Pemberian Beberapa Jenis Antioksidan terhadap Peningkatan Ketahanan Salinitas pada Turunan F4 Kedelai berdasarkan Aktivitas Enzim Peroksidase (POD) dan Superoksida Dismutase (SOD)

33

LAMPIRAN

Lampiran 1. Bagan alur penelitian
Analisis Tanah
(mencakup DHL, pH tanah,
kandungan N, P, K, Ca, Mg, Na,
Cl, Al, dan KTK)

Penanaman Benih F4

Aplikasi antioksidan

Isolasi daun pada akhir vegetatif

Analisis aktivitas SOD, POD
dan kadar protein

Analisis Klorofil


Bobot biji per tanaman

Analisis data pengamatan

Interpretasi hasil

33
Universitas Sumatera Utara

34

Lampiran 2. Alur Penelitian mendapatkan progeni F4

Seleksi 20 varietas
kedelai ditanam
secara kultur jaringan
dan di lapangan pada
media tumbuh

Dihasilkan 5

varietas yang dapat
tumbuh di tanah
salin dhl 5-6 ds/m

Dilakukan uji ekspresi gen
tahan salin molekuler terhadap
verietas Grobogan yang
diadaptasikan

Dihasilkan genotipe
yang dapat
beradaptasi di tanah
salin

Varietas Grobogan
dapat bereproduksi
pada tanah salinitas
dhl 5-6 ds/m

Seleksi adaptasi

varietas
Grobogan
sampai 4
generasi

Penanaman
varietas
Grobogan di
lapangan dengan
dhl 5-6 ds/m

Dilakukan persilangan genotipe beradaptasi salin
tersebut dengan varietas anjasmoro sebagai
varietas bereproduksi tinggi untuk perbaikan
varietas

Varietas Anjasmoro
(berproduksi tinggi)

X


Genotipe beradaptasi
di tanah salin

F1 (Penanaman bulk plot)

F2 (Penanaman di beri jarak)

F3 (keragaman tanaman yang berproduksi tinggi)

F4 (pemberian beberapa jenis antioksidan terhadap
peningkatan ketahanan salinitas pada turunan F4 kedelai
berdasarkan aktivitas enzim POD dan SOD)

34
Universitas Sumatera Utara

35

Lampiran 3. Tahapan Analisis Klorofil Daun

Metode yang digunakan adalah metode Wintermans and de Mots (1965).
Klorofil diekstraksi dengan menggerus daun menggunakan Etanol 95%. Kemudian
dibiarkan selama semalam. Disaring dengan kertas saring bernomor 42. Dan kemudian
dibaca dengan menggunakan spektrofotometer. Dihitung klorofil a, b dan total dengan
menggunakan rumus:
Klorofil a

= {(13,7 x A665 – 5,76 x A649)} (mg/l)

Klorofil b

= {(25,8 x A649 – 7,60 x A665)} (mg/l)

Total Klorofil

= {(20,0 x A649 + 6,10 x A665)} (mg/l)

A649 : Absorbansi ekstrak klorofil pada 649 nm
A665 : Absorbansi ekstrak klorofil pada 665 nm
Lampiran 4. Tahapan Analisis Enzim Superoksida Dismutase

Aktivitas

SOD

dianalisis

berdasarkan

metode

Beuchamp dan Fridovich (1971) yang dimodifikasi. Daun sebanyak 0,1 g digerus di
dalam mortar dengan menambahkan nitrogen cair dan PVP. Setelah halus sampel
dimasukkan ke dalam tube yang berisi 1 ml buffer ekstrak (BE), kemudian disentrifus
pada kecepatan 10.000 rpm pada suhu 4°C selama 20 menit. Disiapkan tabung reaksi
sebanyak sampel dan ditambah untuk larutan standar dan blanko. Dimasukkan buffer
fosfat (pH 7,8) 50 mM sebanyak 750 µl, L- Methionin 13 mM sebanyak 50 µl, NBT
75 µM sebanyak 50 µl, EDTA 0,1 mM sebanyak 150 µl, dan ekstrak enzim (sampel)
sebanyak 100 µl. Pada larutan balnko dan standar tidak dimasukkan ekstrak enzim
sampel (larutan balnko adalah larutan tanpa sampel atau kosong). Kemudian tabung
reaksi dibawa ke ruangan dengan cahaya 15 watt, ditambahkan Ribolflavin 2 µM

sebanyak 50 µl, didiamkan selama 15 menit. Campuran tersebut ditambahkan akuades

35
Universitas Sumatera Utara

36

steril sebanyak 350 µl, lalu diaduk sampai merata. Kemudian dibaca dengan
spektrofotometer dengan adsorbansi 560 nm.
Lampiran 5. Tahapan Analisis Kandungan Protein Terlarut Daun
Kandungan

protein

terlarut

dianalisis

berdasarkan


metode

Bradford (1976). Daun sebanyak 0,1 g digerus di dalam mortar dengan menambahkan
nitrogen cair dan PVP. Setelah halus sampel dimasukkan ke dalam tube yang berisi 1
ml buffer ekstrak (BE), lalu disentrifus pada kecepatan 10.000 rpm pada suhu 4°C
selama 20 menit dan disimpan di dalam kulkas.
Sebelum menganalisis kandungan protein daun, maka kita harus membuat
kurva standart terlebih dahulu. Disipakan larutan standar protein terlarut dengan
konsentrasi BSA (Bovine Serum Albumin) 0, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, dan 100
ppm. 0 ppm adalah campuran BSA 0 ml dan BE 1 ml, 10 ppm adalah campuran BSA
0,1ml dan BE 0,9 ml, dan seterusnya. Masing-masing ditambahakan reagen Bradford
sebanyak 2,5 ml (dilakukan dalam kondisi gelap). Kemudian dibaca dengan
menggunakan spektrofotometer dengan adsorbansi 595nm. Kemudian dibuat kurva
dan fungsi kurva.
Disiapkan tabung reaksi sebanyak sampel dan ditambah untuk larutan standar
dan blanko. Kemudian dimasukkan sampel sebanyak 50 µl, ditambahkan reagen
bradford sebanyak 2,5 ml dan diinkubasi selama 10-60 menit (Dilakukan dalam kodisi
gelap). Dibaca dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang
595 nm. Nilai protein didapatkan dengan memasukkan nilai adsorbansi sampel ke
dalam fungsi kurva standar yang telah didapatkan sebelumya.


36
Universitas Sumatera Utara

37

Lampiran 6. Tahapan Analisis Enzim Peroksidase
Daun sebanyak 0,1 g digerus di dalam mortar dengan menambahkan nitrogen
cair dan PVP. Setelah halus sampel dimasukkan ke dalam tube yang berisi 1 ml CaCl2,
lalu disentrifus pada kecepatan 10.000 rpm pada suhu 4°C selama 10 menit, disimpan
di dalam kulkas. Sebelum melakukan pengukuran POD kita terlebih dahulu
mengoptimalkan pH analisis terbaik yaitu pada kondisi asam digunakan larutan buffer
MES 0,02 M (dengan pH 5,5; 6,0; 6,5) sedangkan kondisi netral digunakan larutan
buffer HEPES 0,02 M (dengan pH 7,0; 7,5; 8,0) dengan menambahkan NaOH 1M.
kemudian diuji aktivitas POD masing-masing larutan, aktivitas yang terbesar yang
akan digunakan untuk membuat larutan B. Larutan MES pH 5,5 merupakan pH
optimal dengan aktivitas peroksidase 0,79.
Larutan A dibuat dengan mencampurkan Fenol sebanyak 1,458 g,
4-aminoantipirin sebanyak 0,045 g dalam akuades sebanyak 90 ml. Larutan B dibuat
dengan dengan mencampurkan larutan H2O2 30% sebanyak 1,5 ml, MES (pH 5,5)

0,02 M dengan konsentrasi akhir 0,01 M.
Disiapkan tabung reaksi sebanyak sampel ditambah dua tabung untuk larutan
standar dan blanko. Kemudian dimasukkan larutan A sebanyak 1,4 ml ke dalam
tabung reaksi, lalu larutan B sebanyak 1,5 ml. Dimasukkan sampel sebanyak 200 µL.
Dibaca oleh spektrofotometer pada panjang gelombang dengan adsorbansi 510 nm
selama dua menit. Hasil pembacaan spektrometer pada menit kedua dikurang menit
awal adalah satu aktivitas POD.
Lampiran 7. Pembuatan larutan stok dan buffer
Buffer ekstrak (BE) : Larutan EDTA 10 mM sebanyak 20 ml dicampurkan dengan
10 ml buffer fosfat pH 7,6. Kemudian ditambahkan akuades hingga 200 ml.

37
Universitas Sumatera Utara

38

Larutan Methionine 13 mM (200 sampel) : Ditimbang Methionin (C5H11NO2S,
Mr=149,21) sebanyak 19,3973 mg dan dilarutkan ke dalam 100 ml akuades.
Larutan EDTA 0,1 mM (200 sampel): Ditimbang EDTA (C10H14N2Na2O8 2H2O,
Mr = 372,24) sebanyak 1,11672 mg dan dilarutkan ke dalam 30 ml akuades.

Larutan Riboflavin 2µM (200 sampel): Ditimbang Ribolfavin (C17H20N4O6,
Mr=376,36) sebanyak 0,0075272 mg dan dilarutkan ke dalam 10 ml akuades.
BSA : Ditimbang 0,01 g BSA (Bovine Serum Albumin) dan dilarutkan ke dalam 10 ml
H2O. Larutan ini merupak stok BSA dengan konsentrasi 1000 ppm. Diencerkan BSA
dengan mengambil 0,5 ml stok BSA dan ditambahkan 4,5 ml H2O steril sehingga
diperoleh konsentrasi 100 ppm.
Reagen Bradford : Ditimbang 0,01 g coomasie brilian blue (CBB) G-250. Kemudian
dilarutkan 10 ml etanol 95% dan 20 ml asam fosfor 85%. Diaduk sampai homogen
dalam kondisi gelap. Kemudian disaring menggunakan kertas saring sampai
seluruhnya tersaring. Larutan dicampur dengan 150 ml akuades. Larutan yang telah
dicampurkan dengan akuades tidak dapat disimpan (harus digunakan pada saat itu
juga).
CaCl2 0,5 M : Ditimbang CaCl2 sebanyak 5,55 g dan dilarutkan ke dalam 100 ml
akuades. Disimpan di lemari pendingin.
Larutan A (60 sampel) : Ditimbang Fenol sebanyak 1,458 g dan
4-aminoantipirin sebanyak 0,045 g. Kemudian bahan di atas dilarutkan ke dalam
akuades sebanyak 90 ml.
Larutan Buffer MES 0,02 M : Ditimbang MES sebanyak 0,293 g dan dilarutkan ke
dalam 75ml akuades. Larutan dibagi tiga bagian, masing-masing 25ml. Dioptimal pH
pada kondisi asam masing-masing larutan menjadi 5,5; 6,0; 6,5 dengan menggunakan
NaOH 1M.
Larutan Buffer HEPES 0,02 M : Ditimbang MES sebanyak 0,357 g dan dilarutkan
ke dalam 75ml akuades. Larutan dibagi tiga bagian, masing-masing 25 ml. Dioptimal
pH pada kondisi netral masing-masing larutan menjadi 7,0; 7,5; 8,0 dengan
menggunakan NaOH 1 M.
Pembuatan Larutan B (60 sampel) : Disiapkan larutan H2O2 30% sebanyak 1,5 ml.
Uji aktivitas peroksidase dari HEPES dan MES didapatkan bahwa aktivitas
peroksidase yang terbesar yaitu larutan buffer MES dengan pH 5,5 dengan aktivitas
peroksidase 0,79. Ditimbang MES sebanyak 0,357 g dalam 75ml akuades.
Dioptimalkan pH larutan buffer MES menjadi 5,5. Kemudian dicampurkan larutan
H2O2 dan buffer MES dengan konsentrasi akhir 0,01 M.

38
Universitas Sumatera Utara

39

Lampiran 8. Deskripsi Kedelai Varietas Grobogan
Nama Varietas
SK
Tahun
Tetua
Rataan hasil
Potensi hasil
Karakter khusus

:
:
:
:
:
:
:

Pemulia

:

Tipe pertumbuhan
Warna hipokotil
Warna epikotl
Warna daun
Warna bulu batang
Warna bunga
Warna kulit biji
Warna polong tua
Warrna hilum biji
Bentuk daun
Umur bunga
Umur polong masak
Tinggi tanaman
Bobot biji
Kandungan protein
Kandungan lemak
Daerah sebaran

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Pengusul

:

Grobogan
238/Kpts/SR.120/3/2008
2008
Pemurnian populasi Lokal Malabar Grobogan
3,40 ton/ha
3,77 ton/ha
polong masak tidak mudah pecah, dan pada saat
panen daun luruh 95–100% saat panen >95%
daunnya telah luruh
Suhartina, M. Muclish Adie, T. Adisarwanto,
Sumarsono, Sunardi, Tjandramukti, Ali
Muchtar, Sihono, SB. Purwanto, Siti
Khawariyah, Murbantoro, Alrodi, Tino Vihara,
Farid Mufhti, dan Suharno
Determinate
Ungu
Ungu
Hijau agak tua
Cokelat
Ungu
Kuning muda
Cokelat
Cokelat
Lanceolate
30 – 32 hari
± 76 hari
50 – 60 cm
± 18 g/100 biji
43,9%
18,4%
Beradaptasi baik pada beberapa kondisi
lingkungan tumbuh yang berbeda cukup besar,
pada musim hujan dan daerah beririgasi baik
Pemerintah Daerah Kabupaten Grobogan,
BPSB Jawa Tengah, Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Tengah

39
Universitas Sumatera Utara

40

Lampiran 9. Deskripsi Kedelai Varietas Anjasmoro
Nama Varietas
SK
Tahun
Tetua

:
:
:
:

Daya hasil
Pemulia

:
:

Warna hipokotil
Warna epikotl
Warna daun
Warna bulu batang
Warna bunga
Warna kulit biji
Warna polong masak
Warrna hilum biji
Bentuk daun
Ukuran daun
Tipe Tumbuh
Umur bunga
Umur polong masak
Tinggi tanaman
Percabangan
Jumlah buku batang utama
Bobot biji
Kandungan protein
Kandungan lemak
Kerebahan
Ketahanan terhadap
penyakit

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Anjasmoro
537/Kpts/TP.240/10/2001
2011
Seleksi massa dari populasi galur murni
Mansuria
2,03-2,25 ton/ha
Takashi Sanbuichi, Nagaaki Sekiya,
Jamaluddin M., Susanto, Darman M.A., dan
M. Muchlish Adie
Ungu
Ungu
Hijau
Putih
Ungu
Kuning
Cokelat muda
Kuning Kecoklatan
Oval
Lebar
Determinate
35,7 – 39,4 hari
82,5-92,5 hari
64– 68 cm
2,9-5,6 cabang
12,9-14,8
14,8-15,3 g
41,8-42,1%
17,2-18,6%
Tahan rebah
Moderat terhadap karat daun

40
Universitas Sumatera Utara

41

Lampiran 10. Bagan Penanaman Pada Petak

10 cm
10 cm

X

X

10 cm

30 cm

X

X

30 cm
X

: Polibag tanaman di tanah salin

41
Universitas Sumatera Utara

42

Lampiran 11. Bagan Petak Penelitian
30 cm
A3

50 cm
A0

30 cm
20 cm
A2

A3

A7

A1

A5

A2

A0

A9

U

S
A6

A7

A8

A4

A1

A5

A4

A8

A9

A6

BLOK II

BLOK I

42
Universitas Sumatera Utara

43

Lampiran 12. Hasil analisis tanah
Parameter
Satuan
N
%
C organik
%
KTK
C mol/Kg
Ca-tukar
C mol/Kg
Mg-tukar
C mol/Kg
K tukar
C mol/Kg
Na-tukar
C mol/Kg
Al-tukar
C mol/Kg
H-tukar
C mol/Kg
pH H2O
Daya Hantar
µS/Cm

Hasil Analisis
0,31
3,32
26,23
6,79
14,04
1,33
8,90
0,54
0,21
4,36
1489,00

43
Universitas Sumatera Utara

44

Lampiran 13. Data Pengamatan Klorofil a
Blok
Perlakuan
Jumlah
I
II
A0
2,371
2,380
4,751
A1
2,385
1,345
3,730
A2
2,369
2,429
4,798
A3
2,355
2,366
4,721
A4
2,329
1,337
3,666
A5
2,353
2,386
4,738
A6
2,342
2,721
5,063
A7
2,346
2,534
4,879
A8
2,442
2,542
4,983
A9
2,325
0,771
3,096
Jumlah
23,616
20,810
44,426
Rataan
4,294
2,081
4,443
Sidik Ragam
Sumber
db
JK
KT
Keragaman
Blok
1
0,394
0,394
Perlakuan
9
2,089
0,232
Galat
9
1,943
0,216
TOTAL
19
4,426
KK
: 20,916%
Keterangan : *
: nyata
tn
: tidak nyata

F
hitung
1,824
1,076

Rataan
2,375
1,865
2,399
2,360
1,833
2,369
2,532
2,440
2,492
1,548
2,221

F Tabel
5%
5,117
2,423

F Tabel
1%
10,561
5,351

Ket.
tn
tn

44
Universitas Sumatera Utara

45

Lampiran 14. Data Pengamatan Klorofil b
Blok
Perlakuan
Total
Rataan
I
II
A0
4,555
5,304
9,859
4,930
A1
5,099
1,176
6,275
3,138
A2
5,380
4,611
9,991
4,996
A3
5,354
5,372
10,726
5,363
A4
5,246
1,458
6,704
3,352
A5
5,295
5,25
10,545
5,273
A6
5,261
3,784
9,045
4,5226
A7
5,289
3,746
9,035
4,518
A8
4,559
3,856
8,416
4,208
A9
5,254
0,4686
5,723
2,8612
Total
51,293 35,027 86,320
Rataan
9,326
3,503
8,632
4,316
Sidik Ragam
Sumber
db
JK
KT
Keragaman
Blok
1
13,229 13,229
Perlakuan
9
14,756
1,640
Galat
9
16,198
1,800
Total
19 44,183
KK
: 31,083%
Keterangan : ** : sangat nyata
*
: nyata
tn
: tidak nyata

F hitung
7,350
0,911

F Tabel
5%
5,117
3,179

F Tabel
1%
10,561
5,351

Ket.
*
tn

45
Universitas Sumatera Utara

46

Lampiran 15. Data Pengamatan Klorofil b Setelah ditranformasi √X+0,5
Blok
Perlakuan
Total
Rataan
I
II
A0
2,24591 2,40919 4,6551 2,32755
A1
2,36613 0,84447 3,2106 1,6053
A2
2,42486 2,25626 4,68112 2,34056
A3
2,41948 2,42318 4,84266 2,42133
A4
2,39696 0,92405 3,32101 1,66051
A5
2,40734 2,39781 4,80515 2,40258
A6
2,40015 2,03803 4,43818 2,21909
A7
2,40602 2,02177 4,42779 2,2139
A8
2,24222 2,05941 4,30163 2,15082
A9
2,39876 0,5994 2,99815 1,49908
Total
23,7078 17,9736 41,6814
Rataan
4,31052 1,79736 4,16814 2,08407
Sidik Ragam
Sumber
db
JK
KT
Keragaman
Blok
1
1,644
1,644
Perlakuan
9
2,261
0,251
Galat
9
2,401
0,267
Total
19
6,306
KK
: 24,783%
Keterangan : ** : sangat nyata
*
: nyata
tn
: tidak nyata

F hitung
6,163
0,942

F Tabel
5%
5,117
3,179

F Tabel
1%
10,561
5,351

Ket.
*
tn

46
Universitas Sumatera Utara

47

Lampiran 16. Data Pengamatan Klorofil total
Blok
Perlakuan
Total
Rataan
I
II
A0
6,916
7,672
14,588
7,294
A1
7,473
2,518
9,991
4,995
A2
7,737
7,029
14,767
7,383
A3
7,697
7,726
15,423
7,712
A4
7,564
2,791
10,355
5,177
A5
7,636
7,624
15,260
7,630
A6
7,591
6,496
14,087
7,044
A7
7,623
6,271
13,894
6,947
A8
6,990
6,389
13,379
6,690
A9
7,568
1,238
8,806
4,403
Total
74,795 55,754
130,550
Rataan
13,599
5,575
13,055
6,527
Sidik Ragam
Sumber
db
JK
KT
Keragaman
Blok
1
18,127 18,127
Perlakuan
9
26,183 2,909
Galat
9
27,800 3,089
Total
19
72,110
KK
: 26,925%
Keterangan : ** : sangat nyata
*
: nyata
tn
: tidak nyata

F hitung
5,869
0,942

F Tabel
5%
5,117
3,677

F Tabel
1%
10,561
5,351

Ket.
*
tn

47
Universitas Sumatera Utara

48

Lampiran 17. Data Pengamatan Klorofil total Setelah ditranformasi √X+0,5
Blok
Perlakuan
Total
Rataan
I
II
A0
2,722
2,859
5,581
2,791
A1
2,824
1,176
4,000
2,000
A2
2,870
2,742
5,612
2,806
A3
2,863
2,868
5,731
2,866
A4
2,840
1,233
4,073
2,036
A5
2,852
2,850
5,703
2,851
A6
2,844
2,637
5,482
2,741
A7
2,850
2,587
5,437
2,719
A8
2,733
2,615
5,348
2,674
A9
2,840
0,863
3,703
1,851
Total
28,239 22,430
50,670
Rataan
5,134
2,243
5,067
2,533
Sidik Ragam
Sumber
Keragaman
Blok
Perlakuan
Galat
Total
KK
Keterangan

db

JK

KT

1
1,687
1,687
9
2,891
0,321
9
2,996
0,333
19
7,575
: 22,773%
: ** : sangat nyata
*
: nyata
tn
: tidak nyata

F hitung

F Tabel
5%

F Tabel
1%

Ket.

5,069
0,965

5,117
3,677

10,561
5,351

tn
tn

48
Universitas Sumatera Utara

49

Lampiran 18. Data Pengamatan SOD
Blok
Perlakuan
Total
I
II
A0
0,098
0,158
0,256
A1
0,242
0,024
0,266
A2
0,103
0,189
0,291
A3
0,172
0,100
0,272
A4
0,754
0,325
1,079
A5
0,287
0,153
0,441
A6
0,187
0,135
0,322
A7
0,102
0,151
0,252
A8
0,139
0,751
0,889
A9
0,683
0,177
0,861
Total
2,765
2,163
4,928
Rataan
0,503
0,216
0,000

Rataan
0,128
0,133
0,146
0,136
0,539
0,220
0,161
0,126
0,445
0,430
0,000
0,246

Sidik Ragam
Sumber
Keragaman
Blok
Perlakuan
Galat
Total
KK
Keterangan

db

JK

KT

1
0,018
0,018
9
0,461
0,051
9
0,432
0,048
19
0,912
: 88,930%
: ** : sangat nyata
*
: nyata
tn
: tidak nyata

F hitung

F Tabel
5%

F Tabel
1%

Ket.

0,378
1,068

5,117
3,179

10,561
5,351

tn
tn

49
Universitas Sumatera Utara

50

Lampiran 19. Data Pengamatan SOD Setelah ditransformasi √X+0,5
Blok
Perlakuan
Total
Rataan
I
II
A0
0,773
0,811
1,584
0,792
A1
0,858
0,370
1,228
0,614
A2
0,776
0,826
1,602
0,801
A3
0,820
0,774
1,594
0,797
A4
1,095
0,536
1,631
0,815
A5
0,875
0,804
1,679
0,840
A6
0,829
0,796
1,624
0,812
A7
0,774
0,806
1,581
0,790
A8
0,798
1,097
1,895
0,948
A9
1,079
0,462
1,541
0,771
Total
8,676
7,284
15,959
0,000
Rataan
1,577
0,728
0,000
0,798
Sidik Ragam
Sumber
Keragaman
Blok
Perlakuan
Galat
Total
KK
Keterangan

db

JK

KT

1
0,097
0,097
9
0,119
0,013
9
0,420
0,047
19
0,635
: 27,060%
: ** : sangat nyata
*
: nyata
tn
: tidak nyata

F hitung

F Tabel
5%

F Tabel
1%

Ket.

2,077
0,283

5,117
3,179

10,561
5,351

tn
tn

50
Universitas Sumatera Utara

51

Lampiran 20. Data Pengamatan POD
Blok
Perlakuan
Total
I
II
A0
0,491
0,171
0,662
A1
0,494
0,273
0,767
A2
0,569
0,451
1,020
A3
0,282
0,251
0,533
A4
1,285
0,063
1,348
A5
0,978
0,656
1,634
A6
0,089
0,083
0,172
A7
0,288
0,152
0,440
A8
0,402
0,269
0,670
A9
0,965
0,081
1,046
Total
5,841
2,451
8,293
Rataan
1,062
0,245
0,829

Rataan
0,331
0,383
0,510
0,267
0,674
0,817
0,086
0,220
0,335
0,523
0,415

Sidik Ragam
Sumber
Keragaman
Blok
Perlakuan
Galat
Total
KK
Keterangan

db

JK

KT

1
0,575
0,575
9
0,864
0,096
9
0,716
0,080
19
2,155
: 68,026%
: ** : sangat nyata
*
: nyata
tn
: tidak nyata

F hitung

F Tabel
5%

F Tabel
1%

Ket.

7,223
1,207

5,117
3,179

10,561
5,351

*
tn

51
Universitas Sumatera Utara

52

Lampiran 21. Data Pengamatan POD Setelah ditranformasi √X+0,5
Blok
Perlakuan
Total
Rataan
I
II
A0
0,981
0,819
1,800
0,900
A1
0,989
0,865
1,854
0,927
A2
1,012
0,974
1,986
0,993
A3
0,881
0,865
1,745
0,873
A4
1,265
0,749
2,014
1,007
A5
1,173
1,046
2,219
1,110
A6
0,767
0,764
1,531
0,765
A7
0,888
0,806
1,694
0,847
A8
0,941
0,872
1,813
0,906
A9
1,204
0,760
1,964
0,982
Total
10,100
8,521 18,620
Rataan
1,836
0,852
1,862
0,931
Sidik Ragam
Sumber
db
JK
KT
Keragaman
Blok
1
0,125
0,125
Perlakuan
9
0,167
0,019
Galat
9
0,142
0,016
Total
19
0,434
KK
: 13,496%
Keterangan : ** : sangat nyata
*
: nyata
tn
: tidak nyata

F hitung
7,897
1,178

F Tabel
5%
5,117
3,179

F Tabel
1%
10,561
5,351

Ket.
*
tn

52
Universitas Sumatera Utara

53

Lampiran 22. Data Pengamatan Protein Daun
Blok
Perlakuan
Total
Rataan
I
II
A0
0,300
0,271
0,571
0,285
A1
0,375
0,207
0,581
0,291
A2
0,315
0,270
0,585
0,292
A3
0,330
0,332
0,662
0,331
A4
0,137
0,119
0,256
0,128
A5
0,352
0,306
0,658
0,329
A6
0,401
0,311
0,713
0,356
A7
0,384
0,303
0,688
0,344
A8
0,346
0,266
0,611
0,306
A9
0,297
0,145
0,443
0,221
Total
3,238
2,529
5,767
0,000
Rataan
0,589
0,253
0,000
0,288

53
Universitas Sumatera Utara

54

Lampiran 23. Data Pengamatan Bobot Biji per Tanaman
Blok
Perlakuan
Total
Rataan
I
II
A0
3,575
4,170
7,745
3,873
A1
3,860
0,950
4,810
2,405
A2
4,355
2,340
6,695
3,348
A3
6,470
3,115
9,585
4,793
A4
5,895
0,325
6,220
3,110
A5
5,690
2,830
8,520
4,260
A6
4,045
3,425
7,470
3,735
A7
4,765
3,420
8,185
4,093
A8
4,065
2,930
6,995
3,498
A9
6,680
0,000
6,680
3,340
Total
49,400 23,505 72,905
Rataan
8,982
2,351
7,291
3,645
Sidik Ragam
Sumber
Keragaman
Blok
Perlakuan
Galat
Total
KK
Keterangan

db

JK

KT

1
33,528 33,528
9
7,964
0,885
9
22,196 2,466
19 63,688
: 43,081%
: ** : sangat nyata
*
: nyata
tn
: tidak nyata

F hitung

F Tabel
5%

F Tabel
1%

Ket.

13,595
0,359

5,117
3,179

10,561
5,351

**
tn

54
Universitas Sumatera Utara

55

Lampiran 24. Data Pengamatan Bobot Biji
ditranformasi √X+0,5
Blok
Perlakuan
Total
Rataan
I
II
A0
A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
A9
Total
Rataan

2,016
2,088
2,196
2,639
2,528
2,486
2,067
2,294
2,128
2,668
23,111
4,202

2,151
0,775
1,561
1,900
0,536
1,819
1,976
1,979
1,701
0,000
14,398
1,440

4,167
2,862
3,758
4,540
3,064
4,305
4,042
4,274
3,830
2,668
37,510
0,000

per Tanaman

Setelah

2,084
1,431
1,879
2,270
1,532
2,152
2,021
2,137
1,915
1,334
0,000
1,875

Sidik Ragam
Sumber
Keragaman
Blok
Perlakuan
Galat
Total
KK
Keterangan

db

JK

KT

1
3,796 3,796
9
1,950 0,217
9
3,461 0,385
19
9,207
: 33,064%
: ** : sangat nyata
*
: nyata
tn
: tidak nyata

F hitung

F Tabel
5%

F Tabel
1%

Ket.

9,871
0,564

5,117
3,179

10,561
5,351

*
tn

55
Universitas Sumatera Utara

56

Lampiran 25. Gambar Tanaman

Persiapan Media Tanam

Pengukuran DHL tanah

Perlakuan Kontrol

Perlakuan Asam Askorbat 250 ppm

Perlakuan Asam Askorbat 500 ppm

Perlakuan Asam Askorbat 750 ppm

56
Universitas Sumatera Utara

57

Perlakuan Asam Salisilat 250 ppm

Perlakuan Asam Salisilat 500 ppm

Perlakuan Asam Salisilat 750 ppm

Perlakuan α-Tokoferol 250 ppm

Perlakuan α-Tokoferol 250 ppm

Perlakuan α-Tokoferol 750 ppm
57
Universitas Sumatera Utara

58

Aplikasi Asam Askorbat

Aplikasi Asam Salisilat

Aplikasi α-Tokoferol

Tanaman Berbunga

58
Universitas Sumatera Utara

28

DAFTAR PUSTAKA

Afzal, I., S.M.A. Basra, N. Ahmad, and M. Farooq. 2005. Optimization of hormonal
priming techniques for alleviation of salinity stress in wheat (Triticum aestivum
L.). Cardeno de Pesquisa Sėr. Bio., Santa Cruz do sul. 17(1):95-109.
Ahmad. P., G. Nabi and M. Ashraf. 2011. Cadmium-induced oxidative damage in
mustard (Brassica juncea L. Czern. &Coss.) plants can be alleviated by
salicylic acid. South Afr J Bot 77:36–44.
Andrianto, T. T., dan N. Indarto, 2004. Budidaya dan Analisis Usaha Tani Kedelai,
Kacang Hijau dan Kacang Panjang. Absolut, Yogyakarta.
Aroca R, Irigoyen JJ, Diaz MS. 2001 Photosynthetic characteristics and protective
mechanisms against oxidative stress during chilling and subsequent recovery
in two maize varieties differing in chilling sensitivity. Plant Science 161 : 719–
726.
Ashlock, L. and L. Purcell. 2010. Growth and Development Soybean. University of
Arkansas, Monticello.
Azevedo-Neto, D., Prisco, J., Eneas, J., De Abreu, C. and Gomes, E. 2006. Effect of
salt stress on antioxidative enzymes and lipid peroxidation in leaves and roots
of salt-tolerant and saltsensitive maize varieties. Environment and
Experimental Botany, 56 : 87 - 94.
(Bappenas) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2014. Rencana pembangunan
jangka menengah nasional (RPJMN) bidang pangan dan pertanian 2015-2019.
Direktorat Pangan dan Pertanian, Bappenas. (Internet). 413 hlm; (diunduh 2016
Maret 9).
Beauchamp, C. And I. Fridovich. 1971. Superoxide Dismutase. Analytical
Biochemistry 44:276:287.
Belfield, S. C. Brown, and R. Martin. 2011. Soybean. ACIAR, Canberra.
Bosch, M. and L. Alegre. 2002. The function of tocopherols and tocotrienols in plants.
Crit. Rev. Plant Sci. 21 31–57.
Bradford, M.M. 1976. A rapid and sensitive method for the quantitation of microgram
quantities of protein utilizing the principle of protein-dye binding. Anal
Biochem. 72: 1976.
Burry BJ, Dopler-Nelosn M, Neidllinger TR. 2003. Measurument of the
MayorIsoforms of Vitamin A and E and Carotenoids in the Blood of People
with Spinal-Cord Injures. J. Chromatogr A 987: 359-366.

28
Universitas Sumatera Utara

29

Christian, B. 2016. Seleksi Kedelai Generasi F3 di Tanah Salin dengan Metode
Pedigree. Skripsi FP USU, Medan.
Dumet D. and Benson E.E. 2000. The use of physical and biochemical studies to
elucidate and reduce cryopreservation-induced damage in hydrated/
desiccated plant germplasm. In Engelmann, F. and H. Takagi (Eds.).
Cryopreservation of Tropical Plant Germplasm: Current Research Progress
and Application. IPGRI. Rome-Italy p.43-56.
El-Hendawy, S.E. 2004. Salinity tolerance in Egyptian springwheat genotypes.
Desertasi. University Munich-Weihenstephan. Jerman. 116 p.
El-Tayeb. M. A. 2005. Response of barley grains to the interactive effect of salinity
and salicylic acid. Plant Growth Regul 45:215–224.
Evelin, H., R. Kapoor and B. Giri. 2009. Arbuscular mycorrhial fungi in alleviation of
salt stress : a review. Annals of Botany 104:1263-1280.
Farouk, S. 2011. Ascorbic acid and α-tocopherol minimize salt-induced wheat leaf
senescence. J. of Stress Physiology & Biochemistry 7(3).
Gunes. A., A. Inal., M. Alpaslan., F. Eraslan., E. G. Bagci and N. Cicek. 2007.
Salicylic acid induced changes on some physiological parameters symptomatic
for oxidative stress and mineral nutrition inmaize ( Zea mays L.) grown under
salinity. J. Plant Physiol 164:728–736.
Horvath. E., G. Szalai and T. Janda. 2007. Induction of abiotic stress tolerance by
salicylic acid signaling. J Plant Growth Regul 26:290–300.
Jalali-e-Emam, S.M.S., B. Alizadeh, M. Zaefizadeh, R.A. Zakarya, and M.
Khayatnezhad. 2011. Superoxide Dismutase (SOD) Activity in Nacl Stress in
Salt-Sensitive and Salt-Tolerance Genotypes of Colza (Brassica napus L.).
Middle-East Journal of Scientific Research 7(1):07-11.
Jiang, M. and Zhang, J. 2002. Water stress-induced abscissic acid accumulation
triggers the increased generation of reactive oxygen species and up-regulates
the activities of antioxidant enzymes in maize-leaves. Journal of Experimental
Botany, 53 : 2401 – 2410.
Kader, DZA. 2001. Drought and Gibberellic Acid-dependent Oxidative Stress: Effect
on Antioxidant Defense System in Two Lettuce Cultivars. Pakistan Journal of
Biological Sciences 4(9):1138-1143,
Kamel, M and A. El-Tayeb. 2004. K+/Na+ soil-plant interactions during low salt
stress and their role in osmotic adjustment in faba beans. Spanish J.
Gricultural Research 2(2):257-265.

29
Universitas Sumatera Utara

30

Kao, W.Y., Tsai, T.T., Tsai, H.C. and Shih, C. N. 2006. Response of three Glycine
species
to
salt
stress.
Environmental
and
Experimental
Botany 56: 120 – 125.
Khan, A., Ahmad, M.S.A., Athar, H.U. and Ashraf, M. 2006. Interactive Effect of
foliarly applied ascorbic acid and salt stess on wheat (Triticum aestivum L) at
the seedling stage. Pakistan Journal of Botany, 38 (5) : 1407 - 1414.
Kusmiyati, F., Purbajanti, E.D. dan Kristanto, B.A. 2009. Karakter Fisiologis,
Pertumbuhan dan Produksi Legum Pakan pada Kondisi Salin. Seminar
Nasional Kebangkitan Peternakan. Semarang.
Kumalaningsih S. 2006. Antioksidan Alami. Penangkal Radikal Bebas. Trubus
Agrisarana, Surabaya.
Lauchi, A. and S.R. Grattan. 2007. Plant Growth and Development under Salinity
Stress. Springer.
Munns, R. and Tester M. 2008. Mechanism of salinity tolerance. Annu Rev Plant Biol.
59: 651-681
R.A. James, A. Lauchi. 2006. Approaches to Increasing the Salt Tolerance
of Wheat and other Cereals. J. Experimental Botany, 57(5):1025-1043.
Nazar. R., N. Iqbal., S. Syeed and N.A. Khan. 2011. Salicylic acid alleviates
decreases in photosynthesis under salt stress by enhancing nitrogen and sulfur
assimilation and antioxidant metabolism differentially in two mungbean
cultivars. J. Plant Physiol 168:807–815.
Noreen, S. M. Ashraf, M. Hussain, and A. Jamil. 2009. Exogenous Application of
Salicylic Acid Enhances Antioxidative Capacity In Salt Stressed
Sunflower (Helianthus Annuus L.) Plants. Pak.J.Bot,41(1):473-479.
Orabi, S.A., B.B. Mekki, and F.A. Sharara. 2013. A lleviation of Adverse Effects of
Salt Stress on Faba Bean (Vicia faba L.) Plants by Exogenous Application of
Salicylic Acid. J. World Applied Sciences, 27(4):418-427
Pessarakli, M. 2011. Handbook of Plant and Crop Stress. CRC Press, New York.
Phang, T.H., G. Shao and H.M. Lam. 2008. Salt tolerance in Soybean. Journal of
Integrative Plant Biology 50 (10) : 1196-1212.
Prihatman, 2000. Kedelai (Glycine max L.). http://www.ristek.go.id.
Pritchard SG, Ju Z, Santen EV, Qiu J, Weaver DB, Prior SA, and Roger H. 2000. The
influence of elevated CO2 on the activities of antioxidative enzymes in two
soybean genotypes. Aust J Plant Physiol 27:1061-1068

30
Universitas Sumatera Utara

31

Quiambao, P.R dan N.R. Rojah. 2000. Peroksidase presentation.
Rachman,A., IGM. Subiksa, dan Wahyunto. 2007. Perluasan areal tanaman kedelai ke
lahan suboptimal. Kedelai: Teknik produksi dan pengembangan, p. 185-226.
Puslitbangtan, Bogor.
Rehman, R.U., M. Zia, B.H. Abbasi, G. Lu and M.F. Chaudhary. 2014. Ascorbic Acid
and
Salicylic
Acid
Mitigate
NaCl
Stress
in
Caralluma tuberculata Calli. Springer, New York.
Rubatzky, V. E., dan M. Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia, Prinsip, Produksi, dan
Gizi. Edisi Kedua. Penerjemah C. Herison. ITB Press, Bandung.
Sajid, Z.A., M. Safdar, and S. A.Khilji. 2016. Amelioration of Salinity Stress
Tolerance in Pea (Pisum sativum L.) by Exogenous Application of Salicylic
Acid. J.Biologia,62(1):69-78.
Sairam, R.K and A. Tyagi. 2004. Physiology and molecular biology of salinity stress
tolerance in plants. J. Current Sciance 8(3):410
Salama, Z.A., E.A.A.A. El-Nour, M.M. El Fouly, and A.A. Gaafar. 2014. Ascorbic
Acid Foliiar Spray Counteracting Effect of Salinity on Growth, Nutrients
Concentrations, Photosynthesis, Antioxidant Activities and Lipid Peroxidation
of Bean (Phaseulus vulgaris L.) Cultivars. American Journal of Agricultural
and Biological Sciences 9(3):384-393.
Scandalios,
J.G.
1993.
Plant Physiol 101:7-12.

Oxygen

and

Superoxide

Dismutases.

. 2005. Oxidative stress: molecular perception and transduction of
signals triggering antioxidant gene defenses. Brazilian Journal of Medical and
Biological Research 38: 995-1014.
Sgherri CLM. and Navari-Izzo F. 1995. Sunflower seedling subjected to increasing
water deficit stress. Oxidative stress and defence mechanism. Physiol. Plant.
93:25-30
Sheng, M., Tang, M., Chan, H., Yang, B., Zhang, F. and Huang, Y. 2008. Influence
of arbuscular mycorrhizae on photosynthesis and water status of maize plants
under salt stress. Mycorrhiza 18: 287–296.
Sitinjak,
E.N.
2012.
Respons
Pertumbuhan
dan
Produksi
Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Grobogan dengan Pemberian Asam
Askorbat pada Tanah Salin. Skripsi Pertanian Universitas Sumatera Utara,
Medan.

31
Universitas Sumatera Utara

32

Smirnoff, N. 1993. The Role of active oxygen in the response of plants to water deficit
and dessication. New Phytol 125:27-58.
. 1996. The Function and Metabolism of Ascorbic Acid in Plants.
University Exeter, Hatherly.
(SOP) Standart Operating Procedures. 1994. Plant Peroxides Activity Determination.
SERAS.
Steenis, V.C.G.G.C. 2005. Flora. Pradnya Paramitha, Jakarta.
Steel, R.G.D dan J.H. Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistik. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta. 772 hal.
Sumarno dan A. G. Manshuri. 2007.Persyaratan Tumbuh dan Wilayah Produksi
Kedelai di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan,
Bogor.
Weisany, W., Y. Sohrabi, G. Heidari, A. Siosemardeh, K. Ghassemi-Golezani. 2011.
Physiological responses of soybean (Glycine max L.) to zinc application under
salinity stress. Australian Journal of Crop Science 5(11):1441—1447.
Wibowo, F. 2016. Keragaan Morfologi, Fisiologi, dan Biokimia Hasil Persilangan F2
Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merril) pada Cekaman Salinitas. Tesis
Pasca Sarjana Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Wintermans J.F., De Mots, A. 1965. Spectrophotometric characteristics of
chlorophylls a and b and their pheophytins in ethanol. Biochim Biophys Acta
109: 448-453
Yuwono, N.W. 2009. Membangun Kesubura Tanah Di Lahan Marginal. J. Imu Tanah
dan Lingkungan 9(2):137-141.

32
Universitas Sumatera Utara

15

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, untuk penelitian penanaman turunan
F4 kedelai dilaksanakan di Rumah Plastik Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan laut. Analisis Fisiologi
dan Biokimia dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Balai Penelitian Sungei
Putih, dan Laboratorium Sentral Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
dimulai pada bulan Februari sampai dengan

Agustus 2016.

Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih turunan F4 kedelai
hasil persilangan Varietas Anjasmoro (tetua betina) dengan Grobogan beradaptasi
salin (tetua betina) sebagai objek penelitian (Lampiran 2), tanah salin (5-6 DHL) dari
penelitian sebelumnya yang diambil dari kecamatan Percut Sei Tuan, polibag 10 kg,
plastik bening 15 kg, pupuk Urea, TSP dan KCl, label, fugisida, insektisida, air, selang
sebagai bahan perlengkap penanaman, Nitrogen cair, Hidrogen Peroksida (H2O2) 30%,
Metanol, NBT (Nitro Blue Tetrazolium), KH2PO4 (Monopotassium phosphate),
EDTA (Ethylenediaminetetra Asetic Acid), PVP (Polivinil Pirolidon), K2HPO4
(Dipotassium phosphate), Riboflavin, L-Metionin, CaCl2 (Calsium Clorida), BSA
(Bovine Serum Albumin), Etanol 95%, CBB G-250 (Coomasie Brillian Blue G-250),
Fenol, MES (M 2-(N-Morpholino)ethanesulfonic Acid), NaOH (Natrium Hidroksida),
HEPES

(M

N-(2-Hydroxyethyl)piperazine-N’-(2-ethanesulfonic

Acid),

aminoantipirine, dan bahan lain sebagai bahan pelengkap analisa laboratorium.

15
Universitas Sumatera Utara

16

Alat yang digunakan meliputi alat pegukur kadar garam (Electro Conductivity
Meter) untuk mengukur DHL tanah salin, gembor, handsprayer, meteran,
spektofotometer, centrifius, shaker, pH meter, mortal dan alu, wadah es, timbangan
analitik, tabung reaksi, mikro pipet, serta alat pendukung penelitian ini.
Metode Penelitian
Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) satu faktor yaitu
faktor antioksidan yaitu:
A0

= Kontrol

A1

= Asam Askorbat 250 ppm

A2

= Asam Askorbat 500 ppm

A3

= Asam Askorbat 750 ppm

A4

= Asam Salisilat 250 ppm

A5

= Asam Salisilat 500 ppm

A6

= Asam Salisilat 750 ppm

A7

= α- Tokoferol 250 ppm

A8

= α- Tokoferol 500 ppm

A9

= α- Tokoferol 750 ppm

Jumlah ulangan

: 2 ulangan

Jumlah petak penelitian

: 20 petak

Jumlah tanaman/petak

: 2 tanaman

Jumlah sampel/petak

: 2 tanaman

Jumlah tanaman pembanding

: 40 tanaman

Jumlah tanaman seluruhnya

: 40 tanaman

Jumlah sampel seluruhnya

: 40 tanaman

16
Universitas Sumatera Utara

17

Jarak antar polibag

: 10 x 10 cm

Jarak antar blok

: 50 cm

Jarak antar petak

: 20 cm

Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan sidik ragam
berdasarkan model linear sebagai berikut :
Yij = µ + ρi + δj + εij
i = 1, 2
Keterangan

j = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,10
:

Yij

: Data hasil pengamatan dari unit percobaan blok ke-i dengan varietas ke-j

µ

: Rataan umum

ρi

: Pengaruh blok ke-i

δj

: Pengaruh perlakuan antioksidan ke-j

εij

: Pengaruh error pada blok ke-i dan perlakuan antioksidan ke-j
Jika dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan pengaruh yang nyata, maka

dilanjutkan

dengan

uji

beda

rataan

berdasarkan

kontras

ortogonal

(Steel and Torrie, 1995).
Pelaksanaan Penelitian
Seleksi benih
Benih yang digunakan adalah turunan F4 kedelai (hasil persilangan Anjasmoro
dan Grobogan hasil adaptasi di tanah salin). Benih yang digunakan adalah yang
memiliki bentuk dan ukuran yang baik serta bebas dari bibit penyakit.
Persiapan lahan
Lahan diukur seluas 13m x 9m dan dibersihkan dari sampah, rumput, diratakan
dan dibuat parit di sekeliling lahan.

17
Universitas Sumatera Utara

18

Pembuatan rumah plastik
Rumah plastik dibuat di dalam rumah kasa dengan ukuran 12m x 8m dengan
rapi dan kokoh. Plastik yang digunakan yang bening agar cahaya mudah masuk.
Persiapan wadah tanam
Wadah tanam yang digunakan pada penelitian ini adalah polibag ukuran 10 kg
yang dilapis plastik bening ukuran 15 kg.
Persiapan media tanam
Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah salin yang
digunakan pada penelitian sebelumnya yang diambil dari kecamatan Percut Sei Tuan
dengan melakukan survei awal untuk melihat tanah salin yang memiliki 5-6 4dS/m.
Kemudian dipasangkan selang.
Analisis tanah
Analisa tanah mencakup DHL, pH tanah, kandungan N, P total, P tersedia, K,
C organik, Ca, Mg, Na, Cl, Al dan KTK pada tanah yang telah dikompositkan.
Penanaman
Penanaman dilakukan dengan membuat lubang tanam pada polibag dengan
kedalaman ± 2 cm, kemudian dimasukkan satu benih per polibag dan kemudian
ditutup kembali dengan tanah. Benih yang ditanam telah direndam selama 15 menit
dengan fungisida berbahan aktif Mankozeb 80% dengan dosis 0,5 ml/liter air.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan pada saat penanaman sesuai dosis anjuran kebutuhan
pupuk kedelai di tanah salin yaitu 75 kg Urea/ha (0,375 g/polibag), 100 kg TSP/ha
(0,5 g/polibag), dan 75 kg KCl/ha (0,375 g/polibag).

18
Universitas Sumatera Utara

19

Aplikasi antioksidan
Asam askorbat diaplikasikan mulai 2 minggu setelah tanam sampai panen
sesuai perlakuan dengan interval waktu aplikasi 1 minggu. Metode aplikasi adalah
metode kalibrasi yang dilakukan satu hari sebelum aplikasi. Aplikasi antioksidan
dilakukan

dengan

menyemprotan

di

daun

tanaman

pada

pagi

hari (pukul 07.00-08.00 WIB).
Pemeliharaan
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari dan disesuaikan
dengan kondisi media tanam di lapangan. Penyiraman dilakukan melalui selang yang
dimasukkan ke dalam tanah bertujuan agar air di dalam dan di permukaan polibag
seimbang.
Penyiangan
Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan mencabut gulma yang ada
di dalam polibag untuk menghindari persaingan dalam mendapatkan unsur hara dari
dalam tanah. Penyiangan juga dilakukan di sekeliling lahan dan polibag.
Pengajiran
Pengajiran dilakukan pada seluruh tanaman untuk menjaga tanaman agar
tumbuh tegak dan kokoh.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dilakukan secara manual dengan menangkap dan
membunuh hama yang terlihat di sekitar tanaman. Di lapangan dilakukan
penyemprotan

insektisida

berbahan

aktif

Deltametrin

25

g/l

dengan

dosis 0,5 ml/liter air.

19
Universitas Sumatera Utara

20

Pemanenan
Panen dilakukan dengan cara memetik polong satu persatu dengan
menggunakan tangan. Pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 100-107 hari.
Kriteria panen kedelai ditandai dengan kulit polong sudah berwarna kuning kecoklatan
sebanyak 95% dan daun sudah berguguran tetapi bukan karena adanya serangan hama
dan penyakit.
Peubah Amatan
Kandungan klorofil daun (g/ml)
Analisis aktivitas enzim peroksidase dilakukan di Laboratorium Kultur
Jaringan Fakultas Pertanian dan Laboratorium Sentral Universitas Sumatera Utara.
Metode yang digunakan dalam menghitung jumlah klorofil a, b dan total adalah
metode Wintermans and de Mots (1965). Analisis klorofil dilakukan pada akhir fase
vegetatif (Lampiran 3).
Aktivitas enzim superoksida dismutase (unit/µg protein)
Aktivitas SOD dianalisis berdasarkan metode yang dikembangkan oleh
Beauchamp and Fridovich (1971) (Lampiran 4). Aktivitas SOD diperoleh dengan
membagi unit SOD dengan kadar protein ditentukan sesuai dengan metode Bradford
(1976) (Lampiran 5) sebagaimana terlihat dalam rumus:
unit SOD
Aktivitas SOD =

µg protein

Aktivitas enzim peroksidase (unit/µg protein)
Analisis aktivitas enzim peroksidase dilakukan di Balai Penelitian Sungei
Putih. Daun yang diamati yaitu daun yang membuka sempurna dan dilakukan pada

20
Universitas Sumatera Utara

21

akhir masa vegetatif (Lampiran 6). Selanjutnya dihitung sesuai dengan mengikuti
rumus:
Unit POD = Af - Ai
Af

: Pembacaan peroksidase akhir (final)

Ai

: Pembacaan peroksidase awal (initial)
Unit POD
Aktivitas POD =

Protein terlarut (µg)

(SOP, 1994)
Bobot biji per tanaman (g)
Dilakukan dengan menimbang biji yang dihasilkan per tanaman yang telah
dikeringkan sebelumnya.

21
Universitas Sumatera Utara

22

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan antioksidan tidak berpengaruh
nyata terhadap klorofil daun, aktivitas enzim SOD, POD, dan bobot biji per tanaman.
Klorofil daun (g/ml)
Tabel 1. Rataan Klorofil a, b dan total
Perlakuan
Klorofil a
A0
2,375
A1
1,865
A2
2,399
A3
2,360
A4
1,833
A5
2,369
A6
2,532
A7
2,440
A8
2,492
A9
1,548

Klorofil b
4,930
3,138
4,996
5,363
3,352
5,273
4,523
4,518
4,208
2,862

Klorofil total
7,294
4,995
7,383
7,712
5,177
7,630
7,044
6,947
6,690
4,403

Hasil pengamatan klorofil a, b dan total (Tabel 1) diketahui perlakuan
antioksidan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap klrofil a, b dan total.
Aktivitas enzim superoksida dismutase (SOD) (unit/ µg protein)
Tabel 2. Rataan aktivitas enzim SOD
Perlakuan
A0
A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
A9

SOD (unit/ µg protein)
0,128
0,133
0,146
0,136
0,539
0,220
0,161
0,126
0,445
0,430

22
Universitas Sumatera Utara

23

Hasil pengamatan aktivitas enzim SOD (Tabel 2) diketahui perlakuan
antioksidan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap enzim SOD.
Aktivitas enzim peroksidase (POD) (unit/ µg protein)
Tabel 3. Rataan aktivitas enzim POD
Perlakuan
A0
A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
A9

POD (unit/ µg protein)
0,33088
0,38348
0,50975
0,26663
0,67414
0,81711
0,08607
0,21991
0,33522
0,52314

Hasil pengamatan aktivitas enzim POD (Tabel 3) diketahui perlakuan
antioksidan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap enzim POD.
Bobot Biji per tanaman (g)
Tabel 4. Rataan bobot biji per tanaman
Perlakuan
A0
A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
A9

Produksi tanaman (g)
3,873
2,405
3,348
4,793
3,110
4,260
3,735
4,093
3,498
3,340

Hasil pengamatan bobot biji per tanaman

(Tabel 4) diketahui perlakuan

antioksidan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap bobot biji per tanaman.

23
Universitas Sumatera Utara

24

Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan antioksidan tidak berpengaruh
nyata terhadap kandungan klorofil a, b, dan total daun. Aplikasi antioksidan seperti
asam askorbat akan meningkatkan kandungan klorofil a, b, dan total pada kedelai di
lahan salin (Sitinjak, 2012). Namun, hasil penelitian menunjukkan tidak berpengaruh
nyata, ini disebabkan oleh penyerapan antioksidan yang kurang baik oleh stomata
daun dan mobilitas ion magnesium di daun. Kondisi cekaman salinitas akan
menyebabkan stomata daun tertutup (Kao et al., 2006). Selanjutnya klorofil daun
sangat dipengaruhi oleh ion Magnesium (Mg2+). Cekaman salinitas akan
mempengaruhi penyerapan ion Magnesium dari tanah karena bersaing dengan ion
Natrium (Na+) dan Kalium (K+), didukung oleh penelitian Kamel and El-Tayeb (2004)
menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio K/Na maka semakin rendah kandungan
magnesium pada daun kacang babi (Vicia faba L.) kondisi salintas dan penelitian
Sheng et al., (2008) menunjukkan bahwa pengurangan penyerapan mineral (seperti
Mg) yang diperlukan untuk biosintesis klorofil juga mengurangi konsentrasi klorofil
dalam daun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan antioksidan tidak berpengaruh
nyata terhadap aktivitas enzim SOD. Umumnya tanaman yang diaplikasikan
antioksidan akan meningkatkan aktivitas enzim SOD, didukung oleh penelitian
Noreen, et al (2009) menunjukkan bahwa aplikasi asam salisilat pada bunga matahari
terkecam salinilitas akan berpengaruh pada perubahan aktivitas enzim SOD. Namun,
pada penelitian ini tidak menunjukkan pengaruh yang nyata disebabkan oleh
antioksidan yang diaplikasikan tidak diserap baik oleh tanaman. Penyebabnya adalah
stomata dan pengaruh lingkungan pada saat aplikasi. Stomata pada tanaman yang

24
Universitas Sumatera Utara

25

tercekam salinitas akan tertutup (Pessarakli, 2011) sedangkan cuaca pada saat
penelitian menunjukan cuaca yang panas dan menyebabkan banyak antioksidan yang
diaplikasikan menguap. Stomata pada tanaman ynag tercekam salinitas akan
cenderung tertutup karena ion Kalium (K+) di stomata terbatas. Proses terbukanya
stomata sangat dipengaruhi oleh ion Kalium (K+). Jumlah Kalium (K+) yang tertimbun
di vakuola sel penjaga selama pembukaan stomata cukup besar untuk mendorong
pembukaan, karena K+ bergabung dengan anion lain yang cocok untuk
mempertahankan kenetralan muatan listrik (Salisbury and Ross, 1995)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan antioksidan tidak berpengaruh
nyata terhadap aktivitas enzim POD. Penelitian ini didukung oleh Sajid et al. (2016)
yang menunjukkan bahwa aplikasi asam salisilat pada tanaman P. sativum L. di tanah
salin tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap aktivitas enzim POD. Hal ini
disebabkan oleh hidrogen peroksida (H2O2) yang dihasilkan oleh tanaman bukan
hanya dipecah oleh enzim peroksidase (POD) tetapi juga enzim katalase (CAT) dan
askorbat peroksidase (APX). Kerja enzim POD juga dipengaruhi oleh adanya substrat
yang akan dioksidasi dengan H2O2 (Scandalios, 2005) dan POD hanya diproduksi di
mitokondria dan sitosol (Scandalios, 1993).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan antioksidan tidak berpengaruh
nyata terhadap bobot biji per tanaman. Pada penelitian Orabi et al. (2013) juga
menunjukkan bahwa aplikasi antikosidan asam salisilat pada tanaman kacang babi
(Vicia faba L.) tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap bobot biji per
tanaman, bobot 100 biji, dan enzim SOD. Banyak faktor yang mempengaruhi bobot
biji pada tanaman, salah satunya adalah penurunan fotosintesis yang diakibatkan oleh
penutupan stomata karena cekaman osmotik dan ganggunan induksi garam pada organ

25
Universitas Sumatera Utara

26

fotosintesis (Kao et al., 2006). Keadaan stomata tertutup ini yang menyebabkan
antioksidan yang diaplikasikan di daun tidak dapat diserap dengan baik oleh tanaman.
Selain itu, cekaman salinitas akan menyebabkan tanaman sulit menyerap ion K+ dari
larutan tanah karena bersaing dengan ion Na+. Ion K+ berfungsi dalam proses
fotosintesis (Salisbury and Ross, 1995)
Tanaman yang tercekam salinitas akan memproduksi molekul reaktif seperti
singlet oksigen (O2), hidrogen peroksida (H2O2), superoksida (O2-) dan radikal
hidroksil (OH) yang dapat merusak sel dan kerja enzim. Salah satu cara tanaman untuk
melindungi sel dari efek cekaman ini adalah dengan memproduksi enzim antioksidan
yaitu enzim SOD dan POD. Semakin tinggi nilai enzim SOD dan POD maka tanaman
akan semakin tahan pada cekaman salintas. Hal ini didukung oleh penelitian Jalali-eEmam et al (2011) pada tanaman Colza menunjukkan bahwa aktivitas SOD tanaman
yang toleran salinitas lebih tinggi daripada tanaman yang sensitif salinitas. Penelitian
Salama et al. (2014) menunjukkan bahwa aktivitas enzim POD tanaman yang toleran
salinitas lebih tinggi daripada yang sensitif pada tanaman kacang hijau.
Aplikasi antioksidan pada tanaman yang mengalami cekaman salinitas akan
berpotensi menghilangkan bahaya ROS. Tanaman dengan konsentrasi enzim
antioksidan tinggi telah dilaporkan memiliki ketahanan yang lebih besar terhadap
kerusakan oksidatif (Jiang and Zhang, 2002), nilai enzim SOD meningkat pada
tanaman Caramulla tuberculata Calli yang diaplikasikan asam salisilat pada kondisi
salinitas (Rehman, et al., 2014). Enzim POD meningkat setelah diaplikasikan
antioksidan pada tanaman kacang kedelai (Weisany, 2012) dan pada gandum
(Farouk, 2011).

26
Universitas Sumatera Utara

27

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Aplikasi beberapa jenis antioksidan tidak memberikan pengaruh yang nyata
dibandingkan dengan kontrol terhadap peningkatan ketahanan salinitas pada
turunan F4 kedelai berdasarkan aktivitas enzim Peroksidase (POD) dan
Superoksida Dismutase (SOD).
2. Aplikasi beberapa jenis dan dosis antioksidan tidak memberikan pengaruh yang
nyata terhadap peningkatan ketahanan salinitas pada turunan F4 kedelai
berdasarkan aktivitas enzim Peroksidase (POD) dan Superoksida Dismutase
(SOD).
3. Secara deskriptif perlakuan asam askorbat 750 ppm memberikan rataan tertinggi
terhadap klorofil daun dan bobot biji per tanaman, perlakuan asam salisilat 250
tertinggi pada enzim SOD dan perlakuan asam salisilat 500 ppm tertinggi pada
enzim POD.
Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut pada kedelai F5 di tanah salin dan
dibandingkan dengan penanaman di tanah optimum.

27
Universitas Sumatera Utara

5

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman
Klasifikasi tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae,
Divisio : Spermatophyta, Sub Divisio : Angiospermae, Class : Dicotyledonae, Ordo :
Leguminales,

Famili

:

Leguminoseae,

Genus:

Glycine,

Species : Glycine max L. Merill. (Stennis, 2005).
Kedelai memiliki akar tunggang bercabang dan berserat yang baik. Sistem akar
lateral cukup luas, mencapai 45 cm dalam 4-5 minggu. Kondisi tanah yang kering
akar dapat tumbuh lebih dalam untuk menyerap air dan unsur hara. Tanaman kedelai
juga memiliki hubungan simbiosis dengan bakteri pengikat nitogen pada akar kedelai
yaitu Bradyrhizobium spp. (Belfield, et al., 2011)
Kedelai adalah tanaman setahun yang tumbuh tegak (70-150 cm), menyemak,
berbulu halus (pubescens), dengan sistem perakaran luas. Tipe pertumbuhan batang
dapat dibedakan menjadi terbatas (determinate), tidak terbatas (indeterminate), dan
setengah terbatas (semi-indeterminate). Daun tanaman kedelai merupakan daun
majemuk trifolia yaitu berdaun tiga (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998; Andrianto dan
Indarto, 2004).
Bunga kedelai termasuk bunga sempurna dengan tipe penyerbukan sendiri.
Waktu berbunga tergantung kepada kultivar dan iklim. Banyaknya polong tergantung
pada jenisnya. Ada jenis kedelai yang menghasilkan banyak polong, ada pula yang
sedikit. Berat masing-masing biji pun berbeda-beda, ada yang bisa mencapai berat 50500 gram per 100 butir biji. Selain itu, warna biji juga berbeda-beda. Perbedaan warna
biji dapat dilihat pada belahan biji ataupun pada selaput biji, biasanya kuning atau

5
Universitas Sumatera Utara

6

hijau transparan (tembus cahaya). Ada pula biji yang berwarna gelap kecoklatcoklatan sampai hitam atau berbintik-bintik (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998;
Andrianto dan Indarto, 2004).
Syarat Tumbuh
Iklim
Suhu optimal untuk pertumbuhan kedelai adalah 20- 30°C. Optimal suhu tanah
untuk perkecambahan dan awal pertumbuhan bibit adalah 25- 30°C. Pada suhu yang
lebih tinggi dari 30°C, fotorespirasi cenderung mengurangi hasil fotosintesis. Tanaman
ini pada umumnya dapat beradaptasi terhadap berbagai jenis tanah dan menyukai
tanah yang bertekstur ringan hingga sedang, dan berdrainase baik. Tanaman ini peka
terhadap kondisi salin (Belfield, et al., 2011;Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Suhu, panjang hari dan varietas dapat menjadi penting dalam menentukan awal
berbunga dan perkembangan tahap reproduksi selanjutnya. Suhu rendah menghambat
dan suhu tinggi meningkatkan reproduksi. Hari yang panjang (malam pendek)
menghambat

dan

hari

pendek

mempercepat

awal

tahap

reproduksi

(Ashlock and Purcell, 2010).
Tanah
Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah asal drainase dan aerase
tanah cukup baik. Tanah-tanah yang cocok yaitu alluvial, regosol, grumosol, latosol
dan andosol. Pada tanah

Dokumen yang terkait

Pengaruh ekstrak cincau hijau cyclea barbata l. miers terhadap aktivitas enzim superoksida dismutase dan katalase pada mencit c3h bertumor kelenjar susu

0 3 5

Respon Stres Oksidatif dan Pemberian Isoflavon Terhadap Aktivitas Enzim Superoksida Dismutase (SOD) dan Peroksidasi Lipid pada Hati Tikus.

0 0 3

Pemberian Beberapa Jenis Antioksidan terhadap Peningkatan Ketahanan Salinitas pada Turunan F4 Kedelai berdasarkan Aktivitas Enzim Peroksidase (POD) dan Superoksida Dismutase (SOD)

0 0 13

Pemberian Beberapa Jenis Antioksidan terhadap Peningkatan Ketahanan Salinitas pada Turunan F4 Kedelai berdasarkan Aktivitas Enzim Peroksidase (POD) dan Superoksida Dismutase (SOD)

0 0 2

Pemberian Beberapa Jenis Antioksidan terhadap Peningkatan Ketahanan Salinitas pada Turunan F4 Kedelai berdasarkan Aktivitas Enzim Peroksidase (POD) dan Superoksida Dismutase (SOD)

0 0 4

Pemberian Beberapa Jenis Antioksidan terhadap Peningkatan Ketahanan Salinitas pada Turunan F4 Kedelai berdasarkan Aktivitas Enzim Peroksidase (POD) dan Superoksida Dismutase (SOD)

0 0 10

Pemberian Beberapa Jenis Antioksidan terhadap Peningkatan Ketahanan Salinitas pada Turunan F4 Kedelai berdasarkan Aktivitas Enzim Peroksidase (POD) dan Superoksida Dismutase (SOD)

0 0 5

Pemberian Beberapa Jenis Antioksidan terhadap Peningkatan Ketahanan Salinitas pada Turunan F4 Kedelai berdasarkan Aktivitas Enzim Peroksidase (POD) dan Superoksida Dismutase (SOD)

0 0 26

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Terhadap Kadar Superoksida Dismutase (SOD) Pada Tikus

0 1 16

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Terhadap Kadar Superoksida Dismutase (SOD) Pada Tikus

0 0 2