Pembuatan Sediaan Uji Pelaksanaan

Minuman mencit berupa air mineral yang diberikan melalui botol gelas minuman. Makanan dan minuman mencit diberikan secara ad libitum sampai kenyang.

4. Induksi Karsinogenik terhadap Hewan Uji dengan BaP

Induksi karsinogenik dilakukan dengan cara menyuntikkan larutan BaP pada jaringan subkutan mencit di bagian tengkuk. BaP 0,3 mg dilarutkan dalam 0,2 ml minyak jagung. Semua kelompok diinduksi dengan BaP selama 10 hari kemudian dilanjutkan dengan pemberian zat uji selama 15 hari Sugitha dan Djalil, 1989. Kemudian ditunggu sampai adanya kanker, yaitu munculnya benjolan nodul di bagian tengkuk. BaP diberikan selama 10 hari karena sel kanker akan tumbuh setelah terinduksi antara 9-13 hari. Pada periode ini terlihat dan terasa perubahan pada tengkuk dan kaki mencit Juliyarsi dan Melia, 2007. Untuk kontrol, mencit tidak diinjeksi BaP namun injeksi dengan pelarut BaP, yaitu 0,2 ml minyak jagung.

5. Pemberian Senyawa Uji Taurin

Pemberian senyawa taurin diberikan pada mencit yang telah diinduksi BaP. Pemberian zat uji taurin diberikan setiap hari secara oral selama 15 hari setelah munculnya benjolan nodul di bagian tengkuk mencit. Perlakuan terhadap hewan uji dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Dosis pada tiap kelompok perlakuan Kelompok Perlakuan Jumlah mencit I kontrol positif Diberi 0,2 ml corn oil dan selanjutnya hanya diberi akuadest sampai akhir masa penelitian. 5 II kontrol negatif Diinduksi dengan BaP tanpa pemberian bahan uji. 5 III preventif Diberi taurin dengan 7.8 mgBBhari dimulai sejak dua minggu sebelum induksi BaP sampai akhir masa penelitian. 5 IV Kuratif Setelah diinduksi BaP, dilanjutkan pemberian taurin dengan dosis 7.8 gBBhari 2 x pagi dan soresampai akhir masa penelitian 5 V Kuratif Setelah diinduksi BaP, dilanjutkan diterapi dengan obat antikanker ekstrak daun dewa Gynura segetum Lour Merr dosis 277,8 mgBB hari. 5

6. Analisis Penghitungan Jumlah Total Sel Darah Putih Leukosit

Penghitungan jumlah leukosit dilakukan dengan menggunakan pipet Thoma leukosit. Sampel darah yang diberi anti koagulan EDTA dihisap dengan pipet sampai tanda “0,5”. Pipet kemudian dicelupkan ke dalam larutan Turk dihisap sampai tanda “11” sehingga diperoleh pengenceran 1 : 20. Pipet dibolak-balik selama kurang lebih 3 menit dengan membentuk seperempat lingkaran, kemudian 2-3 tetes darah yang pertama dibuang. Selanjutnya darah diteteskan dipinggir kamar hitung. Kamar hitung dibiarkan satu menit yang bertujuan untuk melisiskan eritrosit dan memberi kesempatan kepada leukosit untuk menempati kamar hitung. Penghitungan leukosit dilakukan dengan bantuan mikroskop perbesaran 40x pada empat kotak besar dari kamar hitung. Jumlah leukosit tiap milimeter kubik mm³ adalah jumlah sel terhitung dikalikan dengan 50 Tambur, 2006.

7. Analisis Macam Sel Darah Putih Leukosit

Sampel darah segar diteteskan pada gelas obyek dan dibuat preparat apus. Selanjutnya, setelah kering preparat apus tersebut difiksasi dengan metanol selama 3-5 menit kemudian dikering anginkan. Preparat kemudian diwarnai dengan larutan giemza dengan pengenceran 1 : 9 selama 30 menit pada pH bufer fosfat 6, 8-7, 2. Selanjutnya preparat dicuci dengan aquades dan dibiarkan mengering di atas rak. Setelah kering preparat diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x dihitung setiap jenis leukosit menggunakan blood counter tabulator. Sel yang dihitung paling sedikit 100 sel dan dilakukan perhitungan persentase jenis leukosit. Angka yang diperoleh merupakan jumlah relatif masing-masing jenis leukosit dari seluruh jenis leukosit Tambur, 2006.

8. Analisis Penghitungan Jumlah Total Sel Darah Merah Eritrosit

Pengamatan eritrosit menggunakan haemositometer yang terdiri dari dua komponen yaitu kamar hitung counting chamber dan pipet pengencer. Kamar hitung yang dipakai merupakan tipe “imporeved chamber” dan pipet pengencer tipe Thomas. Larutan yang digunakan adalah Hayem sebagai larutan fisiologis yang terdiri dari NaCl 1 g, Na2SO4 5 g, HgCl2 0,5 g dan akuades 200 ml. Larutan fisiologis ini digunakan untuk mengencerkan darah sehingga darah bisa dihitung karena harus bersifat isotonis dan fiksatif terhadap eritrosit. Mencit dibius kemudian diambil darah melalui jarum suntik pada bagian aorta jantung masukan tabung EDTA. Tetes darah pertama dibuang, tetes darah berikutnya dihisap dengan haemositometer

Dokumen yang terkait

UJI SENYAWA TAURIN SEBAGAI ANTIKANKER TERHADAP JUMLAH SEL-SEL LEUKOSIT DAN SEL-SEL ERITROSIT MENCIT (Mus musculus L.) YANG DIINDUKSI BENZO (α) PYREN SECARA IN VIVO

2 13 47

RESPON HISTOPATOLOGIS HEPAR MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI BENZO(α)PIREN TERHADAP PEMBERIAN TAURIN DAN EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata)

1 28 73

PENGARUH PEMBERIAN TAURIN TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI JARINGAN PARU MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI KARSINOGEN BENZO(α)PIREN SECARA IN VIVO

3 39 67

Pengaruh Pemberian Taurin terhadap Gambaran Histopatologi Paru Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Karsinogen Benzo

0 1 11

Pengaruh Pemberian Senyawa Taurin dan Ekstrak Daun Dewa Gynura segetum (Lour) Merr terhadap Eritrosit dan Leukosit Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Benzo

0 0 9

Pengaruh Pemberian Taurin terhadap Gambaran Histopatologi Paru Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Karsinogen Benzo

0 0 11

Pengaruh Pemberian Taurin terhadap Gambaran Histopatologi Paru Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Karsinogen Benzo

0 0 11

Pengaruh Pemberian Senyawa Taurin dan Ekstrak Daun Dewa Gynura segetum (Lour) Merr terhadap Eritrosit dan Leukosit Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Benzo

0 0 9

Pengaruh Pemberian Senyawa Taurin dan Ekstrak Daun Dewa Gynura segetum (Lour) Merr terhadap Eritrosit dan Leukosit Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Benzo

0 0 9

Respon Histopatologis Hepar Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Benzo (α)Piren terhadap Pemberian Taurin dan Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata)

0 0 10