Keterkaitan antara Komunitas Ikan Terumbu dengan Hidrodinamika Permukaan Laut

4.4.2 Keterkaitan antara Komunitas Ikan Terumbu dengan Hidrodinamika Permukaan Laut

Hasil analisis koresponden Correspondence Analysis mengenai kondisi ekostruktur ikan terumbu yang dipengaruhi pergerakan massa air berupa gelombang dan arus permukaan di perairan Karang Lebar yang ditampilkan pada Gambar 11. Gambar 11. Analisis Koresponden Hubungan antara Gelombang dan Arus Permukaan Terhadap Ikan Terumbu di Tiap Stasiun Hasil analisis koresponden yang ditampilkan Gambar 11. menunjukkan bahwa hubungan pergerakan massa air dan indeks ekologi ikan terumbu terpusat pada dimensi 1 dan 2. Akar ciri eigenvalue dan ragam masing-masing sumbu adalah 0,00211 72,69 dan 0,00070 23,91 dengan informasi maksimum dari kedua dimensi tersebut sebesar 96,61. Berdasarkan besarnya akar ciri dan ragam yang berada pada dimensi 1, kondisi keterkaitan antar parameter terhadap stasiun penelitian dapat dikaji berdasarkan sumbu xzonal dan melihat hasil perhitungan analisis korespondensi Cos 2 dimensi 1 yang berada di Lampiran 5.. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada dimensi 1 dapat menggambarkan tingkat keterkaitan yang erat antar parameter dalam hal memberikan kontribusi penyebaran ikan terumbu di tiap stasiunnya. Berdasarkan analisis korespondensi pada dimensi 1, parameter arus, gelombang, keanekaragaman, keseragaman, dan biomassa memberikan kontribusi yang lebih kuat di Stasiun 1, 4, 5, dan 7 dibandingkan Stasiun 2, 3, 6, 8, dan 9. Kesamaan karakter kondisi arus dan gelombang di Stasiun 1, 4, 5, dan 7 menggambarkan kondisi habitat bentik terumbu dengan kategori sedang sampai sangat buruk, sehingga secara umum mampu mengubah struktur penyebaran biomassa ikan terumbu yang berada di Stasiun 1, 4, 5, dan 7 lebih rendah dibandingkan Stasiun 2, 3, 6, 8, dan 9. Secara umum nilai keanekaragaman dan keseragaman di Stasiun 1, 4, 5, dan 7 lebih besar dibandingkan Stasiun 2, 3, 6, 8, dan 9. Parameter kelimpahan dan kekayaan jenis pada dimensi 1 memberikan kontribusi yang lebih kuat di Stasiun 2, 3, 6, 8, dan 9 dibandingkan Stasiun 1, 4, 5, dan 7. Kondisi habitat bentik terumbu di Stasiun 2, 3, 6, 8, dan 9 tergolong sedang sampai baik, sehingga kelimpahan dan kekayaan jenis ikan terumbu yang ada lebih tinggi dengan kondisi arus dan gelombang yang dominan terpapar oleh angin dibandingkan Stasiun 1, 4, 5, dan 7. Secara keseluruhan parameter yang ada, baik parameter hidrodinamika maupun biodiversitas terhadap penyebaran ikan terumbu yang berada di tiap stasiun penelitian memiliki keterkaitan yang erat. Sehingga dengan melihat kondisi arus dan gelombang yang melewati perairan Karang Lebar para nelayan, peneliti maupun wisatawan dapat memanfaatkan komunitas ikan terumbu secara efektif dan selektifdari segi fungsional ekologi maupun ekonomis. 51

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dinamika angin bulan Juni yang mempengaruhi perairan Kepulauan Seribu memiliki karakteristik yang tergolong tenang dengan arah dominan menuju barat. Pergerakan massa air permukaan di Kepulauan Seribu baik gelombang maupun arus permukaan, menunjukkan arah yang berlawanan dengan angin, yaitu menuju timur. Kondisi kecepatan angin yang tergolong lemah untuk membangkitkan gelombang, perbedaan tekanan udara, viskositas dan cakupan wilayah sapuan angin yang sempit menjadi beberapa faktor yang mengurangi kontribusi angin permukaan untuk membangkitkan gelombang dan arus di perairan Karang Lebar, Kepulauan Seribu. Gelombang dan arus yang bergerak di perairan Karang Lebar memiliki ketergantungan terhadap profil batimetri yang dilewatnya. Kecepatan arus dan tinggi gelombang akan mengalami peningkatan ketika pergerakan air melintasi profil batimetri dari yang lebih dalam menuju perairan dangkal dan mengalami penurunan kecepatan arus dan tinggi gelombang ketika melewati daerah dangkal menuju goba. Profil gelombang dan arus yang bergerak ke arah Timur hingga Tenggara di perairan Karang Lebar memberikan pengaruh nyata terhadap ekostruktur ikan terumbu di Karang Lebar. Hal tersebut terutama teramati untuk ikan terumbu yang memangsa plankton sebagai kebutuhan makanannya planktivora, karena plankton memiliki sifat pergerakan yang dipengaruhi pola arus dan gelombang, seperti beberapa ikan dari Famili Pomacentridae dan Labridae.