bahan kerangka pemikiran

Persaingan yang ketat antara pemain bisnis saat ini, menjadikan setiap perusahaan
memiliki strategi khusus untuk dapat menarik pelanggan baru atau meningkatkan
loyalitas pelanggannya.Salah satu trend pemasaraan yang berkembang saat ini
adalah strategi pemasaran melalui komunitas.Disamping meningkatkan loyalitas,
komunitas juga merupakan suatu sarana bagi perusahaan untuk dapat sekaligus
mendongkrak omset penjualan.
Saat ini kita melihat bahwa perusahaan menjadikan komunitas sebagai sesuatu
yang penting bagi perusahaan mereka.Hal ini ditunjukkan dengan adanya programprogram keanggotaan klub atau klub konsumen yang merupakan contoh komunitas
yang dibentuk oleh produsen untuk meningkatkan hubungan mereka dengan
konsumen (Kartajaya, 2003). Berbeda dengan klub konsumen, komunitas konsumen
terbentuk karena adanya kebutuhan untuk bertukar pengetahuan dan berbagi
pengalaman mengenai produk dan merek yang sama. Komunitas konsumen yang
dimaksud adalah komunitas yang dapat memberikan kontribusi kepada produsen
(Hasto Palupi, 2007).
Komunitas merek awalnya lahir dari suatu istilah yang cetuskan oleh Boorstin
(1973) dengan konsep yang disebutnya dengan consumption community. Boorstin
mengatakan bahwa pada masa depan di era mobilitas tinggi, orang-orang tidak
hanya melihat pemukiman sebagai basis sense of community tetapi juga melihat
adanya perasaan komunal dari kebiasaan konsumsi. Adanya perasaan komunal ini
ditegaskan kembali oleh Goodwin (1997) yang menjabarkannya sebagai rasa
persahabatan dengan perbincangan santai, keterbukaan, dengan adanya kebiasaan

menolong antar sesama. Schiffman dan Kanuk (2000) berpendapat bahwa terdapat
beberapa faktor yang dapat menjadikan suatu kelompok atau komunitas memiliki
kekuatan untuk mempengaruhi anggotanya, antara lain adalah karena faktor
pengalaman dan informasi, kredibilitas, atraktifitas, dan jenis produk yang
dikonsumsi komuni- tas itu sendiri.
Salah satu faktor pendorong Perusahaan menggunakan komunitas adalah untuk
membedakan pengguna merek satu dengan yang lainnya.Oleh karena itu komunitas
ini bisa disebut sebagai komunitas merek. Dalam komunitas merek, setiap anggota
dapat memperoleh manfaat atau nilai yang lebih yaitu mereka dapat mengetahui
dan memahami merek yang mereka gunakan, bertukar informasi dan pengalaman
dengan anggota lainnya, memperoleh jaringan yang lebih luas dengan tergabung
dalam komunitas yang lebih besar dalam cakupan nasional, serta dapat terhubung
dengan perusahaan melalui kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh
perusahaan, sehingga manfaat diatas bisa disebut sebagai nilai pelanggan.
Nilai lebih yang dapat diperoleh dari merek produk tertentu bukan hanya sekedar
dapat memenuhi kebutuhan dasar pelanggan, melainkan produk dengan merek
tersebut dapat memenuhi kebutuhan aktualisasi diri konsumen dan sosialisasi,

seperti melalui komunitas untuk berinteraksi satu dengan yang lain sehingga
terjalin hubungan antara anggota dan terjadi pembentukan merek didalam

komunitas tersebut. Komunitas merek juga tidak terlepas dari interaksi antar
anggotanya agar memperkuat solidaritas komunitas merek tersebut. Sehingga
melalui nilai tambah tersebut perusahaan dapat menciptakan loyalitas pelanggan
terhadap merek tertentu serta dapat meningkatakan brand image konsumen
terhadap perusahaan atau merek yang mereka gunakan. (Yuswohady 2004)
Disisi lain komunitas merek dapat menjadi sarana atau wahana untuk bertemu
dengan orang lain, membangun relationships, dan menemukan orang- orang yang
memiliki satu minat di mana konsumen saling berinteraksi (Yuswohady, 2004).
Wahana tersebut dikenal dengan komunitas.
Di indonesia komunitas merek sangat banyak dan mudah untuk dijumpai,
diantaranya adalah komunitas sepeda motor dengan merek tertentu seperti Yamaha
Mio Club Indonesia, Toyota Avanza club Indonesia, Honda Vario club indonesia,
terdapat juga komunitas merek dengan karakteristik tertentu seperti Komunitas
sepeda indonesia seperti Polygon yang memiliki komunitas dengan nama
polygonners, atau komunitas pecinta Gadget seperti Apple dengan komunitasnya
yang bernama Apple machintosh Indonesia serta banyak lagi komunitas-komunitas
dengan karakteristik tertentu.
(DEFINISI BRAND COMMUNITY DAN INDIKATOR)

Loyalitas merek merupakan inti dari brand equity yang menjadi gagasan sentral dalam

pemasaran, karena hal ini merupakan satu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah
merek. Apabila loyalitas merek meningkat, maka kerentaan kelompok pelanggan dari serangan
kompetitor dapat dikurangi. Hal ini merupakan suatu indikator dari brand equity yang berkaitan
dengan perolehan laba di masa yang akan datang karena loyalitas merek secara langsung dapat
diartikan sebagai penjualan di masa depan.
(DEFINISI LOYALITAS MEREK DAN INDIKATOR)

DAPUS
[1] Albert M Muniz, Thomas C. O’Guinn (2001) “Brand Community” Journal of
Consumer Research. Vol 27 march
[2] “Peran Brand Community Pada Komunitas Pengguna Honda Nova Sonic” Fitrullah
2012

[3] Journal of marketing vol 38 tahun 2008
[4] “Building Brand Communities” Kurt komaromi 2003