Jaminan Dalam Pemberian Kredit

6. Profitability Profitabilitas

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.

7. Protection Perlindungan

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi. 2013:175 Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa analisi kredit adalah penilaian yang diberikan kepada nasabah dalam pengajuan kredit. Dengan adanya Analisis 5C dan 7P diharapkan dapat mencegah secara dini kemungkinan terjadinya kegagalan nasabah dalam memenuhi kewajibannya untuk melunasi kredit yang diterimanya.

2.4.3 Jaminan Dalam Pemberian Kredit

Pemberian jaminan dalam kredit pada sebuah Lembaga atau Bank adalah merupakan suatu keharusan sebagaimana diatur dalam Pasal 24 1 Undang- Undang Nomor 14 tahun 1967 tentang pokok-pokok perbankan, sebagai berikut : “Bank Umum tidak memberikan kredit tanpa jaminan kepada siapapun” Menurut Thomas Suyatno menyatakan bahwa secara umum jaminan kredit diartikan sebagai penyerahan kekayaan atau pernyataan kesanggupan seseorang untuk menanggung pembayaran kembali suatu utang, kegunaan jaminan adalah untuk sebagai berikut : 1. Memberikan hak dan kekuasaan kepada bank untuk mendapatkan pelunasaan dari hasil penjualan barang-barang jaminan tersebut, apabila nasabah melakukan cidera janji, yaitu tidak membayar kembali utangnya pada yang telah ditetapkan dalam perjanjian. 2. Menjamin agar nasabah berperan serta dalam transaksi untuk membiayai usahanya, sehingga kemungkinan untuk meninggalkan usaha atau proyeknya dengan merugikan diri sendiri atau perusahaanya, dapat dicegah atau sekurang-kurangnya kemungkinan untuk dapat berbuat demikian diperkecil terjadinya. 3. Memberi dorongan kepada debitur tertagih untuk memenuhi perjanjian kredit. Khususnya mengenai pembayaran kembali sesuai dengan syarat- syarat yang telah disetujui agar ia tidak kehilangan kekayaan yang telah dijaminkan kepada bank. 2011:89 Menurut Thomas Suyatno jaminan dapat dibedakan dan dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Jaminan berupa benda Jaminan Kebendaan Pemberian jaminan berupa benda berarti mengkhususkan suatu bagian dari kekayaan seseorang dan menyediakan guna pemenuhan atau pembayaran kewajiban seseorang debitur. Kekayaan tadi dapat kepunyaan debitur sendiri, dapat pula kekayaan orang lain. Kekayaan dapat beraneka ragam bentuk, baik berupa benda bergerak, benda tidak bergerak, serta benda yang tidak berwujud seperti piutang. 2. Jaminan Perorangan Pasal jaminan perorangan adalah suatu perjanjian ketiga yang menyanggupi pihak berpiutang kreditur bahwa ia menanggung pembayaran suatu utang bila ia berutang tidak menepati kewajibannya Pasal 1820 KUH Perdata. Jaminan jenis ini dapat diadakan tanpa sepengetahuan debitur. Dalam hal ini dapat menjamin pembayaran sepenuhnya atau suatu jumlah tertentu. Dan penjamin berhak untuk menuntut agar : a. Debitur ditagih terlebih dahulu, bila ada kekurangan barulah kekurangan tersebut ditagih kepadanya recht van eerdereuitwinning, Pasal 1831 KUH Perdata. b. Jika ada penjamin laiinya, utang tersebut dipecah-pecah atau dibagi diantara para penjamin recht van schuldsplitsing, Pasal 1837 KUH Perdata. 3. Credietverband Dilihat dari objek pengikatannya, kredietverban adalah semacam hipotek yang berlaku atas tanah adat apabila dijadikan jaminan. Credietverband merupakan jaminan atas tanah berdasarkan Koninklijke Besluit tanggal 6 Juli 1908 Nomor 50 dan diubah sengan Stbl. Tahun 1937 Nomor 190. Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria PMA Nomor : 15 Tahun 1961 tentang pemebanan dan pendaftaran hipotek, maka Credietverband dapat dibebankan pada hak milik, hak guna bangunan, baik yang berasal dari hak-hak tanah Barat maupun hak-hak tanah Adat. 2011:99

2.5 Gadai