Pemantauan Penyakit Parasit di Lampung Waktu dan Tempat

darah banyak mengikat methemoglobin yang mengakibatkan darah berwarna kecoklatan brown blood disease. Sedangkan kandungan nitrat yang tinggi dapat berakibat gangguan pertumbuhan dan kesehatan pada ikan Irianto, 2005.

2.5 Pemantauan Penyakit Parasit di Lampung

Pemantauan penyakit ikan bertujuan untuk mengidentifikasi dan menginventarisasi penyebaran hama penyakit ikan. Pemantauan penyakit parasit di Provisi Lampung dilakukan oleh Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Lampung. Hasil dari pemantauan penyakit parasit di Lampung dalam kurun waktu empat empat tahun terakhir menunjukkan beberapa jenis parasit yang menyerang ikan-ikan air laut antara lain Hallotrema sp., Octolasmysmullery sp., Benedenia sp., Marphysa sp., dan Diplectanum sp. Hingga tahun 2012, belum diketahui jenis parasit yang menyerang ikan badut Amphiprion percula. Namun untuk jenis bakteri dan jamur yang menyerang ikan badut Amphiprion ocellaris. sudah diketahui jenisnya yaitu bakteri Pseudomonas putida. Sedangkan jamur yang menginfeksi pada ikan badut adalah Laptolegnia sp. Jenis bakteri dan jamur ini diketahui dari hasil pemantauan penyakit oleh Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Lampung di Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2011. III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan April 2013, di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut BBPBL Lampung. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat ukur kualitas air pH meter, DO meter, termometer dan refraktometer, penggaris, timbangan digital, seser, kantong plastik, nampan plastik, 1 set alat bedah, mikroskop, tabung Erlenmeyer, beker glass, spektrofotometer, gelas ukur, kertas saring , gelas objek, gelas penutup, pipet tetes, kamera, kertas label, peralatan aerasi, tisu, filter air, akuarium 81 cm x 44 cm x 54 cm, bak fiber persegi empat 150 cm x 71 cm x 48 cm, dan bak fiber lingkaran 150 cm x 100 cm. 3.2.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu air laut buatan, akuades, NaCl fisiologis, ethyl alkohol 70, minyak cengkeh, oksidator, phenol, natrium nitroprusid, larutan pewarna, pakan ikan, dan 108 ekor ikan badut Amphiprion percula berukuran 3-5 cm.

3.3 Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

PEMBESARAN COBIA (Rachycentron canadum) DENGAN PEMBERIAN KONSENTRASI TAURIN YANG BERBEDA DI KERAMBA JARING APUNG BALAI BESAR PENGEMBANGAN BUDIDAYA LAUT (BBPBL) LAMPUNG

5 45 47

PEMBERIAN SENYAWA OSMOLIT ORGANIK TAURIN PADA PAKAN IKAN RUCAH DAN PELLET TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN COBIA (Rachycentron canadum) DI BALAI BESAR PENGEMBANGAN BUDIDAYA LAUT (BBPBL) LAMPUNG

3 21 74

Pemberian Senyawa Osmolit Organik Taurin Pada Pakan Ikan Rucah dan Pellet Terhadap Laju Pertumbuhan Cobia (Rachycentron canadum) di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung

0 6 9

PENAMBAHAN SENYAWA OSMOLIT ORGANIK TAURIN PADA PAKAN ALAMI YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN COBIA (Rachycentron canadum) DI BALAI BESAR PENGEMBANGAN BUDIDAYA LAUT (BBPBL) LAMPUNG

0 9 8

Pemberian Senyawa Osmolit Organik Taurin Pada Pakan Buatan Terhadap Respon Pertumbuhan Cobia (Rachycentron canadum) Di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung

2 24 59

IDENTIFIKASI BAKTERI PATOGEN PADA IKAN BADUT (Amphiprion percula)

9 89 30

Pembuatan pasta Nannochloropsis sp. dengan menggunakan dosis NaOH yang berbeda di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung

3 23 46

Pengaruh anemon (heteractis magnifica) terhadap vitalitas ikan badut (amphiprion oscellaris) untuk meminimalisasi penggunaan karang hidup dalam usaha budidaya ikan badut (amphiprion oscellaris)

0 3 11

PERAN GEN AIM1 DAN INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KARAKTER POLA PIGMEN IKAN BADUT HITAM (Amphiprion percula)

0 0 15

APLIKASI PELAYANAN PUBLIK PADA BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA LAUT (BBPBL) LAMPUNG

0 1 15