3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang
Pada bulan Juni 1944 pemerintahan jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer.
Dan tugas serta fungsi kegiatan statistik pada saat itu lebih terkonsentrasi untuk keperluan militer. Pada masa ini juga CKS diganti namanya menjadi Shomubu
Chosasitsu Gunseikanbu.
3.1.3 Masa Pemerintahan Republik Indonesia
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan statistik ditangani oleh lembaga atau instansi baru yang sesuai dengan
suasana kemerdekaan yaitu Kantor Penyelidikan Perangkaan Umum republik Indonesia KPPURI . Tahun 1946, Kantor KPPURI dipindahkan ke Yogyakarta
sebagai sekuensi dari perjanjian Linggar Jati. Sementara ini pemerintahan Belanda NICA di Jakarta mengaktifkan kembali CKS. Perkembangan berikutnya KPPURI
berdasarkan surat edaran Kementrian Kemakmuran tanggal 12 Juni 950 No.219S.C, KPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik KPS dan berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Kemakmuran.
Dengan surat Menteri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No.P44, lembaga KPS berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Perekonomian.
Selanjutnya keputusan Menteri Perekonomian tanggal 24 September 1953 No.18.099M, KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian research yang disebut
Universitas Sumatera Utara
Afdeling A dan bagian penyelenggaraaan tata usaha yang disebut Afdeling B. Dengan keputusan Presiden RI No.131 Tahun 1957, kementrian perekonomian
dipecah menjadi kementrian perdagangan dan perindustrian.
Untuk selanjutnya keputusan Presiden RI No.172 Tahun 1957, terhitung mulai 1 Juni 1957 KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik dan urusan statistik yang
semula menjadi tanggung jawaban wewenang Menteri Perekonomian dialihkan menjadi wewenang dan berada di bawah Perdana Menteri. Berdasarkan Keppres ini
pula secara formal nama Biro Pusat Statistik dipergunakan.
3.1.4 Masa Orde Baru sampai Sekarang
Seiring dengan perkembangan zaman, khususnya pada pemerintahan Orde Baru untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan mutlak
dibutuhkan data statistik. Untuk mendapatkan data secara tepat dan akurat, salah satu unsurnya adalah pembenahan organisasi BPS.
Dalam masa orde baru ini, BPS telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi :
1. Peraturan pemerintah No.16 Tahun 1968 tentang organisasi BPS.
2. Peraturan pemerintah No.6 Tahun 1980 tentang organisasi BPS.
3. Peraturan pemerintah No.2 Tahun 1992 tentang kedudukan, tugas, fungsi,
susunan dan tata kerja BPS. 4.
Undang-undang No.16 Tahun 1997 tentang statistik.
Universitas Sumatera Utara
5. Keputusan Presiden RI No. 86 Tahun 1998 tentang BPS.
6. Keputusan Kepala BPS No.100 Tahun 1998 tentang organisasi dan tata kerja
BPS. 7.
PP No.51 Tahun 1998 tentang penyelenggaraan statistik. Tahun 1968, ditetapkan peraturan pemerintah No.16 Tahun 1968 yaitu yang
mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan daerah. Tahun 1980, peraturan pemerintah No.6 Tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti peraturan
pemerintah No.16 Tahun 1968. Berdasarkan peraturan pemerintah No.6 Tahun 1980 ditiap Provinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama kantor statistik provinsi dan di
kabupaten atau kotamadya, terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama kantor statistik kabupaten atau kotamadya. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang
statistik sebagai pengganti UU No. 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juli 1998 dengan keputusan RI No. 86 Tahun 1998, ditetapkan BPS sekaligus
mengatur tata kerja dan struktur organisasi BPS yang baru.
3.2 Program Pengembangan Statistik