Ketahanan Fiber Plastic Composite (FPC) Termodifikasi terhadap Serangan Penggerek Laut (Marine Borer)

   
KETAHANAN FIBER PLASTIC COMPOSITE (FPC) TERMODIFIKASI TERHADAP SERANGAN PENGGEREK LAUT (MARINE BORER)
SKRIPSI ADE DWI FONNA RIZKI 091201120 / TEKNOLOGI HASIL HUTAN
PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013
   
Universitas Sumatera Utara

   
ABSTRAK
ADE DWI FONNA RIZKI. Ketahanan Fiber Plastic Composite (FPC) Termodifikasi terhadap Serangan Penggerek Laut (Marine Borer). Dibimbing oleh LUTHFI HAKIM dan RIDWANTI BATUBARA
Papan Fiber Plastic Composite (FPC) yang terbuat dari serat kardus dan plastik polipropilena dengan penambahan maleat anhidrida (1% dan 2%) sebagai compatibilizer dan benzoil peroksida (15%) sebagai inisiator (termodifikasi) diuji ketahanannya terhadap serangan marine borer. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi kualitas sifat fisis papan FPC termodifikasi, identifikasi jenis-jenis marine borer, dan ketahanannya terhadap serangan marine borer. Pengujian sifat fisis berdasarkan pada standar JIS A 5905-2003 dan JIS A 5908-2003 sedangkan ketahanan papan FPC termodifikasi terhadap serangan marine borer berdasarkan SNI 01-7207-2006. Papan FPC termodifikasi diumpankan di perairan Pelabuhan Belawan, Medan selama enam bulan.
Hasil penelitian menunjukkan sifat fisis papan FPC telah memenuhi standar JIS A 5905-2003 dan JIS A 5908-2003. Papan FPC yang telah diumpan selama 6 bulan, sesuai dengan SNI 01-7207-2006 ketahanannya terhadap organisme marine borer di laut diklasifikasikan ke dalam kelas I yaitu sangat tahan dan kelas II yaitu tahan. Organisme laut yang ditemukan pada papan FPC termodifikasi sebanyak 17 jenis, namun yang berperan sebagai marine borer hanya 2 jenis yaitu Teredo sp. dan Limnoria sp. dan setelah uji belah diketahui bahwa pola serangan pada papan FPC merupakan pola serangan Martesia striata dari famili pholadidae. Kata kunci: FPC, Marine Borer, Perairan Pelabuhan Belawan, Termodifikasi,
Sifat Fisis  
i  
Universitas Sumatera Utara

   
ABSTRACT
ADE DWI FONNA RIZKI. Durability of Modified Fiber Plactic Composite (FPC) Against Marine Borer. Guided by LUTHFI HAKIM and RIDWANTI BATUBARA
The Fiber plastic composite (FPC) board that made from corrugated paper fiber and plastic polypropylene with maleic anhydride (1 % and 2 %) as compatibilizer and benxzoil peroxide (15 %) as initiator (modified). The purpose of this research were to evaluate the quality of the physical properties of modified FPC board, identification kinds of marine borer, and the durability against marine borer. The physical properties was based on JIS A 5905-2003 and JIS A 5908-2003. The durability of modified FPC board against marine borer was based on SNI 01-7207-2006. The Modified FPC board was soaking in the sea of Port Belawan, Medan for six months.

The results showed the physical properties of modified FPC board were full fil the standard JIS A 5905-2003 and JIS A 5908-2003. The durability of modified FPC board against marine borer according SNI 01-7207-2006 was classified into very durable and durable. The marine organism which found on modified FPC board were 17 specieses but only 2 specieses classified as marine borers, there are Limnoria sp and Teredo sp. After the split test was known that the pattern of attacks on the modified FPC board is Martesia striata's attack patterns of pholadidae.    Keywords: FPC, Marine Borer, Modified, Physical Properties, Sea Of Port
Belawan   
 
 
 
 
 
 
 
 
ii  
Universitas Sumatera Utara

   
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Banda Aceh pada tanggal 18 Juli 1991 dari Ayah Afrian Sudi dan Ibu Nazifah Nasution (Alm). Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Pada tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 4 “DKI Jakarta” Banda Aceh, dan lulus seleksi masuk USU melalui jalur SNMPTN. Penulis memilih program studi Kehutanan, Fakultas Pertanian.
Semasa perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten laboratorium Dendrologi, Geodesi dan Kartografi dan Ekologi Hutan pada tahun 2011 serta asisten Klimatologi Hutan, Dendrologi, Pemanenan Hasil Hutan, Anatomi dan Identifikasi Kayu dan Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) pada tahun 2012. Penulis mengikuti kegiatan organisasi Himpunan Mahasiswa Sylva (HIMAS) USU dan BKM Baitul Assyjar. Penulis pernah mengikuti kegiatan magang selama sebulan pada tahun 2010 di LSM Sumatran Rainforest Institute (SRI) dan pada tahun 2011 di Desa Paluh Manan, Belawan, Medan.
Penulis mengikuti kegiatan Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) selama 10 hari pada tahun 2011 di Tahura Bukit Barisan, Tongkoh. Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama sebulan di Research and Development (R&D) Center, PT Arara Abadi, Perawang, Riau. Pada akhir kuliah, penulis melaksanakan penelitian dengan judul “Ketahanan Fiber Plastic Composite Termodifikasi terhadap Serangan Penggerek Laut (Marine Borer)” di bawah bimbingan Bapak Luthfi Hakim, S.Hut., M.Si dan Ibu Ridwanti Batubara, S.Hut., MP. Hasil penelitian ini merupakan salah satu tugas akhir yang dilakukan oleh penulis.
iii  
Universitas Sumatera Utara


 
KATA PENGANTAR

 

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Judul dari skripsi ini adalah “Ketahanan Fiber Plastic Composite Termodifikasi terhadap Serangan Marine Borer”. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dalam penggunaan papan alternatif pengganti kayu di luar ruangan (outdoor) seperti konstruksi pelabuhan. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayah Afrian Sudi, Ibu Nazifah Nasution (Alm), Ibu Tina Sari Handayani, Bang Bobby Prima Zifriandi, Herry Novi Riandi, Ade Mutia Rizki, Bujing Nastuti Nasution, Ayah Haris Nasution, Ayah Mukhlis Nasution yang telah memberikan doa yang tulus, kasih sayang, dorongan materi serta semangat kepada penulis. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada komisi pembimbing Luthfi Hakim S.Hut, M.Si, dan Ridwanti Batubara S.Hut, MP yang telah banyak memberikan bantuan serta masukan yang sangat bermanfaat selama penulis menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bang Markus dan Sari Delviana Marbun atas bantuannya selama menyelesaikan penelitian dilapangan. Penulis mengharapkan agar skripsi ini dapat menjadi panduan belajar dan bacaan yang bermanfaat bagi mahasiswa/i kehutanan secara khusus dan masyarakat secara umum. Akhir kata penulis menyampaikan terima kasih.

iv  
Universitas Sumatera Utara

   

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ................................................................................................

ABSTRACT .............................................................................................
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................
DAFTAR TABEL.....................................................................................
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................
PENDAHULUAN Latar Belakang........................................................................................ Tujuan ..................................................................................................... Manfaat ................................................................................................... Hipotesis .................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA Fiber Plastic Composite (FPC).............................................................. Kertas Kardus......................................................................................... Polipropilena .......................................................................................... Maleat Anhidrida (MAH) ...................................................................... Benzoil Peroksida .................................................................................. Marine Borer (Penggerek Laut).............................................................
METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................................. Bahan dan Alat Penelitian ...................................................................... Prosedur Penelitian Penyusunan Contoh Uji Papan FPC ................................................. Perendaman Contoh Uji Papan FPC di Laut..................................... Pengujian Sifat Fisis Papan FPC....................................................... Kerapatan ................................................................................... Kadar Air.................................................................................... Daya Serap Air........................................................................... Pengembangan Tebal ................................................................. Pengujian Kualitas Papan FPC ......................................................... Pengujian Kadar Garam Air Laut dan pH Papan FPC...................... Pengukuran Persentase Intensitas Serangan Marine Borer .............. Pengukuran Persentase Penurunan Berat Papan FPC ....................... Analisis Data .....................................................................................

i
ii
iii
iv
v
vii
viii
x
1 3 3 3

4 5 7 8 9 10
13 13
14 16 16 16 17 17 17 18 18 19 19 20

v  
Universitas Sumatera Utara

 
HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan Warna dan Pengikisan Papan FPC .................................. Sifat Fisis Papan FPC ........................................................................ Kerapatan ................................................................................... Kadar air..................................................................................... Daya serap air............................................................................. Pengembangan tebal................................................................... Intensitas serangan Marine Borer...................................................... Penurunan Berat Papan FPC.............................................................. Jenis-Jenis Organisme Laut di Perairan Belawan.............................. Balanus sp. ................................................................................. Barbatia sp. ................................................................................ Coryphella sp. ............................................................................ Crepidula sp. .............................................................................. Cylindrotis quadrasi. ................................................................. Dostia violecea........................................................................... Limnoria sp. ............................................................................... Membranipora membranacea.................................................... Musculista senhousia. ................................................................ Nereis sp..................................................................................... Ophiocoma dentata. ................................................................... Parasesarma sp.......................................................................... Saccostrea cucullata. ................................................................. Teredo sp.................................................................................... Tubifex sp. .................................................................................. Urosalpinx sp.. ........................................................................... Jumlah Jenis dan Individu Organisme Laut pada Papan FPC ...........
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan........................................................................................... Saran .....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
LAMPIRAN.............................................................................................

 
22 25 25 28 31 33 35 37 39 39 41 42 44 45 47 48 49 51 53 54 55 56 58 59 60 62
75 75
76
83

vi  

Universitas Sumatera Utara

   

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Nilai Sifat Fisis Papan Komposit Menurut JIS A 5905-2003 Hardboard S 20 dan JIS A 5908-2003 Particleboard Type 13............

18

2. Klasifikasi Ketahanan Papan FPC Terhadap Serangan Marine Borer Berdasarkan Persentase Intensitas Serangan (SNI 01-7207-2006) .............................................................................

19

3. Klasifikasi Ketahanan Papan Fpc Terhadap Serangan Marine Borer berdasarkan Persentase Penurunan Berat ......................

20


4. Nilai pH Papan FPC .............................................................................

24

5. Nilai Rata-Rata Hasil Pengujian Sifat Fisis Papan FPC .......................

25

6. Nilai Rata-Rata Persentase Intensitas Serangan Marine Borer Papan FPC ............................................................................................

35

7. Nilai Rata-Rata Persentase Penurunan Berat Papan FPC ....................

37

8. Jumlah Jenis Organisme Laut yang Ditemukan pada Papan FPC ............................................................................................

73


9. Jumlah Individu Organisme Laut yang Ditemukan pada Papan FPC Per Minggu Pengamatan....................................................

74

     
 

vii  
Universitas Sumatera Utara

   

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Polimerisasi Polipropilena ..................................................................

8


2. Maleat Anhidrida ................................................................................

9

3. Standar Ukuran Penyusunan Contoh Uji ...........................................

14

4. Pola Penyusunan Ketahanan Papan FPC terhadap Marine Borer ......

15

7. Perbandingan Papan FPC A10 Sebelum Perendaman (a) dan Setelah Perendaman (b) ...............................................................

22

6. Grafik Nilai pH Papan FPC ................................................................
7. Grafik Rata-Rata Kerapatan (g/cm3) Papan FPC Sebelum dan Setelah Perendaman.....................................................................

25 26


8. Grafik Rata-Rata Persentase Kadar Air Papan FPC Sebelum dan Setelah Perendaman.....................................................................

28

9. Grafik Rata-Rata Persentase Daya Serap Air Papan FPC..................

31

10. Grafik Rata-Rata Persentase Pengembangan Tebal Papan FPC .......

33

11. Grafik Rata-Rata Persentase Intensitas Serangan Marine Borer Papan FPC.........................................................................................

36

12. Grafik Rata-Rata Persentase Penurunan Berat Papan FPC...............

38


13. Teritip (Balanus sp.) .........................................................................

39

14. Pola Penempelan Balanus sp. Pada Contoh Uji papan FPC .............

40

15. Barbatia sp. .......................................................................................

41

16. Coryphella sp. ...................................................................................

43

17. Crepidula sp. .....................................................................................

44


18. Cylindrotis quadrasi .........................................................................

46

19. Dostia violecea..................................................................................

47

20. Limnoria sp. .....................................................................................

48

viii  
Universitas Sumatera Utara

   

21. Membranipora membranacea...........................................................

50

22. Musculista senhousia. .......................................................................

51

23. Nereis sp............................................................................................

53

24. Ophiocoma dentata ...........................................................................

54

25. Parasesarma sp.................................................................................

56

26. Saccostrea cucullata. ........................................................................

57

27. Teredo sp...........................................................................................

58

28. Tubifex sp. ........................................................................................

60

29. Urosalpinx sp. ...................................................................................

61

30. Telur Kapsul Urosalpinx sp. ............................................................

62

31. (a) Pola Serangan Teredo sp (Didziulis, 2009) dan (b) Pola Serangan Limnoria sp. (Batham, 1951) ..................................................................

63

32. Pola Serangan Martesia striata.........................................................

63

30. Macam-Macam Pola Serangan Marine Borer; (a) Shipworms; (b) Pholad; (c) Pill bugs; (d) Pill bugs with juveniles (Santhakumaran, 2000)............

64

34. Tahapan Penyerangan Martesia striata Pada Papan FPC; (a) Larva terbawa oleh air; (b) Larva mengeluarkan kaki untuk menempel pada papan FPC; (c) Larva menempel pada papan FPC; (d) Kaki dimasukkan kembali ke dalam cangkang; (e) Tahap pengikisan dan pembuatan lubang pada papan FPC; dan (f) Larva berkembang hingga dewasa dan menggali papan FPC sampai ukuran maksimum tubuhnya .......................................................................

65

35. Perbandingan Jumlah Jenis Organisme Laut pada Masing-Masing Papan FPC ..............................................................

68

ix  
Universitas Sumatera Utara

 
DAFTAR LAMPIRAN

 

Halaman
1. Hasil Pengujian Sidik Ragam dan Uji Lanjut DMRT 5 % Sifat Fisis Contoh Uji Papan FPC, Persentase Penurunan Berat dan Intensitas Serangan Marine Borer terhadap Papan FPC ............................. 83
2. Pola Serangan Pholadidae: Martesia striata pada Papan FPC .................... 93

x  
Universitas Sumatera Utara

   
ABSTRAK
ADE DWI FONNA RIZKI. Ketahanan Fiber Plastic Composite (FPC) Termodifikasi terhadap Serangan Penggerek Laut (Marine Borer). Dibimbing oleh LUTHFI HAKIM dan RIDWANTI BATUBARA
Papan Fiber Plastic Composite (FPC) yang terbuat dari serat kardus dan plastik polipropilena dengan penambahan maleat anhidrida (1% dan 2%) sebagai compatibilizer dan benzoil peroksida (15%) sebagai inisiator (termodifikasi) diuji ketahanannya terhadap serangan marine borer. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi kualitas sifat fisis papan FPC termodifikasi, identifikasi jenis-jenis marine borer, dan ketahanannya terhadap serangan marine borer. Pengujian sifat fisis berdasarkan pada standar JIS A 5905-2003 dan JIS A 5908-2003 sedangkan ketahanan papan FPC termodifikasi terhadap serangan marine borer berdasarkan SNI 01-7207-2006. Papan FPC termodifikasi diumpankan di perairan Pelabuhan Belawan, Medan selama enam bulan.
Hasil penelitian menunjukkan sifat fisis papan FPC telah memenuhi standar JIS A 5905-2003 dan JIS A 5908-2003. Papan FPC yang telah diumpan selama 6 bulan, sesuai dengan SNI 01-7207-2006 ketahanannya terhadap organisme marine borer di laut diklasifikasikan ke dalam kelas I yaitu sangat tahan dan kelas II yaitu tahan. Organisme laut yang ditemukan pada papan FPC termodifikasi sebanyak 17 jenis, namun yang berperan sebagai marine borer hanya 2 jenis yaitu Teredo sp. dan Limnoria sp. dan setelah uji belah diketahui bahwa pola serangan pada papan FPC merupakan pola serangan Martesia striata dari famili pholadidae. Kata kunci: FPC, Marine Borer, Perairan Pelabuhan Belawan, Termodifikasi,
Sifat Fisis  
i  
Universitas Sumatera Utara

   
ABSTRACT
ADE DWI FONNA RIZKI. Durability of Modified Fiber Plactic Composite (FPC) Against Marine Borer. Guided by LUTHFI HAKIM and RIDWANTI BATUBARA
The Fiber plastic composite (FPC) board that made from corrugated paper fiber and plastic polypropylene with maleic anhydride (1 % and 2 %) as compatibilizer and benxzoil peroxide (15 %) as initiator (modified). The purpose of this research were to evaluate the quality of the physical properties of modified FPC board, identification kinds of marine borer, and the durability against marine borer. The physical properties was based on JIS A 5905-2003 and JIS A 5908-2003. The durability of modified FPC board against marine borer was based on SNI 01-7207-2006. The Modified FPC board was soaking in the sea of Port Belawan, Medan for six months.
The results showed the physical properties of modified FPC board were full fil the standard JIS A 5905-2003 and JIS A 5908-2003. The durability of modified FPC board against marine borer according SNI 01-7207-2006 was classified into very durable and durable. The marine organism which found on modified FPC board were 17 specieses but only 2 specieses classified as marine borers, there are Limnoria sp and Teredo sp. After the split test was known that the pattern of attacks on the modified FPC board is Martesia striata's attack patterns of pholadidae.    Keywords: FPC, Marine Borer, Modified, Physical Properties, Sea Of Port
Belawan   
 
 
 
 
 
 
 
 
ii  
Universitas Sumatera Utara

1   
PENDAHULUAN
Latar Belakang Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan
dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi (Peraturan Pemerintah No 61, 2009). Konstruksikonstruksi di pelabuhan biasanya menggunakan kayu sebagai bahan dasarnya, seperti pembuatan tiang-tiang dermaga dan jembatan. Selain itu, kapal yang menjadi sarana angkutan bagi para nelayan juga masih menggunakan kayu.
Selama ini penggunaan kayu untuk konstruksi-konstruksi pelabuhan tertuju kepada jenis-jenis kayu berkualitas baik dengan persyaratan tidak mudah pecah, tidak ada cacat belah, kuat, tahan terhadap organisme perusak kayu, perubahan iklim dan cuaca yang ekstrim. Namun, ketersediaan kayu berkualitas baik semakin berkurang. Maka untuk mengantisipasi hal tersebut, dilakukanlah banyak penelitian untuk membuat berbagai macam papan alternatif, salah satunya adalah Fiber Plastic Composite (FPC). FPC merupakan papan buatan yang terbuat dari kombinasi serat (bahan berlignoselulosa) dengan plastik termoplastis sebagai matriks perekatnya.
Dewasa ini penggunaan kardus sebagai kemasan barang sangat populer, karena kardus dapat memuat banyak barang dan relatif lebih ringan. Namun, hal ini tentu menimbulkan masalah baru yaitu limbahnya. Ketika masa pakai kardus
   
Universitas Sumatera Utara

2  
berakhir, maka kardus dibuang begitu saja tanpa ada upaya pemanfaatan lanjutan. Di lain pihak, polipropilena juga sering digunakan sebagai kemasan berbagai jenis produk, peralatan rumah tangga, mebel hingga bahan banguanan dan automotif. Hal ini mengakibatkan banyaknya limbah polipropilena yang sukar terdekomposisi dan akhirnya menimbulkan masalah lingkungan. Salah satu upaya untuk menangani masalah ini adalah menjadikan limbah kardus dan limbah polipropilena sebagai bahan baku dalam pembuatan papan FPC.
Masalah yang selalu dihadapi dalam pembuatan papan FPC adalah kurang kompaknya ikatan antara serat yang bersifat hidrofilik dengan plastik yang bersifat hirofobik. Upaya untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan zat aditif yang berfungsi untuk meningkatkan kekompakan antara kedua bahan dasar tersebut, seperti maleat anhidrida (MAH). Penambahan MAH dapat dikombinasikan dengan benzoil peroksida (BPO) yang berfungsi sebagai inisiatornya.
Selama ini penelitian tentang papan FPC terbatas pada pengujian sifat fisis dan mekanisnya saja, sedangkan pengujiannya terhadap serangan organisme perusak kayu seperti jamur, rayap, dan marine borer masih jarang dilakukan. Pada penelitian ini, papan FPC termodifikasi MAH dan BPO akan diujikan ketahanannya terhadap serangan marine borer. Marine borer merupakan penggerek laut yang dapat merusak kayu untuk dijadikan sebagai tempat tinggal atau sumber makanannya. Kerusakan tersebut biasanya terjadi pada kayu-kayu konstruksi pelabuhan, sehingga mengurangi umur pakai kayu tersebut.
   
Universitas Sumatera Utara

3  
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengukur sifat fisis, persentase kehilangan
berat, intensitas serangan marine borer, dan mengidentifikasi jenis-jenis marine borer yang menyerang dan pola penyerangan terhadap papan FPC yang terbuat dari serat kardus dan plastik polipropilena dengan penambahan zat aditif maleat anhidrida (MAH) dan benzoil peroksida (BPO).
Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah adalah sebagai berikut : 1. Tersedianya data ketahanan papan FPC yang terbuat dari serat kardus dan plastik polipropilena dengan penambahan zat aditif MAH dan BPO terhadap serangan marine borer 2. Tersedianya data jenis marine borer yang menyerang papan FPC yang terbuat dari serat kardus dan plastik polipropilena dengan penambahan zat aditif MAH dan BPO di pelabuhan Belawan, Medan 3. Informasi bagi pengguna untuk penggunaan papan alternatif (FPC) sebagai pengganti kayu pada konstruksi di laut.
Hipotesis Hipotesis yang digunakan adalah komposisi bahan baku
(polipropilena:serat kardus) dan penambahan zat aditif (MAH dan BPO) serta interaksi keduanya akan mempengaruhi sifat fisis (kerapatan, kadar air, daya serap air, dan pengembangan tebal), persentase penurunan berat dan persentase intensitas serangan marine borer terhadap papan FPC.
   
Universitas Sumatera Utara

4   
TINJAUAN PUSTAKA
Fiber Plastic Composite (FPC) Menurut Taurista, et, al. (2004) komposit adalah suatu material yang
terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material, yang memiliki sifat mekanik dari material pembentuk berbeda-beda. Dikarenakan karakteristik pembentukanya berbeda-beda, maka akan dihasilkan material baru yaitu komposit yang mempunyai sifat mekanik dan karakteristik yang berbeda dari material-material pembentuknya. Komposit dibentuk dari dua jenis material yang berbeda, yaitu : 1. Penguat (reinforcement), yang mempunyai sifat kurang ductile tetapi rigid
serta lebih kuat 2. Matriks, umumnya lebih ductile tetapi mempunyai kekuatan dari rigiditas
yang lebih rendah Komposit kayu plastik adalah komposit yang terbuat dari plastik sebagai
matriks dan serbuk kayu sebagai pengisi (filler), yang mempunyai sifat gabungan keduanya. Penambahan filler ke dalam matriks bertujuan mengurangi densitas, meningkatkan kekakuan, dan mengurangi biaya per unit volume. Dari segi kayu, dengan adanya matriks polimer di dalamnya maka kekuatan dan sifat fisiknya juga akan meningkat (Febrianto, 1999).
Dalam pembuatan produk komposit kayu plastik, hal yang sangat diperhatikan adalah bagaimana agar gabungan antara plastik dan bahan baku serat dapat menghasilkan daya rekat yang kuat, sehingga memiliki kekuatan kayu yang tinggi. Dalam proses pelelehan plastik, cairan plastik akan mengikat bahan baku serat membentuk satuan yang homogen dan kuat (Barone, 2005).
   
Universitas Sumatera Utara

5  
Teknologi baru yang berkembang saat ini adalah pembuatan papan kombinasi antara serat dengan plastik sebagai matriksnya. Sianturi (2011) dan Tampubolon (2012) telah melakukan penelitian pembuatan papan FPC yang memanfaatkan kertas kardus sebagai bahan baku serat dan plastik polipropilena sebagai matriks pengikatnya. Pembuatan papan FPC ini dikombinasikan dengan penambahan maleat anhirida sebagai compatibilizer dan benzoil peroksida sebagai inisiator.
Kertas Kardus Kardus atau corrugated paper merupakan bahan dasar kemasan yang
memiliki daur hidup sangat singkat dan berharga ketika berlangsungnya proses distribusi produk dari produsen ke konsumen. Material kardus saat ini dipandang sebagai kebutuhan sekunder dalam suatu proses produksi industri. Bahan dasar utama kertas kardus berasal dari limbah industri pemotongan kayu (sisa potongan, serutan, serbuk gergaji). Sifat kardus mudah untuk diolah kembali atau didaur ulang beberapa kali, baik untuk bahan pembuatan kardus baru atau papan daur ulang (MDF/medium density fibreboard). Bahan bakunya sangat berlimpah dan didukung oleh sifatnya yang ramah lingkungan sehingga kardus menjadi material yang sangat ekonomis untuk dimanfaatkan (Ervasti, 1996).
Willy dan Yahya (2001) menyatakan bahwa kekurangan dan kelebihan kertas kardus adalah sebagai berikut :
1. Struktur kardus olahan atau hasil recycle (daur ulang) tidak jauh berbeda dengan kardus baru, perbedaan utamanya adalah ketebalan yang terjadi karena penambahan lapisan gelombang.
   
Universitas Sumatera Utara

6  
2. Proses cetak dilakukan dengan sistem cetak sablon (silk-screen printing). Teknik pencetakan sablon cukup sulit untuk diterapkan karena permukaan material ini tidak begitu rata, disebabkan alur gelombang atau flute sehingga bagian yang cekung tidak dapat tercapai oleh screen sablon dan tinta tidak dapat tercetak secara merata.
3. Kertas sebagai bahan dasarnya tidak tahan terhadap air dan kelembaban, baik yang disebabkan oleh zat cair atau kelembaban udara. Sehingga harus dilakukan penjemuran atau pemanasan dengan plat lain (misalnya lampu sorot, oven, dan lain-lain) untuk mengembalikan kekuatan struktur material.
4. Dalam keadaan kadar air tinggi, sangat mudah terjadi perubahan permukaan atau kekuatan struktur gelombang bahkan terbukanya rekatan antar lapisan.
5. Ketebalan material yang tersusun dari lapisan-lapisan kardus berdampak langsung terhadap kekuatan struktur material. Semakin banyak lapisan atau semakin tebal material maka semakin kuat pula struktur material tersebut.
6. Penyusunan lapisan dengan sistem modul pada saat perekatan mempermudah proses pembuatan material untuk suatu produk. Hal ini dapat menekan banyaknya material yang terbuang pada saat proses produksi.
7. Berasal dari bahan baku yang dapat didaur ulang dan bersifat bio-degradable (dapat diurai oleh tanah).
   
Universitas Sumatera Utara

7  
8. Proses produksi tidak membutuhkan peralatan khusus yang mahal dan tidak membutuhkan keahlian khusus sehingga kardus olahan dapat diproduksi dalam skala pribadi, rumah tangga, industri kecil hingga industri besar untuk menanggulangi kardus bekas yang umumnya hanya menjadi limbah.
9. Pengolahan dapat dilakukan dengan mudah untuk menghasilkan produk dengan sistem bongkar pasang.
Polipropilena Polipropilena adalah suatu polimer yang dibentuk melalui reaksi kimia
polimerisasi dari monomer yang merupakan senyawa vinil. Polipropilena termasuk jenis plastik komoditas yaitu jenis plastik dengan volume yang tinggi dan harganya murah. Plastik komoditas mewakili sekitar 90 % dari seluruh produk termoplastik. Polipropilena merupakan jenis bahan baku plastik yang sangat ringan, densitas 0,90-0,92 g/cm2, memiliki kekerasan dan kekakuan yang tinggi dan bersifat kurang stabil terhadap panas karena adanya hydrogen tersier. Penggunaan bahan aditif memungkinkan polipropilena memiliki mutu kimia yang baik sebagai bahan polimer (Sarumaha, 2008).
Monomer polipropilena merupakan hasil samping dari pemurnian minyak bumi. Monomer yang menyusun polipropilena memiliki struktur kimia CH2 = CH – CH3. Pembuatan polipropilena adalah melalui polimerisasi adisi dari monomer polipropilena (Rosen, 1982). Polimerisasi polipropilena secara umum ditunjukkan pada Gambar 1.
   
Universitas Sumatera Utara

8  

H CH3

H CH3

n C =C

CC

n = unit perulangan

HH

HH

n

Gambar 1. Polimerisasi Polipropilena

Polipropilena mempunyai konduktivitas panas yang rendah (0,12 W/m),

tegangan permukaan yang rendah, kekuatan benturan yang tinggi, tahan terhadap

pelarut organik, bahan kimia anorganik, uap air, minyak, asam dan basa, isolator

yang baik tetapi dapat dirusak oleh asam nitrat pekat, mudah terbakar, titik leleh 166ºC dan suhu dekomposisi 380ºC (Cowd, 1991).

Polipropilen mempunyai titik leleh yang tinggi (190-200ºC), sedangkan

titik kristalisasinya antara 130-135ºC. Polipropilen mempunyai ketahanan

terhadap bahan kimia (chemical resistence) yang tinggi, tetapi ketahanan pukul

(impact strenght) rendah (Mujiarto, 2005). Adanya beraneka ragam produk

berbahan polipropilena disebabkan karena polimer ini dapat bercampur baik

dengan sejumlah bahan aditif, sehingga polimer ini sangat banyak digunakan.

Polipropilena mempunyai sifat fisis keras dan kaku sehingga secara komersil

selalu ditambah bahan aditif dengan tujuan agar diperoleh derajat kekerasan dan

kelunakan tertentu (Wirjosentono, 1998).

Maleat Anhidrida (MAH) Maleat anhidrat adalah senyawa vinil tidak jenuh yang merupakan bahan
mentah dalam sintesa resin poliester, bahan aditif dan minyak pelumas. Plastiser dan kopolimer MAH mempunyai sifat kimia yang khas yaitu adanya ikatan gugus karboksil di dalamnya. Evrianni (2009) menyatakan bahwa MAH adalah senyawa vinil tidak jenuh dengan spesifik grafiti 1,5 g/cm3. MAH mempunyai sifat kimia

   
Universitas Sumatera Utara

9  
khas yaitu adanya ikatan etilenik dengan gugus karbonil didalamnya, ikatan ini berperan dalam reaksi adisi. Umumnya senyawa dengan dua karbon ikatan rangkap mempunyai sifat yang karakteristik. MAH dengan berat molekul 98,06 larut dalam air, meleleh pada temperature 57-60ºC, mendidih pada 202ºC (Wulan, 2012). MAH mempunyai sifat kimia khas yaitu adanya ikatan etilenik dengan gugus karbonil di dalamnya, ikatan ini berperan dalam reaksi adisi (Arifin, 1996). Struktur kimia MAH ditunjukkan pada Gambar 2.
O
HC C O
HC C O
Gambar 2. Maleat Anhidrida
Benzoil Peroksida (BPO) Benzoil peroksida merupakan senyawa peroksida yang berfungsi sebagai
inisiator dalam proses polimerasi dan bahan pembentukan ikatan silang dari berbagai polimer dan material polimer. Tanpa adanya inisiator maka kinerja dari compatibilizer dalam hal ini maleat anhidrat hanya bisa terjadi reaksi esterifikasi dengan gugus OH dari bahan baku sedangkan reaksi gabungan dengan polipropilena tidak terjadi (Wulan, 2012).
Benzoil peroksida mempunyai waktu paruhnya 30 menit pada suhu 100ºC. BPO mempunyai keuntungan yaitu radikal benzoiloksi yang cukup stabil sehingga cenderung bereaksi dengan molekul-molekul monomer yang lebih reaktif sebelum
   
Universitas Sumatera Utara

10  
mengeliminasi karbondioksida, dengan demikian mengurangi pemborosan inisiator (Steven, 2001).
Benxzoil peroxide (BPO) adalah paling umum digunakan sebagai inisiator. Biasanya jumlah peroksida yang ditambahkan berkisar dari 0 %, 2 %, 3 % oleh berat dari monomer (Klyosov, 2007). Peran benxzoil peroxide sebagai inisiator pada reaksi antara rantai polipropilena dengan maleic anhydride. Han et., al. (1990), mengemukakan bahwa inisiator diperlukan dalam pembuatan papan partikel berbahan baku limbah serbuk kayu dan limbah plastik polipropilena, karena tanpa adanya inisiator maka kinerja dari compatibilizer dalam hal ini maleic anhydride hanya bisa terjadi reaksi esterifikasi dengan gugus OH dari bahan baku sedangkan reaksi gabungan dengan polipropilena tidak terjadi.
Marine Borer (Penggerek Laut) Organisme perusak kayu di laut sering disebut dengan marine borer.
Organisme ini dapat menyebabkan kerusakan yang luas pada bagian tiang-tiang dan kayu-kayu dermaga yang bersentuhan dengan air asin atau setengah asin dan perahu-perahu yang terbuat dari kayu. Binatang ini tersebar luas di sebagian besar perairan asin di dunia dan lebih banyak merusak di daerah-daerah tropis daripada di daerah sub tropis (Hunt dan Garrrat, 1986). Aktifitas perkembangan penggerek kayu di laut dipengaruhi oleh temperatur, salinitas, arus, pasang surut, gerakan ombak dan lain sebagainya (Muslich dan Sumarni, 2004).
Adapun penggerek kayu di laut yang sering dijumpai dan banyak menimbulkan kerusakan pada kayu terdiri atas dua golongan yaitu crustaceae dan mollusca. Kedua golongan ini masing-masing mempunyai karakteristik yang
   
Universitas Sumatera Utara

11  
berbeda, demikian pula cara menyerangnya. Dua tipe serangan yang dikenal adalah shipworm dan gribble (Muslich dan Sumarni, 1998).  Berikut dua filum penggerek laut yang sering menyerang kayu atau bahan berlignoselulosa di laut :
Filum Crustacea Terdapat sekitar 40.000 species, mencakup jenis- jenis copepod, udang
dan kepiting. Berukuran kurang dari 0,1 mm sampai 60 cm, dengan berbagai bentuk tubuh. Keberhasilan crustaceae hidup di perairan antara lain disebabkan oleh anggota badannya yang bersendi-sendi, sehingga mudah berjalan dan berenang dengan cepat. Disamping itu adanya kulit keras, adakalanya tebal dan berduri tidak disukai predator (Suwignyo, et. al., 2005).
Kelas Crustaceae memiliki tiga genera yang penting yaitu Limnoria, Chelura dan Shpaeroma. Ketiga genera ini memperbanyak diri dengan bertelur. Limnoria disebut juga gribble merusak kayu dengan cara mengebor dan membuat serambi kecil untuk tempat tinggalnya. Serangan Limnoria terlihat seperti bunga karang. Besar kecilnya gerakan air laut dapat mempengaruhi aktifitas dari Limnoria, semakin besar gerakan air laut akan semakin besar dorongan Limnoria membuat lubang untuk tempat berlindungnya, sehingga akan memperluas kerusakan kayu. Jenis lain dari kelas Crustaceae adalah Chelura dan Sphaeroma. Chelura mempunyai ukuran sedikit lebih besar dari Limnoria. Biasanya hidup bersama-sama dalam satu sarang dengan Limnoria dan hidup bersimbiosis. Sedangkan Sphaeroma mempunyai ukuran lebih panjang dan lebih gemuk. Sphaeroma ini terdapat di berbagai perairan dan berkembang dengan baik di perairan tropis dan dapat membuat lubang kurang lebih dengan diameter 10 mm dan kedalaman 7 – 10 mm (Muslich dan Sumarni, 1997).
   
Universitas Sumatera Utara

12  
Filum Molusca Beberapa genera terpenting dari kelas Mollusca yaitu Bankia, Teredo,
Martesia dan Xylophaga. Bankia dan Teredo termasuk dalam famili Teredinidae sedangkan Martesia dan Xylophaga termasuk dalam famili Pholadidae. Teredo dan Bankia sering disebut teredine borer atau shipworm. Binatang ini dapat hidup dan berkembang normal di air yang mempunyai salinitas 10-30 per mil. Jenis lain dari Mollusca adalah Martesia dan Xylophaga. Martesia striata Linne merupakan salah satu spesies yang dijumpai di perairan pantai yang mempunyai bentuk seperti buah pear. Kerusakan yang ditimbulkan dapat mudah diketahui, berupa pengikisan bagian luar kayu dengan lubang-lubang yang dangkal. Sedangkan Xylophaga dorsalis selain merusak kayu juga merusak kabel kawat yang ada di laut. Jenis ini mempunyai panjang tidak lebih dari 40 mm (Muslich dan Sumarni, 1997).
   
Universitas Sumatera Utara

1 3  
METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 hingga September
2013. Penelitian dilaksanakan di 2 lokasi yaitu di Laboratorium Teknologi Hasil Hutan, Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, untuk pengujian sifat fisis contoh uji papan FPC dan di Perairan/ areal PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan, Medan, untuk pengujian ketahanan contoh uji papan FPC terhadap serangan marine borer.
Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah contoh uji Papan FPC
berukuran 10 x 5 x 1 cm sebanyak 36 contoh uji dengan komposisi bahan baku polipropilena:serat kardus (50:50, 60:40 dan 70:30), persentase penambahan zat aditif MAH (1 % dan 2 % dari berat polipropilena) dan BPO (15 % dari berat MAH) yang dibuat sebanyak 6 ulangan, cat minyak, semen, air, pasir dan buku identifikasi yang berjudul Biologi Laut Jilid 2, Mengenal Hewan Laut, Marine Wood Maintenance Manual: A Guide for Proper Use of Douglas-Fir in Marine Exprosure, Wood Borers, Bivalves, serta Marine Invasive Species Identification Guide.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kaliper, mikrometer sekrup, timbangan, penggaris, alat tulis, oven, desikator, pipa paralon, tali tambang plastik, cutter, bor listrik, botol plastik, pelampung (jirigen 10 Liter), camera digital, botol kocok, alat pengguncang, pH meter dan hand refractometer.
   
Universitas Sumatera Utara

14  
Prosedur Penelitian Penyusunan Contoh Uji Papan FPC Penyusunan contoh uji untuk pengamatan terhadap serangan marine borer
mengacu kepada SNI 01-7207-2006. Standar ukuran penyusunan contoh uji papan FPC ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Standar Ukuran Penyusunan Contoh Uji
Penyusunan contoh uji dilakukan secara acak. Pengacakan dilakukan secara manual dengan pengundian. Setiap kode sampel yang keluar akan disusun secara berurutan ke arah axial sebanyak 6 sampel begitu selanjutnya hingga ke 36 sampel tersusun dan menempati kedudukannya masing-masing secara acak. Pola penyusunan ketahanan contoh uji papan FPC terhadap Marine Borer ditunjukkan pada Gambar 4.
   
Universitas Sumatera Utara

15  
Gambar 4. Pola Penyusunan Ketahanan Contoh Uji Papan FPC terhadap Marine Borer
Penyusunan contoh uji dibuat dengan melubangi pipa paralon. Pelubangan dilakukan dengan menggunakan bor listrik, setiap lubang dimasukkan tali tambang plastik yang telah terpasang contoh uji (sebelumnya setiap contoh uji dilubangi bagian tengahnya dengan menggunakan bor, lalu dirangkai dengan menggunakan tali tambang plastik dan diberi jarak antar contoh uji sebesar 5 cm), kemudian lubang pertama dan terakhir pada pipa paralon diberi tali tambang yang diikatkan ke bagian pegangan pelampung (jirigen) yang dibuat saling berhubungan. Pemberat yang telah dibuat sebelumnya dari campuran semen, pasir dan air diikatkan pada rangkaian contoh uji pertama dan terakhir.
   
Universitas Sumatera Utara

16  
Perendaman Contoh Uji Papan FPC di Laut Contoh uji yang telah disusun diletakkan di dalam laut dengan salinitas
30-40 ppm, dan air pasang surut maksimal 1,5-2 m (nilai ini berdasarkan acuan standar SNI 01-7207-2006). Pengamatan dilakukan setiap 2 minggu sekali pada pukul 14.00-17.00 WIB hingga 6 bulan pengamatan. Pengamatan yang dilakukan adalah mengidentifikasi jenis-jenis marine borer yang menyerang, pola penyerangannya, perubahan warna serta pengikisan permukaan contoh uji papan FPC.
Proses identifikasi jenis dilakukan dengan cara mengamati secara visual dan mencatat keseluruhan ciri fisik organisme laut yang menyerang papan FPC dan pola penyerangannya. Selanjutnya data tersebut akan dibandingkan dengan data yang diperoleh pada beberapa buku identifikasi. Identifikasi juga dilakukan dengan bantuan beberapa jurnal ilmiah dan situs-situs internet tentang organisme laut atau organisme penggerek laut (marine borer).
Pengujian Sifat Fisis Papan FPC Pengujian sifat fisis yang dilakukan terhadap papan FPC antara lain
pengujian kerapatan, kadar air, daya serap air dan pengembangan tebal. Berikut cara pengujian terhadap keempat sifat fisis tersebut:
a. Kerapatan Pengujian kerapatan contoh uji papan FPC dilakukan pada kondisi kering
udara dan volume kering udara. Contoh uji berukuran 10 cm x 5 cm x 1 cm ditimbang beratnya, lalu diukur rata-rata panjang, lebar, dan tebalnya untuk menentukan volume contoh uji. Nilai kerapatan papan FPC dihitung dengan rumus:
   
Universitas Sumatera Utara

17  
Kerapatan (g/cm3) = Berat (gram) Volume (cm3 )
b. Kadar Air (KA) Contoh uji yang digunakan untuk menguji kadar air papan komposit
berukuran 10 cm x 5 cm x 1 cm. Kadar air papan partikel dihitung berdasarkan berat awal (BA) dan berat kering oven (BKO) selama 6 jam pada suhu 80ºC. Nilai kadar air papan FPC dihitung berdasarkan rumus:
Kadar Air (%) = BA  BKO x100% BKO
c. Daya Serap Air (DSA) Contoh uji berukuran 10 cm x 5 cm x 1 cm dalam keadaan kering udara
ditimbang berat awalnya (B1). Kemudian direndam dalam air laut selama 6 bulan, dan ditiriskan airnya hingga mencapai kondisi kering udara. Setelah itu ditimbang beratnya (B2). Nilai daya serap air papan FPC dihitung berdasarkan rumus:
Daya Serap Air (%) = B2  B1 x100% B1
d. Pengembangan Tebal Contoh uji berukuran 10 cm x 5 cm x 1 cm sama dengan contoh uji daya
serap air. Pengembangan tebal didasarkan pada tebal sebelum (T1) yang diukur pada keempat sisi tebal contoh uji dan dirata-ratakan dalam kondisi kering udara dan tebal setelah perendaman (T2) dalam air laut selama 6 bulan. Nilai pengembangan tebal papan komposit dihitung berdasarkan rumus:
Pengembangan Tebal (%) = T2  T1 x100% T1
   
Universitas Sumatera Utara

18  

Pengujian Kualitas Papan FPC

Pengujian sifat fisis dilaksanakan berdasarkan standar JIS (Japanese

Industrial Standard) A 5905-2003 dan standar JIS A 5908-2003. Parameter

kualitas papan yang diuji adalah kerapatan, kadar air, pengembangan tebal, dan

daya serap air. Nilai standar JIS A 5905-2003 hardboard S20 dan JIS A 5908-

2003 particleboardstype 13 ditampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Sifat Fisis Papan Komposit Menurut JIS A 5905-2003 Hardboard S20 dan JIS A 5908-2003 Particleboard Type 13.

No. Sifat Fisis Mekanis
1. Kerapatan (g/cm3) 2. Kadar Air (%) 3. Daya Serap air (%) 4. Pengembangan Tebal (%)

JIS A 5905-2003 hardboard S20 ≥ 0,800 5-13 ≤ 30 Tidak dipersyaratkan

JIS A 5908 -2003 type 13 0,400-0,900 5-13 Tidak dipersyaratkan ≤ 12

Pengujian Kadar Garam Air Laut dan pH Papan FPC

Pengujian kadar garam air laut (salinitas) berguna untuk mengetahui

pengaruh kadar garam air laut terhadap kerusakan contoh uji. Pengujian ini

dilakukan dengan cara meneteskan air laut diatas alat uji kadar garam (hand

refractometer), kadar garam akan terbaca secara otomatis pada alat tersebut.

Sedangkan pengujian pH contoh uji adalah untuk mengetahui pengaruh air laut

terhadap perubahan tingkat keasaman contoh uji. Pengujian pH papan FPC

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Masukkan masing-masing 10 gram serbuk contoh uji papan FPC yang

telah digergaji ke dalam botol kocok

b. Tambahkan air dengan perbandingan 1:5

c. Goncang dengan alat penggoncang selama 15 menit

d. Diukur pH contoh uji dengan menggunakan pH meter.

   
Universitas Sumatera Utara

19  

Pengukuran Persentase Intensitas Serangan Marine borer

Contoh uji kering oven dibelah menjadi 2 pada bagian tebalnya. Hal ini

dilakukan untuk melihat tingkat serangan marine borer di dalam contoh uji.

Intensitas serangan dinilai berdasarkan perbandingan bagian yang rusak dengan

luas permukaan yang diukur. Untuk menilai tingkat ketahanan papan FPC

berdasarkan persentase intensitas serangan marine borer dapat dilihat seperti pada

Tabel 2:

Tabel 2.Klasifikasi Ketahanan Papan FPC Terhadap Serangan Marine Borer Berdasarkan

Persentase Intensitas Serangan (SNI 01-7207-2006)

Kelas

Intensitas Serangan (%)

Selang Intensitas Serangan

I < 7,3

Sangat Tahan

II 7,3 – 27,1

Tahan

III 27,1 – 54,8

Sedang

IV 54,8- 79,1

Buruk

V > 79,1

Sangat Buruk

Pengukuran Persentase Penurunan Berat Papan FPC Pengukuran persentase penurunan berat contoh uji dilakukan berdasarkan
SNI 01-7207-2006. Perhitungan persentase penurunan berat (P) dilakukan dengan cara mengukur berat contoh uji kering oven sebelum perendaman (W1) dan berat contoh uji kering oven setelah perendaman selama 6 bulan (W2). Perhitungannya dengan menggunakan persamaan:
P (%) = W1W 2 x100% W2
Kemudian dilakukan pengklasifikasian tingkat ketahanan papan FPC. Penentuan tingkat ketahanan papan FPC dapat dilihat pada Tabel 3:

   
Universitas Sumatera Utara

20  

Tabel 3. Klasifikasi Ketahanan Papan FPC Terhadap Serangan Marine Borer

Berdasarkan Persentase Penurunan Berat

Kelas

Ketahanan

Penurunan Berat (%)

I

Sangat tahan

< 3,52

II

Tahan

3,52-7,50

III

Sedang

7,50-10,96

IV

Buruk

10,96-18,94

V

Sangat buruk

18,94-31,89

Analisis Data Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial,
dengan dua faktor perlakuan yaitu faktor A adalah perlakuan komposisi bahan baku (polipropilena : serat kardus) yaitu 50 : 50, 60 : 40 dan 70 : 30 dan faktor B adalah persentase zat aditif MAH yaitu 1% dan 2%. Perlakuan dibuat sebanyak 6 kali ulangan. Sehingga jumlah contoh uji adalah 36 satuan percobaan. Model statistik yang digunakan adalah:
    Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + ∑ijk Keterangan : Yijk = Nilai sifat fisis (kerapatan, kadar air, daya serap air, pengembagan tebal),
persentase penurunan berat dan persentase intensitas serangan marine borer terhadap papan FPC yang direndam di laut selama 6 bulan dengan perlakuan ketiga taraf komposisi bahan baku dan kedua taraf persentase MAH sebanyak 6 kali ulangan. µ = Rataan umum/nilai tengah. αi = Pengaruh ketiga taraf perlakuan komposisi bahan baku βj = Pengaruh kedua taraf perlakuan persentase MAH (αβ)ij = Pengaruh interaksi kedua faktor perlakuan yaitu komposisi bahan ba