PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AL-ISLAM DI KELAS VII F SMP MUHAMMADIYAH 08 KOTA BATU TAHUN PELAJARAN 2013/2014
i
PENERAPAN METODE
COOPERATIVE LEARNING
DALAM PEMBELAJARAN AL-ISLAM DI KELAS VII F
SMP MUHAMMADIYAH 08 KOTA BATU
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang Untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata satu (S-1)
Oleh:
Ahmad Mushollin
NIM : 09110060
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
2013
(2)
(3)
(4)
(5)
v
MOTTO
عفري
ه
ني لا
اونمآ
مكنم
ني لاو
اوتوأ
ملعلا
تاج د
DzAllah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajatdz.
Barangsiapa melalui suatu jalan untuk mencari
suatu pengetahuan (agama), Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju
(6)
vi
LEMBAR PERSEMBAHAN
Alhamdulillah,,,, dengan ijin Allah dan pertolongan-Nyalah akhirnya karya tulis ilmiah berupa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, dan saya yakin bahwa Allahlah pemilik kesempurnaan dan kebenaran yang hakiki, dan
kita sebagai seorang hamba yang bisa berikhtiar dan Allahlah yang menentukan.
Skripsi ini kupersembahkan dengan penuh cinta dan kasih kepada orang-orang yang selalu dekat dihatiku:
Bapak H. Hamid Umri
Ibu Hj. Muslimah
Mbak Hj. A
’yun
Sekeluarga
Mbak Mami sekeluarga
Teman-teman Tarbiyah
‘09
Seperjuangan
&
(7)
vii
KATA PENGANTAR
ميح لا ن ح لا ه م ب
SYUKUR Alhamdulillah, segala puja dan puji hanya milik Allah SWT. Dzat yang Maha Agung atas nikmat dan rahmat-Nya. Sehingga dengan nikmat dan rahmat tersebut kita msi tetap bisa beraktifitas dengan baik, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi dengan judul “Penerapan Metode Cooperative Learning dalam Pembelajaran
Al-Islan di Kelas VII F SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu”, dan banyak sekali suka maupun duka yang penulis alami selama penyusunan karya ilmiah ini.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, juga kepada para keluarga dan para sahabatnya, serta orang-orang yang tetap teguh dan istiqomah memegang teguh ajaran beliau hingga akhir zaman, dan semoga kita termasuk di dalamnya. Amin…
Penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik bantuan secara moral maupun material, yang berupa bimbingan serta bantuan untuk memperoleh data dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak kesalahan, akan tetapi berkat dukungan berbagai pihak sehingga dengan ijin Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, untuk itu perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga atas motivasi, saran, ilmu, bimbingan, dan fasilitas hal-hal lainnya kepada:
1. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, selaku rektor UMM beserta pembantu rektor I, II dan
III.
2. Drs. Faridi, M.Si selaku Dekan FAI dan pembimbing I, serta Dra. Romlah M. Ag
selaku pembimbing II yang banyak membimbing serta memberikan ilmunya untuk kesuksesan penyusunan skripsi ini.
3. Teman-teman Tarbiyah 2009 yang banyak memberikan semangat. Semoga kita
selalu dipertemukan dalam persaudaraan, jangan kalian putuskan persaudaraan yang telah kita bina. Semoga kita menjadi generasi-generasi yang berguna bagi orang tua, agama dan bangsa.
(8)
viii
4. Ibunda tercinta (Muslimah) dan Ayahanda (Hamid Umri), kakak-kakak dan
adik-adikku tersayang, terima kasih atas dorongan dan motivasinya. Kalian adalah motivasi saya untuk terus berjuang menggapai cita-cita.
5. Civitas akademika UMM yang telah banyak memberikan pengetahuan kepada saya
baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga apa yang kalian berikan mendapat balasan yang baik dari-Nya.
6. kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu yang
telah membantu penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah memberikan balasan yang setimpal atas segala jasa, kabaikan serta bantuan yang telah diberikan dengan ikhlas kepada penulis.
Akhir kata penulis berharap skripsi ini memberikan manfaat penulis selaku calon tenaga kependidikan dan semua yang terlibat dalam pelaksanaan. Amin..
Malang, 19 Oktober 2013 Penulis,
Ahmad Mushollin 09110060
(9)
ix
TRANSLITERASI
Adapun penulisan bacaan arab dengan menggunakan panduan transliterasi sebagai berikut:
ا
:
a
ب
:
b
ت
:
t
ث
:
ṡ
ج
:
j
ح
:
ḥ
خ
:
kh
د
:
d
ذ
:
dz
ر
:
r
:
ż
س
:
s
:
sy
ص
:
ṣ
ض
:
ḍ
ط
:
ṭ
ظ
:
ẓ
ع
:
‘
غ
:
g
ف
:
f
ق
:
q
ك
:
k
ل
:
l
م
:
m
:
n
و
:
w
ه
:
h
ء
:
‘
ي
:
y
Vocal panjang dan diftong
a panjang : aa
i panjang : ii
u panjang : uu
وا : aw
وُا : uw
يا : ay
يٍا : iy
Ta’ marbuthah(ة) pada:
Posisi mudhah : t
Posisi mawshuf : h
(10)
x
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...iii
LEMBAR PERTANYAAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK PENELITIAN ...vii
KATA PENGANTAR ... viii
TRANSLITERASI ... viii
DAFTAR ISI ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Definisi Oprasional ... 9
F. Sistematika Pembahasan ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Pembelajaran Al-Islam dan Ruanglingkupnya ... 14
1. Pengertian Pembelajaran al-Islam ... 14
a. Pengertian pembelajaran ... 14
b. Pengertian al-Islam ... 16
2. Tujuan Pembelajaran al-Islam ... 17
3. Fungsi Pembelajaran al-Islam ... 17
4. Materi al-Islam Kelas VII F ... 18
B. Metode Cooperative Learning dalam Pembelajaran al-Islam ... 36
(11)
xi
a. Metode Cooperative Learning secara bahasa ... 37
b. Metode Cooperative Learning secara istilah ... 37
2. Tujuan Pembelajaran al-Islam dengan Metode Cooperative Learning ... 38
3. Tahapan-tahapan Pembelajaran al-Islam dengan Metode Cooperative Learning ... 39
4. Tipe-tipe metode Cooperative Learning dalam Pembelajaran al-Islam ... 40
a) STAD (Student Teams Achievement Divisions) ... 41
b) Jingsaw ... 41
c) Group Investigation (GI) ... 42
d) Rotating Trio Exchange ... 43
e) Group Resum ... 44
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 46
B. Obyek dan Informan Penelitian ... 47
1. Obyek Penelitian ... 47
2. Informan Penelitian ... 47
C. Tekhnik Pengumpulan Data ... 49
1. Observasi ... 49
2. Wawancara ... 50
3. Dokumentasi ... 51
D. Tekhnik Analisa Data ... 52
E. Tahap-tahap Penelitian ... 53
1. Tahap Pra Penelitian ... 53
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 54
3. Tahap Akhir Penelitian ... 55
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum Sekolah SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu ... 56
1. Lokasi Geografis Sekolah ... 56
2. Visi dan Misi Sekolah ... 57
3. Keadaan Guru dan Karyawan ... 59
4. Kondisi Sarana dan Prasarana Sekolah ... 62
(12)
xii
B. Penyajian dan Analisa Data ... 64
1. Penerapan Metode Cooperative Learning di Kelas VII F SMP Muhammadiyah 08 Kota ... 64
2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat penerapan metode Cooperative Learning di Kelas VII F SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu ... 74
3. Hasil penerapan metode Cooperative Learning di Kelas VII SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu ... 75
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 82
B. Saran ... 83
DAFTAR PUSTAKA ... 84
(13)
xiii
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (1993). Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arifin, M. (1996). Ilmu pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Bungin, Burhan. (2001). Metode Penelitian Sosial: Format-format kuaitatif-kuantitatif.
Surabaya: Permata Permai.
Bungin, Burhan. (2001). Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Marguest Press.
Darsono, Max. (2001) . Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press
E. Mulyasa. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Isjoni. (2010). Koopertif Learning : efektifitas pembelajaran kelompok. Bandung:
Alfabeta.
Imade Warta. (2005). Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi dan Tesis.
Yogyakarta: Andy Offset.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. jakarta: 1999.
Keraf, Gorys. (1973). Komposisi Sebuang Pengantar Kemahiran Bahasa. Jakarta: PT.
Buana Indah, 1973.
Khozin. (2006). Jejak-jejak Pendidikan Islam di Indonesia. Malang: UMM Press.
Lexi J. Moleng. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Remaja
Rosdakarya.
Lie Anita. (2002). Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo.
Majlis Dikdasmen PWM Jatim. (2005). Kurikulum Al Islam SMP/MTs, Malang: UMM
(14)
xiv
Muhaimin. (2010) Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam : di Sekolah,
Madrasah, dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Rajawali Press.
Muhaimin. (2001). Paraigma Pendidikan Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Oemar Hamalik. (2001). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Poerwadarminta, W.J.S. (1994). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Samsuddin. (2012). Pendidikan Al-Islam untuk SMP/MTs Muhammadiyah kelas 7.
Surabaya: Majelis Didasmen PWM Jatim.
Sugiono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitati.
Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2002). prosesdur penelitian suatu pendekatan praktis. Jakarta:
Renika Cipta.
Sumargono. (1994). kamus Ilmiah Popular. Surabaya: Arkola.
Sanjaya Wina. (2008). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: PT. Kencana Persada Media Group.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1995). Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Cet. IV Ed. 2. Jakarta: Balai Pustaka.
(15)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Dunia pendidikan adalah dunia yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Manusia yang selalu diiringi pendidikan, kehidupannya akan selalu berkembang kearah yang lebih baik. Tidak ada zaman yang tak berkembang, tidak ada kehidupan yang manusia yang tak bergerak, dan tidak ada manusia pun yang hidup dalam stagnasi peradaban. Semua itu bermuara pada pendidikan, karena pandidikan adalah pencetak peradaban manusia.
Adanya perkembangan kehidupan, pendidikan pun mengalami dinamika yang semakin lama semakin berkembang dan berusaha beradaptasi dengan gerak perkembangan yang dinamis tersebut. Itu sebabnya, pendidikan yang kini diterapkan kepada siswa tidak sama dengan siswa dulu. Setiap zaman, pasti akan selalu ada perubahan yang mengarah pada kemajuan pendidikan yang semakin baik.
Berbagai inovasi dalam dunia pendidikan pun sangat diperlukan sesuai perkembangan zaman. Hal ini penting dilakukan untuk kemajuan kualitas pendidikan yang tidak hanya menekankan pada hal yang bersifat teori, tetapi juga harus bisa diarahkan pada hal yang bersifat praktis. Begitu juga pembelajaran yang diberikan kepada anak didik di dalam kelas, tidak harus diarahkan pada kemampuan untuk menghafalkan materi yang sudah disajikan, tetapi harus diarahkan juga untuk memahami materi pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga dapat
(16)
2
memberikan pengaruh yang berarti dalam kehidupan anak didik, termasuk Pendidikan Agama Islam. Sebagaimana dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 37 ayat (1), “pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia”1.
Terkait dengan proses pembelajaran, dalam Pasal 1 butir 20 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yakni Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar, dan lingkungan belajar2. Begitu juga Mulyasa,
pembelajaran pada hakekatnya adalah interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik, serta dalam pembelajaran tersebut dipengaruhi oleh adanya faktor internal dari diri individu
siswa sendiri maupun faktor eksternal dari luar individu tersebut atau lingkungan3.
Dengan demikian, maka pembelajaran adalah terkait dengan membelajarkan siswa agar siswa secara mandiri dapat belajar dengan baik, dan didorong oleh diri sendiri untuk mempelajari dan menguasai apa yang teraktualisasi dalam kurikulum pembelajaran. Untuk menciptakan pembelajaran yang baik, maka diperlukan faktor eksternal dari luar individu peserta didik, yaitu peran guru pengajar dengan metode yang disampaikan, siswa lainnya, sarana dan fasilitas yang mendukung, serta sumber belajarnya. Dengan kata lain, pembelajaran terdapat hubungan yang erat antar komponen-komponen pembelajaran. Menurut Hermawan, “komponen-komponen pembelajaran tersebut meliputi; guru, siswa, tujuan, materi, Kegiatan (pendekatan mengajar, metode, materi,
media) dan evaluasi” 4.
1
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam : di Sekolah, Madrasah, dan
Perguruan Tinggi, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), hal. 59
2
Winata Putra, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), hal. 20
3
E. Mulyasa, Kurikulum Tingakat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 255
4
Hermawa, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008),
(17)
3
Bertolak dari isi komponen pembelajaran di atas, maka guru adalah praktisi yang paling bertanggung jawab atas berhasil tidaknya proses belajar mengajar di sekolah, peran guru adalah mampu berperan sentral dengan memanfaatkan potensi siswanya, mampu berinteraksi dengan baik serta memberi motivasi yang dapat menggugah semangat belajar dengan menerapkan metode pembelajaran yang tepat bagi perkembangan siswa dan sesuai dengan materi pembelajarannya sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Begitu juga siswa, merupakan subyek utama dalam proses pembelajaran, maka harus jelas arah dan tujuan hasil belajarnya, tentunya tujuan hasil belajar siswa tidak hanya ditekankan pada prestasi belajar atau penguasaan materi pelajaran semata (kognitif), tetapi juga pada prestasi yang tampak pada perubahan sikap dan perilaku lebih baik yang dapat dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari (afektif).
Di samping itu, materi pelajaran yang disajikan oleh guru salah satunya mata pelajaran al-Islam, untuk semua jenjang pendidikan SD, SMP, maupun SMA memiliki aspek bidang studi yang sama. Hal ini sudah di atur oleh Depag dan Depdiknas yang menjadi kesepakatan bersama dalam PP No. 28 tahun 1990, struktur kurikulum madrasah hanya boleh mengajarkan lima aspek bidang studi agama, yaitu Fiqih, SKI (Sejarah Kebudayaan Islam), Akidah, Akhlak, dan Qur’an-Hadits5. Perlu diketahui, meskipun semua jenjang pendidikan memiliki aspek bidang studi agama yang sama, tetapi memiliki sifat yang berbeda-beda yaitu mudah, sukar, dan sedang. Hal ini disesuaikan dengan kedalaman intelektual, psikologis, dan keadaan biologis siswa sesuai tingkat jenjang pendidikannya.
Terkait dengan isi materi atau subtansi pelajaran al-Islam pada jenjang SMP, maka dibutuhkan beberapa metode yang sesuai dengan materi pelajaran dan kondisi peserta
5
(18)
4
didik. Selama ini metodologi pembelajaran agama Islam yang diterapkan masih mempertahankan cara-cara lama (tradisional) seperti ceramah, menghafal, dan
demonstrasi praktik-praktik ibadah yang tampak kering6. Dari situasi pembelajaran
seperti ini hampir tidak ada kesempatan bagi siswa untuk menuangkan kreatifitasnya dan
menyampaikan gagasannya. Hal tersebut menyebabkan pembelajaran tidak
menggairahkan, siswa tampak bosan, jenuh, dan kurang semangat dalam mengikuti pembelajaran PAI. Secara psikologis siswa kurang tertarik dengan metode yang digunakan guru, maka dengan sendirinya siswa akan memberikan umpan balik (feedback) yang kurang mendukung dalam proses pembelajaran. Inilah yang oleh Kurt
Singer disebut sebagai bentuk Schwarzee Pedagogi, pedagogi hitam. Indikasinya adalah
timbul rasa tidak simpati siswa terhadap guru agama, tidak tertarik dengan materi-materi
agama, dan lama kelamaan timbul rasa tidak acuh dengan agamanya sendiri7. Kondisi
yang seperti ini dapat kita pahami, sangat sulit mengharapkan siswa sadar dan mau mengamalkan ajaran-ajaran agama.
Bertolak pada kenyataan di atas, maka diperlukan peran guru yang berkompeten dan sanggup memilih maupun memilah, menetapkan, serta mampu mengembangkan cara-cara (metode dan strategi pembelajaran) yang tepat dan sesuai dengan kondisi yang ada untuk menggugah semangat dan motivasi belajar siswa. Sebab itulah metode itu sangat penting, yaitu untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondisif, efektif, dan efisien sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman tidak ada rasa bosan guna mencapai tujuan pembelajaran dan prestasi belajar yang diinginkan. Metode pembelajaran aktif nampaknya dapat menjadi jawaban atas permasalahan pembelajaran
di sekolah. Metode cooperative learning adalah salah satu model pembelajaran aktif
6
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail Media Group,
2008), hal. 3
7
(19)
5
yang tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran al-Islam ini. Dalam metode ini, siswa terlibat aktif langsung pada proses pembelajaran, sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, serta dapat
memotivasi siswa untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajarnya8. Dengan
menerapkan metode ini, diharapkan dapat meningkatkan mutu serta kualitas pembelajaran, karena model pembelajaran ini keaktifan siswa lebih diutamakan. Sebagai dampak dari melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, maka mereka akan mengalami bahkan menemukan ilmu secara mandiri, sehingga apa yang mereka ketahui dan pahami akan menjadi pengetahuan yang mempribadi serta dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Metode Cooperative Learning ini memiliki beberapa tipe yang dapat diterapkan
pada pelajaran al Islam, antara lain: 1) STAD (Student Teams Achievement Divisions), 2)
GI (Gruop Investigasion), 3) Jigsaw, 4) Rotating Trio Excange, dan 5) Gruop Resume9.
Masing-masing tipe ini dapat diterapkan sesuai dengan karakteristik dan sifat pembelajaran al-Islam di sekolah pada masing-masing jenjang pendidikan mulai dari jenjang SD, SMP, SMA, bahkan PT. Dari pengalaman belajar yang dapat diperoleh sekaligus menjadi kelebihan dari metode ini adalah kemampuan Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok, siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama, aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok, interaksi antar siswa
seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat10. Jadi penerapan
metode Cooperative Learning dalam pembelajaran al Islam adalah pelaksanaan metode
pembelajaran yang menekankan pada anak didik untuk bisa menyelesaikan permasalahan
8
Isjoni, Cooperative Learning; efektifitas pembelajaran kelompok, (Bandung: Alfabeta, 2010) hal. 13
9
Isjoni, Ibid., hal. 51
10
(20)
6
yang ada di materi pembelajaran yang dipelajari serta mengambil hikmah dari apa yang mereka kerjakan dalam suatu kelompok sehingga mereka bisa mengembangkan potensi yang dimiliki dan dengan harapan dapat memberi pemahaman kepada orang banyak serta mempunyai akhlak mulia yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berawal dari latarbelakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti “Penerapan Metode Cooperative Learning dalam Pembelajaran Al-Islam di Kelas VII SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu”.
Penelitian berawal dari tugas PPL sebagai tugas integratif Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang pada tanggal 05 agustus sampai 10 oktober 2012 yang lalu. Menurut guru pengampu pelajaran al-Islam (Anizak Umilatifah), pada kelas VII F siswa tergolong aktif, siswa akan menjadi tidak terkendali (rame dan membuat gaduh) jika metode yang disampaikan guru tidak sesuai dengan karakter siswa serta
materi pembelajarannya11. Metode yang tepat untuk diajarkan kepada siswa kelas VII F
ini menjadi penting bagi peneliti untuk melakukan sebuah penelitian, guna mengetahui metode yang tepat dan sesuai dengan karakter siswa serta sifat mata pelajaran yang diajarkan.
Pemilihan lokasi SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu, menjadi pilihan yang tepat bagi peneliti terutama pada kelas VII F, karena guru pengampu mata pelajaran telah
menerapkan metode Cooperative Learning pada pembelajaran al-Islam. Sebab itulah,
peneliti tertarik melakukan sebuah penelitian terhadap metode yang diterapkan oleh guru
mata pelajaran al-Islam khususnya bagi yang menerapkan metode Coopearative
Learning dalam pembelajaran al-Islam. Sedang pemilihan metode Coopearative Learning, peneliti ingin mengetahui efektivitas dan efisiensi metode yang diterapkan guru terhadap materi pembelajaran al-Islam di kelas, yang dapat menciptakan
11
Wawancara Pra-penelitian dengan guru mata pelajaran al-Islam kelas VII F SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu tanggal 14-05-2013
(21)
7
pembelajaran aktif serta dapat membantu siswa termotivasi dalam belajar guna memperoleh prestasi yang diinginkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dituliskan rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan metode Cooprative Learning dengan tipe STAD (Student
Teams Achievement Divisions), GI (Gruop Investigasion), Jigsaw, Rotating Trio Excange, dan Gruop Resume dalam pembelajaran al-Islam di kelas VII F SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu?
2. Faktor apa saja yang menghambat dan mendukung dari penerapan metode
Cooprative Learning dengan tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions), GI (Gruop Investigasion), Jigsaw, Rotating Trio Excange, dan Gruop Resume dalam pembelajaran al-Islam di kelas VII F SMP Muhammadiyah 08 Kota Kota Batu?
3. Bagaimana hasil penerapan metode cooperative learning dengan tipe STAD
(Student Teams Achievement Divisions), GI (Gruop Investigasion), Jigsaw, Rotating Trio Excange, dan Gruop Resume dalam pembelajaran al-Islam bagi perkembangan perilaku siswa di kelas VII F SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu?
C. Tujuan Pnelitian
Sesuai dengan masalah yang diangkat dalam penelitian di atas, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk :
a. Mendeskripsikan penerapan metode Cooprative Learning dengan tipe STAD (Student
(22)
8
Excange, dan Gruop Resume dalam pembelajaran al-Islam di kelas VII F SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu.
b. Mendeskripsikan faktor apa saja yang menghambat dan mendukung dari penerapan
metode Cooprative Learning dengan tipe STAD (Student Teams Achievement
Divisions), GI (Gruop Investigasion), Jigsaw, Rotating Trio Excange, dan Gruop Resume dalam pembelajaran al-Islam di kelas VII F SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu.
c. Mendeskripsikan hasil pelaksanaan metode Cooprative Learning dengan tipe STAD
(Student Teams Achievement Divisions), GI (Gruop Investigasion), Jigsaw, Rotating Trio Excange, dan Gruop Resume dalam pembelajaran al-Islam bagi perkembangan perilaku siswa di kelas VII F SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi guru
Sebagai motivasi guru untuk meningkatkan ketrampilan memilih setrategi pembelajaran yang sesuai dan bervariasi, guru dapat lebih termotivasi untuk terbiasa mengadakan penelitian sederhana yang bermanfaat bagi perbaikan dalam proses pembelajaran serta meningkatkan kemampuan guru itu sendiri.
b. Bagi siswa
Untuk melatih daya pikir untuk meningkatkan hasil belajar dan aktifitas siswa. Keberanian siswa mengungkapkan ide, pendapat, pertanyaan dan saran meningkat. Menumbuhkan semangat kerjasama antar siswa.
(23)
9
c. Bagi lembaga pendidikan terutama SMP Muhammadiyah 08 Batu
Lembaga pendidikan dapat merencanakan program pembelajaran al Islam (PAI) lebih baik lagi, sehingga tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran tersebut bisa tercapai dan tersampaikan dengan efektif dan efisien.
d. Bagi peneliti
untuk menambah wawasan dan pengalaman yang dapat dijadikan bekal untuk menghadapi tugas di lapangan.
E. Definisi Operasional
1. Penerapan,
Penerapan mempunyai arti yang sama dengan aplikasi. Aplikasi berasal dari
kata application yang artinya penerapan atau penggunaan, pengertian penerapan
dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah penggunaan ilmu pengetahuan teoritis dalam
pelaksanaan secara nyata (praktek).12 Aspek yang akan diperhatikan dalam penerapan
suatu metode pembelajaran, dilakukan melalui langkah-langkah yang teratur secara bertahap, dimulai dari penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian, proses belajar
mengajar, dan penilaian hasil belajar13.
Dengan demikian, penerapan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
penggunaa metode yaitu Cooperative Learning dalam pembelajaran al Islam yang
diterapkan oleh guru pengampu mata pelajaran di Sekolah.
12
Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: PT. Kencana Media Group, 2008), hal. 23
13
(24)
10
2. Metode Cooperative Learning
Metode diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai
tujuan pembelajaran14. Cooperative Learning berasal dari kata “cooperative” yang
artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama
lain sebagai satu kelompok atau tim15. Dari beberapa pengertian ini, maka metode
Cooperatif Learning adalah suatu metode pembelajaran yang berkelompok agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang dimiliki dan memepelajari satu sama lain dalam kegiatan-kegiatan kelompok tersebut seperti diskusi, dan sebagainya.
Jadi, metode Cooperative Learning yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
suatu cara atau strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran al Islam di Sekolah untuk menciptakan suasana belajar dikelas yang aktif, kondusif, dan inovatif dengan belajar berkelompok. Harapan penerapan metode ini agar tercipta suasana belajar yang nyaman dalam suasana hati yang gembira tanpa tekanan sehingga memudahkan siswa memahami pelajaran dengan kerja sama serta saling motivasi untuk memahami dan meningkatkan hasil belajarnya secara bersama-sama.
3. Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions), Jigsaw, GI (Gruop
Investigasion), Rotating Trio Excange, dan Gruop Resume.
Menurut Salvin, “STAD, Jigsaw, GI, Rotating Trio Excange, dan Gruop Resume merupakan tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa serta mendorong siswa aktif, saling memotivasi, dan saling
14
Isjoni, Op. Cit., hal. 6
15
(25)
11
membantu siswa dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi belajar yang maksimal” 16.
Dalam beberapa tipe model metode pembelajaran kooperatif ini dimaksudkan dapat diterapkan pada mata pelajaran al Islam yang memiliki sifat pembelajaran yang berbeda-beda sesuai dengan isi materi yang disajikan, karena itu dari beberpa tipe ini dapat dipilih serta disesuaikan dengan sifat pembelajaran al Islam, guna meningkatkan dan mendorong keaktifan belajar siswa serta saling memotivasi dan membantu menguasai belajar untuk mencapai prestasi belajar yang baik.
4. Pembelajaran al-Islam,
Pembelajaran identik dengan kata “mengajar” yang berasal dari kata “ajar” yang artinya petunjuk bagi orang supaya diketahui, ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi pembelajaran, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar
atau mengajarkan kepada anak didik17. Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu
proses membelajarkan siswa yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar siswa dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien18.
Al-Islam adalah mata pelajaran yang disajikan mulai jenjang Sekolah Dasar, Menengah, maupun Atas di sekolah Muhammadiyah. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran al-Islam yang dimaksudkan adalah proses membelajarkan materi agama atau Pendidikan Agama Islam (PAI) yang disajikan mulai dari jenjang SD, SMP, maupun SMA kepada siswa sebagai mata pelajaran PAI untuk meningkatkan pemahaman dan motivasi belajar siswa tentang materi agama Islam yang dapat dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari.
16
Isjoni, Ibid., hal. 51
17
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hal. 15
18
(26)
12
5. Kelas VII F di SMP Muhammadiyah 08 Batu,
Kelas VII F adalah salah satu kelas yang ada di SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu, jumlah kelas VII secara keseluruhan terbagi menjadi enam kelas yang terdiri dari: kelas VII A, B , C, D, E, dan F. Adapun kelas VII F jumlah siswa 20 anak terdiri dari 12 siswa dan 8 siswi. Kemampuan siswa-siswi pada kelas ini sangat heterogen,
baik dari segi prestasi akademiknya, maupun pengamalan ajaran agamanya 19.
SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu merupakan salah satu sekolah Muhammadiyah yang ada di kota Batu, serta berada di tempat yang sangat strategis, karena lokasinya berada di tengah-tengah kota yang dekat dengan jalan raya sekitar 100 meter dan perumahan masyarakat sekitar, sehingga memunkinkan bagi siswa yang jauh bisa naik angkut untuk sampai ke sekolah, sedang siswa yang dekat dengan lokasi bisa jalan kaki atau naik sepeda pancal.
F. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan. Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah dalam penelitian ini, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, serta sistematika penulisan.
Bab II : Kajian Pustaka. Bab ini membahas kajian teori tentang pengertian pembelajaran
al-Islam dan ruang lingkupnya, serta pengertian metode Cooperative Learning
dalam pembelajaran al-Islam yang mencakup tipe-tipenya.
Bab III: Metodelogi Penelitian. Dalam bab ini dipaparkan mengenai metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, obyek dan informan (subjek) penelitian, tekhnik
19
Dokumen sekolah SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu , diperoleh dari hasil observasi pada tanggal 14-15-2013
(27)
13
pengumpulan data, tekhnik analisisa data, dan tahap-tahap pelaksanaan penelitian.
Bab IV: Pembahasan Masalah dan Analisis Data. Bab ini akan dibahas gambaran umum SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu yang meliputi: letak geografis, visi dan misi, keadaan guru dan karyawan, sarana dan prasarana, dan keadaan siswa kelas VII F SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu. Kemudian akan dibahas lagi tentang penyajian dan analisa data, yang meliputi: penerapan metode
Cooperative Learning dalam pembelajaran al-Islam di kelas VII F SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu, faktor penghambat dan pendukung penerapan
metode metode Cooperative Learning dalam pembelajaran al-Islam di kelas VII
F SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu, dan hasil penerapan metode Cooperative
Learning dalam pembelajaran al-Islam di kelas VII F SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu.
Bab V : Kesimpulan. Bab ini merupakan hasil penelitian yang kemudian disimpulkan oleh peneliti beserta saran-saran atau rekomendasi bagi pihak-pihak yang terkait dan bagi pengembangan penelitian selanjutnya.
(1)
Excange, dan Gruop Resume dalam pembelajaran al-Islam di kelas VII F SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu.
b. Mendeskripsikan faktor apa saja yang menghambat dan mendukung dari penerapan metode Cooprative Learning dengan tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions), GI (Gruop Investigasion), Jigsaw, Rotating Trio Excange, dan Gruop Resume dalam pembelajaran al-Islam di kelas VII F SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu.
c. Mendeskripsikan hasil pelaksanaan metode Cooprative Learning dengan tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions), GI (Gruop Investigasion), Jigsaw, Rotating Trio Excange, dan Gruop Resume dalam pembelajaran al-Islam bagi perkembangan perilaku siswa di kelas VII F SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagi guru
Sebagai motivasi guru untuk meningkatkan ketrampilan memilih setrategi pembelajaran yang sesuai dan bervariasi, guru dapat lebih termotivasi untuk terbiasa mengadakan penelitian sederhana yang bermanfaat bagi perbaikan dalam proses pembelajaran serta meningkatkan kemampuan guru itu sendiri.
b. Bagi siswa
Untuk melatih daya pikir untuk meningkatkan hasil belajar dan aktifitas siswa. Keberanian siswa mengungkapkan ide, pendapat, pertanyaan dan saran meningkat. Menumbuhkan semangat kerjasama antar siswa.
(2)
c. Bagi lembaga pendidikan terutama SMP Muhammadiyah 08 Batu
Lembaga pendidikan dapat merencanakan program pembelajaran al Islam (PAI) lebih baik lagi, sehingga tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran tersebut bisa tercapai dan tersampaikan dengan efektif dan efisien.
d. Bagi peneliti
untuk menambah wawasan dan pengalaman yang dapat dijadikan bekal untuk menghadapi tugas di lapangan.
E. Definisi Operasional
1. Penerapan,
Penerapan mempunyai arti yang sama dengan aplikasi. Aplikasi berasal dari kata application yang artinya penerapan atau penggunaan, pengertian penerapan dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah penggunaan ilmu pengetahuan teoritis dalam pelaksanaan secara nyata (praktek).12 Aspek yang akan diperhatikan dalam penerapan suatu metode pembelajaran, dilakukan melalui langkah-langkah yang teratur secara bertahap, dimulai dari penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar13.
Dengan demikian, penerapan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penggunaa metode yaitu Cooperative Learning dalam pembelajaran al Islam yang diterapkan oleh guru pengampu mata pelajaran di Sekolah.
12
Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: PT. Kencana Media Group, 2008), hal. 23
13
(3)
2. Metode Cooperative Learning
Metode diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran14. Cooperative Learning berasal dari kata “cooperative” yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lain sebagai satu kelompok atau tim15. Dari beberapa pengertian ini, maka metode
Cooperatif Learning adalah suatu metode pembelajaran yang berkelompok agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang dimiliki dan memepelajari satu sama lain dalam kegiatan-kegiatan kelompok tersebut seperti diskusi, dan sebagainya.
Jadi, metode Cooperative Learning yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu cara atau strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran al Islam di Sekolah untuk menciptakan suasana belajar dikelas yang aktif, kondusif, dan inovatif dengan belajar berkelompok. Harapan penerapan metode ini agar tercipta suasana belajar yang nyaman dalam suasana hati yang gembira tanpa tekanan sehingga memudahkan siswa memahami pelajaran dengan kerja sama serta saling motivasi untuk memahami dan meningkatkan hasil belajarnya secara bersama-sama.
3. Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions), Jigsaw, GI (Gruop Investigasion), Rotating Trio Excange, dan Gruop Resume.
Menurut Salvin, “STAD, Jigsaw, GI, Rotating Trio Excange, dan Gruop
Resume merupakan tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa serta mendorong siswa aktif, saling memotivasi, dan saling
14
Isjoni, Op. Cit., hal. 6
15
(4)
membantu siswa dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi belajar
yang maksimal” 16.
Dalam beberapa tipe model metode pembelajaran kooperatif ini dimaksudkan dapat diterapkan pada mata pelajaran al Islam yang memiliki sifat pembelajaran yang berbeda-beda sesuai dengan isi materi yang disajikan, karena itu dari beberpa tipe ini dapat dipilih serta disesuaikan dengan sifat pembelajaran al Islam, guna meningkatkan dan mendorong keaktifan belajar siswa serta saling memotivasi dan membantu menguasai belajar untuk mencapai prestasi belajar yang baik.
4. Pembelajaran al-Islam,
Pembelajaran identik dengan kata “mengajar” yang berasal dari kata “ajar” yang
artinya petunjuk bagi orang supaya diketahui, ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi pembelajaran, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan kepada anak didik17. Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu proses membelajarkan siswa yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar siswa dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien18.
Al-Islam adalah mata pelajaran yang disajikan mulai jenjang Sekolah Dasar, Menengah, maupun Atas di sekolah Muhammadiyah. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran al-Islam yang dimaksudkan adalah proses membelajarkan materi agama atau Pendidikan Agama Islam (PAI) yang disajikan mulai dari jenjang SD, SMP, maupun SMA kepada siswa sebagai mata pelajaran PAI untuk meningkatkan pemahaman dan motivasi belajar siswa tentang materi agama Islam yang dapat dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari.
16
Isjoni, Ibid., hal. 51
17
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hal. 15
18
(5)
5. Kelas VII F di SMP Muhammadiyah 08 Batu,
Kelas VII F adalah salah satu kelas yang ada di SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu, jumlah kelas VII secara keseluruhan terbagi menjadi enam kelas yang terdiri dari: kelas VII A, B , C, D, E, dan F. Adapun kelas VII F jumlah siswa 20 anak terdiri dari 12 siswa dan 8 siswi. Kemampuan siswa-siswi pada kelas ini sangat heterogen, baik dari segi prestasi akademiknya, maupun pengamalan ajaran agamanya 19.
SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu merupakan salah satu sekolah Muhammadiyah yang ada di kota Batu, serta berada di tempat yang sangat strategis, karena lokasinya berada di tengah-tengah kota yang dekat dengan jalan raya sekitar 100 meter dan perumahan masyarakat sekitar, sehingga memunkinkan bagi siswa yang jauh bisa naik angkut untuk sampai ke sekolah, sedang siswa yang dekat dengan lokasi bisa jalan kaki atau naik sepeda pancal.
F. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan. Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah dalam penelitian ini, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, serta sistematika penulisan.
Bab II : Kajian Pustaka. Bab ini membahas kajian teori tentang pengertian pembelajaran al-Islam dan ruang lingkupnya, serta pengertian metode Cooperative Learning
dalam pembelajaran al-Islam yang mencakup tipe-tipenya.
Bab III: Metodelogi Penelitian. Dalam bab ini dipaparkan mengenai metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, obyek dan informan (subjek) penelitian, tekhnik
19
Dokumen sekolah SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu , diperoleh dari hasil observasi pada tanggal 14-15-2013
(6)
pengumpulan data, tekhnik analisisa data, dan tahap-tahap pelaksanaan penelitian.
Bab IV: Pembahasan Masalah dan Analisis Data. Bab ini akan dibahas gambaran umum SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu yang meliputi: letak geografis, visi dan misi, keadaan guru dan karyawan, sarana dan prasarana, dan keadaan siswa kelas VII F SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu. Kemudian akan dibahas lagi tentang penyajian dan analisa data, yang meliputi: penerapan metode
Cooperative Learning dalam pembelajaran al-Islam di kelas VII F SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu, faktor penghambat dan pendukung penerapan metode metode Cooperative Learning dalam pembelajaran al-Islam di kelas VII F SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu, dan hasil penerapan metode Cooperative Learning dalam pembelajaran al-Islam di kelas VII F SMP Muhammadiyah 08 Kota Batu.
Bab V : Kesimpulan. Bab ini merupakan hasil penelitian yang kemudian disimpulkan oleh peneliti beserta saran-saran atau rekomendasi bagi pihak-pihak yang terkait dan bagi pengembangan penelitian selanjutnya.