
payah dan perjuanganku selama ini untuk mu.
Para pendidik dengan ketulusan dan kesabarannya dalam mendidikku

Almamater Tercinta.

SANWACANA


Puji syukur kehadirat allah swt penulis ucapkan karena atas rahmat dan hidayahnya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan
Keterampilan Gerak Dasar Meroda Dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Bantuan Guru Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2013/2014” ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada yang terhormat Bapak Drs. Frans Nurseto, M. Psi selaku Dosen
Pembimbing Utama, dan Bapak Drs. Ade Jubaedi, M. Pd selaku Dosen
Pembimbing Pembantu yang keduanya telah banyak memberikan arahan,
pemikiran, saran, dan nasehat selama membimbing Penulis, serta Bapak Heru
Sulistianta, S. Pd, M. Or selaku Dosen Pembahas yang telah banyak memberikan
sumbangan pemikiran dalam penyusunan skripsi ini.
Disamping itu, tak lupa juga Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan
kemudahan kepada penulis selama menempuh perkuliahan.


2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S., Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si.,
Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah
memberikan fasilitas akademis dan telah membantu memperlancar
mengurusi dalam penyelesaian studi.
3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
yang telah memberikan kemudahan kepada penulis selama penulis
menjadi mahasiswa di Jurusan Ilmu Pendidikan.
4. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M. Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi yang telah memberikan kemudahan dan
kelancaran kepada penulis selama menempuh perkuliahan dan selama
penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi,
yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menyelesaikan
studi.
6. Bapak Taufik Rahman, M. Pd selaku Guru PenjasOrkes yang telah banyak
memberi arahan dan membantu selama penulis melaksanakan penelitian.
7. Sahabat-sahabat terbaik (Mahyudi, Dimas, Jodi, Robi, Teddy, Fahmi,

Dedi, Rino, Sigit dan Dian) serta teman-teman seperjuangan di Penjas
angkatan Tahun 2007-2010 terimakasih atas do’a, semangat dan motivasi
yang telah diberikan.

8. Sahabat terbaik ku (Ardi, Kak Warlan dan Rozi) terima kasih sudah sering
membantu selama dan menemani keseharian selama menyelesaikan kuliah
ini.
9. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini,
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, tetapi dengan
harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat untuk kita semua. Amin

Bandar Lampung, 17 Juli 2014

Khairu Rahman

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................................... 3
C. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 4
E. Manfaat Penelitian ....................................................................................................... 4
F. Ruang Lingkup Pnelitian .............................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar ....................................................................................................... 6
B. Pengertian Belajar Mengajar ....................................................................................... 8
C. Pengertian Senam ......................................................................................................... 9
D. Pengertian Senam Lantai ............................................................................................. 9
E. Gerakan Meroda ........................................................................................................... 11
F. Model Pembelajaran ..................................................................................................... 13
G. Model Pembelajaran Bantuan Guru ............................................................................. 14
H. Keterampilan Gerak ..................................................................................................... 17
I. Kerangka Pikir ............................................................................................................... 18

J. Hipotesis ....................................................................................................................... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian .................................................................................................. 20
B. Variabel Penelitan ........................................................................................................ 22
C. Populasi dan Sampel ................................................................................................... 23
D. Persiapan Tindakan Kelas ............................................................................................ 23
E. Pelaksanaan Tindakan .................................................................................................. 25
F. Instrumen Penelitian .................................................................................................... 31
G. Tehnik Analisis Data ................................................................................................... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Analisis Lingkungan Operasional Sekolah .................................................................. 33
B. Hasil Penelitian ............................................................................................................ 36
C. Pembahasan Penelitian ................................................................................................. 41
D. Uji Hipotesis ................................................................................................................ 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 49
B. Saran ............................................................................................................................. 50


DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 51
LAMPIRAN..................................................................................................................... 52

DAFTAR TABEL

1. Deskripsi Nilai Pembelajaran Meroda pada Senam Lantai dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Bantuan Guru di Setiap
Siklusnya ..................................................................................................................... 37
2. Rekapitulasi Analisis Pembelajaran Meroda dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Bantuan Guru pada Siklus 1 .................................................................. 38
3. Rekapitulasi Analisis Pembelajaran Meroda dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Bantuan Guru pada Siklus 2 .................................................................. 39
4. Rekapitulasi Analisis Pembelajaran Meroda dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Bantuan Guru pada Siklus 3 .................................................................. 40
5. Hasil Ketuntasan Pembelajaran Meroda pada Senam Lantai dengan
Model Pembelajaran Bantuan Guru di Setiap Siklus ................................................... 40
6. Rekapitulasi Refleksi Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai 1 – 5 Pada
Tahap Pra - Test Keterampilan Gerak Dasar Meroda .................................................. 41
7. Rekapitulasi Refleksi Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai 1 – 5 Pada

Test Akhir Keterampilan Gerak Dasar Meroda Siklus Pertama .................................. 43
8. Rekapitulasi Refleksi Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai 1 – 5 Pada
Test Akhir Keterampilan Gerak Dasar Meroda Siklus Kedua .................................... 44
9. Rekapitulasi Refleksi Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai 1 – 5 Pada
Test Akhir Keterampilan Gerak Dasar Meroda Siklus Ketiga ..................................... 46

xii

DAFTAR GAMBAR

1.Siklus Pertama .............................................................................................................. 69
2.Siklus Kedua .................................................................................................................. 70
3.Siklus Ketiga .................................................................................................................. 71

xiii

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ............................................................... 53
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ............................................................... 56
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 3 ............................................................... 59
4. Indikator Penilaian (Instrumen) Format Penilaian Meroda .......................................... 62
5. Nilai Hasil Tes Awal Pembelajaran Meroda Menggunakan
Model Pembelajaran Bantuan Guru ............................................................................. 63
6. Nilai Hasil Siklus 1 Pembelajaran Meroda Menggunakan
Model Pembelajaran Bantuan Guru ............................................................................. 64
7. Nilai Hasil Siklus 2 Pembelajaran Meroda Menggunakan
Model Pembelajaran Bantuan Guru ............................................................................. 65
8. Nilai Hasil Siklus 3 Pembelajaran Meroda Menggunakan
Model Pembelajaran Bantuan Guru ............................................................................. 66
9. Perhitungan Indikator Persentase Keberhasilan Siklus Pertama,
Siklus Kedua dan Siklus Ketiga ................................................................................... 67
10. Perhitungan Efektivitas Pada Siklus Pertama, Siklus Kedua dan
Siklus Ketiga ................................................................................................................ 68

xiv

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Senam juga merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan
pertumbuhan dan perkembangan anak, gerakan-gerakan senam sangat sesuai
untuk mengisi program pendidikan jasmani seperti kekuatan dan daya tahan
otot dari seluruh bagian tubuh. Disamping itu senam juga berpotensi
mengembangkan keterampilan gerak dasar, sebagai landasan penting bagi
penguasaan keterampilan tehnik suatu cabang olahraga. Lebih penting lagi
senam dapat meningkatkan kesegaran secara efektif bagi siapapun yang
melakukannya.

Selain itu kualitas pembelajaran harus di tingkatkan untuk meningkatkan
kualitas hasil pendidikan dan secara makro harus di temukan strategi atau
pendekatan dan metode pembelajaran yang efektif dikelas yang lebih
memberdayakan siswa serta ditambahkan motivasi yang bertujuan supaya
siswa lebih semangat dalam mempelajari gerakan tersebut.

2

Olahraga ini merupakan salah satu materi dari pendidikan jasmani di sekolah
menengah pertama. Salah satu jenis senam lantai yang diajarkan siswa sekolah
yaitu meroda atau baling - baling. Meroda atau gerakan baling – baling
merupakan salah satu jenis senam lantai yang dilakukan kesamping untuk
empat hitungan, tangan dan kaki berputar seperti baling – baling. Meroda
merupakan salah satu unsur gerakan senam lantai, dimana terdiri dari
mengguling, melompat, meloncat dan berputar di udara, bertumpu untuk
mempertahankan sikap seimbang.
Gerak dasar baling – baling bukan merupakan gerakan yang mudah. Hal ini
disebabkan karena pada waktu gerakan tersebut siswa harus mempunyai
penguasaan tehnik dasar baling – baling dengan baik. Oleh karena itu maka
upaya perlu dilatih secara baik dan benar. Untuk meningkatkan keterampilan
gerak dasar baling – baling dapat dilakukan dengan model bantuan guru.
Penelitian menyatakan bahwa model bantuan guru memang efektif dalam
membantu siswa dalam membantu siswa melakukan tugas geraknya. Model
latihan bantuan guru memiliki kelebihan berupa mengurangi kesalahan serta
memastikan bahwa pola gerak yang tepat sudah dilakukan. Namun
kelemahannya adalah kemampuan siswa dalam menampilkan tugasnya itu
segera hilang ketika bimbingan yang semula diterimanya itu ditiadakan.
Dengan kelebihan dan kelemahan model pembelajaran bantuan guru belum
diketahui secara pasti bentuk latihan model pembelajaran ini efektif dan baik
hasilnya terhadap peningkatan keterampilan gerak dasar baling – baling. Oleh

3

karena itu perlu dikaji dan diteliti secara lebih mendalam, baik secara teoritis
maupun praktik melalui PTK.

Untuk mengetahui permasalahan tersebut, kedua bentuk latihan tersebut diatas
dapat diajarkan pada kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung bahwa
kemampuan gerak dasar baling – balingnya sehingga perlu ditingkatkan lagi
secara optimal.

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka
penelitian ini mengambil judul “ Upaya Meningkatkan Ketermpilan Gerak
Dasar Meroda Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Bantuan Guru
Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2013/2014.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah
dalam penelitian ini dapat di identifikasi sebagai berikut :
1. Kurangnya keterampilan teknik dasar meroda pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 8 Bandar Lampung.
2. Kurangnya kemampuan guru dalam menerapkan model – model
pembelajaran pelaksanaan meroda.

.

4

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan penelitian pada siklus ke-1 hingga ke-3, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: “Apakah dengan menggunakan model
pembelajaran bantuan guru terhadap keterampilan gerak dasar meroda pada
siswa kelas VIII SMP Negeri 8 ?”.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah di kemukakan diatas, maka penelitian
ini untuk mengetahui:
1. Dengan menggunakan model pembelajaran bantuan guru (melakukan
meroda dibantu oleh guru) dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar
meroda.
2. Dengan menggunakan model pembelajaran bantuan guru (melakukan
meroda dibantu oleh guru) dapat meningkatkan keberanian siswa dalam
melakukan gerak dasar meroda.
3. Dapat mengetahui kesulitan – kesulitan dalam melakukan gerak dasar
meroda dengan menggunakan mdel pembelajaran bantuan guru.
E. Manfaat Penelitian

Berkaitan dengan permasalahan dan tujuan penelitian tersebut diatas,
diharapkan penelitian ini memberi manfaat sebagai berikut:
1. Peneliti
Dapat di peroleh informasi pembelajaran yang baik dan efektif untuk
meningkatkan keterampilan gerak dasar baling – baling.

5

2. Siswa
Sebagai pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar
baling-baling.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :
1. Tempat penelitian di laksanakan di Lapangan SMP Negeri 8 Bandar
Lampung.
2. Objek penelitian yang di amati adalah keterampilan gerak dasar balingbaling pada siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung.
3. Subjek penelitian yang di amati adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 8
Bandar Lampung.

6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar
Belajar adalah adalah suatu proses yang di tandai dengan adanya perubahan
pada diri seseorang dan perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha. Sejak
lahir

manusia

telah

melakukan

kegiatan

belajar

untuk

memenuhi

kebutuhannya sekaligus mengembangkan dirinya. Oleh karena itu, belajar
sebagai suatu kegiatan telah di kenal dan di sadari atau tidak di lakukan oleh
manusia (Purwanto 2002:84).

Winkel (1996:53) berpendapat bahwa belajar merupakan suatu aktivitas
mental (psikis) yang berlangsung dalam interkasi aktif dengan lingkungan
yang menghasilkan perubahan – perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan dan berbekas.
Surya brata (2002:203) menyimpulkan beberapa pendapat para ahli tentang
belajar, yaitu:
a. Bahwa belajar itu membawa perubahan.
b. Bahwa perubahan itu pada dasarnya adalah di dapatkannya kecakapan
baru.
c. Bahwa peubahan itu terjadi karena usaha dengan sengaja.

7

Kegiatan belajar sendiri tidak dapat di paksakan dari seseorang kepada orang
lain, belajar harus di lakukan sendiri oleh individu secara aktif. Keterlibatan
siswa secara langsung sangat penting dalam kegiatan belajar.

Dari beberapa pendapat para ahli mengenai belajar di atas, dapat di katakan
bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental yang menghasilkan
perubahan tingkah laku yang di timbulkan oleh suatu pengalaman dan
mempegaruhi oleh lingkungan. Perubahan tersebut terjadi karena usaha sadar
yang di lakukan individu.

Ketiga faktor di atas merupakan faktor intern, sedangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi lainnya

adalah faktor

ektstern. Faktor-faktor ekstern

berpengaruh terhadap belajar di kelompokkan menjadi tiga faktor yakni:
a.

Faktor Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh keluarga berupa cara orang
tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan
keadaan ekonomi.

b.

Faktor Sosial
Faktor sekolah yang mepengaruhi belajar ini mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi, standar pelajaran, keadaan gedung, metode
belajar dan tugas rumah.

c.

Faktor Masyarakat
Pengaruh ini terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat.

8

B. Pengertian Belajar Mengajar

Hampir semua ahli mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang
belajar. Belajar adalah memodifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui
pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan salah satu
proses suatu dan bukan suatu hasil dan bukan suatu hasil atau hasil atau
tujuan. Belajar bukan hanya meningkatkan akan tetapi lebih luas daripada itu,
yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu pengusaan hasil latihan, melaikan
perubahan kelakuan.

Menurut Hamalik (2003) Menagajar adalah kegiatan membimbing kegiatan
belajar dan mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan belajar siswa.
Husdarta dkk (2002) mengatakan bahwa mengajar merupakan suatu proses
yang kompleks, guru tidak hanya sekedar menyampaikan informasi kepada
siswa saja, tetapi guru juga harus berusaha agar siswa mau belajar. Karena
mengajar sebagai upaya yang di sengaja, maka guru terlebih dahulu harus
mempersiapkan bahan yang disajikan kepada siswa.

Dalam pengertian luas, belajar dapat di artikan sebagai kegiatan psikofik
perkembangan menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam
arti sempit, belajar di maksudkan sebagai kegiatan menuju terbentuknya
kepribadian seutuhnya. Relevan denga ini maka ada pengertian bahwa belajar
adalah “penambahan pengetahuan”.

9

C. Pengertian Senam

Sebelum kita mengetahui pengertian senam, sebaiknya kita harus mengetahui
ciri– ciri senam telebih dahulu, antara lain:
1.

Gerakan – gerakannya selalu dibuat atau diciptakan dengan sengaja.

2.

Gerakan – gerakannya harus selalu berguna untuk mencapai tujuan
tertentu (meningkatkan kelentukan, memperbaiki sikap dan gerak,
meningkatkan kesehatan tubuh)

3.

Gerakannya harus selalu tersusun dan sistematis.

Berdasarkan ciri – ciri diatas, batasan senam adalah aktivitas fisik atau latihan
tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana, disusun secara sistematis
sesuai dengan tata urutan gerak dengan tujuan membentuk rangkaian gerak
artistik yang menarik dan mengembangkan pribadi secara harmonis.

D. Pengertian Senam Lantai

Senam lantai pada umumnya disebut floor exercise, tetapi ada juga yang
menamakan tumbling. Senam lantai adalah latihan senam yang dilakukan pada
matras, unsur – unsur gerakannya terdiri dari mengguling, melompat,
meloncat, berputar di udara, menumpu dengan tangan, atau kaki untuk
mempertahankan sikap seimbang atau pada saat meloncat ke depan atau
belakang. Jenis senam ini juga disebut latihan bebas karena pada waktu
melakukan gerakan pesenam tidak mempergunakan suatu peralatan khusus.
Bila pesenam membawa alat berupa bola, pita, atau alat lain, itu hanyalah alat

10

untuk meningkatkan fungsi gerakan kelentukan, pelemasan, kekuatan,
ketrampilan, dan keseimbangan.

1. Gerakan Dasar Senam Lantai
Sebelum

mempelajari

gerakan

dasar

diperlukan

pembinaan

dan

pembentukan fisik yang teratur, hal ini perlu karena adanya fisik yang
sudah terbentuk akan memudahkan dalam mempelajari gerakan dasr.

Beberapa contoh gerakan dasar senam lantai:


Roll depan, yang dimaksud roll depan ialah gerakan badan
berguling ke arah depan melali bagian belakang (tengkuk),
pinggul, pinggang, dan panggul bagian belakang.



Kayang, yang dimaksud kayang ialah suatu bentuk sikap badan
terlentang yang membusur, bertumpu pada kedua kaki dan kedua
tangan siku-siku dan lutut lurus.



Sikap lilin
-

Posisi tidur terlentang.

-

Kedua tangan ditekuk dekat sisi telinga

-

Angkat kedua kaki (rapat) lurus ke atas dengan tangan
menopang pinggang.



Meroda, gerakan meroda merupakan gerakan memutar badan
dengan sikap menyamping arah gerakan dan tumpuan berat badan
ketika berputar menggunakan kedua tangan dan kaki.

11

2. Kompetensi Gerak Dasar Lantai

Senam merupakan bentuk latihan pada senam lantai atau pada alat yang
dirancang untuk meningkatkan daya tahan kekuatan, kelenturan,
kelincahan, koordinasi serta kontrol tubuh. Menurut Hidayat (1995)

Kompetensi dasar senam lantai yaitu memahami gerak dasar senam lantai
dengan mempraktikkan senam dasar dengan bentuk latihan baling-baling
bertumpu pada kaki-tangan serta nilai disiplin, keberanian, dan tanggung
jawab. Menurut Hidayat (1995)

E. Gerakan Meroda

Gerakan meroda merupakan gerakan memutar badan dengan sikap awal
menyamping arah gerakan dan tumpuan berat badan ketika berputar
menggunakan kedua tangan dan kaki.
Teknik gerakan meroda dapat dilakukan sebagai berikut ;


Tahap persiapan
-

Berdiri sikap menyamping arah gerakan

-

Kedua kaki dibuka selebar bahu dan kedua lengan
terenatang serong atas.



Tahap gerakan
-

Bila gerakan diawali tangan kiri, letakkan telapak tangan
kiri pada matras yang diikuti kaki kanan terangkat lurus ke
atas. Saat tangan kanan diletakkan pada matras kaki kiri

12

terangkat lurus ke atas, hingga badan membentuk berdiri
dengan tangan .
-

Turunkan dengan cepat kaki kanan pada matras disusul
terangkatnya tangan kiri dari matras dan kaki kiri mendarat
matras



Akhir gerakan
-

Berdiri sikap menyamping arah gerakan dengan posisi
kedua kaki terbuka selebar bahu.

-

Sikap kedua lengan terentang serong atas.

-

Pandangan ke depan atas.

Model Peraga. Gerakan Meroda
Gambar. Ade Jubaedi. 2010. Bahan Ajar Senam 1: Universitas Lampung.

F. Model Pembelajaran

Hasil belajar yang dicapai siswa tidak terlepas dari peranan guru dalam
memilih dan menerapkan yang sesuai dengan karakteristik materi atau siswa.

13

Menurut Soekamto dan Winataputra (1997:101) model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam tertentu
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan akitivas pembelajaran.
Dengan demikian model pembelajaran memiliki makna yang lebih luas dari
strategi, metode atau prosedur.

Model pembelajaran adalah sebuah perancangan atau pola yang dapat
digunakan

ntuk

menjabarkan

kurikulum,

untuk

merancang

materi

pembelajaran dan untuk memandu kegiatan pembeajaran didalam kelas atau
setting kelas lain. Model pembelajaran memiliki empat ciri khusus, yaitu:
1. Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya.
2. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
terlaksana.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tersebut
tercapai. Menurut Soekamto dan Winataputra (1997:101)

Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut model pembelajaran dapat
diartikan sebagai penerapan konsep-konsep tertentu dalam pembelajaran yang
harus dikerjakan menurut lagkah-langkah yang teratur dan bertahap, sistematis
dan teroganisir, agar mencapai pengalaman belajar dan tujuan belajar tertentu,
sekaligus merupakan bagi para pembelajar dalam pelaksanaan aktivitas
pembelajaran.

14

Model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan
Jasmani adalah model pembelajaran dengan bantuan guru dengan penggunaan
alat bantu. Model ini sangat sesuai dengan materi Pendidikan Jasmani di
sekolah yang pencapaian tujuan pendidikannya melalui aktivitas jasmani yang
berupa gerak jasmani atau olahraga. Dengan bantuan guru dan penggunaan
alat bantu diharapkan akan tercipta pembelajaran yang menyenangkan,
menarik dan dapat meningkatkan motivasi/semangat anak untuk melakukan
gerak sehingga pembelajaran efektif dan efisien.

G. Model Pembelajaran Dengan Bantuan Guru

Menurut Surya brata (2002) Model bantuan guru adalah metode yang paling
umum dalam proses pembelajaran, dimana siswa dituntun dengan berbagai
cara melalui pemulaan gerak. Dalam penggunaannya, metode ini mempunyai
beberapa tujuan dan yang paling utama adalah untuk mengurangi kesalahan
serta memastikan bahwa pola gerak yang tepat sudah dilakukan.

Penggunaan model bantuan guru sangat penting dalam cabang olahraga yang
berbahaya seperti senam sehingga memerlukan bantuan untuk mengurangi
timbulnya bahaya. Demikian juga dalam renang, ketika pertama kali
mempelajarinya dan merasa takut. Di sini siswa tentu perlu dibantu, baik
secara langsung oleh bimbingan guru atau lewat pakaian alat-alat penolong.
Model bantuan guru bisa dilakukan dengan berbagai cara bergantung setting
pembelajarannya. Beberapa bentuk bimbingan sedikit longgar, sehingga hanya
memberikan sedikit bantuan untuk tampil kepada siswa. Bentuk lain dari

15

bimbingan ada yang lebih ketat dan besifat kontak langsung dengan siswanya.
Bimbingan jenis ini bisa kontak langsung dengan guru atau dengan alat
tertentu seperti pada senam.

Setiap bentuk bimbingan tentunya memberi bantuan yang bersifat sementara
selama fase awal latihan. Setelah proses selanjutnya, siswa diharapkan mampu
melakukannya sendiri tanpa adanya bantuan dari guru. Beberapa penelitian
mengenai model ini telah memberi gambaran yang jelas mengenai kapan, pada
kondisi apa, dan pada jens keterampilan yang bagaimana model ini paling baik
digunakan.

Penelitian menyatakan bahwa model bantuan guru memang efektif dalam
membantu siswa melakukan tugas geraknya. Namun demikian, kemampuan
siswa dalam menampilkan tugasnya itu segera hilang ketika bimbingan yang
semula diterimanya itu ditiadakan. Hal ini menandakan bahwa model bantuan
guru ini hanya efektif jika keberadaannya tetap dipertahankan terus.
Menurut Surya brata (2002) keuntungan dari model bantuan guru diterapkan
pada dua kondisi dibawah ini:
1. Latihan dini
Dalam latihan yang sangat dini, ketika siswa sedang mengembangkan
gagasan tugas yang sangat primitif, prosedur bimbingan sangat berguna.
Prosedur itu akan dapat membantu siswa memperjelas gambaran dasar
suatu

keterampilan, memberikan petunjuk tentang apa yang harus

dilakukan, serta memicu perhatia siswa kappa ia harus memulai gerak
tubuhnya. Uuntuk menghindari efek buruk model bantuan guru ini, maka

16

bantuan harus segera dihilangkan ketika siswa mulai mampu melakukan
tugasnya secara mandiri.
2. Tugas berbahaya
Kekecualian lain penggunaan model bantuan guru ini adalah situasi yang
berbahaya. Bimbingan fisik, seperti sabuk penopang yang sering
digunakan siswa ketika mempelajari keterampilan senam, dapat mencegah
terjadinya salah gerak yang membahayakan. Jika alat tidak tersedia, guru
harus mampu memberikan bimbingan fisik pada saat kritis.
Model Pembelajaran Gerakan Meroda


Model I
Menurunkan tangan satu persatu ke matras / lantai dari sikap
menyamping hingga posisi berdiri dengan tangan. Latihan ini
dibantu oleh guru

Gambar I. Latihan gerakan meroda


Model II
Menurunkan tangan satu persatu ke matras / lantai dari sikap
menyamping hingga posisi berdiri dengan tangan dan sampai

17

dengan akhiran (berdiri seperti gerak awalan). Latihan ini dibantu
oleh guru

Model Peraga. Latihan gerakan meroda
Gambar II. Latihan gerakan meroda

H. Keterampilan Gerak
Keteampilan itu dapat juga di pahami sebagai indikator tingkat kemahiran
atau penguasaan suatu hal yang memerlukan gerak tubuh. (Lutan,
1988:95)

Keterampilan gerak adalah yang mengikuti pola atau gerak tertentu yang
memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh yang bisa
dilakukan melalui proses belajar. Semakin kompleks ketermpilan gerak
yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk dilakukan.

Belajar keterampilan gerak berlangsung melalui beberapa tahap yakni : (1)
tahap kognitif, (2) tahap asosiatif dan (3) tahap otomatis. (Lutan 1988:305)

18

1. Tahap Kognitif
Pada tahap ini seseorang yang baru mulai mempelajari keterampilan
motorik membutuhkan informasi bagaimana cara melaksanakan tugas
gerak yang bersangkutan. Karena itu, pelaksanaan tugas gerak itu
diawali dengan penerimaan informasi dan pembentukan pengertian,
termasuk bagaimana penerapan informasi atau pengetahuan yang
diperoleh. Pada tahap ini gerakan seseorang masih nampak kaku,
kurang terkoordinasi, kurang efisien bahkan hasilnya tidak konsisten.

2. Tahap Asosiatif
Permulaan dari tahap ini ditandai oleh semakin efektif cara – cara
siswa melakukan tugas gerak dan dia mulai mampu menyesuaikan diri
dengan keterampilan yang dilakukan. Akan nampak penampilan yang
terkoordinasi dengan perkembangan yang terjadi secara bertahap dan
lambat laun semakin konsisten.
3. Tahap Otomatis
Pada tahap ini keterampilan motorik yang dilakukannya akan
dikerjakan

secara

otomatis.

Pelaksanaan

tugas

gerak

bersangktutan tidak seberapa terganggu oleh kegiatan lainnya.

yang

19

I. Kerangka Pemikiran
Model bantuan guru adalah metode yang paling umum dalam proses
pembelajaran, dimana siswa dituntun dengan berbagai cara melalui pemulaan
gerak. Dalam penggunaannya, metode ini mempunyai beberapa tujuan dan
yang paling utama adalah untuk mengurangi kesalahan serta memastikan
bahwa pola gerak yang tepat sudah dilakukan.
Gerakan meroda merupakan gerakan memutar badan dengan sikap awal
menyamping arah gerakan dan tumpuan berat badan ketika berputar
menggunakan kedua tangan dan kaki.
Dengan menggunakan dua model pembelajaran bantuan guru yaitu:
Model I
Menurunkan tangan satu persatu ke matras / lantai dari sikap menyamping
hingga posisi berdiri dengan tangan. Latihan ini dibantu oleh guru
Model II
Menurunkan tangan satu persatu ke matras / lantai dari sikap menyamping
hingga posisi berdiri dengan tangan dan sampai dengan akhiran (berdiri
seperti gerak awalan). Latihan ini dibantu oleh guru. Dengan harapan bisa
meningkatkan pembelajaran gerak dasar meroda.

J. Hipotesis
Kunandar (2009:89) bahwa hipotesis dalam penelitian tindakan bahkan
hipotesis perbedaan atau hubungan melainkan tindakan. Rumusan hipotesis
memuat tindakan yang diusulkan menghasilkan perbaikan yang di inginkan.

20

Hipotesis dalam penelitian adalah sebagai berikut:
H1. Jika pembelajaran meroda menggunakan bantuan guru yaitu Menurunkan
tangan satu persatu ke matras / lantai dari sikap menyamping hingga posisi
berdiri dengan tangan.. Maka pembelajaran meroda dapat ditingkatkan dan
diperbaiki.

H2. Menurunkan tangan satu persatu ke matras / lantai dari sikap menyamping
hingga posisi berdiri dengan tangan dan sampai dengan akhiran (berdiri
seperti gerak awalan). Latihan ini dibantu oleh guru. Maka pembelajaran
meroda dapat di tingkatkan dan diperbaiki.

21

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Peneletian
Metode adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu
hasil. Sedangkan menurut Arikunto Suharsini (2002:136) metode penelitian
adalah cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan adalah salah satu
strategi pemecah masalah yang memanfaatkan tindakan yang nyata dalam
bentuk proses pengembangan inovatif yang “di coba sambil berjalan” dalam
mendeteksi dan memecahkan masalah. (Suharsimi Arikunto 1998:82)

Jadi jenis ini salah satu yang nyata dimana antar guru dengan siswa terlibat
langsung dalam proses memecahkan masalah dalam penelitian tersebut..
Adapun ciri – ciri sebagai berikut :
1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.
2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan
perkembangan – perkembangan baru yang lebih kuat.
3. Dilakukan melalui putaran – putaran berspiral.

22

Gambar. Spiral Penelitian Tindakan Kelas

Keterangan Gambar
1. Perencanaan (Planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan serta
pada tahap perencanaan ini dipersiapkan skenario pembelajaran,
fasilitas sarana pendukung yang diperlukan dan juga instrument untuk
merekam data mengenai proses hasil tindakan. Pada perencanaan ini
juga dilaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk
menguji ketelaksanaan rancangan.
2. Tindakan (Action)
Tindakan adalah pelaksanaan ynag merupakan implementasi atau
penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan kelas.
3. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat
suatu tindakan.

23

4. Refleksi
Refleksi merupakan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan.
Dalam penelitian tindakan, ada kata tindakan artinya dalam hal ini
guru melakukan sesuatu yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Dengan kata lain, penelitian tindakan kelas ini harus menyangkut
upaya guru dalam bentuk proses belajar mengajar yang mengutamakan
hasil lebih baik dari sebelumnya.

B. Variabel dan Data
1. Variabel
Variabel merupakan faktor yang berperan dalam penelitian. Menurut
Arikunto (1992:9) mengatakan variabel adalah obyek penelitian atau apa
yang menjadi titik perhatian. Sesuai dengan permasalahan yang
dikemukakan di atas maka yang menjadi variabel dalam PTK ini adalah
efektifitas pembelajaran keterampilan gerak dasar meroda dengan
menggunakan metode bantuan guru.
2.Data
Menurut Arikunto (1992:9) mengatakan data adalah hasil pengukuran
terhadap variabel. Jadi hasil dari efektivitas pembelajaran keterampilan
gerak dasar meroda dengan menggunakan metode bantuan guru.

24

C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Untuk memperoleh data suatu penelitian diperlukan suatu sumber data
yang terdiri dari suatu populasi. Menurut Arikunto Suharsini (2002:108)
populasi adalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas
VIII SMP N 8 Bandar Lampung.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti.
Menurut Arikunto Suharsini (2002:107) apabila populasi yang akan diteliti
kurang dari 100 sebaiknya diambil semua, apabila lebih dari dari 100
maka dapat diambil sampel 10-15% atau 20-25%. Namun mengingat
keterbatasan peneliti maka dilakukan pengambilan sampel sebesar 20%.
Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan tehnik random
sampling atau sampel random / sampel acak.
Pelaksanaan pengambilan sampel, memilih subjek penelitian dilakukan
dengan cara acak atau random dengan cara undian sesuai proporsinya.
Populasi dari kelas VIII yaitu 100 siswa jadi peneliti melakukan
pengambilan untuk dijadikan sampel sebanyak 20 % dari 100 siswa, yaitu
sebanyak 20 siswa.
D. Persiapan Tindakan Kelas
1. Perencanaan
Perencanaan pembelajaran direncanakan terbagi atas 3 siklus. Adapun yang
akan dijadikan penelitian tindakan kelas adalah menggunakan model bantuan
guru dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar meroda.

25

2. Tindakan
Tindakan penelitian ini terdiri dari siswa, guru dan teman sejawat yang
dijelaskan sebagai berikut :


Siswa, gunanya untuk mendapatkan data yang hasil belajar dan
aktivitas yang dilakukan dalam proses belajar mengajar.



Guru, untuk melihat tingkat keberhasilan penggunaan model
pembelajaran bantuan guru itu sendiri pada keterampilan gerak
dasar meroda.

3. Observasi
Tehnik yang digunakan yaitu :


Tehnik
Tehnik ini digunakan untuk mendapatkan data yang diperoleh siswa
setelah akhir proses pembelajaran.



Observasi
Tehnik ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi
siswa dalam proses belajar mengajar.



Penerapan terakhir adalah refleksi hasil dari siklus dari PTK.

4. Refleksi
Data hasil pengamatan hasil belajar siswa selanjutnya dilakukan analisis
data sebagai kajian untuk melakukan refleksi, sehingga dapat diketahui
perkembangan yang diperoleh dari penerapan model pembelajaran bantuan
guru pada gerak dasar meroda pada siklus I, II, dan III.

26

E. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian tindakan dari empat komponen pokok yang menunjukkan langkah
yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Hubungan keempat
komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan
berulang. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan
yang tunggal, tetapi selalu harus berupa rangkaian kegiatan akan kembali
keasal, yaitu dalam bentuk siklus. Seperti yang digambarkan sebagai berikut:
a. Siklus Pertama
1. Rencana


Menyiapkan scenario pembelajaran yang berisi tentang
kegiatan – kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup.



Menyiapkan perlatan senam untuk proses pembelajaran,
seperti matras.



Mempersiapkan

instrument

untuk

pengamatan

proses

pembelajaran.


Menyiapkan alat untuk dokumentasi (kamera).



Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus
pertama.

2. Tindakan


Siswa dibariskan dan dibagi menjadi 4 sap.

27



Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk latihan
yang akan dilakukan pada siklus pertama, yaitu posisi dari
sikap awal pelaksanaan dan sikap akhir.



Sebelumnya siswa diberikan contoh tehnik melakukan meroda
yang benar dari mulai sikap awalan, pelaksanaan dan sikap
akhir dengan menggunakan model pembelajaran bantuan guru,
lalu siswa satu persatu meniruka seperti apa yang di
contohkan.

Pelaksanaan Pada Siklus Pertama :


Sikap Awal : Siswa masih di barisan 4 sap.



Pelaksanaan : Siswa maju satu

– persatu untuk

mempraktek kan gerakan meroda dengan bantuan guru
didepan (menurunkan kaki satu persatu dari sikap berdiri
dengan tangan, dibantu oleh guru).


Sikap Akhir : Posisi badan memutar dengan tumpuan berat
badan pada tangan dan kaki.



Setiap siswa melakukan gerakan meroda sebanyak 3 kali
pengulangan.



Di berikan pengulangan gerakan meroda secara berurutan.



Kegiatan tindakan selama 1 minggu untuk 3 kali
pertemuan, setelah 3 kali pertemuan pada minggu
berikutnya diadakan tes instrument meroda.



Pada pertemuan ke 4 diambil penilaian.

28

3. Observasi
Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu
pengulangan, kemudian dinilai atau di evaluasi dengan menggunakan
instrument yang telah dipersiapkan.

4. Refleksi


Dari data hasil observasi dapat disimpulkan.



Merencana tindakan pada siklus kedua.

b. Siklus Kedua
1. Rencana


Menyiapkan scenario pembelajaran yang berisi tentang
kegiatan – kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup.



Menyiapkan perlatan senam untuk proses pembelajaran,
seperti matras.



Mempersiapkan

instrument

untuk

pengamatan

proses

pembelajaran.


Menyiapkan alat untuk dokumentasi (kamera).



Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus
pertama.

2. Tindakan


Siswa dibariskan dan dibagi menjadi 4 sap.

29



Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk latihan
yang akan dilakukan pada siklus pertama, yaitu posisi dari
sikap awal pelaksanaan dan sikap akhir.



Sebelumnya siswa diberikan contoh tehnik melakukan meroda
yang benar dari mulai sikap awalan, pelaksanaan dan sikap
akhir dengan menggunakan model pembelajaran bantuan guru,
lalu siswa satu persatu meniruka seperti apa yang di
contohkan.

Pelaksanaan Pada Siklus Kedua :


Sikap Awal : Siswa masih di barisan 4 sap.



Pelaksanaan : Siswa maju satu

– persatu untuk

mempraktek kan gerakan meroda dengan bantuan guru
didepan

(menurunkan

tangan

satu



persatu

ke

matras/lantai dari sikap menyamping hingga posisi berdiri
dengan tangan, dibantu oleh guru).


Sikap Akhir : Posisi badan memutar dengan tumpuan berat
badan pada tangan dan kaki.



Setiap siswa melakukan gerakan meroda sebanyak 3 kali
pengulangan.



Di berikan pengulangan gerakan meroda secara berurutan.



Kegiatan tindakan selama 1 minggu untuk 3 kali
pertemuan, setelah 3 kali pertemuan pada minggu
berikutnya diadakan tes instrument meroda.

30



Pada pertemuan ke 4 diambil penilaian.

3. Observasi
Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu
pengulangan,

kemudian

dinilai

atau

di

evaluasi

dengan

menggunakan instrument yang telah dipersiapkan.

4. Refleksi


Dari data hasil observasi dapat disimpulkan.



Jika siswa belum mencapai ketuntasan maka dilakukan siklus
selanjutnya.

c. Siklus Ketiga
1. Rencana


Menyiapkan scenario pembelajaran yang berisi tentang
kegiatan – kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup.



Menyiapkan perlatan senam untuk proses pembelajaran,
seperti matras.



Mempersiapkan

instrument

untuk

pengamatan

proses

pembelajaran.


Menyiapkan alat untuk dokumentasi (kamera).



Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus
pertama.

31

2. Tindakan


Siswa dibariskan dan dibagi menjadi 4 sap.



Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk latihan
yang akan dilakukan pada siklus pertama, yaitu posisi dari
sikap awal pelaksanaan dan sikap akhir.



Sebelumnya siswa diberikan contoh tehnik melakukan meroda
yang benar dari mulai sikap awalan, pelaksanaan dan sikap
akhir dengan menggunakan model pembelajaran bantuan guru,
lalu siswa satu persatu meniruka seperti apa yang di
contohkan.

Pelaksanaan Pada Siklus Ketiga :


Sikap Awal : Siswa masih di barisan 4 sap.



Pelaksanaan : Siswa maju satu – persatu untuk
mempraktek kan gerakan meroda dengan bantuan guru
didepan (gabungan model pembelajaran dari kedua siklus
diatas yang dibantu oleh guru).



Sikap Akhir : Posisi badan memutar dengan tumpuan berat
badan pada tangan dan kaki.



Setiap siswa melakukan gerakan meroda sebanyak 3 kali
pengulangan.



Di berikan pengulangan gerakan meroda secara berurutan.

32



Kegiatan tindakan selama 1 minggu untuk 3 kali
pertemuan, setelah 3 kali pertemuan pada minggu
berikutnya diadakan tes instrument meroda.



Pada pertemuan ke 4 diambil penilaian.

3. Observasi
Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu
pengulangan, kemudian dinilai atau di evaluasi dengan menggunakan
instrument yang telah dipersiapkan.

4. Refleksi
Dari data hasil observasi dapat disimpulkan.

F. Instrumen Penelitian
Menurut Freir and Cuning Ham dalam Muhajir (1997:58) Instrumen adalah
alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK (Penelitian Tindakan
Kelas) disetiap siklusnya.

Alat untuk mengukur instrumen dalam PTK dikatakan valid bila tindakan itu
memegang aplikasi dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang
dihadapi.
Alat ini berupa indikator dari penilaian gerak dasar meroda dengan
menggunakan metode pembelajaran bantuan guru, yaitu : (1) Tahap Persiapan
(2) Tahap gerak atau tahap pelaksanaan dan (3) Akhir gerak. (Suryatn, 2001).

33

G. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data
dianalisis melalui perhitungan kuantitatif menggunakan rumus sebagai
berikut:
Persentase keberhasilan siswa digunakan rumus :

f
  100%
n
(Subagio dalam Surisman, 1997)
Keterangan :
P : Presentase keberhasilan
f : Jumlah yang melakukan benar
n : Jumlah siswa yang mengikuti tes

Perhitungan Indikator Persentase Keberhasilan Siklus Pertama, Siklus Kedua
dan Siklus Ketiga
Indikator persentase keberhasilan siklus pertama dapat dilihat dengan rumus :

f
  100%
n


8
100%
20

P = 40 %

34

Indikator persentase keberhasilan siklus kedua dapat dilihat dengan rumus :

f
  100%
n


12
100%
20

P = 60 %
Indikator persentase keberhasilan siklus ketiga dapat dilihat dengan rumus :

f
  100%
n


17
100%
20

P = 85

Sedangkan untuk melihat tingkat efektivitas tindakan yang dilakukan dapat
meng

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR TOLAK PELURU TEKNIK LINIER DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VIIa SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

2 13 14

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN GERAK DASAR MERODA DENGAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VISUALISASI DAN PERAGAAN PADA SISWA KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 18

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR BACKHAND DALAM BULUTANGKIS DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

3 9 71

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SHOOTING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN AlAT BANTU PADA SISWA KELAS VIII A SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 11 65

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERPASANGAN DAN BERKELOMPOK TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR KAYANG PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUKADANA LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

4 15 130

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MERODA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BANTUAN GURU PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 9 55

PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 12 89

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR HAND STAND ROLL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 CANDIRETNO PAGELARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 12 39

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN STOPING BOLA LAMBUNG DENGAN BANTUAN ALAT YANG DI MODIFIKASI PADA CABANG SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII A SMP N 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 14 71

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK LEMPAR LEMBING DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VIII B SMP AL AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

4 24 53