Sebanyak 35 anak yang telah dikhitan pada tanggal 21 Desember 2014 kemarin, 5 diantaranya adalah bayi yang berusia sekitar 1-2,5 tahun. 30
sisanya merupakan anak Sekolah Dasar yang juga datang dari daerah sekitar, yakni Bojong, Cibubur, Jatiwaringin dan Mekarsari. Penulis melihat ada
sekitar 7 pemudi yang memegang lembaran daftar peserta khitan, pemudi ini akan mencoret nama peserta yang telah di khitan dengan cermat. Untuk anak-
anak yang menunggu giliran bersama orang tuanya, pemuda disini memutarkan film Upin dan Upin agar peserta yang menunggu tidak terlalu
tegang.
C. Analisis Hasil Temuan Lapangan
Pada bahasan ini observer akan membandingkan bagaimana keadaan pemuda TPA Al-hidayah dalam pengajaran dan keterkaitan antara teori yang
sudah dibakukan. Seperti yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya pemuda merupakan sosok aktif dan energik yang mampu menggerakkan fisik, mental,
intelektual serta moral. Akan tetapi tidak sedikit juga pemuda yang membuat resah atau menyulitkan makhluk sosial lainnya.
Pemuda TPA Al-hidayah merupakan contoh kecil dari pemuda energik yang mampu membuat perubahan dalam pendidikan nonformal khususnya bagi
anak-anak yang memerlukan pengganti dari pendidikan formal dan umumnya sebagai pelengkap dari pendidikan formal. Sebagaimana telah di sebutkan dalam
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 26 ayat 1 “pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakata yang
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat.”
13
Pendidikan merupakan salah satu alat untuk membimbing seseorang menjadi orang baik terutama pendidikan agama. Dengan pendidikan agama akan
13
Lihat h. 16 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, Jakarta: DEPAG RI, 2006, hal. 18
membantu karakter akhlakul karimah bagi peserta didik sehingga mampu membedakan mana pergaulan yang baik dan mana yang tidak baik. Pemuda TPA
Al-hidayah dalam pengajaran ataumenyampaian materi telah memilih pendidikan agama yakni dalam bentuk TPA yang siswi-siswinya lebih di dominasi oleh anak-
anak usia sekolah dasar. Pada usia sekolah dasar ini dalam psikologi perkembangan disebut dengan masa kanak-kanak akhir.
Pada usia sekolah dasar ini anak cenderung mengikuti pendidikan baik formal ataupun nonformal dengan harapan memperoleh dasar-dasar pengetahuan
dan keterampilan yang penting artinya untuk keberhasilan penyesuaian hidup di masa dewasa nanti. Oleh sebab itu pemuda TPA Al-hidayah mencoba
memberikan pengalaman anak untuk memasuki pendidikan agama terlebih dahulu. Dengan memberi pengajaran iqro, tajwid, hafalan bacaan sholat dan doa sehari-
hari serta hikmah-hikmah yang terkandung dalam Al- qur‟an.
Pelaksanaan pendidikan agama yang diberikan bukan hanya sekedar menjadikan manusia pintar dan trampil, akan tetapi jauh daripada itu adalah untuk
memilki moral dan berprilaku baik. Dengan moral dan prilaku baik yang dimliki akan mampu mengarahkan minat untuk terus belajar mencari ilmu. Pendidikan
agama Islam nonformal TPA bertujuan pula membentuk individu yang bercorak diri, derajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikannya untuk
mewujudkan tujuan ajaran Allah yang bersumber kepada Al- Qur‟an dan hadist.
Seperti yang telah tertulis di bab sebelumnya, pemuda yang notabenenya sebagai pelopor harus memberikan langkah konkret terhadap kualitas peningkatan
pendidikan. Dalam hal ini pemuda TPA Al-Hidayah setiap tahunnya melaksanakan kegiatan seperti syiar ramadhan, syiar qurban dan syiar
khitan.Ketiga kegiatan ini menjadi langkah para pemuda mengenalkan pendidikan Islam nonformal yang telah di dalangi selama lebih dari Sembilan tahun ini.
Pada kegiatan-kegiatan tersebut pemuda TPA Al-hidayah beserta para pemuda dari berbagai daerah yang juga telah mendirikan TPA di sekitar tempat
tinggalnya menjadi pagar di setiap acara untuk menunjukkan bahwa pemuda
masih merupakan golongan dari masyarakat dan ujung tombak dari gelombang sejarah Islam.kegiatan yang diadakan oleh pemuda TPA ini menjadi acara yang
cukup di tunggu oleh warga sekitar. Umumnya ketika pemotongan qurban susunan acara yang terjadi pada majlis-majlis langsung memotong hewan setelah
beberapa jam dari shalat ied tanpa ada penjabaran asal-usul pemotongan karena biasanya telah dijelaskan pada khutbah ied adha.
Pemuda TPA Al-hidayah mempunyai susunan acara yang sedikit berbeda, yakni mengadakan beberapa sambutan dari para tamu undangan serta memutar
video kegiatan qurban yang telah lalu untuk mengingatkan bahwa Allah yang telah memberi rezeki untuk meratakan nikmat di hari qurban, bukan hanya orang
kaya atau mampu saja yang bisa menikmati daging akan tetapi para fakir miskin serta dhuafa bisa memakan daging bersama keluarganya.
Sedikit demi
sedikit peran
pemuda TPA
Al-hidayah untuk
mengembangkan pendidikan Islam nonformal di Desa Mekarsari telah terlihat dan dirasakan manfaatnya oleh warga sekitar.Terlebih lagi sasaran pemuda adalah dari
warga kurang mampu membiyai pendidikan yang bersifat penambah atau pelengkap ini.para warga menunjukkan rasa empati dengan memenuhi undangan
jika pemuda mengadakan acara-acara seperti yang telah disebut di atas, terutama para ibu-
ibu yang juga telah ikut mengaji pada setiap hari jum‟at. Kelebihan yang telah diperlihatkan oleh pemuda TPA membuat para siswi
nyaman mengikuti pelajaran yang diberikan oleh para pemuda. Para wali murid juga mempercayakan anak-anak mereka untuk dapat mengaji bersama di TPA
dengan harapan bahwa anak mereka menjadi pribadi yang lebih baik dan terbiasa sholat lima kali sehari. Jika ada kelebihan tentu ada kekurangan, sistem atau
susunan kurikulum yang belum rapih serta penerimaan atau masuk dan keluarnya siswi belum terdata dan terproses secara rapih membuat pelaksanaan TPA terlihat
kurang baik.
64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penelitian dan menganalisis permasalahan –
permaslahan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, mengenai
pengembanggan pendidikan Islam nonformal studi atas peran pemuda di Desa Mekarsari, yakni : Pembentukan Taman Pendidika Al-Quran TPA memberi
dampak yang baik bagi para orang tua yang ingin memberi pendidikan tambahan bahkan pengganti dari pendidikan formal untuk anak mereka.
Peran lain Pemuda TPA Al-hidayah untuk mengembangkan pendidikan nonformal dengan menjadi pengajar di bidang membaca iqra dan hafalan
bacaan sholat serta doa sehari-hari telah berjalan lebih kurang sembilan tahun. Pemuda disini telah mengajak anak-anak yang mulai dari berusia 3 sampai 14
tahun mengaji bersama, belajar dan mengenal ilmu Allah bersama-sama. Memberikan cerita-cerita yang telah ada di Al-
Qur’an dan bersama- sama mengamalkannya juga menjadi pengajaran dari para pemuda TPA Al-
hidayah. Memberi pengarahan dengan lemah lembut apabila ada anak yang
berperilaku kurang sesuai dengan ajaran Islam. berusaha menyenangkan anak- anak dengan memberi makanan sehat setiap satu minggu sekali, merupakan
bagian dari mendidik anak-anak TPA Al-Hidayah yang dilakukan oleh para pemuda.
Selain itu, bentuk peranan pemuda mengadakan acara Syiar Ramadhan, Syiar Kurma, Syiar Qurban dan Syiar Khitan untuk mengingatkan kepada
jamaah yang datang bahwa semua rezeki itu datang dari Allah. Pemuda juga mengajak para jamaah yang mempunyai anak laki-laki atau perempuan yang
belum mengaji untuk mengaji di TPA Al-hidayah. Dengan demikian, keberadaan Taman Pendidikan Al-Quran TPA Al-
Hidayah menjadi bukti dari peranan pemuda di Desa Mekarsari terutama di bidang pendidikan, peringatan hari besar Islam serta akhlak atau prilaku sosial
yang seharusnya ditunaikan terhadap sesama manusia, maupun prilaku yang wajib ditujukan kepada Allah SWT.
B. Saran-saran
Dari hasil penelitian dan kenyatan yang ada di lapangan, penulis atau peneliti pada bagian ini memberikan sran-sran atau gagasan sebagai berikut:
Bagi TPA Al-Hidayah, pengembangan yang disertai dengan pembinaan akhlak ini sudah baik, dalam pemberian materi dan pengajaran juga sudah baik.
Kemudian, dalam manajemen penyelanggaraan TPA seperti mengelola kurikulum, penerimaan untuk peserta didik masih perlu perbaikan atau penguatan yang paten
sehingga anak yang sudah baligh nantinya bisa lebih terarah akan melanjut ketingkat atau jenjang yang lebih jelas.
Bagi orang tua dan masyarakat, hendaknya terus meningkatkan dukungan terhadap keberadaan TPA baik hubungan kekeluargaan maupun spiritual, seperti
selalu hadir jika TPA mengadakan kegiatan. Bagi anak, hendaknya selalu mengingat dan menerapakan ajaran yang telah disampaikan kakak pengajar yang
tidak mengenal material dengan cara menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan peraturan di TPA Al-Hidayah.