Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Industri Kertas Tissue : Studi Kasus di PT. Pindo Deli Pulp and Paper Unit Paper Machine 11 Karawang

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI
KERTAS TISSUE : STUDI KASUS DI PT. PINDO DELI PULP AND
PAPER UNIT PAPER MACHINE 11 KARAWANG

SILVYA SHERLY

DEPARTEMEN HASIL HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Analisis Pengendalian
Persediaan Bahan Baku Industri Kertas Tissue : Studi Kasus di PT. Pindo Deli
Pulp and Paper Unit Paper Machine 11 Karawang” adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2013
Silvya Sherly
NIM E24080068

ABSTRAK
SILVYA SHERLY. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Industri
Kertas Tissue : Studi Kasus di PT. Pindo Deli Pulp and Paper Unit Paper
Machine 11 Karawang. Dibimbing oleh E.G. TOGU MANURUNG DAN
BINTANG C.H. SIMANGUNSONG.
Kebijakan pengendalian persediaan memastikan material yang dibutuhkan
dalam produksi tiba dalam waktu dan jumlah yang sesuai. Penelitian ini adalah
mengidentifikasi, menganalisis dan mengevaluasi sistem pengendalian persediaan
bahan baku kertas tissue di PT. Pindo Deli Pulp and Paper Products pada tahun
2011 – 2012 dengan empat teknik MRP dan merekomendasikan sistem
pengendalian persediaan untuk tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
teknik LFL merupakan teknik terbaik untuk tahun 2011 dengan selisih dengan
metode perusahaan sebesar US$ 4,072 juta. Pada tahun 2012, LUC menghasilkan

biaya paling minimum untuk keempat jenis kertas tissue dengan selisih sebesar
US$ 0,480 juta. Kebutuhan bahan baku tahun 2013 ditentukan lewat proses
peramalan dengan metode linear regression with seasonal data. Berdasarkan hasil
perhitungan, metode yang menghasilkan biaya paling minimum adalah metode
LTC dengan selisih US$ 5.901. Metode Least Total Cost dapat direkomendasikan
untuk perusahaan karena menghasilkan biaya yang paling minimum serta
memperhitungkan adanya bahan baku yang tersimpan untuk mencegah terjadinya
stock out.
Kata kunci: Material Requirements Planning (MRP), peramalan, persediaan,
tissue.

ABSTRACT
SILVYA SHERLY. Inventory Control Analysis of Raw Material in Tissue Paper
Industry : A Case Study in PT. Pindo Deli Pulp and Paper Machine 11 Karawang.
Supervised by E.G. TOGU MANURUNG and BINTANG C.H.
SIMANGUNSONG.
Inventory control policy has been made to ensure the company about the
materials that be needed in production line being arrived in right time and right
quantity. This research aims to identify, analyze, and evaluate the inventory
control system of tissue paper material in PT. Pindo Deli Pulp and Paper Products

and to recomend inventory control system for 2013 using Material Requirement
Planning (MRP). The result of holding cost calculation from these four methods
compared with company’s method for determining the optimum inventory. The
tissue paper production for 2013 is estimated with time series techniques Linear
Regression with Seasonal Demand. Based on the result, in 2011, LFL is the most
optimum for all kind of tissue paper since it generates the lowest inventory cost.
Company would save about US$ 4,072 million for each product. In 2012, the
lowest inventory cost is generated by LUC. Company would save about
US$ 0,480 million for each product. In 2013, the lowest inventory cost is
generated by LTC for all kind of products with difference about US$ 5.901. Using
LTC for invetory control is recomended for company in controling invetory since
this techniques generate the most eficient cost than company’s method and
estimate materials in inventory to prevent stock out to happen.
Keywords: Forecasting, inventory, Material Requirements Planning (MRP), tissue

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI
KERTAS TISSUE : STUDI KASUS DI PT. PINDO DELI PULP AND
PAPER UNIT PAPER MACHINE 11 KARAWANG

SILVYA SHERLY

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Hasil Hutan

DEPARTEMEN HASIL HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Industri Kertas Tissue :
Studi Kasus di PT. Pindo Deli Pulp and Paper Unit Paper Machine 11
Karawang
Nama
: Silvya Sherly
NIM
: E24080068


Disetujui oleh

Ir E G Togu Manurung MS PhD
Dosen Pembimbing I

Ir Bintang CH Simangunsong MS PhD
Dosen Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir I Wayan Darmawan MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2012 hingga Juni 2013 ini adalah
Analisis Biaya Persediaan dengan judul “Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku

Industri Kertas Tissue : Studi Kasus di PT. Pindo Deli Pulp and Paper Unit Paper
Machine 11 Karawang”. Karya tulis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Penulis
menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan keterbatasan dalam penulisan karya
ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Bogor, Desember 2013

Silvya Sherly

UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya
sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penulis menyadari karya ilmiah ini dapat
terselesaikan dengan baik karena bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Kedua orang tua saya Hans Robert Lalamentik dan Elsye Sumardi Liaw serta kedua
kakak saya, Ferdinand Herling Lalamentik dan Tina Tjao atas segala dukungan baik moril
maupun materil.
2.

Bapak Ir. E. G. Togu Manurung, MS, Ph.D selaku Dosen Pembimbing pertama yang
telah membimbing dan mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan karya ilmiah
ini.
3.
Bapak Ir. Bintang C. H. Simangunsong , MS, Ph.D selaku Dosen Pembimbing
kedua membimbing dan mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan karya
ilmiah ini.
4.
Ibu Resti Meliani, S.Hut, M.Si sebagai Dosen Penguji dan Bapak Prof. Dr. Ir. Fauzi
Febrianto, MS selaku Pemimpin Sidang.
5.
Bapak Budiansyah dari PT. Pindo Deli Pulp and Paper Products atas segala bantuan dan
bimbingannya.
6.
Bapak Yayat, Bapak Susilo, Ibu Devi dari Paper Machine 11 atas segala bimbingan dan
bantuannya selama peneltian.
7.
Gina Apriliana Putri, Fathia Ramadhani, Ade Rahmah Hidayati dan Dannis Lakshita
untuk waktu, dukungan serta doa yang diberikan.
8.

Seluruh teman-teman THH.
9.
Seluruh dosen dan tenaga kependididkan Fakultas Kehutanan IPB.
10. Semua pihak yang telah membantu proses persiapan dan penyusunan skripsi ini.
Demikian ucapan terima kasih yang dapat disampaikan ke beberapa pihak terkait yang
telah membantu penulis dalam penyelesaian karya ilmiah ini.

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

v

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1


Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

METODE

2

Waktu dan Tempat

2


Jenis dan Pengumpulan Data

2

Analisis Data

3

Analisis Pengendalian Persiapan Bahan Baku

3

Perencanaan Pengendalian Persiapan Bahan Baku

5

KONDISI UMUM PERUSAHAAN

6


Sejarah Perusahaan

6

Perencanaan Produksi, Proses Produksi, dan Pemasaran

6

Perencanaan Bahan Baku Produksi Kertas

8

HASIL DAN PEMBAHASAN

9

Analisis dan Evaluasi Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku Perusahaan
Tahun 2011 – 2012

9

Rekomendasi Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku dan
Perencanaan Produksi Tissue tahun 2013

10

SIMPULAN DAN SARAN

15

Simpulan

15

Saran

15

DAFTAR PUSTAKA

16

LAMPIRAN

17

DAFTAR TABEL
1 Jenis dan cara pengumpulan data
2 Format perhitungan MRP
3 Jumlah produksi kertas tissue dan kebutuan bahan baku tahun 20112013
4 Biaya persediaan bahan baku kertas tissue tahun 2011-2013
5 Rincian komponen biaya persediaan bahan baku 2011-2013

2
3
11
12
13

DAFTAR LAMPIRAN
1 Jenis tissue yang diproduksi PT. Pindo Deli Pulp and Paper Products
2 Jenis bahan baku, lead time, dan sistem penggunaan yang digunakan
Paper Machine 11
3 Standar operational procedur PT. Pindo Deli Pulp and Paper Products
4 Kebutuhan bahan baku untuk satu ton produk tissue menurut SOP
5 Harga bahan baku kertas tissue
6 Biaya pembelian bahan baku tissue
7 Contoh perhitungan biaya kebutuhan bahan baku tissue
8 Contoh peramalan menggunakan teknik linear regression with seasonal
factor untuk facial tissue
9 Contoh perhitungan biaya kebutuhan bahan baku tissue tahun 2013
10 Struktur organisasi PT. Pindo Deli Pulp and Paper Products

17
18
19
25
25
25
26
34
38
46

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kertas berperan penting dalam kehidupan kita saat ini dan dalam keseharian
manusia, keberadaan kertas hampir tidak dapat tergantikan. Salah satu jenis kertas
yang paling banyak digunakan di dunia adalah kertas tissue. Kertas tissue
dibedakan lagi menurut jenis dan fungsinya. Konsumsi kertas tissue dunia
meningkat rata-rata sebesar 3,6% sejak tahun 2000 dan berlanjut secara tetap
hingga tahun 2008, sementara konsumsi kertas dunia meningkat rata-ratanya
sebesar 3,8%. Akibat ekonomi global memanas pada tahun 2010-2011 permintaan
kertas tissue kembali meningkat dari 3,8% menjadi 4,1% (Persson 2011).
Peningkatan populasi dunia dipercaya sebagai salah satu penyebab
meningkatkannya permintaan produk kertas dalam beberapa dekade terakhir.
Peningkatan permintaan kertas ini menyebabkan permintaan bahan baku kertas
yang juga meningkat.
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Products merupakan salah satu perusahaan
yang memiliki fokus dalam industri kertas. Sebagai anak perusahaan Sinar Mas
Group, PT. Pindo Deli terkenal sebagai penghasil Top Quality Paper yang
memasarkan produknya baik di dalam maupun di luar negeri. PT. Pindo Deli
memiliki Unit Paper Machine 11 yang dikenal sebagai Unit Machine Paper
Tissue karena perannya sebagai penghasil kertas tissue.
Dalam sistem pengaturan persediaannya, PT. Pindo Deli Pulp and Paper
Products mengalami beberapa masalah diantaranya penumpukan persediaan yang
terlampau banyak yang menyebabkan terjadinya modal diam dan lama kelamaan
menyebabkan bahan baku rusak akibat dibiarkan melewati tanggal kadaluarsanya.
Pemesanan yang terlampau banyak tersebut di lakukan untuk mengatasi
kemungkinan keterlambatan tibanya bahan baku sampai di perusahaan yang dapat
menyebabkan stock out (tidak terpenuhinya permintaan konsumen) yang dapat
menyebabkan konsumen berpindah ke merk lain. Perusahaan perlu melakukan
pengendalian atas persediaan bahan baku agar persediaan bernilai optimum,
dimana nilai persediaan tidak terlalu kecil, sehingga tetap dapat menunjang
kelancaran produksi dan juga tidak terlalu besar sehingga tidak banyak dana yang
menganggur dalam persediaan.
Kebijakan pengendalian persediaan berkaitan dengan penentuan pemesanan
dan tingkat persediaan yang optimum, yaitu berapa jumlah yang dipesan agar
pemesanan tersebut ekonomis dan kapan pemesanan itu dilakukan (Assauri 2008).
Sistem Material Requirement Planning (MRP) dirancang dan dikembangkan
sebagai sistem pengendalian bahan dan komponen yang mempunyai sifat
ketergantungan (dependent) kepada permintaan (Tampubolon 2004). MRP
digunakan dalam penelitian untuk menganalisis data yang diperoleh dengan empat
teknik MRP yakni LFL (Lot For Lot), EOQ (Economic Order Quantity), LTC
(Least Total Cost) dan LUC (Least Unit Cost). Sistem terbaik akan dipilih
berdasarkan biaya pengendalian persediaan terkecil.

2
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Menganalisis dan mengevaluasi sistem pengendalian persediaan bahan baku di
PT. Pindo Deli tahun 2011-2012.
2. Memberikan rekomendasi mengenai sistem pengendalian persediaan pada
tahun 2013 untuk perusahaan.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
pengendalian persediaan yang efisien kepada perusahaan, dan kepada mahasiswa
dan masyarakat tentang pengendalian persediaan bahan baku industri kertas.
METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada 29 Oktober 2012 – 15 Februari 2013.
Bertempat di Paper Machine 11 PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills II yang
berlokasi di Desa Kuta Mekar BTB 6-9, Kecamatan Klari Kabupaten Karawang ,
Jawa Barat.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data, yakni
data primer dan data sekunder seperti yang tersaji pada tabel 1. Data primer
diperoleh dengan cara pengamatan langsung di lapangan dan wawancara dengan
berbagai pihak terkait. Data sekunder diperoleh dari dokumentasi perusahaan,
literatur, bahan pustaka, data statistik, dan hasil penelitian yang terkait.
Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data
Jenis Data
Data Primer

Data
Sekunder

Data
Jenis dan jumlah produk
yang dihasilkan
Jumlah, frekuensi, dan biaya
pemesanan
Jumlah persediaan barang
dan biaya penyimpanan
Keadaan umum industri

Data persediaan masa lalu
Jumlah permintaan produk
Standard Operational
Procedure (SOP)

Cara Pengumpulan
Pengamatan

Sumber Data
Pabrik

Wawancara dan
pengukuran langsung di
lapangan
Wawancara dan
pengukuran langsung
Mencatat dan wawancara
langsung dengan staf
perusahaan

Pabrik

Mencatat dari laporan
perusahaan
Mencatat dari laporan
perusahaan
Mencatat dari laporan
perusahaan

Gudang
Website
perusahaan,
bahan pustaka,
pabrik.
Laporan
perusahaan
Laporan
perusahaan
Laporan
perusahaan

3
Analisis Data
Analisis data yang dilakukan mula-mula dengan menganalisis sistem
pengendalian persediaan bahan baku internal PM 11 pada tahun 2011 hingga
tahun 2012 dengan menggunakan Material Requirement Planning (MRP) dan
dilanjutkan dengan meramalkan perencanaan bahan baku tahun 2013. Teknik
peramalan linear regression with seasonal factor kemudian digunakan untuk
peramalan kertas tissue tersebut. Pengendalian perencanaan bahan baku tahun
2013 kemudian dihitung kembali dengan menggunakan metode MRP dan
dibandingkan dengan metode perusahaan.
Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Sistem MRP merencanakan ukuran lot sehingga barang-barang tersebut
tersedia pada saat dibutuhkan. Lot adalah ukuran kuantitas yang akan dipesan
untuk memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan yang dapat meminimalkan
biaya persediaan sehingga perusahaan akan memperoleh keuntungan. Hasil yang
didapat dengan sistem MRP kemudian dibandingkan dengan hasil pengendalian
persediaan yang digunakan perusahaan. Herjanto (2003) berpendapat bahwa
teknik-teknik penentuan lot sizing seperti MRP dipengaruhi oleh besar biaya
pemesanan, biaya penyimpanan per unit, dan variasi kebutuhan barang tiap
periode.
Perhitungan lot size menggunakan format seperti pada Tabel 2. Berdasarkan
data produk kertas dari perusahaan dikalikan dengan penggunaan bahan baku
sesuai dengan Standard Operational Procedure (SOP), jumlah bahan baku yang
dibutuhkan dapat dihitung demikian pula biaya penyimpanan bahan baku. Hasil
pengalian tersebut digunakan sebagai gross requirement.
Tabel 2 Format perhitungan MRP
Bulan
1 2
Gross Requirement
Beginning Inventory
Net Requirements
Planned Order Receipt
Planned Order Release
Ending Inventory
Ordering Cost
Carrying Cost
Purchase Cost
Total Cost

3

4

5

6

7

8

Kebutuhan bersih (net requirement) dihitung dengan cara :
= −
Dimana : N = Net requirement
G = Gross requirement
B = Beginning requirement

9

10 11 12

(1)

4
Jumlah bahan baku yang dipesan ditentukan pada bagian Planned Order
Receipt (POR). Dalam penentuan jumlah POR, MRP memiliki teknik yang
berbeda-beda. Di dalam penelitian ini, ada empat teknik yang digunakan dalam
penentuan jumlah POR, yaitu :
1. Economic Order Quantity (EOQ), pemesanan dengan teknik EOQ dilakukan
dengan cara menghitung jumlah persediaan optimum berdasarkan permintaan
yang ada. Menurut Rangkuti (2002), model EOQ dapat diterapkan apabila
permintaan akan produk adalah konstan; seragam dan diketahui; harga per unit
produk adalah konstan; biaya penyimpanan per unit per tahun konstan; biaya
pemesanan per pesanan konstan; waktu antara pesanan dilakukan dan barangbarang diterima konstan; tidak terjadi kekurangan bahan atau back orders.
Jumlah bahan baku yang akan dipesan di POR (Q) dihitung dengan rumus
berikut ini :
Q=



(2)

Dimana : Q = Kuantitas Pemesanan Optimal (ton)
D = Permintaan per tahun (ton)
S = Biaya pemesanan per pemesanan (US$)
H = Biaya pemesanan per unit per tahun (US$)
Adapun Q akan digunakan sebagai jumlah bahan baku yang akan dipesan
di POR.
2. Lot For Lot (LFL), Besarnya pemesanan dalam POR sesuai dengan kebutuhan
bersih atau net requirement yaitu kebutuhan kotor dikurangi dengan
persediaan yang ada ditangan (beginning inventory).
3. Least Unit Cost (LUC), teknik ini menggunakan sejumlah iteratif untuk
mencari pada periode manakah unit cost terkecil dihasilkan. Pada periode
tersebut, jumlah barang yang dihitung adalah jumlah barang yang dipesan di
POR. Metode LUC menentukan jumlah ukuran lot dan periode pemesanan
bergantung kepada biaya permintaan kumulatif dan hasil perhitungan total
biaya relevan per unitnya. Jumlah dengan biaya unit terkecil akan dipilih
sebagai jumlah yang dipesan. Jumlah pemesanan yang digunakan pada LUC
ditentukan dengan pendekatan trial and error, dimana pertimbangan
penentuan jumlah pemesanan dilakukan dengak menutupi menyamakan
jumlahnya dengan berat bersih pada periode pertama atau dengan menambah
unit kebutuhan pada periode-periode selanjutnya (Hary 2011).
4. Least Total Cost (LTC), teknik LTC mirip seperti teknik LUC, namun
dilakukan dengan membandingkan biaya setup dengan biaya holding untuk
berbagai macam jumlah lot. Total biaya per unit dalam setiap iteratif dihitung
dari total biaya setup dan biaya holding sampai akhir periode T dibagi dengan
kumulatif demand sampai akhir periode T (Imam 2005). Ukuran lot yang
dipilih sebagai jumlah bahan baku yang dipesan di POR adalah ukuran lot
dimana selisih antara biaya penyimpanan dan biaya pemesanannya paling
kecil.
Ketika jumlah POR sudah ditentukan, maka waktu bahan baku akan tiba di
perusahaan akan ditentukan pada Planned Order Release (PORe). Pada kolom ini,
lead time yang diperoleh dari perusahaan akan digunakan, dan jumlah pesanan

5
yang telah ditentukan akan dimasukan ke dalam periode yang sesuai dengan
waktu tunggunya. Menurut Assauri (2008), lead time adalah lamanya waktu
antara mulai dilakukannya pemesanan bahan-bahan sampai dengan kedatangan
bahan-bahan yang dipesan tersebut dan diterima di gudang persediaan.
Pada periode yang sama, jumlah bahan baku yang dipesan dalam POR akan
dikurangi dengan net requirementnya, dan selisihnya akan dianggap sebagai sisa
bahan baku yang dianggap sebagai ending inventory. Ending inventory pada bulan
tertentu akan dianggap sebagai beginning inventory pada bulan selanjutnya.
Ending Inventory dapat dihitung dengan rumus :
= −
(3)
Dimana : E = Ending inventory
G = Gross requirement
B = Beginning inventory
Penentuan jumlah biaya penyimpanan bahan baku dihitung dengan
menjumlahkan tiga jenis biaya, yaitu ordering cost, carrying cost, dan purchasing
cost. Ordering cost adalah biaya yang dikeluarkan sekali melakukan pemesanan
dan biasanya berjumlah konstan. Carrying cost adalah biaya yang dikeluarkan
pada saat bahan baku masuk ke dalam penyimpanan, contoh nya seperti biaya
listrik, biaya bangunan, biaya angkut barang dan yang lainnya. Carrying cost
dihitung per unit barang yang tersimpan sebagai ending inventory. Purchasing
cost adalah biaya yang dikeluarkan pada saat membeli bahan baku seharga bahan
baku tersebut. Purchasing cost dihitung perunit barang yang dipesan sesuai pada
kolom POR. Ketiga biaya tersebut kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan
total cost atau biaya penyimpanan.
Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Peramalan dilakukan pada data independent demand yang dalam hal ini
merupakan perkiraan produksi kertas. Teknik peramalan yang digunakan yaitu
time series model regresi linier dengan faktor seasonal. Nilai peramalan dapat
dihitung menggunakan rumus :
=
+
(4)
Dimana :

y
a0
a1
x

= jumlah produksi kertas pada periode t
= intercept
= slope
= waktu (bulan)

Persamaan regresi yang diperoleh kemudian digunakan untuk
memperkirakan produksi kertas tissue. Berdasarkan perkiraan permintaan kertas,
kebutuhan bahan baku dapat dihitung dengan mengalikannya dengan
perbandingan bahan baku sesuai SOP.
Hasil peramalan dari teknik terbaik ini digunakan untuk menghitung
perkiraan kebutuhan bahan baku. Perhitungan kebutuhan bahan baku
menggunakan Standard Operational Procedure (SOP) dari perusahaan.
Kebutuhan bahan baku yang telah dihitung menggunakan SOP kemudian dihitung
kembali menggunakan metode perusahaan dan metode MRP. Pemilihan teknik

6
terbaik berdasarkan biaya persediaan yang paling minimum yang dihasilkan dari
metode tersebut.
KONDISI UMUM PERUSAHAAN

Sejarah Perusahaan
PT. Pindo Deli Pulp dan Paper Mills dengan berdiri pada tahun 1976
sebagai salah satu bagian Sinar Mas Group. Produk yang dihasilkan oleh PT.
Pindo Deli Pulp and Paper Mills terkenal sebagai ‘Top Quality Paper’. PT. Pindo
Deli Pulp and Paper Products merupakan salah satu penghasil kertas terbaik
disamping PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk yang bersama-sama dibawah
naungan Asia Pulp and Paper (APP) .Produk yang dihasilkan meliputi kertas
printing dan kertas non printing, baik yang di-coated maupun tidak. Jenis kertas
bervariasi mulai dari art paper, art board, case coated paper dan case coated
board. Merk produk PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills di pasaran dunia
terkenal dengan nama Bola Dunia, Sinar Dunia, Golden Coin, Golden Plus, Astro
Plus, Lucky Bos, Nice Tissue, Paseo Tissue, dan lain-lain. PT. Pindo Deli Pulp
and Paper Mills memiliki dua buah pabrik yang bertempat di Jalan Adiarsa,
Karawang, Jawa Barat dan Desa Kuta Mekar Karawang Jawa Barat. Dua pabrik
tersebut terdiri dari 13 Paper Machine (PM), castcoated dan Non Carbonless
Required (NCR). PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills memiliki karyawan sekitar
13.000 orang yang terdiri dari tenaga kerja pria 87%, dan tenaga kerja wanita 13%.
Paper Machine 11 dibangun pada tahun 1998 dan mulai beroperasi pada
tahun 2000. Paper Machine 11 berfokus pada produksi empat jenis kertas tissue
dan mampu berproduksi hingga 6.300 ton/bulan. Adapun jenis tissue yang
dihasilkan oleh Paper Machine 11 adalah facial tissue, napkin tissue, toilet tissue,
dan towel tissue. Spesifikasi empat jenis tissue yang dihasilkan PM 11 PT. Pindo
Deli Pulp and Paper Products dapat dilihat pada lampiran 1.
Perencanaan Produksi, Proses Produksi, dan Pemasaran
Alur perencanaan produksi, proses produksi hingga pemasaran produk dapat
dilihat pada Gambar 1. Perencanaan produksi PT. Pindo Deli diawali dengan
diterimanya order dari konsumen oleh bagian marketing perusahaan, bagian
marketing akan membuat Purchase Order (PO) yang kemudian akan diserahkan
kepada bagian Production Planning and Inventory Control (PPIC). PPIC bertugas
dalam mengawasi pesanan yang diminta selesai tepat pada waktunya, memastikan
kualitas dan kuantitas pesanan sesuai dengan yang diminta, mengontrol
persediaan kertas yang disimpan di dalam gudang. PPIC kemudian memberikan
rencana produksi ke bagian Raw Material Departement (RMD) dan bagian
produksi melalui Sistem Aliran Produksi (SAP). Rencana produksi dibuat paling
lambat satu minggu sebelum produksi berlangsung. RMD akan mencatat dan
menghitung kebutuhan bahan baku yang diperlukan, dan bagian produksi akan
menjalankan proses produksi kertas yang dipesan.

7
Ordering

Making Purchase
Order

Production Planning

Raw Material
Planning

Stock Preparation
Approach Flow System
Forming
Rewinding
Finishing

Final Checking Products

Shipping

Marketing

Domestic

Overseas

Gambar 1 Perencanaan produksi, proses produksi, dan pemasaran produk Paper
Machine 11

8
Rangkaian proses produksi kertas tissue hampir sama dengan proses
produksi kertas lainnya, yang terdiri dari stock preparation, approach flow system,
paper machine, rewinder, dan finishing. Stock preparation adalah tahap persiapan
bahan baku produksi agar bahan baku berada dalam keadaan yang sesuai untuk
diproduksi. Pembuburan kembali (repulping), pembersihan pulp dari materi asing
atau kotoran dengan High Density Cleaner, proses defibrilasi dalam mesin refine,
hingga pencampuran ke dalam mixing chest merupakan tahapan-tahapan yang
terjadi dalam stock preparation. Serat yang sudah tercampur dalam mixing chest
kemudian mengalami perlakuan kimia untuk mengoptimalkan kondisi pulp untuk
proses forming di bagian paper machine dalam satu chest yang terhubung dengan
sebuah chest berisi beberapa campuran bahan kimia. Perlakuan ini dikenal sebagai
approach flow system. Ketika pulp sudah siap untuk proses forming, pulp
dialirkan ke headbox yang nanti akan mendistibusikan pulp ke wire layer dan felt
layer untuk membentuk lembaran kertas yang masih basah. Lembaran kertas
basah dari wire layer itu kemudian ditarik oleh pick up roll, yang membuat air
dari lembaran kertas tersebut keluar lewat jepitan kedua roll yang dimiliki pick up
roll. Lembaran dari layer kemudian ditarik oleh suction roll masuk ke dalam
mesin yankee dryer. Lembaran kertas di dalam yankee dryer mengalami proses
drying dengan menggunakan steam dan proses sizing dimana lembaran
disemprotkan bahan coating dan realis untuk mempermudah lembaran tersebut
lepas dari roll yankee. Lembaran tissue yang sudah kering kemudian di gulung
pada spole hingga terbentuk jumbo roll. Lembaran tissue dari mesin yankee
divacuum oleh pope reel dan digulung pada spole. Pope reel diberi pelengket
sebelum proses penggulungan supaya lembaran tissue bisa menempel. Jumbo roll
yang sudah selesai digulung kemudian dipindahkan ke mesin rewinder untuk
memulai proses rewinding dan membuat tissue dalam jumbo roll menjadi
sejumlah mini roll yang disesuaikan dengan permintaan konsumen. Jumbo roll ini
diunwind oleh belt untuk menggulung beberapa lembaran tissue (ply) menjadi satu
gulungan. Gulungan kemudian melewati calendar system untuk mengurangi
ketebalan tissue jika diperlukan. Satu gulungan mini roll dapat terdiri dari 1 ply, 2
ply, 3 ply, atau lebih. PM 11 memiliki kapasitas maksimum tiga ply dalam sekali
penggulungan.
Mini roll yang telah digulung masuk ke dalam tahap finishing. Proses
finishing terdiri dari pengecekan kualitas produk (shorting), wrapping, dan
labeling. Shorting adalah kegiatan pengecekan adanya cacat atau kotoran yang
terdapat pada mini roll. Setelah lolos dari shorting, mini roll kemudian mengalami
proses pembungkusan (wrapping/packaging) dan kemudian diberi label (labeling)
yang berisi kondisi dan
identitas dari mini roll tersebut. Proses finishing berakhir ketika mini roll
mengalami proses converting atau pendistribusian.
Pemasaran produk PM 11 dilakukan di dalam maupun diluar negeri. Merk
dagang produk PM 11 yang biasa beredar di dalam negeri diantaranya adalah
Paseo Tissue dan Nice Tissue. Selain produk-produk tersebut yang dipasarkan di
dalam negeri, Pindo Deli, khususnya PM 11 juga mengekspor produknya ke
Jepang, Australia, New Zeland, dan beberapa negara Eropa.

9
Perencanaan Bahan Baku Produk Kertas
Raw Material Departement (RMD) adalah bagian dari PT. Pindo Deli
Pulp and Paper Products yang bertugas dalam menangani kebutuhan dan
perencanaan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi kertas.
Perencanaan bahan baku harus direncanakan sedemikian rupa agar tidak
terjadinya kekurangan atau kelebihan bahan baku untuk produksi. Setiap Paper
Machine di PT. Pindo Deli memiliki perencanaan kebutuhan bahan baku yang
berbeda-beda untuk setiap bulannya. Perencanaan bahan baku setiap Paper
Machine diserahkan kepada RMD sehingga dapat dibuat Purchase Requsition
(PR) yang akan diserahkan pada bagian Purchasing. Bagian Purchasing akan
membuat surat Puchase Order (PO) yang akan diserahkan pada vendor bahan
baku yang bersangkutan.
Jenis bahan baku yang digunakan menurut pengelompokannya dibedakan
menjadi dua, yaitu bahan baku pulp dan bahan baku kimia. Proses pembelian
bahan baku memiliki rentang waktu tunggu terhitung dari dikeluarkannya PO
hingga barang yang dipesan tiba di gudang dan siap digunakan pada rentang
waktu tersebut disebut sebagai lead time. Bahan baku yang dipesan dari vendor
lokal memiliki lead time kurang lebih satu bulan, sementara untuk bahan baku
yang dipesan dari luar negeri memiliki lead time 4-5 bulan. Lead time perlu
diperhitungkan dalam perencanaan agar bahan baku yang diperlukan tiba tepat
pada waktu produksi. Persediaan pengaman atau safety stock disediakan untuk
mengantisipasi keterlambatan proses pengiriman bahan baku yang terjadi di luar
perencanaan perusahaan.
Bahan baku pulp yang digunakan oleh seluruh paper machine umumnya
sama, yaitu Needle Bleached Kraft Pulp (NBKP) dan Leaves Bleached Kraft Pulp
(LBKP). Pembeda dari bahan baku yang digunakan pada setiap paper machine
adalah bahan kimianya. Paper Machine 11 yang memproduksi kertas tissue
menggunakan bahan kimia yang diantaranya adalah dry strength, wet strength,
paper coating, biocide, release agent, softener, dan cleaner. Jenis bahan baku
pembuat kertas tissue secara jelas disajikan pada lampiran 2.
Sistem penggunaan bahan baku yang digunakan dalam perusahaan adalah
sistem First Expired First Out (FEFO). Sistem berbeda diterapkan untuk bahan
baku LBKP dan NBKP, yaitu sistem First In First Out (FIFO). Tujuan
diterapkannya sistem tersebut adalah untuk mencegah terlewatnya expired date
bahan baku dan kebusukan yang menyebabkan bahan baku yang disimpan tidak
dapat digunakan lagi serta membuat perusahaan merugi secara materil. Bagian
MRP Controller dari Central Warehouse bertugas untuk mengawasi jumlah stok
bahan baku dan lama expired date bahan baku baik yang berada dalam gudang
pusat maupun yang berada di gudang Paper Machine.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis dan Evaluasi Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Perusahaan Tahun 2011 – 2012
Terjaminnya ketersediaan bahan baku yang berkelanjutan merupakan salah
satu hal penting yang menjamin kelancaran produksi perusahaan. Perencanaan

10
bahan baku yang baik harus dilakukan supaya produksi dapat berjalan dan produk
dapat dihasilkan sesuai pesanan konsumen tepat pada waktunya.
Bahan baku setiap Paper Machine yang dipesan disimpan di gudang setiap
Paper Machine sesuai dengan kebutuhan produksi. Penyimpanan bahan baku
dilakukan secara berbeda untuk pulp dan bahan kimia. Pulp sebagian besar
disimpan diluar gudang beralaskan stack dan ditutupi dengan terpal dan bahan
kimia disimpan dalam ruang machine chest berisi pulp yang telah diolah dan
tersambung ke mesin.
Tersedianya bahan baku secara berkelanjutan merupakan keinginan
perusahaan sehingga kelancaran produksi pun dapat tercapai. Hal tersebut sangat
sulit dicapai mengingat adanya faktor-faktor yang selalu menyebabkan
kedatangan bahan baku yang terlambat. Safety stock diterapkan oleh perusahaan
dalam setiap perencanaan bahan baku. Setiap PM akan menyediakan safety stock
untuk setiap bahan baku sebagai antisipasi dalam menghadapi keterlambatan yang
akan terjadi. Safety stock untuk setiap jenis bahan baku berbeda-beda, bergantung
kepada tempat pembelian bahan baku tersebut. Safety stock yang ditambahkan
kebutuhan LBKP adalah kebutuhan bahan baku untuk 21 hari, sedangkan safety
stock yang ditambahkan untuk bahan baku NBKP adalah kebutuhan untuk 30 hari.
Safety stock yang ditambahkan untuk bahan kimia adalah kebutuhan untuk 21
hari.
Lead time juga diperhitungkan dalam perencanaan pengadaan bahan baku.
Dalam Standar Operasional Prosedur PT. Pindo Deli, lead time dianggap sebagai
jumlah dari Purchasing Document Processing Time (PDPT), Planned Delivery
Time (PDT), dan Good Receive Processing Time (GRPT). PDPT adalah waktu
yang diperlukan untuk proses PR dan PO, terhitung sejak PR yang secara otomatis
muncul hingga PO di keluarkan. PDPT ini dihitung selama 12 hari. PDT adalah
waktu yang diperlukan vendor untuk memenuhi PO sejak PO release sampai
bahan baku tiba di gudang. GRPT adalah waktu yang diperlukan untuk proses
pemeriksaan barang oleh user (untuk spare part) atau quality control (untuk
bahan baku) sampai barang tersebut berada di gudang. Rentang waktu Delivery
Time beragam tergantung kepada jenis bahan baku dan tempat vendor yang
menjual bahan baku tersebut.
Keterlambatan dalam proses pengiriman bahan baku adalah salah satu
masalah yang kerap kali dihadapi oleh perusahaan. Masalah ini seringkali di atasi
dengan cara pemesanan bahan baku sebesar kebutuhan kotor perusahaan atau
meminjam bahan baku dari pabrik lain. Terjadinya kelebihan bahan baku pun
dialami pihak Paper Machine, dan bahan baku yang berlebih kemudian di berikan
kepada Paper Machine lainnya, namun ada juga Paper Machine yang tidak
membutuhkan bahan baku lebih. Sehingga bahan baku seringkali mengalami
kebusukan karena seringkali melewati expired date.
Evaluasi dilakukan dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk bahan baku sepanjang dua tahun terakhir, yaitu tahun 2011 dan
2012 kemudian dibandingkan dengan biaya persediaan yang dihitung dengan
empat teknik MRP dengan penghitungan menggunakan data produksi yang sama.
Tabel 3 menunjukkan total produksi kertas tissue pada tahun 2012
mengalami sedikit penurunan dari 48,95 ribu ton pada tahun 2011. Pada tahun
2012, suatu penurunan produksi terjadi sebesar 3,7%.

11
Berdasarkan bahan baku yang digunakan, berdasarkan komponen biayanya
disajikan pada tabel 5. Secara rinci perhitungan biaya persediaan bahan baku
disajikan pada lampiran 4, 5, dan 6. Contoh perhitungan biaya persediaan
disajikan pada lampiran 7.
Tabel 3 Jumlah produksi kertas tissue dan kebutuan bahan baku tahun 2011-2013
Item

Satuan
Ton
Ton
Ton
Ton
Ton

2011
48.954,72
9.188,93
4.669,55
22.765,57
12.330,67

Tahun
2012
47.120,37
7.541,46
5.594,48
20.420,59
13.563,83

Produksi Tissue
Facial Tissue
Napkin Tissue
Toilet Tissue
Towel Tissue
Pemakaian Bahan Baku
LBKP
Ton
34.685,34
32.332,81
NBKP
Ton
15.489,48
14.975,75
Dry St.
Ton
306,20
295,33
Wet St.
Ton
378,07
364,51
Coating
Ton
84,45
66,94
Softener
Ton
71,18
69,17
Biocide
Ton
3,72
3,59
Cleaner
Ton
4,80
4,91
Release A.
Ton
28,51
27,47
Keterangan : *) hasil peramalan
Sumber : PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills (2013) dan data olahan

2013*
47.854,09
6.340,42
7.757,98
19.922,37
13.833,33
34.064,92
15.235,80
300,31
370,38
83,53
70,54
3,72
5,14
27,92

Tabel 4 menunjukkan metode perusahaan menghasilkan biaya persediaan
sebesar US$ 34.3 juta pada tahun 2011, sementara metode MRP pada tahun yang
sama menghasilkan biaya penyimpanan yang jauh lebih murah dibandingkan
dengan metode perusahaan. Biaya penyimpanan minimum diperoleh dari teknik
LFL yang menghasilkan biaya penyimpanan sebesar US$ 30.3 juta. Perusahaan
akan menghemat biaya penyimpanan sebesar US$ 4,1 juta atau sebesar 11,8%
dengan menggunakan metode LFL tersebut.
Pada tahun 2011, metode perusahaan menghasilkan biaya yang paling tinggi
karena banyaknya bahan baku yang tersimpan sebagai persediaan awal (beginning
inventory) yang menyebabkan tingginya holding cost dan pembelian yang
dilakukan setiap bulan menyebabkan jumlah bahan baku yang tersimpan semakin
bertambah.
Biaya minimum dapat dihasilkan oleh teknik LFL terjadi karena carrying
cost yang dihasilkan metode ini. Teknik LFL ini memberikan penghematan pada
biaya penyimpanan, karena bahan baku dipesan sebesar kebutuhan bersih
produksinya sehingga penumpukan bahan baku di gudang dalam jumlah yang
melimpah dapat dihindari.

12

Tabel 4 Biaya persediaan bahan baku kertas tissue tahun 2011-2013
Tahun/

Biaya Persediaan Bahan Baku (US$ 1000)
Wet
Strength Coating Softener Biocide
Cleaner

LBKP

NBKP

Dry
Strength

Release
Agent

Total

Selisih

Perusahaan

21,577.6

11,427.6

248.5

421.6

342,4

198,5

29,5

17,4

113,61

34.376,6

-

EOQ

20,924.9

10,846.7

276.9

423.1

417,5

195,8

76,4

39,7

147,2

33.348,3

-1.028,3

-3,0

LFL

19,308.4

9,790.7

225.0

363.0

313,3

166,3

19,0

12,4

105,8

30.304,1

-4.072,5

-11,8

LTC

19,399.6

10,011.5

227.7

373.5

LUC

19,622.5

10,264.3

227.1

373.1

315,2

172,9

26,9

15,6

106,9

30.650,1

-3.726,6

-10,8

318,9

175,1

26,9

15,6

106,9

31.130,6

-3.245,9

-9,4

Perusahaan

20,845.1

11,041.8

239.7

406.6

332,1

193,0

28,5

17,8

109,6

33.214,2

-

EOQ

21,484.9

11,145.6

212.5

414.9

340,9

217,3

0,015

14,9

137,4

33.968,5

754,3

LFL

20,844.9

LTC

20,751.1

11,041.6

239.7

406.5

332,0

193,0

28,6

17,9

109,6

33.213,9

-0,3

-0,0

10,871.7

236.6

396.7

329,6

187,6

25,7

16,3

107,7

32.922,9

-291,3

-0,9

LUC

20,528.2

10,854.9

237.2

396.7

377,7

189,5

25,9

16,1

107,7

32.733,8

-480,4

-1,4

Perusahaan

21,195.9

11,233.6

243.7

413.1

338,6

196,9

29,6

18,7

111,3

33.781,7

-

EOQ

23,245.0

12,051.9

286.9

417.5

371,4

220,7

46,7

25,3

175,0

36.840,6

3.058,9

9,1

LFL

21,191.9

11,233.3

243.7

413.1

338,8

196,9

29,6

18,7

111,3

33.777,1

-4,5

-0,0

LTC

21,190.4

11,231.2

243.5

417.3

338,5

196,5

29,1

18,3

110,9

33.775,8

-5,9

-0,0

LUC

21,190.4

11,231.5

243.5

426.1

338,5

196,5

29,1

18,4

110,9

33.784,9

3,3

0,0

Teknik MRP

%

2011

2012
2,3

2013

sumber : Data olahan

13
Tabel 5 Rincian komponen biaya persediaan bahan baku 2011-2013
Tahun/

Biaya Persediaan Bahan Baku (US$ 1000)
Ordering
Carrying
Purchasing
Cost
Cost
Cost
Total

Teknik MRP
2011
Perusahaan
EOQ
LFL
LTC
LUC
2012
Perusahaan
EOQ
LFL
LTC
LUC
2013
Perusahaan
EOQ
LFL
LTC
LUC
sumber : Data olahan

Selisih
(%)

8,9
2,9
9,2
2,8
3,0

1,2
2,9
0,2
3,2
3,0

34.366,6
33.342,6
30.294,7
30.644,1
31.124,6

34.376,6
33.348,3
30.304,1
30.650,1
31.130,6

-3,0
-11,8
-10,8
-9,4

10,6
2,9
11,3
2,9
3,3

1,0
3,0
0
2,4
2,1

33.202,6
33.962,6
33.202,6
32.917,6
32.728,4

33.214,2
33.968,5
33.213,9
32.922,9
32.733,8

-2,3
-0,0
-0,9
-1,4

11,0
3,2
11,3
3,1
3,6

4,8
14,6
0
6,8
8,9

33.765,9
36.822,8
33.765,9
33.765,9
33.772,5

33.781,7
36.840,6
33.777,1
33.775,8
33.784,9

-9,1
-0,0
-0,0
-0,0

Pada penelitian sebelumnya oleh Shaliha (2012), teknik LFL juga
menghasilkan biaya persediaan minimum untuk bahan baku enam jenis kertas di
Paper Machine 12 di PT. Pindo Deli Pulp and Paper Products. Biaya persediaan
dapat dihemat sebesar 5.35% dengan menggunakan metode LFL. Penelitian
lainnya mengenai mengenai pengendalian persediaan bahan baku untuk polyester
oleh Resmi (2011) menunjukkan dapat menghemat biaya persediaan minimum
untuk bahan baku MEG (Monoethylene Glycol) dengan penggunaan teknik LFL
sebesar 3.62%.
Pada tahun 2012, biaya yang dihasilkan oleh metode perusahaan sebesar
US$ 33.2 juta. Tiga metode MRP menghasilkan biaya yang lebih kecil, kecuali
teknik EOQ. Metode MRP yang menghasilkan biaya penyimpanan terkecil adalah
teknik LUC, yaitu sebesar US$ 32.7 juta. Teknik LUC dapat menghemat biaya
persediaan sebesar US$ 0.48 juta. Metode EOQ menghasilkan biaya persediaan
yang lebih besar daripada metode perusahaan. Selisih biaya yang dihasilkan
mencapai US$ 0.754 juta. Besarnya biaya persediaan yang dihasikan oleh metode
EOQ disebabkan oleh besarnya jumlah bahan baku yang dipesan, banyaknya
bahan baku yang disimpan sehingga purchasing cost dan carrying cost besar
meskipun frekuensi pemesanan tidak tinggi.
Pada tahun 2012, metode perusahaan menghasilkan biaya penyimpanan
yang tidak terlalu berbeda bila dibandingkan dengan metode LFL. Pengurangan
jumlah bahan baku yang tersimpan menyebabkan biaya yang dihasilkan metode
perusahaan menjadi lebih kecil bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
dimana perbedaan biaya yang dihasilkan oleh metode perusahaan sangat besar.

14
Rekomendasi Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku dan
Perencanaan Produksi Tissue tahun 2013
Perencanaan pengendalian bahan baku dilakukan dengan memperkirakan
jumlah produksi kertas tissue pada tahun 2013 dengan menggunakan metode
linear regression with seasonal factor. Hasil peramalan kemudian dijadikan acuan
dalam menentukan kebutuhan bahan baku produksi empat jenis tissue. Jumlah
bahan baku yang digunakan diperoleh dengan menggunakan perbandingan
komposisi bahan baku sesuai dengan yang tercantum dalam Standard Operational
Procedur (SOP) Produksi di PM 11. Hasil peramalan kemudian dikalikan dengan
nilai rata-rata kebutuhan yang tercantum dalam SOP, dengan menyesuaikan
kepada jenis tissue yang diproduksi. SOP dapat dilihat pada lampiran 3. Hasil
peramalan produksi tahun 2013 mengalami peningkatan dari tahun 2012. Pada
tabel 3 dapat dilihat adanya fluktuasi prroduksi mewajibkan perusahaan memiliki
pengendalian persediaan yang baik untuk mendukung kelancaran produksi. Pada
tahun 2013, biaya yang dihasilkan oleh metode perusahaan dihitung sebesar
US$ 33.781 juta. Seperti yang ditunjukkan pada tabel 4 dan 5, pada tahun ini,
hanya ada dua metode MRP yang menghasilkan biaya penyimpanan yang lebih
kecil daripada metode perusahaan, yaitu metode LFL dan metode LTC. Metode
terbaik dengan biaya minimum adalah metode LTC dengan biaya persediaan
sebesar US$ 33.775 juta. Metode LTC dapat menghemat biaya penyimpanan
sebesar US$ 5.901.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, selisih yang dihasilkan antara
biaya penyimpanan yang dihasilkan metode LUC dan metode perusahaan pada
tahun ini cukup kecil. Hal ini disebabkan karena semakin sedikitnya bahan baku
yang tersimpan menyebabkan hasil biaya penyimpanan yang dihasilkan oleh
metode perusahaan semakin mendekati metode LFL.
Dua metode MRP, yaitu metode EOQ dan metode LUC menghasilkan biaya
penyimpanan yang lebih besar daripada metode perusahaan. Hal tersebut
disebabkan oleh besarnya tingkat pemesanan dan jumlah bahan baku yang
tersimpan dengan menggunakan metode LUC sehingga ketiga komponen biaya
yang dihasilkan lebih tinggi.
Apabila beginning inventory yang tersedia sama dengan nol, metode
perusahaan dapat dikatakan serupa dengan metode LFL. Frekuensi pemesanan
yang sering serta banyaknya penimbunan bahan baku menyebabkan biaya
penyimpanan yang terlampau tinggi.
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap biaya persediaan bahan baku untuk
empat jenis produk di tahun 2013, metode LTC merupakan metode terbaik.
Metode LTC dapat direkomendasikan kepada perusahaan karena metode ini
menghasilkan biaya penyimpanan yang minimum. Pada tahun 2011, metode LFL
merupakan metode yang paling baik digunakan, namun tidak adanya bahan baku
yang tersimpan di gudang serta frekuensi pembelian bahan baku yang sangat
tinggi dapat memperbesar resiko stock out bagi perusahaan serta tingginya biaya
pembelian. Metode LFL dapat memberikan hasil yang terbaik apabila biaya
pemesanan rendah, biaya penyimpanannya tinggi dan variasi kebutuhannya tidak
seragam (Wijaya 2006).
Penggunaan MRP untuk dependent demand memiliki beberapa keuntungan
diantaranya dapat mengurangi jumlah stok, meningkatkan turnover stock,

15
meningkatkan jasa bagi pelanggan dengan sedikit waktu penundaan yang
disebabkan oleh kekurangan bahan baku, waktu pengiriman lebih cepat dan dapat
diandalkan, pendayagunaan fasilitas yang meningkat seperti bahan baku yang
selalu tersedia ketika dibutuhkan, waktu yang digunakan untuk mengekspedisi
dan pemesanan darurat lebih sedikit (Waters 1992).
Menurut Heizer dan Render (2004) kelebihan MRP dalam menangani
barang-barang adalah sistem MRP merencanakan produk yang akan dihasilkan
dan kapan produk tersebut akan diproduksi sehingga produk akan tersedia sesuai
dengan permintaan atau pesanan konsumen yang pada akhirnya akan
meningkatkan kepercayaan dan kepuasan konsumen terhadap perusahaan. Untuk
menghasilkan produk yang sesuai dengan permintaan konsumen, sistem MRP
Master Production Schedule yang berisi jadwal produksi dan komponenkomponen yang diperlukan dalam proses produksinya, sehingga penggunaan
fasilitas dan tenaga kerja agar proses produksi dapat sesuai dengan jadwal
produksinya. Sistem MRP juga memuat komponen yang diperlukan dalam proses
produksi sehingga bahan-bahan yang diperlukan akan tersedia pada saat proses
produksi berjalan. Jadwal produksi pada sistem MRP masih memungkinkan
adanya perubahan permintaan pasar sehingga sistem ini akan lebih cepat
merespon permintaan pasar.Adanya jadwal produksi memungkinkan perusahaan
untuk menyimpan persediaan dalam jumlah yang cukup dan tidak terlalu besar
sesuai dengan kebutuhannya sehingga tidak mengganggu kelancaran produksi
perusahaan. Metode MRP dapat meningkatkan perencanaan perusahaan karena
berdasarkan kepada penjadwalan produksi. MRP juga dapat memberikan
peringatan bagi masalah-masalah potensial dan kekurangan material. Keunggulan
utama dari MRP adalah kemampuannya dalam menghubungkan permintaan
(demand) dengan bahan baku yang dibutuhkan secara langsung sesuai dengan
jadwal produksinya (Waters 1992).
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan halhal sebagai berikut.
1. Pengendalian persediaan bahan baku di PT. Pindo Deli Pulp and Paper
Products dilakukan dengan berbasis sistem Material Requirement Planning
(MRP). Pemesanan bahan baku dilakukan dengan menambahkan safety stock
untuk kebutuhan LBKP selama 21 hari, untuk bahan baku NBKP selama 30
hari. Safety stock yang ditambahkan untuk bahan kimia adalah kebutuhan
untuk 21 hari.
2. Metode LTC dapat dijadikan rekomendasi bagi perusahaan dalam
pengendalian persediaan pada tahun 2013 untuk menghasilkan biaya
penyimpanan paling minimum.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini saran yang dapat diberikan kepada
perusahaan adalah penggunaan LTC pada dipertimbangkan oleh perusahaan untuk
menghindari habisnya bahan baku dan keterlambatan kedatangan bahan baku.

16
DAFTAR PUSTAKA
Assauri S. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta (ID) : Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Hary A F 2011. Perencanaan persediaan bahan baku kayu gelondongan dengan
metode silver meal (Studi kasus PT. Katingan Timber Celebes Makassar)
[skripsi]. Makassar (ID) : Universitas Hassanudin Makassar.
Heizer J, dan Render B. 2004. Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi. Ariyoto K,
penerjemah. Jakarta (ID) : Penerbit Salemba Empat.
Herjanto E. 2003. Manajemen Produksi & Operasi. Edisi 2. Jakarta (ID) :
Widiasarana Indonesia.
Imam Kamarul. 2005. Manajemen Produksi. Jember (ID) : Fakultas Ekonomi
Universitas Jember.
Persson M. 2011 Jan 3. Expect Some Slow Down. Pulp and Paper International
Magazine 1st Edition : 13-15.
Rangkuti F. 2002. Manajemen Persediaan Aplikasi Bisnis. Jakarta (ID) : PT. Raja
Grafindo Persada.
Resmi D C. 2011. Kajian perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku
produk polyester dengan metode material requirement planning di PT.
Indorama Syntethic TBK [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Shaliha N. 2012. Analisis pengendalian persediaan bahan baku industri kertas :
Studi kasus di PT. Pindo Deli Pulp and Paper Unit Machine Paper 12,
Karawang Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID) : Insitut Pertanian Bogor.
Tampubolon M.P. 2004. Manajemen Operasional. Jakarta (ID) : Penerbit Ghalia
Indonesia.
Waters C D J. 1992. Inventory Control and Management. New York (US) : John
Wiley & Sons, Inc.
Wijaya D D. 2006. Analisis pengendalian persediaan bahan baku susu kental
manis pada PT. Indomilk [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

17
Lampiran 1 Jenis tissue yang diproduksi PT. Pindo Deli Pulp and Paper Products
Jenis Tissue
Gramatur
Keterangan
(gsm)
Facial Tissue
11,5 – 18
Tissue yang biasa digunakan untuk
membersihkan wajah, permukaannya halus
dan lembut, serta tidak mudah terurai dalam
kondisi basah.
Toilet Tissue
13 – 20
Tissue yang biasa digunakan sebagai
pembersih dan penyerap di toilet.
Napkin
15 – 22
Tissue yang berfungsi sebagai pembersih saat
Tissue
makan, atau pembungkus peralatan makan.
Higienis dan tidak mudah terurai dalam
kondisi basah maupun kering.
Towel Tissue
20 – 42
Towel tissue bersifat kasar dan kaku dengan
gramatur tinggi. Towel tissue biasa digunakan
sebagai pembersih dan memiliki ketahanan
yang baik pada kondisi basah dan kering.
sumber: PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills (2013)

Sumber : PT. Pindo Deli Pulp and Paper Products (2013)

18

Lampiran 2 Jenis bahan baku, lead time, dan sistem penggunaan yang digunakan Paper Machine 11.
Jenis Bahan Baku
Sistem Penggunaan
Lead Time
Keterangan Bahan Baku
Leaves Bleached Kraft Pulp
FIFO
1 bulan
Bahan baku utama berupa pulp serat pendek yang dibuat dari
(LBKP)
kayu daun lebar.
Needle Bleached Kraft Pulp
FIFO
4 bulan
Bahan baku utama berupa pulp berserat panjang yang dibuat dari
(NBKP)
kayu daun jarum.
Dry Strength
FEFO
1 bulan
Bahan kimia yang berfungsi untuk meningkatkan kekuatan tissue
pada kondisi kering. Dry strength yang digunakan saat ini adalah
dry strength sintetis.
Wet Strength
FEFO
1 bulan
Bahan kimia yang berfungsi untuk meningkatkan kekuatan tissue
pada kondisi basah. Wet strength yang digunakan berupa resin
dan merupakan rantai karbon, sehingga jika ditambahkan sebelum
proses refining akan terputus dan tidak berikatan dengan serat.
Coating Agent
FEFO
1 bulan
Bahan kimia yang berfungsi untuk membantu melapisi atau
melindungi Yankee pada saat proses crepping, sehingga
permukaan Yankee tidak langsung bersentuhan dengan crepping
blade.
Biocide
FEFO
1 bulan
Bahan kimia yang berfungsi untuk mengontrol pertumbuhan
mikroorganisme pada sistem. Penambahan biocide dilakukan di
water system dan chest (penampung pulp).
Softener
FEFO
1 bulan
Bahan kimia yang berfungsi untuk meningkatkan kelembutan
pada tissue. Biasanya digunakan untuk pembuatan tissue facial.
Cleaner
FEFO
1 bulan
Bahan kimia yang berfungsi untuk membersihkan kotoran yang
terbawa di dalam pulp setelah di repulping.
Release Agent
FEFO
1 bulan
Bahan kimia yang berfungsi untuk membantu melepaskan
lembaran tissue dari Yankee. Release agent disemprotkan pada
permukaan Yankee bersamaan dengan coating.

19

Lampiran 3 Standar operational procedur PT. Pindo Deli Pulp and Paper Products
FPR

Grade

L
Refiner

Freeness (DCS)
N
Refiner MCL

Chemical Dosing

(Control
MCN

Range)

Dry
Strength

Wet
Str

Dokumen yang terkait

Manajemen Produksi Kertas di PT. Pindo Deli Pulp dan Paper Mills, Karawang, Jawa Barat (Aplikasi Model Goal Programming),

1 22 165

Proses Produksi dan Pengendalian Kualitas Kertas PPC 80 g/m di PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills, Karawang - Jawa Barat

4 14 71

Pemanfaatan Limbah Padat (Sludge) Pabrik Kertas Sebagai Kompos untuk Menunjang Program Pengembangan Masyarakat di Sekitar Pabrik (Studi Kasus di PT. Pindo Deli II Pulp and Paper, Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat)

0 14 107

Analisis tingkat kepuasan kerja terhadap produktivitas kerja (Studi kasus di bagian produksi PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills 1, Karawang)

2 28 174

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Industri Kertas: Studi Kasus di PT. Pindo Deli Pulp and Paper Unit Paper Machine 12, Karawang Jawa Barat

7 23 99

Optimasi Produk Kertas: Studi Kasus di PT. Pindo Deli Pulp and Paper Unit Paper Machine 12, Karawang Jawa Barat

7 34 96

Paper Production Cost Analysis Brief Card and Woodfree (Case Study at PT. Pindo Deli Pulp and Paper Karawang, West Java)

0 4 92

Pengaruh Penempatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Bagian Staf Human Resources Development (HRD) pada PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills Karawang.

0 1 20

Peranan Satuan Pengawas Internal dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Persediaan Kertas di PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills.

1 0 20

ANALISIS DAN USULAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KERTAS CARBON LESS MELALUI SISTEM MRP (MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING) PADA PT. PINDO DELI PULP AND PAPER MILLS - Binus e-Thesis

0 1 16