Perancangan Sistem Informasi Pengendalian persediaan barang Pada CV. Kayu Laris Palembang

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada

Program Studi Strata Satu

Jurusan Manajemen Informatika

Oleh :

ROSIHAN SAPUTRA

1.05.04.359

JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

BARANG PADA CV. KAYU LARIS PALEMBANG

ROSIHAN SAPUTRA NIM. 1.05.04.359

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Skripsi pada tanggal :

_________________________ Menyetujui,

Pembimbing

Rina Kurniawati,S.Kom,MT NIP. 4127.70.26.004

Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Ketua Jurusan Manajemen Informatika

Prof. Dr. Ir Ukun Satraprawira Msc NIP. 4127.70.006

Dadang Munandar, SE, M.Si NIP. 4127.70.26.019


(3)

i

membantu mempercepat pemrosesan transaksi jual beli perusahaan. Hal ini bertolak belakang dengan pengolahan data barang perusahaan yang sampai saat ini masih dilakukan secara manual.

Dari masalah terdapat di atas, maka perlu dilakukan analisis sehingga diperoleh hasil dengan ditemukannya kelemahan-kelemahan pada sistem yang lama. Perangkat lunak yang baru dibangun dengan tujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan perangkat lunak dari segi sistem operasi, fasilitas pengolahan data dan keamanan data agar efisiensi dan kinerja karyawan CV. Kayu Laris meningkat. Berdasarkan hasil analisis sistem yang telah dilakukan sebelumnya, dirancanglah perangkat lunak yang baru, yaitu perancangan DFD, perancangan basis data, perancangan antar muka dan perancangan struktur menu.

Sistem Infomasi Pengendalian Persediaan Pada CV. Kayu Laris Berbasis Client/Server diimplementasikan menggunakan bahasa Delphi 7.0 untuk mendapatkan hasil yang diinginkan karena delphi 7.0 mampu menghasilkan aplikasi berbasis windows. Sedangkan untuk implementasi datanya menggunakan Microsoft SQL server 2000. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa telah berhasil dilakukan perubahan dari sistem manual dengan cara merancang perangkat lunak baru yang berbasis client server dan mampu mengolah data perusahaan yang semakin hari semakin bertambah banyak.


(4)

ii

 

processing of the trade transaction in company. This condition is opposite with company’s good data processing which until now is still being carry out manually. Base on this, then it is necessary to conduct a proper analysis until receive the result with the old system weaknesses discovery. The new software is build with aim to improving and completing the old one from he operating system, data processing facilities and data security aspects so it could be more4 efficient and increase the work achievement of CV. Kayu Laris employee. Base on result of the analysis of the system that was carried out before hand, than the software us daftes, that is DFD design, data base design, interface design and menu structure design.

Information system of supplies control at CV. Kayu Laris base on client server, was implemented by using Delphi 7.0 programming language to get result that were wanted, because Delphi 7.0 could put on window base application. Where as for database implementation is using Microsoft SQL Server 2000. Base on the result of this research, thn could be concluded that the change from the manual system is succeeding in being carried out, by means of designing new client server base software and process that company’s data that increases everyday.

 


(5)

  vii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR SIMBOL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 3

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 3

1.2.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 5

1.4.2 Kegunaan Akademis... 5

1.5 Batasan Masalah ... 6

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem... 7

2.1.1 Konsep Dasar Sistem ... 7

2.1.2 Elemen Sistem ... 8

2.1.3 Karakteristik Sistem ... 9


(6)

  viii

2.2.3 Nilai Informasi ... 18

2.3 Sistem Informasi ... 19

2.3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi... 19

2.3.2 Komponen Sistem Informasi ... 20

2.4 Pengertian Persediaan ... 22

2.4.1 Tujuan diadakan persediaan... 23

2.5 Arsitektur Jaringan ... 24

2.5.1 Pengertian Jaringan Komputer... 24

2.5.2 Jenis-jenis Jaringan Komputer ... 24

2.5.3 Kepemilikan Jaringan ... 26

2.5.4 Topologi Jaringan ... 28

2.6 Pengertian Client-Server ... 31

2.7 Perangkat Lunak Pendukung... 32

2.7.1 Borland Delphi... 33

2.7.2 Microsoft SQL Server 2000... 35

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 37

3.1.1 Sejarah Singkat CV.Kayu Laris... 37

3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 38

3.1.3 Struktur Organisasi ... 38

3.1.4 Deskripsi Tugas ... 39

3.2 Metode Penelitian ... 39

3.2.1 Jenis dan Metode Pengumpulan Data... 39

3.2.1.1 Sumber Data Primer (Wawancara, Observsasi, Kuesioner) . 39 3.2.1.2 Sumber Data Sekunder (dokumentasi) ... 40


(7)

  ix

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

4.1 Analisis Sistem yang berjalan ... 51

4.1.1 Analisis Dokumen... 52

4.1.2 Analisis Prosedur yang sedang berjalan... 54

4.1.2.1 Flow Map berjalan penjualan barang ... 56

4.1.2.2 Diagram Konteks... 59

4.1.2.3 Data Flow Diagram (DFD)... 59

4.1.3 Evaluasi Sistem yang sedang berjalan ... 62

4.2 Perancangan Sistem ... 62

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem ... 63

4.2.2 Gambaran Umum sistem yang diusulkan ... 64

4.2.3 Perancangan Prosedur yang diusulkan... 65

4.2.3.1 Flow Map... 66

4.2.3.2 Diagram Konteks... 68

4.2.3.3 Data Flow Diagram (DFD)... 68

4.2.3.4 Kamus Data ... 73

4.2.4 Perancangan Basis Data ... 77

4.2.4.1 Normalisasi... 78

4.2.4.2 Relasi Tabel ... 80

4.2.4.3 Entity Relationship Diagram ... 81

4.2.4.4 Struktur File... 82

4.2.4.5 Kodifikasi ... 88

4.2.5 Perancangan Antar Muka... 89

4.2.5.1 Struktur Menu... 90

4.2.5.2 Perancangan Input ... 92


(8)

  x

5.1.1 Batasan Implementasi (Optional)... 99

5.1.2 Implementasi Perangkat Lunak... 100

5.1.3 Implementasi Perangkat Keras... 100

5.1.4 Implementasi Basis Data (Sintaks SQL)... 101

5.1.5 Implementasi Antar Muka ... 103

5.1.6 Implementasi Instalasi Program... 105

5.1.7 Penggunaan Program ... 106

5.2 Pengujian...117

5.2.1 Rencana Pengujian ... 117

5.2.2 Kasus dan Hasil Pengujian ...118

5.2.3 Kesimpulan Hasil Pengujian...128

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 129

6.2 Saran ... 129

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

  xi

Gambar 2.2Sistem dengan sistem umpan balik ... 14

Gambar 2.3 Suatu Sistem dengan sistem pengendalia umpan balik... 15

Gambar 2.4 Blok sistem informasi yang berinteraksi... 20

Gambar 2.5 Topologi Bus ... 28

Gambar 2.6 Topologi Star... 29

Gambar 2.7 Topologi Ring ... 30

Gambar 2.8 Topologi Mesh ... 30

Gambar 2.9 Topologi Mesh ... 31

Gambar 2.10 Sistem Client Server... 32

Gambar 3.1 Strukur Organisasi CV. Kayu Laris ... 38

Gambar 3.2 Paradigma Waterfall (Classic Life Circle) ... 41

Gambar 4.1 Flowmap berjalan penjualan barang CV. Kayu Laris ... 57

Gambar 4.2 Flowmap berjalan pembelian barang CV. Kayu Laris... 58

Gambar 4.3 Diagram Konteks yang sedang berjalan... 59

Gambar 4.4 Data Flow Diagram (DFD) yang sedang berjalan... 60

Gambar 4.5 Data Flow Diagram (DFD) level 2 Proses 1 penjualan yang sedang berjalan ... 60

Gambar 4.6 Data Flow Diagram (DFD) level 2 Proses 2 pembelian yang sedang berjalan ... 61

Gambar 4.7 gambaran umum sistem yang diusulkan ... 65

Gambar 4.8 Flow Map Penjualan Barang ... 66

Gambar 4.9 Flow Map Pembelian Barang... 67

Gambar 4.10 Diagram Kontek yang Diusulkan... 68

Gambar 4.11 DFD Level 1... 69

Gambar 4.12 Data Flow Diagram Level 1 Proses 1 & 2 ... 71

Gambar 4.13 Data Flow Diagram Level 1 Proses 3 (Penjualan) ... 73


(10)

  xii

Gambar 4.19 Rancangan Format Masukan Data Barang... 92

Gambar 4.20 Rancangan Format Keluaran Laporan Data Supplier ... 93

Gambar 4.21 Rancangan Format Keluaran Laporan Data Barang ... 93

Gambar 4.22 Rancangan Format Keluaran Laporan Data Pembelian ... 94

Gambar 4.23 Rancangan Format Keluaran Laporan Data Penjualan ... 94

Gambar 4.24 Rancangan Format Keluaran Laporan Data Pesanan Barang .... 95

Gambar 4.25 Rancangan Format Preview Laporan Data Penjualan Barang ... 95

Gambar 4.26 Rancangan Format Preview Laporan Data Pesanan Barang... 96

Gambar 4.27 Rancangan Format Preview Laporan Data Pembelian... 96

Gambar 4.28 Topologi jaringan yang dibangun ... 97

Gambar 5.1 Form Menu Utama ... 106

Gambar 5.2 Form Menu Login ... 107

Gambar 5.3 Form Input Data Barang... 107

Gambar 5.4 Form Input Data Penjualan ... 108

Gambar 5.5 Form Input Data Keluar Barang... 109

Gambar 5.6 Form Input Data Pesan Barang ... 110

Gambar 5.7 Form Input Data Penerimaan Barang... 111

Gambar 5.8 Form Laporan Data Barang... 112

Gambar 5.9 Form Laporan Data Penjualan Barang ... 112

Gambar 5.10 Form Laporan Grafik Data Penjualan Barang... 113

Gambar 5.11 Form Laporan Data Pengeluaran Barang ... 114

Gambar 5.12 Form Laporan Data Pesanan Barang... 115

Gambar 5.13 Form Laporan Data Pembelian Barang... 115

Gambar 5.14 Form Laporan Data Stock Opname Barang ... 116


(11)

  xiii

Tabel 4.3 Struktur File Tabel Data Barang ... 81

Tabel 4.4 Struktur File Tabel Data Koreksi Barang ... 81

Tabel 4.5 Struktur File Tabel Master Pesanan Barang ... 82

Tabel 4.6 Struktur File Tabel Detail Pesanan Barang... 82

Tabel 4.7 Struktur File Tabel Master Pembelian Barang... 83

Tabel 4.8 Struktur File Tabel Detail pembelian Barang ... 83

Tabel 4.9 Struktur File Tabel Master Masuk Barang... 84

Tabel 4.10 Struktur File Tabel Detail Masuk Barang ... 84

Tabel 4.11 Struktur File Tabel Master Penjualan Barang... 84

Tabel 4.12 Struktur File Tabel Detail Penjualan Barang ... 85

Tabel 4.13 Struktur File Tabel Master Keluar Barang... 85

Tabel 4.14 Struktur File Tabel Detail Keluar Barang ... 86

Tabel 4.15 Tabel kodefikasi CV. Kayu Laris ... 87

Tabel 5.1 Implementasi Basis Data... 101

Tabel 5.2 Menu Utama... 104

Tabel 5.3 Sub Menu ... 104

Tabel 5.4 Sub Laporan ... 105

Tabel 5.5 Pengecekan Login Pemakai ... 119

Tabel 5.6 Pengujian Data Supplier... 120

Tabel 5.7 Pengujian Data barang ... 121

Tabel 5.8 Pengujian Data Pesan Barang ... 122

Tabel 5.9 Pengujian Data pembelian barang... 123

Tabel 5.10 Pengujian Data Masuk Barang... 124

Tabel 5.11 Pengujian Data penjualan... 125

Tabel 5.12 Pengujian Data Keluar Barang... 126


(12)

  xiv

1. Dokumen

2. Keputusan

3. Proses

4. Operasi Manual

5. Arsip

6. Database


(13)

  xv

1. Entitas

2. Proses

3. Aliran Data


(14)

  xvi

1. Entitas

2.

Atribut

3. Relasi

4.


(15)

1

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan dunia teknologi informasi semakin berkembang pesat, demikian juga dengan usaha manusia untuk mendapatkan sebuah informasi berharga melalui berbagai media termasuk media internet. Perkembangan informasi saat ini sedemikian pesatnya, seiring dengan semakin baiknya sarana dan infrastruktur, maka hal itu dengan sendirinya juga mengubah cara hidup manusia termasuk pula dalam hal mendapatkan informasi. Perkembangan teknologi dalam bidang informasi semakin memudahkan bagi para pengguna dalam menjalankan segala tugas yang ada. Abad sekarang merupakan abad persaingan dalam segala bidang dan aspek kehidupan termasuk bidang teknologi informasi dan komunukasi, oleh karena itu organisasi swasta maupun pemerintah harus berusaha untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber-sumber yang ada untuk mencapai sasaran-sasaran yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Pada CV. Kayu Laris tingkat transaksi penjualan dan pembelian dapat dikatakan cukup tinggi. Perkembangan perusahaan ini juga cukup pesat hal ini disebabkan faktor lokasi dan manajemen perusahaan yang baik. Seiring dengan perkembangan perusahaan, sistem yang berjalan sekarang semakin lama dirasakan semakin tidak efektif dan efesien. Sebagai agen penjualan kayu, CV. Kayu Laris merupakan perusahaan dengan pendapatan yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Tanggung jawab manajemen dalam perkembangan perusahaan terus


(16)

tempat persediaan dari pembelian dan penjualan barang. Frekuensi keluar masuk barang pada gudang yang semakin hari semakin besar mulai berdampak negatif. Data barang yang masih dicatat secara manual pada buku terkadang cukup merumitkan dan probabilitas kesalahan cukup besar, hal ini dikarenakan jumlah dan jenis barang terus bertambah, alasan lain yang cukup merumitkan adalah persediaan barang harus terus dikontrol secara manual untuk mengambil keputusan-keputusan yang berkaitan dengan persediaan barang.

Saat ini CV. Kayu Laris dalam mengolah data pembelian dan penjualan barang jadi masih dilakukan secara manual dengan menggunakan buku tulis, yang mengakibatkan proses pengolahan data tidak teratur, kekeliruan dalam pencarian data. bahkan dapat terjadinya penumpukan data. Ketidaktersediaan sistem informasi yang mengolah data mengakibatkan beberapa permasalahan pada pengolahan data. Setiap ada transaksi masih menemui kendala yaitu pengarsipan data dan transaksi barang jadi yang belum teratur. Akibatnya sering terjadi

keterlambatan dalam mengolah data dan melayani customer yang memesan

barang.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka perlu dibuat suatu sistem informasi pengendalian persediaan barang dan transaksi tunai yang dapat membantu meningkatkan efektifitas kerja untuk setiap bidang yang berkaitan dengan sistem ini juga dapat membantu manajer dalam pengambilan keputusan-keputusan penting untuk perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang.


(17)

KAYU LARIS”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis dapat mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut :

1. Belum efektifnya proses transaksi penjualan kayu karena sulitnya

mengetahui stok fisik yang ada digudang.

2. Proses pembelian kayu yang lambat karena stok fisik yang ada

digudang tidak sesuai denganapa yang dibutuhkan, terkadang stok kelebihan dan terkadang tidak ada stok sama sekali.

3. Menumpuknya laporan-laporan hasil transaksi pembelian dan

penjualan yang telat.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis melakukan perumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Sistem Informasi pengendalian persediaan yang sedang

berjalan di CV. Kayu Laris

2. Bagaimana Perancangan Sistem Informasi pengendalian persediaan


(18)

di CV. Kayu Laris

4. Bagaimana pengujian Sistem Informasi pengendalian persediaan di

CV. Kayu Laris

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari Tugas Akhir ini adalah untuk membangun Aplikasi Sistem Informasi Pengendalian Persediaan pada CV. Kayu Laris

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam membangun aplikasi ini yaitu :

1. Untuk mengetahui sistem pengendalian persediaan barang pada CV. Kayu

Laris yang sedang berjalan.

2. Untuk membuat perancangan Sistem Informasi Pengendalian Persediaan

Barang pada CV. Kayu Laris.

3. Untuk mengimplementasikan Sistem Informasi pengendalian persediaan di

CV. Kayu Laris yang telah dibuat.

4. Untuk menguji Sistem Informasi pembelian dan penjualan kayu di CV.

Kayu Laris yang telah diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan Sistem Informasi.


(19)

1.4.1 Kegunaan Praktis

Diharapkan penelitian yang dilakukan dapat memperluas CV. Kayu Laris dan bagi perusahaan system yang dibuat dapat diterapkan agar perusahaan tetap berkembang lebih maju lagi didalam bidangnya, dan dapat meningkatkan baik dari segi mutu dan kualitas dan memperluas pemasaran baik secara lolal maupun internasional, sehingga dengan sendirinya dapat lebih meningkatkan pendapatan perusahaan.

1.4.2 Kegunaan Akademis

1. Bagi Akademik

Untuk dijadikan arsip dan mengetahui sistem informasi yang telah diteliti oleh penulis sebagai bahan pertimbangan antara sistem yang telah berjalan pada perusahaan yang telah diteliti oleh penulis dengan akademik itu sendiri.

2. Bagi Peneliti lain

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan tambahan pengetahuan bagi peneliti lainnya yang akan selanjutnya ditambahkan atau dikembangkan dalam sistem informasi.

3. Bagi penulis

Untuk dijadikan bahan pertimbangan antara teori yang telah diterapkan berdasarkan ilmu ataupun informasi yang telah didapat


(20)

perusahaan yang telah diteliti oleh penulis.

1.5 Batasan Masalah

Agar pembahasan permasalahan dapat terarah dan tidak terlalu meluas, serta tidak menyimpang dari ruang lingkup pembahasan, maka perlu adanya batasan masalah. Adapun batasan masalahnya adalah :

1. Transaksi pembelian kayu secara tunai.

2. Transaksi penjualan kayu dengan berbagai jenis ukuran secara tunai.

3. Menjelaskan informasi persediaan barang.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan di CV. Kayu Laris Palembang. Penelitian ini di selesaikan kurang lebih 4 bulan dengan perincian tahapan penelitian sebagai berikut:

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

Oktober November Desember Januari No Tahap

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 1 Pengumpulan data 2 Analisis Sistem 3 Desain Sistem

4 Pemrograman

Perangkat Lunak 5 Uji Perangkat Lunak 6 Implementasi 7 Penyusunan Skripsi


(21)

7

2.1. Pengertian Sistem

Inti dari sebuah sistem adalah adanya bagian – bagian yang saling berkaitan dan bekerjasama untuk menghasilkan tujuan. Keberadaan dan keterkaitan antar komponen atau bagian tersebut mutlak diperlukan dalam membentuk sebuah sistem. Karena semua sistem, baik itu sistem besar yang kompleks maupun sistem kecil yang sederhana pasti memiliki sub sistem yang terbentuk dari beberapa bagian atau elemen atau komponen yang saling bekerjasama.

2.1.1. Konsep Dasar Sistem

Pengertian sistem sangatlah luas dan mempengaruhi semua aspek kehidupan. Sistem sangat diperlukan dalam melakukan kinerja yang baik dan terstruktur terhadap manajemen. Keterpaduan sistem ini memungkinkan terciptanya kerjasama untuk menghasilkan informasi yang cepat, tepat dan akurat.

Pengertian sistem menurut Jogiyanto (2005 : 1) yang lebih menekankan pada prosedurnya didefinisikan sebagai berikut :

“Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”.


(22)

Sedangkan pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urut-urutan operasi di dalam sistem. Prosedur (procedure) didefinisikan oleh Richard F. Neuschel yang disadur oleh Jogiyanto (2005 : 1) mendefinisikan sebagai berikut :

“Prosedur adalah suatu urut-urutan operasi klerikal (tulis-menuls) biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis terjadi”.

Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sistem merupakan suatu koordinasi dari komponen-komponen yang saling berhubungan dengan tujuan tertentu.

2.1.2. Elemen Sistem

Semua sistem meliputi tiga elemen utama yaitu input, transformasi dan output. Sebagian sistem dapat mengendalikan operasi mereka sendiri yang disebut

sebagai sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem lingkaran tertutup

mencakup suatu mekanisme kontrol, tujuan dan lingkaran umpan balik (feedback

loop) disamping tiga elemen utama. Sistem yang tidak memiliki kemampuan

pengendalian disebut sistem lingkaran terbuka (open-loop system), dalam arti

mereka berhubungan dengan lingkungan mereka. Perusahaan adalah suatu contoh sistem terbuka dan sistem lingkaran tertutup.


(23)

2.1.3. Karakteristik Sistem

Karakteristik menurut [Jogiyanto 2005 : 1] dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi antara lain sebagai berikut :

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu

mempunyai komponen-komponen (components), batas sistem (boundary),

lingkungan luar sistem (environment), penghubung (interface), masukan (input),

keluaran (output), pengolah (proses), dan sasaran (objective) atau tujuan (goal).

dari sistem itu sendiri, dimana karekteristik atau sifat-sifat sistem seperti berikut :

1. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian dari sistem. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang

lebih besar yang disebut supra system.

2. Batas Sistem (Boundary)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas

suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem (environment)

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem yang bersifat menguntungkan merupakan energi dari sistem sehingga harus tetap dijaga


(24)

dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar sistem yang bersifat merugikan harus ditahan dan dikendalikan, agar tidak mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

4. Penghubung Sistem (Interface)

Penghubung sistem merupakan media penghubung yang memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang

lainnya Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan

(input) untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan

penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem (Input)

Masukan (Input) merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem,

dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal

(signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya

sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses

untuk didapatkan keluaran.

6. Keluaran Sistem (Output)

Keluaran (Output) merupakan hasil dari energi yang diolah dan

diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau pada supra sistem.


(25)

7. Pengolah Sistem (process)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolahan yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

8. Sasaran Sistem (Objectives)

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective).

Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

Gambar 2.1 Karakteristik Suatu Sistem [Sumber : Jogiyanto (2004 : 686)]


(26)

2.1.4. Klasifikasi Sistem

Sistem menurut Azhar Susanto (2004) dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, terbagi menjadi :

1. Sistem terbuka dan tertutup

Suatu sistem dikatakan terbuka menurut Ludwig Von Bertalanffy bila aktivitas didalam sistem tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, sedangkan suatu sistem dikatakan tertutup bila aktivitas-aktivitas didalam sistem tersebut tidak dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi dilingkungannya.

2. Sistem buatan manusia dan Tuhan

Suatu sistem bila diklasifikasikan berdasarkan asalnya, sistem tersebut bisa diklasifikasikan sebagai sistem yang ada secara alamiah (buatan Tuhan) atau buatan manusia. Sebagai contoh sistem tata surya, adalah sistem yang secara alamiah, sedangkan organisasi perusahaan adalah sistem buatan manusia.

3. Sistem berjalan dan konseptual

Suatu sistem yang belum diterapkan disebut sistem konseptual. Suatu sistem konseptual yang dapat diterima oleh pemakai sistem sehingga pemakai sistem tersebut menggunakannya untuk menunjang operasi sehari-hari maka sistem tersebut berubah menjadi sistem berjalan.

4. Sistem sederhana dan Kompleks

Sebuah sistem yang sederhana merupakan sebuah sistem yang terbentuk dari sedikit tingkatan dan komponen atau subsistem serta hubungan antara mereka sangat sederhana, misalnya sistem yang digunakan oleh pengantar koran. Sebuah sistem yang kompleks jelas terdiri dari banyak komponen atau


(27)

tingkatan yang dihubungkan dalam berbagai cara yang berbeda, seperti perusahaan.

5. Kinerja bisa yang dapat dan tidak dapat dipastikan

Sebuah sistem yang dapat dipastikan kinerjanya artinya ditentukan pada saat sistem akan dan sedang dibuat. Sedangkan sistem yang tidak dapat dipastikan kinerjanya artinya tidak dapat ditentukan dari awal tergantung kepada situasi yang dihadapi.

6. Sistem sementara dan selamanya

Suatu sistem yang mungkin digunakan untuk selamanya mungkin juga digunakan untuk periode waktu tertentu.

7. Sistem secara pisik dan abstrak

Sistem dapat dilihat dari wujudnya misalnya kendaraan bermotor, sedangkan yang abstrak seperti organisasi.

8. Sistem, subsistem dan super sistem

Subsistem adalah sistem yang lebih kecil dalam sebuah sistem, sedangkan super sistem adalah sistem yang lebih besar.

9. Sistem yang bisa beradaptasi dan tidak bisa beradaptasi

Berdasarkan fleksibilitasnya, karakteristik suatu sistem dapat dibedakan apakah sistem tersebut dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi dilingkungannya atau tidak.


(28)

2.1.5. Pengendalian Sistem

Karena suatu sistem tidak ada yang tertutup, supaya sistem terus melangsungkan hidupnya maka sistem harus mempunyai daya pembela diri atau sistem harus mempunyai sistem pengendalian diri. Pengendalian dari suatu sistem

dapat berupa pengendalian umpan balik (feedback control system), pengendalian

umpan maju (feed forward control system) dan pengendalian pencegah

(preventive control system).

1. Sistem Pengendalian Umpan Balik

Pengolahan Keluaran Masukan

Sistem Pengendalian Umpan Balik

Gambar 2.2 Sistem dengan sistem pengendalian umpan balik Sumber : Jogiayanto Hartono (2004 : 689)

Pengendalian umpan balik merupakan proses mengukur keluaran dari sistem yang dibandingkan dengan suatu standar tertentu. Bilamana tejadi perbedaan-perbedaan atau penyimpangan-penyimpangan akan dikoreksi untuk memperbaiki masukan sistem selanjutnya. Sistem pengendalian umpan balik mempunyai 4 komponen dasar, yaitu:

1. Suatu karakteristik atau kondisi yang dikendalikan diukur dari keluaranya.


(29)

3. Suatu unit pengendali (control unit) yang membandingkan dasil ukuran

sensor dengan suatu standar (standar).

4. Suatu unit pengatur (activating unit) yang menghasilkan tindakan

penyesuaian untuk masukan proses selanjutnya.

Gambar 2.3 Suatu sistem dengan sistem pengendalian umpan balik Sumber : Jogiyanto Hartono (2004 : 690)

2. Sistem Pengendalian Umpan Maju

Sistem pengendalian umpan maju (feedforward control system) disebut

juga dengan istilah positive feedback (umpan balik positif). Positive feedback

mencoba mendorong proses dari sistem supaya menghasilkan dasil balik yang positif.

3. Sistem Pengendalian Pencegahan

Sistem pengendalian pencegahan mencoba untuk mengendalikan sistem

dimuka sebelum proses dimulai dengan mencegah hal-hal yang merugikan untuk masuk ke dalam sistem.


(30)

2.2. Konsep Dasar Informasi

Informasi merupakan hasil dari pengolahan yang di sajikan secara tepat dan akurat. Sumber dari informasi adalah data, data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal atau data item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu

kejadian-kejadian dan kesatuan nyata kejadian-kejadian (event). Kejadian adalah

suatu yang terjadi pada saat tertentu yang menyangkut perubahan nilai yang disebut transaksi. Sedangkan kesatuan nyata adalah berupa suatu objek yang nyata dan terjadi pada saat kejadian berlangsung. Data juga dapat diartikan suatu yang perlu diolah terlebih dahulu untuk mendapatkan suatu informasi. Menurut Jogiyanto (2005 : 8) kualitas informasi yang di harapkan tergantung 4 (empat) hal pokok yaitu:

1. Akurat

Akurat mempunyai arti informasi yang dihasilkan harus bebas dari kesalahan– kesalahan, yang tidak biasa, tidak menyesatkan dan menceminkan maksudnya.

2. Tepat waktu

Tepat waktu berarti informasi yang disampaikan ke penerima tidak terlambat, karena informasi adalah landasan untuk mengambil suatu keputusan. Untuk itu diperlukan suatu teknologi untuk dan mengirim dengan cepat dan tepat.

3. Relevan

Berarti informasi mempunyai manfaat dan berguna bagi pemakainya. Karena batas relevensi seseorang berbeda, maka informasi bisa dikatakan berguna jika benar – benar berguna dan dibutuhkan pemakainya.


(31)

4. Aman

Aman berarti informasi harus terbebas dari penyadapat oleh pihak orang yang tidak berwenang dalam penggunaan informasi tersebut.

2.2.1. Siklus Informasi

Data merupakan fakta atau kejadian yang belum berguna bagi penerimanya, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui dengan suatu metode pendekatan dan pengembangan tertentu untuk dihasilkan suatu informasi.

Data diolah sehingga menghasilkan informasi, kemudian penerima menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat suatu data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat sebuah model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini oleh John Burch

disebut dengan siklus informasi (information cycle), siklus ini disebut juga dengan

siklus pengolahan data (data processing cycle).

2.2.2. Kualitas Informasi

Baik buruknya kualitas suatu informasi menurut Jogiyanto (2005 : 10) dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain :

1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias

atau menyesatkan. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi

sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise)


(32)

2. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi harus sesuai dengan dengan keadaan saat itu, karena informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi. Dewasa ini mahalnya informasi disebabkan harus cepatnya informasi tersebut didapat, sehingga diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkannya.

3. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.

Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan lainnya berbeda. Misalnya informasi mengenai sebab-musabab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya informasi mengenai harga pokok produksi untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi relevan untuk akuntan.

2.2.3. Nilai Informasi

Menurut Jogiyanto (2005 : 11), nilai dari informasi (value of information)

ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi hal ketidakpastian di dalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan didalam suatu


(33)

informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah yang tertentu dengan biaya untuk memperolehnya. Sebagian besar informasi tidak dapat persis ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat ditaksir dari nilai efektifitasnya.

2.3. Sistem Informasi

Sistem yang ada berfungsi sebagai penghasil suatu keluaran, baik berupa informasi maupun berupa objek / benda. Untuk keluaran berupa informasi, maka sistem tersebut dikatakan sebagai sistem informasi.

2.3.1. Konsep Dasar Sistem Informasi

Informasi diperoleh dari sistem informasi (information system) atau

processing system. Sistem informasi menurut Robert A Letch dan K. Roscoe

Davis, disadur oleh Jogiyanto (2005 : 11) :

“Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.

Dari pengertian diatas, sistem informasi dapat didefinisikan pula sebagai suatu kesatuan dari berbagai bagian atau elemen-elemen atau subsistem-subsistem yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.


(34)

2.3.2. Komponen Sistem Informasi

Menurut John Burch and Gary Grudnitski mengemukakan bahwa sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebutnya dengan istilah blok

bangunan (build block), yaitu blok masukan (input block), blok model (model

block), blok keluaran (output block), block teknologi (technology block), blok

basis data (database block) dan blok kendali (control block). Berikut penjelasan

dari blok tersebut :

Gambar 2.4. Blok sistem informasi yang berinteraksi Sumber : Jogiyanto (2005 : 12)

1. Blok masukan (input block)

Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Blok model (model block)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matamtik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan dibasis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.


(35)

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasin yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

4. Blok teknologi (technology block)

Teknologi merupakan kotak alat (tool-box) dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Teknisi dapat berupa orang-orang yang mengetahui teknologi dan membuatnya dapat beroperasi.

5. Blok basis data (database block)

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan di dalam basis data untuk keprluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganissikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database Management Systems).


(36)

6. Blok kendali (controls block)

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya bencana alam, temperatur, api, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidak efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila berlanjut terjadi kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

2.4 Pengertian Persediaan

Setiap perusahaan, baik itu jasa maupun perusahaan manufaktur selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaan pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan para pelanggannya. Hal ini bisa saja terjadi karena tidak selamanya barang atau jasa tersedia setiap saat. Berarti, pengusaha akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seharusnya ia dapatkan. Jadi persediaan sangat penting untuk setiap perusahaan, baik yang menghasilkan barang maupun jasa.

Pengertian persediaan adalah bahan-bahan, bagian yang disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu.

Pengertian pengendalian persediaan adalah dimana perusahaan harus dapat mempertahankan suatu jumlah persediaan yang optimum yang dapat menjamin


(37)

kebutuhan bagi kelancaran kegiatan dalam jumlah dan mutu yang tepat serta dengan biaya yang serendah-rendahnya.

2.4.1 Tujuan Diadakan Persediaan

Pada setiap perusahaan harus memiliki persediaan bahan baku karena tanpa adanya persediaan, perusahaan akan dihadapkan pada resiko tidak terpenuhinya jadwal produksi yang telah ditetapkan atau memenuhi pesanan konsumen karena tidak selamanya persediaan tersebut tersedia setiap saat dan pada tempat yang diinginkan. Jadi, mempertahankan suatu jumlah persediaan bahan baku tertentu dalam perusahaan pada dasarnya bertujuan untuk memperlancar atau mempermudah jalannya operasi perusahaan dan menghilangkan resiko tertundanya proses produksi, terutama jika terjadi kondisi-kondisi sebagai berikut:

1. Terjadi keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang

dibutuhkan.

2. Bahan atau barang-barang yang dipesan tidak memenuhi kualitas yang

diinginkan, sehingga harus dikembalikan.

3. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya dimana

keinginan pelanggan pada suatu waktu dapat dipenuhi dengan memberikan jaminan tetap tersedianya barang tersebut.


(38)

2.5. Arsitektur Jaringan

Arsitektur jaringan dapat diartikan sebagai sebuah desain atau rangkaian komputer atau komponen-komponen beberapa perangkat keras komputer yang terhubung menjadi sebuah jaringan komputer. Jaringan komputer memiliki banyak desain atau arsitektur diantaranya adalah LAN (Local Area Network), MAN (Metropolitan area Network), dan Wan (Wide Area Network).

2.5.1. Pengertian Jaringan Komputer

Yang disebut jaringan komputer (computer network) atau sering disingkat

jaringan saja adalah hubungan dua buah simpul (umumnya berupa komputer) atau lebih yang tujuan utamanya adalah untuk melakukan pertukaran data. Dalam prakteknya, jaringan komputer memungkinkan untuk melakukan berbagai perangakat lunak, perangkat keras, bahkan berbagi kekuatan proses. Abdul Kadir (2003 : 346).

2.5.2. Jenis-jenis Jaringan Komputer

Jaringan yang secara umum yang kita kenal dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:

1. Local Area Network

LAN adalah jaringan komputer yang mencangkup area dalam satu ruang, satu gedung, atau beberapa gedung yang berdekatan. Sebagai contoh, jaringan dalam satu kampus yang terpadu atau di sebuah lokasi perusahaan tergolong sebagai LAN.


(39)

LAN umumnya menggunakan mesia transmisi berupa kabel. Namun ada juga yang tidak menggunkan kabel atau disebut wireless LAN atau LAN tanpa kabel. Kecepatan LAN berkisar dari 10 Mbps sampai 1 Gbps.

2. Metropolitan Area Network

MAN adalah jaringan yang mencangkup area satu kota dengan rentan sekitar 10-45 Km. Jaringan yang menghubungkan bank yang terltak dalam satu kota atau kampus yang tersebar dalam beberapa lokasi tergolong termasuk MAN. Jaringan seperti ini umunya menggunakan media transmisi dengan mikrogelombang atau gelombang radio, Namun ada juga

yang menggunkan jalur sewa (leased line).

3. Wide Area Network

Jaringan yang mencangkup antar kota, antar provinsi, antar Negara, dan bahkan antar benua disebut dengan WAN. Misalnya, jaringan yang menghubungkan ATM, Internet.

4. Internet

Internet merupakan dua komputer atau lebih yang saling berhubungan membentuk jaringan komputer hingga meliputi jutaan komputer di dunia (internasional), yang berinteraksi dan berbagi informasi.


(40)

2.5.3. Kepemilikan Jaringan

Dalam rangka membentuk suatu jaringan, diperlukan media transmisi yang menhubungkan suatu simpul dengan simpul lain. Ditinjau dari penggunaan media transmisi, maka kepemilikan jaringan dapat dibedakan menjadi jaringan privat

dan jaringan public. Selain itu, juga terdapat moel lain yang disebut value-added

network dan virtual private network.

1. Jaringan Privat

Jaringan privat (privat network) adalah jaringan yang dimiliki secara

penuh oleh sebuah organisasi. Pada LAN, jaringan dibentuk dan dipelihara sepenuhnya oleh perusahaann yang menggunakan. Namun, adakalanya kalau rentang jaringan cukup luas, diperlukan jaringan privat yang diperoleh dengan cara sewa. Sebagai contoh, hubungan antara sebuah perusahaan yang menggunkan Internet dengan penyedia jasa internet (ISP)

dapat membentuk jalur sewa (leased line).

2. Jaringan Publik

Jaringan yang ditunjukan untuk digunakan oleh banyak perusahaan tergolong sebagai jaringan publik. Contoh jaringan publik adalah telepon. Sarana seperti ini dapat dipakai oleh siapa saja. Jaringan publik mempunyai sifat antara lain:

1. Pembayaran didasarkan atas pengguna jalur komunikasi.

2. Pemakai harus bersaing dengan pihak lain dalam rangka mendapat

sambungan.


(41)

4. Pihak penyedia media transmisi hanya menyediakan sarana untuk transmisi.

5. Tak ada jaminan keamanan dalam pentransmisian data.

3. Value-added Network (VAN)

VAN adalah jaringan semipublik yang memberikan layanan tambahan dalam mengirimkan informasi dari satu lokasi ke lokasi lain. Nilai tambah yang dimaksud berupa:

1. Hal-hal yang bersifat teknis (misalnya cara memeriksa kesalahan,

routing, dan konversi protokol) tidak perlu dipikirkan oleh pihak pemakai. Selain itu, pemakai juga dapat menghemat biaya karena tidak perlu melakukan investasi peralatan jaringan dan perangkat lunak pendukung.

2. Kecepatan lebih tinggi dari pada kecepatan dalam jaringan publik.

3. Keamana lebih terjamin dari pada kalu memiliki jaringan publik.

4. Tak perlu bersaing dengan perusahaan lain ketika pemakai melakukan

pengiriman karena jalur khusus disediakan.

4. Virtual Private Network (VPN)

Van adalah jaringan publik yang menjamin ketersediaan jalur komunikasi untuk suatu perusahaan, tetapi tidak dalam bentuk jalur khusus. Jaringan ini memilki karakteristik sebagai berikut:

1. Perusahaan pemakai jasa VAN membayar biaya langganan plus biaya penggunaan berdasarkan waktu.


(42)

3. kecepatan transfer lebih tinggi dari pada jaringan publik. 4. keamanan tinggi karena andanya fasilitas enkrisi.

2.5.4. Topologi Jaringan

Topologi adalah istilah yang berkaitan dengan bentuk fisik layout suatu

jaringan. Topologi jaringan adalah cara bagaimana data diedarkan, atau cara dimana mesin- mesin ditempatkan dan dihubungkan secara fisik dalam suatu jaringan. (Zulkifli 2003 : 395). Satu kemungkinan adalah menghubungkan satu sama lain tiap komputer dan peralatan yang ada dalam jaringan dengan kabel penghubung. Ada empat jenis topologi jaringan, diantaranya :

1. Topologi Bus

Topologi ini mempunyai bentuk, satu kabel utama menghubungkan ke tiap saluran tunggal komputer (membentuk huruf T), kecuali simpul disalah satu ujung kabel utama, yang hanya terhubung ke saluran komputer dan terminator sebagai penutup

Gambar 2.5 Topologi Bus


(43)

2. Topologi Star

Tiap simpul pada masing-masing terminal terhubung ke file server tunggal terpusat, dengan menggunakan segmen kabel sendiri. Keunggulan topologi ini adalah didapatkannya kinerja yang optimal karena lintas kabel dari terminal ke server yang pendek.

Gambar 2.6 Topologi Star

Sumber : http://nic.unud.ac.id/Topologi Jaringan/1 Desember 2009

3. Topologi Ring

Setiap komputer terhubung ke komputer selanjutnya dalam ring, dan setiap komputer mengirim apa yang diterima dari computer sebelumnya. Pesan-pesan mengalir melalui ring dalam satu arah. Setiap komputer yang mengirimkan apa yang diterimanya, ring adalah jaringan yang aktif. Tidak ada akhir pada ring. Layout ini serupa dengan linear bus, kecuali simpul pada ujung kabel utama yang saling terhubung, sehingga membentuk suatu lingkaran dengan penghubungnya menggunakan segmen kabel.


(44)

Gambar 2.7 Topologi Ring

Sumber : http://nic.unud.ac.id/Topologi Jaringan/1 Desember 2009

4. Topologi Mesh

Topologi mesh memiliki hubungan yang berlebihan antara peralatan-peralatan yang ada. Susunannya pada setiap peralatan-peralatan yang ada didalam jaringan saling terhubung satu sama lain.

Gambar 2.8 Topologi Mesh

Sumber : http://nic.unud.ac.id/Topologi Jaringan/1 Desember 2009

5. Topologi Tree

Topologi jaringan ini disebut juga sebagai topologi jaringan bertingkat. Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antar sentral dengan hirarki yang berbeda. Untuk hirarki yang lebih rendah digambarkan pada


(45)

lokasi yang rendah dan semakin keatas mempunyai hirarki semakin tinggi. Topologi jaringan jenis ini cocok digunakan pada sistem jaringan komputer.

Gambar 2.9 Topologi Mesh

Sumber : http://www.google.co.id/Topologi Jaringan/1 Desember 2009

2.6. Pengertian Client-Server

Klien-server atau client-server [ http://id.wikipedia.org/Klien-Server/1

Desember ] merupakan sebuah paradigma dalam teknologi informasi yang merujuk kepada cara untuk mendistribusikan aplikasi ke dalam dua pihak yaitu pihak klien dan pihak server.

Dalam model klien/server, sebuah aplikasi dibagi menjadi dua bagian yang terpisah, tapi masih merupakan sebuah kesatuan yakni komponen klien dan

komponen server. Komponen klien juga sering disebut sebagai front-end,

sementara komponen server disebut sebagai back-end. Komponen klien dari

aplikasi tersebut dijalankan dalam sebuah workstation dan menerima masukan data dari pengguna. Komponen klien tersebut akan menyiapkan data yang


(46)

dimasukkan oleh pengguna dengan menggunakan teknologi pemrosesan tertentu dan mengirimkannya kepada komponen server yang dijalankan di atas mesin

server, umumnya dalam bentuk request terhadap beberapa layanan yang dimiliki

oleh server. Komponen server akan menerima request dari klien, dan langsung memprosesnya dan mengembalikan hasil pemrosesan tersebut kepada klien. Klien pun menerima informasi hasil pemrosesan data yang dilakukan server dan menampilkannya kepada pengguna, dengan menggunakan aplikasi yang berinteraksi dengan pengguna

Gambar 2.10. Sistem Client Server

Sumber : Fathansyah 2007 : 154

2.7. Perangkat Lunak Pendukung

Perangkat lunak pendukung adalah perangkat lunak yang digunakan dalam merancang sistem dari mulai coding sampai implementasinya.


(47)

2.7.1. Borland Delphi 7.0

Delphi adalah sebuah bahasa pemrograman dan lingkungan pengembangan perangkat lunak. Produk ini dikembangkan oleh CodeGear sebagai divisi pengembangan perangkat lunak milik Embarcadero, divisi tersebut sebelumnya adalah milik Borland. Bahasa Delphi, atau dikenal pula sebagai object pascal (pascal dengan ekstensi pemrograman berorientasi objek (PBO/OOP)) pada mulanya ditujukan hanya untuk Microsoft Windows, namun saat ini telah mampu digunakan untuk mengembangkan aplikasi untuk Linux dan Microsoft .NET framework (lihat di bawah). Dengan menggunakan Free Pascal yang merupakan proyek opensource, bahasa ini dapat pula digunakan untuk membuat program yang berjalan di sistem operasi Mac OS X dan Windows CE

Perkembangan Delphi Pada tanggal 8 Februari 2006, Borland mengumumkan akan melepas seluruh jajaran produk pengembangan aplikasi komputernya termasuk di antaranya Delphi. Saat ini Delphi menjadi bagian dari jajaran IDE milik Embarcadero Technologies setelah Embarcadero Technologies mengakuisisi CodeGear, anak perusahaan Borland yang menangani tool pengembangan aplikasi.

Umumnya delphi lebih banyak digunakan untuk pengembangan aplikasi desktop dan enterprise berbasis database, tapi sebagai perangkat pengembangan yang bersifat general-purpose ia juga mampu dan digunakan dalam berbagai jenis proyek pengembangan software. Ia juga yang dikenal sebagai salah satu yang membawa istilah RAD tool, kepanjangan dari Rapid Application Development, saat dirilis tahun 1995 untuk windows 16-bit. Delphi 2, dirilis setahun kemudian,


(48)

mendukung lingkungan windows 32-bit, dan versi c++, C++Builder, dirilis beberapa tahun kemudian. Pada tahun 2001 sebuah versi linux yang dikenal sebagai Kylix tersedia. Dengan satu rilis baru setiap tahunnya, pada tahun 2002 dukungan untuk Linux (melalui Kylix dan CLX component library) ditambahkan dan tahun 2003 .NET mulai didukung dengan munculnya Delphi.Net (Delphi 8).

Chief Architect yang membidani Delphi, dan pendahulunya Turbo Pascal, adalah Anders Hejlsberg sampai kemudian ia pindah ke Microsoft tahun 1996 di mana ia sebagai chief designer C# dan termasuk orang kunci dalam perancangan Microsoft .Net Framework. Dukungan penuh untuk .Net ditambahkan pada Delphi 8 (dirilis pada bulan Desember 2003) dengan penampilan user interface (look and feel) mirip dengan Microsoft Visual Studio .NET.

Delphi 2005 (nama lain dari Delphi 9) mendukung code generation baik untuk win32 maupun .NET, dan seperti yang telah dikenal, fitur-fitur manipulasi data secara live dari database secara design-time. Ia juga membawa banyak pembaruan pada IDE secara signifikan. Para penganjur delphi mengklaim dengan bahasa pemrograman Delphi, IDE dan component library (VCL/CLX) yang disediakan oleh vendor tunggal memungkinkan satu paket yang lebih konsisten dan mudah dikenali. Produk delphi ini didistribusikan dalam beberapa rancangan: Personal, Professional, Enterprise (sebelumnya Client/Server) dan Architect.


(49)

2.7.2. Microsoft SQL Server 2000

Pada tahun 1988, sebuah produk baru DBMS diumumkan dengan nama -yang agak sedikit membingungkan- Ashton Tate/Microsoft SQL Server. Meskipun tidak terdapat pada judul produk, Sybase tetap mendapat tempat pada informasi yang menyertai produk tersebut. Produk baru ini akan menjadi jembatan bagi Sybase DataServer untuk di-port ke OS/2, yang dipasarkan oleh Ashton Tate dan Microsoft. Ashton Tate menjanjikan dBASE IV akan tersedia dalam versi Server Edition yang akan menggunakan tools-tools dBASE IV sebagai client dan SQL Server sebagai tempat menyimpan datanya. Kemampuan client/server yang baru dari produk ini akan memberikan dBASE IV lebih dari sekedar paradigma file-sharing yang selama ini dimilikinya.

Ashton-Tate, Microsoft, dan Sybase saling bekerjasama untuk membuat SQL Server yang berjalan diatas OS/2. (Ini adalah pertama kalinya nama SQL Server dipakai. Sybase kemudian merubah nama produk DataServer untuk UNIX dan VMS menjadi Sybase SQL Server. Sekarang produk Database Server Sybase dikenal dengan nama Sybase Adaptive Server). Versi beta pertama dari Ashton-Tate/Microsoft SQL Server dirilis pada musim gugur 1988. Microsoft mematok harga yang "cukup" murah untuk versi pra-rilis ini, agar developer yang ingin mempelajari ataupun meng-evaluasi produk baru ini dapat segera menggunakannya tanpa harus mempertimbangkan biaya yang harus dikeluarkannya. Produk baru ini dipasarkan dengan sebuah "bundled" yang dikenal dengan nama NDK (Network Development Kit) -yang dibuat dengan Bahasa C-, yang didalamnya terdapat semua komponen software yang


(50)

dibutuhkan untuk mengembangkan aplikasi client/server yang berjalan pada sebuah jaringan komputer. Terdiri dari SQL Server, Microsoft LAN Manager


(51)

37

3.1 Objek Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan objek penelititan pada CV. Kayu Laris.

3.1.1 Sejarah Singkat CV.Kayu Laris

CV. Kayu Laris adalah suatu usaha yang bergerak dibidang perdangangan industri, yang berlokasi di Jl. Jend. Basuki Rahmat samping POLDA Palembang. Usaha ini dimulai dari modal sendiri senilai Rp. 200.000,- dan kini berkembang menjadi usaha yang begitu maju.

CV. Kayu Laris didirikan oleh bapak Syukur yang bertempat tinggal di Jl. Pap Pam lorong uhlen No. 453 Rt. 09 Bukit besar Palembang. Usaha CV Kayu laris ini dimulai pada tahun 1993, dengan memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dengan nomor 1488 tahun 2004 serta memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan nomor 279/06-3/PK/VI/2004.

Adapun sifat dan tujuan dari CV. Kayu Laris adalah menyediakan bahan-bahan bangunan berupa kayu dan menjual kayu dengan berbagai macam jenis dan ukuran.


(52)

3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan 1. Visi CV. Kayu Laris

Menjadi perusahaan yang terbaik dalam bidang distribusi yang akan selalu memberikan pelayanan yang terbaik agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai.

2. Misi CV. Kayu Laris

a. Meningkatkan kinerja Perusahaan dan kualitas SDM.

b. Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam

pembangunan.

3.1.3 Struktur Organisasi

Gambaran mengenai struktur organisasi yang ada pada CV. Kayu Laris dapat dilihat pada gambar dibawah ini :


(53)

3.1.4 Deskripsi Tugas

Uraian tugas dari masing-masing jabatan diatas adalah sebagai berikut:

A. Pimpinan

Bertanggung jawab penuh atas operasional harian dalam menjalankan program untuk kemajuan dan kesuksesan perusahaan.

B. Bagian Pembelian

Bertanggung jawab dan mengatur pembelian barang ke supplier.

C. Bagian Gudang

Bertanggung jawab melaporkan stock barang di gudang.

D. Bagian Penjualan

Bertanggung jawab mengatur penjualan barang dan mencatat data barang.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data terbagi menjadi dua bagian yaitu :

3.2.1.1 Sumber Data Primer (Wawancara, Observsasi, Kuesioner)

Sumber data primer dalam penyusunan tugas akhir ini adalah:

a. Observasi atau pengamatan secara langsung, penulis secara langsung

meninjau dan mengamati serta mencatat secara langsung kegiatan penjualan, pembelian dan stok gudang.

b. Wawancara atau interview, penulis mengadakan wawancara atau


(54)

dengan masalah yang dibahas pada bagian persediaan, pembelian dan penjualan.

c. Kuesioner, penulis mengajukan beberapa pertanyaan kepada pegawai

dari CV. Kayu Laris.

3.2.1.2 Sumber Data Sekunder (dokumentasi)

Sumber data sekunder yang didapat oleh penulis dalam penyusunan laporan ini, diperoleh dengan cara mempelajari dokumen-dokumen yang ada pada perusahaan. Seperti dokumen mutasi gudang, Stock Opname, pembelian barang dan penjualan barang.

3.2.2 Metode Pengembangan dan Pendekatan Sistem 3.2.2.1Metode Pengembangan Sistem

Metode yang digunakan dalam pengembangan sistem ini adalah

berdasarkan paradigma Waterfall (Classic Life Cycle) yang terdiri dari System

Engineering, System Analysis, Design, Coding, Testing dan Maintennance. Hal ini

dikarenakan tahap-tahap pada metode tersebut lebih mudah dipahami dan dilaksanakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini :


(55)

Gambar 3.2. Paradigma Waterfall (Classic Life Circle) (Pressman : 2002)

Keterangan :

1. System Engineering, melakukan pengumpulan data dan penetapan

kebutuhan semua elemen sistem.

2. Analysis, melakukan analisis terhadap permasalahan yang dihadapi

dan menetapkan kebutuhan perangkat lunak, fungsi performa dan interfacing.

3. Design, menetapkan domain informasi untuk perangkat lunak, fungsi

dan interfacing.

4. Coding, pengkodean yang mengimplementasikan hasil desain kedalam

kode atau bahasa yang dimengerti oleh mesin komputer dengan menggunakan pemrograman tertentu.

5. Testing, melakukan pengujian kebenaran logic dan fungsional.

Disinilah akan diketahui kekurangan-kekurangan yang menyebabkan kerusakan.

System Engineering

Analysis

Design

Coding

Testing


(56)

6. Maintenance, menangani perangkat lunak yang sudah selesai supaya dapat berfungsi dengan baik dan terhindar dari gangguan-gangguan yang menyebabkan kerusakan.

3.2.2.2 Metode Pendekatan Sistem

Metode pendekatan sistem yang digunakan adalah terstruktur. Melalui pendekatan terstruktur permasalahan-permasalahan yang komplek dapat di pecahkan dan hasil dari sistem akan mudah untuk di pelihara, fleksibel, lebih memuaskan pemakainya, mempunyai dokumentasi yang baik, tepat pada waktunya, sesuai dengan anggaran biaya pengembanggannyadapat meningkatkan produktivitas dan kualitasnya akan lebih baik.

Dalam tahap perancangan suatu sistem diperlukan adanya alat bantu penyusunan sistem untuk menganalisa dan mendokumentasikan data yang mengalir didalam sistem tersebut.

3.2.2.3 Alat Bantu Analisis dan Perancangan 1) Flow Map

Bagan alir dokumen menggambarkan aliran dokumen dan informasi antar

area pertanggungjawaban didalam sebuah organisasi. Bagan alir ini menelusur

sebuah dokumen dari asalnya sampai tujuannya. Secara rinci bagan alir ini menunjukkan dari mana dokumen tersebut berasal, distribusinya, tujuan digunakan-nya dokumen tersebut dan lain-lain. Bagan alir ini bermanfaat untuk menganalisis kecukupan prosedur pengawasan


(57)

dalam sebuah sistem. Bagan alir dokumen disebut juga bagan alir formulir yang merupakan yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusannya.

2) Diagram Kontek

Diagram konteks merupakan alat-alat untuk struktur analisis. Pendekatan struktur ini mencoba untuk menggambarkan sistem secara garis besar atau secara keseluruhan. Diagram konteks ialah kasus khusus dari DFD atau bagian dari DFD yang berfungsi memetakan modul lingkungan yang direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem.

Diagram konteks meliputi beberapa sistem antara lain :

1. Kelompok pemakai

2. Data yang diterima oleh sistem dari lingkungan

3. Data yang dihasilkan oleh sistem

4. Penyimpanan data

3) Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu gambaran secara logikal. DFD

biasanya digunakan untuk membuat sebuah model sistem informasi dalam bentuk jaringan proses yang saling berhubungan satu sama lainnya oleh aliran data.

Keuntungan menggunakan DFD adalah supaya lebih memudahkan pemakai (user)

yang kurang menguasai dalam bidang komputer untuk lebih mengerti sistem yang

akan dikembangkan atau dikerjakan. Proses data pada Data Flow Diagram (DFD)

merupakan sekumpulan program dapat juga merupakan transformasi data secara manual.


(58)

4) Kamus Data

Salah satu komponen kunci dalam sistem manajemen database adalah file

khusus yang disebut kamus data (data dictionary). Kamus data merupakan

katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan kamus data, analisis sistem dapat

mendefinisikan data yang mengalir berisi informasi tentang struktur database.

Untuk setiap elemen data yang disimpan dalam database seperti nomor pokok

pegawai, diuraikan secara lengkap mulai dari nama, tempat penyimpanan, program komputer yang berhubungan dan lain-lain.

Kamus data biasanya dipelihara secara otomatis oleh sistem manajemen

database. Cara mendefinisikan kamus data yaitu :

1. Menggambarkan arti aliran data atau penyimpanan yang ditunjuk dalam

DFD.

2. Menggabungkan komponen dari kumpulan data yang mengalir yaitu

kumpulan komponen yang mungkin bisa dipecah lagi menjadi data elementer.

3. Menggambarkan data yang tersimpan.

4. Menentukan nilai dibagian elementer dari informasi yang relevan di


(59)

5) Perancangan Basis Data a. Normalisasi

Teknik normalisasi adalah suatu proses pengelompokkan data elemen

menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entity dan relasinya yang berfungsi

untuk menghilangkan redudansi data, menentukan key yang unik untuk

mengakses data item atau merupakan pembentukkan relation sedemikian

rupa sehingga database tersebut mudah dimodifikasi.

Normalsisasi itu sendiri memiliki kegunaan sebagai berikut :

1. Meminimasi pengulangan informasi.

2. Memudahkan identifikasi entity atau obyek.

Bentuk-bentuk teknik normalisasi yaitu :

A. Bentuk normalisasi I / 1-NF (first-Normal Form)

Suatu relasi memenuhi 1-NF jika dan hanya jika setiap atribut dari relasi

tersebut memiliki nilai tunggal dalam satu baris atau record.

B Bentuk normalisasi II / 2-NF (second-Normal Form)

Suatu relasi memenuhi 2-NF jika dan hanya jika :

1. Memenuhi 1-NF

2. Setiap atribut yang bukan kunci utama tergantung secara fungsional terhadap semua atribut kunci dan bukan hanya sebagian atribut.

Jika suatu relasi memenuhi 1-NF dan relasi tersebut memiliki tepat satu atribut yang membentuk kunci utama, maka relasi tersebut memenuhi 2-NF. Rasionalisasi 2-NF yaitu memiliki semantik yang


(60)

lebih eksplisit dari 1-NF, mencegah beberapa kondisi anomali dalam

update data

C. Bentuk normalisasi III / 3-NF (third-Normal Form)

Suatu relasi memnuhi bentuk III (3-NF) jika dan hanya jika : 1. Relasi tersebut memenuhi 2-NF

2. Setiap atribut bukan kunci tidak tergantung secara fungsional kepada atribut bukan kunci yang lain dalam relasi tersebut.

Suatu relasi yang memnuhi 2-NF dan hanya memiliki satu atribut bukan kunci selalu memenuhi 3-NF.

D. Bentuk Boyce-Codd Normal Form (BCNF )

Suatu relasi memenuhi BCNF jika dan hanya jika setiap determinan

yang ada pada relasi tersebut adalah kunci kandidat (candidate keys).

Determinan adalah gugus atribut dimana satu atau lebih atribut lain tergantung secara fungsional.

b. Tabel Relasi

Sebuah diagram E-R secara grafis menggambarkan isi sebuah database.

Diagram ini menunjukkan berbagai entity yang terlibat dan pola hubungan

antar entity. Yang dimaksud dengan entity adalah sebuah obyek yang

digunakan untuk mengumpulkan data. Diagram ER merupakan pelengkap dari berbagai bentuk dokumentasi yang telah didiskusikan pada sebelumnya. Diagram ini bermanfaat untuk mendokumentasikan pekerjaan penyusunan


(61)

Ada empat jenis hubungan antar entity yang menunjukkan kardinalitas

maksimum yaitu :

1. Relasi satu-ke-satu (one-to-one )

Tingkat hubungan satu-ke-satu, dinyatakan dengan satu kejadian pada entitas pertama, hanya mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang kedua dan sebaliknya.

2. Relasi satu-ke-banyak (one-to many) atau banyak-ke-satu (many-to-one)

Tingkat hubungan satu-ke-banyak adalah sama dengan banyak-ke-satu. Tergantung dari arah mana hubungan tersebut dilihat. Untuk satu kejadian pada entitas yang pertama dapat mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas yang kedua. Sebaliknya satu kejadian pada entitas yang kedua hanya dapat mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang pertama.

3. Relasi banyak-ke-banyak (many-to-many)

Tingkat hubungan banyak-ke-banyak terjadi jika tiap kejadian pada sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas lainnya. Baik dilihat dari sisi entitas yang pertama, maupun dilihat dari sisi yang kedua.

c. Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD merupakan model konseptual yang mendeskripsikan hubungan antara penyimpanan (DFD), ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data dengan ERD, kita dapat menguji model dengan mengabaikan proses yang harus dilakukan.


(62)

Ada tiga macam simbol yang digunakan untuk menggambarkan struktur dan hubungan antara data dalam ERD yaitu:

a. Entity

Suatu objek yang dapat diidentifikasikan dalam lingkungan pemakai, entity digambarkan menggunakan persegi empat.

b. Atribut

Merupakan elemen dari entity, dalam hal ini untuk setiap dokumen bila terdapat lebih dari satu atribut.

c. Hubungan

Entity dapat berhubungan satu sama lain, hubungan ini disebut Relasi (Relationship).

Skema relasi adalah untuk mempresentasikan atribut–atribut dari setiap entity yang terdapat dalam sistem dan hubungan antar entity pada model ERD.

Pada dasarnya key adalah satu atau gabungan dari beberapa atribut yang

dapat membedakan semua baris data (Row) dalam tabel secara unik.

Ada 3 key yang dapat digunakan pada suatu tabel, yaitu: 1. Super key

Merupakan suatau kumpulan atau lebih atribut (kumpulan atribut) yang dapat membedakan semua baris dalam sebuah tabel yang unik.

2. Candidate key

Merupakan kumpulan atribut yang dapat membedakan setiap baris dalam sebuah tabel secara unik.


(63)

3. Primary key

Merupakan satu atribut yang tidak hanya mengidentifikasikan secara unik untuk kejadian yang spesifik, tetapi dapat pula mewakili setiap kejadian dalam suatu entity.

3.2.3 Pengujian Software

Pengujian yang digunakan pada penelitian ini adalah pengujian Black-Box,

pengujian dilakukan dengan objek yang diuji terfokus kepada kebutuhan

fungsional dari perangkat lunak. Pengujian Black-Box memungkinkan pembuat

perangkat lunak untuk menentukan kondisi yang terjadi untuk suatu masukan yang akan menjalankan semua kebutuhan fungsional dari perangkat lunak

Pengujian Black-Box dilakukan untuk menemukan beberapa macam kesalahan

yaitu :

1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang,

2. Kesalahan interface,

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal,

4. Kesalahan kinerja,

5. Inisialisasi dan kesalahan terminasi.

Pengujian black box harus dapat menjawab pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana validitas fungsional diuji.

2. Kelas input apa yang akan membuat kasus pengujian menjadi lebih baik.

3. Apakah sistem akan sangat sensitive terhadap harga input tertentu.


(64)

5. Kecepatan data apa dan volume data apa yang akan ditoleransi oleh sistem.


(65)

51

BAB IV

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan

Analisa terhadap sistem yang sedang berjalan adalah suatu kegiatan untuk mempelajari interaksi sistem yang terdiri atas pelaku proses dalam sistem, prosedur, dan data serta informasi yang terkait. Kegiatan ini menggambarkan suatu sistem pada model yang dapat mengidentifikasi seluruh aspek yang terlibat dalam sistem tersebut.

Tujuan dari analisa sistem yang sedang berjalan adalah :

1. Menelusuri bagaimana sistem berjalan, dengan memperhatikan proses, aliran

data atau informasi, dan pelaku sistem (dalam flow map sistem yang sedang berjalan).

2. Mengevaluasi sistem sehingga dapat mendukung dan meningkatkan kinerja

perangkat lunak yang akan dikembangkan.

3. Mendapatkan kemungkinan pengembangan sistem baru yaitu proses, dan

subproses yang dapat dimodifikasi ke arah yang lebih baik.

Analisa sistem terdiri dari analisa prosedur dan dokumen sistem, dan analisa


(66)

4.1.1 Analisis Dokumen

Tujuan dilakukan analisis dokumen adalah untuk mengetahui macam-macam dokumen yang digunakan serta membantu dalam perancangan sistem yang telah ada. Dokumen-dokumen tersebut adalah :

Tabel 4.1 Dokumen Pembelian dan penjualan CV. Kayu Laris

No Nama Dokumen Fungsi Awal Distribusi

1. Data Barang Mengelola data Barang Penjualan Penjualan 2 Data Pemesanan

(Invoice)

data Pemesanan Barang dari konsumen

Konsumen Penjualan

3 Data Konsumen Mengelola data konsumen Konsumen Penjualan 4 Laporan stok Barang Laporan Data Barang yang

Ada

Gudang Pimpinan

5 Nota Pesan Barang Pemesanan Barang Kesupplier

Pembelian Supplier

4 Data Pembelian Bukti Pembelian barang ke suplier

Bag. Pembelian Supplier

5 Faktur Pembelian Bukti Pembelian Barang dari Supplier

Supplier Pembelian

6 Surat jalan (keluar Barang)

Bukti keluar barang dari gudang

Gudang Konsumen

7 Laporan Penjualan Laporan Data penjualan Penjualan Pimpinan 8 Laporan Pembelian Laporan Data Pembelian

bulanan


(67)

1. Analisis Data Masukan

Berdasarkan hasil data yang diperoleh, terdapat beberapa data masukan yang digunakan dalam sistem. Data tersebut didapatkan dari bagian penjualan berupa data penjualan barang dan data pelanggan. Dari bagian gudang diperoleh data barang dan data pembelian barang. Adapun perincian dari data-data tersebut adalah sebagai berikut :

a. Data pembelian barang berupa bon pembelian.

b. Data pelanggan berupa data penjualan pada bon.

c. Data penjualan barang berupa price list.

2. Analisis Data Keluaran

Berdasarkan data-data yang diperoleh, terdapat beberapa data yang dijadikan sebagai data keluaran yang dihasilkan oleh sistem, dimana data tersebut berupa laporan data penjualan barang oleh bagian penjualan, laporan data pelanggan, laporan data pembelian barang dan data inventory barang. Adapun perincian dari data-data tersebut adalah sebagai berikut :

a. Laporan data pembelian barang berupa price list dari Supplier.

b. Laporan data penjualan barang berupa bon penjualan.


(68)

4.1.2 Analisis Prosedur yang sedang berjalan

Analisis prosedur adalah tahapan untuk menganalisa prosedur-prosedur pada sistem penjualan dan pembelian barang, yang digunakan sebagai dasar untuk membuat rancangan sistem yang akan diusulkan.

Adapun prosedur yang berjalan pada Sistem Informasi Pengendalian Persediaan pada CV. Kayu Laris adalah sebagai berikut:

1. Konsumen memberikan data dirinya kepada bagian penjualan yang

kemudian dicatat oleh bagian penjualan dan dibukukan, pembukuan tersebut akan digunakan dalam surat penawaran barang dan pembuatan faktur penjualan.

2. Supplier memberikan data dirinya kepada bagian pembelian dan

memberikan barang yang dipesan beserta faktur pembelian kepada bagian pembelian.

3. Bagian pembelian memberikan surat pesanan barang kepada supplier,

dan menerima faktur pembelian yang kemudian dicatat oleh bagian pembelian dan dibukukan untuk dibuat laporan pembelian barang yang akan diberikan kepada direktur. Bagian pembelian juga menerima return barang dari bagian penjualan yang kemudian dibuat surat return barang yang akan diberikan kepada supplier beserta barangnya, yang kemudian bagian pembelian menerima surat penggantian barang dari supplier.

4. Bagian gudang menerima faktur pembelian barang dari bagian


(69)

dibukukan selanjutnya. Sehingga menghasilkan laporan data barang yang akan diberikan kepada bagian penjualan. Dari pembukuan data barang akan menghasilkan laporan stock barang yang akan diberikan kepada direktur. Bagian gudang akan menerima order pengeluaran barang dari bagian penjualan yang selanjutnya akan dibuat surat jalan. Selanjutnya akan ditandatangani oleh konsumen sebagai bukti pengiriman barang.

5. Bagian penjualan menerima laporan data barang dari bagian gudang,

kemudian dibuat surat penawaran barang yang akan diberikan kepada konsumen. Bagian penjualan menerima data pembelian barang dari konsumen, kemudian membuat faktur penjualan yang akan diberikan kepada konsumen, lalu membuat order pengeluaran barang yang akan diberikan kepada bagian gudang. Bagian penjualan juga menerima return barang yang akan diberikan kepada supplier dan menerima surat penggantian barang dari supplier. Dari faktur penjualan, bagian penjualan membuat laporan penjualan barang yang akan diberikan kepada direktur.

Alir dokumen (Flowmap) adalah alir dokumen yang mengalir dari suatu entitas ke entitas lain. Di mana entitas terdiri dari entitas dalam (internal) dan entitas luar (eksternal). Entitas dalam (internal) adalah entitas yang menerima input, melakukan proses dan menghasilkan output. Sedangkan entitas luar (eksternal) adalah entitas yang memberikan input dan menerima output dari sistem. Alir dokumen (flow map) digunakan untuk memberikan penjelasan


(70)

tahapan prosedur dari Sistem Informasi Pengendalian Persediaan yang sedang berjalan yang dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini.

4.1.2.1 Flow Map berjalan penjualan barang

Analisis yang dilakukan berupa penggambaran aliran data kedalam bentuk bagan alir dokumen (Flowmap), yaitu bagan yang menunjukan arus dokumen dari awal sampai akhir. Adapun flowmap untuk penjualan barang dapat dilahat pada gambar 4.1, sedangkan untuk flowmap pembelian barang dapat dilihat pada gambar 4.2.


(71)

(72)

(73)

4.1.2.2 Diagram Konteks

Diagram konteks adalah diagram arus data yang berfungsi untuk menggambarkan keterkaitan aliran-aliran data antara sistem dengan bagian-bagian luar sistem. Adapun diagram konteks yang sedang berjalan pada CV. Kayu Laris, yaitu sebagai berikut :

Gambar 4.3 Diagram Konteks yang sedang berjalan

4.1.2.3 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) merupakan model grafis dari sebuah sistem

yang menunjukkan aliran data dalam sistem. Adapun aliran data yang ada pada CV. Kayu Laris dapat dilihat pada DFD di bawah ini.


(74)

Gambar 4.4 Data Flow Diagram (DFD) yang sedang berjalan

Gambar 4.5 Data Flow Diagram (DFD) level 2 Proses 1 penjualan yang sedang


(75)

Gambar 4.6 Data Flow Diagram (DFD) level 2 Proses 2 pembelian yang sedang berjalan


(76)

4.1.3 Evaluasi Sistem yang sedang berjalan

Berdasarkan analisis terhadap sistem yang sedang berjalan maka dapat diidentifikasikan beberapa kelebihan dan kekurangan.

Kekurangan yang dimiliki sebagai berikut :

1. Perhitungan persediaan yang masih manual karena belum adannya

sistem yang terkomputerisasi sehingga menyulitkan perusahaan dalam menghitung persediaan barang yang ada.

2. Sulitnya mengetahui jumlah stok yang ada dikarenakan pencatatan

stok masih manual.

3. Dibutuhkan banyak buku catatan untuk mencatat setiap transaksi

setiap tahunnya.

4.2 Perancangan Sistem

Perancangan sistem adalah suatu tahapan untuk mendesain program melalui kreatifitas dengan mengunakan bentuk operasi berupa sumber-sumber diagram alir sistem. Dari tahap perancangan sistem ini menghasilkan suatu sistem baru yang benar-benar dapat menjelaskan semua aktifitas dengan baik sehingga hasil yang diinginkan sesuai dengan pemanfaatan teknologi dan fasilitas yang tersedia.

Pada tahap perancangan sistem dilakukan antara lain perancangan untuk format masukan layar input, rancangan hasil atau keluaran dari program yang biasa disebut dengan perancangan output, perancangan basis data yang sesuai dengan file dan atribut yang ada pada analisis penyimpanan data, perancangan menu program yang menjelaskan menu atau dialog yang akan kita gunakan untuk


(77)

membangun perangkat lunak dan rancangan struktur program yang berisi mengenai alur proses program yang dimulai dari masukan sistem menjadi keluaran.

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem

Setelah melakukan tahap analisis sistem ditemukanlah beberapa kelemahan pada sistem yang sedang berjalan. Maka pada tahap perancangan ini akan dibuat sebuah rancangan Sistem Informasi Pengendalian Persediaan dan transaksi tunai yang merupakan sebuah usulan yang diharapkan dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan maupun kekurangan-kekurangan yang ada pada sistem yang sedang berjalan di CV. Kayu Laris ini.

Pada perancangan sistem ini secara prosedur kerja pada dasarnya sama dengan prosedur kerja pada sistem yang sedang berjalan. Akan tetapi akan terdapat perubahan-perubahan dalam beberapa hal terutama dalam penggunaan media penyimpanan, pengolahan data dan proses pembuatan laporan-laporan. Hal ini karena pada dasarnya tujuan perancangan sistem ini adalah bagaimana merancang sebuah sistem informasi berbasis komputer yang dapat melakukan atau mewakili berbagai proses layaknya melakukan kegiatan yang terjadi pada dunia nyata.

Dalam tahap perancangan sistem ini akan diuraikan mengenai hal-hal berikut :


(78)

1. Perancangan sistem Sistem Informasi Pengendalian Persediaan dan transaksi tunai yang diusulkan.

2. Perancangan sistem laporan hasil penjualan yang diusulkan.

3. Perancangan Sistem Laporan hasil pembelian yang diusulkan.

4. Perancangan Sistem Pengendalian Persediaan yang diusulkan.

5. Perancangan basis data.

6. Perancangan input output. 

7. Perancangan menu. 

4.2.2 Gambaran Umum sistem yang diusulkan

Secara umum sistem yang akan dibuat adalah pengembangan dari sistem yang telah ada sebelumnya. Dimana sistem yang ada masih bersifat manual. hal itu tentu saja menyulitkan pihak CV. Kayu Laris sebagai perusahaan yang bergerak dibidang penjualan kayu dalam melakukan pengendalian persediaan barang dan transaksi penjualan serta pembelian.

Selain itu, sistem ini juga dapat memudahkan perusahaan dalam mengelola persediaan barang serta transaksi menjadi lebih mudah.


(79)

Gambar 4.7 gambaran umum sistem yang diusulkan

4.2.3 Perancangan Prosedur yang diusulkan

Kelemahan sistem yang sedang berjalan terlihat pada sistem pengolahan masih bersifat manual, penyimpanan data-data belum rapi dan teratur, sehingga pengelolaan data barang belum efektif dan efisien. Perancangan prosedur yang diusulkan dalam pembuatan sistem informasi pengendalian persediaan dan transaksi tunai pada CV. Kayu Laris adalah :

1. User melakukan pemesanan barang, maka operator atau petugas akan

menginput data pemesanan barang.

2. Pada pengisian data otomatis system melakukan pengecekan

persediaan yang ada.

3. Setelah penginputan data telah selesai maka akan dibuat faktur


(80)

4.2.3.1 Flow Map

KONSUMEN Bagian Penjualan

Order Penjualan Order Penjualan Input Order Penjualan Gudang Faktur Penjualan Cetak Surat Jalan Surat Jalan Pengendalian Surat Jalan Faktur Penjualan Arsip Cetak Laporan Order Penjualan Laporan Order Penjualan Arsip Pimpinan Laporan Order Penjualan Arsip Membuat Laporan Stok Barang Laporan Stok Barang Arsip Laporan Stok Barang Arsip Cetak Faktur Penjualan Arsip


(81)

(1)

126

8. Pengujian Keluar Barang

Pengujian data barang keluar adalah pengujian dimana pemakai memasukan data barang keluar kedalam program aplikasi, sekaligus pengecekan data apakah data tersebut telah ada dalam tabel.

Tabel 5.12. Pengujian Data Keluar Barang Kasus dan Hasil Uji (Data Normal)

Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Input data keluar

barang

no keluar : otomatis tgl keluar: 06/01/2010 Dan mengisi lengkap data barang keluar

Form keluar barang ditampilkan Dapat menginputkan data barang keluar sesuai yang diharapkan [X] diterima [ ] ditolak

Klik Tombol Simpan Data tersimpan kedalam tabel barang keluar Data tersimpan sesuai yang diharapkan [X] diterima [ ] ditolak

Klik Tombol Batal Pembatalan inputan data keluar barang (Kolom inputan dibersihkan) Kolom inputan dibersihkan sesuai yang diharapkan [X] diterima [ ] ditolak

Klik Tombol Keluar Dapat keluar dari form keluar barang

Tombol berfungsi

dengan baik dan keluar dari form keluar barang

[X] diterima [ ] ditolak


(2)

127

9. Pengujian Stock Opname

Pengujian data stock opname adalah pengujian dimana pemakai memasukan data stock opname kedalam program aplikasi, sekaligus pengecekan data apakah data tersebut telah ada dalam tabel.

Tabel 5.13. Pengujian Data Stock Opname Kasus dan Hasil Uji (Data Normal)

Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Input data stock

opname no : otomatis tgl: otomatis

Dan mengisi lengkap data stock opname

Form stock opname ditampilkan Dapat menginputkan data stock opname sesuai yang diharapkan [X] diterima [ ] ditolak

Klik Tombol Simpan Data tersimpan kedalam tabel stock opname

Data tersimpan sesuai yang diharapkan

[X] diterima [ ] ditolak

Klik Tombol Keluar Dapat keluar dari form stock opname

Tombol berfungsi

dengan baik dan keluar dari form stock opname

[X] diterima [ ] ditolak


(3)

128

5.2.3. Kesimpulan Hasil Pengujian

Berdasarkan hasil pengujian dengan kasus uji sample di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perangkat lunak sistem informasi pengendalian persediaan dapat berjalan dengan baik dan secara fungsional mengeluarkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.


(4)

129 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Aplikasi Sistem Informasi Pengendalian Persediaan Barang pada CV.

Kayu Laris yang baru memberikan keuntungan bagi perusahaan yaitu dengan memberikan kemudahan dalam penginputan data, dan pencetakan laporan.

2. Meningkatkan efisiensi waktu dan kinerja perusahaan.

6.2. Saran

Dari hasil penyusunan yang dilakukan, ada beberapa hal yang ingin disampaikan, yaitu :

1. Perlu adanya pengembangan sistem jaringan (Network), sehingga semua bagian pegawai dalam melakukan kegiatannya terintegrasi dengan baik. 2. Perlunya diadakannya latihan terhadap operator pengguna sistem baru,


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Azhar Susanto, 2004, Sistem Informasi Akuntansi Edisi Pertama. Lingga Jaya, Bandung.

Abdul Kadir. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta

Jogiyanto Hartono. 2005. Analisis & Desain Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta. Jogiyanto Hartono. 2004. Pengenalan Komputer. Andi.Yogyakarta.

Pressman, Roger S., 2002, Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi jilid Dua, Penerbit: Andi Offset, Yogyakarta.

Zulkifli Amsyah. 2003.Manajemen Sistem Informasi. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

http://nic.unud.ac.id/Topologi Jaringan/1 Desember 2009 http://nic.unud.ac.id/Topologi Jaringan/1 Desember 2009 http://nic.unud.ac.id/Topologi Jaringan/1 Desember 2009 http://www.google.co.id/Topologi Jaringan/1 Desember 2009 http://id.wikipedia.org/Klien-Server/1 Desember

http://id.wikipedia.org/wiki/Embarcadero_Delphi/1 Desember 2009 http://www.gealgeol.com/SQL Server/1 Desember 2009


(6)

BIODATA PENULIS

BIODATA DIRI

Nama : Rosihan Saputra Tempat / Tanggal Lahir : Muntok / 11 Mei 1985 Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki – Laki Status : Mahasiswa

DATA AKADEMIK

NIM : 10504359

Fakultas : Teknik dan Ilmu Komputer

Jurusan : Manajemen Informatika

Kelas : MI - 7

DATA PENDIDIKAN

Tahun 1991 - 1992 : TK KARYA Muntok - Bangka Tahun 1992 – 1998 : SDN 247 Muntok - Bangka

Tahun 1998 – 2001 : SLTP NEGERI 2 Muntok - Bangka Tahun 2001 – 2004 : SMU KARYA Muntok - Bangka Tahun 2004 – 2010 : UNIKOM Bandung – Jawa Barat