5.3.2 Perairan Teluk Kiluan
Gambar 33 menunjukkan distribusi lumba-lumba di Perairan Teluk Kiluan.
Gambar 33 Pergerakan lumba-lumba selama pengamatan lapangan di Perairan Teluk Kiluan.
Pergerakan lumba-lumba selama pengamatan berada pada kisaran kedalaman antara 100-800 meter dan menjauhi pantai. Banyak ditemukan pada
kedalaman 600 meter. Hal ini berbeda dengan distribusi lumba-lumba di Perairan Pantai Lovina. Diduga keberadaan lumba-lumba yang menjauhi pesisir pantai
karena kondisi perairan yang berhadapan dengan perairan samudera yang terbuka dan curam. Berdasarkan letaknya kondisi Perairan Teluk Kiluan lebih dipengaruhi
oleh Perairan Samudera Hindia. Menurut Pariwono 1999, Pantai barat Lampung memanjang dari arah
baratlaut ke tenggara, membentuk garis pantai yang relatif lurus. Kondisi pantai di bagian barat Lampung, seperti halnya pantai-pantai yang berhadapan dengan
perairan samudera yang terbuka, adalah curam. Kecuraman pantai di bagian barat Lampung mempunyai gradasi dari yang curam di bagian utaranya hingga yang
berkurang kecuramannya di bagian selatan. Garis isobath 20 m di bagian baratlaut. Pantai Barat Lampung berjarak 1 km dari garis pantai. Jarak tersebut makin
melebar menuju ke arah tenggara hingga sejauh 6 km di ujung selatan Pantai barat Lampung. Kondisi yang serupa terjadi untuk garis isobath 200 m sebagai ciri batas
landaspaparan benua. Kedalaman rata-rata perairan di Teluk Semangka adalah sekitar 60 m. Akan tetapi pada jarak sekitar 15 km dari kepala teluk, kedalaman
sudah mencapai 200 m. Kedalaman perairan makin besar dengan menuju ke arah
selatan, kondisi ini mencirikan bahwa perairan Teluk di bagian barat Lampung lebih dipengaruhi oleh Perairan Samudera Hindia.
Distribusi lumba-lumba di Perairan Teluk Kiluan selama pengamatan belum dapat dipastikan keberaturan pola pergerakannya. Hal ini diduga karena disamping
faktor oseanografi, lumba-lumba di perairan ini juga diburu oleh nelayan-nelayan lokal, berbeda dengan lumba-lumba yang berada di Perairan Pantai Lovina.
Bearzi 2005 menyatakan bahwa distribusi dari Bottlenose dolphin di Teluk Santa Monica California sebagian besar berada 500 m dari pantai. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan batimetri dan oseanografi antara pantai dan lepas pantai. Berbeda dengan kondisi pada California Utara dimana Bottlenose dolphin
banyak dijumpai pada 1 km dari pantai dengan kedalaman 10 dan 30 meter namun memiliki perbedaan yang menyolok antara pantai dan lepas pantai. Kenney 1990
mengatakan bahwa Bottlenose dolphin bisa beradaptasi di perairan yang berbeda dengan habitatnya dan bisa berasosiasi dengan komunitas cetacea lainnya.
Menurut Lammers
et al. 2001, estimasi keberadaan Spinner dolphin pada Kalaeloa Barbers Point Harbor setiap hari berjumlah 29 ekor, Spotted dolphin 20
ekor dan Bottlenose dolphin 10 ekor dan berada pada jarak 4 km dari jalur masuk pelabuhan.
Menurut Rudolph et al. 1997, Bottlenose dolphin menyebar antara lain di Laut Jawa, Lamalera, Selat Malaka, Kepulauan Riau, sebelah timur Pulau Bangka
dan Selat Sunda. Spinner dolphin menyebar di Laut Timor, Lembata, Laut Jawa, Selat Malaka, Laut Seram, Laut Flores, Laut Banda, Selat Sunda, Laut Sulawesi,
pesisir utara Papua, Pulau Alor, Selat Sumba dan Perairan sekitar Taman Nasional Komodo. Spotted dolphin menyebar di Laut Banda, Selat Haruku, Laut Sawu dan
Lamalera.
5.4 Distribusi lumba-lumba berdasarkan waktu pertemuan 5.4.1 Perairan Pantai Lovina