Penentuan Bobot Kayu Apu Pistia stratiotes L sebagai Fitoremediator dalam Wadah Pendederan Ikan Gurami Oshpronemus goramy Lac.Ukuran 3 cm

PENENTUAN BOBOT KAYU APU Pistia stratiotes L. SEBAGAI
FITOREMEDIATOR DALAM WADAH PENDEDERAN IKAN
GURAMI Oshpronemus goramy Lac. UKURAN 3 CM

SULISTIA WARDANI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Penentuan Bobot Kayu Apu
Pistia stratiotes L. sebagai Fitoremediator dalam Wadah Pendederan Ikan Gurami
Oshpronemus goramy Lac. Ukuran 3 cm” adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dan
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, April 2014

Sulistia Wardani
NIM C14100028

ABSTRAK
SULISTIA WARDANI. Penentuan Bobot Kayu Apu Pistia stratiotes L. sebagai
Fitoremediator dalam Wadah Pendederan Ikan Gurami Oshpronemus goramy
Lac. Ukuran 3 cm. Dibimbing oleh KUKUH NIRMALA dan YUNI PUJI
HASTUTI.
Penggunaan padat tebar tinggi pada pendederan ikan gurami
mengakibatkan kualitas air menjadi buruk. Salah satu teknologi yang bisa
digunakan untuk mengatasi kualitas air yang buruk pada pendederan ikan gurami
adalah fitoremediasi menggunakan tanaman kayu apu. Tujuan penelitian ini
adalah menentukan bobot kayu apu dengan volume air 33 liter pada pendederan
ikan gurami ukuran 3 cm. Ikan gurami ukuran 3 cm dipelihara di dalam akuarium
dan diberi perlakuan bobot tanaman kayu apu berbeda yaitu 45 gram, 90 gram dan
135 gram serta kontrol (kayu apu 0 gram). Penyifonan dan pergantian air

dilakukan setiap satu minggu sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perlakuan kayu apu 45 gram/33 liter air menunjukkan hasil tingkat kelangsungan
hidup, pertumbuhan panjang mutlak, laju pertumbuhan bobot harian, efisiensi
pakan yang paling baik, serta lebih menguntungkan dibandingkan dengan
perlakuan kontrol (kayu apu 0 gram).
Kata kunci: Fitoremediasi, Kayu apu (Pistia stratiotes L), Oshpronemus goramy
dan pendederan.

ABSTRACT
SULISTIA WARDANI. Weight determination of Pistia stratiotes L as
phytoremediation in container of nursery giant goramy Oshpronemus goramy
Lac. size 3 cm. Supervised by KUKUH NIRMALA and YUNI PUJI HASTUTI.
The use of high stocking density in nursery causes a decrease of water
quality. Technology that can be used to solve the low water quality in nursery of
giant goramy was phytoremediation using Pistia stratiotes L. Purpose of this
research was to determine the best weight ratio between Pistia stratiotes L and 33
liter water in nursery giant goramy size 3 cm. Giant goramy size 3 cm was
maintained in an aquarium and was treated with different weight of Pistia
stratiotes L consisted of 45 gram, 90 gram, 135 gram and controls (Pistia
stratiotes L. 0 gram). Cleaning and water change was done once a week. This

research showed that the treatment of Pistia startiotes L 45gram/33 liter water
gave the best result in survival rate, absolute length of the growth, specific growth
rate, feed efficiency and economically profitable.
Keywords : phytoremediation, water lettuce (Pistia stratiotes L.), Osphronemus
goramy Lac., and nursery.

PENENTUAN BOBOT KAYU APU Pistia stratiotes L. SEBAGAI
FITOREMEDIATOR DALAM WADAH PENDEDERAN IKAN
GURAMI Oshpronemus goramy Lac. UKURAN 3 CM

SULISTIA WARDANI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

Judul Skripsi : Penentuan Bobot Kayu Apu Pistia stratiotes L sebagai
Fitoremediator dalam Wadah Pendederan Ikan Gurami
Oshpronemus goramy Lac.Ukuran 3 cm
Nama
: Sulistia Wardani
NIM
: C14100028
Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya

Disetujui oleh

Dr.Ir.Kukuh Nirmala, MSc
Pembimbing I

Yuni Puji Hastuti, SPi MSi
Pembimbing II


Diketahui oleh

Dr.Ir. Sukenda, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian
yang dilaksanakan pada bulan September hingga November 2013 ini adalah
fitoremediasi, dengan judul “Penentuan Bobot Kayu Apu Pistia stratiotes L.
sebagai Fitoremediator dalam Wadah Pendederan Ikan Gurami Oshpronemus
goramy Lac. Ukuran 3 cm”.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Kukuh Nirmala, M.Sc dan Ibu Yuni Puji Hastuti, S.Pi M.Si
selaku pembimbing yang telah memberikan banyak saran dan dukungan
dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan tugas akhir ini.
2. Bapak Dr. Ir. Nur Bambang Priyo Utomo, M.Si dan Bapak Dr.
Alimuddin, M.Sc selaku dosen penguji tamu dan komisis pendidikan S1

Departemen Budidaya Perairan yang telah memberikan kritik dan saransarannya.
3. Keluargaku tercinta, Bapak (Suhardi Suparmin), Ibu (Misrahayu), Kakak
dan Adik (Indah Amalia, S.Si dan Tri Puspasari) serta keluarga besar atas
segala doa dan motivasi kepada penulis.
4. Laboran dan staf Laboratorium Lingkungan (Pak Jajang dan Kang Abe)
yang telah membantu dan memberikan kesempatan untuk menggunakan
fasilitas Laboratorium selama penelitian.
5. Teman-teman BDP 47 yang banyak memberi pengalaman tidak
terlupakan serta segala dukungan dan motivasi.
6. Teman-teman Malinger’s 47 yang selalu membantu dan memberikan
dukungan
7. Sahabat-sahabat di kostan atas segala motivasi dan saran-sarannya.
8. Abdul Hasim Ning, S.Pi yang selalu memberikan semangat, perhatian,
tenaga dan kebersamaanya selama berada di IPB.
9. Serta seluruh keluarga besar BDP angktan 46, 47,48 dan 49 atas segala
dukungan dan doa nya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, April 2014


Sulistia Wardani

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL............................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... viii
PENDAHULUAN...............................................................................................

1

Latar Belakang.................................................................................................

1

Tujuan Penelitian.............................................................................................

2

BAHAN DAN METODE....................................................................................


2

Rancangan Percobaan......................................................................................

2

Prosedur............................................................................................................

2

Parameter Uji dan Analisis Data......................................................................

3

HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................

6

Hasil.................................................................................................................


6

Pembahasan...................................................................................................... 11
KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................... 14
Kesimpulan...................................................................................................... 14
Saran................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14
LAMPIRAN........................................................................................................ 16
RIWAYAT HIDUP............................................................................................. 19

DAFTAR TABEL

1 Alat dan metode pengukuran kualitas air.....................................................
2 Kisaran suhu, pH, dan DO harian selama 30 hari pemeliharaan ikan
gurami yang diberi kayu apu sebagai fitoremediator dengan rasio bobot
berbeda.........................................................................................................
3 Perhitungan biaya keuntungan pendederan ikan gurami..............................

4


6
11

DAFTAR GAMBAR

1 Konsentrasi sisa amonia pada pendederan ikan gurami menggunakan
fitoremediasi kayu apu setiap minggu............................................................
2 Konsentrasi sisa nitrit pada pendederan ikan gurami menggunakan
fitoremediasi kayu apu setiap minggu............................................................
3 Konsentrasi sisa nitrat pada pendederan ikan gurami menggunakan
fitoremediasi kayu apu setiap minggu...........................................................
4 Konsentrasi sisa fosfat pada pendederan ikan gurami menggunakan
fitoremediasi kayu apu setiap minggu............................................................
5 Konsentrasi sisa kekeruhan pada pendederan ikan gurami menggunakan
fitoremediasi kayu apu setiap minggu............................................................
6 Tingkat kelangsungan hidup ikan gurami selama penelitian.........................
7 Laju pertumbuhan harian ikan gurami selama penelitian...............................
8 Pertumbuhan panjang mutlak ikan gurami selama penelitian.......................
9 Efisiensi pemberian pakan ikan gurami selama penelitian.............................


6
7
7
8
8
9
9
10
10

DAFTAR LAMPIRAN

1 Desain wadah pemeliharaan ikan gurami menggunakan fitoremediasi
tanaman kayu apu selama penelitian..............................................................
2 Analisis statistik terhadap parameter pertumbuhan ikan gurami.................
3 Rincian perhitungan biaya ekonomi..............................................................

16
16
18

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Ikan gurami (Oshpronemus goramy Lac.) adalah ikan asli Indonesia
khususnya yang berasal dari daerah Jawa Barat. Permasalahan yang didapat pada
pendederan ikan gurami yaitu masalah kualitas air yang jelek bisa menurunkan
produksi ikan gurami. Oleh karena itu diperlukan adanya perbaikan teknik
pendederan ikan gurami agar jumlah produksi dan kualitasnya dapat terpenuhi.
Pada umumnya para pembudidaya pendederan ikan gurami ukuran 2-3 cm
menggunakan padat tebar 2-3 ekor/liter dengan pergantian air yang dilakukan 3-4
kali dalam seminggu dan kelangsungan hidup yang diperoleh sebesar 60-80%.
Strategi atau upaya yang dapat diterapkan untuk meningkatkan produksi ikan
gurami yaitu dengan menggunakan padat tebar tinggi. Namun penggunaan padat
tebar tinggi mengakibatkan kualitas air menjadi buruk yang diakibatkan jumlah
limbah semakin meningkat. Perbaikan kualitas air dalam hal ini bisa dilakukan
dengan menggunakan tanaman air yang bisa berfungsi menyerap kotoran dan juga
gas-gas berbahaya dari sisa pakan maupun hasil metabolisme ikan. Teknologi
yang memanfaatkan tanaman untuk mengurangi dampak limbah di wadah
pemeliharaan yaitu dikenal dengan fitoremediasi. Keunggulan fitoremediasi
dibandingkan dengan teknologi pengolahan limbah yang lain adalah prosesnya
yang alami, adanya hubungan yang sinergi antara tanaman, mikroorganisme dan
lingkungan atau habitat hidup, serta tidak diperlukan teknologi tinggi. Kelebihan
tersebut menyebabkan biaya operasi proses fitoremediasi relatif lebih rendah
dibandingkan dengan metode lain (Purwaningsih 2009).
Fitoremediasi merupakan penggunaan tumbuhan untuk menghilangkan,
memindahkan, menstabilkan, dan menghancurkan bahan pencemar baik itu
senyawa organik maupun anorganik. Beberapa tanaman air dapat digunakan
sebagai fitoremediator berbagai limbah di perairan. Alfa (2003) menggunakan
tanaman genjer, kangkung air dan selada untuk menurunkan konsentrasi logam
timbal (Pb) di dalam air. Penelitian Agustian (2013) menggunakan fitoremediator
tanaman Ceratophyllum demersum L dan hasilnya memberikan pengaruh yang
baik terhadap kualitas air, kelangsungan hidup dan pertumbuhan panjang harian
ikan gurami ukuran 2-3 cm. Kayu apu (Pistia stratiotes) salah satu tanaman air
yang mengapung di permukaan air atau yang dikenal dengan floating plant.
Tanaman ini hidup dari menyerap udara dan unsur hara yang terkandung dalam
air. Selain itu tanaman Pistia stratiotes bisa memfilter, mengadsorpsi partikel dan
mengabsorpsi ion-ion logam yang terdapat dalam air limbah melalui akar (Yusuf
2001). Menurut Priyono (2007) dalam penelitiannya mengatakan bahwa tanaman
Pistia stratiotes L. berpengaruh terhadap kualitas air dan mampu menghasilkan
penurunan nilai kekeruhan dengan persentase sebesar 33,44%, menurunkan nilai
pH sebesar 19,44%, penurunan nilai BOD 34,84% dan penurunan nilai COD
33,44%. Lu et al. (2008) dalam penelitiannya mengatakan Pistia stratiotes
mampu menurunkan kekeruhan hingga 60% dan berpotensi menghilangkan unsur
N (nitrogen) dan P (fosfor) dari stromwater eutrofik dan meningkatkan kualitas air
lainnya. Haitami (2004) menjelaskan bahwa penggunaan eceng gondok pada ¼ ,
½ dan ¾ bagian kolam pendederan ikan gurami dapat menjaga kualitas air

dengan menyerap polutan atau racun, dapat melindungi larva ikan dari cahaya
matahari, serta sebagai tempat persembunyian anak ikan dari predator. Penelitian
ini menggunakan tanaman Pistia stratiotes dalam wadah pemeliharaan ikan
gurami dengan rasio bobot berbeda yaitu 45 gram, 90 gram dan 135 gram dalam
volume air 33 liter. Padat tebar yang digunakan untuk ikan gurami ukuran 2-3
cm yaitu 6 ekor/liter menurut Abidin (2009).

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan bobot kayu apu (Pistia
stratiotes) sebagai fitoremediator dengan volume air 33 liter pada pendederan
ikan gurami (Oshpronemus goramy Lac.) ukuran 3 cm.

BAHAN DAN METODE

Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas
tiga perlakuan dan satu kontrol masing-masingnya terdiri atas tiga ulangan.
Perlakuan yang digunakan yaitu perbedaan bobot kayu apu pada volume air 33
liter. Perlakuan terdiri atas :
Kontrol
: Kayu apu dengan bobot 0 gram
Perlakuan A : Kayu apu dengan bobot 45 gram
Perlakuan B : Kayu apu dengan bobot 90 gram
Perlakuan C : Kayu apu dengan bobot 135 gram

Prosedur
Persiapan wadah
Persiapan dimulai dengan mencuci akuarium berukuran 49 cm x 30 cm x
32 cm sebanyak 12 buah dengan volume air 33 liter, dan 1 tandon air bervolume
1000 L. Seluruh peralatan dicuci bersih dan disterilisasi menggunakan PK
(Kalium permanganat) lalu didiamkan selama 1 hari. Kemudian seluruh akuarium
dibilas hingga bersih. Seluruh akuarium disetting dan dipasang peralatan aerasi
(Lampiran 1).

Persiapan hewan uji
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan gurami yang
dibeli dari pembudidaya ikan di daerah Cimanggu dengan padat tebar 6 ekor/liter
untuk masing-masing perlakuan. Panjang total rata-rata awal sebesar 3,29±0,076
cm dan bobot rata-rata awal 0,6±0,027 gram. Selain itu disiapkan tanaman air

3

kayu apu dengan panjang akar ± 15 cm yang diperoleh dari kolam Budidaya
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Pemeliharaan ikan gurami dan tanaman
Pemeliharaan ikan gurami dan tanaman kayu apu berlangsung selama 30
hari. Selama pemeliharaan dilakukan penyifonan dan pergantian air setiap satu
minggu sekali setelah pengukuran kualitas air. Pergantain air dilakukan sebanyak
80% dari volume awal. Selain itu juga dilakukan pergantian tanaman kayu apu
setiap satu minggu sekali masing-masing sebanyak jumlah perlakuan. Hal ini
dilakukan agar efektivitas tanaman kayu apu dapat berjalan dengan baik.

Pemberian pakan
Selama masa pemeliharaan, ikan gurami diberi pakan berupa cacing sutra
Tubifex sp. Pemberian pakan dilakukan secara at-satiation (sekenyangnya) di
mana pakan diberikan dengan cara ditebar ke setiap akuarium. Frekuensi
pemberian pakan yaitu 2 kali sehari pada waktu pagi dan sore hari.

Sampling
Kegiatan sampling panjang dan bobot dilakukan setiap satu minggu sekali
untuk mengetahui pertumbuhan dari ikan gurami. Jumlah ikan gurami yang
disampling sebanyak 30 ekor/akuarium.

Pengelolaan kualitas air
Air tawar yang digunakan berasal dari tandon penampungan. Pengelolaan
kualitas air dilakukan dengan cara metode pergantian air sebanyak 80% dari
volume awal dan dilakukan penyifonan pada dasar akuarium setiap satu minggu
sekali. Pengukuran kualitas air seperti DO, suhu dan pH dilakukan setiap hari.
Parameter TAN (Total Amonia Nitrogen), nitrit, nitrat, kekeruhan dan fosfat
dilakukan setiap satu minggu sekali.

Parameter Uji dan Analisis Data

Kualitas air
Pengukuran parameter kualitas air dilakukan mulai dari awal hingga akhir
penelitian. Pengukuran DO, suhu dan pH dilakukan setiap hari. TAN, nitrit, nitrat,
fosfat, dan kekeruhan diukur setiap satu minggu sekali. Alat dan metode yang
digunakan untuk mengukur kualitas air terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1 Alat dan metode pengukuran kualitas air
Parameter
Suhu
pH
DO
TAN
Nitrit
Nitrat
Fosfat
Kekeruhan

Satuan
o
C
mg/L
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
NTU

Metode/Alat
Termometer
pH-meter
DO-meter
Spektrofotometer
Spektrofotometer
Spektrofotometer
Spektrofotometer
Turbidimeter

Waktu Pengukuran
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Seminggu sekali
Seminggu sekali
Seminggu sekali
Seminggu sekali
Seminggu sekali

Tingkat Kelangsungan Hidup (SR)
Tingkat kelangsungan hidup atau survival rate (SR) merupakan persentase
jumlah ikan hidup pada akhir pemeliharaan dibandingkan dengan jumlah ikan
pada awal tebar. Tingkat kelangsungan hidup dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
SR =
Keterangan:
SR= Survival rate (%)
Nt = Jumlah ikan akhir (ekor)
No= Jumlah ikan awal (ekor)
Laju Pertumbuhan Harian (LPH)
Bobot ikan diukur menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,01
gram. Laju pertumbuhan harian (LPH/ ) merupakan laju pertumbuhan bobot
individu dalam persen dihitung dengan menggunakan rumus menurut (Zonneveld
et al. 1991):

Keterangan:
= Laju pertumbuhan bobot harian (%)
wt = Bobot rata-rata ikan pada saat akhir (gram)
wo= Bobot rata-rata ikan pada saat awal (gram)
t = Lama pemeliharaan (hari)
Pertumbuhan Panjang Mutlak
Pengukuran panjang mutlak dilakukan setiap melakukan sampling ikan
gurami tiap minggunya. Ikan gurami diambil 30 ekor pada masing-masing
akuarium kemudian dilakukan pengukuran panjang total (dari ujung mulut hingga
ujung pangkal ekor gurami). Pengukuran panjang mutlak menggunakan rumus
yang dikemukakan oleh Effendie (1979) yaitu :
Pm = Lt-Lo
Keterangan :
Pm = Panjang mutlak (cm)
Lt = Panjang rata-rata akhir (cm)
Lo = Panjang rata-rata awal (cm)

5

Efisiensi Pakan
Pada penelitian ini perhitungan efisiensi pakan menggunakan rumus
(Zonneveld et al. 1991):

Keterangan :
EP = Efisiensi pakan (%)
Bt = Biomassa ikan akhir (gram)
B0 = Biomassa ikan awal (gram)
Bm = Biomassa ikan mati (gram)
F = Jumlah pakan yang diberikan (gram)

Perhitungan Ekonomi
Perhitungan ekonomi dibutuhkan untuk mengetahui aspek ekonomi pada
penelitian. Berikut merupakan parameter yang diamati dalam efiensi ekonomi.
1.
Keuntungan (profit)
Perhitungan biaya keuntungan diperoleh dengan cara menghitung selisih
total pendapatan dari ikan gurami dengan total biaya pengeluaran (Rahardi et al.
1998).
Keuntungan = Penerimaan – Biaya Pengeluaran
2.

Rasio R/C
R/C merupakan besarnya perbandingan antara penerimaan dan biaya total
yang dikeluarkan menurut Rahardi et al. (1998)

Keterangan :
Penerimaan = (jumlah ikan akhir x harga jual)
Biaya pengeluaran = (jumlah ikan dan pakan)
Analisis Data
Penelitian ini menggunakan RAL dengan 3 perlakuan dan masing-masing 3
ulangan. Data dianalisis menggunakan Microsoft Excel 2010 dan SPSS 16.0 yang
disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Data yang dianalisis meliputi analisis
ragam (ANOVA) dengan uji F pada selang kepercayaan 95% untuk menentukan
apakah perlakuan berpengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan yang
diamati seperti tingkat kelangsungan hidup (SR), laju pertumbuhan harian (LPH),
pertumbuhan panjang harian dan efisiensi pakan (EPP). Apabila berpengaruh
nyata, maka dilakukan uji lanjut Tukey untuk menentukan perbedaan antar
perlakuan. Konsentrasi sisa amonia, nitrit, nitrat, kekeruhan dan fosfat setiap
minggunya serta perhitungan biaya keuntungan dianalisis secara deskriptif
kuantitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Hasil Pengukuran Suhu, pH dan DO Harian selama Penelitian
Nilai kisaran suhu, pH, dan DO yang diukur selama penelitian dapat
dilihat pada Tabel 2. Nilai suhu perlakuan kayu apu 0 g, 45 g, 90 g dan 135 g
yang didapat berkisar 24,5-25,330C, nilai pH 7,5-7,73; nilai DO sebesar 7,23-7,77
mg/l.
Tabel 2 Kisaran suhu, pH, dan DO harian selama 30 hari pemeliharaan
ikan gurami yang diberi kayu apu sebagai fitoremediator dengan rasio bobot
berbeda
Parameter

Tandon

Suhu (0C)
pH
DO (mg/L)

25
8,64
8,2

Kontrol (kayu
apu 0 gram)
24,5-25,17
7,57-8,26
6,17-6,83

A (kayu apu
45 gram)
25-25,17
7,68-7,7
7,57-7,77

B (kayu apu
90 gram)
24,5-25,17
7,5-7,72
7,23-7,6

C (kayu apu
135 gram)
25,17-25,33
7,59-7,73
7,43-7,73

Konsentrasi Sisa Amonia pada Pendederan Ikan Gurami Menggunakan
Fitoremediasi Kayu Apu
Konsentrasi sisa amonia menggunakan fitoremediasi kayu apu 0 g
cenderung meningkat setiap minggunya, sedangkan perlakuan fitoremediasi kayu
apu 45 g cenderung menurun mulai dari minggu ke-3 hingga minggu ke-4.
Perlakuan kayu apu 90 g dan 135 g menurun pada minggu ke-3 dan meningkat
pada minggu ke-4. Konsentrasi sisa amonia tertinggi terdapat pada perlakuan
kontrol (kayu apu 0 g) minggu ke-4 yaitu sebesar 0,035 mg/L dan konsentrasi
amonia yang menunjukkan hasil terendah pada perlakuan kayu apu 45 g minggu
ke-1 sebesar 0,006 mg/L (Gambar 1).
0,040

amonia(mg/L)

0,035
0,030
0,025

kayu apu 0 gram

0,020

kayu apu 45 gram

0,015

kayu apu 90 gram

0,010

kayu apu 135 gram

0,005
0,000
0

1

2

3

4

minggu ke-

Gambar 1 Konsentrasi sisa amonia pada pendederan ikan gurami
menggunakan fitoremediasi kayu apu setiap minggu

7

Konsentrasi Sisa Nitrit pada Pendederan Ikan Gurami Menggunakan
Fitoremediasi Kayu Apu
Konsentrasi sisa nitrit perlakuan fitoremediasi kayu apu 45 g, 90 g dan 135
g menunjukkan hasil yang cenderung sama dan menurun setiap minggunya,
dibandingkan dengan perlakuan fitoremediasi kayu apu 0 g yang cenderung
meningkat. Konsentrasi nitrit tertinggi terdapat pada perlakuan kayu apu 0 g
minggu ke-2 yaitu sebesar 1,335 mg/L dan konsentrasi nitrit terendah terdapat
pada perlakuan kayu apu 45 g minggu ke-4 sebesar 0,975 mg/L (Gambar 2).
1,6
1,4

nitrit (mg/L)

1,2
1

kayu apu 0 gram

0,8

kayu apu 45 gram

0,6

kayu apu 90 gram

0,4

kayu apu 135 gram

0,2
0
0

1

2
minggu ke-

3

4

Gambar 2 Konsentrasi sisa nitrit pada pendederan ikan gurami
menggunakan fitoremediasi kayu apu setiap minggu
Konsentrasi Sisa Nitrat pada Pendederan Ikan Gurami Menggunakan
Fitoremediasi Kayu Apu
Konsentrasi sisa nitrat fitoremediasi kayu apu semua perlakuan
menunjukkan hasil yang cenderung menurun setiap minggunya. Konsentrasi nitrat
tertinggi terdapat pada perlakuan kayu 0 g minggu ke-2 yaitu sebesar 1,643 mg/L
konsentrasi nitrat terendah terdapat pada perlakuan kayu apu 45 g minggu ke-4
sebesar 0,665 mg/L (Gambar 3).
1,8
1,6
nitrat (mg/L)

1,4
1,2

kayu apu 0 gram

1

a : kayu apu 45 gr

0,8
b : kayu apu 90 gr

0,6

c : kayu apu 135 gr

0,4
0,2
0
2

3
minggu ke-

4

Gambar 3 Konsentrasi sisa nitrat pada pendederan ikan gurami
menggunakan fitoremediasi kayu apu setiap minggu

Konsentrasi Sisa Fosfat pada Pendederan Ikan Gurami Menggunakan
Fitoremediasi Kayu Apu
Konsentrasi sisa fosfat perlakuan fitoremediasi kayu apu 45 g, 90 g dan 135
g menunjukkan hasil yang cenderung stabil setiap minggunya, sedangkan
perlakuan kayu apu 0 g meningkat pada minggu ke-3 dan menurun drastis
minggu ke-4. Konsentrasi sisa fosfat tertinggi terdapat pada perlakuan kayu apu 0
g minggu ke-2 yaitu sebesar 0,45 mg/L dan konsentrasi fosfat terendah terdapat
pada perlakuan kayu apu 45 g minggu ke-3 sebesar 0,032 mg/L (Gambar 4).
0,5

Fosfat (mg/L)

0,4
kayu apu 0 gram

0,3

kayu apu 45 gram
0,2

kayu apu 90 gram

0,1

kayu apu 135 gram

0
2

3
minggu ke

4

Gambar 4 Konsentrasi sisa fosfat pada pendederan ikan gurami
menggunakan fitoremediasi kayu apu setiap minggu
Konsentrasi Sisa Kekeruhan pada Pendederan Ikan Gurami Menggunakan
Fitoremediasi Kayu Apu
Konsentrasi sisa kekeruhan perlakuan kayu apu 45 g, 90 g dan 135 g
cenderung meningkat pada minggu ke-1 dan menurun hingga minggu ke-4,
sedangkan perlakuan kayu apu 0 g menunjukkan hasil yang cenderung
meningkat pada minggu ke-2 dan menurun hingga minggu ke-4. Konsentrasi
kekeruhan tertinggi terdapat pada perlakuan kayu apu 0 g minggu ke-3 yaitu
sebesar 33,3 NTU dan konsentrasi kekeruhan terendah terdapat pada perlakuan
kayu apu 90 g minggu ke-4 sebesar 3 NTU (Gambar 5).
35
Kekeruhan (NTU)

30
25
20

kayu apu 0 gram

15

kayu apu 45 gram

10

kayu apu 90 gram

5

kayu apu 135 gram

0
0

1

2

3

4

minggu ke-

Gambar 5 Konsentrasi sisa kekeruhan pada pendederan ikan gurami
menggunakan fitoremediasi kayu apu setiap minggu

9

Tingkat Kelangsungan Hidup (SR)
Nilai tertinggi tingkat kelangsungan hidup ikan gurami selama pemeliharaan
30 hari dicapai pada perlakuan kayu apu 45 gram sebesar 96,33% dan terendah
pada perlakuan kontrol sebesar 24,5% (Gambar 6). Berdasarkan uji statistik ragam
(ANOVA) pada selang kepercayaan 95% , nilai kontrol berbeda nyata dengan
nilai tingkat kelangsungan hidup perlakuan kayu apu 45 gram, 90 gram dan 135
gram (p