Komponen Penyusun Sistem Pendukung Keputusa

hubungan yang sesuai 4. Mampu mengelola basis model dengan fungsi manajemen yang analog dengan database manajemen 3. Subsistem Dialog Subsistem dialog merupakan bagian dari Sistem Pendukung Keputusan yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan representasi dan mekanisme control selama proses analisa dalam Sistem Pendukung Keputusan ditentukan dari kemampuan berinteraksi antara sistem yang terpasang dengan user. Pemakai terminal dan sistem perangkat lunak merupakan komponen – komponen yang terlibat dalam subsistem dialog yang mewujudkan komunikasi antara user dengan sistem tersebut. Komponen dialog menampilkan keluaran sistem bagi pemakai dan menerima masukkan dari pemakai ke dalam Sistem Pendukung Keputusan. Adapun subsistem dialog dibagi menjadi tiga, antara lain : 1. Bahasa Aksi The Action Language Merupakan tindakan – tindakan yang dilakukan user dalam usaha untuk membangun komunikasi dengan sistem. Tindakan yang dilakukan oleh user untuk menjalankan dan mengontrol sistem tersebut tergantung rancangan sistem yang ada. 2. Bahasa Tampilan The Display or Presentation Langauage Merupakan keluaran yang dihasilkan oleh suatu Sistem Pendukung Keputusan dalam bentuk tampilan – tampilan akan memudahkan user untuk mengetahui keluaran sistem terhadap masukan – masukan yang telah dilakukan. 3. Bahasa Pengetahuan Knowledge Base Language Meliputi pengetahuan yang harus dimiliki user tentang keputusan dan tentang prosedur pemakaian Sistem Pendukung Keputusan agar sistem dapat digunakan secara efektif. Pemahaman user terhadap permasalahan yang dihadapi dilakukan diluar sistem, sebelum user menggunakan sistem untuk mengambil keputusan.

2.2.2.3 Tingkat Teknologi Dalam Sistem Pendukung Keputusan

Dalam Sistem Pendukung Keputusan terdapat tiga keputusan tingkatan perangkat keras maupun lunak. Masing – masing tingkatan berdasarkan tingkatan kemampuan berdasarkan perbedaan tingkat teknik, lingkungan dan tugas yang akan dikerjakan. Ketiga tingkatan tersebut adalah : a. Sistem Pendukung Keputusan Specific DSS b. Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan DSS Generator c. Peralatan Sistem Pendukung Keputusan DSS Tools

2.2.3 Model Fuzzy Multiple Attribute Decision Making FMADM

Fuzzy Multiple Attribute Decision Making FMADM [6] adalah “ suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu”. Inti dari FMADM adalah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut,kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah diberikan. Pada dasarnya, ada tiga pendekatan untuk mencari nilai bobot atribut, yaitu pendekatan subyektif, pendekatan obyektif dan pendekatan integrasi antara subyektif obyektif. Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan. Pada pendekatan subyektif, nilai bobot ditentukan berdasarkan subyektifitas dari para pengambil keputusan, sehingga beberapa faktor dalam proses perangkingan alternatif bisa ditentukan secara bebas. Sedangkan pada pendekatan obyektif, nilai bobot dihitung secara matematis sehingga mengabaikan subyektifitas dari pengambil keputusan. [6]. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah FMADM. antara lain[6]: a. Simple Additive Weighting Method SAW b. Weighted Product WP c. ELECTRE d. Technique for Order Preference by Similarity toIdeal Solution TOPSIS e. Analytic Hierarchy Process AHP Algoritma FMADM adalah: 1. Memberikan nilai setiap alternatif Ai pada setiap kriteria Cj yang sudah ditentukan, dimana nilai tersebut di peroleh berdasarkan nilai crisp ; i=1,2,…m dan j=1,2,…n. 2. Memberikan nilai bobot W yang juga didapatkan berdasarkan nilai crisp. 3. Melakukan normalisasi matriks dengan cara menghitung nilai rating kinerja ternormalisasi rij dari alternative Ai pada atribut Cj berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut atribut keuntunganbenefit = maksimum atau atribut biayacost=minimum. Apabila berupa artibut keuntungan maka nilai crisp Xij dari setiap kolom atribut dibagi dengan nilai crisp MAX MAX Xij dari tiap kolom, sedangkan untuk atribut biaya, nilai crisp MIN MIN Xij dari tiap kolom atribut dibagi dengan nilai crisp Xij setiap kolom. 4. Melakukan proses perankingan dengan cara mengalikan matriks ternormalisasi R dengan nilai bobot W. 5. Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif Vi dengan cara menjumlahkan hasil kali antara matriks ternormalisasi R dengan nilai bobot W. Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternative Ai lebih terpilih. Dalam penelitian ini menggunakan FMADM desngan metode SAW. Adapun langkah-langkahnya adalah: 1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu Ci. 2. Menentukan rating kecocokan setiap alternative pada setiap kriteria. 3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria Ci, kemudian melakukannormalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut atribut keuntungan ataupun atribut biaya sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R. 4. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot sehingga diperoleh