PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 18 MEDAN T.P. 2015/2016.

(1)

(2)

ii

RIWAYAT HIDUP

Nove Rosalina Sirait dilahirkan di Kota Pinang pada tanggal 12 November 1994. Ayah bernama Ngatiman Sirait dan Ibu bernama Resli Florentina Simamora dan merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk SD Negeri No. 100 Pamenang dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 19 Merangin dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 8 Merangin dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Universitas Negeri Medan Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.


(3)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK

SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 18 MEDAN

T.P. 2015/2016

NOVE ROSALINA SIRAIT (NIM. 4121121019) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di SMA Negeri 18 Medan T.P. 2015/2016.

Jenis penelitian ini adalahquasi eksperiment. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA Semester II yang terdiri dari 3 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling. Dengan mengambil 2 kelas dari 3 kelas secara acak, yaitu kelas X IPA 2 sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan kelas X IPA 3 sebagai kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional yang masing-masing berjumlah 32 orang. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar siswa yang berjumlah 6 soal dalam bentuk essay test, lembar observasi sikap, lembar observasi keterampilan, dan lembar observasi aktivitas. Uji hipotesis menggunakan uji t dengan tarafα= 0,05.

Hasil pengujian awal melalui pretes diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen yaitu 11,7 dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol yaitu 10,0. Pengujian data pretes melalui uji normalitas menunjukkan kedua sampel berdistribusi normal. Pada uji homogenitas diperoleh Fhitung = 1,55 dan Ftabel= 2,37 sehingga

Fhitung< Ftabel, maka kedua sampel berasal dari kelompok yang homogen. Hasil

analisis data dari uji t dua pihak diperoleh thitung= 1,624 < ttabel = 1,999 sehingga

H0 diterima berarti kedua kelas sampel memiliki kemampuan awal yang sama.

Nilai rata-rata postes kelas eksperimen = 50,2 dan kelas kontrol = 41,7. Hasil analisis uji t satu pihak diperoleh thitung= 1,692 dan ttabel= 1,667 sehingga thitung>

ttabel,maka H0 ditolak dan Haditerima berarti ada pengaruh yang signifikan model

pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 18 Medan T.P. 2015/2016.


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Suhu dan Kalor di Kelas X SMA 18 Negeri Medan T.P. 2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak Dr. Makmur Sirait, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu Dr. Rita Juliani, M.Si., bapak Dr. Eidi Sihombing, M.S., dan ibu Dr. Sondang R. Manurung, M.Pd., selaku dosen pembanding yang telah memberikan masukan dan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada bapak Dr. Karya Sinulingga, M.Si selaku dosen pembimbing Akademik, bapak Dr. Alkahfi Maas Siregar, M.Si., selaku ketua jurusan Fisika dan bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd., selaku ketua prodi pendidikan Fisika, juga kepada seluruh bapak dan ibu dosen beserta staf dan pegawai jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis. Ucapan terima kasih disampaikan juga kepada bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku dekan FMIPA UNIMED. Terima kasih juga kepada bapak Sapta Rosnardi, S.Pd, M.Si selaku guru bidang studi Fisika, juga kepada bapak dan ibu guru beserta staf Tata Usaha yang telah banyak membantu penulis selama penelitian dan bapak Drs. Arsad Sembiring, M.Ed selaku kepala SMA Negeri 18 Medan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

Teristimewa sekali kepada orang tua penulis, ayahanda Ngatiman Sirait dan ibunda Resli Florentina Simamora yang telah mendidik penulis sehingga telah berada pada tahap ini, selalu memberikan semangat, do’a dan dana kepada penulis selama menempuh studi di Unimed. Teristimewa juga kepada abang dan adik Ardi Cappry Sirait, Saur Ariyanto Sirait, Parlindungan Sirait, dan Irfan Septian


(5)

v

Sirait yang telah menjadi motivasi penulis untuk tetap semangat dalam mengerjakan skripsi ini.

Terima kasih atas dukungan dan kebersamaan selama ini kepada sahabat-sahabat penulis, Aan Souen, Sunbae Sarana Ria Pasaribu, S.Pd., Wita Pardede, S.Pd., Rina, Rosita Dewi, S.Pd., Erra Fazira, S.Pd., Siti Rahmadani Harahap, S.Pd., Dharwita Faradilla Nasution, S.Pd., Rachmi Julyani Tambunan, S.Pd., dan teman-teman PPLT SMA/SMK Teladan Indrapura serta teman-teman seperjuangan Fisika Dik B 2012, siswa-siswi Kelas X IPA SMA Swasta Teladan dan siswa-siswi kelas X MIPA 2 dan MIPA 3 SMA Negeri 18 Medan,

Terima kasih kepada Desi Sirait sepupu penulis sekaligus teman sekamar dan sahabat terbaik yang telah memberikan semangat, mendengarkan keluh-kesah selama empat tahun dan selama penulisan skripsi ini, kakak sepupu Putri Yanti Sirait, S.Pd., Elismawati Sirait dan abang kami Khoiruzzaman Siregar, S.Pd.I yang telah memberikan tempat tinggal dan makan selama empat tahun ini, dua kurcacinya Shiba dan Ai yang selalu menganggu, kak Mawar Butar-butar, abang Irpan Daulay, ibu Ramlah Siregar, Juriatul Akhir Siregar, Irwan Bahri, dan adik-adik kost Ayuni Sirait, Wahyuni Sinaga, Bukhori Lubis, Adi Prayetno yang telah memberikan dukungan selama penulisan skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca khusunya dalam dunia pendidikan.

Medan, Januari 2017 Penulis


(6)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Gelas yang diisi air panas 22

Gambar 2.2 Logam yang dibakar 22

Gambar 2.3 Balon 23

Gambar 2.4 Gelas yang diisi penuh es batu 23

Gambar 2.5Wadah berisi air yang dimasukkan besi 24 Gambar 2.6Dua buah lempengan besi yang dilumuri lilin 24 Gambar 4.1 Perkembangan Sikap Siswa di Kelas Eksperimen 45 Gambar 4.2 Perkembangan Keterampilan Siswa Kelas Eksperimen 46 Gambar 4.3 Perkembangan Aktivitas Kelas Eksperimen 48


(7)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian yang relevan 25

Tabel 3.1Two Group Pretes – Posttes Design 29

Tabel 3.2 Spesifikasi Tes Hasil Belajar 32

Tabel 3.3 Kriteria Penskoran Tes Uraian 32

Tabel 3.4Predikat Penilaian 33

Tabel 4.1 Ringkasan Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 40 Tabel 4.2 Nilai Rata-Rata, Varians dan Standar Deviasi Pretes 41 Tabel 4.3 Ringkasan Uji Normalitas Data Pretes 41 Tabel 4.4 Ringkasan Uji Homogenitas Data Nilai Pretes 41 Tabel 4.5 Ringkasan Perhitungan Uji Kesamaan Rata-rata Pretes 42

Tabel 4.6 Penilaian LKS Kelas Eksperimen 43

Tabel 4.7 Perkembangan Sikap Siswa di Kelas Eksperimen 44 Tabel 4.8 Keterampilan Siswa Kelas Eksperimen 46 Tabel 4.9 Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 47 Tabel 4.10 Ringkasan Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 49 Tabel 4.11 Nilai Rata-rata, Varians dan Standar Deviasi 49 Tabel 4.12 Ringkasan Uji Normalitas Nilai Postes 50 Tabel 4.13 Ringkasan Uji Homogenitas Data Nilai Postes 50 Tabel 4.14 Ringkasan Uji Hipotesis Data Postes 51


(8)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Lembar Angket 59

Lampiran 2 Lembar Hasil Perhitungan Angket 62

Lampiran 3 Lembar Wawancara Guru 63

Lampiran 4 Lembar Hasil Wawancara Guru 65

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 66

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa 118

Lampiran 7 Instrumen Tes Hasil Belajar 130

Lampiran 8 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar 132 Lampiran 9 Lembar Penilaian Sikap Siswa Kelas Eksperimen 139 Lampiran 10 Lembar Penilaian Keterampilan Siswa Kelas Eksperimen 141 Lampiran 11 Lembar Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 143

Lampiran 12 Rekapitulasi Data Nilai Pretes 146

Lampiran 13 Rekapitulasi Data Nilai Postes 150

Lampiran 14 Kalkulasi Rata-Rata, Varians dan Standar Deviasi

Data Pretes dan Postes 154

Lampiran 15 Uji Normalitas Nilai Pretes dan Nilai Postes 159 Lampiran 16 Uji Homogenitas Nilai Pretes dan Nilai Postes 166 Lampiran 17 Uji Hipotesis Nilai Pretes dan Nilai Postes 169 Lampiran 18 Penilaian Sikap Siswa Kelas Eksperimen 173 Lampiran 19 Penilaian Keterampilan Siswa Kelas Eksperimen 181 Lampiran 20 Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 189

Lampiran 21 Dokumentasi Penelitian 198

Lampiran 22 Validasi Isi Instrumen 202

Lampiran 23 Daftar Nilai Kritis Uji Lilliefors 205 Lampiran 24 Daftar Nilai Persentil Distribusi t 206 Lampiran 25 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 207 Lampiran 26 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 208

Lampiran 27 Surat Izin Observasi 210

Lampiran 28 Surat Izin Penelitian 211


(9)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tumbuh semakin pesat. menuntut semua pihak khususnya Lembaga Pendidikan untuk meningkatkan dan mengembangkan Sistem Pendidikan Nasional agar tercipta manusia yang terampil dan berkualitas sehingga mampu bersaing dengan negara-negara lain. Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa. Berhasilnya pembangunan di bidang pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap pembangunan di bidang yang lainnya.

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mengembangkan potensi siswa, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya (Trianto, 2009: 1).

Mutu pendidikan Indonesia di dunia ternyata masih rendah dibandingkan dengan negara-negara lainnya, khususnya di Asia Tenggara. Berdasarkan data The Learning Curve Pearson, sebuah lembaga pemeringkatan pendidikan dunia, memaparkan jika Indonesia menduduki posisi nyaris terkhir. Salah satu faktor utama yang menentukan mutu pendidikan adalah guru. Guru yang berada di garis terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Guru berhadapan langsung dengan peserta didik di kelas melalui proses belajar mengajar.

Pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Pendidikan Nasional telah melakukan berbagai kebijakan dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan melakukan perubahan dalam bidang kurikulum, peningkatan kemampuan guru serta penambahan sarana dan prasarana pada berbagai jenis dan jenjang yang


(10)

2

mendukung kelangsungan kegiatan pembelajaran yang lebih dinamis dan efektif. Namun fakta di lapangan belum juga menunjukkan hasil yang memuaskan.

Unsur yang paling fundamental untuk meningkatkan dan mewujudkan tujuan pendidikan adalah meningkatkan kualitas pembelajaran atau proses belajar mengajar di kelas. Proses belajar mengajar tersebut meliputi setiap mata pelajaran salah satunya ialah pelajaran fisika, yang termasuk bagian dari ilmu sains yang menjadi salah satu bidang ilmu yang mempunyai peranan penting dalam penguasaan teknologi. Fisika merupakan suatu ilmu yang empiris, pernyataan-pernyataan fisika harus didukung oleh hasil-hasil eksperimen.

Mahardika (2012: 231) menyatakan bahwa, “Fisika merupakan disiplin ilmu yang mempelajari gejala alam dan menerangkan bagaimana gejala tersebut terjadi. Fisika merupakan mata pelajaran yang tidak hanya berisi teori dan rumus untuk dihafal, tetapi fisika memerlukan pengertian dan pemahaman konsep yang dititik beratkan pada proses terbentuknya pengetahuan melalui suatu penemuan, penyajian data.”

Permasalahan yang sering terdapat di dalam pembelajaran fisika adalah lemahnya proses pembelajaran yang terjadi di kelas. Proses pembelajaran masih didominasi oleh guru karena masih sering menggunakan model pembelajaran konvensional. Siswa cenderung pasif dan kurang mampu menemukan konsep sendiri dari fakta-fakta yang ditemukannya serta tidak bisa mengaplikasikan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran tergolong rendah karena kurang adanya interaksi siswa dalam kegiatan belajar sendiri. Siswa kurang diperkenalkan dengan kerja di laboratorium fisika sehingga hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa rendah.

Pengalaman yang didapat penulis pada PPLT 2015 di SMA/ SMK Teladan Indrapura bahwa siswa masih belajar dengan cara menghapal dan mengerjakan soal-soal matematis dengan menghapal rumus bukan dengan menemukan sendiri konsep tersebut dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Penulis juga melihat bahwa pelajaran fisika masih dianggap sulit oleh siswa dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa.


(11)

3

Hasil observasi di SMA Negeri 18 Medan dengan memberikan angket kepada 40 siswa pada tanggal 09 Januari 2015, sebesar 37,5% (15 orang) menyatakan fisika adalah pelajaran yang sulit. Berdasarkan hasil observasi diperoleh data yaitu sekitar 87,5% (35 orang) siswa menyatakan guru sering mengajar dengan mencatat, menjelaskan materi dan mengerjakan soal, mereka tidak pernah melakukan praktikum serta kurang mampu dalam menyelidiki suatu permasalahan fisika. Hasil wawancara dengan salah satu guru fisika mengatakan bahwa hasil belajar siswa di kelasnya rendah dengan rata-rata nilai siswanya 67 yang berarti masih di bawah KKM yang ditentukan yaitu 70. Guru sering menggunakan pembelajaran konvensional dengan metode ceramah dalam menyampaikan materi dan penugasan sesekali menggunakan metode diskusi sehingga membuat guru aktif dan siswa menjadi pasif, meskipun sekolah tersebut telah menggunakan kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik namun guru selalu memakai pola pengajaran yang sama yaitu guru sebagai pusat pembelajaran (teacher centered learning). Hasil wawancara di SMA Negeri 18 Medan diperoleh bahwa sarana dan prasarana laboratorium sudah lengkap tetapi belum digunakan secara maksimal karena keterbatasan waktu dan kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan sarana dan prasarana.

Cara yang digunakan untuk membantu siswa memahami dan menemukan konsep fisika tersebut yaitu dengan menggunakan suatu model pembelajaran yang langsung mengaitkan materi konteks pelajaran dengan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran yang digunakan untuk melakukan proses pembelajaran seperti itu, salah satunya yaitu model pembelajaran inkuiri terbimbing. Alasan penggunaan model inkuiri terbimbing adalah siswa akan mendapatkan pemahaman-pemahaman yang lebih baik karena terlibat langsung dalam penemuan konsep-konsep fisika dan guru bertugas membimbing siswa dalam penemuannya. Keterlibatan aktif siswa terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap siswa terhadap pelajaran fisika.

Model inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa sehingga dalam proses pembelajaran siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas


(12)

4

dalam memecahkan masalah, sedangkan guru bertugas sebagai fasilitator yaitu membimbing dan mengarahkan siswa. Tujuan utama inkuiri terbimbing adalah untuk mengembangkan siswa yang mandiri yang tahu bagaimana untuk memperluas pengetahuan dan keahlian mereka melalui terampil menggunakan berbagai sumber informasi yang digunakan baik dalam dan luar sisi sekolah (Kuhltau, 2007: 5).

Penelitian mengenai model pembelajaran inkuiri terbimbing sudah pernah diteliti oleh beberapa mahasiswa. Denny (2015) dengan judul ”Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA Negeri 14 Medan T.P. 2014/2015,” diperoleh peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen nilai rata-rata pretes 42,02 dan nilai rata-rata postes siswa sebesar 65,00. Sedangkan, pada kelas kontrol nilai rata-rata pretes 39,85 dan nilai rata-rata postes siswa sebesar 57,94. Kelemahan pada penelitian tersebut yaitu penggunaan waktu yang kurang efektif pada saat melakukan praktikum, pada saat diskusi kelompok kondisi kelas kurang kondusif. Rotua (2015) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Rantau Utara T.P. 2014/2015,” diperoleh peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen nilai rata-rata hasil belajar 71,75. Kelemahan pada penelitian ini yaitu tersebut siswa kurang aktif dalam berdiskusi kelompok dan siswa lebih banyak diam. Untuk mengatasi kelemahan pada penelitian sebelumnya maka peneliti akan lebih mengoptimalkan alokasi waktu pada setiap tahap pembelajaran, sehingga alokasi waktu pada setiap pembelajaran akan menjadi lebih efesien.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul,“Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA Negeri 18 Medan T.P. 2015/2016.”


(13)

5

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasikan masalah yang relevan dengan penelitian ini, antara lain :

1. Penggunaan model pembelajaran masih kurang bervariasi karena masih didominasi oleh pembelajaran konvensional yaitu ceramah dan penugasan.

2. Kemampuan siswa dalam menemukan dan mengaplikasikan konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari masih kurang.

3. Hasil belajar siswa masih rendah.

4. Siswa kurang diperkenalkan dengan kerja di laboratorium fisika. 5. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih kurang.

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini hanya dibatasi pada:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model inkuiri terbimbing dan pembelajaran konvensional.

2. Penelitian dilakukan pada siswa kelas X semester II SMA Negeri 18 Medan T.P 2015/2016.

3. Materi yang diajarkan suhu dan kalor.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian di SMA Negeri 18 Medan kelas X semester II adalah :

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa setelah menerima pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok suhu dan kalor?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa setelah menerima pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor?


(14)

6

3. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa setelah menerima pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok suhu dan kalor?

4. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian di SMA Negeri 18 Medan kelas X semester II adalah : 1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menerima pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok suhu dan kalor.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menerima pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor.

3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa setelah menerima pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok suhu dan kalor.

4. Untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi hasil belajar fisika dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri kelas X semester II SMA Negeri 18 Medan T.P. 2015/2016.


(15)

7

1.7 Defenisi Opersional

Defenisi operasional dari kata atau istilah dalam kegiatan penelitian ini adalah:

1. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2013: 2).

2. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimilikisiswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2010 : 22). 3. Inkuiri terbimbing adalah cara berfikir, belajar dan mengajar dengan

mengubah kebudayaan sekolah ke bentuk kolaboratif inkuiri. Siswa-siswi dibimbing melalui beberapa cara untuk menanamkan pesan dengan baik demi memperoleh gambaran pengetahuan dan menyelidiki ide-ide menarik untuk mengidentifikasi pertanyaan sesuai topik atau topik yang ingin diselidiki bersama secara langsung, menciptakan, dan membagikan pengetahuan sehingga belajar menjadi bermakna (Kuhlthau, 2012: 11).

4. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang selama ini berlangsung di sekolah. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher centered sehingga siswa menjadi pasif (Trianto: 2009: 5-6).


(16)

55 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 18 Medan T.P 2015/2016 dengan rata-rata pretes sebesar 11,7 dan rata-rata postes siswa sebesar 50,2.

2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 18 Medan T.P 2015/2016 dengan rata-rata pretes sebesar 10,0 dan rata-rata postes siswa sebesar 47,1.

3. Aktivitas siswa dengan menggunakan model inkuiri terbimbing pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 18 Medan T.P 2015/2016 diperoleh rata-rata nilai aktivitas siswa mencapai 69,45 dengan kategori baik.

4.

Ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran inkuri terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 18 Medan T.P 2015/2016 dengan thitung> ttabel =


(17)

56

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Peneliti yang ingin meneliti tentang model pembelajaran inkuiri terbimbing agar lebih mengarahkan siswa dalam pembentukan kelompok berdasarkan tingkt pengetahuan siswa secara menyebar sehingga suasana pembelajaran lebih kondusif.

2. Peneliti harus mengkondisikan siswa yang belum terbiasa belajar dalam kelompok agar suasana belajar lebih menyenangkan.

3. Pada saat praktikum berlangsung peneliti masih kesulitan dalam membimbing penuh pada masing-masing kelompok. Oleh sebab itu, bagi peneliti selanjutnya disarankan agar lebih membimbing siswa dengan cara aktif bertanya kepada siswa tentang kendala yang dihadapi, memotivasi, dan mengarahkan agar setiap siswa aktif berdiskusi.


(1)

membimbing dan mengarahkan siswa. Tujuan utama inkuiri terbimbing adalah untuk mengembangkan siswa yang mandiri yang tahu bagaimana untuk memperluas pengetahuan dan keahlian mereka melalui terampil menggunakan berbagai sumber informasi yang digunakan baik dalam dan luar sisi sekolah (Kuhltau, 2007: 5).

Penelitian mengenai model pembelajaran inkuiri terbimbing sudah pernah diteliti oleh beberapa mahasiswa. Denny (2015) dengan judul ”Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA Negeri 14 Medan T.P. 2014/2015,” diperoleh peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen nilai rata-rata pretes 42,02 dan nilai rata-rata postes siswa sebesar 65,00. Sedangkan, pada kelas kontrol nilai rata-rata pretes 39,85 dan nilai rata-rata postes siswa sebesar 57,94. Kelemahan pada penelitian tersebut yaitu penggunaan waktu yang kurang efektif pada saat melakukan praktikum, pada saat diskusi kelompok kondisi kelas kurang kondusif. Rotua (2015) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Rantau Utara T.P. 2014/2015,” diperoleh peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen nilai rata-rata hasil belajar 71,75. Kelemahan pada penelitian ini yaitu tersebut siswa kurang aktif dalam berdiskusi kelompok dan siswa lebih banyak diam. Untuk mengatasi kelemahan pada penelitian sebelumnya maka peneliti akan lebih mengoptimalkan alokasi waktu pada setiap tahap pembelajaran, sehingga alokasi waktu pada setiap pembelajaran akan menjadi lebih efesien.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul,“Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Suhu dan Kalor di Kelas X Semester


(2)

5

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasikan masalah yang relevan dengan penelitian ini, antara lain :

1. Penggunaan model pembelajaran masih kurang bervariasi karena masih didominasi oleh pembelajaran konvensional yaitu ceramah dan penugasan.

2. Kemampuan siswa dalam menemukan dan mengaplikasikan konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari masih kurang.

3. Hasil belajar siswa masih rendah.

4. Siswa kurang diperkenalkan dengan kerja di laboratorium fisika. 5. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih kurang.

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini hanya dibatasi pada:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model inkuiri terbimbing dan pembelajaran konvensional.

2. Penelitian dilakukan pada siswa kelas X semester II SMA Negeri 18 Medan T.P 2015/2016.

3. Materi yang diajarkan suhu dan kalor.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian di SMA Negeri 18 Medan kelas X semester II adalah :

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa setelah menerima pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok suhu dan kalor?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa setelah menerima pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor?


(3)

dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok suhu dan kalor?

4. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian di SMA Negeri 18 Medan kelas X semester II adalah : 1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menerima pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok suhu dan kalor.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menerima pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor.

3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa setelah menerima pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok suhu dan kalor.

4. Untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi hasil belajar fisika dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri kelas X semester II SMA Negeri 18 Medan T.P. 2015/2016.


(4)

7

1.7 Defenisi Opersional

Defenisi operasional dari kata atau istilah dalam kegiatan penelitian ini adalah:

1. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2013: 2).

2. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimilikisiswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2010 : 22). 3. Inkuiri terbimbing adalah cara berfikir, belajar dan mengajar dengan

mengubah kebudayaan sekolah ke bentuk kolaboratif inkuiri. Siswa-siswi dibimbing melalui beberapa cara untuk menanamkan pesan dengan baik demi memperoleh gambaran pengetahuan dan menyelidiki ide-ide menarik untuk mengidentifikasi pertanyaan sesuai topik atau topik yang ingin diselidiki bersama secara langsung, menciptakan, dan membagikan pengetahuan sehingga belajar menjadi bermakna (Kuhlthau, 2012: 11).

4. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang selama ini berlangsung di sekolah. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher centered sehingga siswa menjadi pasif (Trianto: 2009: 5-6).


(5)

pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 18 Medan T.P 2015/2016 dengan rata-rata pretes sebesar 11,7 dan rata-rata postes siswa sebesar 50,2.

2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 18 Medan T.P 2015/2016 dengan rata-rata pretes sebesar 10,0 dan rata-rata postes siswa sebesar 47,1.

3. Aktivitas siswa dengan menggunakan model inkuiri terbimbing pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 18 Medan T.P 2015/2016 diperoleh rata-rata nilai aktivitas siswa mencapai 69,45 dengan kategori baik.

4.

Ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran inkuri terbimbing

terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 18 Medan T.P 2015/2016 dengan thitung> ttabel =


(6)

56

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Peneliti yang ingin meneliti tentang model pembelajaran inkuiri terbimbing agar lebih mengarahkan siswa dalam pembentukan kelompok berdasarkan tingkt pengetahuan siswa secara menyebar sehingga suasana pembelajaran lebih kondusif.

2. Peneliti harus mengkondisikan siswa yang belum terbiasa belajar dalam kelompok agar suasana belajar lebih menyenangkan.

3. Pada saat praktikum berlangsung peneliti masih kesulitan dalam membimbing penuh pada masing-masing kelompok. Oleh sebab itu, bagi peneliti selanjutnya disarankan agar lebih membimbing siswa dengan cara aktif bertanya kepada siswa tentang kendala yang dihadapi, memotivasi, dan mengarahkan agar setiap siswa aktif berdiskusi.