Analisis Hubungan Karakteristik dan Perilaku Kewirausahaan Pedagang Warung Tenda Seafood di Kota Bogor

ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PERILAKU
KEWIRAUSAHAAN PEDAGANG WARUNG TENDA
SEAFOOD DI KOTA BOGOR

DIAN WIDIASTUTI MAULASA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Hubungan
Karaktersitik dan Perilaku Kewriausahaan Pedagang Warung Tenda Seafood di
Kota Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Dian Widiastuti Maulasa
NIM H34100105

ABSTRAK
DIAN WIDIASTUTI MAULASA. Analisis Hubungan Karakteristik dan Perilaku
Kewirausahaan Pedagang Warung Tenda Seafood di Kota Bogor. Dibimbing oleh
BURHANUDDIN.
Kota Bogor saat ini merupakan kota yang memiliki berbagai tempat
persinggahan maupun tempat wisata yang membuat banyak pendatang dari luar
dan wirausaha dari Bogor sendiri tertarik untuk membuka usahanya di Kota Bogor,
salah satunya yaitu warung tenda seafood. Kondisi yang dihadapi pedagang
warung tenda seafood di Kota Bogor yaitu lokasi warung tenda seafood yang
berdekatan memicu persaingan, lokasi yang digunakan oleh pedagang sering
terjadi penggusuran dan kurangnya perhatian dalam hal manajemen keuangan
usaha. Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi karakteristik pedagang warung
tenda seafood (wirausaha dan usaha) dan perilaku kewirausahaan pedagang serta

hubungan keduanya. Penelitian dilakukan di Kota Bogor dan pengambilan sampel
menggunakan convenience sampling berjumlah 30 pedagang warung tenda
seafood. Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif (Chi
Square dan korelasi Rank Spearman) pada taraf α = 0.1. Hasil menunjukkan
karakteristik yang berhubungan nyata dengan perilaku kewirausahaan antara lain
kejujuran dan bertanggung jawab dengan sikap kewirausahaan, ramah dan jumlah
tenaga kerja dengan sikap dan tindakan kewirausahaan, serta rajin, berani
terhadap risiko, dan omset dengan semua unsur-unsur perilaku kewirausahaan.
Kata kunci: karakteristik, kewirausahaan, pedagang warung tenda seafood.
ABSTRACT
DIAN WIDIASTUTI MAULASA. Analysis of Characteristics and
Entrepreneurial Behaviours on Seafood Stall Sellers. Supervised by
BURHANUDDIN.
At present time Bogor has many drop by places and recreational places,
therefore makes many visitors from other cities and as well as local entrepreneur
intense to open business in Bogor and one example is informal tent seafood. Main
conditions that are faced by seafood tent sellers are the closed location among
others informal sellers that causes unfriendly competition, reluctance in financial
management consideration, and illegal location make them vulnerable to get rid of
by local government. The purpose of this research is to identify the characteristics

of seafood tent sellers (the entrepreneur and the business itself), the behaviour and
interrelationship between the two aspects. Research was conducted in Bogor city
and sampling is made by convenience sampling on 30 tent seafood sellers. The
analysis used is qualitative and quantitative (Chi Square and Rank Spearman)
with degree of α = 0.1. The results showed that honesty and responsible with
attitude, friendly and the number of workers with attitude and action, diligent
daring to risk, and turnover with all of the elements of behaviour entrepreneurial.
Keywords: characteristic, entrepreneurship, seafood stall sellers.

ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PERILAKU
KEWIRAUSAHAAN PEDAGANG WARUNG TENDA
SEAFOOD DI KOTA BOGOR

DIAN WIDIASTUTI MAULASA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
Pada
Departemen Agribisnis


DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Analisis Hubungan Karakteristik dan Perilaku Kewirausahaan
Pedagang Warung Tenda Seafood di Kota Bogor
Nama
: Dian Widiastuti Maulasa
NIM
: H34100105

Disetujui oleh

Dr Ir Burhanuddin, MM
Dosen Pembimbing

Diketahui oleh


Dr Ir Dwi Rachmina, M.Si
Ketua Departemen

Tanggal ditetapkan :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan
salam kepada Nabi Muhammad SAW atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini sebagai syarat kelulusan pada Studi
Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Penelitian ini
dilaksanakan sejak bulan April-Mei 2014 dengan judul Analisis Hubungan
Karakteristik dan Perilaku Kewirausahaan Pedagang Warung Tenda Seafood di
Kota Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Burhanuddin MM selaku
pembimbing skripsi. Ucapan terima kasih juga kepada para pedagang warung
tenda seafood yang bersedia meluangkan waktu untuk memberikan informasi
kepada penulis. Ungkapan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya penulis
ucapkan kepada papa mama tercinta atas doa, kasih sayang, motivasi, dan
pelajaran yang diberikan dalam mendampingi penulis selama proses pengerjaan

skripsi. Seluruh teman-teman seperjuangan Agribisnis 47 dan teman-teman
sebimbingan skripsi (Tribowo Hernadi, Yuliana Mafiroh, Anisatun Faizah,
Ayutyas Sayekti, Ririn Adelina, dan Fadholi) yang telah membantu kelancaran
proses pengerjaan skripsi. Penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan penulis menerima segala kritik dan saran yang dapat membangun.
Penulis mohon maaf dan harap dimaklumi apabila terdapat kekurangan dalam
penulisan karya ilmiah ini.

Bogor, Juli 2014

Dian Widiastuti Maulasa

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi


DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

3

Tujuan Penelitian

4


Manfaat Penelitian

4

Ruang Lingkup Penelitian

4

TINJAUAN PUSTAKA

5

KERANGKA PEMIKIRAN

6

Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka Pemikiran Operasional
METODE PENELITIAN


6
13
15

Lokasi dan Waktu Penelitian

15

Jenis dan Sumber Data

15

Metode Pengumpulan Data

15

Metode Penentuan Sampel

15


Metode Analisis Variabel

16

Metode Analisis Data

17

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

20

HASIL DAN PEMBAHASAN

22

Karakteristik Pedagang Warung Tenda Seafood di Kota Bogor

22


Perilaku Kewirausahaan

30

Hubungan antara Karakteristik dan Perilaku Kewirausahaan Pedagang
Warung Tenda Seafood di Kota Bogor
SIMPULAN DAN SARAN

32
40

Simpulan

40

Saran

40

DAFTAR PUSTAKA

40

LAMPIRAN

43

RIWAYAT HIDUP

48

DAFTAR TABEL
1 Perkembangan jumlah usaha kecil menengah (UKM) dan tenaga kerja
di Kota Bogor tahun 2009-2013
2 Penduduk usia 15 tahun ke atas yang termasuk pengangguran terbuka
menurut kategori pengangguran terbuka tahun 2009-2012
3 Sebaran pedagang warung tenda seafood di Kota Bogor April-Mei
2014
4 Luas wilayah dan jumlah penduduk menurut kecamatan Kota Bogor
2012
5 Banyaknya lokasi pedagang kaki lima menurut kecamatan 2012
6 Rataan hitung skor karakteristik wirausaha pedagang warung tenda
seafood di Kota Bogor
7 Distribusi pedagang berdasarkan lokasi usaha
8 Distribusi pedagang berdasarkan modal usaha per bulan
9 Distribusi pedagang berdasarkan jumlah tenaga kerja
10 Distribusi pedagang berdasarkan lama berdagang per hari
11 Distribusi pedagang berdasarkan omset per bulan
12 Rataan hitung skor perilaku kewirausahaan pedagang warung tenda
seafood di Kota Bogor pada Mei 2014
13 Hubungan karakteristik dengan perilaku kewirausahaan pedagang
warung tenda seafood di Kota Bogor pada Mei 2014

1
2
16
21
22
22
26
26
28
29
29
30
32

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran operasional
2 Peta Kota Bogor

14
21

DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil uji korelasi rank Spearman dan Chi Square karakteristik
pedagang dengan unsur-unsur perilaku kewirausahaan pedagang
2 Dokumentasi

43
47

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kota Bogor merupakan kota yang letaknya sangat strategis untuk
meningkatkan sektor perdagangan. Saat ini terlihat Kota Bogor memiliki berbagai
macam tempat yang mendatangkan banyak konsumen seperti tempat
persinggahan maupun tempat wisata. Hal tersebut menimbulkan banyak
pendatang dari luar dan masyarakat dari Bogor sendiri yang tertarik untuk bekerja
atau ingin menuangkan keterampilannya dengan membuka usaha di Kota Bogor.
Oleh karena itu, Kota Bogor dapat dikatakan sebagai wilayah yang memiliki
potensi untuk meningkatkan perekonomian.
Kota Bogor memiliki potensi untuk mengembangkan usaha terlihat dari
perkembangan jumlah UKM yang terdapat di Kota Bogor. Tabel 1 menunjukkan
UKM dan tenaga kerja di Kota Bogor mengalami peningkatan dari tahun 2009
sampai 2013. Berkembangnya UKM merupakan suatu hal yang menguntungkan
karena memberi peluang kepada seseorang yang ingin mendapatkan pekerjaan.
Seiring meningkatnya lapangan pekerjaan maka semakin meningkat pula
angkatan kerja.
Tabel 1 Perkembangan jumlah usaha kecil menengah (UKM) dan tenaga kerja di
Kota Bogor tahun 2009-2013
Jumlah
UKM
Tenaga Kerja

Tahun

Rata-rata

2009

2010

2011

2012

2013

Pertumbuhan

32 256
57 107

32 901
58 249

33 559
57 107

33 572
58 249

33 907
58 831

0.01
0.01

Sumber: Kantor Koperasi dan UMKM Kota Bogor (diolah), 2013

Pengangguran merupakan fenomena yang tidak jarang terlihat di berbagai
daerah. Pengangguran dapat ditemui juga di Kota Bogor dan hal tersebut dapat
dikurangi dengan berbagai cara. Tabel 2 menunjukkan penduduk usia 15 tahun ke
atas yang termasuk pengangguran terbuka terdiri dari beberapa kategori. Tabel
tersebut menunjukkan bahwa jumlah pengangguran terbuka dari tahun 2009
sampai 2012 mengalami penurunan. Hal tersebut memperlihatkan masyarakat
Kota Bogor secara langsung mengurangi angka pengangguran dengan cara terus
berusaha mencari pekerjaan. Perlunya upaya-upaya lain untuk mengurangi angka
pengangguran karena melihat kondisi Kota Bogor saat ini memiliki banyak
peluang untuk membuka usaha. Salah satunya dapat dilakukan dengan membuka
lapangan pekerjaan sendiri bagi masyarakat yang belum mendapatkan pekerjaan
dengan menjadi seorang wirausaha. Memanfaatkan kompetensi, ketersediaan
sumber daya, dan berani menghadapi tantangan serta pesaing dalam membuka
lapangan pekerjaan. Masyarakat yang berwirausaha menunjukkan bahwa
masyarakat tersebut dapat membuka suatu usaha secara mandiri pada bidang apa
pun sesuai keahliannya. Hal tersebut merupakan peluang karena menyediakan
lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang ingin mendapatkan pekerjaan.

2
Tabel 2 Penduduk usia 15 tahun ke atas yang termasuk pengangguran terbuka
menurut kategori pengangguran terbuka tahun 2009-2012
Tahun
Kategori Pengangguran Terbuka

2009

2010

2011

2012

(Persen)
Mencari Pekerjaan
61.03
55.94
84.08
Mempersiapkan Usaha
1.62
1.01
1.56
Merasa Tidak Mungkin Mendapatkan Pekerjaan
10.91
29.34
10.90
Sudah Punya Pekerjaan Tetapi Belum Mulai
26.44
13.71
3.47
Bekerja
Jumlah Pengangguran Terbuka (orang)
90 638
72 015
44 985
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bogor, Kota Bogor dalam angka (diolah), 2012

84.08
1.56
10.89
3.47
39 417

Pedagang kaki lima merupakan pebisnis kecil yang telah lama merambah
dan berkembang pesat di Kota Bogor. Koperasi dan UKM Kota Bogor melakukan
pembinaan dan penataan pada beberapa pedagang kaki lima di Kota Bogor. Hal
tersebut merupakan dukungan pada usaha pedgang kaki lima dalam memenuhi
kebutuhan hidup. Berdasarkan data Koperasi dan UKM Kota Bogor pembinaan
dilakukan di 51 titik lokasi yang terdapat di Kota Bogor yaitu berjumlah 9710
pedagang kaki lima. Pedagang kaki lima tersebar tidak merata yaitu terdapat 5
titik pedagang kaki lima terbanyak di Kota Bogor antara lain: Jl. Dewi Sartika
(depan Sartika Plaza), Jl. MA. Salmun, Jl. Suryakencana, Jl. Lawanggintung, dan
Jl. Jambu Dua Pasar.
Warung tenda seafood merupakan salah satu bisnis yang telah merambah
di wilayah Kota Bogor sejak dulu hingga sekarang dan selalu ramai oleh
pelanggan. Pedagang warung tenda seafood memiliki tujuan untuk mendirikan
warung tenda seafood karena pedagang-pedagang tersebut berasal dari keluarga
yang tidak mampu dan adanya keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Hal
tersebut mendorong pedagang untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dan
bekerja keras untuk memperbaiki kualitas hidup pedagang dan keluarganya di
masa depan yaitu dengan cara membuka usaha warung tenda seafood di Kota
Bogor dan sekitarnya. Peluang tersebut menjadikan pedagang warung tenda
seafood sebagai wirausaha yang dapat menghasilkan uang untuk memenuhi
kebutuhan hidup walaupun tanpa membutuhkan keterampilan-keterampilan
khusus dalam memulai usaha warung tenda seafood.
Pedagang warung tenda seafood memiliki keahlian tersendiri dalam
mengoperasionalkan usahanya. Hal tersebut dapat menunjukkan warung tenda
seafood mana yang dapat menarik banyak konsumen. Pedagang warung tenda
seafood menggunakan waktu dari jam 3 sore hingga jam 11 malam setiap hari,
bahkan ada yang berdagang sampai jam 2 pagi demi memenuhi kebutuhan hidup
serta keluarganya. Pedagang mempunyai perencanaan maupun strategi yang
berbeda dalam mengelola usahanya. Pedagang yang ingin dagangannya laris akan
melakukan tindakan khusus untuk menarik konsumen sebanyak-banyaknya.
Pedagang warung tenda seafood tentunya memiliki karakter dan perilaku yang
berbeda-beda dalam menjalankan usahanya. Maka dari itu, analisis terhadap
karakteristik dan perilaku pedagang warung tenda seafood perlu untuk diteliti
sehingga dapat memberikan pengetahuan.

3
Perumusan Masalah
Kota Bogor memiliki banyak warung tenda seafood yang memenuhi
wilayah-wilayah di Kota Bogor dan dagangan yang dijual relatif sama. Setiap
harinya banyak konsumen yang berdatangan memenuhi warung tenda seafood
tersebut. Tentunya pedagang warung tenda seafood memiliki perilaku yang
berbeda-beda dalam mengoperasionalkan usahanya sehingga dapat menarik
banyak konsumen walaupun posisi warung tenda seafood satu dengan yang
lainnya berdekatan. Terdapat beberapa kondisi yang dihadapi pedagang warung
tenda seafood di Kota Bogor yaitu: pertama, pedagang tetap berdagang walaupun
terdapat banyaknya warung tenda seafood di berbagai wilayah Kota Bogor yang
jaraknya berdekatan satu sama lain. Hal tersebut merupakan risiko bagi pedagang
yaitu memicu persaingan yang ketat di antara pedagang warung tenda seafood
tersebut. Hasil observasi terlihat lokasi yang saling berdekatan membuat
konsumen mempunyai banyak pilihan untuk membeli di pedagang yang
konsumen inginkan.
Kedua, terdapat risiko lainnya yang dihadapi pedagang dalam membuka
usahanya yaitu lokasi yang digunakan oleh pedagang untuk membuka warung
tenda seafood terjadi penggusuran oleh pihak terkait. Walaupun hal tersebut
terjadi, tidak membuat pedagang menyerah untuk berdagang sehingga pedagang
akan tetap membuka warung tenda seafood baik tetap berdagang di lokasi yang
sama maupun pindah lokasi. Hasil observasi menunjukkan para pedagang warung
tenda seafood hanya memiliki satu warung tenda sehingga mereka mengabaikan
apabila terjadi penggusuran.
Ketiga, masih kurangnya tanggung jawab pedagang dalam hal manajemen
keuangan usaha yaitu pencatatan keuangan usaha secara terperinci dari modal
usaha yang digunakan sampai penerimaan usaha yang diperoleh, sehingga
pedagang tidak mengetahui pertumbuhan usahanya dengan pasti. Pedagang hanya
memperkirakan kerugian maupun keuntungan yang diperoleh. Hasil wawancara
yang dilakukan terdapat pedagang warung tenda seafood yang tidak melakukan
pencatatan keuangan usaha secara rutin karena mereka berpikir kegiatan tersebut
tidak perlu, hal yang terpenting penghasilan dari usaha warung tenda seafood
mereka terus mengalir dan masih mampu membuka usahanya tersebut dengan
modal seadanya.
Seorang pedagang memiliki karakteristik dan perilaku tertentu untuk
menjalankan usahanya agar meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Karakteristik
dan perilaku tersebut juga dapat menunjukkan kemampuan pedagang dalam
menghadapi masalah dan menunjukkan tingkat keterampilan atau keahlian serta
pengetahuan seorang pedagang dalam mengelola usaha. Hal tersebut tentunya
akan menentukan tingkat kesejahteraan pedagang.
Pedagang warung tenda seafood tentunya berhadapan langsung dengan
masalah yang ada pada kegiatan usahanya. Kemampuan seorang pedagang sangat
diperlukan dalam hal pengetahuan, sikap, dan tindakannya untuk mengelola usaha
warung tenda seafood dari proses pengadaan bahan baku sampai melakukan
penjualan dan menarik banyak pelanggan serta mempertahankan pelanggan
tersebut. Komponen-komponen kemampuan pedagang tersebut akan membentuk
karakter seorang pedagang dalam menjalankan usahanya hingga mencapai tujuan
yang diinginkan.

4
Karakteristik wirausaha dan karakteristik usaha perlu dikaji karena diduga
berhubungan dengan perilaku kewirausahaan pedagang warung tenda seafood
dalam meningkatkan usahanya dan kebutuhan hidupnya. Perilaku tersebut
diperkirakan dapat menunjukkan kemampuan seorang pedagang warung tenda
seafood dalam mengelola usahanya. Maka dari itu, perlunya mengetahui
karakteristik perilaku pedagang warung tenda seafood di Kota Bogor.
Berdasarkan penjelasan di atas maka permasalahan yang dirumuskan
dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana karakteristik wirausaha dan karakteristik usaha pedagang warung
tenda seafood di Kota Bogor?
2. Bagaimana perilaku kewirausahaan pedagang warung tenda seafood di Kota
Bogor dalam berwirausaha?
3. Apakah terdapat hubungan karakteristik dengan perilaku kewirausahaan
pedagang warung tenda seafood di Kota Bogor?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi karakteristik wirausaha dan karakteristik usaha pedagang
warung tenda seafood di Kota Bogor.
2. Mengidentifikasi perilaku kewirausahaan pedagang warung tenda seafood di
Kota Bogor.
3. Menganalisis hubungan karakteristik dengan perilaku kewirausahaan pedagang
warung tenda seafood di Kota Bogor.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pelajaran bagi
penulis sehingga meningkatkan kemampuan dalam menganalisis suatu kejadian
dan dapat merasakan menghadapi masalah dengan turun langsung ke lapang serta
mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan. Manfaat
penelitian ini bagi pedagang warung tenda seafood yaitu dapat memberi
pengetahuan untuk dapat mengembangkan usaha ke depannya. Penelitian ini bagi
kalangan akademisi diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk digunakan
pada penelitian selanjutnya.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan di wilayah Kota Bogor mengenai karakteristik dan
perilaku kewirausahaan pedagang warung tenda seafood di Kota Bogor. Penilaian
karakteristik wirausaha meliputi kejujuran, rajin, ramah, bertanggung jawab, dan
berani terhadap risiko. Kemudian karakteristik usaha meliputi lokasi usaha, modal
per bulan, jumlah tenaga kerja, lama berdagang per hari dan omset per bulan.
Selain itu, menganalisis perilaku kewirausahaan yang terdiri dari pengetahuan
kewirausahaan, sikap kewirausahaan, dan tindakan kewirausahaan serta hubungan
antara karakteristik dan perilaku kewirausahaan pedagang warung tenda seafood
di Kota Bogor.

5

TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik Wirausaha
Saputro (2009) menjelaskan bahwa karakteristik wirausaha dianalisis dari
segi kepemimpinan, berorientasi masa depan, keberanian terhadap risiko,
berorientasi tugas dan hasil, keorisinilan, dan kepercayaan diri. Berbeda pada
karakteristik wirausaha berperspektif Islam, Hidayat (2013) menyebutkan
karakteristik wirausaha muslim dianalisis dengan variabel dari sifat atau
karakteristik Rasulullah SAW yaitu siddiq, amanah, tabligh, dan fatanah.
Karakteristik-karakteristik tersebut terdiri dari beberapa indikator. Warnaningsih
(2011) mengidentifikasi sikap kewirausahaan yang terdiri dari mengutamakan
prioritas, pengambilan risiko, keinovatifan, kerja keras, menghargai waktu,
motivasi berprestasi, percaya diri, dan tanggung jawab individual. Setyawati,
Nugraha, Ainuddin (2013) melakukan analisis karakteristik wirausaha pemilik
usaha industri kerajinan mebel rotan Kalimantan Selatan yang menghasilkan
bahwa pelaku industri mebel memiliki sikap keorsinilan dalam inovasi produk,
pengambilan risiko untuk melakukan diversifikasi, dan kepemimpinan dalam
membangun hubungan yang harmonis dengan karyawan namun belum memiliki
sikap orientasi tugas dan hasil terhadap profit.
Karakteristik kewirausahaan menurut Darya (2012) yang mempengaruhi
kompetensi usaha dan kinerja usaha mikro kecil di Kota Balikpapan diukur
dengan indikator mampu mengatasi perubahan, mampu mengatasi kegagalan,
keinginan untuk berkembang, keinginan untuk unggul, dan memiliki pengetahuan
hal baru. Purwanti (2012) menganalisis pengaruh karakteristik wirausaha terhadap
perkembangan UMKM di Desa Dayaan dan Kalilondo Salatiga dengan indikator
yang terdiri dari keinginan berprestasi, tanggung jawab pribadi, kemampuan
inovasi, dan kemampuan manajemen. Beberapa karakteristik-karakteristik
wirausaha tersebut menjadi referensi untuk penelitian saat ini seperti berani
terhadap risiko dan bertanggung jawab, sedangkan karakteristik lainnya seperti
kejujuran, rajin, dan ramah diambil dari buku-buku yang relevan.
Karakteristik Usaha
Fauzah (2013) menunjukkan adanya karakteristik pedagang warung tenda
pecel lele KKBSJ diidentifikasi berdasarkan karakteristik usaha pedagang terdiri
dari lokasi usaha, jumlah warung tenda, jam buka usaha per hari, hari usaha per
minggu, sumber bahan baku, modal per bulan, penerimaan usaha per bulan,
pencatatan keuangan, pembagian keuangan, jumlah tenaga kerja, gaji tenaga kerja
per bulan, dan peluang pembinaan. Variabel karakteristik pedagang berupa data
kategori seperti lokasi usaha, sumber bahan baku, pencatatan keuangan,
pembagian keuangan, dan peluang pembinaan dianalisis menggunakan Chi
Square. Sedangkan variabel karakteristik pedagang berupa data kategori dalam
bentuk skala ordinal seperti usia, pendidikan formal, pendidikan non formal,
pengalaman berwirausaha, tanggungan keluarga, motivasi, jumlah warung tenda,
jam buka usaha per hari, hari usaha per minggu, modal usaha per bulan,
penerimaan usaha per bulan, pencatatan keuangan, pembagian keuangan, jumlah

6
tenaga kerja, dan gaji tenaga kerja per bulan dapat dianalisis menggunakan uji
korelasi Rank Spearman.
Hardian (2011) menyebutkan pula karakteristik usaha pada pedagang
martabak manis Kota Bogor yang terdiri dari pemilikan usaha, pengalaman
berdagang, lama berdagang, pasokan tepung terigu, dan penerimaan usaha.
Karakteristik-karakteristik usaha tersebut ditentukan dari referensi seperti bukubuku yang relevan dan menganalisis dari hasil penelitian terdahulu. Beberapa
karakteristik usaha tersebut menjadi referensi untuk penelitian saat ini seperti
lokasi usaha, modal per bulan, lama berdagang per hari, jumlah tenaga kerja, dan
omset per bulan.
Perilaku Kewirausahaan
Hardian (2011) menganalisis perilaku kewirausahaan pedagang martabak
manis terdiri dari pengetahuan wirausaha, sikap wirausaha, keterampilan
wirausaha, dan perilaku wirausaha. Hasil analisis mengenai hubungan
karakteristik dengan perilaku wirausaha yang menggunakan uji korelasi Rank
Spearman dan Chi Square menghasilkan sebagian besar karakteristik tidak
memiliki hubungan dengan unsur-unsur perilaku wirausaha karena hanya terdapat
hubungan nyata (α 0,20) antara jumlah tanggungan keluarga dengan sikap
kewirausahaan dan lama berdagang dengan pengetahuan kewirausahaan. Perilaku
kewirausahaan tersebut ditentukan berdasarkan objek penelitian.
Fauzah (2013) menganalisis perilaku kewirausahaan pedagang warung
tenda pecel lele KKBSJ dari segi pengetahuan kewirausahaan, sikap
kewirausahaan, dan keterampilan kewirausahaan. Hasil penelitiannya
menunjukkan hubungan antara karakteristik dengan perilaku kewirausahaan
pedagang warung tenda pecel lele KKBSJ berdasarkan hasil uji Chi Square dan
korelasi Rank Spearman, sebagian besar karakteristik pedagang tidak memiliki
hubungan dengan unsur-unsur perilaku kewirausahaan pedagang. Perilaku
kewirausahaan tersebut diambil dari referensi yaitu penelitian terdahulu yang
menganalisis hubungan antara karakteristik dengan perilaku sehingga penelitian
saat ini menentukan perilaku kewirausahaan yang terdiri dari pengetahuan
kewirausahaan dan sikap kewirausahaan, sedangkan tindakan kewirausahaan
ditentukan berdasarkan objek penelitian.

KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Wirausaha dan Kewirausahaan
Wirausaha berasal dari kata wira artinya berani, utama, mulia. Usaha
berarti kegiatan bisnis komersil maupun non komersil. Bagi ahli ekonomi,
wirausaha adalah seorang atau sekelompok orang yang mengorganisir faktorfaktor produksi, alam, tenaga, modal dan skill untuk tujuan produksi. Sedangkan
bagi seorang psikolog, wirausahawan adalah seorang yang memiliki dorongan
kekuatan dari dalam untuk memperoleh suatu tujuan, suka mengadakan
eksperimen atau untuk menampilkan kebebasan dirinya diluar kekuasaan orang

7
lain (Daryanto & Cahyono 2013). Solihin (2006) mengemukakan bahwa seorang
wirausaha (entrepreneur) adalah seorang yang menciptakan bisnis baru dengan
mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan
pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan
menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber
daya itu bisa dikapitalisasikan Hendro (2011) mengatakan bahwa wirausaha
melakukan sebuah proses yang disebut creative destruction untuk menghasilkan
suatu nilai tambah (added value) guna menghasilkan nilai yang lebih tinggi.
Wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan
memperkenalkan barang dan jasa baru dengan menciptakan bentuk organisasi
baru atau mengolah bahan baku baru (Schumpeter 1994). Wairausahawan adalah
orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam
berbagai kesempatan (Kasmir 2006). Pakar-pakar di atas memberi penjelasan
bahwa wirausaha adalah seorang yang memiliki keberanian untuk mengambil
kesempatan atau peluang dan risiko yang ada pada suatu usaha baru untuk
mengalokasikan sumberdaya yang ada menjadi suatu produk.
Kebaruan yang dapat diciptakan dan diterapkan oleh seorang
wirausahawan sebagaimana yang dikemukakan oleh Schumpeter (1994) dapat
mencakup:
1. Penawaran produk atau jasa baru
2. Penggunaan metode atau teknologi baru
3. Penciptaan pasar sasaran yang baru
4. Penggunaan sumber pasokan bahan baku dan sumber daya lainnya yang baru
5. Penciptaan bentuk organisasi industri yang baru.
Keunggulan wirausaha dalam mendukung perekonomian negara yaitu
mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan produktivitas, menciptakan
teknologi, produk dan jasa baru, serta menciptakan perubahan dan kompetisi.
Upaya memicu pertumbuhan ekonomi sekaligus memengaruhi kehidupan sosialekonomi masyarakat, wirausahawan melakukan berbagai kegiatan (Suharyadi et
al. 2007) sebagai berikut:
1. Menciptakan lapangan pekerjaan.
2. Meningkatkan kualitas hidup.
3. Meningkatkan pemerataan pendapatan.
4. Memanfaatkan dan memobilisasi sumber daya untuk meningkatkan
produktivitas nasional.
5. Meningkatkan penerimaan pemerintah melalui pajak.
Menurut Saefullah, Sudaryono, Sunarya (2011), terdapat 13 prinsip berwirausaha
antara lain:
1. Mulailah dan jangan takut gagal
2. Lakukan dengan penuh semangat
3. Kreatif dan inovatif
4. Sabar, tekun, tabah
5. Optimis
6. Bertindak dengan penuh perhitungan, utamanya dalam mengambil risiko
7. Pantang menyerah
8. Ambisius
9. Peka terhadap pasar
10. Berbisnis dengan standar etika

8
11. Mandiri
12. Jujur
13. Peduli terhadap lingkungan
Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam Bahasa
Inggris. Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprende yang
berarti petualang, pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang
mengusahakan suatu pekerjaan tertentu) dan pencipta yang menjual hasil
ciptaannya (Hendro 2011). Istilah kewirausahaan menurut Winarto (2002) dalam
buku Entrepreneurship adalah tindakan kreatif yang membangun suatu value dari
sesuatu yang tidak ada. Entrepreneurship merupakan proses untuk menangkap dan
mewujudkan suatu peluang terlepas dari sumber daya yang ada, serta
membutuhkan keberanian untuk mengambil risiko yang telah diperhitungkan.
Kewirausahaan menurut Cole (1959) adalah kegiatan yang bertujuan untuk
memulai dan mengembangkan bisnis yang berorientasi keuntungan.
Menurut Zimmerer (1996) definisi dari kewirausahaan adalah hasil dari
sebuah proses yang sistematis disiplin menerapkan kreativitas dan inovasi untuk
kebutuhan dan peluang di pasar. Hart et al. (1995) menjelaskan pengertian
kewirausahaan yaitu mengejar peluang tanpa memperhatikan sumber daya saat ini
dikendalikan tetapi dibatasi oleh pendiri pilihan sebelumnya dan pengalaman yang
berhubungan dengan industri. Kewirausahaan juga melakukan kombinasi baru
dari organisasi perusahaan yaitu produk baru, layanan baru, sumber-sumber baru
bahan baku, metode produksi baru, pasar baru, bentuk-bentuk baru organisasi
(Schumpeter 1934). Menurut Hendro (2011) terdapat banyak sekali perbedaan
yang orang lakukan dalam mengartikan kewirausahaan (entrepreneurship),
diantaranya mengatakan bahwa entrepreneurship yaitu:
1. Ilmu Pengetahuan (knowledge)
Kewirausahaan adalah sebuah pengetahuan yang merupakan hasil uji coba di
lapangan, dikumpulkan, diteliti dan dirangkai sebagai sumber informasi yang
berguna bagi orang lain yang membutuhkannya sehingga kewirausahaan bisa
dimasukkan ke dalam disiplin ilmu baik itu bersifat teori ataupun bersifat
empiris (hasil uji lapangan).
2. Kepribadian atau Sikap
Unsur yang terkandung dalam karakteristik kewirausahaan adalah sikap positif.
Kepribadian yang ulet, pantang menyerah, menjadi contoh bagi yang lain dan
tidak mudah puas diri.
3. Filosofi
Hidup adalah pilihan dan sukses adalah akumulasi dari pilihan-pilihan yang
tepat menuju ke satu arah, yaitu mimpi. Fondasi kesuksesan untuk menjadi
wirausaha yang cerdas adalah filosofi hidup dan bekerja. Oleh karena itu,
kewirausahaan bisa digolongkan dalam sebuah filosofi hidup atau landasan
hidup dalam meniti karir guna meraih kesuksesan.
4. Skill atau Keterampilan
Kewirausahaan adalah penggabungan dua konsep penting dari pengetahua dan
pengalaman yang dirasakan serta dilakukan melalui jatuh-bangun untuk
menjadi terampil dan akhirnya menjadi sebuah keahlian dalam menjalankan
roda bisnis.
5. Seni

9
Menemukan ide, inspirasi dan peluang bisnis dibutuhkan imajinasi, visualisasi
dan pemikiran yang terkadang harus berlawanan dengan logika. Berpikir
berbeda untuk menentukan ide-ide brilian. Semua itu membutuhkan kreativitas,
inovasi yang benar-benar baru sehingga unsur dan kekuatan seni untuk
menemukan ide dalam cara mengatasi kesulitan, mengendalikan sumber daya
manusi (SDM juga pelanggan memiliki peran cukup besar.
6. Profesi
Menjadi seorang wirausaha merupakan sebuah profesi, sebuah pilihan hidup
yang harus dilakukan secara professional (dalam arti jujur, terbuka,
berkomitmen, konsisten, tepat jani, tanggung jawab, mengerti batas hak-haknya,
mengerti etika profesi dan berdisiplin.
7. Naluri
Kewirausahaan itu membutuhkan naluri untuk menemukan sebuah peluang dan
ide bisnis yang akhirnya menjadi sebuah bisnis yang sukses.
8. Mimpi sesorang
Menjadi wirausahawan dipahami sebagai mimpi seseorang bahkan cita-cita
yang terpendam sejak masih remaja atau dewasa.
9. Pilihan hidup seseorang
Tujuan hidup seseorang adalah mampu menghidupi keluarganya dengan
menjadi karyawan (pekerja) atau menjadi pengusaha (wirausahawan), sehingga
tidak salah jika orang memilih menjadi wirausaha sebagai pilihan hidup.
Menurut beberapa pakar di atas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan
adalah suatu tindakan seseorang dalam menyalurkan kemampuannya dengan
memanfaatkan keterampilan dan kekreatifannya yang dimiliki dan sumber daya
yang ada pada suatu usaha. Tindakan tersebut dilakukan dengan keberanian dalam
menghadapi kendala maupun risiko yang terjadi pada usaha. Hasil dari tindakan
itu akan menciptakan suatu hal baru yang memiliki nilai tambah dan memberi
keuntungan.
Karakter Wirausaha
Sujanto (2004) menjelaskan dalam bukunya Psikologi Umum, ilmu watak
di dalam Bahasa asing disebut karakterologie. Karakterologie adalah istilah
Belanda, berasal dari kata karakter yang berarti watak dan logos yang berarti ilmu.
Kata Belanda, karakter itu berasal dari kata Yunani charas sein, yang berarti
(mula-mula) coretan atau goresan. Kemudian berarti setempel atau gambaran
yang ditinggalkan oleh setempel itu. Jadi, tingkah laku manusia dianggap adalah
pencerminan dari seluruh pribadinya dan secara sepintas itulah watak manusia.
Watak ialah pribadi jiwa yang menyatakan dirinya dalam segala tindakan dan
pernyataan dalam hubungannya dengan bakat, pendidikan, pengalaman dan alam
sekitarnya. Watak merupakan sesuatu yang dapat berubah, karena itu watak dapat
dipengaruhi, diperbaiki, dimajukan.
Karakter adalah ciri, watak, sifat, tingkah laku yang khas dari
wirausahawan yang membedakan dengan orang lain (Daryanto & Cahyono 2013)
yaitu:
1. Disiplin
Tepat waktu, taat aturan yang ada dan konsisten.
2. Kerja keras

10
Kerja maksimal tidak kenal lelah, semangat kerja tinggi, tidak membuangbuang waktu untuk segera menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan cepat,
etos kerja tinggi.
3. Komitmen tinggi
Setia pada pekerjaan, senantiasa berfikir tentang usaha/pekerjaan,senantiasa
berusaha memajukan usaha/pekerjaan.
4. Kreatif
Mampu menciptakan gagasan, ide, hal-hal yang baru atau berbeda dengan yang
sudah ada.
5. Inovatif
Membuat terobosan baru karena adanya invensi (penemuan baru), extensi
(pengembangan), duplikasi (penggandaan), sintetis (kombinasi) dalam masalah
produk dan pelayanan.
6. Mandiri
Percaya dan berusaha keras atas kemampuan diri sendiri, tidak terlalu
tergantung pada orang/pihak lain
7. Realistis
Bekerja maksimal sesuai dengan kemampuan diri sendiri, tetapi bukan berarti
bekerja semampunya atau bekerja seadanya, bukan pula bekerja melampaui
batas kemampuannya.
8. Jujur
Berkata, bertindak secara benar, menepati janji, tidak ingkar janji, tidak
bohong/menipu, tidak berkhianat, suci dalam pikiran, dapat dipercaya.
9. Prestatif.
Melakukan sesuatu pekerjaan yang sempurna, tidak asal jadi sehingga
memperoleh penghargaan dari orang lain.
Zimmerer dan Scarborough (2008) mengidentifikasikan beberapa
karakteristik yang cenderung ditunjukkan pada wirausahawan, yaitu:
1. Hasrat akan tanggung jawab.
2. Lebih menyukai risiko menengah.
3. Meyakini kemampuannya untuk sukses.
4. Hasrat untuk mendapatkan umpan balik yang sifatnya segera.
5. Tingkat energi yang tinggi.
6. Orientasi masa depan.
7. Keterampilan mengorganisasi.
8. Menilai prestasi lebih tinggi daripada uang.
Karakter lain yang sering tampak pada wirausahawan mencakup; (1)
komitmen yang tinggi, (2) toleransi terhadap ambiguitas, (3) fleksibilitas, (4)
keuletan.
Menurut Alma (2010) karakteristik wirausaha yaitu mereka memiliki
disiplin tinggi, selalu awas terhadap tujuan yang hendak dicapai, selalu
mendengarkan rasa intuisinya, sopan pada orang lain, mau belajar apa saja yang
memudahkan ia mencapai tujuan, mau belajar dari kesalahan, selalu mencari
peluang baru, memiliki ambisi dan berpikiran positif, serta senang menghadapi
resiko dengan membuat perhitungan yang matang sebelumnya.
William D. Bygrave mengemukakan 10 karakteristik wirausahawan,
sebagai berikut (Suparyanto 2012):

11
Dreams (Mimpi): visi masa depan serta kemampuan untuk
mengimplementasikan mimpi tersebut.
2. Decisiveness (Ketegasan): tidak mengulur-ulur waktu dalam mengambil
keputusan.
3. Doers (Pelaku): menentukan suatu tindakan dan melakukannya secara cepat
dan tepat.
4. Determination (Ketetapan Hati): mengimplementasikan usaha dengan
komitmen total, tidak menyerah saat mengalami kesulitan.
5. Dedication (Berdedikasi): memiliki dedikasi total terhadap usahanya.
6. Devotion (Kesetiaan): mencintai usaha mereka sehingga efektif dalam
menjual produk bagi kemajuan usahanya.
7. Details (Terperinci): bersifat kritis dan melakukan perincian dalam berbagai
hal yang meyangkut usahanya.
8. Destiny (Nasib): bertanggung jawab atas nasib dirinya dan tidak tergantung
kepada orang lain.
9. Dollars (Uang): menjadikan uang sebagai salah satu ukuran kesuksesan.
10. Distribute (Distribusi): mendistribusikan atau mendelegasikan sebgaian dari
tugas, wewenang, dan tanggung jawab kepada orang lain.
1.

Perilaku Kewirausahaan
Menurut Tyson dan Jackson (2000) pada umumnya perilaku tidak bersifat
acak, sebaliknya perilaku mempunyai tujuan akhir. Lebih lagi ada perbedaan di
antara manusia, dalam situasi yang sama kita tidak perlu bertindak dengan cara
yang sama tetapi ada konsistensi mendasar yang memungkinkan adanya prediksi,
bahkan yang bersifat lintas budaya. Manusia itu kompleks dan beberapa dari
mereka akan bertindak berbeda dalam situasi yang berbeda.
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu simulus atau suatu
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi, dan tujuan
baik disadari maupun tidak. Perilaku kewirausahaan merupakan sifat seseorang
yang terbentuk karena kebiasaan sehari-hari dan dipengaruhi oleh faktor eksternal
dan eksternal. Perilaku dapat dirubah oleh diri sendiri dan atau oleh adanya
tekanan atau pengaruh lingkungan (Mranggi 2011).
Definisi perilaku dan kewirausahaan tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa perilaku kewirausahaan adalah tindakan seorang wirausaha dalam
menjalani tugas-tugas dan menghadapi permasalahan yang ada pada lingkungan
usahanya sesuai dengan sifat yang telah terbentuk dari kebiasaan-kebiasaannya.
1. Pengetahuan Kewirausahaan
Menurut Sembel, pengetahuan adalah fakta-fakta dan pelajaran yang kita
pelajari dalam hidup ini. Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan
mental atau otak (Sudijono 2006). Terdapat enam jenjang proses berpikir
dalam ranah kognitif, salah satu dari enam jenjang tersebut yaitu pengetahuan.
Pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali
atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan
sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.
Pengetahuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan segala
sesuatu yang di ketahui tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem

12
menurut metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala
tertentu di bidang tersebut.
Definisi pengetahuan dan kewirausahaan yang telah dijelaskan dapat
diambil kesimpulan bahwa pengetahuan kewirausahaan merupakan ilmu yang
dimiliki oleh seorang wirausaha dalam mengoperasionalkan usahanya
meggunakan ide-ide yang dimiliki . Ilmu tersebut digunakan dan
dikembangkan dalam menjalankan usaha sehingga dapat meraih keberhasilan.
Ilmu tersebut juga tidak hanya menjadi milik sendiri tetapi bisa menjadi
pelajaran bagi orang lain yang ingin berwirausaha.
2. Sikap Kewirausahaan
Definisi sikap menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan
perbuatan yang berdasarkan pada pendirian dan keyakinan. Sikap adalah
kepercayaan mengenai orang, kelompok, gagasan atau aktivitas. Beberapa
sikap bersifat eksplisit yaitu sadar akan sikap mengenai hal tertentu dan sikap
ini membentuk keputusan dan tindakan kita yang disadari, serta dapat diukur
menggunakan kuesioner laporan diri. Sementara sikap-sikap lainnya bersifat
implisit yaitu kita tidak menyadari, namun sikap ini mempengaruhi perilaku
kita dalam cara-cara yang tidak kita kenali dan biasanya diukur dalam berbagai
cara pengukuran tidak langsung (Wade & Tavris 2007).
Menurut Sudijono (2006) sikap merupakan hal yang termasuk dalam ranah
afektif. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi.
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu (Notoatmodjo 2003):
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang tersebut (subyek) mau memperhatikan
stimulus yang diberikan (obyek).
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan terlepas apakah pekerjaan itu benar atau salah (aktif
berpartisipasi).
c. Menghargai (valuing)
Penghargaan terhadap benda, gejala, atau perbuatan tertentu (obyek).
d. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko.
Sikap dan perilaku pengusaha dan seluruh karyawannya merupakan bagian
penting dalam etika wirausaha. Sikap dan tingkah laku menunjukkan
kepribadian karyawan suatu perusahaan. Sikap dan perilaku ini harus diberikan
sama mutunya kepada seluruh pelanggan tanpa pandang bulu. Adapun sikap
dan perilaku yang harus dijalankan oleh pengusaha dan seluruh karyawan
(Kasmir 2006) sebagai berikut:
a. Jujur dalam bertindak dan bersikap.
b. Rajin, tepat waktu, dan tidak pemalas.
c. Selalu murah senyum.
d. Lemah lembut dan ramah-tamah.
e. Sopan santun dan hormat.
f. Selalu ceria dan pandai bergaul.

13
g. Fleksibel dan suka menolong pelanggan
h. Serius dan memiliki rasa tanggung jawab.
i. Rasa memiliki perusahaan yang tinggi.
Pengertian sikap dan kewirausahaan di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa sikap kewirausahaan merupakan suatu respon atau tanggapan seorang
wirausaha dalam menjalankan usahanya (menyediakan produk yang bernilai
tambah dan memberi keuntungan bagi dirinya dan masyarakat) dengan melihat
keadaan usahanya dan menanggapi sesuatu yang terjadi pada usahanya dengan
memberi keputusan untuk memecahkan permasalahan.
3. Tindakan Kewirausahaan
Kemampuan bertindak merupakan hal yang termasuk dalam ranah
psikomotorik, yaitu keterampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu (Sudijono 2006). Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, tindakan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mengatasi
persoalan menurut kehendak sendiri. Suryana (2000) mengemukakan bahwa
kemampuan berwirausaha (entrepreneurial) merupakan fungsi dari perilaku
kewirausahaan dalam mengkombinasi kreativitas, inovasi, kerja keras,
keberanian menghadapi risiko untuk memperoleh peluang.
Tindakan kewirausahaan mengacu pada perilaku sebagai bentuk tanggapan
atas kepuitusan yang didasarkan pada pertimbangan ketidakpastian mengenai
peluang yang mungkin untuk mendapatkan keuntungan (Ramdhani 2010).
Pengertian tindakan dan kewirausahaan tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa tindakan kewirausahaan merupakan perlakuan seorang wirausaha untuk
memutuskan sesuatu dengan pertimbangan ketidakpastian terhadap peluang
yang memungkinkan untuk memberi keuntungan. Tentunya peluang tersebut
memiliki risiko di dalamnya yang harus dihadapi oleh seorang wirausaha
melalui suatu tindakan.
Kerangka Pemikiran Operasional
Warung tenda seafood adalah tempat makan yang menyediakan menu
masakan seafood yang disukai oleh kalangan masyarakat yang mengonsumsi
makanan laut. Menjalankan usaha warung tenda seafood tentunya dihadapkan
pada berbagai kondisi. Adanya persaingan yang ketat antara pedagang warung
tenda seafood yang satu dengan yang lainnya karena posisi warung tenda yang
berdekatan, tetapi tidak membuat pedagang menyerah untuk tetap berjualan.
Selain itu pedagang tetap memperjuangkan haknya sebagai pedagang dengan tetap
membuka warung tenda seafood walaupun terjadi penggusuran lokasi usaha oleh
pihak terkait. Adanya pedagang yang masih lemah dalam hal manajemen
keuangan usaha dan ketika dihadapkan pada kerugian, pedagang tetap berjualan
dengan modal seadanya karena menurut mereka hal terpenting penghasilan terus
mengalir dan mencukupi untuk kebutuhan mereka.
Analisis dilakukan dengan memperhatikan hubungan antara karakteristik
dan perilaku kewirausahaan dengan menganalisis terlebih dahulu karakteristik
wirausaha dan karakteristik usaha. Hal tersebut berguna untuk mengetahui
karakteristik masing-masing wirausaha warung tenda seafood. Analisis pada
karakteristik wirausaha yaitu dari segi kejujuran, rajin, ramah, bertanggung jawab,

14
berani terhadap risiko. Karakteristik usaha yaitu dilihat dari lokasi usaha,
modal per bulan, jumlah tenaga kerja, lama berdagang per hari dan omset per
bulan. Setelah itu, karakteristik wirausaha dan karakteristik usaha tersebut
dihubungkan dengan perilaku kewirausahaan. Kerangka pemikiran operasional
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Warung Tenda Seafood

 Persaingan ketat antara warung tenda seafood karena jarak yang berdekatan
 Penggusuran lokasi usaha oleh pihak terkait
 Kelemahan dalam manajemen keuangan usaha

Karakteristik Wirausaha

1.
2.
3.
4.
5.

Kejujuran
Rajin
Ramah
Bertanggung jawab
Berani terhadap risiko

Karakteristik Usaha

1.
2.
3.
4.
5.

Lokasi usaha
Modal per bulan
Jumlah tenaga kerja
Lama berdagang per hari
Omset per bulan

Perilaku Kewirausahaan

1. Pengetahuan wirausaha
2. Sikap wirausaha
3. Tindakan wirausaha

Gambar

1

Kerangka pemikiran operasional karakteristik dan perilaku
kewirausahaan pedagang warung tenda seafood di Kota Bogor

15

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Kota Bogor Jawa Barat. Pemilihan lokasi
dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa warung tenda seafood merupakan
usaha yang mampu mengembangkan kewirausahaan dalam bidang usaha kuliner.
Penelitian dilakukan di beberapa wilayah yang terdiri dari Bogor Utara, Bogor
Timur, Bogor Barat, Bogor Selatan, Bogor Tengah dan Tanah Sareal.
Pengambilan data dilakukan pada bulan April – Mei 2014.
Jenis dan Sumber Data
Penelitian dilakukan dengan pengambilan data primer dan data sekunder
baik berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data primer diperoleh dari
observasi langsung ke daerah tempat penelitian, melakukan wawancara dengan
responden, dan jawaban kuesioner dari pedagang warung tenda seafood di Kota
Bogor. Data primer diperoleh dari buku referensi yang revelan dengan topik yang
berkaitan dengan penelitian dan mempelajari hasil penelitian terdahulu mengenai
kewirausahaan. Data sekunder juga diperoleh dari data yang telah terdokumentasi
yaitu berupa data BPS (Badan Pusat Statistik) dan Dinas terkait serta media massa
seperti media elektronik (internet).
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi ke tempat penelitian
dengan melakukan pengamatan langsung dan melakukan wawancara kepada
responden yaitu pedagang warung tenda seafood. Wawancara dilakukan kepada
pedagang warung tenda seafood pada saat pedagang berjualan yaitu dari jam 5
sore sampai jam 7 malam. Pengisian kuesioner dilakukan sendiri oleh peneliti
dikarenakan adanya kendala umumnya pedagang sedang sibuk mengurus
dagangannya. Pengisian kuesioner dilakukan di berbagai lokasi pedagang warung
tenda seafood.
Kuesioner yang diberikan terdapat pertanyaan terbuka yaitu memberi
kebebasan kepada responden untuk memberikan jawaban menurut pendapatnya.
Sedangkan pertanyaan tertutup, responden hanya memilih jawaban pada pilihan
alternatif jawaban yang tersedia. Pertanyaan terbuka dan tertutup diberikan untuk
memperoleh informasi mengenai identitas responden dan karakteristik wirausaha
serta karakteristik usaha responden. Hal tersebut juga bertujuan untuk mengetahui
apakah responden menggunakan semua kemampuan atau keahliannya dalam
mengelola usahanya sehingga mencapai tujuan yang diinginkan.
Metode Penentuan Sampel
Penelitian ini mengambil sampel yaitu pedagang warung tenda seafood di
Kota Bogor. Penentuan sampel menggunakan convenience sampling yaitu sampel
yang tidak direncanakan terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan. Sampel
berjumlah 30 pedagang warung tenda seafood yang tersebar di 6 kecamatan di

16
Kota Bogor. Sebanyak 34 pedagang warung tenda seafood yang ditelusuri, hanya
30 pedagang yang dapat diwawancarai. Hal itu dikarenakan 2 pedagang tidak
bersedia untuk memberi informasi mengenai warung tenda seafood. Kemudian 2
warung tenda seafood merupakan cabang dari warung tenda seafood lain yang
pemiliknya telah diwawancarai. Sebaran pedagang dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Sebaran pedagang warung tenda seafood di Kota Bogor April-Mei 2014
No.
Kecamatan
Jumlah Pedagang
1
Kota Bogor Utara
3
2
Kota Bogor Timur
3
3
Kota Bogor Barat
13
4
Kota Bogor Selatan
3
5
Kota Bogor Tengah
2
6
Tanah Sareal
6
Jumlah
30
Sumber: Survey Lapangan, April-Mei 2014

Metode Analisis Variabel
Karakteristik wirausaha merupakan watak, sifat, tingkah laku seorang
wirausaha yang berbeda dari orang lain dalam mengoperasionalkan usahanya.
Pengukuran untuk karakteristik wirausaha dilihat dari kejujuran, rajin, ramah, dan
bertanggung jawab (Kasmir 2006), serta berani terhadap risiko ( Saefullah,
Sudaryono, Sunarya 2011). Pengukuran masing-masing variabel dengan
menggunakan 4 kategori, yaitu :
1 = Sangat rendah
2 = Rendah
3 = Tinggi
4 = Sangat tinggi
Karakteristik usaha adalah sesuatu yang menunjukkan bentuk dari usaha
yang dimiliki seseorang yang tentunya berbeda dari usaha-usaha lain. Pengukuran
untuk karakteristik usaha dilihat dari lokasi usaha, modal (per bulan), jumlah
tenaga kerja, lama berdagang (per hari), dan omset (per bulan). Pengukuran
masing-masing variabel karakteristik usaha selain lokasi usaha menggunakan 4
kategori, yaitu:
1 = Sangat rendah
2 = Rendah
3 = Tinggi
4 = Sangat tinggi
Sedangkan karakteristik usaha untuk lokasi usaha ditentukan dengan memberi
nomor pada masing-masing lokasi dikarenakan untuk perhitungan data kategori
dalam bentuk skala nominal.
Perilaku kewirausahaan merupakan tanggapan atau reaksi berupa aktivitasaktivitas seorang wirausaha (pengetahuan, sikap dan tindakan) yang ditunjukkan
untuk mengambil keputusan dalam mengoperasionalkan suatu usaha sehingga
dapat menghasilkan produk yang bernilai tambah dan memberi keuntungan.
Pengukuran untuk perilaku kewirausahaan dilihat dari pengetahuan, sikap, dan
tindakan. Pengukuran untuk sikap kewirausahaan menggunakan 4 kategori, yaitu:

17
1 = Sangat rendah
2 = Rendah
3 = Tinggi
4 = Sangat tinggi
Pengukuran untuk tindakan kewirausahaan menggunakan 4 kategori, yaitu:
1 = Tidak pernah
2 = Jarang
3 = Sering
4 = Selalu
Pernyataan yang diberikan terdapat pernyataan negatif (-) sehingga pengukuran
yang dilakukan yaitu secara terbalik. Sedangkan untuk pengukuran pengetahuan
kewirausahaan menggunakan nilai 1 untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk
jawaban salah. Jawaban benar memiliki tingkatan yang lebih tinggi daripada
jawaban sa