PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE MATA PELAJARAN IPA SIFAT-SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KELAS III SD MUHAMMADIYAH 1 MALANG

(1)

ii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE MATA PELAJARAN IPA SIFAT-SIFAT BENDA UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KELAS III SD MUHAMMADIYAH 1 MALANG

SKRIPSI

Oleh :

MOHAMMAD SYARIFUDDIN AMRULLAH 201010430311405

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015


(2)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE MATA PELAJARAN IPA SIFAT-SIFAT BENDA UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KELAS III SD MUHAMMADIYAH 1 MALANG

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana pendidikan guru sekolah dasar

OLEH:

MOHAMMAD SYARIFUDDIN AMRULLAH NIM: 201010430311405

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015


(3)

(4)

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah hirobilalamin, tiada kata yang bisa diungkapkan selain Pujisyukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Example Non Exampe Mata Pelajaran IPA Sifat-sifat Benda Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Kelas III SD Muhammadiyah 1 Malang”. Tujuan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang.

Sungguh perjuangan yang sangat membahagiakan dengan bantuan yang tulus ikhlas dan kerja sama yang baik dari berbagai pihak yang telah membantu memberikan dorongan dan bimbingan hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa menghadapi hambatan yang berarti, oleh karena itu penulis pada kesempatan ini dengan kerendahan hati mengucapkan terimakasih yang setulusnya kepada semua pihak yang telah membantu kepada : 1. Bapak Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (Prof. Dr. Muhadjir

Effendy, M.Ap) yang telah menerima dan memberi kesempatan untuk belajar dan menambah ilmu pengetahuan di lembaga yang dipimpinnya.

2. Bapak Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang, (Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes) beserta staf yang telah membantu untuk kelancaran administrasi.

3. Bapak Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang (Dr. Ichsan Anshory AM., M.Pd).

4. Ibu Dra. Iin Hindun, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan, saran dan motivasi hingga terselesaikanya skripsi ini.


(5)

(6)

vii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... ii

Lembar Persetujuan ... iii

Lembar Pengesahan ... iv

Surat Pernyataan Keaslian ... v

Halaman Motto ... vi

Halaman Persembahan ... vii

Anstrak... viii

Abstrack ... ix

Kata Pengantar ... x

Daftar Isi ... xii

Daftar Tabel ... xv

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ... 9

F. Definisi Istilah dan Definisi Operasional ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

1. Kajian Teori ... 11

1. Model Pembelajaran Examples Non Example ... 11

1.1Pengertian Model Example Non Example ... 12

1.2Langkah-langkah Example Non Example ... 13


(7)

viii

1.4Kekurangan Model Example Non Example ... 14

2. Hasil Belajar ... 15

2.1Pengertian Hasil Belajar ... 15

2.2Faktor-faktor Hasil Belajar ... 19

2.3Pengukuran Hasil Belajar ... 20

3. Aktivitas Belajar... 21

3.1Pengertian Aktivitas Belajar ... 21

3.2Jenis-jenis Aktivitas Belajar ... 22

3.3Faktor yang mempengaruhi Aktivitas Belajar ... 23

4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 23

4.1Pengertian IPA ... 23

4.2Hakikat IPA ... 24

4.3Tujuan IPA ... 25

4.4Pembelajaran IPA di SD ... 26

4.5Ruang Lingkup IPA ... 27

2. Penelitian Yang Relevan ... 27

3. Kerangka Pikir ... 29

4. Hipotesis Tindakan ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 31

B. Kehadiran dan Peran Peneliti di Lapangan ... 32

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

D. Subyek Penelitian ... 33

E. Data dan Sumber Data ... 33

F. Teknik Pengumpulan Data ... 34

G. Prosedur Penelitian ... 35

H. Instrumen Penelitian... 37


(8)

ix

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Hasil Penelitian ... 42

B. Paparan Pembahasan ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76


(9)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : RPP Siklus I ... 78

Lampiran 2 : RPP Siklus II ... 85

Lampiran 3 : Ringkasan Materi Siklus I ... 91

Lampiran 4 : Ringkasan Materi Siklus II ... 92

Lampiran 5 : Gambar Media Pendukung ... 94

Lampiran 6 : Lembar Kerja Kelompok Siklus I ... 95

Lampiran 7 : Lembar Kerja Kelompok Siklus II ... 97

Lampiran 8 : Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 99

Lampiran 9 : Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 102

Lampiran 10 : Lembar Evaluasi Siklus I ... 104

Lampiran 11 : Lembar Evaluasi Siklus II ... 106

Lampiran 12 : Kunci Jawaban Siklus I ... 108

Lampiran 13 : Kunci Jawaban Siklus II ... 109

Lampiran 14 : Pedoman Penskroran Evaluasi ... 110

Lampiran 15 : Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ... 111

Lampiran 16 : Hasil Belajar Siswa ... 113

Lampiran 17 : Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I ... 114

Lampiran 18 : Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ... 116

Lampiran 19 : Hasil Penilaian Aktivitas Kelompok Siklus I ... 118

Lampiran 20 : Hasil Penilaian Aktivitas Kelompok Siklus II ... 119

Lampiran 21 : Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 120

Lampiran 22 : Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 121

Lampiran 23 : Sampel Kerja Kelompok Siklus I ... 122

Lampiran 24 : Sampel Kerja Kelompok Siklus II ... 126

Lampiran 25 : Sampel Evaluasi Siswa Siklus I ... 130

Lampiran 26 : Sampel Evaluasi Siswa Siklus II ... 132

Lampiran 27 : Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I ... 134

Lampiran 28 : Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II ... 137

Lampiran 29 : Surat Ijin Melakukan Penelitian ... 140

Lampiran 30 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 141


(10)

xi

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. (2000). Ketepatan Metode Pengajaran Amat Penting. Jakarta: Suara Guru.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: RINEKA CIPTA

Arikunto, S., Suhardjono & Supardi. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksa.

Depdiknas. (2008). Bahan Ajar Cetak: Pengembangan IPA SD. Jakarta: Dierjendikti Depdiknas.

Djamarah, Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Muslich, Mansur. (2009). Melaksanakan PTK itu mudah. Jakarta. PT. Bumi

Aksara.

Purwanto, Ngalim. (1990). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rohani, Ahmad. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja

Grafido Persada.

Slavin, Robert., (1994). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (cetakan sebelas). Bandung : Alfabeta.

Huda, Miftahul. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Hamdayama, Jumanta. (2014). Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor : Ghalia Indonesia.


(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pegajaran dilakukan. Menurut (Djamarah, 2006:2), Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan dapat dikuasai anak didik secara tuntas.

Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki, guru gunakan untuk bagaimana mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sistematis. Sebagai guru sudah menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan anak didik ke tujuan. Disini tentu saja tugas guru berusaha menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi semua anak didik. Suasana yang tidak menggairahkan dan menyenangkan bagi anak didik biasanya lebih banyak mendatangkan kegiatan belajar mengajar yang kurang harmonis. Anak didik gelisah duduk berlama-lama di kursi mereka masing-masing. Kondisi ini menjadi kendala yang serius bagi tercapainya tujuan pengajaran.


(12)

2

Pembelajaran yang diselenggarakan di SD atau yang sederajat adalah pembelajaran yang mendidik, yakni pembelajaran yang berupaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dalam mengujudkan tujuan pendidikan yang lebih umum yakni pembentukan jati diri dan kepribadian murid sebagai peserta didik sesuai dengan amanat Undang-Undang. Usaha sadar diri guru untuk membentuk siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatnya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan adanya usaha. Dalam hal ini guru harus mampu menyelenggarakan proses pembelajaran yang mendidik kepada siswa di kelas, khususnya dalam mengajarkan mata pejaran pokok.

Menurut peraturan pemerintah no.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang sudah menetapkan yang sudah menetapkan kurikulum pada jenjang dasar (sekolah dasar). Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar terdiri dari beberapa kelompok mata pelajaran. Salah satunya yaitu kelompok mata ilmu pengetahuan dan teknologi yang mencakup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), merupakan salah satu pelajaran pokok di jenjang pendidikan sekolah dasar. IPA yang sering disebut dengan pendidikan sains memiliki peranan penting dalam proses berkembangnya pengetahuan peserta didik. IPA mempelajari cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.


(13)

3

Terkait dengan pembelajaran IPA kelas III SD Muhammadiyah 1 Malang bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran yang dijelaskan oleh guru. Hal ini ditambah lagi dengan adanya anak yang tidak memperdulikan pembelajaran, seperti ada anak yang melakukan aktivitas lain, dan ada pula anak yang tidak tenang dan sering berpindah-pindah tempat duduk didalam kelas, guru sampai harus memperingati berkali-kali siswa-siswanya untuk memperhatikan pembelajaran. Selain kurangnya kemampuan dalam memahami pelajaran IPA, faktor lain yang sangat berpengaruh adalah penggunaan metode pembelajarannya. Ada beberapa siswa yang kurang suka dengan pembelajaran IPA, dikarenakan mereka menganggap pembelajaran IPA sulit untuk dipahami.

Hasil observasi dan wawancara oleh guru kelas III SD Muhammadiyah 1 malang pada tanggal 15 Agustus 2014, kelas tersebut terdiri dari 29 siswa. Nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 75. Nilai kognitif yang didapat siswa sebelumnya menunjukkan bahwa 17 (59.9%) siswa mendapat nilai di bawah KKM, sedangkan 12 (40.1%) siswa mendapat nilai tuntas di atas KKM. Dikarenakan bahwa siswa kelas III SD Muhammadiyah 1 Malang mengalami kesulitan belajar dan tidak memperhatikan guru saat pembelajar, hal ini dibuktikan dengan nilai kognitif siswa yang masih rendah dibawah KKM.

Keadaan ini terjadi dikarenakan guru kurang melibatkan siswa dalam hal bertanya jawab dan diskusi, sehingga siswa terlihat ramai sendiri meskipun guru telah menggunakan media masih saja siswa tidak memperhatikan guru, media yang dipakai oleh guru adalah media gambar saja. Keadaan ini menyebabkan


(14)

4

pembelajaran ini hanya akan membuat siswa menjadi pasif, dan tidak berani dalam mengemukakan pendapat maupun bertanya. Terkait dengan permasalahan yang ada, aktivitas siswa juga harus diperhatikan. Aktivitas belajar merupakan segala perilaku yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Untuk itu perlu diupayakan salah satu cara efektif untuk mengatasi masalah tersebut. Cara yang digunakan adalah dengan meningkatkan keaktifan dalam pembelajaran pada siswa.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasa kelas menjadi kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuan semaksimal mungkin pada saat pembelajaran berlangsung. Sebelum lembar kerja atau soal latihan dibagikan oleh guru, siswa sangat aktif berkomunikasi dengan teman sekelasnya, sangat percaya diri melontarkan pendapat diluar materi pembelajaran, akan tetapi ketika pembelajaran sedang berlangsung dan adanya pembagian kelompok setelah lembar kerja dibagikan oleh guru, siswa merasa kurang percaya diri dalam mengungkapkan pendapat, tidak berani bertukar pikiran karena merasa dirinya tidak bisa dalam menyelesaikan masalah dan kurang aktif dalam pelajaran.

Aktivitas bertanya jawab, berpendapat, diskusi, bersosialisasi antar teman ini sangat penting yang harus diperhatikan oleh guru. Guru sangat mengaharapkan problem aktivitas siswa yang telah dilakukan diimplementasikan kedalam pembelajarn yang menjadi aktif bertanya, aktif berpendapat dan berdiskusi saling bertukar pikiran dalam berkelompok. Hal ini akan melatih kebiasaan siswa dalam percaya diri saling bertukar pendapat dengan teman sebaya, sehingga akan


(15)

5

meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar, dengan kata lain bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Menurut (Sardiman, 2007:97) tanpa adanya aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas belajar bisa dibilang segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan menurut (Hamzah, 2012:77) adalah strategi pembelajaran yang aktif adalah “siswa diharapkan aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran untuk berfikir, berinteraksi, berbuat untuk mencoba, menemukan konsep baru atau menghasilkan suatu karya”.

Sesuai permasalahan diatas, maka diperlukan solusi yang tepat untuk membantu menyelesaikan permasalahan di kelas III. Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran inovatif yang melibatkan peserta didik dalam pembelajaran, apalagi pada mata pelajaran IPA siswa dituntut untuk mencari tahu tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini melalui kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat belajar memahami gejala alam secara langsung dan siswa aktif mencari tahu kebenarannya. Dengan adanya gambaran masalah tersebut, maka salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah model Example Non Example.

Model Example Non Example terdiri atas dua komponen antara lain, examples dan non examples. Examples merupakan contoh yang diberikan oleh guru melalui media gambar yang harus dipahami oleh peserta didik, sedangkan non examples merupakan contoh yang tidak terdapat pada gambar, sehingga


(16)

6

peserta didik dituntut untuk mencari dan mengembangkan bagian yang tidak terdapat pada gambar. Model Pembelajaran Examples Non Examples menggunakan gambar dapat melalui OHP, Proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah poster. Gambar yang kita gunakan haruslah jelas dan kelihatan dari jarak jauh, sehingga anak yang berada di belakang dapat juga melihat dengan jelas.

Model pembelajaran Example Non Example dapat membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan membuat siswa lebih mengetahui aplikasi dari materi yang akan disampaikan melalui gambar. Selain itu juga pembelajaran ini akan lebih bermakna bagi siswa karena siswa terlibat dalam proses penemuan bagi pengetahuan mereka, sehingga siswa dapat mempelajari materi dengan jelas dan mudah dipahami. Maka peneliti berharap model pembelajaran Example Non Example ini dapat memberikan sumbangan pikiran terhadap usaha peningkatan pembinaan pengajaran IPA pada umumnya dan khususnya peningkatan hasil belajar dalam materi sifat-sifat benda di SD Muhammadiayah 1 Malang.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan melakukan sebuah tidakan sebagai upaya meningkatkan hasil belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples. Dengan demikian peneliti mengambil judul “Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Mata Pelajaran IPA Sifat-sifat Benda Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Kelas III SD Muhammadiyah 1 Malang”.


(17)

7

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran Example Non Example dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas III pada mata pelajaran IPA sifat-sifat benda di SD Muhammadiyah 1 Malang?

2. Bagaimana peningkatan aktivitas siswa dalam materi sifat-sifat benda setelah menggunakan model pembelajaran Example Non Example kelas III SD Muhammadiyah 1 Malang?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam materi sifat-sifat benda setelah menggunakan model pembelajaran Example Non Example kelas III SD Muhammadiyah 1 Malang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian tersebut adalah:

1. Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Example Non Example dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas III pada mata pelajaran IPA sifat-sifat benda di SD Muhammadiyah 1 Malang?

2. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa dalam materi sifat-sifat benda setelah menggunakan model pembelajaran Example Non Example kelas III SD Muhammadiyah 1 Malang?


(18)

8

3. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dalam materi sifat-sifat benda setelah menggunakan model pembelajaran Example Non Example kelas III SD Muhammadiyah 1 Malang?

D. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberi :

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan kontribusi yang berarti terhadap dunia pendidikan khusnya kemampuan siswa dalam pembelajaran IPA, terutama terhadap hasil belajar siswa melalui penggunaan model Examples Non Examples.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Dapat meningkatkan ketrampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Example non Example dan dapat memberi solusi terhadap kendala pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran Example non Example.

b. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa sehingga memperoleh prestasi seoptimal mungkin dan mendorong siswa agar lebih konsen dalam pembelajaran.


(19)

9

c. Bagi Sekolah

Dapat bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa terhadap bidang studi IPA khususnya dalam materi sifat-sifat benda.

E. Ruang Lingkup

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti hanya membatasi penelitian pada materi sifat-sifat benda dalam menggunakan model pembelajaran Example Non Example kelas III SD Muhammadiyah 1 Malang.

F. Definisi Istilah

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut.

a. Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. (Rusman, 2011:133).

b. Metode Example non Example adalah metode yang menggunakan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan (Huda, 2013:231-236).

c. Aktivitas belajar adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh siswa baik fisik maupun non fisik dalam proses pembelajaran atau suatu bentuk interaksi untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku (Djamarah, 2008:38).


(20)

10

d. Hasil belajar merupakan hal dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan dengan sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental terwujut pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terlaksanakannya bahan pelajaran (Dimyati dan Mudjiono, 2006:250-251). e. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), merupakan salah satu pelajaran pokok di

jenjang pendidikan sekolah dasar. IPA yang sering disebut dengan pendidikan sains memiliki peranan penting dalam proses berkembangnya pengetahuan peserta didik. (Depdiknas, 2006).


(1)

meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar, dengan kata lain bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Menurut (Sardiman, 2007:97) tanpa adanya aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas belajar bisa dibilang segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan menurut (Hamzah, 2012:77) adalah strategi pembelajaran yang aktif adalah “siswa diharapkan aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran untuk berfikir, berinteraksi, berbuat untuk mencoba, menemukan konsep baru atau menghasilkan suatu karya”.

Sesuai permasalahan diatas, maka diperlukan solusi yang tepat untuk membantu menyelesaikan permasalahan di kelas III. Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran inovatif yang melibatkan peserta didik dalam pembelajaran, apalagi pada mata pelajaran IPA siswa dituntut untuk mencari tahu tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini melalui kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat belajar memahami gejala alam secara langsung dan siswa aktif mencari tahu kebenarannya. Dengan adanya gambaran masalah tersebut, maka salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah model Example Non Example.

Model Example Non Example terdiri atas dua komponen antara lain, examples dan non examples. Examples merupakan contoh yang diberikan oleh guru melalui media gambar yang harus dipahami oleh peserta didik, sedangkan non examples merupakan contoh yang tidak terdapat pada gambar, sehingga


(2)

peserta didik dituntut untuk mencari dan mengembangkan bagian yang tidak terdapat pada gambar. Model Pembelajaran Examples Non Examples menggunakan gambar dapat melalui OHP, Proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah poster. Gambar yang kita gunakan haruslah jelas dan kelihatan dari jarak jauh, sehingga anak yang berada di belakang dapat juga melihat dengan jelas.

Model pembelajaran Example Non Example dapat membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan membuat siswa lebih mengetahui aplikasi dari materi yang akan disampaikan melalui gambar. Selain itu juga pembelajaran ini akan lebih bermakna bagi siswa karena siswa terlibat dalam proses penemuan bagi pengetahuan mereka, sehingga siswa dapat mempelajari materi dengan jelas dan mudah dipahami. Maka peneliti berharap model pembelajaran Example Non Example ini dapat memberikan sumbangan pikiran terhadap usaha peningkatan pembinaan pengajaran IPA pada umumnya dan khususnya peningkatan hasil belajar dalam materi sifat-sifat benda di SD Muhammadiayah 1 Malang.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan melakukan sebuah tidakan sebagai upaya meningkatkan hasil belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples. Dengan demikian peneliti mengambil judul “Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Mata Pelajaran IPA Sifat-sifat Benda Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Kelas III SD Muhammadiyah 1 Malang”.


(3)

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran Example Non Example dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas III pada mata pelajaran IPA sifat-sifat benda di SD Muhammadiyah 1 Malang?

2. Bagaimana peningkatan aktivitas siswa dalam materi sifat-sifat benda setelah menggunakan model pembelajaran Example Non Example kelas III SD Muhammadiyah 1 Malang?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam materi sifat-sifat benda setelah menggunakan model pembelajaran Example Non Example kelas III SD Muhammadiyah 1 Malang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian tersebut adalah:

1. Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Example Non Example dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas III pada mata pelajaran IPA sifat-sifat benda di SD Muhammadiyah 1 Malang?

2. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa dalam materi sifat-sifat benda setelah menggunakan model pembelajaran Example Non Example kelas III SD Muhammadiyah 1 Malang?


(4)

3. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dalam materi sifat-sifat benda setelah menggunakan model pembelajaran Example Non Example kelas III SD Muhammadiyah 1 Malang?

D. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberi :

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan kontribusi yang berarti terhadap dunia pendidikan khusnya kemampuan siswa dalam pembelajaran IPA, terutama terhadap hasil belajar siswa melalui penggunaan model Examples Non Examples.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Dapat meningkatkan ketrampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Example non Example dan dapat memberi solusi terhadap kendala pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran Example non Example.

b. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa sehingga memperoleh prestasi seoptimal mungkin dan mendorong siswa agar lebih konsen dalam pembelajaran.


(5)

c. Bagi Sekolah

Dapat bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa terhadap bidang studi IPA khususnya dalam materi sifat-sifat benda.

E. Ruang Lingkup

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti hanya membatasi penelitian pada materi sifat-sifat benda dalam menggunakan model pembelajaran Example Non Example kelas III SD Muhammadiyah 1 Malang.

F. Definisi Istilah

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut.

a. Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. (Rusman, 2011:133).

b. Metode Example non Example adalah metode yang menggunakan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan (Huda, 2013:231-236).

c. Aktivitas belajar adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh siswa baik fisik maupun non fisik dalam proses pembelajaran atau suatu bentuk interaksi untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku (Djamarah, 2008:38).


(6)

d. Hasil belajar merupakan hal dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan dengan sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental terwujut pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terlaksanakannya bahan pelajaran (Dimyati dan Mudjiono, 2006:250-251). e. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), merupakan salah satu pelajaran pokok di

jenjang pendidikan sekolah dasar. IPA yang sering disebut dengan pendidikan sains memiliki peranan penting dalam proses berkembangnya pengetahuan peserta didik. (Depdiknas, 2006).


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVB SD NEGERI 01 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 8 142

Implementasi Strategi Example Non Example Berbasis Kartun pada Mata Pelajaran Matematika untuk Meningkatkan Hasil Belajar

0 3 10

PENGARUH STRATEGI EXAMPLE NON EXAMPLE DENGAN MEDIA BENDA KONKRET TERHADAP HASIL BELAJAR IPA Pengaruh Strategi Example Non Example dengan Media Benda Konkret Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Kelas V SD Negeri 2 Tegalgede Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 1 17

SKRIPSI Penerapan Strategi Pembelajaran Example Non Example Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD N 2 Logede Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 15

PENDAHULUAN Penerapan Strategi Pembelajaran Example Non Example Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD N 2 Logede Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 2 5

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLEUNTUK MENINGKATKKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR Penerapan Strategi Pembelajaran Example Non Example Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD N 2 Logede Karangnongko Klaten Tahu

0 2 12

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPA TENTANG KONSEP SIFAT-SIFAT BENDA DI KELAS IV SD.

0 0 24

MODEL PEMBELAJARAN TIDAK TERARAH NON DIR

0 0 1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE SISWA KELAS V SD

0 0 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE DENGAN MEDIA PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SD 2 TENGGELES

0 0 17