Pemanfaatan Ceratophyllum demersum L. sebagai Fitoremediator di Media Budidaya Ikan Gurame Osphronemus goramy Lac. dalam Wadah Terkontrol

PEMANFAATAN Ceratophyllum demersum L. SEBAGAI FITOREMEDIATOR
DI MEDIA BUDIDAYA IKAN GURAME Osphronemus goramy Lac.
DALAM WADAH TERKONROL

ISNENDI AGUSTIAN

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pemanfaatan Ceratophyllum
demersum L. sebagai Fitoremediator di Media Budidaya Ikan Gurame
Osphronemus goramy Lac. dalam Wadah Terkontrol” adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2013
Isnendi Agustian
NIM C14090060

ABSTRAK
ISNENDI AGUSTIAN. Pemanfaatan Ceratophyllum demersum L. sebagai
Fitoremediator di Media Budidaya Ikan Gurame Osphronemus goramy Lac.
dalam Wadah Terkontrol. Dibimbing oleh YUNI PUJI HASTUTI dan HARTON
ARFAH.
Ikan gurame Osphronemus goramy Lac. merupakan salah satu jenis ikan
konsumsi yang memiliki nilai ekonomis tinggi, tetapi hasil produksinya masih
belum dapat memenuhi permintaan pasar. Upaya perlu dilakukan untuk
meningkatkan produksi benih ikan gurame dengan pembenihan di wadah
terkontrol melalui fitoremediasi menggunakan tanaman air Ceratophyllum
demersum L.. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis peran C. demersum L.
terhadap kualitas air dan kelangsungan hidup benih ikan gurame. Benih gurame
berukuran panjang rata-rata 1,69±0,15 cm dengan padat penebaran 6 ekor/l

dipelihara selama 30 hari pada akuarium berukuran 80x40x40 cm yang diisi air
sebanyak 64 liter dengan perlakuan pemberian C. demersum L. sebanyak 100 g,
200 g, dan 300 g serta kontrol yang tanpa menggunakan tanaman tersebut. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa C. demersum L. memberikan pengaruh terhadap
kualitas air (nilai DO hingga 8 mg/l; nitrat hingga 0,1 mg/l), tingkat kelangsungan
hidup hingga 97,39 %, dan pertumbuhan panjang hingga 1,34 kali lipat dari
panjang awal.
Kata kunci: Ceratophyllum demersum L., fitoremediasi, Osphronemus goramy
Lac.

ABSTRACT
ISNENDI AGUSTIAN. Utilization of Ceratophyllum demersum L. as
Fitoremediator of Giant Gourami Osphronemus goramy Lac. Cultured Media in a
Controlled Vessel. Supervised by YUNI PUJI HASTUTI and HARTON ARFAH.
Giant gourami Osphronemus goramy Lac. is one of the fish for food that
has high economic value, but its production is not met with the market demand
yet. The effort is needed to be done in order to increase production of giant
gourami fry by the controlled vessel hatchery on phytoremediation system using
water plant Ceratophyllum demersum L.. This study was analyzed determine the
effect of C. demersum L. on water quality and survival rate. Fry was mean initial

body length 1,69±0,15 cm with stock density 6 fish/l and were reared for 30 days
in the aquarium 80x40x40 cm with provision of treatment C. demersum L. of 100
g, 200 g, and 300 g. Control was performed without the use of these plants. The
results showed that the water quality (DO up to 8 mg/l; nitrate up to 0.1 mg/l),
survival rate up to 97,39 %, and the mean body length was 1,34 times faster
compared to mean initial body length on fry maintenance were affected by C.
demersum L..
Key words: Ceratophyllum demersum L., Osphronemus goramy Lac.,
phytoremediation

PEMANFAATAN Ceratophyllum demersum L. SEBAGAI FITOREMEDIATOR
DI MEDIA BUDIDAYA IKAN GURAME Osphronemus goramy Lac.
DALAM WADAH TERKONTROL

ISNENDI AGUSTIAN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada

Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Pemanfaatan Ceratophyllum demersum L. sebagai Fitoremediator
di Media Budidaya Ikan Gurame Osphronemus goramy Lac. dalam
Wadah Terkontrol
Nama
: Isnendi Agustian
NIM
: C14090060

Disetujui oleh

Yuni Puji Hastuti, SPi, MSi
Pembimbing I


Ir Harton Arfah, MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Sukenda, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pemanfaatan
Ceratophyllum demersum L. sebagai Fitoremediator di Media Budidaya Ikan
Gurame Osphronemus goramy Lac. dalam Wadah Terkontrol".
Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Yuni Puji Hastuti, M.Si. dan Bapak Ir. Harton Arfah, M.Si. selaku
dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan
selama pengerjaan penelitian ini.

2. Bapak Dr. Ir. Sukenda, M.Sc. selaku ketua departemen budidaya perairan
yang telah banyak memberikan masukan, semangat, dan motivasi.
3. Bapak Luqman selaku staf pemasaran di kelompok tani Mina Makmur
dalam penyediaan benih ikan gurame
4. Keluarga saya terutama Ayah Abdul Latief dan Ibu Sri Endang, kakak dan
adik (Syaeful Ramdhani dan Winda Hidayati), serta keluarga besar yang
telah banyak memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.
5. Teman dan sebagai saudara seperjuangan di BDP 46 yang telah banyak
memberikan kisah-kisah dan pengalaman yang tidak pernah aku dapat
selama hidup ini.
6. Teman-teman terbaik di Ikatan Kekeluargaan Cirebon atas motivasi dan
saran-sarannya, serta yang terkasih Cahya Lestari yang selalu memberikan
semangat, perhatian, bantuan, dan saran.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
penyempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Oktober 2013
Isnendi Agustian


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ viii
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
Latar Belakang ....................................................................................................1
Tujuan Penelitian .................................................................................................2
METODE .................................................................................................................2
Rancangan Percobaan..........................................................................................2
Prosedur Penelitian ..............................................................................................3
Parameter Penelitian ............................................................................................4
Pengolahan dan Analisis Data .............................................................................5
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................6
Hasil.....................................................................................................................6
Pembahasan .......................................................................................................12
KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................................15
Kesimpulan ........................................................................................................15
Saran ..................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................15

LAMPIRAN ...........................................................................................................18
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................22

DAFTAR TABEL
1 Alat dan metode pengukuran kualitas air .......................................................... 4
2 Kelimpahan Bakteri Penghasil Senyawa Amonium dan Nitrit ....................... 10

DAFTAR GAMBAR
1 Nilai rata-rata DO selama penelitian fitoremediator pada pemeliharaan
ikan gurame ....................................................................................................... 6
2 Nilai rata-rata suhu selama penelitian fitoremediator pada pemeliharaan
ikan gurame ....................................................................................................... 6
3 nilai rata-rata pH selama penelitian fitoremediaotr pada pemeliharaan
ikan gurame ....................................................................................................... 7
4 Nilai rata-rata amonia selama penelitian fitoremediator pada
pemeliharaan ikan gurame ................................................................................. 7
5 Nilai rata-rata nitrit selama penelitian fitoremediator pada pemeliharaan
ikan gurame ....................................................................................................... 8
6 Nilai rata-rata nitrat selama penelitian fitoremediator pada pemeliharaan
ikan gurame ....................................................................................................... 8

7 Nilai rata-rata fosfat selama penelitian fitoremediator pada pemeliharaan
ikan gurame ....................................................................................................... 9
8 Nilai rata-rata kekeruhan selama penelitian fitoremediator pada
pemeliharaan ikan gurame ................................................................................. 9
9 Nilai rata-rata TOM selama penelitian fitoremediator pada pemeliharaan
ikan gurame ..................................................................................................... 10
10 Nilai rata-rata tingkat kelangsungan hidup ikan gurame ................................. 11
11 Panjang rata-rata ikan gurame ......................................................................... 11

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

Gambar tanaman Ceratophyllum demersum ................................................. 18
Desain wadah pemeliharaan selama penelitian ............................................. 18
Analisis ANOVA .......................................................................................... 19
Hasil analisis statistik kualitas air .................................................................. 20

Hasil analisis statistik kelangsungan hidup dan pertumbuhan panjang
harian .............................................................................................................. 21

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan gurame Osphronemus goramy Lac. merupakan salah satu komoditas
air tawar yang bernilai ekonomis penting dan harganya di pasar cukup tinggi baik
benih maupun ukuran konsumsi sehingga budidaya ikan ini dapat menjadi
prospek usaha yang menjanjikan. Berdasarkan data KKP (2013) produksi gurame
pada tahun 2011 mencapai 64.254 ton dan meningkat pada tahun 2012 sebesar
69.500 ton dengan kenaikan rata-rata sebesar 8,16%. Produksi ikan gurame tiap
tahunnya mengalami peningkatan tetapi ketersediaan benih yang tidak selalu ada
sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan pasar. Menurut KKP (2013) produksi
benih gurame tahun 2011 sebesar 1.164.538 ton dan menurun pada tahun 2012
sebesar 261.799 ton. Produksi benih ikan gurame yang rendah karena dilakukan
belum intensif selama ini sehingga rendahnya tingkat kelangsungan hidup pada
awal pemeliharaan. Khairuman & Amri (2008) menjelaskan persentase kematian
pemeliharaan benih gurame dengan cara tradisional mencapai 50-70 %. Kematian

tersebut diduga adanya pembentukan alat pernafasan tambahan berupa labirin
yang mulai terjadi pada umur 18-24 hari dan modifikasi sirip ventral berupa
filamen pada umur 27 hari (BSN 2000).
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi gurame antara lain
melalui pendekatan lingkungan. Nirmala & Rasmawan (2010) menyatakan
pemeliharaan gurame pada media bersalinitas dan paparan listrik efektif
meningkatkan kinerja pertumbuhan benih ukuran 6-8 cm dengan tingkat
kelangsungan hidup yang tidak berbeda nyata antarperlakuan. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan tanaman air dalam media
pemeliharaan gurame. Penggunaan tanaman sangat efektif dalam menyerap dan
mengakumulasi berbagai macam komponen yang bersifat toksik yang dievaluasi
dalam fitoremediasi pada suatu tanah atau perairan terkena polutan (Liao & Chang
2004). Sehingga dapat menciptakan kondisi yang optimal bagi ikan karena
kondisi kualitas air yang baik dapat menekan peningkatan perkembangan bakteri
patogen dalam suatu wadah budidaya. Pemanfaatan menggunakan tanaman air
disebut juga dengan metode fitoremediasi.
Fitoremediasi adalah penggunaan tanaman untuk menghilangkan polutan
dari tanaman atau perairan yang terkontaminasi (Wibowo 2012). Purwaningsih et
al. (2008) menambahkan bahwa fitoremediasi merupakan penggunaan tumbuhan
untuk menghilangkan, memindahkan, menyetabilkan, dan menghancurkan bahan
pencemar baik itu senyawa organik maupun anorganik. Penggunaaan tanaman
untuk memulihkan lahan dan atau air yang tercemar senyawa organik dan
anorganik dengan fitoremediasi sudah terbukti efektif. Keunggulan metode ini
dibandingkan dengan teknologi pengolahan limbah yang lain adalah karena
prosesnya yang alami, adanya hubungan yang sinergi antara tanaman,
mikroorganisme dan lingkungan atau habitat hidup, serta tidak diperlukan
teknologi tinggi. Kelebihan tersebut menyebabkan biaya operasi proses
fitoremediasi relatif lebih rendah dibandingkan dengan metode lain (Purwaningsih
2009).
Berbagai tanaman prospektif dapat digunakan sebagai agen fitoremediasi
limbah perairan. Berbagai penelitian sudah dilakukan menggunakan tanaman

2
Mendong (Iris sibirica), Teratai (Nimphoea firacrost), Kiambang (Spirodella
polyrrhiza), dan Hidrilla (Hydrilla verticillata) dapat meningkatkan kualitas
limbah rumah tangga baik fisika, kimia maupun biologi (Yusuf 2008); kepadatan
Azolla sp. dapat memberikan pengaruh nyata pada pH, laju pertumbuhan harian,
pertambahan bobot mutlak, dan tingkat kelangsungan hidup pada benih ikan lele
dumbo (Sitompul et al. 2012); dan eceng gondok (Eichornia crassipes) memiliki
laju remediasi 4,59 kali lebih cepat dibandingkan konsentrasi awal pada limbah
orto-klorofenol (Purwaningsih 2009).
Penelitian ini menggunakan tanaman Ceratophyllum demersum L. karena
biasa digunakan pada pengontrol lingkungan yang dapat tumbuh di cahaya yang
rendah. Tanaman C. demersum L. tidak memiliki akar, semua nutrien diambil dari
semua area yang ditempati pada suatu perairan sepenuhnya menggunakan tunas.
Tanaman ini juga bisa sebagai tanaman air berjenis makropita yang sensitif pada
logam berat (Thomas et al. 2013). Selain itu, C. demersum L. memiliki senyawa
allelopathic sehingga dapat menghambat pertumbuhan fitoplankton (Gross et al.
2003). Tanaman ini juga sebagai agen fitoremediasi yang potensial karena dapat
mengurangi dengan cepat limbah di perairan berupa logam berat seperti Cu, Zn,
Cd, dan Pb (Ostroumov & Shestakova 2009). Tanaman C. demersum L. dapat
meningkatkan nilai pH, DO, dan persentase nilai tingkat jenuh oksigen tetapi
parameter lain seperti kekeruhan, salinitas, daya hantar listrik, kesadahan, kalsium,
magnesium, nitrogen, dan fosfor dalam bentuk fosfat mengalami penurunan yang
signifikan dari daya serap nutrien C. demersum L. dalam fitoremediasi (Kanungo
& Patel 2010). Sementara itu, Izzati et al. (2008) menyatakan bahwa tumbuhan air
C. demersum L. memiliki kemampuan menyuplai oksigen yang tinggi.
Selanjutnya tanaman C. demersum L. dapat menurunkan kadar amonia pada
konsentrasi 300 ppm dan 500 ppm masing-masing sebesar 44, 91 % dan 45,98 %
(Andrianto & Jati 2009). Berikut gambar dari tanaman C. demersum L. dapat
dilihat pada Lampiran 1.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran tanaman C. demersum L.
sebagai fitoremediator terhadap kualitas air dan kelangsungan hidup benih ikan
gurame O. goramy Lac.. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
kelangsungan hidup ikan gurame ukuran 2-4 cm.

METODE
Rancangan Percobaan
Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri
atas empat perlakuan dan masing-masing empat ulangan serta satu kontrol.
Perlakuan terdiri atas :
Kontrol
: Tanpa menggunakan C. demersum L.
Perlakuan A : C. demersum L. dengan bobot 100 g
Perlakuan B : C. demersum L. dengan bobot 200 g
Perlakuan C : C. demersum L. dengan bobot 300 g

3
Prosedur Penelitian
Persiapan ikan uji
Ikan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah benih ikan gurame
bastar Osphronemus goramy Lac. Ukuran panjang rata-rata 1,69±0,15 cm
sebanyak 4608 ekor untuk semua perlakuan dan ulangan yang berasal dari
kelompok tani Mina Makmur, Kemang, Bogor. Benih yang digunakan sebanyak
384 ekor untuk setiap perlakuan dengan kepadatan 6 ekor/liter. Selain itu,
tanaman air Ceratophyllum demersum L. diperoleh dari Waduk Cirata sebanyak
700 g untuk semua perlakuan.
Persiapan wadah
Wadah pemeliharaan ikan gurame berupa akuarium ukuran 80x40x40 cm
sebanyak 12 buah dengan volume air 64 liter. Sedangkan wadah pemeliharaan
tanaman terbuat dari akuarium berukuran 100x50x30 cm sebanyak 3 buah dengan
volume air 100 liter yang dilengkapi dengan pipa PVC dan pompa air. Tanaman
yang berada di wadah pemeliharaan dibiarkan terapung sesuai dengan habitat
aslinya di alam. Wadah pemeliharaan ikan gurame disusun secara paralel
sebanyak 3 buah sesuai perlakuan. Kemudian air dari akuarium pemeliharaan
dikeluarkan melalui selongsong dan dialirkan melalui saluran yang masuk ke
wadah pemeliharaan tanaman sebagai filter. Selanjutnya air tersebut dialirkan
kembali dengan pompa ke akuarium pemeliharaan dengan debit aliran diatur
sesuai yang diinginkan (Lampiran 2).
Pemeliharaan benih ikan gurame dan tanaman air
Masa pemeliharaan ikan dan tanaman berlangsung selama 30 hari. Wadah
pemeliharaan gurame selama penelitian tidak dilakukan penyifonan agar
efektivitas kerja dari perlakuan dengan tanaman C. demersum L. dapat berjalan
dengan baik.
Pengelolaan Kualitas Air
Kualitas air perlu diperhatikan selama pemeliharaan untuk menjaga
kualitas air media percobaan. Oleh karena itu, pengelolaan kualitas air dilakukan
dengan cara mengukur DO, suhu, dan pH setiap hari untuk mengontrol kondisi
kualitas air, sedangkan untuk pengukuran amonia, nitrit, dan nitrat dilakukan
secara gradual setiap tiga kali sehari dan seminggu sekali. Titik pengampilan
sampel air pada masing-masing wadah pemeliharaan, saluran outlet (di aliran pipa
menuju wadah pemeliharaan tanaman), dan wadah tanaman.
Pemberian Pakan
Pakan yang digunakan adalah cacing sutera Tubifex sp.yang dibeli dari
pengumpul. Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari secara ad libitum. Sebelum
diberikan, cacing sutera direndam Methylene blue terlebih dahulu kemudian
dibersihkan dengan air mengalir dan selanjutnya pakan langsung diberikan ke
corong yang sudah disiapkan di dalam masing-masing akuarium pemeliharaan.

4
Parameter Pengamatan
Kualitas Air
Pengukuran parameter kualitas air dilakukan dari awal hingga akhir
percobaan. Pengukuran DO, suhu, dan pH dilakukan setiap pagi hari pukul 09.00
WIB, sedangkan untuk pengukuran amonia, nitrit, dan nitrat dilakukan setiap 3
hari sekali. Selain itu, pengukuran fosfat, kekeruhan, dan TOM dilakukan pada
pertengahan pemeliharaan yaitu pada minggu ke-3 dan ke-4. Alat dan metode
yang digunakan untuk mengukur kualitas air disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Alat dan metode pengukuran kualitas air
Parameter
Suhu
DO
pH
Amonia
Nitrit
Nitrat
Fosfat
Kekeruhan
TOM

Satuan
o
C
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
NTU
mg/l

Metode/Alat
DO-meter
DO-meter
pH-meter
Spektrofotometer
Spektrofotometer
Spektrofotometer
Spektrofotometer
Turbidimeter
Titrasi

Waktu Pengukuran
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap 3 hari sekali
Setiap 3 hari sekali
Setiap 3 hari sekali
Seminggu sekali
Seminggu sekali
Seminggu sekali

Kelimpahan Bakteri Penghasil Senyawa Amonium dan Nitrit
Kelimpahan bakteri di suatu perairan diakibatkan adanya aktivitas dalam
perombakan bahan organik, sisa metabolisme, dan sisa pakan dari ikan.
Pengukuran kelimpahan bakteri penghasil senyawa amonium dan nitrit dilakukan
pada akhir penelitian dan bertujuan untuk mengetahui jumlah bakteri penghasil
senyawa amonium dan nitrit di media pemeliharaan gurame berupa air yang
diresirkulasi, dan hubungannya dengan konsentrasi amonium serta nitrit yang
dihasilkan. Selain itu, untuk membandingkan kelimpahan bakteri penghasil
senyawa tersebut dilakukan pada wadah pemeliharaan menggunakan tanaman air
C. demersum L. dengan wadah tanpa menggunakan tanaman air.
Kelimpahan bakteri ini dianalisis dengan menggunakan metode Most
Probable Number (MPN) pada media spesifik. Media dibuat dengan cara
mencampurkan bahan- bahan berupa 0,9 g Na2HPO4, 0,2 g KH2PO4, 0,1 g
MgSO4.7H2O, 0,005 g FeCl3. 6H2O, 0,0184 g CaCl2.6H2O, 0,25 g yeast ekstrak, 5
g glukosa, dan 2 g NaCl dengan penambahan 1 g NaNO3 untuk bakteri penghasil
nitrit (denitrifying bacteria) dan 5 g pepton untuk bakteri penghasil amonium
(amonifying bacteria) dalam 1 liter akuades. Pengukuran dilakukan dengan cara 1
ml air media pemeliharaan diencerkan ke dalam 9 ml larutan fisiologis dan
dihomogenkan dengan vortex, kemudian sampel dibuat menjadi 3 seri
pengenceran dan untuk masing- masing pengenceran dibuat 3 kali ulangan.
Kemudian diambil 1 ml sampel yang telah diencerkan dan dimasukkan ke dalam
media pertumbuhan bakteri yang telah dibuat, selanjutnya diinkubasi selama 24
jam. Pengukuran kelimpahan bakteri ini dilakukan dengan menggunakan metode
Greenberg et al. (1992). Pengukuran ini dilakukan pada akhir penelitian di
Laboratorium Kesehatan Ikan untuk pembuatan media dan Laboratorium
Lingkungan untuk analisis kelimpahan bakteri, Departemen Budidaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

5
Tingkat Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup (survival rate, SR) merupakan presentase
gurame yang hidup. Nilai kelangsungan hidup kepiting dihitung dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut (Effendie 1997) :
Keterangan :
SR
= tingkat kelangsungan hidup (survival rate) (%)
Nt
= jumlah individu pada akhir perlakuan (ekor)
No
= jumlah individu pada awal perlakuan (ekor)
Pertumbuhan Panjang Harian
Pertumbuhan panjang mutlak ikan gurame dilakukan pada saat awal
pemeliharaan dan saat sampling. Sampel ikan yang digunakan sebanyak 30 ekor
ekor pada masing-masing akurium. Pengukuran dilakukan dengan mengukura
panjang total ikan mulai dari ujung mulut hingga ujung pangkal ekor dengan
menggunakan penggaris kemudian dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut (Effendie 1997) :
Pm =Lt-Lo

Keterangan : Pm = Pertumbuhan panjang mutlak (cm)
Lt = Panjang rata-rata akhir (cm)
Lo = Panjang rata-rata awal (cm)
Pengolahan dan Analisis Data
Data dianalisis menggunakan Microsoft Excel 2010 dan SPSS 17.0. Data
yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel, grafik atau gambar. Data yang
dianalisis meliputi:
1)Analisis ragam (Anova) dengan uji F pada selang kepercayaan 95%. Analisis ini
digunakan untuk menentukan apakah perlakuan berpengaruh nyata terhadap
parameter yang diamati seperti kualitas air (DO, suhu, pH, amonia, nitrit, dan
nitrat), tingkat kelangsungan hidup, dan pertumbuhan panjang harian. Apabila
berpengaruh nyata, maka dilakukan uji lanjut Duncan untuk menentukan
perbedaan antar perlakuan.
2) Analisis deskripsi kuantitatif digunakan untuk menjelaskan parameter kualitas
air (fosfat, kekeruhan, dan TOM) dan kelimpahan bakteri penghasil amonium dan
nitrit.

6

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Kualitas Air
Selama pemeliharaan dilakukan pengukuran kualitas air tiap minggu yang
dilakukan selama enam minggu. Kualitas air yang diukur meliputi DO, pH, suhu,
amonia, nitrit, nitrat, fosfat, kekeruhan, dan TOM.
 DO
DO merupakan paramaeter fisik yang penting bagi organisme di perairan.
Berikut nilai DO yang diperoleh selama penelitian (Gambar 1).
Oksigen Terlarut (mg/l)

9,000
8,000
7,000
6,000
5,000

A

4,000

B

3,000

C

2,000

K

1,000
0,000
0

1

2
Minggu ke-

3

4

Gambar 1 Nilai rata-rata DO selama penelitian fitoremediator pada pemeliharaan ikan
gurame

Berdasarkan Gambar 1 menunjukkan bahwa nilai DO tertinggi pada
perlakuan A (C. demersum L. dengan bobot 100 g) sebesar 7,39 mg/l. sedangkan
terendah pada perlakuan K (tanpa C. demersum L.) sebesar 4,43 mg/l.
Suhu
Nilai rata-rata suhu selama penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Suhu (0C)



31
30
29
28
27
26
25
24
23

A
B
C
K
0

1

2
Minggu ke-

3

4

Gambar 2 Nilai rata-rata suhu selama penelitian fitoremediator pada pemeliharaan ikan
gurame

7
Gambar 2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata suhu tertinggi pada
perlakuan K sebesar 29,07 ◦C sedangkan terendah pada perlakuan C (C. demersum
L. 300 g) sebesar 26,91 ◦C.


pH

pH
pH merupakan salah satu parameter yang diukur dalam penelitian ini. nilai
rata-rata pH dapat dilihat pada Gambar 3.
9,000
8,000
7,000
6,000
5,000
4,000
3,000
2,000
1,000
0,000

A
B
C
K
1

2

3
Minggu ke-

4

5

Gambar 3 nilai rata-rata pH selama penelitian fitoremediator pada pemeliharaan ikan
gurame

Gambar 3 menyatakan bahwa nilai rata-rata pH tertinggi pada perlakuan B
(C. demersum dengan bobot 200 g) sebesar 7,79 sedangkan terendah pada
perlakuan K sebesar 6,21.


Amonia (mg/l)

Amonia
Selama penelitian dilakukan pengukuran amonia. Berikut nilai rata-rata
amonia yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 4.
0,044
0,04
0,036
0,032
0,028
0,024
0,02
0,016
0,012
0,008
0,004
0
-0,004
-0,008
-0,012
-0,016

A
B
C
K
0

1

2

3

4

Minggu ke-

Gambar 4 Nilai rata-rata Amonia selama penelitian fitoremediator pada pemeliharaan
ikan gurame

Gambar 4 menyatakan bahwa nilai rata-rata Amonia tertinggi pada
perlakuan K sebesar 0,0272 mg/l dan terendah pada perlakuan C (C. demersum L.
dengan bobot 300 g) sebesar 0,0012 mg/l.

8


Nitrit
Selama penelitian dilakukan juga pengukuran nitrit. Nilai rata-rata nitrit
pada pemeliharaan gurame dapat dilihat pada Gambar 5.
2

Nitrit (mg/l)

1,5
A

1

B
C

0,5

K
0
0

1

-0,5

2

3

4

Minggu ke-

Gambar 5 Nilai rata-rata nitrit selama penelitian fitoremediator pada pemeliharaan ikan
gurame

Gambar 5 menunjukkan bahwa nilai rata-rata nitrit tertinggi pada
perlakuan B (C. demersum L. dengan bobot 200 g) sebesar 1,271 mg/l sedangkan
nilai rata-rata nitrit terendah pada perlakuan C (C. demersum L. dengan bobot 300
g) sebesar 0,05 mg/l.


Nitrat
Nitrat merupakan salah satu parameter yang diukur dalam penelitian ini.
nilai rata-rata nitrat selama penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 6.
2,5
2
Nitrat (mg/l)

1,5
A

1

B
0,5

C
K

0
0

1

2

3

4

-0,5
-1

Minggu ke-

Gambar 6 Nilai rata-rata nitrat selama penelitian fitoremediator pada pemeliharaan ikan
gurame

Gambar 6 menunjukkan bahwa nilai rata-rata nitrat tertinggi pada
perlakuan A (C. demersum L. dengan bobot 100 g) sebesar 1,438 mg/l dan
terendah pada perlakuan B sebesar 0,18 mg/l.

9


Fosfat
Fosfat diukur pada minggu ke-3 dan ke-4. Berikut nilai rata-rata fosfat
selama penelitian (Gambar 7).
0,700

Fosfat (mg/l

0,600
0,500
0,400

A

0,300

B

0,200

C

0,100

K

0,000
3

4
Minggu ke-

Gambar 7 Nilai rata-rata fosfat selama penelitian fitoremediator pada pemeliharaan ikan
gurame

Gambar 7 menunjukkan bahwa nilai rata-rata fosfat tertinggi ada pada
perlakuan A (C. demersum L. dengan bobot 100 g) sebesar 0,65 mg/l sedangkan
terendah pada perlakuan B (C. demersum L. dengan bobot 200 g) sebesar 0,23
mg/l.


Kekeruhan
Kekeruhan juga dilakukan pengukuran pada minggu ke-3 dan ke-4.
Berikut nilai rata-rata kekeruhan selama penelitian (Gambar 8).
Kekeruhan (NTU)

60,000
50,000
40,000
A

30,000

B

20,000

C

10,000

K

0,000
3

4
Minggu ke-

Gambar 8 Nilai rata-rata kekeruhan selama penelitian fitoremediator pada pemeliharaan
ikan gurame

Gambar 8 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kekeruhan tertinggi terdapat
pada perlakuan K (tanpa C. demersum L.) sebesar 55,3 NTU sedangkan terendah
pada perlakuan C (C. demersum L. dengan bobot 300 g) sebesar 2,5 NTU.


TOM (Total Organik Matter)
TOM merupakan parameter kimia diukur juga pada minggu ke-3 dan ke-4.
Nilai rata-rata TOM dapat dilihat pada Gambar 8.

TOM (mg/l)

10
20,000
18,000
16,000
14,000
12,000
10,000
8,000
6,000
4,000
2,000
0,000

A
B
C
K
3

4
Minggu ke-

Gambar 9 Nilai rata-rata TOM selama penelitian fitoremediator pada pemeliharaan ikan
gurame

Gambar 9 menunjukkan bahwa nilai rata-rata TOM tertinggi terdapat pada
perlakuan K (tanpa C. demersum L.) sebesar 17,62 mg/l sedangkan terendah pada
perlakuan C (C. demersum L. dengan bobot 300 gr) sebesar 10,07 mg/l.
Kelimpahan Bakteri Penghasil Senyawa Amonium dan Nitrit
Kelimpahan bakteri penghasil senyawa amonium dan nitrit pada wadah
pemeliharaan gurame dengan perlakuan tanaman air C. demersum L. dalam sistem
resirkulasi dan pada kontrol tanpa tanaman air C. demersum L. dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2 Kelimpahan Bakteri Penghasil Senyawa Amonium dan Nitrit
Perlakuan

Bakteri Penghasil
Amonium

Bakteri Penghasil
Nitrit

(sel/ml)

(sel/ml)

A

2,5 x 102

1,1 x 105

B

4,6 x 104

2,4 x 105

C

1,5 x 103

2,1 x 104

K

1,6 x 105

2,4 x 105

Berdasarkan Tabel 2, kelimpahan bakteri penghasil amonium tertinggi
pada perlakuan K (tanpa C. demersum L.) sebesar 1,6 x 105 sel/ml dan terendah
pada perlakuan A (C. demersum L. dengan bobot 100 g) sebesar 2,5 x 102 sel/ml.
Sedangkan kelimpahan bakteri penghasil nitrit tertinggi terdapat pada perlakuan K
(tanpa C. demersum L.) dan B (C. demersum L. dengan bobot 200 g) sebesar 2,4 x
105 sel/ml dan terendah pada perlakuan C (C. demersum L. dengan bobot 300 g)
sebesar 2,4 x 105 sel/ml.
Tingkat Kelangsungan Hidup
Pemeliharaan gurame dilakukan selama 30 hari sehingga dapat diketahui
tingkat kelangsungan hidup gurame. Tingkat kelangsungan hidup gurame dapat
dilihat pada Gambar 10.

11

Tingkat kelangsungan hidup (%)

100,00

97,39

96,87

97,21

a

b

b

b

K

A

B

C

87,28

90,00
80,00
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00

Gambar 10 Nilai rata-rata tingkat kelangsungan hidup ikan gurame
Tingkat kelangsungan hidup gurame tertinggi terdapat pada perlakuan A
(pemeliharaan dengan C. demersum L. 100 g) mencapai 97,39±1,26%, sedangkan
perlakuan terendah pada perlakuan K (tanpa C. demersum L.) dengan tingkat
kelangsungan hidup 87,28±7,18%.
Pertumbuhan Panjang Mutlak
Panjang rata-rata ikan gurame selama pemeliharaan 30 hari terus
meningkat pada masing-masing perlakuan. Nilai pertumbuhan panjang mutlak
dapat dilihat pada Gambar 11.
Pertumbuhan Panjang Mutlak
(cm)

4
3,5
3
2,5
A

2

B

1,5

C

1

K

0,5
0
1

2

3

4

Minggu ke-

Gambar 11 Panjang rata-rata ikan gurame
Nilai pertumbuhan panjang mutlak gurame terlihat ada perbedaan. Nilai
pertumbuhan panjang gurame tertinggi terdapat pada perlakuan C (C. demersum L.
bobot 300 g) 1,34 kali lipat dari panjang awal, sedangkan terendah pada perlakuan
K (tanpa C. demersum L.) 1,15 kali lipat dari panjang awal.

12
Pembahasan
Kualitas air merupakan parameter penting untuk menunjang kehidupan
ikan gurame selama penelitian berlangsung. Terdapat perubahan kualitas air
akibat dari perlakuan terhadap kandungan oksigen terlarut, suhu, pH, amonia,
nitrit, nitrat, fosfat, kekeruhan, dan TOM (Tabel 1). Terjadi penurunan kualitas air
pada akhir pemeliharaan. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya bahan
buangan hasil metabolisme ikan gurame dan adanya kematian pada tanaman air C.
demersum L. Nilai rata-rata kandungan oksigen terlarut dalam akuarium gurame
selama pemeliharaan berkisar antara 4,43-7,39 mg/l (Gambar 1).
Tanaman air C. demersum L. juga merupakan salah satu penghasil oksigen.
Banyak sedikitnya oksigen yang diproduksi dan dikonsumsi oleh tanaman air
dipengaruhi oleh kepadatan. Semakin tinggi kepadatan tanaman mengakibatkan
produksi oksigen tinggi, namun konsumsi oksigen juga tinggi. Kandungan
oksigen membantu dalam proses oksidasi bahan buangan serta pembakaran
makanan untuk mengahasilkan energi bagi pertumbuhan benih gurame.
Kandungan oksigen terlarut yang didapatkan sampai akhir pemeliharaan masih
berada pada kisaran yang baik untuk pertumbuhan benih gurame dengan tingkat
kelangsungan hidup di atas 70% (Effendie 1979). Pemanfaatan tanaman C.
demersum L. memberikan pengaruh nyata (p0,05) dan dapat dilihat pada Lampiran 3.
Nilai rata-rata nitrit selama pemeliharaan berkisar 0,05-1,33 mg/l (Gambar
5). Nilai tersebut selama penelitian cenderung menurun. Hal ini diduga kinerja
bakteri dalam merombak amonia menjadi nitrit dan dirombak lagi menjadi nitrat.
Nitrit merupakan senyawa diantara nitrifikasi dan denitrifikasi (Tucker et al.
1983). Sawyer & McCarty (1978) menyatakan bahwa di perairan kadar nitrit
jarang melebihi 1 mg/l. Nilai nitrit selama penelitian masih termasuk rendah,
sehingga tidak membahayakan ikan yang dipelihara selama penelitian. Perlakuan
A, B, C, dan K tidak memiliki nilai nitrit yang berbeda nyata (p>0,05) dan dapat
dilihat pada Lampiran 3.
Nilai rata-rata nitrat selama penelitian berkisar 0,18-1,44 mg/l. Perbedaan
nilai tersebut diduga adanya aktivitas tanaman air C. demersum L. dalam
memanfaatkan nitrat sebagai protein untuk tumbuh. Selain itu, pada akhir
pemeliharaan terjadi banyak kematian dari tanaman sehingga dapat dijadikan
amonium oleh lingkungan bakteri. Amonium merupakan oksidasi dari bakteri
untuk dijadikan nitrit dan selanjutnya menjadi nitrat. Proses tersebut biasa terjadi
pada lingkungan perairan tawar. Nitrat berasal dari sumber alam seperti
dekomposisi tanaman dan limbah hewan air sama bagusnya dengan manusia
untuk pertumbuhan. Konsentrasi nitrat di perairan biasanya kurang dari 1 mg/l.
Menurut Boyd (1990) bahwa konsentrasi nitrat yang baik untuk budidaya berkisar
0,1 – 3 mg/l. Nilai nitrat selama penelitian masih dalam kisaran rendah sehingga
tidak berbahaya untuk ikan gurame. Perlakuan C dan kontrol berpengaruh nyata
(p