Persamaan Dirac Solusi persamaan Dirac untuk partikel bebas

3 . = 2.10 . = 0 2.11 × = − 2.12 × = + 2.13 Keempat persamaan Maxwell tersebut dapat digantikan dengan dua buah persamaan gelombang: 1 − ∇ = 4 π c 2.14 1 − ∇ = 4 πρ 2.15 Dalam vektor-empat persamaan Maxwell dapat disederhanakan menjadi: = 0 2.16 = 0 2.17 Persaman ini sesuai dengan kontinuitas listrik yang dituliskan sebagai: + . = 0 2.18 Persamaan kontinuitas sendiri didefinisikan sebagai laju pertambahan muatan di suatu daerah digantikan dengan oleh rapat arus yang masuk ke daerah tersebut.

2.3. Persamaan Schroedinger

Operator energi total dan momentum pada mekanika kuantum dapat dituliskan sebagai : = dan = − 2.19 Penjelasan persamaan Schroedinger secara umum: ħ , = − ħ 2 , + , 2.20 , tergantung terhadap posisi dan waktu. Laju perubahan peluang : , = − ħ 2 ∗ − ∗ 2.21 sehingga didefinisikan rapat arus peluang: , = ħ 2 ∗ − ∗ 2.22 maka dapat dituliskan persamaan ini persis sama dengan persamaan kontinuitas untuk muatan listrik dalam satu dimensi: , + , = 0 2.23 Dengan analogi yang sama dengan persamaan kontinuitas listrik, persamaan ini menyatakan laju pertambahan rapat peluang di suatu daerah digantikan dengan arus peluang total yang masuk ke daerah tersebut.

2.4. Teori Kuantum Relativistik

Persamaan Schroedinger sebagai teori kuantum non-relativistik, belum dapat menjelaskan kemunculan struktur halus, spektra atom berelektron banyak, dan lain-lain. Pada tahun 1929 Dirac mengembangkan persamaan diferensial untuk mengatasi hal ini dengan menggunakan persamaan energi relativistik. Einstein merumuskan hubungan massa dan energi dari postulat relativitas khususnya. Pada partikel bebas hubungan massa dan energi dapat dituliskan sebagai: 2 2 2 2 4 2 E c m c m    p 2.24 dengan m merupakan massa diam.

2.4.1. Persamaan Dirac

Persamaan yang memerikan partikel secara lengkap dikembangkan oleh Dirac. Persamaan ini memiliki sifat yang linear dalam serta harus kovarian dan memiliki sifat linear dalam , sehingga didapatkan bentuk persamaan: = . + 2.25 Hubungan energi relativistik untuk partikel bebas dapat digunakan untuk menentukan koesien dan : = + 2.26 kemudian didapatkan persyaratan sebagai berikut: + = 0; = 1,2,3; = 1,2,3; ≠ + = 0; = 1,2,3 = = 1; = 1,2,3 2.27 Matriks 4 × 4 diambil sebagai matriks yang memenuhi persyaratan dengan dimensi terendah. Pilihan yang 4 digunakan salah satunya representasi Dirac-Pauli yang sering dipakai yaitu: = , = 2.28 I merupakan matriks satuan 2 × 2 dan merupakan matriks Pauli: = 1 1 , = − − , = 1 −1 2.29 Dengan penggunaan matriks – Dirac: ≡ , 2.30 sehingga persamaan Dirac, dapat dituliskan sebagai: − = 0 2.31 Persamaan tersebut dinamakan persamaan Dirac dalam bentuk kovarian. Kemudian diperkenalkan spinor sekutu yang merupakan matriks baris: ≡ 2.32 sehingga didapatkan persamaan, yaitu: + m = 0 2.33 Berikutnya, sesuai usulan Pauli- Weisskopf, dapat didefinisikan rapat arus muatan: ≡ , = 2.34 Dengan definisi Ze merupakan muatan partikel tersebut. Pada partikel yang dibahas adalah elektron, maka rapat arus muatan ini dapat dituliskan sebagai: = − 2.35 serta memenuhi persamaan kontinuitas: = 0 2.36

2.4.2. Solusi persamaan Dirac untuk partikel bebas

Persamaan Dirac memiliki solusi eigen dalam bentuk umum: x ip e u .   p  2.37 dengan up merupakan spinor bentuk empat yang tidak tergantung terhadap x. Dengan mensubsitusikan persamaan ini ke persamaan 2.31 akan didapatkan bentuk lain:     p u m p    2.38 Dalam bentuk asal persamaan 2.25 persamaan ini dapat dituliskan sebagai berikut: = . + = u 2.39 Pada partikel bebas solusinya terbagi menjadi dua bagian yaitu sipinor-empat energi positif berdasarkan nilai eigen energinya :       , .              E m E N u s s s    p 2.40 dan solusi spinor-empat negatif :       , | | . 2                E m E N u s s s    p 2.41 dengan s =1,2 dan N adalah harga normalisasi yang dapat dituliskan sebagai berikut: m E N   2.42 Persamaan 2.40 dan 2.41 menunjukkan helisitas positif dan helisitas negatif.

2.5. Penampang Hamburan