Hubungan Luar Negeri Indonesia-Arab Saudi Dalam Konteks Tenaga Kerja Indonesia
HUBUNGAN LUAR NEGERI INDONESIA-ARAB SAUDI DALAM KONTEKS TENAGA KERJA INDONESIA
CINDY PARAMITHA TOBING 100906053
Dosen Pembimbing : Drs .P. Anthonius Sitepu,M.Si.
DEPARTEMEN ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2)
DEPARTEMEN ILMU POLITIK FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh :
Nama : Cindy Paramitha Tobing
NIM : 100906053
Departemen : Ilmu Politik
Judul : Hubungan Luar Negeri Indonesia-Arab Saudi Dalam Konteks Tenaga Kerja Indonesia
Menyetujui :
Ketua Departemen Ilmu Politik Dosen Pembimbing
( Dra. T. Irmayani, M. Si ) ( Drs .P. Anthonius Sitepu, M.Si) NIP. 19680630 1994 03 2001 NIP. 19520701 1985 111001
Mengetahui :
Dekan FISIP USU
( Prof . Dr. Badaruddin, M. Si ) NIP. 19680525 1992031002
(3)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan panitia penguji skripsi Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara oleh :
Nama : Cindy Paramitha Tobing NIM : 100906053
Departemen : Ilmu Politik
Judul : Hubungan Luar Negeri Indonesia-Arab Saudi Dalam Konteks Tenaga Kerja Indonesia
Dilaksanakan pada :
Hari :
Tanggal :
Pukul :
Tempat :
Majelis Penguji :
Ketua : Nama : ( )
NIP :
Penguji Utama :
Nama : ( )
NIP :
Penguji :
Nama : ( )
(4)
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk setiap pernyertaan, kekuatan dan kemampuan yang dianugerahkan-Nya kepada saya dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini. Begitu banyak kesulitan yang peneliti alami dalam penelitian dan penulisan skripsi ini. Akan tetapi, Tuhan Yesus selalu mengasihi saya dan mampukan saya untuk dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pada Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini berjudul “Hubungan Luar Negeri Indonesia-Arab Saudi Dalam Konteks Tenaga Kerja Indonesia”. Hubungan luar negeri yang telah terjalin selama puluhan tahun oleh kedua negara selalu mengalami pasang surut terutama dalam kaitannya dengan masalah Tenaga Kerja Indonesia. Tenaga Kerja Indonesia di Arab Saudi sering mengalami perlakuan yang kasar hingga kasusnya sampai terpublikasi oleh media dan menyulut kemarahan masyarakat Indonesia. Kunci dari penyelesaian masalah tersebut ialah manajemen dumber daya manusia seperti yang kita ketahui tenaga kerja yang sering di kirim ke luar negeri ialah tenaga kerja yang kurang terdidik. Pemerintah Indonesia pun menerapkan serangkaian kebijakan untuk memperbaiki hal ini.
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri atas empat bab. BAB I menguraikan latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan
(5)
manfaat penelitian, kerangka teori, metode penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II menguraikan sejarah ketenakerjaan Indonesia di Arab Saudi. BAB III membahas analisa kebijakan Indonesia dalam memperbaiki kualitas Tenaga Kerja Indonesia pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. BAB IV yang merupakan bab akhir dari skripsi ini berisikan kesimpulan hasil penelitian maupun kritik dan saran penelitian.
Melalui skripsi ini peneliti ingin membukakan pikiran bahwa hubungan internasional yang saling berimbang dan saling menguntungkan kuncinya ada pada manajemen sumber daya manusia yang tepat. Jika dalam sebuah hubungan internasional, aktor-aktor yang terlibat didalamnya bukan seseorang yang tepat maka kebijakan, kesepakatan maupun perjanjian yang lahir dari sebuah hubungan internasional pasti lebih mengutungkan satu pihk saja. Oleh karena itu pemerintah sangat berperan dalam merancang sumber daya manusia yang mapan sehingga bangsa ini dapat keluar dari keadaan yang serba sulit seperti saat ini.
Proses penyelesaian skripsi ini saya selesaikan saat saya sedang berada pada semester kedelapan di Departemen Ilmu Politik, FISIP USU. Hal ini dapat terlaksana oleh karena dukungan dari banyak pihak. Karena saya ingin berterima kasih kepada Bapak Prof.Dr.Badaruddin, M.Si, sebagai Dekan FISIP USU. Kepada Ibu Dra.T.Irmayani, M.Si sebagai Ketua Jurusan Departemen Ilmu Politik yang sudah mendukung mahasiswa seperti saya dalam menyelesaikan penelitian ini.
(6)
Saya juga mengucapkan terima kasih yang sangat besar kepada Bapak Drs.Anthonius.P. Sitepu, M.Si sebagai Dosen Pembimbimg yang selalu bersedia memberikan waktu, arahan serta nasihat yang banyak sekali membantu saya. Saat saya belum mengerjakan skripsi ini dan bertemu bapak secara langsung sebagai dosen pembimbing saya pikir bapak orang yang menakutkan, saya selalu merinding bertemu bapak tetapi begitu mengenal bapak sebagai dosen pembimbing saya lebih suka kepribadian bapak dari pada ayah kandung saya sendiri. Saya juga berteima kasih sebanyak-banyak kepada Bapak Drs. Tony Situmorang, M.Si penasehat akademik saya yang selalu mudah untuk saya mintai tanda tangannya, Kamsahamida Songsangnim.
Saya juga berterima kasih kepada orang tua saya ibu saya Asmaida Debataraja, mama aku pasti membuat hidup mama lebih baik. Untuk ayah saya Leonard Tobing terima kasih desakannya yang selalu buat saya panik. Untuk ketiga putra-putri saya (anjing peliharaan) kesayangan saya Alm.Kiyomi (tidak tergantikan), Yepota dan Areum yang selalu membuat saya gemas dan senang melihatnya. Kepada ketiga adik saya Ryan Tobing, Tryhana Tobing, Rahel Tobing semangat terus jalan kita masih panjang meskipun orang tua hidupnya susah bukan berarti hidup kita juga harus kesusahan. Opung Amas Tobing dan Opung Repindo kalau saya sudah punya hidup yang lebih baik, saya yang akan merawat opung berdua. Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan. Oleh sebab itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.
(7)
Peneliti juga berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan studi ilmu politik Universitas Sumatera Utara.
Medan, 14 Maret 2014
Penulis
(8)
Departemen Ilmu Politik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Nama : Cindy Paramitha Tobing Nim : 100906053
Judul : Hubungan Luar Negeri Indonesia-Arab Saudi Dalam Konteks Tenaga Kerja Indonesia
Rincian :
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh begitu banyaknya kasus kekerasan yang terjadi kepada Tenaga Kerja Indonesia di Arab Saudi. Kebanyakan orang hanya menghujat para majikan Tenaga Kerja Indonesia yang melakukan penyiksaan tersebut tanpa mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi. Oleh karena kasus-kasus tersebut hubungan luar negeri yang telah terjalin selama puluhan tahun antara Indonesia dan Arab Saudi menjadi sedikit merenggang. Faktor utama yang menimbulkan konflik antar majikan dan pekerja salah satunya ialah bahasa, seperti yang kita ketahui Tenaga Kerja Indonesia yang dikirim ke luar negeri kebanyakan berpendidikan rendah dan memiliki keterampilan yang minim. Pemerintah Indonesia pun melakukan moratorium Tenaga Kerja Indonesia ke Arab Saudi per Agustus 2011 untuk melakukan pembenahan terhadap para pekerja yang hendak bekerja ke luar negeri terutama bagi mereka yang akan bekerja di sektor-sektor informal.
Penelitian ini berfokus pada kebijakan Pemerintah Indonesia dalam memperbaiki kualitas Tenaga Kerja Indonesia. Tidak dapat dipungkiri dalam menjalin sebuah hubungan luar negeri yang saling menguntungkan dan tidak berat sebelah, dibutuhkan sumber daya manusia yang mapan dan ahli dibidangnya. Dalam hal inilah negara hadir sebagai arsitek yang merancang bagaimana manusia di negara ini dapat bersaing di zaman globalisasi yang menuntut kita untuk dapat bersaing secara kompeten. Dalam melakukan analisis penelitian ini menggunakan konsep manajemen sumber daya manusia dan teori X dan Y sebagai pijakan teoritis. Sedangkan dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berjenis data sekunder dan primer yang diperoleh melalui lembaga yang berkaitan langsung maupun data yang berasal dari buku, koran, majalah, jurnal maupun penelitan lain yang pernah di lakukan sebelumnya.
Setelah dilakukan analisis, kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam memperbaiki kualitas TKI mulai mengalami perbaikan. Hal itu dapat dilihat dari mulai jarangnya pemberitaan mengenai Tenaga Kerja Indonesia yang mengalami kasus-kasus kekerasan di Arab Saudi serta pengurangan jumlah Tenaga Kerja informal yang diberangkatkan ke Arab Saudi. Dari produk-produk kebijakan yang
(9)
di ambil oleh pemerintah dapat terlihat Indonesia memacu pertumbuhan sumber daya manusia dengan cara pengetatan dalam hal birokrasi tetapi memberi perlindungan yang maksimal sesuai dengan pengetatan persyaratan tersebut. Pemerintah juga memberi akses informasi yang mudah kepada masyarakat melalui lembaga khusus dan independen yang didirikan di setiap daerah di Indonesia. Hal itu untuk memudahkan masyarakat untuk mencari informasi serta masyarakat juga dapat memantau dengan cermat kinerja lembaga pemerintah tersebut.
Kata Kunci :
(10)
ABSTRACT
This research event will by so many cases violance to Indonesian migrant worker in Saudi Arabia. Most people just blashphemous Indonesian migrant worker employer who commit such torture without knowing what actually happened. Due the cases of foreign relations that have been intertwined for decades between Indonesia and Saudi Arabia became slightly stretchable. The main factors that give rise to conflicts between the employer and the worker, one of which is language, as we know Indonesian migrant worker who sent abroad were mostly low educated and has minimal skill. Indonesia Government has comitted to Indonesian migrant worker moratorium in Saudi Arabia in August 2011 to do improvements against the worker who want to work abroad , especially for those who will work in informal sectors.
This research focuses on the Indonesia Government policy in Indonesia to improve the quality of Indonesian migrant worker. Undeniable in establishing a foreign relations of mutual benefit and one sided, it takes an established human resource mnagement concepts nd theories X and Y as theoritical footing. While in this study researchers using qualitaive research methods. Data collectian techniques used in this research is a primary and secondary data obtained through the institution of direct or related data tahat comes from books, newspaper, magazines, journals and other study ever done before.
After analysis, the policy of the government in improving the quality of TKI began experiencing improvement. It can be seen from the lack of news coverage about the Indonesia migrant worker suffered cases of violance in Saudi Arabia as well as a reduction in the number of informal migrant worker to Saudi Arabia. The policy products taken by Indonesia Government can look spurred the growth of human resources by means of the tightening in terms of bureaucracy bu gives maximum protection in accordance with the requirements of the tightening. The government also gives easy access to information to the public through a special and independent institution to be established in every region in Indonesia. It makes it easier for the public to search for information and the public can also monitor closely the performance of the government institution.
(11)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah ... 12
1.2.1 Perumusan Masalah ... 12
1.2.2 Pembatasan Masalah ... 12
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 13
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 13
1.4 Kerangka Teori ... 14
(12)
1.4.2 Teori X dan Y ... 18
1.5 Metode Penelitian ... 22
1.5.1 Jenis Penelitian ... 23
1.5.2 Teknik Pengumpulan Data ... 24
1.5.3 Teknik Analisa Data ... 25
1.6 Sistematika Penulisan ... 25
BAB II SEJARAH KETENAGAKERJAAN INDONESIA DI ARAB SAUDI... 27
2.1 Gambaran Umum Hubungan Luar Negeri Indonesia-Arab Saudi .... 27
2.1.1 Hubungan Di Bidang Ekonomi dan Perdagangan ... 29
2.1.2 Hubungan Dalam Pelayanan dan Perlindungan WNI ... 32
2.1.3 Hubungan Sosial Budaya dan Pendidikan ... 37
2.1.4 Hubungan Budaya dan Pariwisata ... 39
2.2 Gambaran Umum Ketenagakerjaan Di Arab Saudi ... 40
2.3 Sejarah Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri ... 43 2.4 Latar Belakang Pengiriman Tenaga kerja Indonesia Ke Arab Saudi . 47
(13)
BAB III ANALISA KEBIJAKAN INDONESIA DALAM MEMPERBAIKI KUALITAS TENAGA KERJA INDONESIA PADA PEMERINTAHAN
SUSILO BAMBANG YUDHOYONO ... 53
3.1 Kebijakan Indonesia Dalam Memperbaiki Kualitas Tenaga Kerja Indonesia Pada Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono ... 55
3.1.1 Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia ... 56
3.1.2 Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri ... 60
3.2 Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Luar Negeri ... 62
3.2.1 Perkembangan Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Luar Negeri ... 62
3.2.2 Visi dan Misi Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Luar Negeri ... 65
3.2.3 Lingkup Layanan Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Luar Negeri ... 66
3.3 Badan Nasional Sertifikasi Profesi ... 70
3.4 Sertifikasi Kompetensi Nasional ... 72
3.4.1 Pengertian Sertifikat ... 72
3.5 Lembaga Sertifikasi Profesi ... 74
3.6 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia ... 78
(14)
3.7.1 Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Bagi Tenaga Kerja Indonesia
Penatalaksana Rumah Tangga ... 81
3.7.2 Uji Kompetensi Bagi Penata Laksana Rumah Tangga... 82
3.7.3 Pengakuan Sertifikat Kompetensi Bagi Penata Laksana Rumah Tangga ... 82
3.8 Manajemen Sumber Daya Manusia Tenaga Kerja Indonesia... 83
3.8.1 Rancangan Organisasi ... 85
3.8.2 Staffing ... 86
3.8.3 Pengembangan Pegawai dan Organisasi ... 87
3.8.4 Sistem Reward ... 88
3.8.5 Manajemen Kinerja ... 89
3.8.6 Komunikasi dan Relasi Publik ... 90
3.9 Motivasi Dalam Manajemen Sumber Daya manusia ... 91
BAB IV PENUTUP ... 94
4.1 Kesimpulan ... 94
4.2 Kritik dan Saran ... 96
(15)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 : Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Sektor Formal & Informal Kawasan
Arab Saudi Tahun 2001-2006 ... 50 Tabel 2 : Distribusi Jenis Kelamin Tenaga Kerja Indonesia Arab Saudi Tahun 2007 – Juni 2012 ... 51 Tabel 3 : Distribusi Tenaga Kerja Indonesia Sektor Informal dan Formal di Arab
(16)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1.1 Standar Kompetensi ... 79
(17)
ABSTRACT
This research event will by so many cases violance to Indonesian migrant worker in Saudi Arabia. Most people just blashphemous Indonesian migrant worker employer who commit such torture without knowing what actually happened. Due the cases of foreign relations that have been intertwined for decades between Indonesia and Saudi Arabia became slightly stretchable. The main factors that give rise to conflicts between the employer and the worker, one of which is language, as we know Indonesian migrant worker who sent abroad were mostly low educated and has minimal skill. Indonesia Government has comitted to Indonesian migrant worker moratorium in Saudi Arabia in August 2011 to do improvements against the worker who want to work abroad , especially for those who will work in informal sectors.
This research focuses on the Indonesia Government policy in Indonesia to improve the quality of Indonesian migrant worker. Undeniable in establishing a foreign relations of mutual benefit and one sided, it takes an established human resource mnagement concepts nd theories X and Y as theoritical footing. While in this study researchers using qualitaive research methods. Data collectian techniques used in this research is a primary and secondary data obtained through the institution of direct or related data tahat comes from books, newspaper, magazines, journals and other study ever done before.
After analysis, the policy of the government in improving the quality of TKI began experiencing improvement. It can be seen from the lack of news coverage about the Indonesia migrant worker suffered cases of violance in Saudi Arabia as well as a reduction in the number of informal migrant worker to Saudi Arabia. The policy products taken by Indonesia Government can look spurred the growth of human resources by means of the tightening in terms of bureaucracy bu gives maximum protection in accordance with the requirements of the tightening. The government also gives easy access to information to the public through a special and independent institution to be established in every region in Indonesia. It makes it easier for the public to search for information and the public can also monitor closely the performance of the government institution.
(18)
BAB 1
PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah
Mengingat kebutuhan suatu negara dari tahun ketahun semakin meningkat, pembelajaran mengenai ilmu Hubungan Internasional menjadi penting adanya sebagai kunci negara dalam melakukan interaksi dengan negara-negara lain dalam dunia internasional. Hubungan-hubungan itu dapat berupa kerjasama dalam hal ekonomi, politik, dan keamanan. Kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Arab Saudi dalam hal ekonomi salah satunya ialah penempatan tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi. Penempatan tenaga kerja Indonesia ke Arab Saudi tidak dapat dipungkiri menambah devisa negara dan tidak jarang tenaga kerja Indonesia di luar negeri mendapat julukan sebagai “Pahlawan Devisa”.
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau, oleh karena itu Indonesia disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara). Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah sebanyak 237 641 326 jiwa, yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 118 320 256 jiwa (49,79 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 119 321 070 jiwa (50,21 persen). Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) adalah sebesar
(19)
169,0 juta jiwa, terdiri dari 84,3 juta orang laki-laki dan 84,7 juta orang perempuan.
Dari jumlah tersebut, jumlah angkatan kerja, yakni penduduk 15 tahun ke atas yang aktif secara ekonomi yaitu mereka yang bekerja , mencari pekerjaan atau mempersiapkan usaha sebesar 107,7 juta jiwa, yang terdiri dari 68,2 juta orang laki-laki dan 39,5 juta orang perempuan. Dilihat berdasarkan daerah tempat tinggal, jumlah angkatan kerja yang tinggal di perkotaan sebesar 50,7 juta orang dan yang tinggal di pedesaan sebesar 57,0 juta orang. Dari jumlah angkatan kerja tersebut, jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 104,9 juta jiwa dan yang mencari kerja sebesar 2,8 juta jiwa.1
Besarnya angkatan kerja yang terdapat di Indonesia menyebabkan banyak orang khususnya mereka yang tinggal di daerah pedesaan, memilih untuk bekerja ke luar negeri. Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri tersebut lebih banyak mengisi pekerjaan di sektor-sektor informal seperti; pembantu rumah tangga, buruh pabrik ataupun buruh bangunan. Arab saudi menjadi salah satu negara tujuan bagi TKI mencari pekerjaan karena Indonesia dan Arab Saudi yang memiliki populasi penduduk muslim terbesar di dunia. Selain itu, Arab Saudi juga merupakan negara penghasil minyak terbesar di dunia yang menjadikan negara ini sebagai salah satu negara terkaya di kawasan Timur Tengah menjadikan negara ini sebagai negara tujuan bagi para TKI. TKI tersebut pun lebih di dominasi oleh
1
(20)
kaum perempuan yang bekerja di bidang informal sebagai pembantu rumah tangga (PRT).
Dalam hal ini seorang pekerja yang bekerja di bidang informal maksudnya adalah seseorang yang bekerja di sebuah tempat dimana di dalam pekerjaan tersebut tidak terdapat perlindungan negara atau dapat dikatakan jenis pekerjaan tersebut tidak di kenakan pajak dan tidak berpenghasilan tetap. Meskipun banyak TKI yang bekerja di sektor informal tetapi ada banyak juga warga negara Indonesia yang bekerja dalam bidang formal di luar negeri. Seseorang yang bekerja di bidang formal adalah seseorang yang bekerja dalam kegiatan atau usaha yang bentuknya terorganisasi, cara kerjanya teratur dan pembiayaannya dari sumber resmi, menggunakan buruh dengan tingkat upah tertentu.2
1. Ruyati yang berasal dari Kota Bekasi Jawa Barat menjadi TKW legal sejak tahun 2008, di jatuhi hukuman mati pada 17 Juni 2011 karena dituduh membunuh majikan perempuannya pada tahun 2009 di Mekkah, Arab Saudi. Pemerintah Arab Saudi pun tidak memberi Para TKI yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di luar negeri tidak jarang mendapat perlakuan kasar dari majikan tempat mereka bekerja, beberapa catatan kasus perlakuan kasar yang menimpa TKI antara lain:
2
Mishra C.Satish,Keterbatasan Pembuatan Kebijakan Ekonomi Informal di Indonesia (Pelajaran Dekade Ini), Laporan untuk ILO Maret 2010, hal 15
(21)
pemberitahuan kepada pemerintah Indonesia saat pemerintah Arab Saudi melakukan eksekusi.
2. Sumiati TKI yang berasal dari Nusa Tenggara Barat, merupakan TKI legal yang baru menjadi TKI di Arab Saudi melalui jalur resmi selama empat bulan mengalami penyiksaan oleh majikannya pada 18 November 2010. Hukuman terhadap majikan dilakukan sepuluh hari setelah kasus dan terungkap ke publik, meskipun pada akhirnya sang majikan yang merupakan tersangka dibebaskan dengan alasan bukti yang tidak kuat.
3. Darsem, TKI legal dari Subang, dituduh membunuh majikan pada tahun 2007 dan dijatuhi hukuman mati oleh pemerintah Arab Saudi. Pada tahun 2011, Darsem mendapat keputusan pemaafan dengan syarat harus membayar kompensasi senilai dua juta riyal atau sekitar Rp 4,7 miliar.3
Terjadinya banyak kasus penganiayaan dan penyiksaan TKI yang berada di luar negeri disebabkan oleh banyak faktor. Tidak dapat dipungkiri faktor-faktor tersebut tak jarang bermula dari ketidakprofesionalan pihak-pihak yang menangani penyaluran tenaga kerja Indonesia ke luar negeri dimana kita ketahui bahwa selama ini penyaluran TKI dilakukan oleh agen-agen atau calo pengiriman TKI ke luar negeri.
3
Negara dan Tenaga Kerja Wanita di Arab Saudi (Studi Kasus Hukuman Pancung beberapa TKW Indonesia di Arab Saudi Dalam Upaya Perlindungan Hukum) oleh Febriyanto Syam
(22)
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi peristiwa tersebut terjadi salah satunya ialah kemampuan berbahasa. Kemampuan berbahasa adalah salah faktor yang paling penting untuk menjadi seorang tenaga kerja di luar negeri. Para tenaga kerja yang dikirim umumnya memiliki pemahamam berbahasa yang minim, oleh karana itu ini menjadi penghambat dalam berkomunikasi dengan majikannya. Oleh sebab itu hal terpenting yang harus dipenuhi oleh seorang tenaga kerja adalah persoalan bahasa sebagai alat komunikasi.
Selain kemampuan berbahasa, kemampuan membaca dan memahami budaya suatu daerah atau negara yang bersangkutan merupakan modal penting untuk seseorang dapat hidup di daerah yang bersangkutan. Kesalahan dalam memahami kebudayaan bukan hanya menghambat komunikasi,namun lebih parah dapat mengancam keselamatan dirinya. Penyiksaan TKI di luar negeri salah satu disebabkan oleh ketidaktahuan para tenaga kerja terhadap budaya adat istiadat suatu daerah atau negara. Pemahaman perlu ditanamkan pada para pekerja yang akan diberangkatkan selain bahasa. Dengan menguasai kedua hal tersebut akan dapat memudahkan seseorang berkomunikasi dan berintraksi dengan masyarakat setempat sehingga mempermudah beradaptasi di daerah tersebut.
Selain kemampuan berbahasa dan membaca situasi daya intelektual dan wawasan yang dimiliki oleh seseorang juga menjadi faktor yang sangat penting untuk dimiliki karena hal ini dapat memberikan penilaian bagaimana orang lain akan bersikap terhadap kita. Tenaga kerja Indonesia di luar negeri yang kerap mendapatkan penyiksaan dan penganiayaan fisik, mayoritas berasal dari tenaga
(23)
kerja yang non terdidik dan biasanya dari kalangan pekerja rumah tangga yang kebanyakan kaum wanita. Pespektif negara-negara maju memandang Indonesia adalah sebuah negara besar yang masih miskin dan dilanda persoalan dalam negeri yang tak kunjung putus.
Dari beberapa kasus penganiayaan TKI itu tersebut dapat kita lihat kualitas TKI kita memiliki kualitas yang rendah,ini menunjukan kesejahteraan di negara kita tercinta ini masih rendah yang menyebabkan warga negaranya harus pergi jauh-jauh ke negara orang lain untuk mencari nafkah. Selain itu karena pendidikan para TKI masih sangat rendah sehingga kemampuan intelektualnya sangat kurang, ini dapat mengakibatkan TKI kita hanya dijadikan sebagai pembantu rumah tangga yang dapat di gaji semaunya dan tidak pernah di anggap sebagai pekerja yang profesional. Dari sisi lain kemudian kita bisa melihat bahwa adanya tumpang tindih dalam penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri yang berasal dari internal Pemerintah Negara Republik Indonesia dimana masih ada ketidak jelasan struktur dalam pengelolaan yakni adanya dualisme yang kemudian terjadi dalam tubuh sistem, sehingga saling tarik menarik kepentingan ini yang menimbulkan banyak terjadi kekeliruan.
Dari kasus-kasus yang kemudian terjadi ini sedikit banyaknya berdampak pada psikologis masyarakat Indonesia sendiri, mengingat bahwa sebelumnya banyak yang menyatakan bahwa para TKI kita merupakan salah satu sumber devisa yang hingga kini menunjang perekonomian yang kemudian digunakan untuk pembangunan bangsa ini. Hubungan luar negeri antara
(24)
pemerintah Indonesia dan Arab Saudi pun menjadi renggang akibat terjadinya kasus-kasus perlakuan kasar yang diterima oleh para tenaga kerja Indonesia Di Arab Saudi.
Pemerintah Arab Saudi melalui Komite Rekrutmen nasional pada Dewan Kamar Dagang dan Industri Arab Saudi memutuskan untuk menghentikan rekrutmen TKI ke Arab Saudi karena pemerintah Indonesia dianggap telah gagal memenuhi syarat pengiriman TKI ke Arab Saudi dan meminta Indonesia untuk menarik seluruh TKI dari Arab Saudi. Keputusan tersebut muncul setelah penilaian buruk terhadap pemerintahan Arab Saudi berdasarkan pemberitaan media massa di Indonesia yang mempermasalahkan berbagai pelanggaran dan penyiksaan yang dialami TKI informal asal indonesia oleh para majikannya di Arab Saudi.
Langkah yang diambil pemerintah Indonesia melalui rapat dan pertimbangan dalam menyikapi putusan pemerintah Arab Saudi adalah dengan memperketat proses rekrutmen TKI agar memenuhi standar perekrutan TKI dan tidak menyetujui permintaan Arab Saudi untuk menarik seluruh TKI yang sedang bekerja disana. Pemerintah Indonesia juga memberlakukan moratorium yang berisi pemberhentian TKI sektor informal ke Arab Saudi pada Agustus 2011.Dalam rapat kabinet terbatas terkait penanganan kasus TKI yang dipimpin oleh Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, presiden menyatakan bahwa identifikasi
(25)
permasalahan TKI di Arab Saudi oleh pemerintah Indonesia terlambat. Identifikasi kasus yang terlambat juga akan menyebabkan keterlambatan pemerintah Indonesia dalam merespon, melakukan tindakan dengan merumuskan kebijakan untuk menangani penempatan perlindungan serta pembenahan sumber daya manusia bagi TKI yang akan berangkat ke luar negeri khususnya di Arab Saudi.4
Aspek perlindungan terhadap penempatan tenaga kerja di luar negeri sangat terkait pada sistem pengelolaan dan pengaturan yang dilakukan berbagai pihak yang terlibat pada pengiriman tenaga kerja Indonesia keluar negeri. Untuk langkah penempatan tenaga kerja di luar negeri, Indonesia telah menetapkan mekanisme melalui tiga fase tanggung jawab penempatan yakni fase pra penempatan, selama penempatan dan purna penempatan. Pengaturan tentang penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri adalah Undang-undang No. 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri. Pada konsideran menimbang huruf c, d dan e, disebutkan bahwa tenaga kerja Indonesia di luar negeri sering dijadikan obyek perdagangan manusia, termasuk perbudakan dan kerja paksa, korban kekerasan, kesewenang wenangan, kejahatan atas harkat dan martabat manusia serta perlakuan lain yang melanggar hak asasi manusia.
5
4
Rakasima, Mahmud Fadli, Dkk . 5 Tahun BNP2TKI “Mengabdi Dengan Cinta”. BNP2TKI 2011., hal 260-264
5
Darwan Prints, “Hukum Ketenagakerjaan Indonesia”,Bandung : PT. Citra Aditya Bakti,2000, hal 55.
(26)
Perlindungan bagi TKI yang bekerja di luar negeri diawali dan terintegrasi dalam setiap proses penempatan TKI, sejak proses rekrutmen, selama bekerja dan hingga pulang ke tanah air. Sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 77 UU Nomor 39 Tahun 2004 bahwa setiap calon TKI mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Perlindungan tersebut seperti tertuang dalam ayat (1) dilaksanakan mulai dari pra penempatan, masa penempatan, sampai dengan masa setelah penempatan.6
Pada fase pra penempatan tenaga kerja di Arab Saudi, sering dimanfaatkan calo tenaga kerja untuk maksud menguntungkan diri calo sendiri, yang sering
Indonesia sebagai negara pengirim tenaga kerja sering tidak berdaya menyelesaikan permasalahan perlindungan TKI, kasus-kasus kekerasan terhadap TKI hanya sekedar tampil di media kemudian menghilang seiring pemberitaannya berlalu. Padahal secara yuridis, pemerintah Indonesia dapat memanfaatkan konvensi ILO (International Labour Organitation) agar bisa melahirkan sistem hukum mengikat yang juga melindungi migrant worker, termasuk TKI. Selama ini kita mengetahui bahwa tidak jarang TKI dijadikan objek trafficking in person,
termasuk perbudakan korban kekerasan dan segala perlakuan yang melanggar HAM. Sesuai amanat konstitusional (UUD 1945 dan UU No. 39 tahun 2004) Pemerintah wajib melindungi HAM para TKI. TKI formal maupun ilegal, harus dilindungi berdasarkan prinsip persamaan hak, keadilan sosial dan kesetaraan gender.
(27)
mengakibatkan calon tenaga kerja yang akan bekerja di luar negeri menjadi korban dengan janji berbagai kemudahan untuk dapat bekerja diluar negeri, termasuk yang melanggar prosedur serta ketentuan pemerintah, akhirnya sering memunculkan kasus tenaga kerja Indonesia ilegal. Pada fase selama penempatan sangat sering persoalan tenaga kerja Indonesia yang berada di luar negeri, mengakibatkan permasalahan yang cukup memprihatinkan berbagai pihak. Hal ini menunjukan bahwa apabila penyelesaian tenaga kerja diserahkan pada posisi tawar-menawar (bargaining position) maka pihak tenaga kerja akan berada pada posisi yang lemah.
Salah satu contoh kasus dimana lemahnya posisi TKI ialah kasus kematian yang tidak wajar sampai pada kasus penganiayaan, berbagai pelecehan tenaga kerja sampai mengakibatkan adanya rencana pihak Indonesia untuk menghentikan pengiriman tenaga kerja keluar Arab Saudi oleh karena dirasakan bahwa pengiriman tenaga kerja keluar negeri akan menemui berbagai macam kendala. Pada permasalahan purna penempatan dalam mekanisme pemulangan sering terjadi bahwa di sana-sini tenaga kerja yang baru pulang dari luar negeri berhadapan dengan berbagai masalah keamanan dan kenyamanan di perjalanan sampai tujuan, yang sering di tandai dengan terjadinya pemerasan terhadap hasil jerih payah yang di peroleh para TKI dari Arab Saudi.7
Berdasarkan fakta bahwa TKI merupakan aset nasional yang mendatangkan devisa negara, maka upaya pemerintah untuk melindungi TKI
7
Manullang Sendjun,Sistem Penempatan tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri, Vol. 37. Majalah Tenaga Kerja,2010
(28)
harus semakin meningkat. Upaya perlindungan tidak hanya melalui proses penempatan dan perlindungan yang baik tetapi juga harus diimbangi dengan pengembangan sumber daya manusia yang baik. Dalam hal inilah perhatian pemerintah melalui kebijakan-kebijakan yang di perbuat sangat diperlukan karena penempatan dan perlindungan diperbaiki tanpa peningkatan kualitas pekerja Indonesia akan menjadi hal yang sia- sia. Perlindungan yang paling tepat ialah melalui diri seorang TKI tersebut melalui pelatihan-pelatihan dan pembekalan yang tepat sebelum diberangkatkan ke luar negeri. Rendahnya kualitas Tenaga Kerja Indonesia paling dominan menjadi latar belakang terjadinya kasus selain aspek informasi, regulasi kebijakan pemerintah, profesionalisme, kelembagaan, dan penegakan hukum.
Pemerintaha Indonesia sesungguhnya telah melakukan Upaya sertifikasi kompetensi Tenaga Kerja Indonesia dan telah dimulai pada Tahun 2000. Namun hanya dilakukan oleh institusi tertentu untuk kepentingan tertentu, sehingga yang terjadi tenaga kerja yang telah disertifikasi kompetensinya tidak memiliki standart yang tepat atau sertifikasinya tidak mendapatkan pengakuan dari pihak pengguna. Dengan demikian dalam rangka menghadapi iklim ekonomi di era globalisasi harus dapat pemerintah seharusnya menciptakan Competitive Advantage atau keunggulan daya saing melalui peningkatan kualitas dan produktivitas produk jasa yang upayanya adalah dengan sistem standarisasi dan sertifikasi bagi tenaga kerja Indonesia sebagai upaya perlindungan TKI baik yang bekerja di bidang informal maupun formal.
(29)
Penelitian ini fokus pada usaha pemerintah untuk memperbaiki kualitas TKI yang akan dikirimkan keluar negeri. Dengan menggunakan konsep Manajemen Sumber Daya Manusia, sumber daya manusia merupakan kunci utama dalam terciptanya hubungan luar negeri yang menguntungkan. Banyak hal yang menjadi penyebab keterlambatan pemerintah dalam menangani masalah penempatan dan perlindungan TKI di Arab Saudi salah satunya karena ketidaksiapan pemerintah dalam menyiapkan tenaga kerja yang profesional. Penyebab lainnya juga, karena belum adanya hubungan bilateral khusus antara Indonesia dengan Arab Saudi melalui Memorandum of Understanding (MoU) yang berisi tentang perlindungan TKI di Arab Saudi.
1.2 Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah 1.2.1 Perumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di dalam latar belakang maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, “Bagaimana Sikap yang Diambil Oleh Pemerintah Indonesia Dalam Memperbaiki Kualitas Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Yang Akan Dikirim Ke Luar Negeri Pada Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono ? ”.
1.2.2 Pembatasan Masalah
Begitu banyaknya persoalan yang terjadi mengenai TKI, agar penelitian terfokus pada permasalahan akan lebih baik jika dalam penelitan ini terdapat
(30)
pembatasan permasalahan. Adapun masalah yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah:
1. Sejarah Ketenagakerjaan Indonesia di Arab Saudi
2. Kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam memperbaiki kualitas tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri di masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui sejarah ketenagakerjaan Indonesia di Arab Saudi 2. Kebijkan mengetahui upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam
memperbaiki kualitas TKI. 1.3.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan yang bermanfaat kepada semua pihak yang secara umum, yaitu:
1. Bagi penulis, penelitian dapat mengasah kemampuan berpikir dalam membuat suatu karya tulis ilmiah
2. Penelitan ini diharapkan dapat menjadi pelengkap dari penelitian-penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan oleh peneliti lain.
3. Bagi pemerintah Indonesia khususnya kementrian yang terkait dengan persoalan TKI yaitu Kementrian Ketenagakerjaan dan Imigrasi dan
(31)
Kementrian Luar Negeri agar lebih fokus dalam memperbaiki kualitas TKI.
1.4 Kerangka Teori
1.4.1 Manajemen Sumber Daya Manusia
Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) menurut kata yang membentuknya, maka ada dua konsep yang perlu diperhatikan yakni, konsep management dan konsep Sumber Daya Manusia. Asal kata
management dari kata latin yaitu manus yang berarti tangan, kemudian menjadi kata managgiare yang artinya menangani. G.R Terry mendefenisikan manajemen sebagai berikut;
“Management is the accomplishing of predetermined,objective through the effort of other people”. Manajemen adalah melakukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui/bersama orang lain.
Jika melihat defenisi yang diberikan oleh G.R Terry di atas, maka konsep kunci memahami manajemen adalah bekerja melalui orang lain.
Pengertian bekerja melalui orang lain bukan berarti satu pihak bersikap pasif dan yang lainnya bersikap aktif tetapi dalam arti funsional: pekerjaan itu baru bisa berlangsung apabila ada kerja sama untuk mengerahkan dan mengelola berbagai sumber daya yang ada dalam organisasi dalam rangka mendukung tercapainya tujuan yang diinginkan.
(32)
Sumber daya organisasi yang dimaksud pada garis besarnya dapat dikategorikan kedalam dua kelompok yaitu: Sumber Daya Manusia (human resources), dan Sumber Daya Non Manusia (non human resources). Kedua sumber daya tersebut sama pentingnya sesuai dengan fungsinya masing-masing. Akan tetapi manusia adalah sumber daya yang paling dominan karena ialah sumber daya yang memiliki akal, perasaan, keinginan, kebutuhan, pengetahuan, dan keterampilan, motivasi, karya, dan sebagainya. Maksudnya ialah meskipun sebuah organisasi/negara memiliki modal kuat dan teknologi yang canggih, tetapi ketika sumber daya manusia tidak ditempatkan pada posisi yang tepat hal tersebut akan menjadi sia-sia.8
Setelah pemaparan mengenai manajemen diatas maka untuk memahami manajemen sumber daya manusia yang tidak terlepas dari konsep manajemen. Manajemen sumber daya manusia adalah proses merencanakan, mengorganisir, atau mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengendalikan pengadaan, pengembangan, kompensasi, penyatuan, perawatan/pemeliharaan, dan pemisahan sumber daya manusia kepada tujuan-tujuan akhir individu organisasi masyarakat yang telah dicapai.9
Adapun ruang lingkup yang menjadi bahasan dalam MSDM menurut Bernadin&Russel meliputi : rancangan organisasi, manajemen kinerja,
8
Surhayanto Hadriyanus dan Hadna Agus, Manajemen Sumber Daya Manusia,Yogyakarta:Media Wacana,2005 hal 11-13.
9
Gaol L Jimmy, A to Z Human Capital (Manajemen Sumber Daya Manusia, Konsep, Teori dan Pengembangan Dalam Konteks Organisasi Publik dan Bisnis),Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia,2014 hal 59.
(33)
staffing, pengembangan pegawai dan organisasi, sistem reward, tunjangan-tunjangan dan pematuhan, komunikasi dan relasi publik.10
RANCANGAN ORGANISASI
Untuk dapat memahami lebih jelas mengenai ruang lingkup Manjaemen Sumber Daya Manusia berikut tabel pembelajarannya :
MANAJEMEN KINERJA • Perencanaan sumberdaya manusia
• Analisis pegawai • Rancangan pegawai
• Tim kerja (sistem sosio teknik) • Sistem informasi
• Penilaian
manajemen/MBO • Program peningkatan
produktivitas • Penilaian kerja
STAFFING PENGEMBANGAN
PEGAWAI DAN ORGANISASI
• Rekrut/interview/mempekerjakan • Affirmative action
• Promosi/pemindahan/separasi • Pelayanan-pelayanan outplacement • Pengangkatan/orientasi
• Metode-metode seleksi pegawai
• Pengembangan pengawasan manajemen • Perencanaan/pengemb angan karier • Program-program pembinaan/asistensi 10
Ambar dan Rosidah,Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep,Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik,Yogyakarta:Graha Ilmu,2000 hal 26-27.
(34)
• Pelatihan
keterampilan non manajemen
• Program-program persiapan pensiun • Penelitian-penelitian
terhadap sikap SISTEM REWARD,
TUNJANGAN-TUNJANGAN DAN PEMATUHAN
KOMUNIKASI DAN RELASI PUBLIK
• Program-program keamanan • Pelayanan kesehatan/medis • Prosedur-prosedur
pengaduan/disiplin
• Administrasi tunjangan asuransi
• Rencana-rencana pembagian laba/pensiun
• Hubungan-hubungan kerja
• Sistem
informasi/laporan/cata tan SDM
• Komunikasi/publikasi Pegawai
• Sistem penyaranan • Penelitian SDM
Sumber : Bernardin dan Russel, 1993 dikutip dari buku Ambar dan Rosidah,Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep,Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik,Yogyakarta:Graha Ilmu,2000 hal 27.
(35)
Secara singkat dapat di katakan bahwa managemen sumber daya manusia sangat erat kaitannya dengan motto “The right people on the right place”
untuk menerapkan motto tersebut pertama harus diketahui adalah unsur “PLACE-nya” sebab suatu organisasi adalah wadah tempat manusia (people) bekerja. Tempat kerja ini seringkali secara lebih spesifik di sebut sebagai jabatan, seringkali timbul kesalah pahaman tentang pengertian jabatan ini, jabatan kadang-kadang diartikan sebagai posisi atau pekerjaan, tanpa adanya penjelasan yang lebih jauh. Untuk memperoleh keseragaman mengenai istilah jabatan ini, Departemen Tenaga Kerja memberikan penjelasan mengenai arti dari beberapa istilah yang berkaitan dengan jabatan, sebagai berikut :
a. Unsur ialah komponen yang paling kecil dari pekerjaan. Misalnya memutar, menggosok, menarik, menekan, dan sebagainya.
b. Tugas ialah sekumpulan dari beberapa unsur pekerjaan. Tugas merupakan kegiatan fisik atau mental yang membentuk langkah-langkah wajar yang diperlukan dalam pelaksanaan kerja.
c. Posisi ialah sekumpulan tugas yang diberikan kepada sseorang pegawai atau pekerja yakni seluruh kewajiban dan tanggung jawab yang dibebankan kepada seorang pegawai atau pekerja. Jumlah kedudukan dalan suatu organisasi atau instansi dalah jumlah pegawai atau pekerjaannya.
d. Pekerja ialah sekumpulan posisi yang dimiliki persamaan kewajiban atau tugas-tugas pokoknya. Dalam kegiatan analisis jabatan, suatu pekerjaan
(36)
dapat diduduki oleh satu orang, atau beberapa orang yang tersebar di berbagai tempat.
e. Jabatan (job) ialah sekumpulan pekerjaan yang berisi tugas-tugas yang sama kecakapan, pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang juga sama meskipun tersebar di berbagai tempat.11
Melihat dari uraian diatas bahwa spesifikasi pekerjaan maupun tugas menjadi dasar yang penting dalam manajemen sumber daya manusia. Spesifikasi pekerjaan diadakan untuk memudahkan penugasan, pengawasan maupun pelatihan yang akan diberikan kepada pekerja dalam hal ini peneliti meneliti tentang TKI. Spesifikasi pekerjaan yang tersedia untuk para TKI akan memudahkan pemerintah maupun pihak swasta pengirim jasa tenaga kerja maupun calon TKI sendiri untuk dapat mempersiapkan tenaga-tenaga pekerja yang handal dan ahli di bidangnya masing-masing. Dengan demikian pekerja Indonesia yang bekerja di luar negeri dapat lebih dihargai dan mengangkat martabat bangsa Indonesia sendiri.
1.4.2 Teori X dan Y
Teori X dan teori Y ini diungkapkan oleh Prof.Dr.Douglas McGregor, guru besar pada Alfred P.Sloan School of Industrial Administration, Massachussets Institute of Technology. Teori X dan Teori Y ini dibahas dalam buku yang berjudul “The Human side of Enterprise” yang menggambarkan cara-cara organisasi perusahaan AS beroperasi. Model teori
11
(37)
McGregor tersebut bertitik pangkal pada asumsi atau anggapan yang membedakan sifat hakiki manusia menjadi dua kelompok besar yakni kelompok X dan kelompok Y.12
1. Malas untuk melakukan pekerjaan dan selalu menghindarkan diri, sehingga mereka harus dipaksa untuk melakukan suatu pekerjaan.
Mc Gregor mengungkapkan teori X dan Y yang berkaitan dengan motivasi.
Teori X mengatakan bahwa pada dasarnya manusia itu:
2. Cenderung tidak menyukai pekerjaan, sehingga diperlukan sedikit ancaman atau paksaan agar mereka mau melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Bentuk motivasi yang harus dilakukan adalah pemaksaan atau pengendalian yang ketat.
3. Lebih suka diarahkan, dituntun, dan dibimbing dalam melakukan pekerjaan.13
Pemimpin yang ingin menggunakan teori x dalam pengembangan sumber daya manusia yang di pimpinnya harus membuat aturan yang tegas, arahan dan ultimatum yang tepat dengan pemberian imbalan dan hukuman bagi para karyawan yang tidak mematuhi dan menjalankan tugas dengan benar. Sebaliknya jika karyawan dapat menjalankan tugas sesuai dengan
12
Prawirosentono Suyadi,Model Is,e (Model Pendekatan Atas Sumber Daya Manusia Indonesia,
Jakarta: PT. Bumi Aksara,1994 hal 11
13
(38)
target, dia akan menerima imblan/hadiah yang sesuai dengan prestasi kerja yang dicapainya.14
1. Tidak sungguh-sungguh menolak pekerjaan. Mereka akan bekerja dengan baik asalkan diberi motivasi yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
Berlawanan dengan teori X, teori Y yang diungkapkan juga oleh McGregor mengatakan bahwa pada dasarnya manusia itu;
2. Mampu melatih dirinya dan meningkatkan kemampuannya asalkan diberikan banyak kesempatan. Mereka mampu mengendalikan diri sendiri dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan.
3. Kemalasan dan penolakan akan tanggung jawab bukan merupakan sifat dasar dan pembawaan manusia. Hal tersebutlebih banyak disebabkan oleh situasi sesaat saja.
4. Mempunyai kemampuan tinggi berkreasi dan mampu menghasilkan pekerjaan besar. Namun yang mampu digali hanya sebagian kecil dari potensi dirinya.
Teori Y memandang bahwa manusia memiliki potensi yang positif berlawanan dengan teori X. Teori ini dilatarbelakangi oleh sikap hidup manusia AS, antara lain bahwa orang Amerika Serikat mempunyai sikap bangga dan terbuka tentang hampir semua keputusan dalam hidup pribadi
14
(39)
masing-masing individu yang diambil berdasarkan prinsip kepentingan pribadi. Namun berkat pencerahan (enlightment) diri membuat mereka saling membantu, dan siap mengorbankan waktu maupun harta miliknya demi kesejahteraan negara.
Menurut teori Y ini untuk memotivasi pegawai hendaknya dilakukan dengan cara peningkatan partisipasi pegawai, kerja sama dan keterkaitan pada keputusan. Tegasnya dedikasi dan partisipasi akan lebih menjamin tercapainya sasaran. Mc. Gregor memandang suatu organisasi efektif sebagai organisasi bila menggantikan pengawasan dan pengarahan dengan integrasi dan kerja sama serta pegawai ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Jenis motivasi yang diterapkan adalah motivasi positif, sedang tipe kepemimpinannya adalah kepemimpinan partisipasif.
Sikap hidup tersebut berkaitan erat dengan masa lalu bangsa Amerika Serikat semasa dijajah oleh Inggris. Secara ekonomi bangsa Amerika Serikat ditekan oleh kerajaan Inggris. Mereka tidak oleh memproduksi sendiri produk manufaktur sendiri mereka harus membelinya dari Inggris saja dan perdagangan hanya boleh dilakukan dengan Inggris dan tidak dengan negara lain. Saat itu penjajah Inggris menyerap hampir seluruh sumber daya Amerika Serikat. Setelah Amerika Serikat merdeka ekonominya diubah dari merkantilisme menjadi ekonomi nasional yang liberal, dimana ekonomi nasional di kerahkan untuk kesejahteraan rakyat.15
15
(40)
Keterkaitan teori ini dengan penelitian yang saya lakukan mengenai perbaikan tenaga kerja Indonesia ialah motivasi seperti apa maupun rancangan seperti apa yang di lakukan pemerintah dalam memperbaiki kualitas tenaga kerjanya untuk dapat bersaing di tingkat Internasional yang pada akhirnya tidak hanya menguntungkan si calon tenaga kerja secara finansial tetapi membawa nama baik Indonesia sebagai bangsa dengan sumber daya manusia yang profesional.
Motivasi yang dimaksud disini adalah dapat berupa fasilitas bagi warga negara Indonesia yang ingin bekerja keluar negeri seperti pelatihan maupun informasi-informasi yang tepat mengenai jenis pekerjaan yang sedang membutuhkan tenaga kerja dan jenis pekerja dengan keahlian tertentu seperti apa yang dibutuhkan agar pekerja di dalam negeri dapat mempersiapkan diri dengan keahlian-keahlian yang dibutuhkan. Motivasi juga dapat berupa kemudahan dalam mengurus administrasi bagi sang calon tenaga kerja agar merasa aman dan nyaman saat bekerja di negara sang calon tenaga kerja kehendaki.
1.5 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif biasanya di pakai untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statatistik, untuk menunjukan antarvariabel, dan ada pula yang bersifat mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman atau
(41)
mendeskripsikan banyak hal.16 Penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.17 Penelitian kualitatif menggunakan observasi terstruktur, tidak terstruktur, dan interaksi komunikatif terutama indepth interview.18
Sebagaimana tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan penjelasan secara mendalam atas masalah penelitian, maka metode yang digunakan adalah pedekatan kualitatif. Hal ini disebabkan metode kualitatif memberi kesempatan ekspresi dan penjelasan lebih besar. Penelitian kualitatif cenderung fokus pada usaha untuk mengeksplorasi sedetail mungkin sejumlah contoh atau peristiwa yang dipandang menarik dan mencerahkan, dengan tujuan untuk mendapatkan Penelitian kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini untuk melihat apakah konsep Manajemen Sumber Daya Manusia dalam teori X dan Y yang digunakan oleh Mc Gregor dalam pembangunan sumber daya manusia juga berlaku dalam kebijakan pemerintah dalam membangun sumber daya manusia yang berdaya saing di dunia Internasional.
1.5.1 Jenis Penelitian
16
Bungin Burhan,Analisis Data Kualitatif,Pemahaman Filosofis dan Meteodologi Kearah Penguasaan Modal Aplikasi,Jakarta:PT.Raja Grafindo,2003.
17
Anselm Strauss,Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif,Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2003 hal 4
18
Umar Husein,Desain Penelitaiab MSDM dan Perilaku Karyawan(Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah,Jakarta:PT.Raja Grafindo,2008.
(42)
pemahaman yang mendalam, bukan luas.19 Penelitan kualitaif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.20
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan data sekunder yang merupakan data primer, dimana data yang di peroleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang dibutuhkan.
Penelitian ini akan menjelaskan secara eksploratif mengenai kebijakan-kebijakan yang dilakukan Pemerintah Indonesia dalam memperbaiki kualitas tenaga kerjanya melalui motivasi-motivasi atau kemudahan-kemudahan yang di tawarkan oleh pemerintah kepada calon tenaga kerja agar sang calon tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dan nyaman di negara tempat tenaga kerja tersebut bekerja. Hal ini dilakukan agar kejadian-kejadian yang tidak diinginkan seperti sebelumnya tidak terulang kembali.
1.5.2 Teknik Pengumpulan Data
21
Dalam kaitannya dengan penelitian ini , data sekunder nantinya akan diperoleh dari literatur buku, jurnal, atau internet maupun penelitian-penelitian lain yang pernah dilakukan sebelumnya.
19
Lisa Harrison,Metodologi Penelitian Politik,Jakarta: Kencana,2009 hal 86
20
(43)
1.5.3 Teknik Analisa Data
Dalam sebuah penelitian diperlukan analisa data untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam penelitian teknik analisa yang digunakan ialah teknik analisa kualitatif, dimana penelitian yang menggunakan teknik analisa ini menganalisa sebuah masalah sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai suatu fenomena yang sedang diteliti oleh peneliti. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat jenis motivasi seperti apa yang di keluarkan oleh pemerintah melalui kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tentang pembangunan sumber daya manusia Indonesia dalam upanyanya terhadap peningkatan kualitas TKI demi perbaikan kesejahteraan bangsa.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mendapat suatu gambaran, penjelasan yang jelas dan lebih terperinci serta untuk mempermudah isi, maka penelitian ini dibagi kedalam 4(empat) bab, yakni:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini menguraikan dan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teoritis, metode penelitian, kerangka teoritis, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
(44)
BAB II : SEJARAH KETENAGAKERJAAN INDONESIA DI ARAB SAUDI
Bab ini akan menceritakan hubungan luar negeri Indonesia- Arab Saudi, gambaran umum ketenagakerjaan Indonesia, sejarah tenaga kerja Indonesia di luar negeri,latar belakang keberadaan TKI di Arab Saudi serta ketenagakerjan di Arab Saudi.
BAB III : ANALISA KEBIJAKAN INDONESIA KUALITAS TENAGA KERJA INDONESIA PADA PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Bab ini akan membahas mengenai kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk memperbaiki kualitas TKI pada masa pemerintahan Preside Susilo Bambang Yudhoyono yang akan diberangkatkan ke luar negeri termasuk ke Arab Saudi. BAB IV : PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data pada bab-bab sebelumya serta berisi implikasi teoritis peneliti setelah melakukan penelitian.
(45)
BAB II
SEJARAH KETENAGAKERJAAN INDONESIA DI ARAB SAUDI 2.1. GAMBARAN UMUM HUBUNGAN LUAR NEGERI INDONESIA- ARAB SAUDI
Indonesia memiliki hubungan luar negeri yang cukup lama dengan Kerajaan Arab Saudi. Kerajaan Arab Saudi beserta tujuh negara Arab lainnya memberikan pengakuan kemerdekaan RI pada tanggal 4 November 1947. Arab Saudi sendiri adalah sebuah negara yang berbentuk monarki atau negara kerajaan. Kerajaan Arab Saudi (Kingdom of Saudi Arabia/Al-Mamlakah Al Arabiyah As-saudiyah). Kerajaan yang berdiri pada tanggal 23 September 1932 dan Raja Pertama ialah Abdul Aziz bin Abdurrahman Al-Sa'ud. Kerajaan yang terletak di Semenanjung Arab di antara Laut Merah di sebelah barat dan Teluk Arab di sebelah timur. Sistem pemerintahan negara ini adalah negara islam dengan dasar negara dan hukum berdasarkan hukum islam (Syariah) yang bersumber dari kitab suci Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad Saw.
Arab Saudi merupakan salah satu negara yang memiliki hubungan yang erat dengan Indonesia. Hubungan ini diperkuat dengan adanya hubungan agama, budaya, politik selama bertahun-tahun. Indonesia dan Arab Saudi telah membentuk Sidang Komisi bersama yang berfungsi sebagai forum bilateral yang membahas berbagai masalah yang berkaitan dengan perkembangan terakhir antara kedua Negara di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi
(46)
perdagangan energi, sosial-budaya, dan ketenagakerjaan.
Hubungan diplomatik antara Republik Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi sendiri secara resmi didirikan pada 1 Mei 1950. Sebelumnya, Indonesia membuka Kantor Perwakilan pertama di Timur Tengah di Kairo, Mesir, pada 7 Agustus 1949. Pada tahun 1950, Kantor Perwakilan ini kemudian ditingkatkan statusnya menjadi Kedutaan Besar yang juga terakreditasi untuk Arab Saudi, Iran dan Pakistan. Indonesia kemudian mendirikan Kedutaan Besar untuk Kerajaan Arab Saudi di Jeddah pada 1964. Kedutaan Besar Republik Indonesia selanjutnya dipindahkan dari Jeddah ke Riyadh pada 29 September 1985. Perwakilan Indonesia di Jeddah kemudian diubah statusnya menjadi Konsulat Jenderal Indonesia.22
Arab Saudi membuka kantor perwakilannya pada 1950 dan kemudian secara resmi mendirikan Kedutaan Besar di Jakarta pada 1955. Negara-negara Arab berpenduduk mayoritas muslim biasanya selalu senantiasa menjunjung tinggi nilai persaudaraan yang didasarkan pada persamaan agama atau
ukhuwah Islamiyyah. Sebagai wujud ukhuwah Islamiyyah inilah hubungan kerjasama antara kedua Negara yang sama-sama berpenduduk mayoritas penganut islam inilah yang kemudian mengekspresikan hubungan tersebut melalui penandatanganan suatu “Perjanjian Persahabatan”, pada tanggal 24 Nopember 1970 di kota Jeddah. Pemerintah RI diwakili oleh Dubes Aminuddin
22
(47)
Aziz dan Kerajaan Arab Saudi oleh Menlu Omar Sakkaf.23
Di bidang ekonomi dan perdagangan, total nilai ekspor Indonesia ke Arab Saudi telah meningkat secara signifikan dari US$ 672,07 juta di tahun 2006 menjadi US$ 944,24 juta pada tahun 2007, dan mencapai US $ 1,19 miliar pada 2008. Namun demikian, karena krisis ekonomi global pada tahun 2009, ekspor Indonesia ke Arab Saudi menurun hingga US$ 956 juta. Di sisi lain, total ekspor Arab Saudi untuk Indonesia telah mencapai sebesar US $ 3.384 miliar pada tahun 2006, US $ 33.372 miliar pada tahun 2007, dan meningkat hingga mencapai US$ 4.804 miliar di tahun 2008. Namun
Sejak penandatanganan “Perjanjian Persahabatan itu”, hubungan antara Indonesia dan Arab Saudi tetap erat, kuat, dan bersahabat sampai saat ini. Pada tanggal 30-31 Agustus 2008, delegasi dari kedua negara sahabat telah melakukan Sidang Komisi Bersama ke-8 dan sepakat untuk lebih meningkatkan kerja sama dalam ketenagakerjaan, perlindungan hak-hak pekerja migran, ekonomi dan perdagangan, pelaksanaan Ibadah Haji dan Umroh, hibah dan wakaf, imigrasi, kesehatan, pariwisata, penerbangan, dan sektor energi. Saat itu kedua delegasi sepakat untuk mengadakan pertemuan semacam ini setiap tahunnya.
2.1.1. HUBUNGAN DI BIDANG EKONOMI DAN PERDAGANGAN
23
http://www. aksesdeplu. com/merajut%20ukhuwah%20menjerat%20TKI, Perjanjian Persahabatan Persahabatan RI - Arab Saudi 1970 diakses pada tanggal 10 Mei 2014
(48)
disebabkan oleh krisis ekonomi global pada tahun 2009, ekspor Arab Saudi ke Indonesia menurun hingga US$ 3,1 milyar.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke Arab Saudi antara lain adalah Kendaraan, Otomotif Suku Cadang, Minyak Kelapa, Ban, Tekstil dan Produk Tekstil, Elektronika, Makalah, Kayu dan Produk Kayu, Ikan Tuna, Rumah Tangga, dan Produk Listrik. Di sisi lain, komoditas ekspor utama Arab Saudi untuk Indonesia adalah Crude Oil, Petroleum, Minyak, Jenuh Ethylene, Ethylene Glycol, Polyprophylene dalam Butir, jenuh Prophene, Lain Liquified Petroleum Gas, Belerang dari segala jenis kecuali belerang sublimasi, dan Minyak Tanah. Pada tahun 2010, pada sektor ekspor non migas RI bulan Januari-Mei meningkat 40% lebih tinggi di meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun 2009. Volume perdagangan Januari-Mei 2009 tercatat mencapai US$ 340 juta sedangkan Januri-Mei 2010 mencapai US$ 483 juta.
Pada periode Januari - Desember 2012, total perdagangan Indonesia - Arab Saudi mencapai US$ 6,97 miliar atau naik 1,74% dibanding tahun 2011. Pada tahun 2012, ekspor Indonesia ke Arab Saudi mencapai US$ 1,7 miliar, sedangkan impor Indonesia dari Arab Saudi sebesar US$ 5,1 miliar, sehingga Indonesia mengalami defisit US$ 3,4 miliar. Perdagangan Indonesia dengan Arab Saudi memang belum berimbang, karena impor migas Indonesia yang jauh lebih besar dari kemampuan ekspor Indonesia. Namun pada tahun 2012 impor migas Indonesia turun -7,21 % dari US$ 4,47 miliar pada
(49)
tahun 2011, menjadi US$ 4,15 miliar pada tahun 2012. Diluar komoditi migas, neraca perdagangan Indonesia dengan Arab Saudi terlihat cukup baik. Ekspor non migas Indonesia ke Arab Saudi pada tahun 2012 tercatat US$ 1,77 miliar, atau naik 24,01 % dibandingkan tahun 2011. Sedangkan ekspor Arab Saudi ke Indonesia tercatat US$ 1,04 miliar, sehingga Indonesia mengalami surplus US$ 728,2 juta.24
Dalam rangka untuk mempromosikan hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara, KBRI Riyadh antara lain telah menyelenggarakan temu bisnis Middle East Update di Medan (23-24 Maret 2010), Bandung (29-30 Maret 2010), Pontianak (Juni 2010), Palembang (11-12 Oktober 2010),
Selain itu, Arab Saudi juga merupakan salah satu investor terkemuka di Indonesia dengan investasi diperkirakan sebesar US$ 7.594.000 selama tiga tahun terakhir. Sebagian besar investasi Arab Saudi terdapat di industri pupuk, kilang industri, pengolahan minyak, real estate dan kantor perwakilan perdagangan. Kedua belah pihak telah mendorong pembentukan setidaknya tiga usaha patungan antara Arab Saudi dan pengusaha Indonesia yang terutama akan difokuskan pada pabrik garmen dan pengolahan makanan.
perkembangan
perdagangan Indonesia-Arab Saudi Bulan : Januari 2013 Sumber : Laporan ITPC, Jedah Arab Saudi, Maret 2013 diakses 10 Mei 2014
(50)
menghadirkan pengusaha Saudi pada INACRAFT (21-25 April 2010), PPKI di JCC, Jakarta (Juni 2010), Trade Expo Indonesia (13-17 Oktober 2010),
Halal Business and Food Expo di Jakarta (23-25 Juli 2010), mengikutsertakan pengusaha RI pada Saudi Arabia’s 15th International Showcase for the Industry dan Saudi Build Interiors Exhibition 2010, Saudi Food di Jeddah (16-19 Mei 2010), Business Gathering di Dammam (30 Mei 2010), Pembuatan buku Market Research Produk Tas Wanita (Oktober 2010). Dalam bidang perhubungan udara, untuk pertama kalinya pada tahun 2010 ini, rute penerbangan Indonesia – Arab Saudi dapat dilayani oleh perusahaan penerbangan selain Garuda Indonesia dan Saudi Airline, antara lain Batavia Air, Lion Air, Al-Wafeel dan NAS.25
Hubungan Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi dalam pelayanan dan perlindungan Warga Negara Indonesia dalam hal ini adalah TKI yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Pada awalnya jumlah TKI yang ditempatkan di Arab Saudi oleh pemerintah sebanyak 25 orang di tahun 1975. Kemudian di tahun 1976 naik menjadi 480 orang dan tahun 1977 meningkat menjadi 2.838. Sejak tahun 1975 tersebut sampai sekarang hubungan RI-Arab Saudi sering mangalami pasang surut terlebih lagi jika kasus kekerasan 2.1.2. HUBUNGAN DALAM PELAYANAN DAN PERLINDUNGAN
WNI
25
Kementrian Luar Negeri Indonesia Buku Diplomasi Indonesia 2010 pdf hal
(51)
terhadap tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi terdengar ke publik Indonesia yang sering mendapat komentar negatif dari publik Indonesia.
Kasus kekerasan yang sering terjadi pada TKI membuat Mennakertrans RI dengan Dubes Arab Saudi memberlakukan MoM (Minute of Meeting) Pada tanggal 14 September 2001. Dalam kesepakatan tersebut, menyebutkan apabila ada permasalahan TKI di Arab Saudi, maka permasalahan yang terjadi akan diselesaikan di Jakarta. Kemudian pada tahun 2003, kemudian dalam rangka upaya pemerintah Indonesia dalam memberikan perlindungan dan menangani kasus TKI di Arab Saudi maka, pemerintah Indonesia mulai membuat pola pengiriman TKI ke Arab Saudi yang sudah diubah dengan dibuatnya perjanjian yang baru, yaitu dengan berdasarkan payung kerja sama antara Indonesia dan Arab Saudi. Hal tersebut diwujudkan dalam bentuk perjanjian yang ditandatangani oleh Wakil Presiden (Wapres); Hamzah Haz dan Menteri Perburuhan dan Sosial Arab Saudi; Ali bin Ibrahim Al Namlah.
Perjanjian yang telah disepakati bersama tersebut memberi peluang bagi pemerintah dalam mengintervensi pengiriman TKI serta perlindungannya untuk melindungi kepentingan Pemerintah Indonesia yang berkaitan dengan penerimaan negara, yaitu devisa. Selain itu, Dalam pola yang baru ini lebih menekankan pada seleksi majikan yang lebih ketat melalui pengisian lengkap identitas majikan, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
(52)
secara lebih detail kondisi majikan yang sebenarnya demi kepentingan TKI yang akan dipekerjakan.
Selain itu di tahun 2003, Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi juga sepakat bekerja sama meningkatkan kualitas TKI agar lebih profesional dalam melaksanakan pekerjaan di Arab Saudi, untuk itu kedua negara berusaha menyelesaikan berbagai masalah yang dialami TKI dalam pengiriman maupun saat bekerja. Jika dalam penyelesaian tidak berhasil, pemerintah Arab Saudi menyiapkan tempat-tempat penampungan sementara bagi mereka yang tidak diterima keluarga. Mereka kemudian dibekali keterampilan-keterampilan sehingga bisa bekerja lagi. Jika persoalan terkait dengan masalah keamanan, pemerintah Arab Saudi minta ditangani oleh pihak kepolisian. Apabila tidak bisa diselesaikan, maka TKI dapat dikembalikan ke Indonesia.
Erman Suparno, selaku mennakertrans RI di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 2005-2009,menegaskan bahwa agar segala permasalahan yang menyangkut TKI di luar negeri dapat diselesaikan dengan baik, maka diperlukan adanya ”payung hukum”, untuk itu pemerintah Indonesia menargetkan penandatangan nota kesepahaman (MoU) dengan sepuluh negara penempatan TKI, termasuk Arab Saudi. Namun MoU dengan Arab Saudi masih perlu disempurnakan lagi. Dalam kunjungan kenegaraannya pada tanggal 26 April 2006, Presiden Susilo Bambang
(53)
Yudhoyono dan Raja Abdullah bin Abdul Azis sepakat untuk meningkatkan perlindungan dan memberikan hak-hak bagi TKI yang bekerja di sana untuk mencari nafkah.26
Pada tanggal 19 Februari 2014 Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi melakukan penandatangan agreement
(perjanjian bilateral) tentang penempatan dan perlindungan TKI sektor
domestik worker atau pekerja rumah tangga. Penandatangan aggrement ini langsung dilakukan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Muhaimin Iskandar dan Menteri Tenaga Kerja Arab Saudi Adiel Meskipun banyak hal yang telah kedua negara lakukan demi terciptanya perlindungan serta penempatan TKI yang baik terutama bagi TKI yang bekerja di sektor Informal tidak menurunkan kasus kekerasan yang dilakukan oleh majikan terhadap TKI. Kasus overstayer menjadi puncak dari hubungan bilateral RI-Arab Saudi dalam penempatan TKI. Pemerintah Indonesia pada bulan Agustu tahun 2011 resmi memberlakukan moratorium dalam rangka pencegahan terjadinya permasalahan yang lebih kompleks lagi dalam persoalan TKI ini. Pemerintah Indonesia pun terus berupaya agar Pemerintah Arab Saudi mau membuat MoU ketenagakerjaan sambil membenahi kualitas tenaga kerja yang akan dibrangkatkan ke Arab Saudi.
26
Geerards Imanuella Tamara,Jurnal Masyarakat Kebudayaan dan Politik Volume 21, Nomor 4:361-37,2010
(54)
M.Fakeih di Riyadh Arab Saudi. Perjanjian ini dilakukan oleh kedua negara melalui pembahasan yang cukup panjang dengan serangkaian pertemuan Joint Working Commite yang dibentuk oleh kedua negara.
Penandatangan perjanjian ini umtuk memberikan kepastian hukum bagi pengguna jasa sekaligus bagi TKI sendiri. Isi perjajanjian tersebut mencakup beberapa hal antara lain, pengakuan mekanisme hubungan kerja melalui standar perjanjian kontrak kerja yang memuat jenis pekerjaan beserta besaran upah yang diterima oleh TKI, hak dan kewajiban bagi pengguna jasa dan TKI serta masa perjanjian kerja dan cara perpanjangannya. Perjanjian ini juga memuat hak-hak TKI dalam penyediaan akses komunikasi, hari libur sehari dalam seminggu (one day off), cuti, paspor dipegang oleh TKI, pengaturan jam kerja serta penyediaan sistem penggajian melalui perbankan, asuransi dan perawatan kesehatan. Perjanjian ini juga memuat sistem online dalam rekrutment dan penempatan TKI, mekanisme bantuan 24 jam (call center), kesepakatan konsuler untuk perlindungan, repartasi dll.
Dalam pernyataan secara langsung dalam pertemuan tersebut Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar juga menyatakan bahwa pihak pemerintah terus melakukan perbaikan dalam pelayanan, penempatan dan perlindungan TKI melalui sistem komputerisasi sejak proses keberangkatan TKI saat bekerja hingga kepulangannya. Pemerintah pun terus melakukan pembenahan dalam hal kualitas TKI yang akan dikirim bekerja
(55)
keluar negeri melalui pemberlakuan standar dan sertifikasi pelatihan keterampilan kerja selama 400 jam di balai latihan kerja luar negeri (BLKLN), pembekalan akhir dan pemberangkatan.
Dalam rangka mengimplementasikan poin-poin perjanjian tersebut, kedua belah pihak akan segera menindaklanjuti dengan melibatkan
stakeholder terkait di negara masing-masing. Suhartono Kepala Pusat Humas Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, mengatakan bahwa Joint Working Committee (JWC) dan Joint Task force (JTF) kedua negara akan bertemu untuk menentukan mekanisme yang sesuai dengan perjanjian ini.
Dengan adanya perjanjian ini tidak secara langsung mencabut
moratorium yang telah diberlakukan pada tahun 2011 yang lalu. Pencabutan moratorium baru akan dilaksanakan jika Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi beserta stakeholder terkait telah siap untuk benar-benar melaksanakan seluruh point-point dari perjanjian tersebut.27
2.1.3. HUBUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN PENDIDIKAN
Hubungan kerjasama dalam bidang sosial budaya dan pendidikan Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi mulai diresmikan secara tertulis dan ditandatangani pada 12 Februari 2001 dalam acara Minutes Meeting antara Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam
27
Kemnakertrans di akses 23 Mei 2014
(56)
dan Arab di Indonesia Universitas Islam Imam Muhammad Ibn Saud Arab Saudi. Penandatanganan kerjasama tersebut berupa penyediaan tenaga, penyelenggaraan kerjasama akademik, bahan pengajaran, fasilitas pendidikan dan kebudayaan serta pemberian beasiswa S2 dan S3 bagi mahasiswa Indonesia.28
Selain kerjasama di atas Arab Saudi juga telah membentuk Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) di Jakarta, sementara itu di Indonesia juga telah didirikan sekolah untuk pelajar Indonesia di Riyadh, Jeddah, dan Mekah. Saat ini terdapat sekitar 237 mahasiswa Indonesia di King Saud University (KSU)-Riyadh, Imam Muhammad bin Saud Islamic University (IMSIU)-Riyadh, King Fahd University Minyak dan Minerals (KFUPM)-Dhahran, Umm Al-Quran University (UQU)-Mekkah, dan Universitas Islam Madinah (IUM)-Madinah.29
Dengan adanya kerjasama di bidang sosial dan pendidikan dapat membangun persepsi positif tentang masyarakat Indonesia di mata masyarakat Arab Saudi terutama jika dikaitkan dengan pekerja-pekerja Indonesia yang bekerja dalam sektor domestik atau asisten rumah tangga. Lewat kerjasama ini juga diharapkan agar jumlah mahasiswa Indonesia
28
bidang pendidikan tinggi agama direktorat perguruan tinggi agama islam direktorat jendral kelembagaan agama islam departemen agama RI 2005, di akses tanggal 23 Mei 2014.
(57)
terutama yang belajar dalam bidang sains dan teknologi serta pengajar dan peneliti Indonesia dapat berkesempatan untuk bekerja di Arab Saudi.
Keberhasilan misi diplomasi Indonesia-Arab Saudi sangat ditentukan dengan kualitas kerja sama pendidikan tidak hanya terkait pemberian beasisiwa kepada pelajar-pelajar Indonesia, tetapi harus diperluas juga dalam kerjasama kebudayaan.
2.1.4 HUBUNGAN BUDAYA DAN PARIWISATA
Di sektor kerjasama budaya & pariwisata, sekitar 49.000 orang wisatawan asal Arab Saudi mengunjungi Indonesia per tahunnya (2009), untuk tujuan bisnis dan berlibur, dan di lain pihak, tidak kurang dari 250.000 orang Indonesia berkunjung ke Arab Saudi untuk melakukan Ibadah Haji dan Umrah per-tahunnya. Indonesia dan Arab Saudi juga secara intens terus menjalin kerjasama dan hubungan baik antar kementerian pariwisata, pemerintah daerah dan perusahaan travel perjalanan antara kedua negara guna bersama menaikkan tingkat kunjungan wisatawan kedua negara, baik melalui pertemuan acara bisnis pariwisata, wisata keluarga dan kunjungan wartawan kedua negara serta hadirnya delegasi dari kedua negara dalam pameran budaya dan wisata yang diselenggarakan secara bergantian.30
30
60 Tahun
(58)
Secara umum kita dapat melihat bahwa sesungguhnya hubungan luar negeri yang di jalani antara pemerintah Indonesia dan Arab Saudi berjalan dengan baik dan harmonis. Meskipun beberapa tahun ini peristiwa mengenai Tenaga Kerja Indonesia di Arab Saudi menyebabkan masyarakat Indonesia memiliki persepsi yang kurang baik mengenai masyarakat Arab Saudi tetapi hal ini tidak menggoyahkan hubungan baik yang telah dijalin cukup lama oleh kedua negara yang merupakan negara dengan populasi masyarakat muslim terbesar di dunia.
2.2 GAMBARAN UMUM KETENAGAKERJAAN DI ARAB SAUDI Kerajaan Arab Saudi memiliki luas wilayah 2.240.350 km2 atau sekitar 4/5 dari luas Semenanjung Arab, dengan jumlah penduduk sekitar 28 juta jiwa menurut sensus tahun 2010, dan 7 juta diantaranya adalah expatriate. Menurut sensus tahun 2006, dari 5,6 juta tenaga kerja sektor swasta yang ada di Arab Saudi, sebanyak 87,2 % adalah warga negara asing, sementara warga negara Arab Saudi sendiri hanya 12,8%. Arab Saudi terletak di Semenanjung Arab, berbatasan dengan Laut Merah di sebelah Barat (1.760 km), Teluk Arab di sebelah Timur (560 km), Yordania (728 km), Irak (814 km), Kuwait (222 km), Qatar (60 km), Uni Emirat Arab (457 km), Oman (676 km) dan Yaman (1.845 km). GDP Arab Saudi pada tahun 2009 sebesar US$ 369,173 milyar dengan GDP per kapita sebesar US$ 20.300. Cadangan devisa pada tahun 2007 sebesar
(59)
US$ 377 milyar.
Arab Saudi adalah sebuah negara monarki yang hukumnya berlandaskan hukum islam. Raja adalah pemegang kekuasaan eksekutif sekaligus pembuat undang-undang. Karena itulah, selain mempunyai kedudukan sebagai pemimpin politik, Raja juga berkedudukan sebagai imam atau pemimpin agama. Negara ini secara praktis tidak memiliki undang-undang dasar, karena sumber hukumnya ialah hukum islam. Di Arab saudi terdapat sebuah badan yang disebut Syariah berfungsi untuk membuat segala peraturan untuk menjaga ketertiban masyarakat. Meskipun begitu beberapa peraturan tetap harus dibuat berdasarkan dekrit raja.
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Arab Saudi terdapat beberapa tradisi yang berjalan di dalam kehidupan sosial masyarakat mereka. Beberapa tradisi tersebut antara lain:
1. Perempuan tidak boleh bergul sembarangan dengan laki-laki yang bukan muhrimnya (saudara kandung, suami maupun kerabat dekat).
2. Memberi senyum kepada pria selain keluarga dekat dianggap sebagai perbuatan yang memalukan (aib).
3. Jangan menerima telepon tanpa seizin majikan terutama jika telepon tersebut berasal dari pria.
4. Orang Arab memiliki sifat yang kasar baik kata-kata maupun tindakan. 5. Mereka kadang-kadang menyebut kata bunuh, sapi atau keledai tetapi
(60)
6. Mereka akan tersentuh hatinya apabila seseorang mengucapkan kalimat “Semoga Allah merahmati kedua orangtuamu” atau “semoga Allah memberimu umur panjang” (terutama ketika tiba saatnya pembayaran upah/gaji).
7. Orang Arab tidak akan segan mengucapkan ketidaksukaan mereka terhadap pekerjaan pegawainya misalnya “Saya benar-benar tidak suka anda melakukan hal itu”.
8. Jika anda bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga di rumah orang Arab Saudi, maka dilarang berkencan dan menerima telepon dari pria. 9. Di Arab Saudi jumlah anggota keluarga rata-rata 7 sampai 10 orang dan
biasanya orangtua maupun saudara tinggal serumah.
10.Peraturan makan ialah laki-laki makan terlebih dahulu kemudian perempuan dan terakhir adalah pembantu rumah tangga.
11.Tata cara makan orang Arab jarang sekali memakai sendok mereka menggunakan tangan langsung untuk makan.
12.Pemerintah Arab Saudi sangat ketat melakukan razia terhadap orang asing yang iqomah (izin tinggal) nya telah habis masa berlakunya. Orang asing yang ketahuan telah habis masa izin tinggalnya akan langsung dideportasi.
Selain itu, Arab Saudi juga memiliki beberapa peraturan buruh migran, peraturan tersebut antara lain ialah :
(61)
oleh negara lain, yang dijadikan undang-undang dasar ialah hukum syariat islam. Oleh sebab itu disana masih berlaku hukum pancung, cambuk dan potong tangan terhadap pelaku pelanggaran hukum.
2. Aturan tentang ketertiban masyarakat dibuat oleh sebuah lembaga yang disebut Syariah dan berdasarkan dekrit raja. Kekuasaan kehakiman berada di bawah kekuasaan seorang kadi yang mengepalai badan peradilan. Kekuasaan seorang kadi hanya terbatas pada persoalan hukum dan peraturn yang dikeluarkan oleh lembaga Syariah. Jika kasusnya menyangkut peraturan yang diundangkan dengan dekrit raja, maka yang berhak mengadili bukan kadi melainkan gubernur ataupun kepala daerah setempat.31
2.3. SEJARAH TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI
Sebelum membahas mengenai sejarah tenaga kerja Indonesia di luar negeri terlebih dahulu kita mengetahui mengenai pengertian yang tepat mengenai tenaga kerja Indonesia itu sendiri. Menurut Pasal 1 bagian (1) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, TKI adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah. 32
31
Desty Purwanti.2013,“Kebijakan Pemerintah Indonesia Dalam Menangani Permasalahan PRT tahun 2006-2012”(Skripsi),Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
32
(62)
Perpindahan tenaga kerja Indonesia antar pulau dan luar negeri tidak bisa dipisahkan dari masa orde lama dan orde baru bahkan sejak masa penjajahan pada tahun 1887. Pada tahun tersebut, tenaga kerja dikirim ke beberapa daerah jajahan seperti Suriname, Kaledonia dan Belanda.33 Penempatan tenaga kerja dari Indonesia oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda dilakukan melalui penempatan buruh kontrak ke Suriname dan Amerika Selatan sebagai pekerja perkebunan.34
Kondisi migrasi berlanjut hingga masa kemerdekaan, orde lama, orde baru hingga reformasi. Tanggal 13 Juli 1947 merupakan hari bersejarah bagi lembaga Kementrian Perburuhan dalam era kemerdekaan Indonesia. Melalui Peraturan Pemerintah no 3 tahun 1947 dibentuk lembaga yang mengurus permasalahan perburuhan di Indonesia yang disebut Kementrian Perburuhan. Migrasi penduduk tidak hanya terjadi secara nasional tetapi juga internasional. Fenomena awal migrasi juga dapat dilihat sebelum perang dunia II, banyak warga negara Indonesia dikirim ke Malaysia, Guyana dan New Caledonia. Setelah perang dunia II berakhir, mulai ada tenaga kerja yang bekerja di Singapura dan negara lainnya. Perpindahan tenaga kerja dari Indonesia pada saat itu hanya untuk mencukupi
33
Arwani Irewaty, Kebijakan Indonesia Terhadap Masalah Tki di Malaysia Dalam Ed Awani Irewati, Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terhadap Masalah Legal di Negara ASEAN,Jakarta:Pusat Penelitian Politik LIPI ,2003 hal 34.
34
(1)
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hubungan luar negeri antara Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi selalu menemui pasang surut akibat banyaknya permasalahan yang terjadi di antara keduanya. Salah satu permasalahannya ialah persoalan TKI, permasalahan ini menjadi sangat sensitif terutama untuk pemerintah dan masyarakat Indonesia karena selama ini TKI menjadi pemasukan devisa terbesar bagi negara ini. Selain itu seringnya timbul pemberitaan mengenai TKI yang bekerja di Arab Saudi khususnya tenaga kerja perempuan di perlakukan secara kasar oleh majikan mereka di Arab Saudi secara tidak langsung mengusik nasionalisme masyarakat Indonesia sekaligus mengusik kedaulatan Pemerintah indonesia dalam hal perlindungan warga negaranya.
Pemerintah Indonesia sendiri tidak dapat memungkiri bahwa persoalan yang sering terjadi menimpa para TKI dikarenakan lemahnya pengolaan manajemen sumber daya manusia Indonesia terutama dalam kaitannya dengan TKI. Lemahnya pengolaan manajemen sumber daya manusia TKI tak jarang bermula dari ketidakprofesionalan pihak-pihak yang menangani penyaluran dan penempatan TKI yang selama ini dilakukan oleh agen maupun calo pengiriman TKI ke luar negeri yang dalam prosesnya hanya untuk menguntungkan sang agen/calo.
(2)
Berdasarkan uraian yang terdapat pada bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan manajemen sumber daya manusia perlu memperhatikan rancangan organisasi, manajemen kinerja, staffing, pengembangan pegawai dan organisasi, sistem reward, dan pematuhan, komunikasi dan relasi publik. Untuk memaksimalkan ke enam fungsi tersebut perlu diberikan motivasi untuk mengoptimalkan sebuah sistem manajemen.
Tenaga Kerja Indonesia melalui kebijakannya dengan membentuk lembaga-lembaga serta peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pengiriman maupun penempatan Tenaga Kerja Indonesia sudah cukup baik. Hal ini tampak dari lembaga serta kebijakan yang di bentuk oleh pemerintah yang lebih terinteggrasi dan lebih bersifat independen serta diawasi langsung oleh presiden sehingga diharapkan intervensi dari luar dapat diminimalkan. Kebijakan yang di bentuk oleh pemerintah cukup dapat mengkoordinir departemen terkait dalam membentuk Tenaga Kerja Indonesia yang kompeten dan bermartabat sehingga martabat bangsa Indonesia dapat terangkat di mata Internasional.
4.2 Kritik dan Saran
Moratorium telah dilakukan dan pembenahan sumber daya manusia telah dilaksanakan tetapi hasil yang dicapai belum maksimal, maka peneliti ingin memberikan saran berdasarkan hasil penelitian ini, antara lain:
1. Pemerintah Indonesia harus lebih membenahi sistem pendidikan, sistem pendidikan seharusnya dapat mengarahkan sumber daya manusia menjadi
(3)
manusia yang terampil. Selain itu biaya dan akses warga negara dalam memperoleh pendidikan harus dapat dipenuhi. Kebanyakan dari TKI yang mendapat perlakuan kasar berasal dari daerah-daerah yang jauh untuk mereka mendapatkan pendidikan yang memadai.
2. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi harus mendorong masyarakat Indonesia untuk menciptkan lapangan kerja sendiri. Hal ini terkait dengan terbatasnya lapangan pekerjaan yang ada di dalam negeri sehingga para tenaga kerja produktif lebih memilih mencari pekerjaan di luar negeri padahal belum tentu pekerjaan yang ada di luar negeri lebih baik dari yang ada di Indonesia.
3. Bagi calon tenaga kerja yang ingin bekerja di luar negeri hendaknya membekali dirinya melalui keterampilan-keterampilan yang memadai sehingga keadaan yang dapat menimbulkan bahaya bagi bagi dirinya sendiri dapat diminimalkan.
(4)
DAFTAR PUSTAKA BUKU
Anselm Strauss,Juliet Corbin,Dasar-dasar Penelitian Kualitatif,Yogyakarta:Pustaka Pelajar.2003.
Ambar dan Rosidah,Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep,Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik,Yogyakarta:Graha Ilmu.2000.
Arwani Irewaty, Kebijakan Indonesia Terhadap Masalah Tki di Malaysia Dalam Ed Awani Irewati, Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terhadap Masalah Legal di Negara ASEAN,Jakarta:Pusat Penelitian Politik LIPI ,2003.
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI, Penempatan Tenaga Kerja di Luar Negeri (Bookleat),BP3TKI Medan 2014.
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Medan-Sumut,Iprofil. Medan:BP3TKI,2014.
Bungin Burhan,Analisis Data Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan Meteodologis Kearah Penguasaan Modal Aplikasi,Jakarta:PT.Raja Grafindo.2003. Darwan Prints,“Hukum Ketenagakerjaan Indonesia”,Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti.2000.
Gaol L Jimmy, A to Z Human Capital (Manajemen Sumber Daya Manusia, Konsep, Teori dan Pengembangan Dalam Konteks Organisasi Publik dan Bisnis),Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.2014.
Lisa Harrison,Meteodologi Penelitian Politik,Jakarta: Kencana.2009.
Kantor Pusat Antar Kerja Antar Negara (AKAN), Jakarta: Laporan tahunan 1987. Mahmudah, Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Perilaku Pemimpin
Pengaruhnya Terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja Karyawan. Hibah Penelitian Dosen Muda Tahun 2007 yang dibiayai oleh Dirjen Dikti
Depdiknas. Makalah Semnas “Managemen: UP2Date” tahun 2008.
Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga,Surabaya. 2007
Mishra C.Satish,Keterbatasan Pembuatan Kebijakan Ekonomi Informal di Indonesia (Pelajaran Dekade Ini), Laporan untuk ILO Maret 2010.
(5)
Moekijat,Analisis Jabatan. Bandung : Penerbit Mandar Maju. 1998.
Nasution M.Arif,Globalisasi dan Migrasi Antar Negara, kerjasama Yayasan Adikarya IKAPI dengan The Ford Foundation,1999.
Nitsemito Alex Soemadji,Manajemen Personalia (ed.revisi),Kudus:Penerbit Ghalia.1982.
Nogi Hesel dan Tangkilisan,Strategi Keunggulan Pelayanan Publik Manajemen Sumber Daya Manusia Birokrasi Publik,Yogyakarta:Lukman Offset Yayasan Pemabaruan Administrasi Publik Indonesia,2003.
Prawirosentono Suyadi,Model Is,e (Model Pendekatan Atas Sumber Daya Manusia Indonesia, Jakarta: PT. Bumi Aksara.1994.
Putuhena Shaleh,Historiografi Haji Indonesia.Yogyakarta: LkiS,2007.
Rakasima, Mahmud Fadli, Dkk, 5 Tahun BNP2TKI “Mengabdi Dengan Cinta”. BNP2TKI.2010.
Soekarwo, “Peranan Pemerintah Daerah Dalam Kaitannya Dengan Penempatan TKI ke Luar Negeri”, Majalah Hukum Nasional, Badan Pembinaan Hukum Nasional, Jakarta, 2006.
Surhayanto Hadriyanus dan Hadna Agus,Manajemen Sumber Daya Manusia,Yogyakarta:Media Wacana.2005.
Umar Husein,Desain Penelitaian MSDM dan Perilaku Karyawan(Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah,Jakarta:PT.Raja Grafindo,2008.
Yuli Sri Budi Cantika, Manajemen Sumber Daya Manusia,Malang: Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang,2005.
JURNAL dan MAJALAH
Manullang Sendjun,Sistem Penempatan tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri, Vol. 37. Majalah Tenaga Kerja.2010.
Adharinalti,Perlindungan Terhadap Tenaga Kerja Indonesia Irregular di Luar Negeri, Jurnal Rechtsvinding Media Pembinaan Hukum Nasional Jurnal Vol 1 No 1 Januari-April 2012.
Hasan,A.,A.Hashim,dan A.Z.Ismail, Human Resourcactes Development Practices as Determinant of HRD Climate and Quality Orientation. Journal of European Industrial Training Vol 30 no1.2006.
(6)
Lee, C. H. dan N. T. Bruvold.Creating Value for Employee: Investment in Employee Development.Journal of Human Resource Management Vol 14 No 6.2003.
SKRIPSI dan TESIS
Astuti Budi, Sertifikasi Uji Kompetensi Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kerja Indonesia /Tenaga Kerja Wanita Penata Laksana Rumah Tangga (TKI / TKW PLRT)tesis,Program Studi Magister Ilmu Hukum Program PascaSarjana Universitas Dipenogoro Semarang,2008 Chasistriana Hema, Model Pelatihan Calon Tenaga Kerja Indonesia di Balai
Latihan Kerja Luar Negeri Jl. Brotojoyo Semarang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang,2005
Desty Purwanti.,“Kebijakan Pemerintah Indonesia Dalam Menagngani Permasalahan PRT tahun 2006-2012” Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2013.
UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN
Undang-undang no 39 tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.
WEBSITE
60 Tahun Hubungan Indonesia-Arab Saudi yang Hangat Sumber : KBRI Riyardh dalam
Farbenblum Bassina, Nicholson Eleanor, Paoletti Sarah,KSES BURUH MIGRAN TERHADAP KEADILAN DI NEGARA ASAL : STUDI KASUS INDONESIA.New
York:Open Society Foundation,2013. Publikasi terjemahan pdf
Febriyanto Syam Negara dan Tenaga Kerja Wanita di Arab Saudi(Studi Kasus Hukuman Pancung beberapa TKW Indonesia di Arab Saudi Dalam Upaya Perlindungan Hukum) dalam 01 Februari 2014
Kantor Pusat Antar Kerja Antar Negara (AKAN), Jakarta: Laporan tahunan 1987 dalam http://journal.unair.ac.id/article_2610_media15_category8.html di akses