Analisa Kadar Nitrogen Pada Pupuk Urea Dengan Metode Kjeldhal Di PT. Sucofindo Medan

(1)

Lampiran 1. Sampel Pupuk Urea


(2)

Lampiran 3. Hasil Analisa Nitrogen Pada Pupuk Urea


(3)

Lampiran 5. Alat Destilasi Analisa Nitrogen Pada Pupuk Urea


(4)

Lampiran 7. Syarat Mutu Pupuk UREA SNI 02-2801-2010

No. Uraian Persyaratan

a. Bentuk butiran

1. Kadar nitrogen Min. 46%

2. Kadar air Maks. 0, 5%

3. Kadar biuret Maks. 1%

No. Uraian Persyaratan

b. Bentuk glintiran

1. Kadar nitrogen Min. 46%

2. Kadar air Maks. 0, 5%

3. Kadar biuret Maks. 2%


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Engelstad. O.P1997. Teknologi Dan Penggunaan Pupuk. Cetakan pertama. Edisi Ketiga. Yogyakarta. Gadjah Mada University press.

Isnaini, M.2006. Pertanian Organik. Cetakan pertama. Yogyakarta: Penerbit kreasi wacana.

Khopkar, S.M. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Lingga, P. 1993. Petunjuk penggunaan Pupuk. Cetakan Ke-7. Jakarta: Penebar Swadaya.

Novizan. 2005. Petunjuk pemupukan Efektif. Cetakan ke-1. Jakarta: Agro Media Pustaka.

Sudarmadji, S. 1989. Analisa Bahan Mkanan dan Pertanian. Yogyakarta. Penerbit Liberty.

Sutejo, M.M. 1994. Pupuk Dan Cara Pemupukan. Cetakan Ke-4. Jakarta: Rineka Cipta.

Kirk, O. 1970. Encyclopedia of chemical technology. Volume 21. 2nd edition. New York: John Willey and Sons, Inc.

SNI 02-2801-2010. Pupuk Urea. 2010

http://cv-kresnaetamsejahtera.com/bpupuksni_Jual_Pupuk_Jual_Bibit_Kacangan _CV_Kresna_Etam_Sejahtera.html www.deptan.go.id/feati/teknologi/bokashi.pdf http://id.wikipedia.org/wiki/Urea http://detiktani.blogspot.com/2013/06/pupuk-urea-non-prill.html https://www.flickr.com/photos/ifdcphotography/4587345394 http://www.loong-2000.com/poolchem.htm


(6)

BAB 3

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat - Labu kjedhal

- Labu destilat 1000 ml Pyrex

- Alat destilasi

- Pipet volumetri 10, 20, 25 ml Pyrex

- Buret 50 ml Pyrex

- Statif dan Klem

- Beaker glass 200 ml Pyrex

- Labu Ukur 250 ml Pyrex

- Hot plate National

- Erlenmeyer 30 ml Pyrex

3.2 Bahan - H2SO4 98 % - H2SO4 0,25 N - Metil red - NaOH 0,25 N - NaOH 30 %


(7)

3.3 Prosedur Kerja

- Timbang teliti 1,25 gram contoh yang telah dihaluskan, masukkan ke dalam beaker glass 200 ml

- Pipet 20 mL aquadest, dimasukkan ke dalam beaker glass dan ditutup dengan kaca arloji

- Tambahkan 10 mL H2SO498% dan batu didih - Tutup dengan kaca arloji dan tutup labu diatasnya

- Panaskan di atas hotplate pada suhu 400oC sampai konstan/putih (selama 2 jam)

- Dinginkan dan disaring ke dalam labu takar 250 mL dengan menggunakan corong tanpa kertas saring

- Paskan dengan aquadest hingga garis batas dan homogenkan

- Pipet 25 mL H2SO40,25 N ke dalam Erlenmeyer mulut besar dan tambahkan indikator metil red

- Masukkan 200 mL aquadest ke dalam labu destilat dan batu didih - Pipet 25 mL sampel dari labu takar ke dalam labu destilat

- Tambahkan 20 mL NaOH 30% dan di destilasi hingga volumenya 150 mL

- Titrasi dengan larutan standar NaOH 0,25 N sampai titik akhir titrasi tercapai (kuning)


(8)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Dan Data 4. 1. 1 Data Hasil Analisa

Adapun data hasil analisa dapat dilihat pada tabel 4.1.1.1 sebagai berikut : Jenis sampel

pupuk

Berat sampel (g)

Faktor pengenceran

Volume titran NaOH 0,2517 N

(ml)

Kadar nitrogen total

(%)

Blanko 29, 2

P071 1, 2561 10 12, 82 45, 95

P072 1, 2559 10 12, 80 46, 01

P073 1, 2558 10 12, 81 45, 99

P074 1, 2560 10 12, 83 45,95


(9)

4. 1. 2 Perhitungan

Kadar Nitrogen total (%) = (��−��)×�×14 ×��

× 100%

Keterangan : Vs = Volume penitran sampel (mL) Vb = Volume penitran blanko

N = Normalitas larutan standar NaOH Fp = Faktor Pengenceran

W = Berat Contoh (mg)

P071 % N = (29,2−12,82)× 0,2517 × 14 ×10

1256 ,1 × 100%

= 49, 95%

P072 % N = (29,2−12,80) × 0,2517 × 14 ×10

12559 ,2 × 100%

= 46, 01%

P073 % N = (29,2 −12,81) ×0,2517 × 14 ×10

12558 ,3 × 100%

= 45, 99%

P074 % N = �29,2 – 12,83� × 0,2517 ×14 ×10

12560 ,4 × 100%

= 45, 95%

P075 % N = (29,2 −12,84) ×0,2517 × 14 ×10

12558 ,5 × 100%


(10)

4. 2 Pembahasan

Dari hasil analisa pengujian yang dilakukan pada sampel pupuk urea diperoleh kadar nitrogen total adalah P071 = 45, 95%, P072 = 46, 01%, P073 = 45, 99%, P074 = 45, 95%, P075 = 45, 90%. Hasil analisa ini sudah memenuhi standart mutu yang ditetapkan oleh PT. SUCOFINDO yaitu SNI 02-2802-2010.


(11)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Dari perhitungan beberapa sampel diperoleh % nitrogen total pada pupuk urea sebagai berikut : P071 = 45, 95%, P072 = 46, 01%, P073 = 45, 99%, P074 = 45, 95%, P075 = 45, 90%.

2. Hasil analisis dari pupuk urea dengan menggunakan metode kjeldahl di peroleh kadar nitrogen yang masih memenuhi syarat mutu SNI 02-2801-2010 yaitu 46%.

5.2 Saran

Disarankan agar melakukan perlakuan triplo pada penentuan kadar nitrogen pada pupuk urea dengan metode kjeldahl untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan akurat.


(12)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pupuk

Pupuk di defenisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah atau tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran hewan, sisa pelapukan tanaman, dan arang kayu (Novizan, 2005).

Pupuk ialah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik maupun yang anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan faktor keliling atau lingkungan yang baik (Sutejo, 1999).

Pupuk bagi tanaman sama seperti makanan pada manusia. Oleh tanaman, pupuk digunakan untuk hidup, tumbuh, dan berkembang. Jika dalam makanan manusia dikenal ada istilah gizi maka dalam pupuk yang beredar saat ini terdiri dari bermacam-macam jenis, bentuk, warna, dan merek. Namun, berdasarkan cara aplikasinya hanya ada dua jenis pupuk akar dan pupuk daun. Manfaat pupuk adalah menyediakan unsur hara yang kurang atau bahkan tidak tersedia di tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Namun, secara lebih terinci manfaat pupuk ini dapat dibagi dalam dua macam, yaitu yang berkaitan dengan perbaikan sifat fisik dan kimia tanah (Marsono, 2005).


(13)

Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman. Pupuk mengenal istilah makro dan mikro. Meskipun belakangan ini jumlah pupuk cenderung makin beragam dengan aneka merek, kita tidak akan terkecoh dan tetap berpedoman kepada kandungan antara unsur makro dan mikro yang digunakan (Lingga, 2001).

2.2 Klasifikasi Pupuk 2.2.1 Pupuk Organik

Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa mahluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah. Kelebihan dari pupuk organik, sehingga sangat disukai para petani, yaitu :

1. Memperbaiki struktur tanah, terjadi karena organisme tanah pada saat penguraian bahan organik dalam pupuk bersifat sebagai perekat dan dapat mengikat butir-butir tanah menjadi butiran yang lebih besar.

2. Menaikkan daya serap tanah terhadap air, bahan organik memiliki daya serap yang besar terhadap air tanah.

3. Menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah, disebabkan oleh organisme dalam tanah yang memanfaatkan bahan organik sebagai makanan.

4. Sebagai sumber zat makanan bagi tanaman, pupuk organik mengandung zat makanan yang lengkap meskipun kadarnya tidak setinggi pupuk anorganik.


(14)

2.2.2 Jenis-jenis Pupuk Organik

Pupuk organik dibagi berdasarkan asal bahan terbentuknya sebagai berikut: a. Pupuk kandang

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kandang ternak, baik berupa kotoran padat (feses) yang tercampur sisa makanan maupun air kencing (urine). Kadar hara kotoran ternak berbeda-beda karena masing-masing ternak mempunyai sifat khas tersendiri.

b. Kompos

Kompos merupakan hasil dari pelapukan bahan-bahan berupa dedaunan, jerami, alang-alang, rumput, kotoran hewan, sampah kota, dan sebagainya. Proses pelapukan bahan-bahan tersebut dapat dipercepat melalui bantuan manusia.

c. Pupuk hijau

Disebut pupuk hijau karena yang dimanfaatkan sebagi pupuk adalah hijauan, yaitu bagian-bagian seperti daun, tangkai, dan batang tanaman tertentu yang masih muda. Tujuannya, untuk menambah bahan organik dan unsur-unsur lainnya ke dalam tanah, terutama nitrogen (Sutejo, 2002). d. Pupuk Bokashi

Bokashi adalah pupuk kompos yang dibuat dengan proses peragian bahan organik dengan teknologi EM4 (Effective Microorganisme 4) atau disebut dengan hasil fermentasi. Keunggulan penggunaan teknologi EM4 adalah pupuk organik dapat dihasilkan dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan cara konvensial.


(15)

EM4 (Effective Microorganisme 4) mengandung ragi, bakteri fotosintetik, jamur pengurai, selulosa azotobacter sp. Dan Lactobacillus sp. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan mudah di sekitar lahan pertanian seperti jerami, sekam (kulit padi), dan seterusnya. Tetapi yang paling baik digunakan sebagai bahan pokok adalah dedak (bekatul) karena kandungan zat gizinya sangat baik untuk mikro-organisme. Ada beberapa jenis pupuk bokashi yaitu :

1. Bokashi Jerami dan Bokashi Pupuk Kandang

Bokashi jerami sangat baik digunakan untuk melanjutkan proses pelapukan mulsa dan bahan organik lainnya di lahan pertanian. Bokashi jerami juga sesuai untuk diaplikasikan di lahan sawah. Sedangkan penggunaan bokashi pupuk kandang baik digunakan dalam pembibitan tanaman. Dan dapat diaplikasikan dengan tanah pada perbandingan 1:1. 2. Bokashi Pupuk Kandang Ditambah Arang

Pembuatan Bokashi model ini sangat mudah dilakukan di lingkungan pertanian dan peternakan. Jadi, mudah untuk mendapatkan bahan yaitu kotoran hewan (pupuk kandang) dan sekam (kulit gabah beras), dimana untuk sekam diarangkan terlebih dahulu. Beberapa cara untuk membuat Arang sekam diantaranya yaitu :

- Pembuatan Arang Sekam dengan cara di bakar dalam tong - Pembuatan Arang Sekam dengan cara disarangi


(16)

3. Bokashi Pupuk Kandang Ditambah Tanah

Bokashi pupuk kandang tanah dipergunakan di dalam pembuatan tanaman. Dalam hal ini tersebut bokashi pupuk kandang cukup dicampur dengan tanah pada perbandingan 1:1.

4. Bokashi Pupuk Kandang Ekspres (24 jam)

Bokashi ekspres sangat baik untuk dijadikan mulsa pada pertanaman sayuran dan buah-buahan.(www.deptan.go.id/feati/teknologi/bokashi.pdf). 2.2.3 Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara mencampurkan berbagai bahan kimia sehingga memiliki persentase, misalnya, pupuk urea berkadar nitrogen 45-46%, (setiap 100 kg urea terdapat 45-46 kg hara nitrogen). Jenis-jenis pupuk anorganik menurut unsur hara yang dikandungnya dapat dibagi menjadi dua yaitu, pupuk tunggal dan pupuk majemuk.

a. Pupuk tunggal

Dikatakan pupuk tunggal karena hara yang dikandungnya hanya satu. Ke dalam kelompok pupuk tunggal ini ada tiga macam pupuk yang dikenal dan banyak beredar di pasaran, yaitu pupuk yang berisi hara utama nitrogen (N), hara utama fosfor (p), dan hara utama kalium (K). Selain itu, ada pula pupuk yang berisi hara utama magnesium (Mg).


(17)

b. Pupuk Majemuk

Pupuk majemuk merupakan pupuk campuran yang sengaja dibuat oleh pabrik dengan cara mencampurkan dua atau lebih unsur hara. Misalnya, pupuk Nitrogen dicampurkan dengan phospat menjadi pupuk NP, dan di campur lagi dengan kalium menjadi pupuk NPK. Kandungan hara dari pupuk ini lebih lengkap dibandingkan dengan pupuk tunggal.

2.3 Jenis-jenis Pupuk Anorganik 2.3.1 Pupuk Sumber Nitrogen

a. Ammonium nitrat

Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok untuk daerah dingin dan daerah panas. Amonium nitrat bersifat hidroskopis sehingga tidak dapat di simpan terlalu lama.

b. Ammonium sulfat (NH4)2SO4

Pupuk ini dikenal dengan nama pupuk ZA. Mengandung 21% nitrogen dan 26% sulfur (S), berbentuk kristal dan bersifat kurang higroskopis. c. Kalsium nitrat

Pupuk ini berbentuk butiran, berwarna putih, sangat cepat larut dalam air, dan sebagai sumber kalsium yang baik karena mengandung 19% Ca. Sifat lainnya adalah bereaksi basa dan hidroskopis.


(18)

d. Urea (CO(NH2)2)

Struktur Urea

Gambar 2. 3. 1. 1Urea

Nama IUPAC : Diaminomethanal Rumus Molekul : (NH2)2CO

Rumus Bangun : NC(=O)N Massa Atom : 60, 07 g / mol Sifat-sifat Pupuk Urea :

- Berat jenis 1, 33 × 103 kg/m3

- Kelarutan di dalam air 108 g/ 100 ml (200C) - Titik lebur 132, 7 0C (406 K)

- Keasaman (Pka) 0, 18 - Kebasaan (Pkb) 13, 82

- Kelembaban 81% (20 0C) (http://id.wikipedia.org/wiki/Urea)

Pupuk urea mengandung 45-46% nitrogen (N). Karena kandungan N yang tinggi menyebabkan pupuk ini menjadi sangat higroskopis. Urea dibuat dari gas amoniak dan gas asam arang. Sifat lainnya adalah mudah tercuci oleh air, mudah terbakar oleh sinar matahari dan bereaksi secara endoterm. Keuntungan menggunakan pupuk urea adalah mudah diserap tanaman. Selain itu, kandungan N yang tinggi pada urea sangat dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman. Kekurangannya bila diberikan ke dalam tanah


(19)

yang miskin hara akan berubah ke wujud atau bahan awalnya, yakni amonia dan karbondioksida yang mudah menguap. % N urea secara teori adalah 46,666 % dapat dihitung dengan cara mengalikan 2 x Ar N/ Mr Urea x 100%. Pupuk Urea bukan hanya untuk pertanian, tapi bisa untuk tambak, industri, makanan dan masih banyak lainnya. Makanya sangat dibutuhkan, kalau warnanya sama maka akan ada kecurangan. Pupuk berwarna disebut pupuk bersubsidi untuk menghindari kecurangan, pencurian, dan penimbunan. Pupuk Urea yang tidak berwarna disebut pupuk nonsubsidi. Kemurnian pupuk Urea dapat diketahui dengan cara % N secara praktek / % N secara teori x 100%. Berdasarkan bentuk fisiknya maka urea dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu urea prill dan urea nonprill.

d.1 Urea prill

Urea prill merupakan urea yang berbentuk butiran halus berwarna putih. Dibandingkan dengan bentuk lainnya, urea prill mempunyai beberapa kelebihan yakni:

a.Dikenal luas di kalangan petani sehingga menjadi prioritas utama pemupukan

b.Mudah didapatkan di Koperasi Unit Desa(KUD), pengecer pupuk dan kios petani

c.Harga terjangkau petani

d.Mudah diaplikasikan, yaitu dengan disebar atau dilarutkan e.Kandungan N cukup tinggi, yaitu sekitar 46%


(20)

f. Dapat digunakan untuk keperluan lain, seperti memupuk tambak, untuk campuran ransum atau pakan ternak

g.Selain kelebihan yang dimilikinya, urea bentuk prill mempunyai kekurangan sebagai berikut:

a. Sangat higroskopis sehingga unsur hara mudah hilang b. Sangat mudah larut sehingga unsur hara mudah dicuci

c. Mudah basah dan hancur sehingga butuh perlakuan khusus dalam penyimpanan dan packing

d. Unsur hara yang termanfaatkan hanya 30-50% saja d.2 Urea nonprill

Urea nonprill terdiri dari beberapa jenis, diantaranya ialah urea ball fertilizer, urea super granule, urea briket, dan urea tablet.

1. Urea ball fertilizer

Gambar 2. 3. 1. 2 Pupuk Urea Ball Fertilizer (http://detiktani.blogspot. com/2013/06/pupuk-urea-non-prill.html)

Pupuk urea dengan bentuk bola-bola kecil ini memiliki daya respon cukup tinggi terhadap pertumbuhan tanaman unsur N-nya dapat dilepas secara lambat dan diikat kuat oleh partikel tanah dan kemudian akan diserap akar tanaman.


(21)

2. Urea super granule (USG)

Gambar 2. 3. 1. 3 Pupuk Urea Super Granule (https://www.flickr.com /photos/ifdcphotography/4587345394)

Bentuk USG hampir sama dengan urea prill hanya ukuran butirannya sedikit lebih besar. USG mampu meningkatkan produksi tanaman (padi) 3,4-20,4% lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan urea prill.

3. Urea briket

Gambar 2. 3. 1. 4 Pupuk Urea Briket (http://cvkresnaetamsejahtera. com/bpupuksni_Jual_Pupuk_Jual_Bibit_Kacangan_ CV_Kresna_Eta_Sejahtera.html)

Urea briket dihasilkan dari proses pemadatan urea prill dan penyempurnaan urea granule. Bentuknya pipih seperti cakram, bersifat rapuh, mudah ecah, dan cepat lengket. Kelebihan urea briket, yaitu mudah larut dan unsur hara cepat tersedia. Sementara kekurangan urea ini diantaranya rapuh, lengket, dan harganya relatif mahal.


(22)

4. Urea tablet

Gambar 2. 3. 1. 5 Pupuk Urea Tablet (http://www.loong- 2000.com/poolchem.htm)

Urea tablet juga berbahan dasar urea prill. Dengan proses pengempaan bertekanan tinggi, urea prill berubah bentuk mejadi tablet. Bila dibandingkan dengan urea prill, urea tablet lebih banyak memiliki keunggulan seperti efisien, gulma, mengurangi terjadinya pencemaran mikro, dan menciptakan usha baru bagi usahawan pupuk.

Urea padat lebih stabil pada temperatur kamar dan juga pada tekanan atmosfer. Bila urea padat ini dipanaskan dengan mengalirkan gas ammonia pada tekanan dan suhu tertentu maka urea akan mengalami sublimasi dan terurai sebagian menjadi asam sianida dan amonium sianat. Bila urea padat dilarutkan di dalam ammonia cair akan membentuk senyawa urea-amonia yang tidak stabil dan akan terurai pada suhu di atas 450C. (Kirk-Othmer, 1970)


(23)

2.3.2 Pupuk Sumber Fosfor a. SP36

Mengandung 36% fosfor dalam bentuk P2O5. Pupuk ini terbuat dari fosfat alam dan sulfat. Berbentuk btiran dan berwarna abu-abu. Sifatnya agak sulit larut di dalam air dan bereaksi lambat sehingga selalu digunakan sebagai pupuk dasar. Reaksi kimianya tergolong netral, tidak higroskopis, dan tidak bersifat membakar.

b. Amonium phosphat

Pupuk ini umumnya digunakan untuk merangsang pertumbuhan awal tanaman (starter fertilizer). Bentuknya berupa butiran berwarna coklat kekuningan. Reaksinya termasuk alkalis dan mudah larut di dalam air. 2.3.3 Pupuk Sumber Kalium

a. Kalium klorida (KCL)

Mengandung 45% K2O dan khlor, bereaksi agak asam, dan bersifat higroskopis. Khlor berpengaruh negatif pada tanaman yang tidak membutuhkannya, misalnya kentang, wortel , dan tembakau.

b. Kalium sulfat (K2SO4)

Pupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK. Kadar K2O-nya sekitar 48-52%.Bentuknya berupa tepung putih yang larut di dalam air, sifatnya agak mengasamkan tanah. Dapat digunakan untuk pupuk dasar sesudah tanam.

c. Kalium nitrat (KNO3)

Mengandung 13% N dan 44% K2O. Berbentuk butiran berwarna putih yang tidak bersifat higroskopis dengan reaksi yang netral.


(24)

2.3.4 Pupuk Sumber Unsur Hara Makro Sekunder a. Kapur dolomit

Rumus kimianya adalah CaCO3.MgCO3. berasal dari hasil penambangan bahan galian batuan dolomit. Kelarutannya dalam air cukup baik. Berbentuk bubuk berwarna putih kekuningan. Bersifat basa sehingga kalau rutin digunakan dapat meningkatkan pH tanah. Dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg(19%) yang cukup baik. Semakin halus butirannya akan semakin baik kualitasnya.

b. Magnesium-sulfat (kiserit)

Rumus kimianya adalah MgSO4.H2O. Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan pupuk ini adalah Mg(OH)2 yang disebut brucit dan MgCO3 yang disebut magnesit. Kandungan kiserit murni terdiri dari 29% MgO dan 23% S. Kiserit berbentuk hablur berwarna putih keabu-abuan dan agak sukar larut dalam air.

2.4 Nitrogen

Nitrogen merupakan unsur hara terutama bagi pertumbuhan tanaman, yaitu untuk pembentukan asam amino yang akan diubah menjadi protein. Kekurangan nitrogen akan mengurangi efisiensi pemanfaatan sinar matahari dan ketidakseimbangan serapan unsur hara. Tanaman yang kekurangan nitrogen ditandai oleh daun-daun tua berwarna hijau pucat kekuning-kuningan dan kecepatan produksi daun menurun. Sebaliknya kelebihan nitrogen menghasilkan daun yang lebih besar, batang menjadi lunak dan berair sehingga mudah rebah dan mudah diserang penyakit, serta pematangan buah juga terhambat.


(25)

Fungsi nitrogen bagi tanaman adalah sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman 2. Dapat menyehatkan pertumbuhan daun

3. Meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman 4. Meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan

5. Meningkatkan berkembangbiaknya mikro-organisme di dalam tanah Gejala kekurangan unsur hara nitrogen :

1. Daun tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan

2. Daun tua berwarna kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini dimulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun

3. Dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari daun bagian bawah terus ke bagian atas dan Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil

4. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik 2.5 Metode Analisa Kandungan Nitrogen

Adapun beberapa metode analisa kandungan nitrogen pada pupuk urea yaitu : 2.5.1 Metode Lowry

Protein dengan asam fosfotungstat-fosfomolibdat pada suasana alkalis akan memberikan warna biru yang intensitasnya bergantung pada konsentrasi protein yang ditera. Konsentrasi protein diukur berdasarkan optikal density pada panjang gelombang 600 mm. Larutan lowry ada dua macam yaitu larutan A yang terdiri dari fosfotungstat-fosfomolibdat(1:1) dan larutan B yang terdiri dari Na-karbonat 2%, dalam NaOH 0,1 N, kupri sulfat dan Na-K-tartrat 2%.


(26)

2.5.2 Metode Biuret

Larutan protein dibuat alkalis dengan NaOH kemudian ditambahkan larutan CuSO4 encer. Uji ini untuk menunjukkan adanya senyawa-senyawa yang mengandung gugus arnida asam (-CONH2) yang berada bersama gugus arnida asam yang lain gugus yang lain. Penentuan protein secara Biuret adalah dengan mengukur optical density pada panjang gelombang 560-580 nm.

2.5.3 Metode Spektrofotometer UV

Kebanyakan protein mengabsorbsi sinar ultraviolet maximum pada 280 nm. Hal ini terutama oleh adanya asam amino tirosin triptophan dan fenilanin yang ada pada protein tersebut. Pengukuran protein berdasarkan absorbsi sinar U adalah cepat, mudah dan tidak merusak bahan.

2.5.4 Metode Turbidimeter atau Kekeruhan

Kekeruhan akan terbentuk dalam larutan yang mengandung protein apabila ditambahkan bahan pengendap protein misalnya Tri Chloro Acetic acid (TCA). Tingkat kekeruhan diukur dengan alat Turbidimeter.

2.5.5 Metode Pengecatan

Beberapa bahan pewarna misalnya Orange G, Orang 12 dan Amino Black dapat membentuk senyawaaan berwarna dengan protein dan menjadi tidak larut. Dengan mengukur sisa bahan pewarna yang tidak bereaksi dalam larutan (dengan colorimeter), maka jumlah protein dapat ditentukan dengan cepat. Penentuan protein dengan titrasi formol akan membentuk dimethilol. Dengan terbentuknya dimethilol berarti gugus aminonya sudah terikat dan tidak akan mempengaruhi reaksi antara asam (gugus karboksil) dengan basa (NaOH) sehingga akhir titrasi dapat diakhiri dengan tepat (Sudarmadji, 1989).


(27)

2.5.6 Metode Kjedahl

Metode kjedahl merupakan metode yang digunakan untuk menentukan kadar nitrogen. Pada dasarnya analisa nitrogen cara kjeldahl dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap destruksi, destilasi, dan titrasi.

a. Prinsip Dasar

Metode Kjedahl berdasarkan pada destruksi basah pada sampel, yakni dengan memanaskan sampel dengan asam sulfat pekat dengan menggunakan suatu katalis dimana hasil destruksi yang diperoleh dibasakan terlebih dahulu, lalu didestilasi. Amonia yang dibebaskan ditamung dalam suatu larutan asam sulfat 0,25 N. Jumlah amonia diketahui dengan cara menitrasi destilat tersbut dengan suatu larutan basa dengan menggunakan indikator campuran (merah metil+ metil biru). Cara Kjeldahl umumnya dapat dibedakan atas dua cara, yaitu cara makro dan cara semimikro. Cara makro digunakan untuk contoh yang sukar dihomogenisasi dan berukuran besar, sedang cara semimikro dirancang untuk sampel yang berukuran kecil yaitu kurang dari 300 mg dari bahan yang homogen.

b. Prosedur Kjedahl

Metode ini pada dasarnya dibagi atas tiga tahapan, yaitu : b.1 Tahap destruksi

Pada tahap ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi destruksi menjadi unsur-unsurnya. Elemen karbon, hidrogen teroksidasi menjadi CO,CO2. Dan H2O sedangkan nitrogennya berubah menjadi ammonium sulfat, (NH4)SO4. Asam sulfat yang digunakan 25 ml. Sampel yang dianalisa sebanyak 5 gram. Suhu


(28)

destruksi berkisar antara 370-410oC. Proses destruksi sudah selesai apabila larutan menjadi jernih atau tidak berwarna. Agar analisa lebih tepat maka pada tahap destruksi ini dilakukan pula perlakuan blanko yaitu untuk koreksi adanya senyawa N yang berasal dari reagen yang digunakan. Tahap destruksi dapat dilihat pada reaksi gambar 2.5.6.1( Sudarmadji, S. 1989) :

NOrganik + 2H2SO4(p) Katalis (Se) (NH4)2SO4 + SO2 +CO2 + H2O Gambar 2. 5. 6. 1 Reaksi tahap destruksi (Sudarmadji, S. 1989) b. 2 Tahap destilasi

Pada tahap ini, ammonium sulfat dipecah menjadi amonia (NH3) dengan penambahan NaOH 40% sampai alkalis lalu dipanaskan. Agar selama destilasi tidak terjadi superheating ataupun pemercikan cairan atau timbulnya gelembung gas yang besar maka dapat ditambahkan logam Zinkum (Zn). Amonia yang dibebaskan selanjutnya ditangkap oleh larutan standar asam. Asam standar yang dapat digunakan adalah asam sulfat 0,25 N dalam jumlah lebih. Untuk mengtahui jika asam dalam keadaan berlebih maka diberi indikator campuran (merah metil + metil biru ). Destilasi diakhiri bila semua amonia sudah terdestilasi sempurna yang ditandai destilat tidak lagi basa. Tahap destilasi dapat dilihat pada reaksi gambar 2.5.6.2 (Sudarmadji, S. 1989) :

(NH4)2SO4 + 2NaOH 2NH3 + 2H2O + Na2SO4 2NH3(aq) + H2SO4(aq) (NH4)2SO4


(29)

b. 3 Tahap titrasi

Apabila penampung destilasi digunakan asam sulfat 0,25 maka sisa asam yang tidak bereaksi dengan ammonia dititrasi dengan NaOH standar. Selisih jumlah titrasi blanko dan sampel merupakan jumlah ekuivalen nitrogen. Apabila penampung destilasi digunakan asam borat maka banyaknya asam borat yang bereaksi dengan ammonia dapat diketahui dengan titrasi menggunakan asam. Selisih jumlah titrasi sampel dan blanko merupakan jumlah ekuivalen nitrogen. (Sudarmadji, 1989).


(30)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Berkembangnya usaha pertanian yang membuka areal hutan secara besar-besaran menyebabkan proses penghanyutan dan pencucian unsur hara semakin besar akibatnya persediaan unsur hara di dalam tanah semakin lama semakin menipis. Apalagi banyak unsur hara yang hilang tidak di kembalikan lagi ke tanah karena terangkut bersama bagian tanaman.(Isnaini, 2006).

Penyerapan unsur hara oleh tanaman smestinya dapat segera di perbaharui sehingga kandungan unsur hara di dalam tanah seimbang. Hutan adalah contoh ekosistem yang seimbang. Pengambilan unsur hara oleh ribuan jenis tumbuhan diimbangi dengan pelapukan bahan organik yang menyuplai hara bagi tanah. Inilah yang menyebabkan tanah yang ada di hutan tetap subur.(Lingga, 2001)

Jika hal ini belangsung terus menerus, tanah akan semakin miskin unsur hara. Kondisi ini dapat di perbaiki dengan penambahan unsur hara secara tepat, yaitu lewat pemupukan. Pupuk didefenisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah atau tajuk tanaman dengan tujuan melengkapi ketersediaan unsur hara. Banyak sedikitnya jumlah dan jenis pupuk yang ditambahkan tergantung dari banyak sedikitnya jumlah dan jenis unsur yang terkandung dalam tanah tersebut. Pupuk urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih dengan rumus kimia NH2CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat menghisap air


(31)

(higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen. Kandungan unsur hara yang kurang dapat dianalisa di dalam laboratorium secara akurat dengan dasar umum mutu suatu pupuk atau Standart Nasional Industri yang untuk pupuk urea adalah SNI 02-2801-2010. Hasil laboratorium inilah nantinya menjadi pegangan rekomendasi untuk pemupukan.(Engelstad, 2006)

Dimana tanah idealnya dapat menyediakan sejumlah unsur hara penting yang di butuhkan oleh tanaman. Unsur-unsur tersebut adalah nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), sulfur atau belerang (S), klor (Cl), ferum atau besi (Fe), mangan (Mn), kuprum atau tembaga (Cu), zink atau seng (Zn), boron (B), dan molybdenum(Mo).(Isnaini, 2006)

Nitrogen (N), yang diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif (pertumbuhan daun dan batang), meningkatkan kadar protein tanaman, juga untuk berkembangnya mikroorganisme dalam tanah. Nitrogen diserap akar tanaman dalam bentuk nitrat atau amonium, yang berpengaruh mempercepat sintetis karbohidrat diubah menjadi protein. Nitrogen memang banyak terdapat di udara yaitu sekitar 78%, tetapi untuk dapat diserap tanaman harus dalam bentuk nitrat dan amoniak. Misalnya : dari udara yang mengandung nitrogen bereaksi dengan sambaran petir yang kemudian larut dalam air hujan bahan organik yang diuraikan oleh bakteri atau dengan penambahan pupuk buatan.(Isnaini, 2006)


(32)

Adapun dalam hal ini penulis lebih tertarik pada analisa kadar nitrogen pada pupuk urea dengan metode kjeldhal dikarenakan penulis ingin lebih memahami analisa nitrogen dengan menggunakan metode kjeldhal. Dan penulis ingin mengetahui apakah nitrogen pada pupuk urea sangat dominan dibanding senyawa lain yang terdapat pada pupuk urea.


(33)

1.2 Permasalahan

Yang menjadi permasalahan dalam penulisan ini yaitu Apakah kadar nitrogen pada pupuk urea sudah sesuai dengan standart mutu pupuk urea pada PT. SUCOFINDO yang ditetapkan pada SNI 02-2801-2010.

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui kandungan nitrogen yang terdapat pada pupuk Urea dengan menggunakan metode Kjedhal. Apakah sesuai dengan mutu yang di tetapkan oleh SNI 02-2801-2010.

1.4Manfaat

Untuk memberikan informasi tentang cara menganalisa kandungan N dalam pupuk urea dengan menggunakan metode kjeldhal.


(34)

ANALISA KADAR NITROGEN PADA PUPUK

UREADENGAN METODE KJELDAHL

DI PT. SUCOFINDO MEDAN

ABSTRAK

Telah dilakukan analisa kandungan nitrogen pada pupuk urea di PT. SUCOFINDO medan. Kadar nitrogen dianalisis dengan menggunakan metode kjeldhal melalui tahapan yaitu destruksi, destilasi, dan titrasi. Dari hasil analisa yang dilakukan kadar nitrogen total sekitar 45,95% - 46,01%. Hasil analisa ini menunujukkan bahwa kadar nitrogen pada pupuk urea masih sesuai dengan standart mutu yang ditetapkan oleh PT. SUCOFINDO yaitu SNI 02-2801-2010. Kata kunci : Urea, Kjeldahl, Nitrogen.


(35)

ANALYSIS OFNITROGEN CONTENT IN UREA FERTILIZER

WITH KJELDAHL METHOD

IN PT. MEDAN SUCOFINDO

ABSTRACT

It has been done the analysis of nitrogen contents in urea fertilizer in PT. SUCOFINDO Medan. Nitrogen content were analyzed by kjeldahl method into three steps process : destruction, destillation, and titration respectively. Data analysis showed that total nitrogen contents ranges from 45,95% - 46,01%. This result indicated that nitrogen contents in urea fertilizer has met with the quality standard of PT. SUCOFINDO, SNI 02-2801-2010.


(36)

ANALISA KADAR NITROGEN PADA PUPUK

UREA DENGAN METODE KJELDHAL

DI PT. SUCOFINDO MEDAN

TUGAS AKHIR

MARA ENDA HASIBUAN

122401143

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA

DAPERTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(37)

ANALISA KADAR NITROGEN PADA PUPUK

UREA DENGAN METODE KJELDHAL

DI PT. SUCOFINDO MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar ahli madya

MARA ENDA HASIBUAN

122401143

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA

DAPERTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(38)

PERSETUJUAN

Judul : Analisa Kadar Nitrogen Pada Pupuk Urea Dengan Metode Kjeldhal Di PT.

SUCOFINDO Medan

Kategori : Tugas Akhir

Nama : Mara Enda Hasibuan

Nomor Induk Mahasiswa : 122401143

Program studi : Diploma Tiga (D-3) Kimia

Departemen : Kimia

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Juli 2015 Disetujui/Diketahui Oleh

Program Studi D-3 Kimia FMIPA USU Pembimbing, Ketua,

Dra. Emma Zaidar Nst, M.Si Dr. Albert Pasaribu, MSc

NIP. 195509181987012001 NIP. 196408101991031002

Departemen KimiaFMIPA USU Ketua,

Dr. Rumondang Bulan, MS NIP. 195408301985032001


(39)

PERNYATAAN

ANALISA KADAR NITROGEN PADA PUPUK

UREA DENGAN METODE KJELDHAL

DI PT. SUCOFINDO MEDAN

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya saya sendiri. Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2015

Mara Enda Hasibuan 122401143


(40)

ANALISA KADAR NITROGEN PADA PUPUK

UREADENGAN METODE KJELDAHL

DI PT. SUCOFINDO MEDAN

ABSTRAK

Telah dilakukan analisa kandungan nitrogen pada pupuk urea di PT. SUCOFINDO medan. Kadar nitrogen dianalisis dengan menggunakan metode kjeldhal melalui tahapan yaitu destruksi, destilasi, dan titrasi. Dari hasil analisa yang dilakukan kadar nitrogen total sekitar 45,95% - 46,01%. Hasil analisa ini menunujukkan bahwa kadar nitrogen pada pupuk urea masih sesuai dengan standart mutu yang ditetapkan oleh PT. SUCOFINDO yaitu SNI 02-2801-2010. Kata kunci : Urea, Kjeldahl, Nitrogen.


(41)

ANALYSIS OFNITROGEN CONTENT IN UREA FERTILIZER

WITH KJELDAHL METHOD

IN PT. MEDAN SUCOFINDO

ABSTRACT

It has been done the analysis of nitrogen contents in urea fertilizer in PT. SUCOFINDO Medan. Nitrogen content were analyzed by kjeldahl method into three steps process : destruction, destillation, and titration respectively. Data analysis showed that total nitrogen contents ranges from 45,95% - 46,01%. This result indicated that nitrogen contents in urea fertilizer has met with the quality standard of PT. SUCOFINDO, SNI 02-2801-2010.


(42)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan i

Pernyataan ii

Penghargaan iii Abstrak iv Abstract v Daftar isi vi Daftar Gambar viii Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x BAB 1. PENDAHUAN 1 1.1. Latar Belakang 1

1.2. Permasalahan 4

1.3. Tujuan 4

1.4. Manfaat 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 5 2.1. Pengertian Pupuk 5

2.2. Klasifikasi Pupuk 6

2.2.1. Pupuk Organik 6

2.2.2. Jenis – jenis Pupuk Organik 7

2.2.3. Pupuk Anorganik 9

2.3. Jenis – jenis Pupuk Anorganik 10

2.3.1. Pupuk Sumber Nitrogen 10

2.3.2. Sumber Pupuk Fosfor 16

2.3.3. Pupuk Sumber Kalium 16

2.3.4. Pupuk Sumber Unsur Hara Makro Sekunder 17

2.4. Nitrogen 17

2.5. Metode Analisa Kandungan Nitrogen 18

2.5.1. Metode Lowry 18

2.5.2. Metode Biuret 19

2.5.3. Metode Spektrofotometer UV 19

2.5.4. Metode Turbidimeter atau Kekeruhan 19

2.5.5 Metode Pengecatan 19

2.5.6. Metode Kjeldahl 20

BAB 3. METODE PERCOBAAN 23

3.1. Alat 23

3.2. Bahan 23


(43)

BAB 4.HASIL DAN PEMBAHASAN 25

4.1. Hasil Dan Data 25

4.1.1. Data Hasil Analisa 25

4.1.2. Perhitungan 26

4.2. Pembahasan 27

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

285.1. Kesimpulan 28

5.2. Saran 28

DAFTAR PUSTAKA 29


(44)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar

2. 3. 1. 1 Urea 11

2. 3. 1. 2 Pupuk Urea Ball Fertilizer 13

2. 3. 1. 3 Pupuk Urea Super Granule 14

2. 3. 1. 4 Pupuk Urea Briket 14

2. 3. 1. 5 Pupuk Urea Tablet 15

2. 5. 6. 1 Reaksi Tahap Destruksi 22


(45)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel


(46)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran

1. Sampel Pupuk Urea 31

2. Pengenceran Sampel Pada Pupuk Urea 31

3. Hasil Analisa Nitrogen Pada Pupuk Urea 32

4. Tempat Proses Destruksi Sampel 32

5. Alat Destilasi Analisa Nitrogen Pada Pupuk Urea 33

6. Alat Titrasi Analisa Nitrogen Pada Pupuk Urea 33


(1)

ANALYSIS OFNITROGEN CONTENT IN UREA FERTILIZER

WITH KJELDAHL METHOD

IN PT. MEDAN SUCOFINDO

ABSTRACT

It has been done the analysis of nitrogen contents in urea fertilizer in PT. SUCOFINDO Medan. Nitrogen content were analyzed by kjeldahl method into three steps process : destruction, destillation, and titration respectively. Data analysis showed that total nitrogen contents ranges from 45,95% - 46,01%. This result indicated that nitrogen contents in urea fertilizer has met with the quality standard of PT. SUCOFINDO, SNI 02-2801-2010.


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan i

Pernyataan ii

Penghargaan iii Abstrak iv Abstract v Daftar isi vi Daftar Gambar viii Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x BAB 1. PENDAHUAN 1 1.1. Latar Belakang 1

1.2. Permasalahan 4

1.3. Tujuan 4

1.4. Manfaat 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 5 2.1. Pengertian Pupuk 5

2.2. Klasifikasi Pupuk 6

2.2.1. Pupuk Organik 6

2.2.2. Jenis – jenis Pupuk Organik 7

2.2.3. Pupuk Anorganik 9

2.3. Jenis – jenis Pupuk Anorganik 10

2.3.1. Pupuk Sumber Nitrogen 10

2.3.2. Sumber Pupuk Fosfor 16

2.3.3. Pupuk Sumber Kalium 16

2.3.4. Pupuk Sumber Unsur Hara Makro Sekunder 17

2.4. Nitrogen 17

2.5. Metode Analisa Kandungan Nitrogen 18

2.5.1. Metode Lowry 18

2.5.2. Metode Biuret 19

2.5.3. Metode Spektrofotometer UV 19

2.5.4. Metode Turbidimeter atau Kekeruhan 19

2.5.5 Metode Pengecatan 19

2.5.6. Metode Kjeldahl 20

BAB 3. METODE PERCOBAAN 23

3.1. Alat 23

3.2. Bahan 23

3.3. Prosedur Kerja 24


(3)

BAB 4.HASIL DAN PEMBAHASAN 25

4.1. Hasil Dan Data 25

4.1.1. Data Hasil Analisa 25

4.1.2. Perhitungan 26

4.2. Pembahasan 27

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

285.1. Kesimpulan 28

5.2. Saran 28

DAFTAR PUSTAKA 29


(4)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar

2. 3. 1. 1 Urea 11

2. 3. 1. 2 Pupuk Urea Ball Fertilizer 13

2. 3. 1. 3 Pupuk Urea Super Granule 14

2. 3. 1. 4 Pupuk Urea Briket 14

2. 3. 1. 5 Pupuk Urea Tablet 15

2. 5. 6. 1 Reaksi Tahap Destruksi 22

2. 5. 6. 2 Reaksi Tahap Destilasi 23


(5)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran

1. Sampel Pupuk Urea 31

2. Pengenceran Sampel Pada Pupuk Urea 31

3. Hasil Analisa Nitrogen Pada Pupuk Urea 32

4. Tempat Proses Destruksi Sampel 32

5. Alat Destilasi Analisa Nitrogen Pada Pupuk Urea 33

6. Alat Titrasi Analisa Nitrogen Pada Pupuk Urea 33

7. Syarat Mutu Pupuk UREA SNI 02-2801-2010 34