Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Stres Kerja Pada Pekerja Bagian Pengolahan Pt. Anugrah Tanjung Medan Labuhanbatu Selatan Tahun 2017
LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN
Assalamualaikum Wr. Wb.
Saya Very Bastian bermaksud meneliti tentang “ANALISIS FAKTORFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STRES KERJA DI PT.
ANUGRAH TANJUNG MEDAN (ATM) LABUHANBATU SELATAN
TAHUN 2017”. Penelitian ini merupakan tugas akhir untuk memenuhi syarat
mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara (USU) Medan. Pada penelitian ini
peneliti akan bertanya mengenai karakteristik pekerja, faktor intrinsik pekerjaan,
faktor ekstrinsik pekerjaan dan beberapa indikator perubahan akibat stres kerja.
Wawancara akan berlangsung selama 15-20 menit. Responden diharapkan
menjawab setiap pertanyaan sejujur-jujurnya. Setiap jawaban anda akan
dijaga kerahasiaannya dari siapapun dan tidak akan mempengaruhi penilaian
terhadap kinerja anda, kemudian kuesioner ini akan disimpan oleh peneliti.
Untuk itu mohon kesediannya kepada pekerja PT. Anugrah Tanjung Medan
selaku responden untuk mengisi kuesioner ini.
Saya menyatakan bahwa saya telah membaca pernyataan diatas, dan saya setuju
untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
Labuhanbatu Selatan,.....................................2017
(.........................................)
Peneliti
(...........................................)
Responden
Nomor Responden
LEMBAR KUESIONER PENELITIAN
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
A1
A2
Usia :………………………….tahun
Masa Bekerja :………………..tahun
A3
A4
Pendidikan : SD/SMP/SMA/Diploma/Sarjana
Status Perkawinan : Kawin/Tidak Kawin
B. FAKTOR INTRINSIK PEKERJAAN
B1. KEBISINGAN
B1.1 Apakah anda merasa lingkungan kerja anda
bising ?
1. Ya
2. Tidak
B1.2 Apakah anda merasa pusat perhatian terhadap
pekerjaan menjadi berkurang dengan suara
yang bising ?
1. Ya
2. Tidak
B1.3 Apakah anda merasa sulit berkomunikasi
dengan orang lain dengan adanya suara yang
bising ?
1. Ya
2. Tidak
DIISI OLEH
PENELITI
C. FAKTOR
EKSTRINSIK
DALAM
PEKERJAAN
C1. PERANAN DALAM ORGANISASI
C1.1 Apakah anda mempunyai pengaruh terhadap
keputusan yang perusahaan buat terkait dengan
pekerjaan anda ?
1. Ya
2. Tidak
C1.2 Apakah anda dilibatkan dalam setiap
pengambilan keputusan terkait dengan
pekerjan anda ?
1. Ya
2. Tidak
Ci.3
Apakah pendapat terkait pekerjaan anda,
diterapkan oleh perusahaan ?
1. Ya
2. Tidak
C2. PENGEMBANGAN KARIR
C2.1 Apakah anda merasa puas terhadap
kesempatan promosi kerja / kenaikan jabatan
yang ada ?
1. Ya
2. Tidak
C2.2 Apakah anda mendapatkan kesempatan
mengembangkan bakat dan kreatifitas dengan
menyalurkan ide pada perusahaan?
1. Ya
2. Tidak
C2.3 Apakah anda mendapatkan kesempatan
memperoleh pendidikan dan pelatihan di
dalam atau di luar perusahaan ?
1. Ya
2. Tidak
C2.4 Apakah anda merasa ada beberapa karyawan
baik prestasinya dalam bekerja tidak
mendapatkan promosi ?
1. Ya
2. Tidak
D. Berilah tanda (√) pada kolom indikator perubahan akibat stres kerja
No.
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7
D8
D9
D10
D11
D12
D13
D14
D15
D16
D17
D18
D19
D20
D21
D22
D23
D24
D25
D26
D27
D28
D29
D30
INDIKATOR PERUBAHAN AKIBAT STRES KERJA
Perubahan
Fisiologis, Tidak
Kadang- Sering
Psikologis, dan Perilaku pernah kadang
Selama 1 Bulan Terakhir (0)
(1)
(2)
Fisiologis
Sakit kepala/ pusing
Sakit punggung
Gangguan seksual
Asma/ sesak nafas
Gangguan
pencernaan
pada lambung dan usus
Insomnia (susah tidur)
Diare
Telinga berdenging
Bruxims (menggertakan
gigi di malam hari)
Sakit
sendi
tempero
mandibular (sakit rahang)
Gejala tekanan darah
tinggi
Gejala PJK (Penyakit
Jantung Koroner)
Gejala herpes
Migrain (sakit kepala
sebelah)
Gejala tukak lambung
Jantung berdebar-debar
Sering buang air kecil
Sering keluar keringat
Gugup
Nafsu makan hilang
Badan terasa lemah
Letih/ lesu
Psikologi
Mudah marah
Mudah tersinggung
Perasaan tertekan
Merasa cemas/ gelisah
Mudah putus asa
Sikap acuh tak acuh
Perasaan tegang
Perilaku
Merasa malas bekerja
Diisi Oleh
Peneliti
D31
Absenteisme
(ketidak
hadiran) tinggi
D32 Kurang konsentrasi
D33 Cepat merasa lupa
D34 Menunda-nunda pekerjaan
D35 Minum kopi/ merokok
D36 Minum obat tidur/ obat
penenang
D37 Mengkonsumsi minuman
berakohol
D38 Menghindar dari interaksi
sosial (pergaulan)
Sumber : Karoley dalam Hawari (2001)
LAMPIRAN 2
Master Data
No. R
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
U KU MK KMK PD PK B1 B2 KB2 C1 KC1
24 1
4
2
1
1
1
3
1
5
2
39 2
5
2
2
1
2
6
2
3
1
39 2
3
2
1
1
2
6
2
4
2
38 2
2
1
1
1
2
6
2
5
2
38 2
5
2
2
1
2
6
2
5
2
30 1
5
2
2
1
2
6
2
5
2
25 1
1
1
1
1
1
3
1
4
2
23 1
1
1
2
1
1
3
1
6
2
24 1
4
2
1
1
1
6
2
3
1
42 2
5
2
1
1
1
6
2
3
1
23 1
1
1
1
2
1
6
2
6
2
30 1
5
2
2
1
2
6
2
6
2
24 1
1
1
2
1
2
6
2
5
2
30 1
5
2
1
1
2
6
2
6
2
31 2
5
2
2
1
2
6
2
3
1
37 2
2
1
1
1
2
6
2
5
2
23 1
1
1
2
2
2
6
2
6
2
25 1
5
2
2
2
2
6
2
3
1
25 1
2
1
1
2
2
6
2
6
2
29 1
3
2
1
1
2
6
2
3
1
30 1
2
1
1
1
1
6
2
6
2
32 2
4
2
1
1
1
3
1
5
2
26 1
5
2
1
2
1
6
2
3
1
25 1
2
1
1
2
2
6
2
6
2
26 1
2
1
1
1
2
6
2
5
2
30 1
5
2
2
2
2
6
2
3
1
27 1
2
1
1
1
2
6
2
5
2
37 2
5
2
1
1
1
6
2
3
1
45 2
5
2
2
1
2
6
2
3
1
44 2
5
2
2
1
1
6
2
3
1
22 1
1
1
2
2
1
6
2
6
2
34 2
4
2
1
2
2
6
2
6
2
39 2
5
2
1
1
1
6
2
3
1
37 2
5
2
1
1
2
6
2
5
2
37 2
5
2
1
1
2
6
2
4
2
23 1
2
1
1
1
2
6
2
3
1
35 2
5
2
1
1
2
6
2
4
2
35 2
2
1
1
1
2
6
2
6
2
C2 KC2 D KD
6
2
12 1
6
2
27 2
6
2
30 2
6
2
28 2
5
2
29 2
5
2
29 2
7
2
17 1
6
2
15 1
7
2
22 1
7
2
28 2
4
1
19 1
6
2
29 2
6
2
21 1
6
2
33 2
7
2
30 2
7
2
28 2
4
1
19 1
6
2
32 2
8
2
26 2
7
2
20 1
8
2
33 2
6
2
17 1
8
2
29 2
5
2
31 2
5
2
33 2
5
2
37 2
6
2
27 2
5
2
28 2
7
2
29 2
7
2
27 2
5
2
11 1
4
1
29 2
6
2
26 2
4
1
26 2
4
1
26 2
7
2
22 1
4
1
31 2
4
1
27 2
39
40
41
42
34
34
31
24
2
2
2
1
2
5
4
2
1
2
2
1
1
2
1
1
1
2
1
2
1
2
1
2
6
6
6
6
2
2
2
2
5
6
3
6
2
2
1
2
4
4
5
4
1
1
2
1
28
28
18
30
2
2
1
2
Keterangan :
U
: Umur responden
KU
: Kategori umur responden (1 = 31 Tahun)
MK
: Masa Kerja Responden
KMK : Kategori masa kerja responden (1 = < 3 Tahun dan 2 = > 3 Tahun)
PD
: Tingkat pendidikan responden (1 = < SMA dan 2 = > SMA)
PK
: Status perkawinan responden (1 = kawin dan 2 = tidak kawin)
B1
: Kategori beban kerja (1 = beban kerja ringan, 2 = beban kerja sedang, 3
= beban kerja berat, 4 = beban kerja sangat berat, 5 = beban kerja sangat
berat sekali)
B2
: Faktor kebisingan di tempat kerja
KB2
: Kategori kebisingan di tempat kerja (1 = tidak bising dan 2 = bising)
C1
: Peran individu dalam organisasi
KC1
: Kategori peran invidu dalam organisasi (1 = berperan dan 2 = tidak
berperan)
C2
: Pengembangan karir responden
KC2
: Kategori pengembangan karir responden (1 = memuaskan dan 2 = tidak
memuaskan)
D
: Stres Kerja
KD
: Kategori stress kerja responden ( 1 = stres kerja ringan dan 2 = stres
kerja berat)
LAMPIRAN 3
OUTPUT
Frequency Table
umur responden
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
=31 tahun
20
Total
42
Percent
40.5
Valid Percent
40.5
Cumulative
Percent
40.5
100.0
52.4
52.4
52.4
47.6
47.6
100.0
100.0
100.0
masa kerja
Valid
Frequency
17
=3 tahun
25
59.5
59.5
Total
42
100.0
100.0
tingkat pendidikan
Valid
=SMA
14
33.3
33.3
Total
42
100.0
100.0
status perkawinan
Frequency
Valid
Percent
kawin
31
tidak kawin
11
Total
42
Valid Percent
73.8
Cumulative
Percent
73.8
73.8
26.2
26.2
100.0
100.0
100.0
beban kerja
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
beban kerja ringan
(75-100)
14
33.3
33.3
33.3
beban kerja sedang
(>100-125)
28
66.7
66.7
100.0
Total
42
100.0
100.0
kebisingan
Frequency
Valid
tidak bising (skor 3)
38
Total
42
Percent
Valid Percent
9.5
Cumulative
Percent
9.5
9.5
90.5
90.5
100.0
100.0
100.0
peran individu dalam organisasi
Valid
berperan (skor 3)
28
66.7
66.7
Total
42
100.0
100.0
pengembangan karir
Valid
memuaskan (skor 4)
32
76.2
76.2
100.0
Total
42
100.0
100.0
tingkatan stres kerja
Valid
stres ringan (skor 1-25)
Frequency
12
Percent
28.6
Valid Percent
28.6
Cumulative
Percent
28.6
100.0
stres berat (skor >25)
30
71.4
71.4
Total
42
100.0
100.0
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
Missing
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
umur responden *
tingkatan stres kerja
42
100.0%
0
.0%
42
100.0%
masa kerja * tingkatan
stres kerja
42
100.0%
0
.0%
42
100.0%
tingkat pendidikan *
tingkatan stres kerja
42
100.0%
0
.0%
42
100.0%
status perkawinan *
tingkatan stres kerja
42
100.0%
0
.0%
42
100.0%
beban kerja *
tingkatan stres kerja
42
100.0%
0
.0%
42
100.0%
kebisingan * tingkatan
stres kerja
42
100.0%
0
.0%
42
100.0%
peran individu dalam
organisasi * tingkatan
stres kerja
42
100.0%
0
.0%
42
100.0%
pengembangan karir *
tingkatan stres kerja
42
100.0%
0
.0%
42
100.0%
umur responden * tingkatan stres kerja
Crosstab
tingkatan stres kerja
stres ringan stres berat
(skor 1-25) (skor >25)
umur responden
=31
tahun
Count
Expected Count
% within umur
responden
% within tingkatan stres
kerja
% of Total
Total
Total
stres ringan
(skor 1-25)
Count
Expected Count
% within umur
responden
% within tingkatan stres
kerja
% of Total
Chi-Square Tests
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.011
Continuity Correction(a)
4.832
1
.028
Likelihood Ratio
6.935
1
.008
Pearson Chi-Square
Value
6.453(b)
df
Fisher's Exact Test
Exact Sig.
(2-sided)
.017
Linear-by-Linear
Association
6.299
N of Valid Cases
42
1
.012
a Computed only for a 2x2 table
b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.71.
Exact Sig.
(1-sided)
.012
masa kerja * tingkatan stres kerja
Crosstab
tingkatan stres kerja
stres ringan
stres berat
(skor 1-25)
(skor >25)
masa
kerja
=3 tahun
Count
5
20
25
7.1
17.9
25.0
% within masa kerja
20.0%
80.0%
100.0%
% within tingkatan stres
kerja
41.7%
66.7%
59.5%
% of Total
11.9%
47.6%
59.5%
Expected Count
Total
Total
stres ringan
(skor 1-25)
Count
12
30
42
12.0
30.0
42.0
28.6%
71.4%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
28.6%
71.4%
100.0%
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.136
Expected Count
% within masa kerja
% within tingkatan stres
kerja
% of Total
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Value
2.224(b)
df
Continuity Correction(a)
1.307
1
.253
Likelihood Ratio
2.200
1
.138
Fisher's Exact Test
.174
Linear-by-Linear
Association
2.171
N of Valid Cases
42
1
.141
a Computed only for a 2x2 table
b 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.86.
.127
tingkat pendidikan * tingkatan stres kerja
Crosstab
tingkatan stres kerja
stres ringan
stres berat
(skor 1-25)
(skor >25)
tingkat pendidikan
=SMA
8
20
28
Expected Count
8.0
20.0
28.0
% within tingkat
pendidikan
28.6%
71.4%
100.0%
% within tingkatan
stres kerja
66.7%
66.7%
66.7%
% of Total
19.0%
47.6%
66.7%
4
10
14
Expected Count
4.0
10.0
14.0
% within tingkat
pendidikan
28.6%
71.4%
100.0%
% within tingkatan
stres kerja
33.3%
33.3%
33.3%
9.5%
23.8%
33.3%
12
30
42
Expected Count
12.0
30.0
42.0
% within tingkat
pendidikan
28.6%
71.4%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
28.6%
71.4%
100.0%
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Count
% of Total
Total
Total
stres ringan
(skor 1-25)
Count
% within tingkatan
stres kerja
% of Total
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
df
.000(b)
1
1.000
Continuity Correction(a)
.000
1
1.000
Likelihood Ratio
.000
1
1.000
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Exact Sig.
(1-sided)
1.000
.000
1
1.000
42
a Computed only for a 2x2 table
b 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.00.
.635
status perkawinan * tingkatan stres kerja
Crosstab
tingkatan stres kerja
stres ringan
stres berat
(skor 1-25)
(skor >25)
status perkawinan
kawin
Count
9
22
31
8.9
22.1
31.0
% within status
perkawinan
29.0%
71.0%
100.0%
% within tingkatan
stres kerja
75.0%
73.3%
73.8%
% of Total
21.4%
52.4%
73.8%
3
8
11
Expected Count
tidak kawin
Count
Expected Count
3.1
7.9
11.0
% within status
perkawinan
27.3%
72.7%
100.0%
% within tingkatan
stres kerja
25.0%
26.7%
26.2%
7.1%
19.0%
26.2%
12
30
42
12.0
30.0
42.0
28.6%
71.4%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
28.6%
71.4%
100.0%
% of Total
Total
Total
stres ringan
(skor 1-25)
Count
Expected Count
% within status
perkawinan
% within tingkatan
stres kerja
% of Total
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Asymp. Sig.
(2-sided)
df
.012(b)
1
.912
Continuity Correction(a)
.000
1
1.000
Likelihood Ratio
.012
1
.911
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
1.000
.012
1
.913
42
a Computed only for a 2x2 table
b 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.14.
.618
beban kerja * tingkatan stres kerja
Crosstab
tingkatan stres kerja
stres ringan
stres berat
(skor 1-25)
(skor >25)
beban
kerja
beban kerja ringan
(75-100)
Count
8
6
14
4.0
10.0
14.0
% within beban kerja
57.1%
42.9%
100.0%
% within tingkatan
stres kerja
66.7%
20.0%
33.3%
% of Total
19.0%
14.3%
33.3%
Expected Count
beban kerja sedang
(>100-125)
Count
4
24
28
8.0
20.0
28.0
% within beban kerja
14.3%
85.7%
100.0%
% within tingkatan
stres kerja
33.3%
80.0%
66.7%
9.5%
57.1%
66.7%
Expected Count
% of Total
Total
Total
stres ringan
(skor 1-25)
Count
12
30
42
12.0
30.0
42.0
28.6%
71.4%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
28.6%
71.4%
100.0%
Exact Sig.
(2-sided)
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.004
Expected Count
% within beban kerja
% within tingkatan
stres kerja
% of Total
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Value
8.400(b)
df
Continuity Correction(a)
6.431
1
.011
Likelihood Ratio
8.167
1
.004
Fisher's Exact Test
Exact Sig.
(1-sided)
.009
Linear-by-Linear
Association
8.200
N of Valid Cases
42
1
.004
a Computed only for a 2x2 table
b 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.00.
.006
kebisingan * tingkatan stres kerja
Crosstab
tingkatan stres kerja
stres ringan stres berat
(skor 1-25) (skor >25)
kebisingan
tidak bising (skor
3)
% within
kebisingan
% within tingkatan
stres kerja
% of Total
Total
4
0
4
1.1
2.9
4.0
100.0%
.0%
100.0%
33.3%
.0%
9.5%
9.5%
.0%
9.5%
8
30
38
10.9
27.1
38.0
21.1%
78.9%
100.0%
66.7%
100.0%
90.5%
19.0%
71.4%
90.5%
12
30
42
12.0
30.0
42.0
28.6%
71.4%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
28.6%
71.4%
100.0%
Count
Expected Count
Count
Expected Count
% within
kebisingan
% within tingkatan
stres kerja
% of Total
Total
stres ringan
(skor 1-25)
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction(a)
Likelihood Ratio
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.001
7.523
1
.006
11.141
1
.001
Value
11.053(b)
df
Fisher's Exact Test
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.004
Linear-by-Linear
Association
10.789
N of Valid Cases
42
1
.001
a Computed only for a 2x2 table
b 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.14.
.004
peran individu dalam organisasi * tingkatan stres kerja
Crosstab
peran individu
dalam organisasi
berperan (skor 25)
4
10
Count
Expected Count
4.0
10.0
14.0
28.6%
71.4%
100.0%
33.3%
33.3%
33.3%
9.5%
23.8%
33.3%
8
20
28
8.0
20.0
28.0
28.6%
71.4%
100.0%
66.7%
66.7%
66.7%
19.0%
47.6%
66.7%
12
30
42
12.0
30.0
42.0
28.6%
71.4%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
28.6%
71.4%
100.0%
% within peran
individu dalam
organisasi
% within tingkatan
stres kerja
% of Total
tidak berperan
(skor >3)
Count
Expected Count
% within peran
individu dalam
organisasi
% within tingkatan
stres kerja
% of Total
Total
Count
Expected Count
% within peran
individu dalam
organisasi
% within tingkatan
stres kerja
Total
stres
ringan
(skor 125)
14
% of Total
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Asymp. Sig.
(2-sided)
df
.000(b)
1
1.000
Continuity Correction(a)
.000
1
1.000
Likelihood Ratio
.000
1
1.000
Fisher's Exact Test
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
1.000
Linear-by-Linear
Association
.000
N of Valid Cases
42
1
1.000
a Computed only for a 2x2 table
b 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.00.
.647
pengembangan karir * tingkatan stres kerja
Crosstab
tingkatan stres kerja
stres
stres
berat
ringan
(skor
(skor 1-25)
>25)
pengembangan
karir
memuaskan (skor
4)
Count
Expected Count
% within
pengembangan
karir
% within tingkatan
stres kerja
% of Total
Total
Count
Expected Count
% within
pengembangan
karir
% within tingkatan
stres kerja
% of Total
Total
stres
ringan
(skor 125)
Chi-Square Tests
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.492
Continuity Correction(a)
.082
1
.775
Likelihood Ratio
.497
1
.481
Pearson Chi-Square
Value
.473(b)
df
Fisher's Exact Test
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.696
Linear-by-Linear
Association
.461
N of Valid Cases
42
1
.497
a Computed only for a 2x2 table
b 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.86.
.400
LAMPIRAN 4
Hasil Pengukuran Denyut Nadi Sebelum dan Setelah 4 Jam Bekerja
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
NAMA
Kurnia
Poniran
Ferdian
Afandi
Suratno
Romansyah
Yandri
Dedi
Saddam
Lusi
Adlin
Heri
Andi
Darusman
Rahman
Suratno
Anwar
Aldo
Fandi
Dedi Irawan
Rozak
Ratno
Agustino
Anto
Suheri
Erwin
Rahman
Romika
Abidi
Amin
Yuda
Reza
Hasan
Sabar
Ridho
Hafrizal
Junaidi
Badri
Marfin
Pengukuran KeI
73
84
84
76
84
78
67
74
75
74
84
90
74
90
86
77
85
87
88
76
88
68
84
84
90
84
90
77
74
76
78
90
79
90
82
92
86
83
83
Pengukuran KeII
91
130
120
136
117
123
92
103
108
114
123
120
120
131
126
125
125
123
120
118
127
93
132
136
130
127
126
121
121
116
104
118
107
136
131
128
125
138
132
Rata-Rata
82
107
102
106
100,5
100,5
79,5
88,5
91,5
94
103,5
105
97
110,5
106
101
105
105
104
97
107,5
80,5
108
110
110
105,5
108
99
97,5
96
91
104
93
113
106,5
110
105,5
110,5
107,5
40
41
42
Arfi
Hendra
Abdi
79
78
82
139
116
121
109
97
101,5
Labuhanbatu Selatan, 07 Maret 2017
Gambar 1. Kawasan Wajib Menggunakan APD
Gambar 2. Lori pada stasiun Loading Ramp
Gambar 3. Stasiun Perebusan (Sterillizer)
Gambar 4. Thresher (alat untuk memisahkan brondolan dari tangkai tandan)
Gambar 5. Screw Press (alat yang digunakan untuk mengeluarkan minyak dari
daging buah) pada stasiun pengempaan.
Gambar 6. Vertical Clarifier Tank pada Stasiun Klarifikasi
DAFTAR PUSTAKA
Airmayanti, D. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stres Kerja Pada
Pekerja Bagian Produksi PT ISM Bogasari Flour Mills Tbk Tanjung
Priok Jakarta Utara Tahun 2009.Skripsi. Diakses 5 November 2016.
http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id
Anoraga, P., 2001. Psikologi Kerja. Rineka Cipta. Jakarta.
Budianto, T., & Pertiwi, EY. 2010. Hubungan Kebisingan dengan Masa Kerja
Terhadap Terjadinya Stres Kerja Pada Pekerja Bagian Tenun “Agung
Saputra Tex” Piyungan Batul Yogyakarta Tahun 2010. Skripsi. Diakses
5 November 2016.http://journal.uad.ac.id
Danapriatna, N & Setiawan, R.2005.Pengantar Statistika. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Karima, A. 2004.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada
Pekerja di PT. X Tahun 2004.Skripsi. Diakses 5 November 2016.
http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id
Fitri, A.M. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubugan dengan
KejadianStres Kerja Pada Karyawan Bank (Studi pada Karyawan
Bank BMT).Skripsi. Diakses 5 November 2016. http://undip.ac.id
Hadi, S. 2001. Statistik Jilid 2. Andi.Yogyakarta.
Hawari, D. 2001. Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Badan Penerbit
FKUI. Jakarta
Harrianto, R. 2008. Buku AjarKesehatan Kerja.EGC.Jakarta
Haris, A. F. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stres
Kerjapada Pekerja Unit Produksi IV PT. Semen Tonasa.
Skripsi.Diakses 21Januari 2016.http://repository.unhas.ac.id/
ILO.,
2015.Hari Keselamatan dan Kesehatan se-Dunia: Mencegah
kecelakaan kerja melalui pelaksanaan manajemen risiko K3. diakses
pada 6 November2016. http://www.ilo.org/
Ismar, R.,Amri, Z.,Sostrosumihardjo, D., 2011. Stres Kerja dan Berbagai
Faktor yang Berhubungan pada Pekerja Call Center PT. “X” di
Jakarta. Majalah Kedokteran Indonesia Vol 61 No 1.Diakses 2
Februari2016.http://academia.edu
76
77
Kumalasari,
F.
2014.
Perbedaan
Hubungan
Antara
Faktor
LingkunganPekerjaan dengan Stres Kerja pada Pekerja di
Departemen Operasi Pusri IV PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang Tahun
2014. Skripsi.Diakses 17 Januari 2016.http://akademik.unsri.ac.id
Lestari, K. 2014. Analisis Tingkat Stres Kerja pada Karyawan Produksi dan
Non Produksi PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pertambangan
Tanjung Enim Tahun 2014 .Skripsi. Diakses 21 November
2016.http://akademik.unsri.ac.id
Lestari, P.P 2013.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerjapada
Wanita Bekerja Sektor Formal di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur
Tahun
2013
.Skripsi.
Diakses
21
November
2016.http://repository.uinjkt.ac.id
Malia, N. 2016.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja di PT.
Sisirau Aceh Tamiang .Skripsi. Diakses 5 November 2016.
http://repository.usu.ac.id
Mangkunegara, A.P. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
PT Remaja Rosdakarya.Bandung
Martina, A. 2012.Gambaran Tingkat Stres Kerja Perawat di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Paru Dr. Muhammad Goenawan Pratowidigdo
Cisarua
Bogor
(RSPG).
Skripsi.
Diakses
21
November
2016.http://lib.ui.ac.id
Munandar, 2001.Psikologi dab Organisasi.UI. Jakarta
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta
Nurmalasari, W. 2012.Pengaruh Lingkungan Kerja dan Beban Kerja
Terhadap Stres Kerja Perawat Pada RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru.diakses pada 21 November 2017.Jurnal Institutional Repository
UPN Veteran Yogyakarta.http://jurnal.upnyk.ac.id
Ratih,YFE., & Suwandi, T. 2013. Anaisis Hubungan Antara Faktor
Individudan Beban Kerja Fisik dengan Stres Kerja di Bagian Produksi
di PT. X Surabaya. The Indonesian Journal of Occupational Safety and
Health, Vol.2, No. 2 Jul-Des 2013: 97–105. Diakses pada 21 November
2016.http://journal.unair.ac.id/
Sanusi, A. 2014.Metodologi Penelitian Bisnis.Salemba Empat. Jakarta
78
Sedarmayanti.2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja.CV
Mandar Maju.Bandung
Setiawan, D.A & Sofiana, L. 2013.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Stres Kerja di PT. Chanindo Pratama Piyungan Yogayakarta. Jurnal
Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 6, No. 2, Desember 2013: 134-144.
Diakses pada 5 November 2016.https://publikasiilmiah.ums.ac.id
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Penerbit Andi.Yogyakarta.
Subaris H. 2011. Hygiene Lingkungan Kerja.Mitra Cendikia Press. Jogjakarta.
Suma’mur. PK. 2009.Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes).
Sagung Seto. Jakarta
Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. EgC. Jakarta
Tarwaka, dkk.2004. ErgonomiUntuk Kesehatan kerja dan Produktivitas.
UNIBA Press. Surakarta
Utomo, P. 2008. Analisis Pengaruh Pemberdayaan Dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Patra Semarang Convention
Hotel.Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Vinallia, B. 2011.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Stres Kerja pada Pekerja Bagian Weaving PT. Unitex Tbk Tahun 2011.
Diakses pada 5 Februari 2016 http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id
Waluyo, M. 2009. Psikologi Teknik Industri. Graha Ilmu. Yogyakarta
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan bersifat analitik yang bertujuan untuk
melihat hubungan antara dua variabel yaitu variabel independen dan variabel
dependen.Dengan menggunakan desain studi cross-sectional yaitu mencari faktorfaktor yang berhubungan dengan variabel dependen (informasi dan gambaran
analisis mengenai situasi yang ada) dalam waktu yang bersamaan.
3.2
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Anugrah Tanjung Medan (ATM).Waktu
penelitian dilaksanakan pada Februari sampai selesai.
3.3
Populasi dan Sampel
3.3.1
Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Populasi yang diambil dari penelitian ini adalah seluruh
karyawan bagian produksi di PT. Anugrah Tanjung Medan (ATM) yang
berjumlah 42 orang.
3.3.2
Sampel
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah populasi
yang berjumlah 42 orang.
32
33
3.4
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data menggunakan sumber data primer dan
sekunder, yaitu :
3.4.1
Data Primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan membagikan kuesioner
kepada
karyawan
PT.
Anugrah
Tanjung
Medan
yang
menjadi
responden.Kuesioner untuk penilaian stres kerja menggunakan kuesioner dari
Hawari dalam Malia (2016).
3.4.2
Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari literatur ilmiah dan
penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan stres kerja dan juga
dokumen-dokumen yang diperlukan yang diperoleh dari PT. Anugrah Tanjung
Medan. Data-data sekunder tersebut yang berasal dari perusahaan berupa
pengukuran lingkungan kerja yang dilakukan oleh Balai Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Medan tahun 2016, laporan personalia dari bulan Juni 2016
sampai dengan Desember 2016.
3.5
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.5.1
Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu yang
digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh
satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010).
34
1.
Variabel independen yaitu faktor intrinsik, faktor ekstrinsik, dan faktor
individu. Faktor intrinsik berupa, beban kerja, kebisingan, dan panas. Faktor
ekstrinsik berupa peran individu dalam organisasi kerja, hubungan
interpersonal, perkembangan karir dan faktor individu berupa usia, masa
kerja, status perkawinan, pendidikan.
2.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah stres kerja.
3.5.2
Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah :
1.
Stress kerja adalah respon emosional dan fisik yang dialami oleh responden
sehubungan dengan pekerjaan yang diukur berdasarkan indikator stress.
2.
Beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus
diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam janga
waktu tertentu.
3.
Kebisingan adalah semua suara/bunyi yang yang tidak dikehendaki yang
bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada
tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran.
4.
Peranan dalam organisasi adalah keikutsertaan responden dalam pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan dirinya di perusahaan.
5.
Perkembangan karir adalah peningkatan-peningkatan pribadi yang dilakukan
seseorang untuk mencapai suatu rangkaian pekerjaan yang dipegang selama
keidupan kerja, seperti kenaikan jabatan, kesempatan mengembangkan
kreativitas, mendapatkan pendidikan dan pelatihan, serta kepuasan atau
kesesuaian honor.
35
6.
Umur adalah rentang kehidupan pekerja yang dihitung dalam tahun.
7.
Masa kerja dihitung sejak adanya hubungan kerja antara pekerja dengan
perusahaan atau sejak pekerja pertama kali mulaibekerja diperusahaan dengan
berdasarkanpada perjanjian kerja.
8.
Pendidikan adalah tingkatan sekolah atau perguruuan tinggi yang diikuti oleh
pekerja.
9.
Status perkawinan adalah keterangan yang menunjukkan riwayat pernikahan
tenaga kerja yang terdapat pada kartu identitas pekerja, dan dikategorikan atas
kawin dan tidak kawin.
3.6
Metode Pengukuran
3.6.1
Penentuan Tingkat Stres Kerja
Variabel dependen (stres kerja) diukur dengan indikator yang telah
ditetapkan sesuai dengan metode self report measurement oleh Karoley yang
dapat digunakan untuk mengukur tingkat stres. Metode self report measurement
menggunakan sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan adanya perubahan
fisiologis, psikologi dan perilaku yang dapat dijawab dengan tidak pernah diberi
skor 0, kadang-kadang diberi skor 1 dan sering diberi skor 2.Perubahan fisiologis,
psikologi dan perilaku yang digunakan berdasarkan pendekatan yang dilakukan
oleh Karoley dalam Hawari (2001). Hasil skornya adalah hasil total skor seluruh
jawaban responden kemudian dikategorikan menjadi 2, yaitu kategori stres berat
(>25 ) dan stres ringan (1-25).
36
3.6.2
Penentuan Tingkat Kebisingan
Untuk mengetahui kebisingan pekerja bagian produksi, maka diukur
dengan kuesioner yang berisi 3 pertanyaan menggunakan skala Guttman dengan
skor untuk pertanyaan :
1 :Tidak
2 : Ya
Nilai untuk kebisingan adalah :
a. Bising, jika skor total : > 3
b. Tidak bising, jika skor total : ≤ 3
3.6.3
Penentuan Tingkat Peranan dalam Organisasi
Untuk mengetahui peranan dalam organisasi pekerja bagian produksi,
maka diukur dengan kuesioner yang berisi 3 pertanyaan menggunakan skala
Guttman dengan skor untuk pertanyaan :
1 : Ya
2 : Tidak
Nilai untuk peranan dalam organisasi :
a. Tidak berperan, jika skor total : > 3
b. berperan, jika skor total : ≤ 3
3.6.4
Penentuan Tingkat Pengembangan Karir
Untuk mengetahui pengembangan karir pekerja bagian produksi, maka
diukur dengan kuesioner yang berisi 4 pertanyaan menggunakan skala Guttman
dengan skor untuk pertanyaan 1 s/d 3 :
37
1 : Ya
2: Tidak
Skor untuk pertanyaan 4 :
1 : Tidak
2 : Ya
Nilai untuk pengembangan karir adalah :
a. Tidak Memuaskan, jika skor total : >4
b. Memuaskan, jika skor total : < 4
3.6.5
Penentuan Tingkat Beban Kerja
Pengukuran beban kerja dilakukan dengan cara menghitung denyut nadi
kerja dari para pekerja dengan menggunakan stopwatch oleh petugas
kesehatandari klinik perusahaan.Denyut nadi yang dihitung adalah denyut nadi
istirahat dan denyut nadi kerja, kemudian hasilnya disesuaikan dengan tabel
kategori beban kerja berdasarkan denyut jantung oleh Christensen dalam Tarwaka
(2004).
Menurut Kilbon dalam Tarwaka (2004), pengukuran denyut jantung
selama bekerja merupakan suatu metode untuk menilai cardiovascular
strain.Salah satu peralatan yang dapat digunakan untuk menghitung denyut nadi
adalah teleetri dengan menggunakan rangsangan Electro Cardio Graph
(ECG).Apabila peralatan tersebut tidak tersedia, maka dapat dicatat secara manual
memakai stopwatch dengan metode 10 denyut. Dengan metode tersebut dapat
dihitungdenyut nadi kerja sebagai berikut :
38
Kategori beban kerja
Denyut jantung (denyut/min)
Ringan
75-100
Sedang
>100-125
Berat
>125-150
Sangat berat
>150-175
Sangat berat sekali
>175
Tabel 3.1 Kategori Beban Kerja Menurut Denyut Jantung
Langkah-langkah melakukan pengukuran beban kerja yaitu :
1.
Mengukur denyut nadi istirahat pekerja dilakukan sebelum mereka bekerja
dengan menghitug berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
denyut nadi yang ke sepuluh yang disesuaikan dengan waktu yang
ditunjukkan oleh stopwatch. Kemudian waktu terebut dicatat.
2.
Mengukur denyut nadi kerja pekerja setelah 4 jam dari pengukuran denyut
nadi istirahat menggunakan meode yang sama dengan mengukur denyut nadi
istirahat. Kemudian waktu tersebut dicatat.
3.
Menghitung nadi kerja dengan cara mengitung selisi antara denyut nadi kerja
dengan denyut nadi istirahat dari masing-masing pekerja.
4.
Merata-ratakan waktu denyut nadi istirahat dan waktu denyut nadi kerja
untuk mendapatkan beban kerja.
5.
3.7
Menyesuaikan dengan tabel untuk melihat beban kerja.
Pengolahan Data
Untuk menghasilkan informasi yang benar, maka data yang telah diperoleh
akan diolah dengan melalui beberapa tahapan yaitu sebagai berikut :
1. Editing
39
Merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian kuesioner apakah
sesuai dengan apa yang diharapkan.
2. Coding
Merupakan kegiatan merubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data
angka atau bilangan.
3. Tabulating
Mengelompokkan data dalam suatu tabel tertentu menurut, sifat-sifat yang
dimilikinya sesuai dengan tujuan penelitian.
4. Cleaning
Merupakan pemeriksaan kembali data yang sudah dimasukkan.
3.8
Analisa Data
Dalam penelitian ini digunakan beberapa analisa data, yaitu :
1.
Analisa Univariat dilakukan untuk mengetahui secara deskriptif variabel yang
diteliti, dihitung skor rata-rata dan persentasenya lalu ditampilkan berupa
tabel distribusi frekuensi.
2.
Analisa Bivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel independen
dengan variabel dependen. Analisis bivariat dalam penelitian ini dilakukan
dengan uji statistik chi-square, jika hasil output terdapat cells diatas 0 maka
digunakan uji exact fisher untuk melihat hubungan antara variabel
independen dengan dependen.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1
Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1
Sejarah PT. Anugrah Tanjung Medan
Untuk meningkatkan volume ekspor di luar minyak dan gas bumi, sub
sektor perkebunan mempunyai peranan penting.Kegiatan perkebunan yang
dilaksanakan pemerintah dengan dukungan pihak swasta pada prinsipnya
bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang mengarah kepada
tercapainya masyarakat yang adil dan makmur.
PKS PT. Anugrah Tanjung Medan adalah salah satu badan usaha swasta
yang bergerak dalam bidang usaha pengolahan minyak kelapa sawit (CPO), garnel
atau inti, dan cangkang. Pada awal perencanaan PT. Sisirau mengusahakan proyek
pembangunan diatas lahan 16,5 Ha berdasarkan surat kesepakatan bersama antara
PT. Anugrah Tanjung Medan dengan pemerintah daerah Labuhanbatu Selatan
pada tanggal 29 Januari2010 tentang pemberian izin lokasi untuk pembangunan
pabrik kelapa sawit.Pabrik kelapa sawitdibangun dengankapasitas 30 ton
TBS/jam.
PT. Anugrah Tanjung Medan Labuhanbatu Selatan resmi beroperasi pada
Februari 2012. Sumber bahan baku kelapa sawit diambil dari kebun sendiri
dengan luas 3.169 Ha dan untuk mencapai syarat minimal kebun mendirikan
PMKS 6000 Ha dilakuka kerjasama dengan PT. Herpinta mempunyai luas kebun
3.550 Ha yang berjarak 10 Km.
40
41
4.1.2
Visi dan Misi
4.1.2.1 Visi PT. Anugrah Tanjung Medan
1. Menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit terdepan dengan standar
internasional yang memiliki komitmen serta aktif berkontribusi bagi
keberlangsungan kehidupan masyarakat dalam meningkatkan taraf hidup
masyarakat baik secara social maupun ekonomi.
2. Menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit terdepan dalam pengembangan
teknologi ramah lingkungan dan mengedepankan kualitas yang diterima oleh
pasar baik nasional maupun internasional.
4.1.2.2 Misi PT. Anugrah Tanjung Medan
1. Berperan aktif salam melakukan sosiaisasi serta pendampingan program yang
berkaitan erat dengan peningkatan taraf dan standar hidup masyarakat yang
terkait dengan pengembangan, kesejahteraan ekonomi, kesehatan dan
peningkatan mutu pendidikan.
2. Taat dan patuh pada Undang-Undang dan peraturan yang berlaku pada
wilayah Negara Republik Indonesia.
3. Berperan aktif dalam menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan serta
menjaga sumber daya alam dan hayati yang ada, melakukan gerakan
penyelamatan lingkungan secara berkala untuk menjaga keseimbangan
dampak kerusakan lingkungan.
4. Berperan aktif bersama stekholder, dan masyarakat dalam peningkatan
pemberdayaan masyarakat dalam mensejahterakan perekonomian masyarakat
sekitar kebun kelapa sawit.
42
4.1.3
Operasi PKS
Tahapan-tahapan proses pengolahan TBS (Tandan Buah Segar) menjadi
CPO dalam operasi PMKS sebagai berikut :
1.
Penerimaan TBS
Tandan
Buah
Segar
(TBS)
yang
masuk
ke
pabrik
diangkut
denganmenggunakan truk. Buah lalu ditimbang di jembatan timbang untuk
mengetahui jumlah berat buah yang diterima oleh pabrik.Setelah ditimbang, TBS
dipindahkan ke lantai Loading Ramp tempat penimbunan sementara sebelum
dimasukkan ke rebusan. Buah yang akan diolah disortir di lantai Loading ramp.
Jalan yang dilalui oleh truk pengangkut TBS dari sumbernya ke PMKS adalah
Jalan lintas kecamatan dan jalan lintas provinsi.
2.
Sterilizer atau Perebusan
Sebagai bahan bakar untuk memperoleh uap air sterilizer atau perebusan
TBS digunakan cangkang dan serat buah sawit. Cangkang dan serat ini
merupakan limbah padat hasil sisa proses pengolahan TBS menjadi CPO. Buah
yang telah disortir dimasukkan ke dalam lori yang terbuat dari plat baja
berlubang-lubang dan langsung dimasukkan ke alat sterilizer. Alat ini merupakan
2
bejana perebusan dengan menggunakan uap air bertekanan sekitar 3 kg/cm .
Adanya lubang-lubang pada lori untuk memudahkan uap air masuk dan merebus
buah secara merata. Proses perebusan ini bertujuan untuk :
Mematikan jamur dan enzim-enzim yang dapat menghidralosa minyak,
sehingga kualitas minyak menurun akibat tingginya kandungan asam
lemak bebas.
43
Memudahkan buah lepas dari tandannya di dalam Thresser, agar buah
mudah dilumatkan di dalam digester.
Memudahkan pemisahan cangkang dari inti dengan keluarnya air dari biji.
Proses perebusan biasanya berlangsung selama ± 90 menit dan uap yang
dibutuhkan sebesar 6600 kg uap rebusan TBS. Pada proses perebusan ini
dihasilkan kondensat yang mengandung 1,2 % minyak ikutan pada temperatur
tinggi. Kondensat ini kemudian dimasukkan ke dalam fat pit untuk memisahkan
minyak dan air. Minyak yang terpisah diambil secara manual untuk recycle
kembali. Tandan buah yang sudah disterilisasi dimasukkan ke dalam thresher
dengan menggunakan tripller.
3.
Pemisahan Berondolan
Perlakuan kedua terhadap buah setelah disterilisasi disebut stripping
atau threshing. Tujuannya untuk memisahkan brondolan (fruitlet) dari tangkai
tandan.Alat yang digunakan disebut thresher berupa drum berputar (rotary
drumthresher). Hasil pemisahan brondolan ini tidak selalu sempurna karena masih
adabrondolan buah yang melekat pada tangkai tandan yang disebut USB
(Unstripped Bunch).Untuk mengatasi hal ini, maka dipakai sistem “Double
threshing”. Sistemini bekerja dengan cara tandan kosong (EFB :Empty Fruit
Bunch) dan USB yang keluar dari thresher pertama tidak langsung dibuang, tetapi
masuk ke thresher kedua yang selanjutnya tandan kosong dibawa ke tempat
penumpukan yang nantinya akan dimanfaatkan oleh pihak lain diluar pabrik.
44
4.
Pelumatan (Digesting)
Buah yang lepas dari tandan dibawa ke alat digester oleh fruit
conveiyor.Dalam digester dengan menggunakan pisau-pisau digester daging buah
dilepaskan dari biji.Selama pelumatan berlangsung temperature dijaga stabil
100°C menggunakan uap.
5.
Pengempaan (Pressing)
Masa buah dimasukkan ke dalam screw press (alat kempa) terpadu dengan
sistem automatis hidrolik, dapat menurunkan oil losses, mesin pengempa yang
biasa digunakan adalah double screw press. Alat ini terdiri dari dua worm screw
yang terletak di dalam press cake dan dua buah cone yang dapat bergerak maju
mundur. Akibat putaran kedua worm screw dan penekanan cone maka minyak
dalam mesocarp akan diperas dan keluar melalui lubang-lubang kecil pada
presscake. Ampas hasil kempa campuran serat (fibre) dan kernel (nut) keluar
melaluibagian ujung worm screw. Proses pengempaan harus dilakukan sampai
kering sehingga minyak yang melekat pada ampas (oil losses) pengempaan cukup
rendah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menekan cone, tetapi akibatnya akan
menaikkan jumlah kernel yang pecah. Agar di peroleh pengektrasian minyak yang
maksimum diperlukan keseimbangan dan proses pengendalian yang baik.
6.
Pemurnian Minyak (Clarification)
Hasil dari proses pengempaan diperoleh CPO (Crude Palm Oil) yang
merupakan campuran minyak, air, dan padatan (solid). Penyaringan minyak ini
dilakukan dengan alat vibrating screen yang bertujuan untuk memisahkan
partikel-partikel serat dan cangkang yang terbawa bersama saat keluar dari proses
45
pengempaan. Disamping itu, penyaringan juga menurunkan kekentalan (viscosity)
CPO yang selanjutnya dipompakan ke tangki clarifier.
Pengutipan minyak secara statis berlangsung dalam clarifier tank. Dalam
tangki ini berlaku sistem pengendapan, dimana minyak mempunyai berat jenis
ringan akan berada di lapisan atas, sedangkan sludge berada di lapisan bawah.
Minyak yang berada dilapisan atas masuk ke tangki oil tangki dan sludge
dimasukkan ke dalam tangki lumpur (sludge tank). Desain volume clarifier tank
3
harus disesuaikan dengan kapasitas pabrik dengan ketentuan volume 3,75 m /ton
TBS. Hal ini berkaitan dengan waktu yang diperlukan untuk pengendapan
(retention time) adalah 4 (empat) sampai 5 (lima) jam dan temperatur
°
dipertahankan 100 C.
7.
Pengolahan Inti Sawit
Ampas kempa yang terdiri dari biji dan serat/serabut dimasukkan ke
depericarper melalui cake breaker conveyer yang menggunakan sistem parangparang pelempar sehingga press cake terurai dan mempermudah proses pemisahan
serat dari biji pada depericarper. Pemisahan ini terjadi akibat perbedaan daya isap
blower.Biji ditampung pada nut silo.Serat yang terpisah dialirkan ke boiler
sebagai bahan bakar ketel uap.
8. Ripple Mill
Ripple mill adalah alat untuk memecah biji dengan cara digiling dengan
putaran rotor bar sehingga biji akan bergesek dengan ripple plate, selanjutnya biji
dialirkan ke dalam mesin Ripple Mill untuk pemecahan biji. Masa biji yang pecah
46
dialirkan ke Light Tenera Dust Seperator (LTDS) dan grading traction grade
untuk memisahkan cangkang halus dengan Nut utuh yang terlewat dari ripple mill.
9.
Clay Bath
Masa cangkang yang bercampur inti dialirkan masuk ke clay bath untuk
memisahkan cangkang dengan inti.Clay bath terdiri dari bak clay bath,
kernelvibrating, dan shell vibrating. Cangkang yang dipakai sebagai bahan bakar
keteluap selebihnya dijual kepada Pihak Ketiga, sedangkan inti dialirkan masuk
ke dalam kernel silo untuk proses pengeringan sampai kadar air 7 % dengan
o
o
o
tingkat pengeringan 50 C, 60 C, dan 75 C, dalam waktu 4-5 jam. Selanjutnya,
inti ditimbun dalam kernel storage pada bulk silo (Hopper) yang siap untuk
dipasarkan.
4.2
Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1
Distribusi Responden Berdasarkan Indikator perubahan Akibat Stres
Kerja Pada Proses Produksi
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Indikator perubahan Akibat
Stres Kerja Pada Proses Produksi
No. INDIKATOR PERUBAHAN AKIBAT STRES KERJA
Perubahan
Fisiologis, Tidak
Kadang- Sering Diisi Oleh
Peneliti
Psikologis, dan Perilaku pernah kadang
Selama 1 Bulan Terakhir (0)
(1)
(2)
Fisiologis
D1
Sakit kepala/ pusing
12
30
72
D2
Sakit punggung
3
14
25
64
D3
Gangguan seksual
41
1
1
D4
Asma/ sesak nafas
17
22
3
28
D5
Gangguan
pencernaan
10
26
6
38
pada lambung dan usus
D6
Insomnia (susah tidur)
8
11
23
57
D7
Diare
40
2
2
47
D8
D9
D10
D11
D12
D13
D14
D15
D16
D17
D18
D19
D20
D21
D22
D23
D24
D25
D26
D27
D28
D29
D30
D31
D32
D33
D34
D35
D36
D37
D38
Telinga berdenging
Bruxims (menggertakan
gigi di malam hari)
Sakit
sendi
tempero
mandibular (sakit rahang)
Gejala tekanan darah
tinggi
Gejala PJK (Penyakit
Jantung Koroner)
Gejala herpes
Migrain (sakit kepala
sebelah)
Gejala tukak lambung
Jantung berdebar-debar
Sering buang air kecil
Sering keluar keringat
Gugup
Nafsu makan hilang
Badan terasa lemah
Letih/ lesu
Psikologi
Mudah marah
Mudah tersinggung
Perasaan tertekan
Merasa cemas/ gelisah
Mudah putus asa
Sikap acuh tak acuh
Perasaan tegang
Perilaku
Merasa malas bekerja
Absenteisme
(ketidak
hadiran) tinggi
Kurang konsentrasi
Cepat merasa lupa
Menunda-nunda pekerjaan
Minum kopi/ merokok
Minum obat tidur/ obat
penenang
Mengkonsumsi minuman
berakohol
Menghindar dari interaksi
sosial (pergaulan)
5
21
16
43
29
10
3
16
23
13
6
25
30
12
42
12
42
24
18
60
15
10
30
10
19
6
7
9
3
7
1
32
1
7
30
26
21
24
31
74
21
20
67
61
21
35
19
31
41
36
42
15
7
16
11
1
6
6
27
7
30
11
1
6
7
30
5
34
8
20
27
29
5
10
6
12
7
38
4
20
13
9
31
25
11
6
23
24
25
11
22
29
5
7
7
40
8
12
9
1
30
34
24
14
67
4
48
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada perubahan fisiologis, terdapat
30 orang sering mengalami sakit kepala, dan 12 orang lainnya jarang.Sebanyak 25
orang sering mengalami sakit punggung, 14 orang jarang mengalaminya, dan 3
orang lainnya tidak pernah mengalami sakit punggung.Terdapat 41 orang tidak
pernah mengalami gangguan seksual, dan hanya 1 orang yang jarang mengalami
gangguan seksual.Sebanyak 3 orang sering mengalami asma, 22 orang jarang, dan
17 orang tidak pernah mengalami asma/sesak nafas. Ada 10 orang tidak perna
mengalami gangguan pada lambung dan usus, 26 orang jarang mengalami, dan 6
orang lainnya sering mengalami gangguan pada lambung dan usus. Sebanyak 23
orang sering megalami insomnia, 11 orang jarang mengalaminya, dan 8 orang
tidak pernah mengalami insomnia.Dalam satu bulan terakhir sebanyak 2 orang
jarang mengalami diare dan 40 lainnya tidak pernah mengalami diare.Sebanyak
16 orang pekerja sering mengalami telinga berdenging, 21 orang jarang
mengalaminya, dan 5 orang lainnya tidak pernah mengalainya.Sebanyak 3 orang
sering mengalami bruxims, 10 orang jarang, dan 29 orang lainnya tidak pernah
mengalami bruxims.Seluruh pekerja sebanyak 42 orang tidak pernah mengalami
sakit rahang.Ada 6 orang pekerja merasa sering mengalami gejala tekanan darah
tinggi, 13 orang jarang, dan 23 orang lainnya tidak pernah.Sebanyak 30 orang
pekerja tidak pernah mengalami gejala penyakit jantung koroner, dan 12 orang
lainnya jarang.Keseluruhan pekerja sebanyak 42 orang tidak pernah mengalami
gejala herpes.Sebanyak 18 orang sering mengalami migrain, 24 orang jarang
mengalami migrain.Sebanyak 24 orang tidak pernah mengalami gejala tukak
lambung, 15 orang jarang mengalaminya, dan 3 orang sering mengalami tukak
49
lambung. Ada 25 orang pekerja tidak pernah mengalami jantung berdebar-debar,
10 orang jarang mengalaminya, dan 7 orang lainnya sering mengalami jantung
berdebar-debar. Sebanyak satu orang pekerja merasa sering buang air kecil, 30
orang lainnya jarang, dan 11 orang lainnya merasa tidak sering buang air kecil.
Sebanyak 32 orang pekerja merasa seing keluar keringat, dan 10 orang lainnya
jarang keluar keringat.Ada satu orang pekerja sering merasa gugup, 19 orang
jarang, dan 22 orang lainnya tidak pernah merasa gugup. Terdapat 7 orang pekerja
merasa sering kehilangan nafsu makan, 6 orang lainnya jarang, dan 29 orang
lainnya tidak pernah kehilangan nafsu makan. Sebanyak 5 orng pekerja tidak
pernah merasa badannya terasa lemah, 7 orang lainnya merasa jarang, dam 30
orang lainnya merasa badannya sering terasa lemah.Sebanyak 26 orang pekerja
merasa sering letih/lesu, 9 orang lainnya jarang merasa letih/lesu, dan 7 orang
lainnya tidak pernah.
Pada perubahan psikologi, sebanyak 21 orang pekerja merasa tidak mudah
marah, 15 orang merasa jarang mudah marah, dan 6 orang lainnya sering merasa
mudah marah. Sebanyak 35 orang pekerja tidak pernah merasa mudah
tersinggung, 7 orang jarang merasa mudah tersinggung.Terdapat 7 pekerja merasa
perasaannya tertekan, 16 orang merasa perasaannya jarang tertekan, dan 19 orang
lainnya tidak merasa tertekan.Ada 31 orang merasa tidak pernah merasa gelisah,
dan 11 orang lainnya merasa jarang merasa gelisah.Sebayak 41 orang tidak pernah
merasa putus asa, dan 1 orng lainnya jarang memiliki rasa mudah putus
asa.Sebanyak 36 orang pekerja tidak pernah memiliki sikap acuh tak acuh, dan 6
50
orang lainnya merasa pernah mengalami sikap acuh tak acuh.Keseluhan pekerja
sebanyak 42 orang tidak pernah memiliki perasaan tegang.
Pada perubahan perilaku, sebanyak 5 orang sering mengalami merasa
malas bekerja, 30 orang lainnya merasa jarag, dan 7 orang lainnya tidak pernah
mengalami rasa malas bekerja. Sebanyak 34 orang merasa bahwa absenteismenya
tidak tinggi, dan 8 orang lainnya jarang. Sebanyak 12 orang pekerja merasa sering
kurang konsentrasi, 10 orang jarang mengalami kurang konsentrasi, dan 20 orang
lainnya tidak pernah mengalami kurang konsentrasi. Sebanyak 9 orang pekerja
mengaku sering cepat merasa lupa, 6 orang jarang, dan 27 orang lainnya merasa
tidak pernah cepat merasa lupa. Ada 29 orang pekerja tidak pernah merasa
menunda pekerjaannya, 12 orang lainnya jarang, dan 1 orang lainnya sering
merasa menunda pekerjaannya.sebanyak 30 orang pekerja sering minum kopi dan
merokok, 7 orang lainnya jarang, hanya 5 orang yang tidak pernah minum
kopi/merokok. Sebanyak 38 orang pekerja tidak pernah minum obat
penenang/obat tidur, dan 4 orang lainnya pernah melakukannya. Sebanyak 9
0rang pekerja mengaku sering meminum minuman berakohol, 13 orang pekerja
jarang,
dan
20
orang
pekerja
mengaku
tidak
pernah
meminum
minumanberakohol. Ada 6 orang pekerja merasa sering menghindari interaksi
sosial, 11 orang lainnya jarang melakukannya, dan 25 orang pekerja lainnya tidak
pernah melakukannya.
Total skor pada tabel indikator perubahan akibat stres kerja menunjukkan
bahwa indikator perubahan akibat stres kerja yang paling sering dialami pekerja
adalah sering keluar keringat dengan total skor 74 dimana 32 orang responden
51
(76,2
KUESIONER PENELITIAN
Assalamualaikum Wr. Wb.
Saya Very Bastian bermaksud meneliti tentang “ANALISIS FAKTORFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STRES KERJA DI PT.
ANUGRAH TANJUNG MEDAN (ATM) LABUHANBATU SELATAN
TAHUN 2017”. Penelitian ini merupakan tugas akhir untuk memenuhi syarat
mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara (USU) Medan. Pada penelitian ini
peneliti akan bertanya mengenai karakteristik pekerja, faktor intrinsik pekerjaan,
faktor ekstrinsik pekerjaan dan beberapa indikator perubahan akibat stres kerja.
Wawancara akan berlangsung selama 15-20 menit. Responden diharapkan
menjawab setiap pertanyaan sejujur-jujurnya. Setiap jawaban anda akan
dijaga kerahasiaannya dari siapapun dan tidak akan mempengaruhi penilaian
terhadap kinerja anda, kemudian kuesioner ini akan disimpan oleh peneliti.
Untuk itu mohon kesediannya kepada pekerja PT. Anugrah Tanjung Medan
selaku responden untuk mengisi kuesioner ini.
Saya menyatakan bahwa saya telah membaca pernyataan diatas, dan saya setuju
untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
Labuhanbatu Selatan,.....................................2017
(.........................................)
Peneliti
(...........................................)
Responden
Nomor Responden
LEMBAR KUESIONER PENELITIAN
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
A1
A2
Usia :………………………….tahun
Masa Bekerja :………………..tahun
A3
A4
Pendidikan : SD/SMP/SMA/Diploma/Sarjana
Status Perkawinan : Kawin/Tidak Kawin
B. FAKTOR INTRINSIK PEKERJAAN
B1. KEBISINGAN
B1.1 Apakah anda merasa lingkungan kerja anda
bising ?
1. Ya
2. Tidak
B1.2 Apakah anda merasa pusat perhatian terhadap
pekerjaan menjadi berkurang dengan suara
yang bising ?
1. Ya
2. Tidak
B1.3 Apakah anda merasa sulit berkomunikasi
dengan orang lain dengan adanya suara yang
bising ?
1. Ya
2. Tidak
DIISI OLEH
PENELITI
C. FAKTOR
EKSTRINSIK
DALAM
PEKERJAAN
C1. PERANAN DALAM ORGANISASI
C1.1 Apakah anda mempunyai pengaruh terhadap
keputusan yang perusahaan buat terkait dengan
pekerjaan anda ?
1. Ya
2. Tidak
C1.2 Apakah anda dilibatkan dalam setiap
pengambilan keputusan terkait dengan
pekerjan anda ?
1. Ya
2. Tidak
Ci.3
Apakah pendapat terkait pekerjaan anda,
diterapkan oleh perusahaan ?
1. Ya
2. Tidak
C2. PENGEMBANGAN KARIR
C2.1 Apakah anda merasa puas terhadap
kesempatan promosi kerja / kenaikan jabatan
yang ada ?
1. Ya
2. Tidak
C2.2 Apakah anda mendapatkan kesempatan
mengembangkan bakat dan kreatifitas dengan
menyalurkan ide pada perusahaan?
1. Ya
2. Tidak
C2.3 Apakah anda mendapatkan kesempatan
memperoleh pendidikan dan pelatihan di
dalam atau di luar perusahaan ?
1. Ya
2. Tidak
C2.4 Apakah anda merasa ada beberapa karyawan
baik prestasinya dalam bekerja tidak
mendapatkan promosi ?
1. Ya
2. Tidak
D. Berilah tanda (√) pada kolom indikator perubahan akibat stres kerja
No.
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7
D8
D9
D10
D11
D12
D13
D14
D15
D16
D17
D18
D19
D20
D21
D22
D23
D24
D25
D26
D27
D28
D29
D30
INDIKATOR PERUBAHAN AKIBAT STRES KERJA
Perubahan
Fisiologis, Tidak
Kadang- Sering
Psikologis, dan Perilaku pernah kadang
Selama 1 Bulan Terakhir (0)
(1)
(2)
Fisiologis
Sakit kepala/ pusing
Sakit punggung
Gangguan seksual
Asma/ sesak nafas
Gangguan
pencernaan
pada lambung dan usus
Insomnia (susah tidur)
Diare
Telinga berdenging
Bruxims (menggertakan
gigi di malam hari)
Sakit
sendi
tempero
mandibular (sakit rahang)
Gejala tekanan darah
tinggi
Gejala PJK (Penyakit
Jantung Koroner)
Gejala herpes
Migrain (sakit kepala
sebelah)
Gejala tukak lambung
Jantung berdebar-debar
Sering buang air kecil
Sering keluar keringat
Gugup
Nafsu makan hilang
Badan terasa lemah
Letih/ lesu
Psikologi
Mudah marah
Mudah tersinggung
Perasaan tertekan
Merasa cemas/ gelisah
Mudah putus asa
Sikap acuh tak acuh
Perasaan tegang
Perilaku
Merasa malas bekerja
Diisi Oleh
Peneliti
D31
Absenteisme
(ketidak
hadiran) tinggi
D32 Kurang konsentrasi
D33 Cepat merasa lupa
D34 Menunda-nunda pekerjaan
D35 Minum kopi/ merokok
D36 Minum obat tidur/ obat
penenang
D37 Mengkonsumsi minuman
berakohol
D38 Menghindar dari interaksi
sosial (pergaulan)
Sumber : Karoley dalam Hawari (2001)
LAMPIRAN 2
Master Data
No. R
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
U KU MK KMK PD PK B1 B2 KB2 C1 KC1
24 1
4
2
1
1
1
3
1
5
2
39 2
5
2
2
1
2
6
2
3
1
39 2
3
2
1
1
2
6
2
4
2
38 2
2
1
1
1
2
6
2
5
2
38 2
5
2
2
1
2
6
2
5
2
30 1
5
2
2
1
2
6
2
5
2
25 1
1
1
1
1
1
3
1
4
2
23 1
1
1
2
1
1
3
1
6
2
24 1
4
2
1
1
1
6
2
3
1
42 2
5
2
1
1
1
6
2
3
1
23 1
1
1
1
2
1
6
2
6
2
30 1
5
2
2
1
2
6
2
6
2
24 1
1
1
2
1
2
6
2
5
2
30 1
5
2
1
1
2
6
2
6
2
31 2
5
2
2
1
2
6
2
3
1
37 2
2
1
1
1
2
6
2
5
2
23 1
1
1
2
2
2
6
2
6
2
25 1
5
2
2
2
2
6
2
3
1
25 1
2
1
1
2
2
6
2
6
2
29 1
3
2
1
1
2
6
2
3
1
30 1
2
1
1
1
1
6
2
6
2
32 2
4
2
1
1
1
3
1
5
2
26 1
5
2
1
2
1
6
2
3
1
25 1
2
1
1
2
2
6
2
6
2
26 1
2
1
1
1
2
6
2
5
2
30 1
5
2
2
2
2
6
2
3
1
27 1
2
1
1
1
2
6
2
5
2
37 2
5
2
1
1
1
6
2
3
1
45 2
5
2
2
1
2
6
2
3
1
44 2
5
2
2
1
1
6
2
3
1
22 1
1
1
2
2
1
6
2
6
2
34 2
4
2
1
2
2
6
2
6
2
39 2
5
2
1
1
1
6
2
3
1
37 2
5
2
1
1
2
6
2
5
2
37 2
5
2
1
1
2
6
2
4
2
23 1
2
1
1
1
2
6
2
3
1
35 2
5
2
1
1
2
6
2
4
2
35 2
2
1
1
1
2
6
2
6
2
C2 KC2 D KD
6
2
12 1
6
2
27 2
6
2
30 2
6
2
28 2
5
2
29 2
5
2
29 2
7
2
17 1
6
2
15 1
7
2
22 1
7
2
28 2
4
1
19 1
6
2
29 2
6
2
21 1
6
2
33 2
7
2
30 2
7
2
28 2
4
1
19 1
6
2
32 2
8
2
26 2
7
2
20 1
8
2
33 2
6
2
17 1
8
2
29 2
5
2
31 2
5
2
33 2
5
2
37 2
6
2
27 2
5
2
28 2
7
2
29 2
7
2
27 2
5
2
11 1
4
1
29 2
6
2
26 2
4
1
26 2
4
1
26 2
7
2
22 1
4
1
31 2
4
1
27 2
39
40
41
42
34
34
31
24
2
2
2
1
2
5
4
2
1
2
2
1
1
2
1
1
1
2
1
2
1
2
1
2
6
6
6
6
2
2
2
2
5
6
3
6
2
2
1
2
4
4
5
4
1
1
2
1
28
28
18
30
2
2
1
2
Keterangan :
U
: Umur responden
KU
: Kategori umur responden (1 = 31 Tahun)
MK
: Masa Kerja Responden
KMK : Kategori masa kerja responden (1 = < 3 Tahun dan 2 = > 3 Tahun)
PD
: Tingkat pendidikan responden (1 = < SMA dan 2 = > SMA)
PK
: Status perkawinan responden (1 = kawin dan 2 = tidak kawin)
B1
: Kategori beban kerja (1 = beban kerja ringan, 2 = beban kerja sedang, 3
= beban kerja berat, 4 = beban kerja sangat berat, 5 = beban kerja sangat
berat sekali)
B2
: Faktor kebisingan di tempat kerja
KB2
: Kategori kebisingan di tempat kerja (1 = tidak bising dan 2 = bising)
C1
: Peran individu dalam organisasi
KC1
: Kategori peran invidu dalam organisasi (1 = berperan dan 2 = tidak
berperan)
C2
: Pengembangan karir responden
KC2
: Kategori pengembangan karir responden (1 = memuaskan dan 2 = tidak
memuaskan)
D
: Stres Kerja
KD
: Kategori stress kerja responden ( 1 = stres kerja ringan dan 2 = stres
kerja berat)
LAMPIRAN 3
OUTPUT
Frequency Table
umur responden
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
=31 tahun
20
Total
42
Percent
40.5
Valid Percent
40.5
Cumulative
Percent
40.5
100.0
52.4
52.4
52.4
47.6
47.6
100.0
100.0
100.0
masa kerja
Valid
Frequency
17
=3 tahun
25
59.5
59.5
Total
42
100.0
100.0
tingkat pendidikan
Valid
=SMA
14
33.3
33.3
Total
42
100.0
100.0
status perkawinan
Frequency
Valid
Percent
kawin
31
tidak kawin
11
Total
42
Valid Percent
73.8
Cumulative
Percent
73.8
73.8
26.2
26.2
100.0
100.0
100.0
beban kerja
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
beban kerja ringan
(75-100)
14
33.3
33.3
33.3
beban kerja sedang
(>100-125)
28
66.7
66.7
100.0
Total
42
100.0
100.0
kebisingan
Frequency
Valid
tidak bising (skor 3)
38
Total
42
Percent
Valid Percent
9.5
Cumulative
Percent
9.5
9.5
90.5
90.5
100.0
100.0
100.0
peran individu dalam organisasi
Valid
berperan (skor 3)
28
66.7
66.7
Total
42
100.0
100.0
pengembangan karir
Valid
memuaskan (skor 4)
32
76.2
76.2
100.0
Total
42
100.0
100.0
tingkatan stres kerja
Valid
stres ringan (skor 1-25)
Frequency
12
Percent
28.6
Valid Percent
28.6
Cumulative
Percent
28.6
100.0
stres berat (skor >25)
30
71.4
71.4
Total
42
100.0
100.0
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
Missing
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
umur responden *
tingkatan stres kerja
42
100.0%
0
.0%
42
100.0%
masa kerja * tingkatan
stres kerja
42
100.0%
0
.0%
42
100.0%
tingkat pendidikan *
tingkatan stres kerja
42
100.0%
0
.0%
42
100.0%
status perkawinan *
tingkatan stres kerja
42
100.0%
0
.0%
42
100.0%
beban kerja *
tingkatan stres kerja
42
100.0%
0
.0%
42
100.0%
kebisingan * tingkatan
stres kerja
42
100.0%
0
.0%
42
100.0%
peran individu dalam
organisasi * tingkatan
stres kerja
42
100.0%
0
.0%
42
100.0%
pengembangan karir *
tingkatan stres kerja
42
100.0%
0
.0%
42
100.0%
umur responden * tingkatan stres kerja
Crosstab
tingkatan stres kerja
stres ringan stres berat
(skor 1-25) (skor >25)
umur responden
=31
tahun
Count
Expected Count
% within umur
responden
% within tingkatan stres
kerja
% of Total
Total
Total
stres ringan
(skor 1-25)
Count
Expected Count
% within umur
responden
% within tingkatan stres
kerja
% of Total
Chi-Square Tests
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.011
Continuity Correction(a)
4.832
1
.028
Likelihood Ratio
6.935
1
.008
Pearson Chi-Square
Value
6.453(b)
df
Fisher's Exact Test
Exact Sig.
(2-sided)
.017
Linear-by-Linear
Association
6.299
N of Valid Cases
42
1
.012
a Computed only for a 2x2 table
b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.71.
Exact Sig.
(1-sided)
.012
masa kerja * tingkatan stres kerja
Crosstab
tingkatan stres kerja
stres ringan
stres berat
(skor 1-25)
(skor >25)
masa
kerja
=3 tahun
Count
5
20
25
7.1
17.9
25.0
% within masa kerja
20.0%
80.0%
100.0%
% within tingkatan stres
kerja
41.7%
66.7%
59.5%
% of Total
11.9%
47.6%
59.5%
Expected Count
Total
Total
stres ringan
(skor 1-25)
Count
12
30
42
12.0
30.0
42.0
28.6%
71.4%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
28.6%
71.4%
100.0%
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.136
Expected Count
% within masa kerja
% within tingkatan stres
kerja
% of Total
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Value
2.224(b)
df
Continuity Correction(a)
1.307
1
.253
Likelihood Ratio
2.200
1
.138
Fisher's Exact Test
.174
Linear-by-Linear
Association
2.171
N of Valid Cases
42
1
.141
a Computed only for a 2x2 table
b 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.86.
.127
tingkat pendidikan * tingkatan stres kerja
Crosstab
tingkatan stres kerja
stres ringan
stres berat
(skor 1-25)
(skor >25)
tingkat pendidikan
=SMA
8
20
28
Expected Count
8.0
20.0
28.0
% within tingkat
pendidikan
28.6%
71.4%
100.0%
% within tingkatan
stres kerja
66.7%
66.7%
66.7%
% of Total
19.0%
47.6%
66.7%
4
10
14
Expected Count
4.0
10.0
14.0
% within tingkat
pendidikan
28.6%
71.4%
100.0%
% within tingkatan
stres kerja
33.3%
33.3%
33.3%
9.5%
23.8%
33.3%
12
30
42
Expected Count
12.0
30.0
42.0
% within tingkat
pendidikan
28.6%
71.4%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
28.6%
71.4%
100.0%
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Count
% of Total
Total
Total
stres ringan
(skor 1-25)
Count
% within tingkatan
stres kerja
% of Total
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
df
.000(b)
1
1.000
Continuity Correction(a)
.000
1
1.000
Likelihood Ratio
.000
1
1.000
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Exact Sig.
(1-sided)
1.000
.000
1
1.000
42
a Computed only for a 2x2 table
b 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.00.
.635
status perkawinan * tingkatan stres kerja
Crosstab
tingkatan stres kerja
stres ringan
stres berat
(skor 1-25)
(skor >25)
status perkawinan
kawin
Count
9
22
31
8.9
22.1
31.0
% within status
perkawinan
29.0%
71.0%
100.0%
% within tingkatan
stres kerja
75.0%
73.3%
73.8%
% of Total
21.4%
52.4%
73.8%
3
8
11
Expected Count
tidak kawin
Count
Expected Count
3.1
7.9
11.0
% within status
perkawinan
27.3%
72.7%
100.0%
% within tingkatan
stres kerja
25.0%
26.7%
26.2%
7.1%
19.0%
26.2%
12
30
42
12.0
30.0
42.0
28.6%
71.4%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
28.6%
71.4%
100.0%
% of Total
Total
Total
stres ringan
(skor 1-25)
Count
Expected Count
% within status
perkawinan
% within tingkatan
stres kerja
% of Total
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Asymp. Sig.
(2-sided)
df
.012(b)
1
.912
Continuity Correction(a)
.000
1
1.000
Likelihood Ratio
.012
1
.911
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
1.000
.012
1
.913
42
a Computed only for a 2x2 table
b 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.14.
.618
beban kerja * tingkatan stres kerja
Crosstab
tingkatan stres kerja
stres ringan
stres berat
(skor 1-25)
(skor >25)
beban
kerja
beban kerja ringan
(75-100)
Count
8
6
14
4.0
10.0
14.0
% within beban kerja
57.1%
42.9%
100.0%
% within tingkatan
stres kerja
66.7%
20.0%
33.3%
% of Total
19.0%
14.3%
33.3%
Expected Count
beban kerja sedang
(>100-125)
Count
4
24
28
8.0
20.0
28.0
% within beban kerja
14.3%
85.7%
100.0%
% within tingkatan
stres kerja
33.3%
80.0%
66.7%
9.5%
57.1%
66.7%
Expected Count
% of Total
Total
Total
stres ringan
(skor 1-25)
Count
12
30
42
12.0
30.0
42.0
28.6%
71.4%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
28.6%
71.4%
100.0%
Exact Sig.
(2-sided)
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.004
Expected Count
% within beban kerja
% within tingkatan
stres kerja
% of Total
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Value
8.400(b)
df
Continuity Correction(a)
6.431
1
.011
Likelihood Ratio
8.167
1
.004
Fisher's Exact Test
Exact Sig.
(1-sided)
.009
Linear-by-Linear
Association
8.200
N of Valid Cases
42
1
.004
a Computed only for a 2x2 table
b 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.00.
.006
kebisingan * tingkatan stres kerja
Crosstab
tingkatan stres kerja
stres ringan stres berat
(skor 1-25) (skor >25)
kebisingan
tidak bising (skor
3)
% within
kebisingan
% within tingkatan
stres kerja
% of Total
Total
4
0
4
1.1
2.9
4.0
100.0%
.0%
100.0%
33.3%
.0%
9.5%
9.5%
.0%
9.5%
8
30
38
10.9
27.1
38.0
21.1%
78.9%
100.0%
66.7%
100.0%
90.5%
19.0%
71.4%
90.5%
12
30
42
12.0
30.0
42.0
28.6%
71.4%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
28.6%
71.4%
100.0%
Count
Expected Count
Count
Expected Count
% within
kebisingan
% within tingkatan
stres kerja
% of Total
Total
stres ringan
(skor 1-25)
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correction(a)
Likelihood Ratio
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.001
7.523
1
.006
11.141
1
.001
Value
11.053(b)
df
Fisher's Exact Test
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.004
Linear-by-Linear
Association
10.789
N of Valid Cases
42
1
.001
a Computed only for a 2x2 table
b 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.14.
.004
peran individu dalam organisasi * tingkatan stres kerja
Crosstab
peran individu
dalam organisasi
berperan (skor 25)
4
10
Count
Expected Count
4.0
10.0
14.0
28.6%
71.4%
100.0%
33.3%
33.3%
33.3%
9.5%
23.8%
33.3%
8
20
28
8.0
20.0
28.0
28.6%
71.4%
100.0%
66.7%
66.7%
66.7%
19.0%
47.6%
66.7%
12
30
42
12.0
30.0
42.0
28.6%
71.4%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
28.6%
71.4%
100.0%
% within peran
individu dalam
organisasi
% within tingkatan
stres kerja
% of Total
tidak berperan
(skor >3)
Count
Expected Count
% within peran
individu dalam
organisasi
% within tingkatan
stres kerja
% of Total
Total
Count
Expected Count
% within peran
individu dalam
organisasi
% within tingkatan
stres kerja
Total
stres
ringan
(skor 125)
14
% of Total
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Asymp. Sig.
(2-sided)
df
.000(b)
1
1.000
Continuity Correction(a)
.000
1
1.000
Likelihood Ratio
.000
1
1.000
Fisher's Exact Test
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
1.000
Linear-by-Linear
Association
.000
N of Valid Cases
42
1
1.000
a Computed only for a 2x2 table
b 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.00.
.647
pengembangan karir * tingkatan stres kerja
Crosstab
tingkatan stres kerja
stres
stres
berat
ringan
(skor
(skor 1-25)
>25)
pengembangan
karir
memuaskan (skor
4)
Count
Expected Count
% within
pengembangan
karir
% within tingkatan
stres kerja
% of Total
Total
Count
Expected Count
% within
pengembangan
karir
% within tingkatan
stres kerja
% of Total
Total
stres
ringan
(skor 125)
Chi-Square Tests
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.492
Continuity Correction(a)
.082
1
.775
Likelihood Ratio
.497
1
.481
Pearson Chi-Square
Value
.473(b)
df
Fisher's Exact Test
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.696
Linear-by-Linear
Association
.461
N of Valid Cases
42
1
.497
a Computed only for a 2x2 table
b 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.86.
.400
LAMPIRAN 4
Hasil Pengukuran Denyut Nadi Sebelum dan Setelah 4 Jam Bekerja
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
NAMA
Kurnia
Poniran
Ferdian
Afandi
Suratno
Romansyah
Yandri
Dedi
Saddam
Lusi
Adlin
Heri
Andi
Darusman
Rahman
Suratno
Anwar
Aldo
Fandi
Dedi Irawan
Rozak
Ratno
Agustino
Anto
Suheri
Erwin
Rahman
Romika
Abidi
Amin
Yuda
Reza
Hasan
Sabar
Ridho
Hafrizal
Junaidi
Badri
Marfin
Pengukuran KeI
73
84
84
76
84
78
67
74
75
74
84
90
74
90
86
77
85
87
88
76
88
68
84
84
90
84
90
77
74
76
78
90
79
90
82
92
86
83
83
Pengukuran KeII
91
130
120
136
117
123
92
103
108
114
123
120
120
131
126
125
125
123
120
118
127
93
132
136
130
127
126
121
121
116
104
118
107
136
131
128
125
138
132
Rata-Rata
82
107
102
106
100,5
100,5
79,5
88,5
91,5
94
103,5
105
97
110,5
106
101
105
105
104
97
107,5
80,5
108
110
110
105,5
108
99
97,5
96
91
104
93
113
106,5
110
105,5
110,5
107,5
40
41
42
Arfi
Hendra
Abdi
79
78
82
139
116
121
109
97
101,5
Labuhanbatu Selatan, 07 Maret 2017
Gambar 1. Kawasan Wajib Menggunakan APD
Gambar 2. Lori pada stasiun Loading Ramp
Gambar 3. Stasiun Perebusan (Sterillizer)
Gambar 4. Thresher (alat untuk memisahkan brondolan dari tangkai tandan)
Gambar 5. Screw Press (alat yang digunakan untuk mengeluarkan minyak dari
daging buah) pada stasiun pengempaan.
Gambar 6. Vertical Clarifier Tank pada Stasiun Klarifikasi
DAFTAR PUSTAKA
Airmayanti, D. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stres Kerja Pada
Pekerja Bagian Produksi PT ISM Bogasari Flour Mills Tbk Tanjung
Priok Jakarta Utara Tahun 2009.Skripsi. Diakses 5 November 2016.
http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id
Anoraga, P., 2001. Psikologi Kerja. Rineka Cipta. Jakarta.
Budianto, T., & Pertiwi, EY. 2010. Hubungan Kebisingan dengan Masa Kerja
Terhadap Terjadinya Stres Kerja Pada Pekerja Bagian Tenun “Agung
Saputra Tex” Piyungan Batul Yogyakarta Tahun 2010. Skripsi. Diakses
5 November 2016.http://journal.uad.ac.id
Danapriatna, N & Setiawan, R.2005.Pengantar Statistika. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Karima, A. 2004.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada
Pekerja di PT. X Tahun 2004.Skripsi. Diakses 5 November 2016.
http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id
Fitri, A.M. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubugan dengan
KejadianStres Kerja Pada Karyawan Bank (Studi pada Karyawan
Bank BMT).Skripsi. Diakses 5 November 2016. http://undip.ac.id
Hadi, S. 2001. Statistik Jilid 2. Andi.Yogyakarta.
Hawari, D. 2001. Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Badan Penerbit
FKUI. Jakarta
Harrianto, R. 2008. Buku AjarKesehatan Kerja.EGC.Jakarta
Haris, A. F. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stres
Kerjapada Pekerja Unit Produksi IV PT. Semen Tonasa.
Skripsi.Diakses 21Januari 2016.http://repository.unhas.ac.id/
ILO.,
2015.Hari Keselamatan dan Kesehatan se-Dunia: Mencegah
kecelakaan kerja melalui pelaksanaan manajemen risiko K3. diakses
pada 6 November2016. http://www.ilo.org/
Ismar, R.,Amri, Z.,Sostrosumihardjo, D., 2011. Stres Kerja dan Berbagai
Faktor yang Berhubungan pada Pekerja Call Center PT. “X” di
Jakarta. Majalah Kedokteran Indonesia Vol 61 No 1.Diakses 2
Februari2016.http://academia.edu
76
77
Kumalasari,
F.
2014.
Perbedaan
Hubungan
Antara
Faktor
LingkunganPekerjaan dengan Stres Kerja pada Pekerja di
Departemen Operasi Pusri IV PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang Tahun
2014. Skripsi.Diakses 17 Januari 2016.http://akademik.unsri.ac.id
Lestari, K. 2014. Analisis Tingkat Stres Kerja pada Karyawan Produksi dan
Non Produksi PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pertambangan
Tanjung Enim Tahun 2014 .Skripsi. Diakses 21 November
2016.http://akademik.unsri.ac.id
Lestari, P.P 2013.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerjapada
Wanita Bekerja Sektor Formal di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur
Tahun
2013
.Skripsi.
Diakses
21
November
2016.http://repository.uinjkt.ac.id
Malia, N. 2016.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja di PT.
Sisirau Aceh Tamiang .Skripsi. Diakses 5 November 2016.
http://repository.usu.ac.id
Mangkunegara, A.P. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
PT Remaja Rosdakarya.Bandung
Martina, A. 2012.Gambaran Tingkat Stres Kerja Perawat di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Paru Dr. Muhammad Goenawan Pratowidigdo
Cisarua
Bogor
(RSPG).
Skripsi.
Diakses
21
November
2016.http://lib.ui.ac.id
Munandar, 2001.Psikologi dab Organisasi.UI. Jakarta
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta
Nurmalasari, W. 2012.Pengaruh Lingkungan Kerja dan Beban Kerja
Terhadap Stres Kerja Perawat Pada RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru.diakses pada 21 November 2017.Jurnal Institutional Repository
UPN Veteran Yogyakarta.http://jurnal.upnyk.ac.id
Ratih,YFE., & Suwandi, T. 2013. Anaisis Hubungan Antara Faktor
Individudan Beban Kerja Fisik dengan Stres Kerja di Bagian Produksi
di PT. X Surabaya. The Indonesian Journal of Occupational Safety and
Health, Vol.2, No. 2 Jul-Des 2013: 97–105. Diakses pada 21 November
2016.http://journal.unair.ac.id/
Sanusi, A. 2014.Metodologi Penelitian Bisnis.Salemba Empat. Jakarta
78
Sedarmayanti.2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja.CV
Mandar Maju.Bandung
Setiawan, D.A & Sofiana, L. 2013.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Stres Kerja di PT. Chanindo Pratama Piyungan Yogayakarta. Jurnal
Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 6, No. 2, Desember 2013: 134-144.
Diakses pada 5 November 2016.https://publikasiilmiah.ums.ac.id
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Penerbit Andi.Yogyakarta.
Subaris H. 2011. Hygiene Lingkungan Kerja.Mitra Cendikia Press. Jogjakarta.
Suma’mur. PK. 2009.Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes).
Sagung Seto. Jakarta
Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. EgC. Jakarta
Tarwaka, dkk.2004. ErgonomiUntuk Kesehatan kerja dan Produktivitas.
UNIBA Press. Surakarta
Utomo, P. 2008. Analisis Pengaruh Pemberdayaan Dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Patra Semarang Convention
Hotel.Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Vinallia, B. 2011.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Stres Kerja pada Pekerja Bagian Weaving PT. Unitex Tbk Tahun 2011.
Diakses pada 5 Februari 2016 http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id
Waluyo, M. 2009. Psikologi Teknik Industri. Graha Ilmu. Yogyakarta
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan bersifat analitik yang bertujuan untuk
melihat hubungan antara dua variabel yaitu variabel independen dan variabel
dependen.Dengan menggunakan desain studi cross-sectional yaitu mencari faktorfaktor yang berhubungan dengan variabel dependen (informasi dan gambaran
analisis mengenai situasi yang ada) dalam waktu yang bersamaan.
3.2
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Anugrah Tanjung Medan (ATM).Waktu
penelitian dilaksanakan pada Februari sampai selesai.
3.3
Populasi dan Sampel
3.3.1
Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Populasi yang diambil dari penelitian ini adalah seluruh
karyawan bagian produksi di PT. Anugrah Tanjung Medan (ATM) yang
berjumlah 42 orang.
3.3.2
Sampel
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah populasi
yang berjumlah 42 orang.
32
33
3.4
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data menggunakan sumber data primer dan
sekunder, yaitu :
3.4.1
Data Primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan membagikan kuesioner
kepada
karyawan
PT.
Anugrah
Tanjung
Medan
yang
menjadi
responden.Kuesioner untuk penilaian stres kerja menggunakan kuesioner dari
Hawari dalam Malia (2016).
3.4.2
Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari literatur ilmiah dan
penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan stres kerja dan juga
dokumen-dokumen yang diperlukan yang diperoleh dari PT. Anugrah Tanjung
Medan. Data-data sekunder tersebut yang berasal dari perusahaan berupa
pengukuran lingkungan kerja yang dilakukan oleh Balai Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Medan tahun 2016, laporan personalia dari bulan Juni 2016
sampai dengan Desember 2016.
3.5
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.5.1
Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu yang
digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh
satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010).
34
1.
Variabel independen yaitu faktor intrinsik, faktor ekstrinsik, dan faktor
individu. Faktor intrinsik berupa, beban kerja, kebisingan, dan panas. Faktor
ekstrinsik berupa peran individu dalam organisasi kerja, hubungan
interpersonal, perkembangan karir dan faktor individu berupa usia, masa
kerja, status perkawinan, pendidikan.
2.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah stres kerja.
3.5.2
Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah :
1.
Stress kerja adalah respon emosional dan fisik yang dialami oleh responden
sehubungan dengan pekerjaan yang diukur berdasarkan indikator stress.
2.
Beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus
diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam janga
waktu tertentu.
3.
Kebisingan adalah semua suara/bunyi yang yang tidak dikehendaki yang
bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada
tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran.
4.
Peranan dalam organisasi adalah keikutsertaan responden dalam pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan dirinya di perusahaan.
5.
Perkembangan karir adalah peningkatan-peningkatan pribadi yang dilakukan
seseorang untuk mencapai suatu rangkaian pekerjaan yang dipegang selama
keidupan kerja, seperti kenaikan jabatan, kesempatan mengembangkan
kreativitas, mendapatkan pendidikan dan pelatihan, serta kepuasan atau
kesesuaian honor.
35
6.
Umur adalah rentang kehidupan pekerja yang dihitung dalam tahun.
7.
Masa kerja dihitung sejak adanya hubungan kerja antara pekerja dengan
perusahaan atau sejak pekerja pertama kali mulaibekerja diperusahaan dengan
berdasarkanpada perjanjian kerja.
8.
Pendidikan adalah tingkatan sekolah atau perguruuan tinggi yang diikuti oleh
pekerja.
9.
Status perkawinan adalah keterangan yang menunjukkan riwayat pernikahan
tenaga kerja yang terdapat pada kartu identitas pekerja, dan dikategorikan atas
kawin dan tidak kawin.
3.6
Metode Pengukuran
3.6.1
Penentuan Tingkat Stres Kerja
Variabel dependen (stres kerja) diukur dengan indikator yang telah
ditetapkan sesuai dengan metode self report measurement oleh Karoley yang
dapat digunakan untuk mengukur tingkat stres. Metode self report measurement
menggunakan sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan adanya perubahan
fisiologis, psikologi dan perilaku yang dapat dijawab dengan tidak pernah diberi
skor 0, kadang-kadang diberi skor 1 dan sering diberi skor 2.Perubahan fisiologis,
psikologi dan perilaku yang digunakan berdasarkan pendekatan yang dilakukan
oleh Karoley dalam Hawari (2001). Hasil skornya adalah hasil total skor seluruh
jawaban responden kemudian dikategorikan menjadi 2, yaitu kategori stres berat
(>25 ) dan stres ringan (1-25).
36
3.6.2
Penentuan Tingkat Kebisingan
Untuk mengetahui kebisingan pekerja bagian produksi, maka diukur
dengan kuesioner yang berisi 3 pertanyaan menggunakan skala Guttman dengan
skor untuk pertanyaan :
1 :Tidak
2 : Ya
Nilai untuk kebisingan adalah :
a. Bising, jika skor total : > 3
b. Tidak bising, jika skor total : ≤ 3
3.6.3
Penentuan Tingkat Peranan dalam Organisasi
Untuk mengetahui peranan dalam organisasi pekerja bagian produksi,
maka diukur dengan kuesioner yang berisi 3 pertanyaan menggunakan skala
Guttman dengan skor untuk pertanyaan :
1 : Ya
2 : Tidak
Nilai untuk peranan dalam organisasi :
a. Tidak berperan, jika skor total : > 3
b. berperan, jika skor total : ≤ 3
3.6.4
Penentuan Tingkat Pengembangan Karir
Untuk mengetahui pengembangan karir pekerja bagian produksi, maka
diukur dengan kuesioner yang berisi 4 pertanyaan menggunakan skala Guttman
dengan skor untuk pertanyaan 1 s/d 3 :
37
1 : Ya
2: Tidak
Skor untuk pertanyaan 4 :
1 : Tidak
2 : Ya
Nilai untuk pengembangan karir adalah :
a. Tidak Memuaskan, jika skor total : >4
b. Memuaskan, jika skor total : < 4
3.6.5
Penentuan Tingkat Beban Kerja
Pengukuran beban kerja dilakukan dengan cara menghitung denyut nadi
kerja dari para pekerja dengan menggunakan stopwatch oleh petugas
kesehatandari klinik perusahaan.Denyut nadi yang dihitung adalah denyut nadi
istirahat dan denyut nadi kerja, kemudian hasilnya disesuaikan dengan tabel
kategori beban kerja berdasarkan denyut jantung oleh Christensen dalam Tarwaka
(2004).
Menurut Kilbon dalam Tarwaka (2004), pengukuran denyut jantung
selama bekerja merupakan suatu metode untuk menilai cardiovascular
strain.Salah satu peralatan yang dapat digunakan untuk menghitung denyut nadi
adalah teleetri dengan menggunakan rangsangan Electro Cardio Graph
(ECG).Apabila peralatan tersebut tidak tersedia, maka dapat dicatat secara manual
memakai stopwatch dengan metode 10 denyut. Dengan metode tersebut dapat
dihitungdenyut nadi kerja sebagai berikut :
38
Kategori beban kerja
Denyut jantung (denyut/min)
Ringan
75-100
Sedang
>100-125
Berat
>125-150
Sangat berat
>150-175
Sangat berat sekali
>175
Tabel 3.1 Kategori Beban Kerja Menurut Denyut Jantung
Langkah-langkah melakukan pengukuran beban kerja yaitu :
1.
Mengukur denyut nadi istirahat pekerja dilakukan sebelum mereka bekerja
dengan menghitug berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
denyut nadi yang ke sepuluh yang disesuaikan dengan waktu yang
ditunjukkan oleh stopwatch. Kemudian waktu terebut dicatat.
2.
Mengukur denyut nadi kerja pekerja setelah 4 jam dari pengukuran denyut
nadi istirahat menggunakan meode yang sama dengan mengukur denyut nadi
istirahat. Kemudian waktu tersebut dicatat.
3.
Menghitung nadi kerja dengan cara mengitung selisi antara denyut nadi kerja
dengan denyut nadi istirahat dari masing-masing pekerja.
4.
Merata-ratakan waktu denyut nadi istirahat dan waktu denyut nadi kerja
untuk mendapatkan beban kerja.
5.
3.7
Menyesuaikan dengan tabel untuk melihat beban kerja.
Pengolahan Data
Untuk menghasilkan informasi yang benar, maka data yang telah diperoleh
akan diolah dengan melalui beberapa tahapan yaitu sebagai berikut :
1. Editing
39
Merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian kuesioner apakah
sesuai dengan apa yang diharapkan.
2. Coding
Merupakan kegiatan merubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data
angka atau bilangan.
3. Tabulating
Mengelompokkan data dalam suatu tabel tertentu menurut, sifat-sifat yang
dimilikinya sesuai dengan tujuan penelitian.
4. Cleaning
Merupakan pemeriksaan kembali data yang sudah dimasukkan.
3.8
Analisa Data
Dalam penelitian ini digunakan beberapa analisa data, yaitu :
1.
Analisa Univariat dilakukan untuk mengetahui secara deskriptif variabel yang
diteliti, dihitung skor rata-rata dan persentasenya lalu ditampilkan berupa
tabel distribusi frekuensi.
2.
Analisa Bivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel independen
dengan variabel dependen. Analisis bivariat dalam penelitian ini dilakukan
dengan uji statistik chi-square, jika hasil output terdapat cells diatas 0 maka
digunakan uji exact fisher untuk melihat hubungan antara variabel
independen dengan dependen.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1
Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1
Sejarah PT. Anugrah Tanjung Medan
Untuk meningkatkan volume ekspor di luar minyak dan gas bumi, sub
sektor perkebunan mempunyai peranan penting.Kegiatan perkebunan yang
dilaksanakan pemerintah dengan dukungan pihak swasta pada prinsipnya
bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang mengarah kepada
tercapainya masyarakat yang adil dan makmur.
PKS PT. Anugrah Tanjung Medan adalah salah satu badan usaha swasta
yang bergerak dalam bidang usaha pengolahan minyak kelapa sawit (CPO), garnel
atau inti, dan cangkang. Pada awal perencanaan PT. Sisirau mengusahakan proyek
pembangunan diatas lahan 16,5 Ha berdasarkan surat kesepakatan bersama antara
PT. Anugrah Tanjung Medan dengan pemerintah daerah Labuhanbatu Selatan
pada tanggal 29 Januari2010 tentang pemberian izin lokasi untuk pembangunan
pabrik kelapa sawit.Pabrik kelapa sawitdibangun dengankapasitas 30 ton
TBS/jam.
PT. Anugrah Tanjung Medan Labuhanbatu Selatan resmi beroperasi pada
Februari 2012. Sumber bahan baku kelapa sawit diambil dari kebun sendiri
dengan luas 3.169 Ha dan untuk mencapai syarat minimal kebun mendirikan
PMKS 6000 Ha dilakuka kerjasama dengan PT. Herpinta mempunyai luas kebun
3.550 Ha yang berjarak 10 Km.
40
41
4.1.2
Visi dan Misi
4.1.2.1 Visi PT. Anugrah Tanjung Medan
1. Menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit terdepan dengan standar
internasional yang memiliki komitmen serta aktif berkontribusi bagi
keberlangsungan kehidupan masyarakat dalam meningkatkan taraf hidup
masyarakat baik secara social maupun ekonomi.
2. Menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit terdepan dalam pengembangan
teknologi ramah lingkungan dan mengedepankan kualitas yang diterima oleh
pasar baik nasional maupun internasional.
4.1.2.2 Misi PT. Anugrah Tanjung Medan
1. Berperan aktif salam melakukan sosiaisasi serta pendampingan program yang
berkaitan erat dengan peningkatan taraf dan standar hidup masyarakat yang
terkait dengan pengembangan, kesejahteraan ekonomi, kesehatan dan
peningkatan mutu pendidikan.
2. Taat dan patuh pada Undang-Undang dan peraturan yang berlaku pada
wilayah Negara Republik Indonesia.
3. Berperan aktif dalam menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan serta
menjaga sumber daya alam dan hayati yang ada, melakukan gerakan
penyelamatan lingkungan secara berkala untuk menjaga keseimbangan
dampak kerusakan lingkungan.
4. Berperan aktif bersama stekholder, dan masyarakat dalam peningkatan
pemberdayaan masyarakat dalam mensejahterakan perekonomian masyarakat
sekitar kebun kelapa sawit.
42
4.1.3
Operasi PKS
Tahapan-tahapan proses pengolahan TBS (Tandan Buah Segar) menjadi
CPO dalam operasi PMKS sebagai berikut :
1.
Penerimaan TBS
Tandan
Buah
Segar
(TBS)
yang
masuk
ke
pabrik
diangkut
denganmenggunakan truk. Buah lalu ditimbang di jembatan timbang untuk
mengetahui jumlah berat buah yang diterima oleh pabrik.Setelah ditimbang, TBS
dipindahkan ke lantai Loading Ramp tempat penimbunan sementara sebelum
dimasukkan ke rebusan. Buah yang akan diolah disortir di lantai Loading ramp.
Jalan yang dilalui oleh truk pengangkut TBS dari sumbernya ke PMKS adalah
Jalan lintas kecamatan dan jalan lintas provinsi.
2.
Sterilizer atau Perebusan
Sebagai bahan bakar untuk memperoleh uap air sterilizer atau perebusan
TBS digunakan cangkang dan serat buah sawit. Cangkang dan serat ini
merupakan limbah padat hasil sisa proses pengolahan TBS menjadi CPO. Buah
yang telah disortir dimasukkan ke dalam lori yang terbuat dari plat baja
berlubang-lubang dan langsung dimasukkan ke alat sterilizer. Alat ini merupakan
2
bejana perebusan dengan menggunakan uap air bertekanan sekitar 3 kg/cm .
Adanya lubang-lubang pada lori untuk memudahkan uap air masuk dan merebus
buah secara merata. Proses perebusan ini bertujuan untuk :
Mematikan jamur dan enzim-enzim yang dapat menghidralosa minyak,
sehingga kualitas minyak menurun akibat tingginya kandungan asam
lemak bebas.
43
Memudahkan buah lepas dari tandannya di dalam Thresser, agar buah
mudah dilumatkan di dalam digester.
Memudahkan pemisahan cangkang dari inti dengan keluarnya air dari biji.
Proses perebusan biasanya berlangsung selama ± 90 menit dan uap yang
dibutuhkan sebesar 6600 kg uap rebusan TBS. Pada proses perebusan ini
dihasilkan kondensat yang mengandung 1,2 % minyak ikutan pada temperatur
tinggi. Kondensat ini kemudian dimasukkan ke dalam fat pit untuk memisahkan
minyak dan air. Minyak yang terpisah diambil secara manual untuk recycle
kembali. Tandan buah yang sudah disterilisasi dimasukkan ke dalam thresher
dengan menggunakan tripller.
3.
Pemisahan Berondolan
Perlakuan kedua terhadap buah setelah disterilisasi disebut stripping
atau threshing. Tujuannya untuk memisahkan brondolan (fruitlet) dari tangkai
tandan.Alat yang digunakan disebut thresher berupa drum berputar (rotary
drumthresher). Hasil pemisahan brondolan ini tidak selalu sempurna karena masih
adabrondolan buah yang melekat pada tangkai tandan yang disebut USB
(Unstripped Bunch).Untuk mengatasi hal ini, maka dipakai sistem “Double
threshing”. Sistemini bekerja dengan cara tandan kosong (EFB :Empty Fruit
Bunch) dan USB yang keluar dari thresher pertama tidak langsung dibuang, tetapi
masuk ke thresher kedua yang selanjutnya tandan kosong dibawa ke tempat
penumpukan yang nantinya akan dimanfaatkan oleh pihak lain diluar pabrik.
44
4.
Pelumatan (Digesting)
Buah yang lepas dari tandan dibawa ke alat digester oleh fruit
conveiyor.Dalam digester dengan menggunakan pisau-pisau digester daging buah
dilepaskan dari biji.Selama pelumatan berlangsung temperature dijaga stabil
100°C menggunakan uap.
5.
Pengempaan (Pressing)
Masa buah dimasukkan ke dalam screw press (alat kempa) terpadu dengan
sistem automatis hidrolik, dapat menurunkan oil losses, mesin pengempa yang
biasa digunakan adalah double screw press. Alat ini terdiri dari dua worm screw
yang terletak di dalam press cake dan dua buah cone yang dapat bergerak maju
mundur. Akibat putaran kedua worm screw dan penekanan cone maka minyak
dalam mesocarp akan diperas dan keluar melalui lubang-lubang kecil pada
presscake. Ampas hasil kempa campuran serat (fibre) dan kernel (nut) keluar
melaluibagian ujung worm screw. Proses pengempaan harus dilakukan sampai
kering sehingga minyak yang melekat pada ampas (oil losses) pengempaan cukup
rendah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menekan cone, tetapi akibatnya akan
menaikkan jumlah kernel yang pecah. Agar di peroleh pengektrasian minyak yang
maksimum diperlukan keseimbangan dan proses pengendalian yang baik.
6.
Pemurnian Minyak (Clarification)
Hasil dari proses pengempaan diperoleh CPO (Crude Palm Oil) yang
merupakan campuran minyak, air, dan padatan (solid). Penyaringan minyak ini
dilakukan dengan alat vibrating screen yang bertujuan untuk memisahkan
partikel-partikel serat dan cangkang yang terbawa bersama saat keluar dari proses
45
pengempaan. Disamping itu, penyaringan juga menurunkan kekentalan (viscosity)
CPO yang selanjutnya dipompakan ke tangki clarifier.
Pengutipan minyak secara statis berlangsung dalam clarifier tank. Dalam
tangki ini berlaku sistem pengendapan, dimana minyak mempunyai berat jenis
ringan akan berada di lapisan atas, sedangkan sludge berada di lapisan bawah.
Minyak yang berada dilapisan atas masuk ke tangki oil tangki dan sludge
dimasukkan ke dalam tangki lumpur (sludge tank). Desain volume clarifier tank
3
harus disesuaikan dengan kapasitas pabrik dengan ketentuan volume 3,75 m /ton
TBS. Hal ini berkaitan dengan waktu yang diperlukan untuk pengendapan
(retention time) adalah 4 (empat) sampai 5 (lima) jam dan temperatur
°
dipertahankan 100 C.
7.
Pengolahan Inti Sawit
Ampas kempa yang terdiri dari biji dan serat/serabut dimasukkan ke
depericarper melalui cake breaker conveyer yang menggunakan sistem parangparang pelempar sehingga press cake terurai dan mempermudah proses pemisahan
serat dari biji pada depericarper. Pemisahan ini terjadi akibat perbedaan daya isap
blower.Biji ditampung pada nut silo.Serat yang terpisah dialirkan ke boiler
sebagai bahan bakar ketel uap.
8. Ripple Mill
Ripple mill adalah alat untuk memecah biji dengan cara digiling dengan
putaran rotor bar sehingga biji akan bergesek dengan ripple plate, selanjutnya biji
dialirkan ke dalam mesin Ripple Mill untuk pemecahan biji. Masa biji yang pecah
46
dialirkan ke Light Tenera Dust Seperator (LTDS) dan grading traction grade
untuk memisahkan cangkang halus dengan Nut utuh yang terlewat dari ripple mill.
9.
Clay Bath
Masa cangkang yang bercampur inti dialirkan masuk ke clay bath untuk
memisahkan cangkang dengan inti.Clay bath terdiri dari bak clay bath,
kernelvibrating, dan shell vibrating. Cangkang yang dipakai sebagai bahan bakar
keteluap selebihnya dijual kepada Pihak Ketiga, sedangkan inti dialirkan masuk
ke dalam kernel silo untuk proses pengeringan sampai kadar air 7 % dengan
o
o
o
tingkat pengeringan 50 C, 60 C, dan 75 C, dalam waktu 4-5 jam. Selanjutnya,
inti ditimbun dalam kernel storage pada bulk silo (Hopper) yang siap untuk
dipasarkan.
4.2
Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1
Distribusi Responden Berdasarkan Indikator perubahan Akibat Stres
Kerja Pada Proses Produksi
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Indikator perubahan Akibat
Stres Kerja Pada Proses Produksi
No. INDIKATOR PERUBAHAN AKIBAT STRES KERJA
Perubahan
Fisiologis, Tidak
Kadang- Sering Diisi Oleh
Peneliti
Psikologis, dan Perilaku pernah kadang
Selama 1 Bulan Terakhir (0)
(1)
(2)
Fisiologis
D1
Sakit kepala/ pusing
12
30
72
D2
Sakit punggung
3
14
25
64
D3
Gangguan seksual
41
1
1
D4
Asma/ sesak nafas
17
22
3
28
D5
Gangguan
pencernaan
10
26
6
38
pada lambung dan usus
D6
Insomnia (susah tidur)
8
11
23
57
D7
Diare
40
2
2
47
D8
D9
D10
D11
D12
D13
D14
D15
D16
D17
D18
D19
D20
D21
D22
D23
D24
D25
D26
D27
D28
D29
D30
D31
D32
D33
D34
D35
D36
D37
D38
Telinga berdenging
Bruxims (menggertakan
gigi di malam hari)
Sakit
sendi
tempero
mandibular (sakit rahang)
Gejala tekanan darah
tinggi
Gejala PJK (Penyakit
Jantung Koroner)
Gejala herpes
Migrain (sakit kepala
sebelah)
Gejala tukak lambung
Jantung berdebar-debar
Sering buang air kecil
Sering keluar keringat
Gugup
Nafsu makan hilang
Badan terasa lemah
Letih/ lesu
Psikologi
Mudah marah
Mudah tersinggung
Perasaan tertekan
Merasa cemas/ gelisah
Mudah putus asa
Sikap acuh tak acuh
Perasaan tegang
Perilaku
Merasa malas bekerja
Absenteisme
(ketidak
hadiran) tinggi
Kurang konsentrasi
Cepat merasa lupa
Menunda-nunda pekerjaan
Minum kopi/ merokok
Minum obat tidur/ obat
penenang
Mengkonsumsi minuman
berakohol
Menghindar dari interaksi
sosial (pergaulan)
5
21
16
43
29
10
3
16
23
13
6
25
30
12
42
12
42
24
18
60
15
10
30
10
19
6
7
9
3
7
1
32
1
7
30
26
21
24
31
74
21
20
67
61
21
35
19
31
41
36
42
15
7
16
11
1
6
6
27
7
30
11
1
6
7
30
5
34
8
20
27
29
5
10
6
12
7
38
4
20
13
9
31
25
11
6
23
24
25
11
22
29
5
7
7
40
8
12
9
1
30
34
24
14
67
4
48
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada perubahan fisiologis, terdapat
30 orang sering mengalami sakit kepala, dan 12 orang lainnya jarang.Sebanyak 25
orang sering mengalami sakit punggung, 14 orang jarang mengalaminya, dan 3
orang lainnya tidak pernah mengalami sakit punggung.Terdapat 41 orang tidak
pernah mengalami gangguan seksual, dan hanya 1 orang yang jarang mengalami
gangguan seksual.Sebanyak 3 orang sering mengalami asma, 22 orang jarang, dan
17 orang tidak pernah mengalami asma/sesak nafas. Ada 10 orang tidak perna
mengalami gangguan pada lambung dan usus, 26 orang jarang mengalami, dan 6
orang lainnya sering mengalami gangguan pada lambung dan usus. Sebanyak 23
orang sering megalami insomnia, 11 orang jarang mengalaminya, dan 8 orang
tidak pernah mengalami insomnia.Dalam satu bulan terakhir sebanyak 2 orang
jarang mengalami diare dan 40 lainnya tidak pernah mengalami diare.Sebanyak
16 orang pekerja sering mengalami telinga berdenging, 21 orang jarang
mengalaminya, dan 5 orang lainnya tidak pernah mengalainya.Sebanyak 3 orang
sering mengalami bruxims, 10 orang jarang, dan 29 orang lainnya tidak pernah
mengalami bruxims.Seluruh pekerja sebanyak 42 orang tidak pernah mengalami
sakit rahang.Ada 6 orang pekerja merasa sering mengalami gejala tekanan darah
tinggi, 13 orang jarang, dan 23 orang lainnya tidak pernah.Sebanyak 30 orang
pekerja tidak pernah mengalami gejala penyakit jantung koroner, dan 12 orang
lainnya jarang.Keseluruhan pekerja sebanyak 42 orang tidak pernah mengalami
gejala herpes.Sebanyak 18 orang sering mengalami migrain, 24 orang jarang
mengalami migrain.Sebanyak 24 orang tidak pernah mengalami gejala tukak
lambung, 15 orang jarang mengalaminya, dan 3 orang sering mengalami tukak
49
lambung. Ada 25 orang pekerja tidak pernah mengalami jantung berdebar-debar,
10 orang jarang mengalaminya, dan 7 orang lainnya sering mengalami jantung
berdebar-debar. Sebanyak satu orang pekerja merasa sering buang air kecil, 30
orang lainnya jarang, dan 11 orang lainnya merasa tidak sering buang air kecil.
Sebanyak 32 orang pekerja merasa seing keluar keringat, dan 10 orang lainnya
jarang keluar keringat.Ada satu orang pekerja sering merasa gugup, 19 orang
jarang, dan 22 orang lainnya tidak pernah merasa gugup. Terdapat 7 orang pekerja
merasa sering kehilangan nafsu makan, 6 orang lainnya jarang, dan 29 orang
lainnya tidak pernah kehilangan nafsu makan. Sebanyak 5 orng pekerja tidak
pernah merasa badannya terasa lemah, 7 orang lainnya merasa jarang, dam 30
orang lainnya merasa badannya sering terasa lemah.Sebanyak 26 orang pekerja
merasa sering letih/lesu, 9 orang lainnya jarang merasa letih/lesu, dan 7 orang
lainnya tidak pernah.
Pada perubahan psikologi, sebanyak 21 orang pekerja merasa tidak mudah
marah, 15 orang merasa jarang mudah marah, dan 6 orang lainnya sering merasa
mudah marah. Sebanyak 35 orang pekerja tidak pernah merasa mudah
tersinggung, 7 orang jarang merasa mudah tersinggung.Terdapat 7 pekerja merasa
perasaannya tertekan, 16 orang merasa perasaannya jarang tertekan, dan 19 orang
lainnya tidak merasa tertekan.Ada 31 orang merasa tidak pernah merasa gelisah,
dan 11 orang lainnya merasa jarang merasa gelisah.Sebayak 41 orang tidak pernah
merasa putus asa, dan 1 orng lainnya jarang memiliki rasa mudah putus
asa.Sebanyak 36 orang pekerja tidak pernah memiliki sikap acuh tak acuh, dan 6
50
orang lainnya merasa pernah mengalami sikap acuh tak acuh.Keseluhan pekerja
sebanyak 42 orang tidak pernah memiliki perasaan tegang.
Pada perubahan perilaku, sebanyak 5 orang sering mengalami merasa
malas bekerja, 30 orang lainnya merasa jarag, dan 7 orang lainnya tidak pernah
mengalami rasa malas bekerja. Sebanyak 34 orang merasa bahwa absenteismenya
tidak tinggi, dan 8 orang lainnya jarang. Sebanyak 12 orang pekerja merasa sering
kurang konsentrasi, 10 orang jarang mengalami kurang konsentrasi, dan 20 orang
lainnya tidak pernah mengalami kurang konsentrasi. Sebanyak 9 orang pekerja
mengaku sering cepat merasa lupa, 6 orang jarang, dan 27 orang lainnya merasa
tidak pernah cepat merasa lupa. Ada 29 orang pekerja tidak pernah merasa
menunda pekerjaannya, 12 orang lainnya jarang, dan 1 orang lainnya sering
merasa menunda pekerjaannya.sebanyak 30 orang pekerja sering minum kopi dan
merokok, 7 orang lainnya jarang, hanya 5 orang yang tidak pernah minum
kopi/merokok. Sebanyak 38 orang pekerja tidak pernah minum obat
penenang/obat tidur, dan 4 orang lainnya pernah melakukannya. Sebanyak 9
0rang pekerja mengaku sering meminum minuman berakohol, 13 orang pekerja
jarang,
dan
20
orang
pekerja
mengaku
tidak
pernah
meminum
minumanberakohol. Ada 6 orang pekerja merasa sering menghindari interaksi
sosial, 11 orang lainnya jarang melakukannya, dan 25 orang pekerja lainnya tidak
pernah melakukannya.
Total skor pada tabel indikator perubahan akibat stres kerja menunjukkan
bahwa indikator perubahan akibat stres kerja yang paling sering dialami pekerja
adalah sering keluar keringat dengan total skor 74 dimana 32 orang responden
51
(76,2