Kendala dan tantangan penerapan sistem muzara'ah di bank syariah

KENDALA DAN TANTANGAN PENERAPAN SJSTEM MUZARA 'AH
DI BANK SYARIAH

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SE!)

Oleh:
Ah mad R ifa' i
NIM: 103046128212

KONSENTRASI PERBANKAN SY ARIAlI
PROGRAM STUDI MUAMALAT EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SY ARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H./2008 M.

LEMBARPERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
I. Skripsi ini merupakan hasil karya saya asli yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata I di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain,maka saya betsedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakaita, 8 Oktober 2007

Ahmad Rifai

KENDALA DAN TANTANGAN PENERAPAN S!SJF.\f MUZARA 'AH
DJ BANK SYAIUAH

Skripsi

Diajukan untuk ivfcmenuhi Persyarntan Mcmperolch
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SE!)


Oleh:

Ahmad Rifa'i
NIM: 103046128212

Di Bawah Bimbingan
ャG」ュ⦅セゥ「ョァ@

Pembimbing I,

DR. Ir. hセ@

セHゥーオエイ。@

II,

Drs.11. Husni Thoyar, M. Ag.

PROGRAM STUDI PERHANKAN SYARIAll

JURUSAN MUAMALAT EKONOMI ISLAM
FAKUL TAS SY ARIAH DAN HUKlJM

UNVERSITAS !SLAM NEGERI SY ARIF IllDAYATlJLLAH
.JAKARTA
1429 11/2008 M

W-uP
· ( z_,.

PENGESAHAN PAN1TIA UJIAN
Skripsi berjudul KENDALA DAN TANTANGAN PENERAPAN SISTEM
MUZARAH DI BANK SYARIAH telah diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada
JO April 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, JO April 2008
Mengesahkan.
tas Syariah dan Hukum


Prof. DR. H.

uhammad Amiu Suma, SH, MA, MM
NIP. !50 210 422

PANITIA UJIAN
1. Ketua

セ]

X uイエィャ@

3. Pembimbing I

4. Pembimbing II

ZNセ@

NIP.150 050 919


セイ@

Jr

----(............

: Euis Amalia, M. Ag.
NIP. 150 289 264

2. Sekretaris

セQ@

M Ag

.. . .. ...... )

セN|G@

IZNM[セ


..'"I
..

: i¥t:
---...;,

5. Penguji I

: セNゥQZ[・ェ。コケL@

6. Penguji II

: DR. Mujar Ibnu Syarif, M. Ag.
NIP.150 275 509

DH., MA( .. Mセ@

(
セLー@


KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan
karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan
judul " Kendala dan Tantangan Penerapan Sistem Muziira 'ah di Bank Syariah".
Dalam penulisan Karya Tulis ini, penulis banyak menemukan kendala namun
semua itu adalah proses yang harus penulis laluim sehingga semua itu menjadi
pelajaran penting bagi penulis. Sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini berkat bantuan dan dorongan banyalc pihak.. Untuk itu pada kesempatan ini,
penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, kepada :
I. Bpk, Prof. DR. H.M. Amin Suma, SH, MA., selaku Dekan Fakultas Syariah
danHukum.
2. Ibu Enis Amalia, M. Ag. dan Bpk Azharudin Latif, M. Ag., Selaku Ketua
dan Sekretaris Program Studi Muamalat yang telah memberikan dukungan
dan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan kuliah di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Bpk DR. Ir. H. Murasa Sarkaniputra, selaku Pembimbing I dalam pembuatan
Karya Tulis Ilmiah. Terima kasih atas kesediaannya memberikan waktu
luang kepada penulis untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan
berbagai petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikm1 skripsi ini.


luang kepada penulis untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan
berbagai petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Bpk Ors. H. Husni Thoyar, M. Ag., selaku Pembimbing II dalam pembuatan
Karya

Tulis

Ilmiah

di

tengah-tengah

kesibukannya

telah

bersedia


memberikan waktu luang kepada penulis untuk membimbing, mengarahkan
dan memberikan berbagai petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini, terima kasih saya ucapkan.
5. Bpk. Nu'man Chupriyadi, selaku Manager Marketing Bank Muamalat
Indonesia. Yang telah meluangkan waktunya untuk dapat menggali
informasi.
6. Bpk. Hasan Ali, Selaku Staf Penulis PKES. yang telah bersedia untuk
memberikan waktu luangnya kepada penulis.
7. Kepada segenap dosen-dosen yang telah memberikan bekal keilmuan sejak
semester I hingga selesai. Semoga Allah SWT memuliakan mereka semua.
8. Kej)ada semua staff perpustakaan Fakultas dan Umum yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk mencari bahan skripsi.
9. !bu Ir. Farida Irianti, MM. dari Divisi Pembiayaan Syariflh Departemen
Pertanian. Yang telah memfasilitasi kepada penulis untuk mencari informasi.
10. Rekan-rekan dari BMT Daarut Tauhiid Bpk Ali Mustafa. Teh Yanti, Teh
Suci dan Mas Yudho yang telah memberi semangat dan mengijinkan penulis
untuk menyelesaikan skripsi di tengah-tengah pekerjaan.

11. Orang tua ( H.M Sanusih dan Hj. Siti. Rohrnah ), sebagai mutiara hidupku
yang bernilai serta sosok yang selalu rneajadi inspirasi. Sernoga Allah SWT

senantiasa mernberikan 'inayah kepadanya.
12. Keluarga tercinta terutarna Kakakku (Herawati, Astuti, Hikrnah dan Yusrika)
serta adikku (Reni dan Indah) yang telah mernberikan do'a dan rnotivasi
berharga. Ma'af belurn bisa secara optimal untuk rnenjadi Adik dan Kakak
yang baik.
13. Kawan seperjuangan Bang Faisal. Bang Rahrnat SS, Bang Hamn, Bang Miji,
Bang Yasir, Bang Akhyar, Bang Yahya, Bang Farhan, Bang Grand, Bang
idih, Bang Fauzi, Bang Zaki, Bang Budi, Bang Udin, Bang Ayub, Bang Andi
Mpo Fera, Mpo Ratih, Mpo Nur, Mpo Sri, Mpo Fitri, Mpo Nuni, Mpo Asih
serta semua rekan PS Angkatan 2003, thanks lot for your spirit.
14. Rekan-rekan yang istiqornah dalam fisabilillah M. Syaifullah, Khaerul
Anwar. Abdurrahman, Hendra Gunawan, Rahrnat, rekan - rekan Marawis
Fajrul Munir, rekan - rekan Rernaja AISY serta yang lainnya.
Pada akhirnya dalarn penulisan Karya Tulis Ilrniah ini penulis menyadari masih
banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat rnernbangun. Sernoga basil kerja keras ini dapat bermanfaat bagi siapapun
serta dapat terbayarkan dengan keberhasilan dimasa yang akan datang. Amien.
Agustus 2007

Penulis


ABSTRAKSI
Indonesia adalah Negara Agraris, sektor pe1tanian dan pedesaan memiliki
peran yang sangat strategis dalam pembangunan nasional..Namun salah satu
permasalahan utama dalam pembangunan di sektor pertanian adalah lemahnya
permodalan.
Ada banyak sistem pertanian yang di gunakan masyarakat diantaranya Sistem
Sewa, Sistem Pemilik sekaligus Penggarap, Sistem Bagi Hasil dengan Investor,
Sistem Paparoan, Sistem Nyeblok. Dari sistem pertanian yang digunakan di
masyarakat tersebut terlihat bahwa dalam pelaksanaan sistem pertanian di
masyarakat ada yang telah sesuai dengan syariat Islam. Dalam sistem Syariah
dikenal pula sistem Muziira 'ah (bagi hasil Pertanian), namun sistem ini belum
diterapkan di Bank Syariah.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui bagaimana
kendala dan tantangan penerapan sistem Muziira 'ah di Bank Syariah. Penulis
mencoba untuk menggali informasi dari berbagai Bank Syariah namun tidak
semua Bank Syariah berkenan. Han ya Bank Muamalat Indonesia yang bersedia.
Dari hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa Bank Syariah belum bisa
menerapkan sistem Muziira 'ah sebagai salah satu produk Bank Syariah. Hal ini
disebabkan beberapa faktor-faktor diantaranya tingkat risiko daripada pembiayaan
di sektor pertanian. Ada beberapa faktor lain yang insya Allah akan dijelaskan
dalam tulisan ini.

DAFTARISI

LEMBARPERNYATAAN
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

ii

LEMBAR PENGESAHAN

iii

KATA PENGANTAR

iv

ABSTRAKSI

vii

DAFTARISI

viii

BABI:PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

8

D. Objek Penelitian

9

E. Kerangka Teori

9

F. Metode Penelitian

10

G. Sistematika Penyusunan

12

BAB II: MUZARA 'AH DALAM KONSEP EKONOMI ISLAM
A. Pengertian Muziira "ah

14

B. Dasar Hukum Muziira "ah sebagai Konsep Ekonomi Islam

20

C. Pendapat Ulama

23

D. Bentuk-bentuk Muzara 'ah

27

BAB JIT: BENTUK - BENTUK PERTANIAN MASYARAKAT

DAN

PEMBIA YAAN SY ARIAH DI SEKTOR PERTANIAN
A. Pertumbuhan pe1tanian di lndonesia
B. Bentuk-bentuk sistem pe1tanian yang dipakai di Masyarakat

34

C. Pola Pembiayaan Syariah di Sektor Pertanian Melalui Bank Syariah

38

BAB IV: KENDALA DAN TANTANGAN

PENERAPAN SISTEM BAGI

BASIL PERTANIAN (MUZARA 'AH) DI BANK SY ARIAH

53

A. Permasalahan Perbankan Syariah
B. Tanggapan Bank Muamalat Indonesia (BMJ) dan PKES (Pusat

Komunikasi Ekonomi Syariah) tentang penerapan

sistem

bagi

hasil muziira'ah (Harvest-Yield Profit Sharing) di

Bank

Syariah

C. Kendala

muziira 'ah

penerapan

58

sistem

(Harvest-Yield Profit Sharing)

bagi

hasil

di

Bank Syariah

menurut Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan PKES

60

BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan

63

B. Saran

65

DAFTAR PUSTAKA

66

LAMPIRAN

68

BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah khalifah dimuka bumi. Islam memandang bahwa bumi
dengan segala isinya mernpakan amanah Allah swt kepada sang khalifah agar
dipergunakan dengan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan bersama.
Syariah Islam sebagai suatu syariah yang dibawa oleh rasul terakhir
mempunyai keunikan tersendiri. Syariah ini bukan saja komprehensip tetapi juga
universal. Karakteristik ini diperlukan, sebab tidak akan ada syariah lain yang
datang untuk menyempurnakannya. 1 Perkembangan jenis dan bentuk muamalah
yang dilaksanakan manusia sejak dahulu sampai sekarang sejalan dengan
kebutuban dan pengetahuan manusia itu sendiri. Atas dasar itu, dijumpai dalam
berbagai suku bangsa jenis dan bentuk muamalah yang beragam, yang esensinya
adalah saling melaksanakan interaksi sosial dalam upaya memenuhi kebutuban
masing-masing. 2 Sehingga dapat dipahan1i bahwa dalam persoalan muamalah
Allah swt telah menurnnkan rahmat-Nya yang paling besar bagi manusia dengan
memberikan

kesempatan

yang

seluas-luasnya

bagi

mereka

untuk

mengembangkan berbagai kreasi barn dibidang muamalah dalam upaya

1

M. Syafi'i Antonio, Bank Syari'ah bagi bankir & Praklisi Keuangan (Jakarta: BI dan Tazkia
Institute, l 999), h.37.
2

Nasroen Harun, Fiqh Mu 'ama/ah (Jakarta: Gema Media Pratama, 2000), h. xvi.

2

memenuhi kebutuhan mereka serta untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di
dunia dan di akhirat yang merupakan keinginan semua manusia. Seperti dalam
firman Allah swt :
;z-;,

セ@ J.:::;. "j \セI@

P,,..-

o.J,

4-:...::_;:. .l;; J.J I Y._ ャZNセ@

_,...'1 _,. , ,. ,.

lZNセ@

(I . \ : I I ¢/:i.+JI ) J
/

セji@

/

j

J

J ェセ@

y Iセ@

/

J

Jo

:_,::. イMセ@
lセェ@

j

"

;;_;:..::.;:.

Artinya:"Dan di antara mereka ada yang berdo'a : "Ya Tuhan kan1i, berilah
kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari
siksa neraka" (QS. Al Baqaroh (2): 201)
Dasar pemikiran dikembangkannya Bank· Syariah adalah untuk memberikan
pelayanan sebagian masyarakat yang belum terlayani oleh bank yang sudah ada,
karena bank-bank tersebut masih menggunakan sistem bunga. Didasad bahwa
bagi sebagian masyarakat beranggapan ' bahwa kegiatan perbankan yang
menggunakan bunga tidak sejalan dengan pdnsip syariah, sehingga keikutsertaan
mereka dalam sektor perbankan yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan
pdnsip syariah diharapkan seluruh potensi ekonomi masyarakat menjadi optimal
sehingga dapat meningkatkan peran sektor perbankan secara keseluruhan.
Keberhasilan pengembangan Bank Syariah di samping didasarkan oleh
norma-norma ajaran Islam juga didukung oleh nilai-nilai sosial yang hidup dalam
masyarakat. Pdnsip kemitraan yang menjadi dasar dilakukannya transaksi
berdasarkan prinsip syariah pada hakikatnya sejalan dengan prinsip gotongroyong yang dianut dan sejak lama telah dipraktekkan dalam kegiatan usaha
masyarakat Indonesia.

0

·'

Perkembangan Bank Syariah di Indonesia dipandang agak terlambat bila
dibandingkan dengan negara-negara muslim Jainnya. 3 Secara resmi Bank Syariah
di Indonesia kali pertama diperkenalkan pada tahun 1992 sejalan diberlakukannya
Undang-undang No. 7 tahun 1992, karena perkembangannya tidak sepesat bank
konvensional maka diberlakukannya Undang-undang No. IO Tahun 1998 yang
memberikan peluang lebih luas untuk menjalankan kegiatan usaha yang ditandai
dengan diberlakukannya dual banking system, yang memiliki tujuan mendukung
perkembangan kinerja Bank Syariah di Indonesia.4 Hal ini terbukti pada tahun
2005 perbankan syariah berhasil mempertahankan pertumbuhan volume usaha
perbankan syariah cukup tinggi yaitu 36, 4 % melebihi laju pertumbuhan industri
perbankan nasional. Selanjutnya pelaksanaan fungsi intermediasi Bank Syariah
tetap terjaga baik dengan ditandai oleh posisi Financing to Deposit Ratio (FDR)
tetap tinggi 97, 8 % dan tetap menjaga kualitas asset dengan tingkat pembiayaan
bermasalah (NPF- gross) di bawah 3 % sebagaimana tahun 2004. Secara kualitatif
tahun 2005 juga telah terjadi kecenderungan peningka1an pembiayaan berbasis
bagi hasil pada akbir tahun 2004 tercatat sebesar 29 % dari portofolio bank
syariah meajadi 33 % pada akbir tahun 2005. 5

3

Adiwannan Karim, Bank Islam (Jakarta: Rajawali Press, 2004), Edisi II h. 24.

4

M. Syafi'i Antonio, Bank Syari'ah wacana U/ama dan Cendikiawan (Jakarta: Bl dan Tazkia
Institute, I 999), h. iv.
5

Siti Ch Fadjrijah, Laporan Perkembangan Bank Syari"ah tahun 2005, Bl, h. ix.

4

PT Bank Muamalat Indonesia Thk didirikan pada tahun 1991, diprakarsai oleh
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan
operasinya pada bulan Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan
Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim,
pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari
komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat
penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturrahim
peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari
masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 rniliar. Pada
akhir tahun 1997, Indonesia dilanda krisis moneter yang memporakporandakan
sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional
tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas
dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih dari
60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik
terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal. Namun
Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat
upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang
kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap
pelaksanaan perbankan syariah secara mumi sehingga akhir tahun 2004, Bank
Muamalat tetap merupakan Bank Syariah terkemuka di Indonesia dengan jumlah

5

aktiva sebesar Rp 5,2 triliun, modal pemegang saban1 sebesar Rp 269,7 miliar
serta perolehan laba bersih sebesar Rp 48,4 miliar pada tahun 2004. 6

PKES merupakan lembaga yang mensosialisasikan ekonomi syariah kepada
masyarakat. PKES di bentuk pada hari Rabu tanggal 14 Mei 2003, bertepatan
dengan hari peringatan kelahiran Nabi Besar Muhanm1ad SAW, 12 Rabiul awal
1424 H, Pimpinan Bank mdonesia dan Lembaga Keuangan Pemerintab,

Perbankan Syariab, Pasar Modal Syariab dan Lembaga-lembaga Usaha Ekonomi
Syariah lainnya,bersepakat menandatangani Piagam Pendirian Pusat Komunikasi
Ekonomi Syariab (PKES) bertempat di Ruang Komisi A, Gedung B - Bank
mdonesia, Jakarta.

7

Semangat pendirian PKES, tentunya dilandasi oleh fakta babwa mdonesia
dikenal sebagai Negara dengan penganut agama Islam t.erbesar di dunia, dengan
prosentase sebesar 95% dari seluruh penduduk Indonesia. Namun sesuai dengan
cita - cita pendiri bangsa, bangsa Indonesia sepakat mendirikan Negara
nasionalis, bukan Agamis. Seiring dengan perjalanan sejarab, tingkat kesadaran
dan kecerdasan anak bangsa dalam kegiatan ekonomi dan dunia bisnis. Syukur
Alhamdulillab, para pelaku dan para abli ekonomi Islam Indonesia bangkit untuk
memberi sumbangan terbaik kepada bangsa dan masyarakat Indonesia, dengan

6

www. Bank Mu'amalat Indonesia. co. id (24 Desember 2006), h. 2

7

www.pkes.co.id "profile pkes ", 12 Juni 2007

6

semangat tolong menolong, silatmahmi. Kesadaran itu diwujudkan dengan nyata
sebelas tabun lalu, dengan beroperasinya Bank Muamalat Indonesia, tanggal 1
Mei 1992, yang didukung oleh Majelis Ulama Indonesia, pemerintab, Bank
Indonesia, para tokoh masyarakat dan rakyat secara bergotong royong. Sehingga
tidak mengherankan, apabila pemegang sabam awal Bank Muamalat Indonesia
terdiri dari Iebih 800.000 orang.

Aspek

pertanian

merupakan

aspek

penting

dalam

mengembangkan

pertumbuhan suatu negara, sebagaimana Imam al-Qmtubi, memandang babwa
usaba pertanian hukumnya fardhu kifayah, maka diwajibkan kepada Pemerintab
untuk memerintahkan kepada rakyatnya untuk bertani. 8 Dari pendapat Imam alQurtubi, tersebut dapat dipabami babwa sektor pertanian merupakan hal yang
prinsip bagi negara-negara diseluruh dunia, karena baban makan pokok dihasilkan
dari pertanian yang menjadi kebutuhan pangan bagi selmuh masyarakat.
Pertanian dalam arti luas dapat mencakup pula pertanian rakyat, perkebunan
bahkan perikanan. Sektor pertanian merupakan lapangan pekerjaan terbesar bagi
pekerja tidak

berketerampilan

(unskilled).

Di

daerah pedesaan

melalui

pengaruhnya terhadap permintaan tenaga kerja, maka banyak pengamat ekonomi
pertanian menyebut sektor pertanian sebagai "mesin pertumbuhan (engine of

growth) ekonomi pedesaan. 9
8

Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah (Beirut: Dar al- Fikr, 1983), Jilid 3, h. 191.

9

Umar Juoro, Pembangunan Ekonomi Nasional (Bekasi: PT. lntermasa, 1997), Edisi I, h. 199.

7

Salah satu pennasalahan utama dalam pembangunan di sektor pertanian
adalah lemahnya permodalan. Pemerintah telah berusaha mengatasi pennasalahan
tersebut dengan meluncurkan beberapa kredit program untulc sek'tor pertanian.
Kredit program yang memakai sistem bunga menunjukkan hasil yang kurang
memuaskan, bahkan menimbulkan permasalahan baru seperti membengkalmya
hutang petani se1ia kredit macet. Berdasarkan ha! tersebut perlu dicari model
pembiayaan altematif, sa!ah satu di antaranya adalah dengan skim syariah.
Berbeda dengan model kredit, pembiayaan syariah ini bebas bunga, pembagian
keuntungan didasarkan atas bagi hasil yang dilalculcan setelah periode transaksi
beralchir. Hasil kajian menwljukkan bahwa pembiayaan syariah cukup prospektif
untulc memperkuat pennodalan. Untulc menduktrng implementasinya di sektor
pertanian diperlukan keberpihakan para pembuat kebijakan serta sosialisasi yang
intensif mengenai prinsip-prinsip pembiayaan syariah. Namun Hal ini belum bisa
terealisasi dikarenakan selama ini produk-produk perbankan syariah hanya
berorientasi kepada produk mudhlirabah, musylirakah, marlibahah serta ijlirah
akan tetapi belum melirik kepada sektor bagi hasil pertanian (muzlira 'ah) yang
merupakan salah satu dari konsep mu'amalat
Dari pennasalahan tersebut penulis merasa penting untuk membahas
fenomena tersebut dengan mengadakan kajian dalam bentuk skripsi yang
berjudul: KENDALA DAN TANTANGAN PENERAPAN SISTEM BAGI
HASIL PERTANIAN (MUZARA' AH) PADA BANK SYARIAH

8

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Agar pembahasan dalam skripsi ini lebih terarah dan efisien, maka penulis

1ne1nbatasi pen1bahasannya dala1n 111asalah peluang dan tantangan penerapan
sistem muzara 'ah pada Bank Syariah menurut Bank Muamalat Indonesia (BMi)
dan Lembaga PKES (Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah). Dari pembatasan
tersebut maka pokok masalah dalam skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
I. Bagaimana sistem bagi hasil pertanian (muzara'ah) menurut konsep Islam?
2. Bagaimana Sistem Bagi Hasil Pertanian di Masyarakat?
3. Bagaimana Pola Pembiayaan Syariah di Sektor Pertanian melalui Bank
Syariah?
4. Apa kendala Bank Syariah terhadap penerapan muzara 'ah?

C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penelitian ini adalah:
I. Untuk mengetahui sistem bagi hasil pertanian (muzara 'ah) menurut konsep
lslam.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk sistem pertanian di Masyarakat.
3. Untuk Mengetahui Pola Pembiayaan Syariah di Sektor Pertanian melalui
Bank Syariah.
4. Untuk mengetahui kendala Bank Mu'amalat Indonesia (BMI) clan Lembaga
PKES (Pusat Kornunikasi Ekonomi Syariah) terhadap penerapan sistem bagi
hasil pertanian (muzara 'ah) pada Bank Syariah.

9

Sedangkan manfaat penelitian ini adalah:
I . Bagi penulis dapat menambah pengetahuan tentang kendala dan tantangan
penerapan bagi basil pertanian (muziira 'ah) di Bank Syariah.
2. Bagi praktisi Perbankan Syariah sebagai bahan referensi atau tambahan
informasi yang kemudian untuk dikaji tentang penerapan sistem muziira 'ah di
Bank Syariah.

3. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi atau tambahan informasi bagi
mereka yang ingin mengetahui lebih da!am mengenai kendala dan tantangan
penerapan sistem muziira 'ah di Bank Syariah.

D. Objek Penelitian
Pada penulisan skripsi ini yang dijadikan objek studi oleh penulis adalah Bank
Muama!at Indonesia (BMI) dan Lembaga PKES (Pusat Komunikasi Ekonomi
Syariah).

E. Kcrangka Teori
1. Perbankan ada!ah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu
menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa
pengiriman uang. IO
2. Bank Syariah ada!ah Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam

'°Karim, Bank Islam, h. 22

10

lalu lintas pembayaran. (UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7
tahun 1992 tentang perbankan). 11
3. Secara etimologi, al- Muziira 'ah bermti kerjasama di bidang pertanian antara
pemilik tanah dengan penggarap.

12

Sedangkan secara terminologi al-

Muziira 'ah adalah kerjasama pengolahan pertanian antara pemilik lahan

dengan penggarap di mana pemilik lal1an memberikan lahan pertanimi kepada
si penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu
(persentase) dari hasil panen. 13

F. Metodologi Penelitian
I. Metode Analisis

Data yang digunakm1 adalah metode penelitian kualitatif yaitu penulis
melakukan wawancara dan observasi Iangsw1g sebagai upaya mencari data
deskriptif baik berupa kata tertulis atau lisan, sehingga masalah tersebut dapat
dipecahkan. Adapun dalam menganalisis data tersebut adalah:
a. Melakukan analisis terhadap tanggapan penerapan sistem bagi hasil
pertanian (muziira'ah) Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan Lembaga
PKES (Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah).

11

www. Bank Syari'ah Mandiri. co. id., h. 3

12

Wahbah Az-Zuhaili, al- Fiqh al- Islam wa Adi/atuhu (Beirut: Diir al- Fikr,), t.th., h. 614.

13

ntonio, BankSyari'ah wacana Ulama dan Cendikiawan., h. 12.

ll

b. Menganalisis risiko penerapan bagi basil pertanian (muziira'ah) di Bank
Muamalat Indonesia (BMI) dan Lembaga PKES (Pusat Komunikasi
Ekonomi Syariah).
Jenis data yang untuk diteliti adalah:
a. Data Primer, yaitu data-data hasil wawancara dan observasi dengan cara
mengadakan ta.nya jawab atau komunikasi dengan pihak Bank Muan1alat
Indonesia (BMI) dan Lembaga PKES (Pusat Komunikasi Ekonomi
Syarial1).
b. Data Sekunder, yaitu data-data yang diperoleh dari sejumlal1 buku-buku,
sumber bacaan dan lain-lain yang ada kaitarmya dengan pembal1asan
skripsi ini.
2. Teknik Pengumpulan data
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis berusal1a mencan data-data yang
diperlukan dengan cara sebagai berikut:
a. Studi kepustakaan (library research), yaitu dengan mengumpulkan
sejumlal1 buku-buku, sumber bacaan dan Jain-lain yang ada kaitannya
dengan pembal1asan skripsi ini.
b. Studi

lapangan

(field research),

yaitu

dengan

penelitian

objek

permasalal1an melalui wawancara dengan pihak Bank Muamalat Indonesia
(BMI) dan Lembaga PKES (Pusat Komunikasi Ekonomi Syarial1) untuk
mendapatkan informasi yang objektif sebagai bal1an dalam penulisan
skripsi ini.

12

3. Teknik Penulisan
Teknik penulisan dalan1 skripsi ini berpedoman kepada buku "Pedoman

penulisan Skripsi, Tesis, dan Deserlasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah .Jakarta Tahun 2007 ", dengan pengecualian untuk penulisan ayatayat al-Quran tidak memakai foot note, hanya menyebutkan nama/nomor surat
dan ayatnya saja. Hal ini mengacu pada al-Quran dan Terjemalmnnya yang
dikeluarkan Departemen Agama. Setiap terjemallan al- Quran, al- Hadits dan isi
Undang-undang ditulis satu spasi.
G. Sistematika Penyusunan
Secara sistematis penyusunan skripsi ini dibagi menjadi lima bah dengan subsub bagian termasuk pendahuluan. Adapm1 perinciannya sebagai berikut:
BABI

: Pendalluluan terdiri atas; latar belakang masalall, pembatasan dan
permnusan masalall, tujuan dan manfaat, objek penelitian, kerangka
teori, metodologi penelitian, se1ta sistematika penulisan.

BAB II

: Muziira 'ah dalam

konsep

ekonomi

Islan1 memuat

tentang;

pengertian muziira 'ah, dasar hukmn muziira'ah dalam konsep
ekonomi Islam, bentuk - bentuk

muztira 'ah,

dan

pendapat -

pendapat ulama tentang muztira 'ah
BAB III

Prospek Pembiayaan syariah di sektor pertanian memuat
tentang; perkembangan pertanian di Indonesia, bentuk-bentuk
pertanian di Masyarakat dan pola pembiayaan syariall di sektor
pertanian melalui Bank Syarial1.

13

BABIV

: Kendala dan tantangan penerapan sistem bagi hasil muzlira 'ah
(Harvest-Yield Profit Sharing) di Bank Syariah menurut

Muanmlat Indonesia dan

Bank

Lembaga PK.ES (Pusat Komunikasi

Ekonomi Syariah) memuat tentang tanggapan

Bank

Muamalat

Indonesia (BM!) dan Lembaga PK.ES (Pusat Komunikasi Ekonomi
Syariah) penerapan

sistem

(Harvest-Yield Profit Sharing)

penerapan

sistem

bagi

bagi
di
basil

hasil
Bank

muzlira 'ah

Syariah,

kendala

muzlira 'ah (Harvest-

Yield Profit Sharing) di Bank Muamalat Indonesia (BM!) dan

Lembaga PK.ES (Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah) serta analisis
tanggapan penerapan sistem bagi hasil muzlira 'ah (HarvestYield Profit Sharing) di Bank Muamalat Indonesia (BM!) dan

Lembaga PK.ES (Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah).
BABY

: Penutup memuat tentang; kesimpulan dan saran.

BABU

MUZARA 'AH DALAM KON SEP EKONOMI ISLAM

A. Pcngertian Muziira'ah

Muzara 'ah secara etimologis (lughawi/ berasal dari bahasa Arab Zara 'a
yazra'u yang berarti al-inbiit (penanaman). Sedangkan secara terminologis
(istilah) pengertian muziira 'ah telah banyak dikemukakan oleh para ulama fiqh.
Menurut Sayyid Sabiq dalam kitabnya Fiqh as-Sunnah mendefinisikan

muziira 'ah dengan transaksi pengolahan hasil bumi dengan upah sebagian dari
hasil yang keluar daripadanya. Yang dimalcsud disini adalah pemberian hasil
untuk orang yang mengolah tanah dari yang dihasilkannya seperti setengah, dua
sepertiga, atau lebih dari itu atau pula iebih rendah sesuai dengan kesepakatan
keduabelah pihak (petani dan pemilik tanah). 2
Adapun muziira'ah menurut ulama Maliki yaitu " peljanjian keljasama

dalam sektor pertanian ". Sedangkan menurut ulama Hambali yaitu " suatu
kontrak penyerahan tanah kepada seorang petani untuk digarap dan hasilnya
dibagi dua". 3 Dan menurut ulama Syafi'i mengatakan bahwa muziira'ah adalah
suatu bentuk keljasama antara pemilik tanah dengan petani (penggarap), dan

1

Abdul Aziz Dahlan, (et.al), '"Muziira 'ah " Ensiklopedia Hukum Islam (Jakarta: PT. lchtiar
Baru Van Hoeve, 1997), h. 74.
2

Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah (Beirut: Dar al- Fikr, 1983), Jilid 3, h. 191.

3

Nasroen Harun, Fiqh Mu 'amalah (Jakarta: Gema Media Pratama, 2000), h. 275.

15

benih disediakan oleh penggarap ". 4Definisi di atas iebih dikenal di Indonesia
sebagai "paroan sawah" sedangkan penduduk Irak menyebut "al-Mukhiibarah ".
Muziira 'ah dan mukhiibarah memiliki makna yang berbeda, pendapat tersebut
dikemukakan oleh al- Rafi'i dan al- Nawawi. Sedangkan mennrut al- Qadhi Abu
Thayid bahwa muztira 'ah dan mukhtibarah adalah satu pengertian. Menurut
ulama Hanafiyah mukhtibarah adalah "Akad untuk bercocok tanam dengan
sebagian apa-apa yang keluar dari bumi", sedangkan mennrut imam Syafi'i
mukhiibarah adalah "Menggarap tanah dengan apa yang keluar dari tanah
tersebut ". 5 Sedangkan mustiqah mennrut Abdurrahman al- Jaziri adalah "Akad
untuk pemeliharaan pohon kurma, tanaman (pertanian) dan yang lainnya dengan
syarat-syarat tertentu6
Sedangkan menurut Imam Syafi'i mendefinisikan mukhiirabarah dengan
"pengolahan lahan oleh petani dengan imbalan hasil pertaniannya disediakan
pemilik lahan". Dengan demikian dalam mukhiibarah , bibit yang akan ditanam
disediakan oleh pemilik lahan, sedangkan dalam muziira 'ah bibit yang akan
ditanam boleh dari pemilik lahan dan bolehjuga dari petani. 7
Menurut Sunarto Zulkifli membedakanjenis muztira 'ah kepada dua bagian: 8
1. Muzara' ah : Kerjasama pengolahan lahan dimana ben..ih berasal dari pem..ilik
4

Wahbah Az-Zuhaili, al- Fiqh al-Islam wa Adilatuh (Beirut: Dar al- Fikr, t.th.), h. 614.

5

H. Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002),cet. I h. 153.

6

Ibid., h. 145.

7

Dahlan, "Muziira 'ah "Ensiklopedia Hukum Islam, h. 74.

8

Sunarto Zulkifli, Perbankan Syariah Prinsip, Praktek & Prospek (Jakarta: Zikrul Hakim,
2003), h. 56-57.

16

lahan
2. Mukhabarah : Ke1jasarna pengolahan !ahan dimana benih berasal dari petani
penggarap
Penggarap

Pemilik Lahan

.





Lahan Pertanian






Lah an

i

Benih

Hasil Panen

Pupuk

Dsb.

• Keahlian
•Tenaga
• Waktu

セ@
Bagi Hasil
Sesuai Kesepakatan

Tabet 1: Skema Transaksi muziira'ah

Dari definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya keterkaitan antara
muzara 'ah dengan musiiqah dan mukhiibarah. Persan1aan dari ketiganya, yaitu

semuanya merupakan akad (perjanjian) bagi hasil antara pemilik tanah dengan
penggarap tanah serta semuanya merupakan ke1jasama dalam pengolahan lahan
pertanian. Sedangkan perbedaannya adalah untuk musiiqah tanaman sudah ada
narnun hanya membutuhkan tenaga kerja untuk merniliharanya. Di dalam
muziira 'ah tanarnan yang akan di tanam belum ada, tanahnya hams digarap