IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Syarat-Syarat dan Prosedur Dalam Perjanjian Pengiriman Barang
Perjanjian yang sah artinya perjanjian yang memenuhi syarat-syarat yang telah
ditentukan oleh undang-undang, sehingga diakui oleh hukum. Suatu perjanjian pengiriman barang dapat dikatakan sah apabila telah memenuhi syarat-syarat
perjanjian yang telah ditentukan dari beberapa ketentuan perundang-undangan yang telah dibuat secara khusus untuk mengatur penyelenggaraan pengiriman
barang maupun syarat-syarat perjanjian yang telah ditentukan oleh perusahaan penyelenggara jasa pengiriman itu sendiri.
Perjanjian yang sah menurut ketentuan undang-undang diatur dalam pasal 1320
KHUPdt yang menyatakan, untuk sahnya persetujuan-persetujuan diperlukan empat syarat:
1. Sepakat mereka yang mengikatkan diri;
2. Cakap untuk membuat suatu perjanjian;
3. Mengenai suatu hal tertentu;
4. Suatu sebab causa yang halal;
Agar lebih dimengerti, maka akan diperjelas satu persatu syarat-syarat sah
perjanjian dikaitkan dengan perjanjian pengiriman barang, yaitu:
1 Sepakat mereka yang mengikatkan diri
Sepakat adalah mereka yang mengikatkan diri, seia sekata antara pihak perusahaan dan pihak konsumen mengenai pokok perjanjian pengiriman
barang. Pokok perjanjian pengiriman barang berupa objek perjanjian dan syarat-syaratnya. Apa yang dikehendaki pihak pihak yang satu dalam hal ini
pihak perusahaan juga dikehendaki pihak yang lain dalam hal ini pihak konsumen, kedua belah pihak menghendaki sesuatu yang sama secara timbal
balik. Jadi, pihak perusahaanJNE dan pihak konsumen sepakat untuk membuat suatu perjanjian pengiriman barang.
2 Cakap untuk membuat suatu perjanjian
Pada umumnya orang dikatakan cakap melakukan perbuatan hukum apabila ia sudah dewasa, artinya sudah mencapai umur 21 tahun atau sudah kawin
walaupun belum mencapai umur 21 tahun. Di dalam dunia hukum, perkatan orang berarti pendukung hak dan kewajiban yang juga disebut subjek hukum.
Meskipun setiap subjek hukum mempunyai hak dan kewajiban untuk melakukan perbuatan hukum, namun perbuatan tersebut harus di dukung oleh
kecakapan dan kewenangan hukum. Kewenangan memilikimenyandang hak dan kewajiban tersebut disebut
kewenangan hukum atau kewenangan berhak, karena sejak lahir tidak semua subjek hukum yang pada umumnya memiliki kewenangan hukum itu, cakap
atau dapat bertindak sendiri. Kecakapan berbuat adalah kewenangan untuk melakukan perbuatan-perbuatan hukum sendiri.
3 Mengenai suatu hal tertentu
Sesuatu hal tertentu merupakan pokok perjanjian pengiriman barang, sedangkan prestasi yang perlu dipenuhi dalam suatu perjanjian pengiriman
barang adalah objek prjanjian pengiriman barang tersebut yaitu jenis barang. Prestasi itu harus tertentu atau sekurang-kurangnya barang yang dapat
ditentukan. Sesuatu atau barang yang diperjanjiakan harus cukup jelas, jumlahnya boleh untuk tidak disebutkan asal dapat dihitung atau ditetapkan
dalam perjanjian pengiriman barang. Kejelasan mengenai pokok perjanjian pengiriman barang atau objek perjanjian pengiriman barang ialah untuk
memungkinkan pelaksanaan hak dan kewajiban kedua belah pihak.
4 Suatu sebab causa yang halal
Kata “causa” berasal dari bahasa latin yang artinya”sebab”. Sebab adalah suatu yang menyebabkan orang membuat perjanjian, tetapi yang dimaksud
dengan causa yang halal dalam pasal 1320 KUHPdt bukanlah sebab dalam arti yang menyebabkan orang membuat perjanjian, melainkan sebab dalam arti isi
dari perjanjian yang menggambarkan tujuan yang hendak dicapai oleh kedua belah pihak, yaitu pihak JNE maupun pihak konsumen. Apakah isi perjanjian
tersebut dilarang oleh undang-undang atau tidak, apakah bertntangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan atau tidak pasal 1337 KUHPdt.
Perjanjian yang memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh undang-
undang diakui oleh hukum, sebaliknya perjanjian yang tidak memenuhi syarat tidak diakui oleh hukum walaupun diakui oleh pihak-pihak yang membuatnya.
Syarat-syarat tersebut dapat digolongkan dalam dua bagian yaitu untuk syarat a
dan b disebut dengan syarat subyektif, karena melekat pada diri orang yang menjadi subjek perjanjian, sedangkan untuk syarat c dan d disebut dengan syarat
objektif karena mengenai sesuatu yang menjadi objek perjanjian. Berdasarkan hasil wawancara pada Bapak Syarifuddin sebagai kepala bagian
marketing JNE cab. Bandar Lampung tidak diatur syarat khusus mengenai perjanjian pengiriman barang dalam PT. JNE, tetapi perjanjian didasarkan kepada
aturan umum yang berlaku dalam KUHPdt. Syarat dalam perjanjian pengiriman barang pada perusahaan kurir JNE adalah dengan cara mengisi AWB Air
WaybillConnot, yaitu form pengisian pengiriman barang. Air Waybill yang selanjutnya akan disebut AWB merupakan dokumen penting yang nantinya akan
menjadi bukti pengiriman apabila terjadi wanprestasi antara kedua belah pihak. Air Waybill harus diisi dengan nama dan alamat yang lengkap, jelas, benar dan
terbaca agar barang atau dokumen yang akan dikirim bisa sampai ke tempat yang dituju. Air Waybill sendiri memiliki beberapa fungsi yang cukup penting, yaitu:
1. Berfungsi sebagai bukti pengiriman untuk pengirim,
2. Berfungsi sebagai bukti pembayaran kwitansi,
3. Berfungsi sebagai arsipfile,
4. Berfungsi sebagai bukti serah terima untuk penerima,
Saat konsumen menyerahkan barangdokumen untuk dikirim atau di
transportasikan melalui JNE, para pelanggan dianggap telah menerima dan menyetujui persyaratan dan ketentuan standar yang ditetapkan oleh JNE,
mengenai persyaratan pengangkutan atau pengiriman yang selanjutnya disebut SSP syarat-syarat standar pengiriman, perjanjian seperti ini disebut dengan
perjanjian baku. Secara sederhana, perjanjian baku memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1 Perjanjian dibuat secara sepihak oleh perusahaan yang posisinya relatif
lebih kuat dari konsumen; 2
Konsumen sama sekali tidak dilibatkan dalam menentukan isi perjanjian; 3
Dibuat dalam bentuk tertulis dan massal; 4
Konsumen terpaksa menerima isi perjanjian karena didorong oleh kebutuhan.
Adapun prosedur yang ditetapkan oleh JNE dalam perjanjian pengiriman barang adalah adalah:
1 Tata Cara Pengangkutan
a. JNE bukan perusahaan angkutan umum dan hanya mengangkut
barang-barang atau dokumen yang mengacu pada persyaratan dan ketentuan yang tersirat dalam SPP. JNE berhak menolak untuk
menerima atau mengirim barang-barang atau dokumen tertentu dari perseorangan dan atau perusahaan mengacu pada kebijakanSOP JNE.
b. JNE berhak untuk mengirim barang atau dokumen milik konsumen
melalui jalur dan ketentuan dengan menggunakan perusahaan jasa angkutan agar supaya pengamanan dan penanganan yang standar,
penggudangan dan pengangkutan yang diarahkan oleh JNE. c.
Pengepakan barang atau dokumen yang akan dikirim menjadi tanggung jawab konsumen, termasuk penempatan dokumen atau
barang kedalam wadah container box yang disediakan JNE.
d. JNE tidak bertanggung jawab untuk berbagaisetiap kerusakan atau
kehilangan pada barang atau dokumen sebagai akibat dari ketidaksempurnaan pengepakan atau pembungkusan oleh konsumen
sendiri. e.
Konsumen bertanggung jawab dalam menyatakan alamat yang jelas lengkap agar supaya pengiriman dapat diangkut dengan baik.
f. JNE tidak bertanggung jawab atas keterlambatan, kehilangan,
kerusakandan biaya sebagai akibat keterlambatan dan kesalahan dalam mengisi ketentuan yang disebut diatas.
2 Pemeriksaan Barang Kiriman
a. JNE mempunyai aturan, dimana tanpa se izinpermintaan berhak untuk
memeriksa dokumen atau barang yang akan dikirm konsumen untuk memastikan bahwa barang dan dokumen tersebut layak dikirim ke
Negara tujuan sesuai dengan persyaratan operasional yang baku, proses bea dan cukai serta metode penanganan pengiriman JNE.
b. Dalam melaksanakan ketentuan aturan, JNE tidak menjamin atau
menyatakan bahwa barang kiriman adalah layak untuk dikirim dan disampaikan tanpa melanggar aturan.
c. JNE tidak bertanggung jawab terhadapa barang kiriman yang isinya
tidak sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh konsumen kepada JNE.
d. JNE tidak bertanggung jawab atas denda kehilangan atau kerusakan
selama dalam penahanan Bea Cukai atau petugas yang berwenang
lainnya. Konsumen harus memberikan pernyataan bahwa JNE bebas dari kewajiban dan denda atas kehilangan.
3 Larangan Kiriman
a. JNE tidak menerima barang yang berbahaya yang dapat mudah
terbakar dan meledak, obat-obatan terlarang, mas dan perak, uang, debucianida, platina, batu mulia atau logam, perangko, materai,
barang curian, cheq, saham atau treveller cheq, surat-surat, barang antik, binatang, dan tanaman hidup lainnya.
b. Bila konsumen mengirim barang-barang tanpa sepengetahuan JNE,
konsumen akan membayar biaya tambahan kepada JNE atas klaim kerusakan, pengeluaran biaya yang mungkin terjadi dan juga berbagai
ketentuan lainnya. c.
JNE berhak untuk mengklaim kerusakan sesegera mungkin, setelah JNE menemukan adanya penyimpangan dari ketentuan, termasuk
melaksanakan ketentuan-ketentuan yang dinyatakan dalam klausul 4 paragrap 1.
4 Jaminan Terhadap Pemilik Barang Kiriman
a. Konsumen dengan ini menjamin bahwa yang bersangkutan adalah
pemilik yang sah dan menandatangani bahwa dokumen dan barang yang diserahkan untuk dikirm oleh JNE dan telah menyetujui untuk
membuat kesepakatan dengan SPP, tidak hanya atas nama diri konsumen itu sendiri tapi juga selaku agen serta untuk dan atas nama
semua pihak yang berkepentingan atas barang atau dokumen.
b. Konsumen membebaskan JNE dari biaya pelanggaran dan
membebaskan JNE dari klaim kerusakan atau pengeluaran biaya lainnya dari jaminan terjadi penyimpangan.
5 Biaya Kirim
a. JNE akan memungut pembayaran sesuai tarif yang telah tersedia bagi
konsumen dari waktu ke waktu untuk pengiriman dokumen atau barang milik konsumen yang telah disepakati antara JNE dan
konsumen. b.
Tarif di tentukan oleh JNE termasuk Air Port Tax Local, tapi tidak termasuk pajak pertambahan nilai, pajak import, retribusi export yang
dibtuhkan dalam pengurusan.
6 Ganti Rugi
a. JNE hanya bertanggung jawab pada kerusakan dan kehilangan yang di
alami oleh konsumen sebagai akibat kerusakan atau kehilangan dalam pengiriman dokumen dan barang oleh JNE sepanjang kehilangan
tersebut terjadi ketika barang atau dokumen masih dalam kendali JNE. Dengan kondisi kerusakan tersebut yang disebabkan penundaan oleh
pegawai agen JNE. b.
JNE tidak bertanggung jawab atas penyebab kerusakan yang timbul dalam pelaksanaan kejadian di antaranya kehilangan yang di
katagorikan sebagai tidak terbatas pada perdagangan keuangan atau kehilangan tidak langsung termasuk kehilangan yang disebabkan oleh
beberapa hal di bawah kendali JNE atau kehilangan sebagai akibat
kerusakan alami atau Force Majeure kehendak tuhan.
c. Kewajiban JNE tertuang dalam persyaratan dan ketentuan yang
tercantum pada klausul 8 paragrap 1, di atas merupakan bentuk kompensasi untuk barang-barang dan dokumen yang nilainya tidak
melebihi 100 Dolar atau setara per pengiriman untuk pengiriman Internasonal dan 10 kali tarif pengiriman per pengiriman Domestic
Indoneia. Kewajiban JNE akan di tetapkan dengan mempertimbangkan nilai dari barang dan dokumen yang digantikan pada saat akan mulai
pengiriman, tanpa mempertimbangkan nilai komersialnya dan konsekwensi kehilangan seperti tertera pada Klausul 8 paragrap 2,
diatas. 7
Prosedur klaim Setiap klaim dari konsumen dengan permintaan terhadap kewajiban dan
tanggung jawab JNE, harus sudah disampaikan oleh pengirim dalam tulisan dan telah diterima di kantor JNE selambat-lambatnya 14 hari
setelah tanggal ketika barang atau dokumen tersebut seharusnya sudah diterimatiba di tujuan.
Sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan oleh Pihak JNE, terdapat
barangdokumen yang tidak mengacu dengan ketentuan yang berlaku, sehingga Pihak JNE berhak menolak untuk tidak mengirimkan barangdokumen tersebut.
Adapun barang yang dilarang untuk dikirim melalui JNE adalah:
a Surat, warkat pos, atau kartu pos,
b Barang berbahaya yang dapat atau mudah meledak, menyala atau terbakar
sendiri dapat dikirim dengan handling khusus via kargo, c
Narkotika atau obat terlarang, d
Barang cetakan atau benda lainnya yang mengandung pornografi dan menyinggung kesusilaan,
e Barang cetakan atau rekaman yang isinya dapat mengganggu keamanan dan
ketertiban secara stabilitas nasional, f
Alkohol,minuman keras, dan makanan basah, g
Tanaman dan hewan dapat dikirim dengan handling khusus via kargo, h
Senjata api, pisau dan petasan, i
Perhiasan batu akikbatu-batu berharga, prangko, money order atau traveller’s cek dan uang tunai,
j Perlengkapan dan peralatan judi,
Apabila konsumen diketahui melanggar ketentuan syarat dan prosedur yang telah
ditetapkan oleh JNE, maka pihak JNE tidak akan memproses pengiriman barang yang akan dikirim. JNE akan memproses pengiriman barangdokumen tersebut
apabila konsumen telah sepakat terhadap SSP syarat standar pengiriman yang telah diajukan oleh JNE. Sebagaimana yang tercantum dalam SSP merupakan
ketentuan pokok yang mengikat dan ketetapan yang tidak terpisahkan antara JNE dengan konsumen, apakah tertulis atau bentuk agreementperjanjian lainnya.
Menurut perjanjian pengiriman barang, dengan dibayarnya biaya pengiriman oleh
konsumen dan konsumen telah menerima bukti pengiriman yaitu Air Waybill,
maka telah terjadi persetujuan kehendak antara konsumen dengan JNE. Konsumen setuju jika barangdokumennya dikirim atau di transportasikan melalui
JNE dan JNE setuju mengantarkan barangdokumen milik konsumen sampai ketempat yang dituju.
Bapak Syarifuddin sebagai kepala bagian marketing JNE cab. Bandar Lampung
menerangkan bahwa terpenuhinya syarat subjektif disini maksudnya adalah bahwa dalam perjanjian pengiriman barang adanya persetujuan kehendak antara
konsumen dengan JNE mengenai pengiriman barang adan kecakapan antara kedua belah pihak.
Kecakapan yang dimaksud dalam hal ini adalah walaupun JNE tidak menentukan
batas kedewasaan seorang konsumennya, tetapi konsumen yang belum dewasa dianggap cakap melakukan perjanjian pengiriman barang karena ia dapat diwakili
yang bertanggung jawab. Dalam pengiriman barang, yang penting adanya nama dan alamat yang lengkap, jelas, benar dan terbaca agar barang atau dokumen yang
akan dikirim bisa sampai ke tempat yang dituju dengan selamat dan tepat waktu. Sedangkan terpenuhinya syarat objektif adalah adanya prestasi yang terpenuhi
dalam perjanjian pengiriman barang berupa objek perjanjian yaitu pengiriman barang dan pembayaran biaya pengiriman. Barang atau dokumen yang akan
dikirim melalui JNE tidak boleh berupa barang atau dokumen yang dilarang, sehingga tujuan dari perjanjian pengiriman barang menjadi halal karena tidak
bertentangan dengan isi pasal 1337 KUHPdt yang menyatakan ”suatu sebab adalah terlarang apabila dilarang oleh undang-undang, atau apabila berlawanan
dengan kesusilaan atau ketertiban umum.
Berdasarkan uraian tersebut maka PT Jalur Nugraha Ekakurir menerangkan
bahwa persetujuan kehendak yang dimaksud adalah kesepakatan antara pihak konsumen dengan JNE mengenai objek perjanjian dan syarat-syarat perjanjian.
Pada saat konsumen menyerahkan barangdokumen untuk dikirim atau di transportasikan melalui JNE, konsumen dianggap telah menerima dan menyetujui
persyaratan dan ketentuan standar yang ditetapkan oleh JNE.
B. Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Pengiriman Barang