PEdoman Rekruitmen Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Kesehatan (TKKI) di Luar Negeri

,I ON
1",1

I'

PEN

o
.

セ@

.....................................

OEPARTEMEN KESEI!ATAN REPUBUK INDONESIA
BAOAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SOM KESEHATAN
PUSAT PEMBERDAYAAN PROFESI DAN TF.NAGA KESEHATAN WAR NEGERI
TAIIUN 2007

b


.M_EIIA
KHAT
2010

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjat ke kehadirat Tuhan YME, karena berka!
rakhmat dan hidayahNya penyusunan Pedoman Rekrutmen, Penempatan
dan Perlindungan TKKI tahun 2007 ini telah selesai dilaksanakan. Sebagaimana diketahui bahwa penyusunan pedoman ini adalah merupakan yang
pertama kali sejak berdirinya Puspronakes tahun 2002, sehingga didalam
proses penyusunan pedoman ini ada keterbatasan-keterbatasan yang kami
miliki, serta banyak hal yang menjadi kendala dan hambatan yang dihadapi.
Namun demikian walaupun mengalami ketertambatan, pada akhirnya penyusunan pedoman ini dapat terselesaikan juga dengan baik. Hal ini antara lain
berkat adanya kerjasama yang baik dan berbagai pihak, khususnya di lingkungan intern Puspronakes, serta pihak-pihak lain di luar Puspronakes (Biro
Kepegawaian Depkes, Ditjen Yanmed Depkes RI, Depnakertrans, BNP2TKI,
DEPKUM & HAM, Deplu, BKN, Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi DKI, Rumah Sakit dan Poltekes).
Sesuai dengan kebijakan Depnakertrans tentang three in one (pelatihan,
sertifikasi dan penempatan) maka untuk mendapatkan TKKI yang kompeten
dan dapat bekerja secara balk di luar negeri pertu adanya penyiapan dengan
baik pula, mulai dari rekrutmen, seleksi, pendidikan, pelatihan dan sertifikas;

sampai penempatan serta perlindungan di luar negeri.
Adanya beberapa kasus pemulangan TKKI yang bekerja di luar negeri sebagian besar disebabkan oleh mekanisme rekrutmen, penempatan dan pertindungan TKKI di luar negeri yang belum baik. Belum adanya pedoman yang jelas
dalam mengatur proses rekruitmen TKKI selama di Indonesia maupun proses
penempatan dan perlindungan di luar neger!.
Agar mekanisme rekrutmen dan penempatan tenaga kerja kesehatan Indonesia di luar negeri lebih baik lagi, maka perlu adanya pedoman rekrutmen,
penempatan dan perlindungan TKKI di Luar Negeri.

610.69
Ind
P

Katalog Dalam Terbitan. Depa"emen Kesehatan RI
Indones;a. Depa"emen Kesehatan. Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumberdaya Manus;a Kesehatan.
Pedoman recruitment,penempatan dan perlindungan Tenaga
Kerja Kesehatan Indonesia (TKKI) di luar negeri
-- Jaka"a : Departemen Kesehatan RI, 2009
I Judul

1. HEALTH MAN POWER


Maksud dan tujuan penyusunan pedoman ini adalah untuk memberikan
acuan dalam pelaksanaan rekrutmen, penempatan dan pertindungan tenaga
kerja kesehatan Indonesia yang akan, sedang bekerja dan kembali dari luar
negeri
Kami menyadari bahwa pedoman ini in; masih banyak kekurangannya.
oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan
bagi penyempurnaannya, baik mengenai kualitas data dan informasi yang

TIM PENYUSUN
dlsajikan, alaupun penampilannya yang semakin menarik sehingga pedoman
ini nanlinya dapal menjadi acuan rekrutmen, penempatan dan perlindungan
TKKI.
Semoga pedoman ini bermanfaat bagi para penggunanya.

1. DR. ASJ IKIN IMAN H. D. MHA
2. IR. HERWANTI BAHAR, MS
3. SIDIN HARIYANTO, SKM , MPD
4. DRG . DIONO SUSI LO" M PH
5. DRG . RICARDO MANGUNSONG

6. AULIA PASANDE, SKM , MN
7. FX. SRI KIRLAN
8. IWAN RIOWAN
9. NOOR E. SYAH LANI
10. RIYADI ASIRDIN
11. DRS. TAMSIL YACOB
12. TRIYADI
13. DRG. SRI SAPTARINI, MARS
14. HARYO DANARGONO
15. PRAMONO WI DYOUTOMO
16. ABIDINSYAH SIREGAR
17. YAH YA FAUZI
18. DRG . YE NI MULYAWATI, MS
19. SUJAN SPD
20. YAYAT ROHAYATI, SH, MM
21. SUGIHARTO. SH
22. SRINING RAHAYU. SKM. MKES
23. AVIP SEKAR APINI, S.SOS
24. LILA MIRYAM, S.PSI
25. MARULI TS, SH

26. IR. OWl UNTORO, MA
27. DRG. HERYATI MUNIR
28. DRG. MUNDI SRI PANGESTUTI
29. DIARSIH, S.Sos
30. I.M. LUBIS
31. DRG. HJ . SUKMAWATI. MM
32. DONNA F. PANDIANGAN, SKM

Puspronakes-LN
Puspronakes-LN
Puspronakes-LN
Puspronakes-LN
Puspronakes-LN
Puspronakes-LN
Puspronakes-LN
DEPNAKER-TRANS
DEPLU
DEPLU
DEP HUM & HAM RI
BNP2TKI

OITJEN YANMED DEPKES RI
Badan Kepegawaian Negara
Badan Kepegawaian Negara
Konsil Kedokteran Indonesia
PT.AMRI MARGATAMA
Biro Kepegawaian Depkes
Biro Kepegawaian Depkes
Biro Kepegawaian Depkes RI
Biro Kepegawaian Depkes-RI
POLTEKES Jakarta I
RSUP Persahabatan
RSU Pasar Rebo
DINKES DKI Jakarta
DISNAKER-TRANS DKI. Jakarta
DINKES Prop. DKI Jakarta
DINKES Prop. Jawa Timur
DINKES Prop. Kalimantan Barat
DINKES Prop. Sumatera Utara
DINKES Prop. Sulawesi Selatan
Puspronakes-LN


iii

DAFTAR lSI

BABI
PENDAHULUAN

KATA PENGATAR
TIM PENYUSUN
DAFTAR lSI
BAB . I.

BAS. II.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Landasan Hukum
D. Definisi

E. Jenis Tenaga Kesehatan
PENGORGANISASIAN
A. Lembaga Tingkat Pusat
B. Lembaga Tingkat Propinsi

iii
iv

1

2
2
3
5
6
10

BAB. III. PERSYARATAN DAN MEKANISME REKRUITMEN TKKI
A. Persyaratan
B. Mekanisme Rekrutmen Calon TKKJ


13
14

BAB. IV. ME KANISME PENEMPATAN
A. Pola Penempatan Secara G To G
B. Pola Penempatan Secara G To P

16
18

BAB. V.

PEMBINAAN DAN PERLIN DUNGAN TKKI
A. Pembinaan TKKI
B. Perlindungan TKKI

23
25


BAB. VI. PEMBIAYAAN
A. Pembiayaan rekrutmen dan Penempatan bagi PNS
26
B. Pembiayaan rekrutmen dan penempatan untuk non PNS 26

iv

BAB VII. PEMANTAUAN

27

BAB. VII. PENUTUP

28

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan IImu Pengetahuan dan Teknologi dalam segala bidang termasuk bidang kesehatan memacu setiap negara mempersiapkan diri dalam
menghadapi era globalisasi yang semakin mcndekat tidak terkecuali negara
Indonesia, dimana adanya keterbukaan pasar bebas dan menjadikan dunia
tanpa batas. Pasar bebas bukan hanya berupa produk barang tetapi juga

produk jasa , salah satunya adalah jasa pelayanan kesehatan .
Keterbukaan pasar bebas pada kenyatannya juga rnenciptakan persaingan pelayanan kesehatan bukan hanya secara kuantitas tetapi juga kualitas .
Salah satunya adalah Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga kesehatan yang
mampu bersaing di era globalisasi baik di dalam maupun di luar negeri.
Kesepakatan dalam bentuk kerjasama antara negara yang satu dengan
yang lain telah dilaksanakan termasuk juga kesepakatan dalam bidang kesehatan sebagai contoh 10 negara ASEAN termasuk didalamnya Indonesia telah
melaksanakan Mutual Recognition Agreement (MRA) yang selanjutnya MRA ini
nantinya akan berpotensi menjadi Movement Natural Person (MNP) yang hal
ini berarti tenaga ォ・セ。@
dari negara ASEAN termasuk Indonesia dengan bebas
akan dapat bekerja di negara - negara ASEAN.
Peluang pasar tenaga kerja kesehatan Indonesia untuk bekerja di luar
negeri semakin besar terbukti dengan banyaknya tawaran untuk bekerja sebagai tenaga kesehatan di luar negeri . Menurut Data Pusat Pemberdayaan
Profesi dan Tenaga Kesehatan Luar Negeri (Puspronakes-LN) sampai tahun
2006 tercatatjumlah TKKI yang dibutuhkan ± 14.000 orang. Beberapa negara
yang memberikan tawaran peluang bekerja bagi tenaga kesehatan Indonesia diantara nya adalah Saudi Arabia (1000 perawat, 100 dokter spesialis
dan dokter umum, tenaga rontgen dan laboratorium), Uni Emirat Arab (600
perawat) , Kuwait (200-300 perawat), Inggris (30 perawat), Belanda (600 perawat), Singapura (300 perawat), Norwegia (4000 perawat), Jepang (10.000
perawat dan caregiver) dan Malaysia (sejumlah perawat dan 350 dokter, 75
dokter gigi , 100 dokter spesialis). Beberapa Negara yang juga membutuhkan
sejumlah perawat dan dokter adalah Amerika Serikat, Australia dan Italia.
Peluang tersebut harus kita manfaatkan dengan mempersiapkan TKKI
yang kompeten sehingga mampu bersaing dan bekerja secara baik di luar
negeri.
Penempatan tenaga kesehatan Indonesia di Luar negeri selain merupakan
salah satu upaya peningkatan pemanfaatan tenaga kesehatan di Indonesia
yang belum terserap dan juga dapat meningkatkan devisa Negara serta alih
teknologi. Peningkatan Kualitas SDM Tenaga Kesehatan Indonesia yang bekm

ja di Luar negeri diharapkan dapat meningkatkan citra bangsa Indonesia.
Sesuai dengan kebijakan Depnakertrans tentang three in one (pelatihan,
sertifikasi dan penempatan) maka untuk mendapatkan TKKI yang kompeten
dan dapat bekerja secara baik di luar negeri perlu adanya penyiapan dengan
baik pula, mulai dari rekruitmen, seleksi, pendidikan, pelatihan dan sertifikasi
sampai penempatan serta perlindungan di luar negeri.
Adanya beberapa kasus pemulangan TKKI yang bekerja di luar negeri
sebagian besar disebabkan oleh mekanisme rekruitmen, penempatan dan
perlindungan TKKI di luar negeri yang belum baik. Belum adanya pedoman
yang jelas dalam mengatur proses rekruitmen TKKI selama di Indonesia maupun proses penempatan dan perlindungan di luar negeri.
Agar mekanisme rekruitmen dan penempatan tenaga kerja kesehatan Indonesia di luar negeri lebih baik lagi, maka perlu adanya pedoman rekruitmen, penempatan dan perlindungan TKKI di Luar Negeri.
B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud
Memberikan acuan dalam pelaksanaan rekruitmen, penempatan dan
perlin-dungan TKKI yang akan, sedang bekerja dan kembali dari luar
negeri.
2. Tujuan
a. Terlaksananya kegiatan rekruitmen, penempatan dan perlindungan
tenaga ォ・セ。@
kesehatan Indonesia di luar negeri dengan baik sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku sehingga TKKI dapat
bekerja secara aman dan professional.
b. Sebagai percepatan alih pengetahuan dan alih teknologi khususnya
bidang kesehatan di Indonesia
c. Meningkatkan kompetensi calon TKKI
d. Meningkatkan kesejahteraan TKKI
e. Meningkatkan devisa negara

C. LANDASAN HUKUM
Landasan yuridis dalam penyusunan pedoman ini adalah:
1. Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 Tentang pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana diubah Undang-Undang 43 Tahun 1999
2. Undang-undang Nomor 9 Tahun1992 tentang Keimigrasian
3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
4. Undang-undang Nomor 37 tahun 1999 tentang hubungan Luar Negeri
5. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional
6. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
2

7. Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang praktik k・NHセZャッォエイ。ョ@
8. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang p・イtャセゥョエ
。 ィ。ョ@
D.l
rah,
9. Undang-Undang no. 39 Tahun 2004 tentang Penempatitan dall P'Jrll ll
dungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri
10. Peraturan Pemerintah Nomor 99 tahun 2000 tentang セ・ョ。ゥォ@
r ail
gkat PNS jo PP Nomor 12 Tahun 2002 .
11. Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2003 tentang |niセキ・ョ。ァ
L@ Pengangkatan , Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai MNegeri Sipil.
12. pp Nomor 23 tahun 2004 tentang Badan Nasional Senrtifikasi Profesi
(BNSP)
13. Keputusan Presiden RI Nomor 36 tahun 2002 エ・ョ。セ@
9 pengesahan
konvensi Organisasi Perburuhan Internasional atau 1f'1" ternational Labour Organization (ILO) nomor 88 tahun 1948 ュ・ョァセ。ゥ@
Lembaga
Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja (The Organiza·t'Vo(l of the Employment Service)
14. Instruksi Presiden RI Nomor 6 tahun 2006 tentang kGセ「ゥェ。ォョ@
Reforrrasi Sistem Penempatan dan Perlindungan Tenaga kセイェ。@
Indonesia
15. Peraturan Presiden RI Nomor 81 tahun 2006 tentang B -adan Nasional
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesi セ
(SNP2TKI).
16. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
Nomor PER "23/MENN12006 tentang Asuransi Tenaga Kerja iョ、ッ・セゥcャN@
17. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI N 'ornor PER.191
MENNI2006 tentang Pelaksanaan Penempatan dan pGセイャゥョ、オァ。@
Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.
D. DEFINISI OPERASIONAL
1. Tenaga Kerja kesehatan Indonesia yang selanjutnya disebut TKKI
adalah setiap warga negara Indonesia yang bekerja clil'LJcilr negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu 、・ョセ。@
menerima
upah sesuai dengan kontrak.
2. TKKI Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah TKKI yang bE%rstatus Pegawai negeri sipil yang diperbantukan ke negara sahabat セ@ LJntuk bekerja
di luar negeri dalam hubungan kerja u ntuk jangka キ。ォZエセ@
tertentu dengan menerima upah sesuai dengan kontrak.
3. TKKI non PNS adalah TKKI selain PNS dan memenuJ I hi syarat yan
bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jall1 !'gk.a waklu lor
tentu dengan menerima upah sesuai dengan kontrak.
4. Calon TKKI adalah setiap warga negara Indonesia yar)g mempunyw
profesi dibidang kesehatan dan memenuhi syarat s セ「
。イァャ@
pen
kerja yang akan bekerja di luar negeri dan terdaftar "'tii Oirld f. y
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan k。「オー
セ ・LBO
kッ ャ ッゥ@

5.

Rekrutmen TKKI adalah kegiatan penerimaan calon TKKI yang meliputi kegiatan penyuluhan, pendataan, pendaftaran , wawancara (minat
dan bakat) dan seleksi (administratif dan kompetensi) calon TKKI.
6. Seleksi TKKI adalah kegiatan penyeleksian calon TKKI yang meliputi
seleksi administratif yang dilakukan oleh Dinas kesehatan Kabupaten/Kota dan seleksi kompetensi oleh Dinas Kesehatan Propinsi.
7. Psykotes adalah kegiatan interview yang dilakukan oleh user ya ng
difasilita si oleh Puspronakes-LN.
8. Penempatan TKKI adalah kegiatan pelayanan untuk mempertemukan
TKKI sesuai bakat, minat. dan kemampuannya dengan pemberi kerja
di luar negeri yang meliputi keseluruhan proses pengurusan dokumen,
pendidikan dan pelatihan, penampungan , persiapan pemberangkatan, pemberangkatan sampai ke negara tujuan, dan pemulangan dari
negara tujuan.
9. Perlindungan TKKI adalah seluruh upaya untuk melindungi kepentingan calon TKKI / TKKI dalam mewujudkan terjamin nya pemenuhan
hak-haknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan , baik sebelum , selama, maupun sesudah bekerja.
10. Mitra usaha adalah instansi atau badan usaha berbentuk bad an hukum dan terdaftar pada perwakilan Republik Indonesia di negara tujuan penempatan.
11. Pengguna Jasa TKKI yang selanjutnya disebut Pengguna adalah
Instansi Pemerintah, Badan Hukum Pemerintah dan Badan Hukum
Swasta di negara tujuan penempatan.
12. Organisasi Profesi kesehatan adalah organisasi atau asosiasi profesi
tenaga kesehatan yang telah berbadan hukum.
13. Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP) adalah kegiatan pemberian
pembekalan atau informasi kepada calon TKKI yang akan berangkat
bekerja ke luar negeri agar calon TKKI mempunyai kesiapan mental
dan pengetahuan untuk bekerja di luar negeri, memahami hak dan
kewajibannya serta dapat mengatasi masalah yang akan dihadapi.
14. Perjanjian Penempatan TKKI adalah perjanjian tertulis antara PPTKIS
dengan calon TKKI yang memuat hak dan kewajiban masing-masing
pihak dalam rangka penempatan TKKI di luar negeri dengan diketahui
Dinas yang membidangi ketenagakerjaan di Kabupaten/Kota.
15. Perjanjian kerja adalah perjanjian tertulis antara TKKI dengan pengguna yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban masing-masing
pihak dan diketahui oleh pejabat Depnakertransl BNP2TKI dan pejabat
Departemen Kesehatan.
16. Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri yang selanjutnya disebut dengan
KTKLN adalah kartu identitas bagi TKKI yang memenuhi persyaratan
dan prosedur untuk bekerja di luar negeri.
4

E. JENIS TENAGA KESEHATAN
Tenaga Kesehatan calon TKKI meliputi:
1. Tenaga medis yaitu dokter dan dokter gigi
2. Tenaga Keperawatan yaitu Perawat dan Bidan
3. Tenaga kefarmasian yaitu apoteker, analis farmasi dan asisten apoteker.
4. Tenaga Kesehatan Masyarakat yaitu epidemolog . entomolog , mikrobiolog, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian .
5. Tenaga Gizi yaitu nutrisionis dan dietisien.
6. Tenaga keterapian fisik yaitu fisioterapis, okupasi terapis dan terapis
wicara.
7. Tenaga keteknisian Medis yaitu radiografer, radioterapis, teknisi gigi,
teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, ortotik
prostetik, teknisi transfusi dan perekam medis.
8. Tenaga kesehatan lainnya yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.

5

BAB II
PENGORGANISASIAN

a.

Dalam pelaksanaan rekruitmen, penempatan dan perlindungan TKKI
yang akan bekerja di luar negeri dibutuhkan koordinasi lintas sektor yang dilaksanakan baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Lembaga tingkat Pusat berkoordinasi dalam hal pengaturan norma, standar dan prosedur
rekruitmen , penempatan dan perlindungan TKKI yang akan bekerja di luar
negeri. Lembaga tingkat daerah berperan dalam hal pelaksanaan rekrutmen ,
penempatan dan perlindungan TKKI.

b.

A. LEMBAGA TINGKAT PUSAT
1. Departemen Kesehatan
Departemen Kesehatan c/q Puspronakes-LN Kesehatan melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a. Merumuskan standar, pedoman , norma, kriteria, prosedur rekru itmen dan peningkatan kompetensi
b. Bersama Organisasi Profesi melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
1) Mempersiapkan kurikulum dan materi pelatihan sesuai kompetensi yang dibutuhkan.
2) Mempersiapkan materi seleksi uji tulis calon peserta yang akar
mengikuti pelatihan.
3) Menjalin kerja sama dengan asosiasi profesi bidang kesehatan
di negara tempat TKKI bekerja.
4) Melakukan pelatihan penyiapan TKKI sesuai dengan kebutuhan.
c. Berkoordinasi dengan instansi terkait dalam mengembangkan data
center TKKI, negosiasi, monitoring dan evaluasi TKKI di luar negen.
d. Mengusulkan kepada Pimpinan Instansi PusaUDaerah untuk memperbantukan PNS PusaUDaerah yang telah dinyatakan lulus seleksl
pada Departemen Kesehatan yang selanjutnya diperbantukan untuk
bekerja di negara tujuan.
e. Mengembalikan status perbantuan PNS ke instansi induk, setelah
yang bersangkutan berakhir masa perbantuannya.
f. Menyediakan calon TKKI yang kompeten.
g. Berkoordinasi dengan instansi terkait (Depnakertrans/BNP2TKI.
Deplu, KBRI / Konjen RI di negara tujuan) dalam pelaksanaan pu
nempatan dan perlindungan TKKI yang bekerja di Luar Negeri, ball