3. METODOLOGI 3.1.
Waktu dan Tempat
Penelitian tentang penapisan awal komponen bioaktif dari kijing Taiwan Anodonta woodiana Lea sebagai senyawa antioksidan ini dilaksanakan pada
bulan Agustus sampai November 2008 di Laboratorium Pananganan Bahan Baku Hasil Perairan, Laboratorium Biokimia Hasil Perairan, Departemen Teknologi
Hasil Perairan, Laboratorium Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor, serta Laboratorium Basah Pusat Studi Biofarmaka, Institut
Pertanian Bogor.
3.2. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan antara lain cool box, pisau, talenan, timbangan, kertas label, aluminium foil, corong kaca, labu erlenmeyer, gelas piala, tabung
reaksi, buret, rak tabung reaksi, plastik tahan panas, pinggan porselin, oven, penjepit, desikator, kompor listrik, pipet tetes, sudip, bulp, kain blacu, saringan
whatman ,
freezer ,
vakum evaporator
, magnetic
stirrer, hot
plate ,
spektrofotometer, botol steril, botol uji fitokimia dan lempeng tetes. Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah kijing Taiwan
Anodonta woodiana Lea. Bahan tambahan lain yang digunakan antara lain es curai, pelarut n-heksan, etil asetat dan metanol, radikal bebas DPPH
1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil, H
2
SO
4
2 M, HCl 1,57, KI, pereaksi Mayer, pereaksi Dragendorff, pereaksi Wagner, eter, anhidrida asetat, H
2
SO
4
pekat, serbuk magnesium, NaOH 1 N, FeCl
3
1, aquades, minyak kelapa, asam asetat glasial, kloroform, dan natrium tiosulfat Na
2
S
2
O
3
. 3.3.
Tahapan Penelitian
Rangkaian kegiatan penelitian ini dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama merupakan penelitian pendahuluan yang meliputi ekstraksi senyawa
bioaktif dan penentuan ekstrak terbaik berdasarkan jenis pelarut dengan uji antioksidan dengan metode DPPH 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil. Tahap kedua
merupakan penelitian utama berupa penentuan ekstrak terbaik berdasarkan waktu maserasi dengan uji antioksidan dengan metode DPPH, pembuatan minyak kelapa
dan sistem emulsinya, evaluasi aktivitas antioksidan kijing Taiwan dalam mencegah proses ketengikan pada emulsi minyak kelapa dengan mengukur
bilangan peroksida serta analisis fitokimia sampel terpilih. 3.3.1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan meliputi ekstraksi senyawa bioaktif dan penentuan ekstrak terbaik berdasarkan jenis pelarut dengan uji antioksidan dengan DPPH.
Tujuan yang ingin dicapai adalah menentukan jenis pelarut terbaik yang menghasilkan ekstrak dengan sifat antioksidan yang paling tinggi.
3.3.1.1. Ekstraksi Senyawa Bioaktif Darusman et al 1995. Proses ekstraksi kijing Taiwan Anodonta woodiana Lea meliputi
penghancuran sampel, maserasi, penyaringan dan evaporasi. Kerang dipisahkan dengan cangkangnya, dicuci dan dicacah dengan pisau. Sampel kemudian
ditimbang, dimasukkan dalam erlenmeyer dan dimaserasi dengan pelarut dengan perbandingan sampel : pelarut 1:2 bv. Pelarut yang digunakan secara berturut-
turut yaitu n-heksan, etil asetat dan metanol. Waktu perendaman yang digunakan dalam penelitian pendahuluan ini
adalah masing-masing selama 24 jam untuk tiap pelarut. Tahap pertama, sampel dimaserasi dengan n-heksan selama 24 jam pada suhu ruang. Sampel lalu disaring
dengan kain blacu sebagai saringan kasar, dilanjutkan dengan kertas saring whatman
untuk pemisahkan filtrat dengan ampasnya. Filtrat yang diperoleh disebut filtrat n-heksan. Ampas selanjutnya dimaserasi dengan pelarut etil asetat
selama 24 jam kemudian disaring sehingga diperoleh filtrat etil asetat. Ampas yang diperoleh dimaserasi kembali dengan pelarut metanol selama 24 jam lalu
disaring sehingga diperoleh ekstrak metanol. Filtrat n-heksan, etil asetat dan metanol yang diperoleh selanjutnya
dievaporasi dengan vacum evaporator pada suhu antara 30
o
C – 40
o
C sehingga diperoleh ekstrak kasar n-heksan, etil asetat dan metanol. Penggunaan suhu
tersebut dimaksudkan untuk menjaga kestabilan aktivitas antioksidan pada ekstrak, karena dikhawatirkan akan rusak pada suhu tinggi. Tahapan proses
ekstraksi kijing Taiwan dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Tahapan proses ekstraksi Quinn 1988 diacu dalam Darusman et al 1995
Keterangan: Produk Proses
Pemisahan daging dari cangkang
Penimbangan Pencacahan
Pencucian
Maserasi dengan n-heksan Penyaringan
Evaporasi
Evaporasi Penyaringan
Evaporasi Maserasi dengan etil asetat
Maserasi dengan metanol Penyaringan
Kijing Taiwan Anodonta woodiana Lea.
Filtrat n-heksan
Ekstrak kasar n-heksan
Ampas
Filtrat etil asetat
Ekstrak kasar etil asetat
Ampas
Filtrat metanol Ampas
Ekstrak kasar metanol
3.3.1.2. Uji Antioksidan DPPH Molyneux 2004. Ekstrak kijing Taiwan yang berasal dari proses maserasi dengan n-heksan,
etil asetat, dan metanol dilarutkan dengan metanol pro analisis dengan konsentrasi 50, 100, 250, 500, dan 1000 ppm. Larutan pereaksi DPPH yang
digunakan dibuat dengan melarutkan DPPH dalam metanol pro analisis dengan konsentrasi 400 ppm, yang dibuat segar dan dijaga pada suhu rendah serta
terlindung dari cahaya. Sebanyak 4 ml larutan uji atau pembanding direaksikan dengan 1 ml larutan DPPH, lalu diukur absorbansinya pada panjang gelombang
516 nm. Larutan standar dibuat dengan mencampur 4 ml metanol pro analisis dengan 1 ml DPPH. Persen peredaman dihitung dengan persamaan regresi
terhadap konsentrasi larutan uji, mengikuti persamaan Y = aLnx + b, dengan Y menyatakan nilai IC inhibitor concentration yang dicari, yaitu sebesar 50 dan X
menyatakan nilai dari IC
50
. Nilai IC
50
menyatakan konsentrasi larutan sampel yang dibutuhkan untuk mereduksi DPPH sebesar 50 Molyneux 2004.
3.3.2. Penelitian Utama Penelitian utama bertujuan untuk menetukan waktu maserasi terbaik yang
dapat menghasilkan ekstrak dengan sifat antioksidan paling tinggi. Selain itu, juga untuk menentukan konsentrasi ekstrak terpilih yang paling optimal untuk
penghambatan pembentukan peroksida pada emulsi minyak, serta untuk mengetahui komponen bioaktif dengan uji fitokimia.
3.3.2.1. Uji Antioksidan DPPH Molyneux 2004. Uji antioksidan dengan DPPH pada penelitian pendahuluan akan
menghasilkan satu ekstrak terbaik berdasarkan jenis pelarut. Ekstrak terbaik tersebut selanjutnya dimodifikasi tu diberi perlakuan pada waktu maserasinya,
yaitu selama 24 jam, 48 jam, dan 72 jam. Ekstrak yang didapatkan dari berbagai waktu maserasi tersebut diuji DPPH kembali untuk menentukan waktu maserasi
yang terbaik. Metode pengujian dengan DPPH sama dengan pengujian pada tahap penelitian pendahuluan berdasarkan Molyneux 2004. Ekstrak yang
mempunyai sifat antioksidan terbaik selanjutnya digunakan pada tahap aplikasi terhadap emulsi minyak untuk menghambat pembentukan peroksida.
3.3.2.2. Evaluasi aktivitas antioksidan penentuan bilangan peroksida Penentuan aktivitas antioksidan dari ekstrak kijing Taiwan diterapkan pada
emulsi minyak. Antioksidan berfungsi untuk menghambat pembentukan peroksida pada minyak. Pengujian ini dilakukan melalui pembuatan minyak
kelapa dan sistem emulsinya yang dilanjutkan dengan evaluasi aktivitas antioksidan dengan penentuan bilangan peroksida.
a Pembuatan minyak kelapa dan sistem emulsinya Santoso et al 2004
Minyak yang digunakan dalam penelitian dibuat dari parutan kelapa yang diperas untuk diambil santan kentalnya. Santan kental tersebut dipanaskan
dengan cara direbus untuk memisahkan komponen minyak yang terkandung di dalamnya, kemudian dilakukan penyaringan untuk memisahkan minyak dan
ampas parutan kelapa. Filtrat yang dihasilkan kemudian disaring lagi dengan kertas whatman agar diperoleh minyak kelapa yang bening. Sistem emulsi
minyak dibuat dengan mengacu pada metode Santoso et al 2004 yang dimodifikasi, yaitu dengan menghomogenkan 3 minyak kelapa dan 97 air
yang mengandung 0,3 Tween 20. b
Penentuan bilangan peroksida Peroksida merupakan hasil reaksi antara lemak tidak jenuh dengan
oksigen. Bilangan peroksida ditentukan berdasarkan jumlah iodin yang dibebaskan setelah lemak atau minyak ditambahkan alkali iodida. Peroksida yang
terbentuk dalam minyak atau lemak berikatan dengan alkali sehingga iod terbebaskan. Iod ini ditangkap dengan natrium thuosulfat yang selanjutnya
ditentukan jumlahnya dengan titrasi Winarno 1996. Bilangan peroksida adalah nilai terpenting untuk menentukan derajat kerusakan pada minyak atau lemak
Ketaren 1986. Sistem emulsi lemak ditambahkan ekstrak kijing Taiwan terbaik dari tahap
sebelumnya sebanyak 0 ppm tanpa penambahan ekstrak, 2000 ppm, 3000 ppm, dan 4000 ppm yang selanjutnya disebut sampel minyak. Sampel minyak
selanjutnya disimpan selama tujuh hari dalam inkubator bersuhu 36,9
o
C untuk mempercepat oksidasi. Sampel minyak kemudian ditimbang sebanyak 5 gram di
dalam labu erlenmeyer, kemudian ditambahkan 30 ml pelarut yang terdiri dari 60 asam asetat glasial dan 40 kloroform. Minyak yang telah larut
ditambahkan 0,5 ml larutan KI jenuh dan didiamkan 15 menit dalam ruang gelap sambil dikocok. Iod yang terbentuk dititrasi dengan larutan Na
2
S
2
O
3
0,01 N dengan indikator pati 1. Titrasi dihentikan saat larutan sampel menjadi tidak
berwarna. Hasil pengurangan volume akhir terhadap volume awal larutan Na
2
S
2
O
3
0,01 N yang ditunjukan oleh skala pada burret, merupakan volume total larutan Na
2
S
2
O
3
0,01 N yang digunakan untuk titrasi sampel. Cara yang sama dibuat juga untuk penerapan blanko. Nilai bilangan peroksida dinyatakan dengan
miliequivalen per 1 kg minyak atau lemak Ketaren 1986, yaitu dengan rumus : miliequivalen kg bahan = a - b x N x 1000
G Keterangan :
a = jumlah ml larutan Na
2
S
2
O
3
untuk titrasi sampel b
= jumlah ml larutan Na
2
S
2
O
3
untuk titrasi blanko N
= normalitas larutan Na
2
S
2
O
3
G = berat sampel g
3.3.3. Fitokimia Harborne 1987
Penentuan kelompok bioaktif yang terdapat dalam ekstrak kijing Taiwan terpilih dilakukan terhadap tiga jenis senyawa, yaitu alkaloid, triterpenoidsteroid,
dan flavonoid. Menurut Darusman et al 1995, komponen bioaktif yang secara umum dan dominan terdapat pada jenis kerang-kerangan adalah alkaloid,
triterpenoidsteroid, dan flavonoid. 3.3.3.1. Uji alkaloid Harborne 1987
Satu gram sampel dilarutkan dalam 1,52 HCl dan larutan dibagi dalam tiga tabung reaksi. Tabung 1 ditambah 0,5 larutan asam encer
sebagai pembanding, tabung 2 ditambah pereaksi Dragendorff, dan tabung 3 ditambah pereaksi Mayer. Terbentuknya endapan jingga pada tabung 2
dan endapan kekuningan pada tabung 3 menunjukkan adanya alkaloid. 3.3.3.2. Uji triterpenoidsteroid Harborne 1987
Ekstrak dilarutkan dalam 0,5 ml kloroform dan ditambahkan 0,5 ml asam asetat anhidrat. Larutan selanjutnya ditetesi dengan 12 ml H
2
SO
4
melalui dinding tabung reaksi. Cincin kecoklatan atau violet pada
perbatasan dua pelarut menunjukkan adanya triterpen, sedangkan warna hijau kebiruan menunjukkan adanya sterol.
3.3.3.3. Uji flavonoid Harborne 1987 Sebanyak sampel ditambah serbuk magnesium 0,1 mg dan 0,4 ml
amil alkohol campuran asam klorida 37 dan etanol 95 dengan volume sama dan 4 ml alkohol kemudian campuaran dikocok. Terbentuknya
warna merah, kuning atau jingga pada lapisan amil alkohol menunjukkan adanya flavonoid.
3.3.4. Rancangan Percobaan dan Analisis Data Steel dan Torrie 1980
Analisis data dilakukan terhadap hasil pada tahap penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Tahapan penelitian pendahuluan bertujuan untuk
menentukan ekstrak terbaik dari kijing Taiwan berdasarkan jenis pelarut. Faktor yang digunakan adalah jenis pelarut dengan tiga taraf yaitu n-heksan pelarut
polar, etil asetat pelarut semi polar, dan metanol pelarut nonpolar. Analisis data dilakukan terhadap hasil dari nilai IC
50
yang menunjukkan kemampuan komponen antioksidan dalam menangkap radikal bebas dalam pengujian ini
radikal bebas yang digunakan adalah 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil DPPH. Nilai IC
50
menyatakan konsentrasi ekstrak yang dibutuhkan untuk mereduksi DPPH sebesar 50 Molyneux 2004.
Penelitian utama dilakukan untuk menentukan ekstrak terbaik dari kijing Taiwan berdasarkan waktu maserasi. Faktor yang digunakan dalam penelitian ini
adalah waktu maserasi dengan tiga taraf yaitu 24 jam, 48 jam, dan 72 jam. Analisis data juga dilakukan terhadap hasil dari nilai IC
50
yang menunjukkan kemampuan komponen antioksidan dalam menangkap radikal bebas. Tahapan
aplikasi terhadap emulsi minyak bertujuan untuk menentukan seberapa besar konsentrasi ekstrak terpilih yang mampu menghambat pembentukan peroksida
dalam sistem emulsi minyak. Faktor yang digunakan adalah konsentrasi ekstrak dengan empat taraf yaitu 0 ppm, 2000 ppm, 3000 ppm, dan 4000 ppm.
Semua perlakuan pada penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali ulangan. Rancangan yang digunakan untuk semua analisis data adalah Rancangan Acak
Lengkap RAL dengan model: Y
ij
= + αi + ε
ij
Keterangan : Y
ij
= Respon pengaruh konsentrasi pada taraf i ulangan ke-j = Pengaruh rata-rata umum
αi = Pengaruh konsentrasi pada taraf i
ε
ij
= Pengaruh acak galat percobaan pada konsentrasi taraf i ulangan ke-j i
= n-heksan, etil asetat, metanol penelitian pendahuluan = 24 jam, 48 jam, 72 jam penentuan waktu maserasi
= 0 ppm, 2000 ppm, 3000 ppm, dan 4000 ppm penentuan konsentrasi ekstrak terpilih
Hipotesis •
Penelitian pendahuluan penentuan jenis pelarut Ho = Jenis pelarut tidak mempengaruhi aktivitas antioksidan ekstrak kijing
Taiwan H
1
= Jenis pelarut memengparuhi aktivitas antioksidan ekstrak kijing Taiwan •
Penelitian utama Penentuan waktu maserasi:
Ho = Waktu maserasi tidak mempengaruhi aktivitas antioksidan ekstrak kijing Taiwan
H
1
= Waktu maserasi mempengaruhi aktivitas antioksidan ekstrak kijing Taiwan Penentuan konsentrasi ekstrak terpilih:
Ho = Konsentrasi ekstrak tidak mempengaruhi aktivitas antioksidan ekstrak kijing Taiwan
H
1
= Konsentrasi ekstrak mempengaruhi aktivitas antioksidan ekstrak kijing Taiwan
Jika hasil dari pengujian menunjukkan adanya pengaruh yang berbeda nyata pada selang 95 α=0,05 maka dilakukan uji lanjut Duncan. Rumus uji
Duncan adalah:
R
р
= r Σ p;dbs;α r
kts Keterangan:
R
р
= nilai kritikal untuk perlakuan yang dibandingkan p
= perlakuan dbs
= derajat bebas kts
= jumlah kuadrat tengah r
= ulangan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN