PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA

(1)

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA

(Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Pardasuka Kab. Pringsewu T.P 2012/2013)

(Skripsi)

Oleh : KHOIRUNNISA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

Khoirunnisa

ABSTRAK

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP N

1 Pardasuka Kab. Pringsewu T.P 2012/2013)

Oleh KHOIRUNNISA

Keterampilan berpikir kritis sangatlah penting bagi siswa untuk menghadapi perubahan dunia. Namun, berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru IPA yang mengajar di kelas VIII SMP Negeri 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu, diketahui bahwa keterampilan berpikir kritis siswa masih rendah, karena itu diperlukan solusi untuk meningkatkan KBK siswa. Salah satu alternatifnya dengan menggunakan multimedia interaktif melalui model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh multimedia interaktif melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan berpikir kritis siswa.

Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dengan desain pretes postes kelompok non ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIII E dan VIII F yang dipilih dari populasi secaracluster random sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dariN-gain, kemudian


(3)

Khoirunnisa

dianalisis dengan uji-t pada taraf kepercayaan 5%. Data kualitatif berupa persentase aktivitas belajar siswa dan angket tanggapan siswa terhadap

penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing yang dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan KBK siswa pada kelas eksperimen dengan rata-rataN-gain0,40. Selain itu, rata-rataN-gainaspek KBK siswa kelas eksperimen juga mengalami peningkatan yaitu 47,50%. Rata-rata persentase aktivitas siswa dalam semua aspek yang diamati pada kelas eksperimen memiliki kriteria tinggi (75, 29%). Sebagian besar siswa (70, 72%) memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan KBK dan aktivitas siswa pada materi pokok Sistem Gerak Manusia.

Kata kunci : Multimedia Interaktif, Model Inkuiri Terbimbing, Keterampilan Berpikir Kritis, Sistem Gerak Manusia


(4)

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA

(Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Pardasuka Kab. Pringsewu T.P 2012/2013)

Oleh KHOIRUNNISA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2013


(5)

Judul Skripsi : PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA

(Quasi Eksperimental pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Pardasuka Tahun Pelajaran 2011/2012)

Nama Mahasiswa : Khoirunnisa Nomor Pokok Mahasiswa : 0853024023 Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pramudiyanti, S. Si., M. Si. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd. NIP 19730310 199802 2 001 NIP 197707152008012020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.


(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Pramudiyanti, S.Si., M.Si. __________

Sekretaris : Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd. __________

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Arwin Achmad, M.Si. __________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pardasuka, Pringsewu pada 30 Mei 1990, yang merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Halimi dan Ibu Rosnawati.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD Negeri 1 Pardasuka (1996-2002), SMP Negeri 1 Pardasuka (2002-2005), SMA Negeri 1 Ambarawa (2005-2008). Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Ujian Masuk (UM) Universitas Lampung.

Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Banyumas dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Kabupaten Pringsewu (Tahun 2011), dan penelitian pendidikan di SMP Negeri 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu untuk meraih gelar sarjana pendidikan/S.Pd.


(8)

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil alamin...

Segala puji hanya milik Allah SWT yang Maha segalanya,

Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW atas segala limpahan nikmat, rahmad dan karunia yang tak terhingga

sehingga selesainya skripsi ini.

Karya ini kupersembahkan dengan penuh cinta dan kasih kepada : Bapakku tercinta Halimi dan Emakku tersayang Rosnawati,

Yang telah membesarkanku dengan penuh cinta dan kasih, yang tak pernah henti-hentinya mendoakanku dalam setiap sujud agar aku memperoleh keberhasilan dan kebahagiaan.

Adik-adikku tersayang :Nurul Rizkika, Alif Maula Ghufron dan Sabrina Azzahra, yang selalu bersedia kujahili dan memberikan keceriaan dihari-hariku. Para dosen, guru dan murobbi, atas ilmu, nasihat, dan arahan yang telah diberikan Sahabat-sahabat tercinta yang selalu berusaha memotivasiku, membantuku dalam kesulitan,

memberikan keceriaan di setiap hariku; my best parter (Nurbita, S.Pd, Jarmini, S.Pd dan Zuriyati, S.Pd).Sahabat-sahabatku (Lia Andriyani; Cicilia Rina Fitriani; Heni Yuli Puspitasari;

Aprilia Ria Yeni, S.Pd) dan seluruh BioMa tercinta

Teman-teman KKN/PPL (Rizka Mahardika, Eliza Apriana, Rinjani Ade Putri, Dede Kurniawan, Adi Irawan, Desti Irani, Nining Suryaningsih, Eneng Lintar dan Resa)

Terimakasih atas kekeluargaan dan kebersamaan yang sangat berkesan . Almamater tercinta, Universitas Lampung.


(9)

MOTTO

Never tell God that you have a big problem,

But tell your problem that you have a big God.

(Mario Teguh)

Berpikir positif dapat menghancurkan semua tembok pemisah

antara tidak bisa dan bisa

(Lukas Gentara)

Mulailah sekarang!

Maka Anda akan tahu banyak hal di masa depan yang sekarang

tidak Anda ketahui


(10)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Khoirunnisa

Nomor Pokok Mahasiswa : 0853024023 Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, Yang menyatakan

Khoirunnisa NPM 0853024023


(11)

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul“PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Quasi Eksperimental pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Pardasuka Tahun Pelajaran 2012/2013)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

sekaligus pembimbing I dan pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

4. Rini Rita T. Marpaung S.Pd, M.Pd., selaku pembimbing II sekaligus yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai; 5. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan


(12)

xii

6. Neni Hasnunidah, S.Pd, M.Si., yang sempat menjadi pembimbing 1 dan pembimbing akademik yang telah membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini;

7. Drs. M. Husen., selaku Kepala SMP Negeri 1 Pardasuka dan Zulaiha, S.Pd., selaku guru mitra, yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;

8. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VIII E dan VIII F SMP Negeri 1 Pardasuka atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung; 9. Orangtuaku yang tak pernah berhenti mendoakan dan menyayangiku; serta

adikku atas kasih sayang dan dukungan yang kalian berikan;

10. Rekan-rekan Mahasiswa/I Pendidikan Biologi 2008, kakak dan adik tingkat Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan yang kalian berikan; 11. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Januari 2013 Penulis


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

F. Kerangka Pikir ... 8

G. Hipotesis ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 11

B. Multimedia Interaktif ... 17

C. Berpikir Kritis ... 20

D. Sistem Gerak Manusia ... 24

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

B. Populasi dan Sampel ... 29

C. Desain Penelitian ... 29

D. Prosedur penelitian... 30

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 35

F. Teknik Analisis Data ... 36

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 45


(14)

xiv V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 64

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN 1. Silabus... 70

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 76

3. Lembar Kerja Kelompok ... 86

4. Soal Pretes dan Postes ... 102

5. Data Hasil Penelitian ... 110

6. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 118

7. Foto-Foto Penelitian ... 128


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Keterampilan berpikir kritis dan indikatornya ... 21

2. Kategori indeks N-gain... 37

3. Kriteria % peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa... 37

4. Rekapitulasi keterampilan berpikir kritis siswa ... 40

5. Kriteria keterampilan berpikir kritis... 41

6. Lembar observasi aktivitas belajar siswa ... 41

7. Klasifikasi persentase aktivitas siswa ... 43

8. Angket tanggapan siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui inkuiri terbimbing... 43

9. Skor per item angket ... 44

10. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui model inkuiri terbimbing... 44

11. Hasil uji normalitas dan homogenitas nilai pretes, postes, danN-gain KBK siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 45

12. Hasil uji persamaan dan perbedaan dua rata-rata nilai pretes, postes, danN-gainKBK siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 46

13. Hasil analisis rata-rataN-gainsetiap aspek KBK siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 47

14. Data peningkatan KBK siswa pada kelas eksperimen dan kontrol... 48

15. Persentase aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol 49 16. Nilai pretes, postes, danN-gainkelas eksperimen... 110


(16)

xvi

18. Analisis butir soal pretes dan postes kelas eksperimen... 112

19. Analisis butir soal pretes dan postes kelas kontrol ... 113

20. Analisis peraspek KBK pada soal pretes dan postes kelas eksperimen 114 21. Analisis peraspek KBK pada soal pretes dan postes kelas kontrol ... 115

22. Analisis data aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 116

23. Analisis data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui inkuiri terbimbing... 117

24. Hasil uji normalitas pretes kelas eksperimen dan kontrol... 118

25. Hasil ujiMann-Withney Upretes kelas eksperimen dan kontrol ... 118

26. Hasil uji normalitas postes kelas eksperimen dan kontrol ... 119

27. Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata postes .... 119

28. Hasil uji satu pihak postes... 120

29. Hasil uji normalitasN-gainkelas eksperimen dan kontrol ... 120

30. Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rataN-gain . 121 31. Hasil uji satu pihakN-gain... 121

32. Hasil uji normalitasN-gainpada aspek mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin kelas eksperimen dan kontrol ... 122

33. Hasil uji Mann-Withney U N-gainpada aspek mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin kelas eksperimen dan kontrol ... 122

34. Hasil uji normalitasN-gainpada aspek apa yang menjadi perbedaan kelas eksperimen dan kontrol... 123

35. Hasil ujiMann-Withney U N-gainpada aspek apa yang menjadi perbedaan kelas eksperimen dan kontrol ... 123

36. Hasil uji normalitasN-gainpada aspek apa yang menjadi contoh kelas eksperimen dan kontrol... 124

37. Hasil ujiMann-Withney U N-gainpada aspek apa yang menjadi contoh kelas eksperimen dan kontrol... 124


(17)

xvii

38. Hasil uji normalitasN-gainpada aspek menginterpretasi pernyataan

kelas eksperimen dan kontrol... 124 39. Hasil ujiMann-Withney U N-gainpada aspek menginterpretasi

pernyataan kelas eksperimen dan kontrol ... 125 40. Hasil uji normalitasN-gainpada aspek menggeneralisasi kelas

eksperimen dan kontrol ... 125 41. Hasil ujiMann-Withney U N-gainpada aspek menggeneralisasi

kelas eksperimen dan kontrol... 125 42. Hasil uji normalitasN-gainpada aspek asumsi yang diperlukan:

rekonstruksi argumen kelas eksperimen dan kontrol ... 126 43. Hasil ujiMann-Withney U N-gainpada aspek asumsi yang


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 9

2. Komponen Multimedia ... 18

3. Desain penelitian pretes postes kelas non ekuivalen... 30

4. Aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol... 50

5. Tanggapan siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui inkuiri terbimbing. ... 51

6. Contoh jawaban siswa untuk aspek menginterpretasi pernyataan (LKK 1 kelas eksperimen)... 57

7. Contoh jawaban siswa untuk aspek menginterpretasi pernyataan (LKK 1 kelas kontrol)... 57

8. Contoh jawaban siswa untuk aspek mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin (LKK 1 kelas eksperimen).... 58

9. Contoh jawaban siswa untuk aspek mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin (LKK 1 kelas kontrol).... 58

10. Contoh jawaban siswa untuk aspek asumsi yang diperlukan: rekonstruksi argumen (LKK 3 kelas eksperimen)... 59

11. Contoh jawaban siswa untuk aspek asumsi yang diperlukan: rekonstruksi argumen (LKK 3 kelas kontrol)... 59

12. Contoh jawaban siswa untuk aspek menggeneralisasi (LKK 3 kelas eksperimen).... 60

13. Contoh jawaban siswa untuk aspek menggeneralisasi (LKK 3 kelas kontrol).... 60

14. Contoh jawaban siswa untuk aspek apa yang menjadi contoh (LKK 2 kelas eksperimen)... 61


(19)

xix

15. Contoh jawaban siswa untuk aspek apa yang menjadi contoh (LKK 2

kelas kontrol)... 61

16. Contoh jawaban siswa untuk aspek apa yang menjadi perbedaan (LKK 3 kelas eksperimen).... 62

17. Contoh jawaban siswa untuk aspek apa yang menjadi perbedaan (LKK 3 kelas kontrol).... 62

18. Membaca rumusan masalah dan merumuskan hipotesis ... 128

19. Mengumpulkan data dan menganalisis data ... 128

20. Membuat kesimpulan ... 129

21. Mempresentasi hasil diskusi ... 129

22. Berdiskusi kelompok... 130


(20)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Dalam arti lain, pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat

mengembangkan bakat, potensi dan keterampilan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan, oleh karena itu sudah seharusnya pendidikan didesain guna memberikan pemahaman serta meningkatkan prestasi belajar peserta didik (Daryanto, 2010:1).

Berdasarkan Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Oleh sebab itu, sebaiknya pembelajaran IPA dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (Scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.

Pembelajaran IPA untuk SMP/MTs bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi


(21)

2

(BSNP, 2006: vi). Dari tujuan tersebut tersurat bahwa pembelajaran IPA bukan hanya penguasaan konsep tetapi pemberdayaan kemampuan berpikir, termasuk dalam hal berpikir kritis.

Diungkapkan oleh Shukor (dalam Muhfahroyin, 2009 : 1), bahwa

keterampilan berpikir kritis sangatlah penting bagi siswa untuk menghadapi perubahan dunia yang begitu pesat. Di zaman perubahan yang pesat ini, prioritas utama dari sebuah sistem pendidikan adalah mendidik anak-anak tentang bagaimana cara belajar dan berpikir kritis. Keterkaitan berpikir kritis dalam pembelajaran adalah perlunya mempersiapkan siswa agar menjadi pemecah masalah yang tangguh, pembuat keputusan yang matang, dan orang yang tak pernah berhenti belajar. Namun demikian, menurut Suyanto (dalam Sugiyarti, 2005: 2) pengembangan keterampilan berpikir kritis siswa di sekolah menengah masih rendah, artinya pengembangan aspek akademis masih pada tingkat yang rendah dan belum sampai pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, apalagi kemampuan memecahkan masalah.

Hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA di SMP N 1 Pardasuka pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 diketahui bahwa pengembangan keterampilan berpikir kritis siswa masih rendah, keterampilan

berpikir kritis yang muncul adalah “apa yang menjadi contoh”. Guru menggunakan diskusi dengan torso untuk materi pokok Sistem Gerak Manusia. Cara ini dirasa kurang efektif karena informasi yang diperoleh siswa tentang Sistem Gerak Manusia hanya terbatas pada torso, sehingga siswa yang aktif terbatas dan diskusi bersifat teoritis. Hal ini mengakibatkan


(22)

3

keterampilan berpikir kritis siswa untuk materi tersebut dirasa kurang berkembang.

Pemberdayaan keterampilan berpikir kritis dapat dilakukan oleh guru dengan menggunakan model-model pembelajaran konstruktivistik, seperti

pembelajaran berbasis inkuiri (Muhfahroyin, 2009: 1). Salah satu model pembelajaran berbasis inkuiri adalah inkuiri terbimbing yang mempunyai lima tahapan yaitu : merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,

mengumpulkan data, mengevaluasi fakta dan membuat kesimpulan. Setiap tahapannya diyakini dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Seperti yang diungkapkan oleh Hamalik (2001:220) bahwa inkuiri berasumsikan keterampilan berpikir kritis dan deduktif. Hal senadapun diungkap oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Carolina (2010: 58) dan Puspita (2011: 1) bahwa keterampilan berpikir kritis siswa dengan model inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa model inkuiri terbimbing.

Penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing akan lebih maksimal jika didukung oleh media yang tepat. Multimedia interaktif adalah suatu

multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya (Daryanto, 2010: 51). Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa (Daryanto, 2010: 13). Multimedia interaktif dianggap tepat untuk membantu


(23)

4

siswa dalam memecahkan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru tentang materi pokok Sistem Gerak Manusia karena siswa dapat berinteraksi dengan multimedia interaktif secara langsung untuk melihat bagian-bagian dan mekanisme Sistem Gerak Manusia melalui gambar dan animasi pada multimedia tersebut. Sehingga, multimedia interaktif diduga dapat

berpengaruh terhadap keterampilan berpikir kritis siswa, hal ini diungkapkan oleh Puspita (2010: 1) dalam penelitiannya bahwa dengan memanfaatkan ilustrasi animasi dan video dalam multimedia interaktif unggul secara signifikan dalam keterampilan generik dan berpikir kritis. Maka dari itu, peneliti tertarik mengadakan penelitian di SMP N 1 Pardasuka dengan menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Sistem Gerak Manusia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Adakah pengaruh yang signifikan pada penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Sistem Gerak Manusia? 2. Apakah keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Sistem

Gerak Manusia dengan menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan dengan media gambar melalui diskusi?


(24)

5

3. Bagaimana aktivitas siswa yang belajar dengan menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok Sistem Gerak Manusia?

4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok Sistem Gerak Manusia?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Sistem Gerak Manusia

2. Keterampilan berpikir kritis siswa yang lebih tinggi antara penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok Sistem Gerak Manusia dibandingkan dengan media gambar melalui diskusi.

3. Aktivitas siswa yang belajar dengan menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok Sistem Gerak Manusia.

4. Tanggapan siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok Sistem Gerak Manusia.


(25)

6

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti

Memberikan pengetahuan dan pengalaman mengajar sebagai calon guru biologi dalam menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa

2. Bagi guru

Dapat memberikan alternatif dalam memilih dan menerapkan multimedia dan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Sistem Gerak Manusia 3. Bagi Siswa

a. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam mempelajari materi pokok Sistem Gerak Manusia

b. Membiasakan siswa untuk melatih keterampilan berpikir kritis yang mereka miliki

4. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan pembelajaran biologi disekolah melalui multimedia interaktif.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari kesalahpahaman maka ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:


(26)

7

1. Multimedia interaktif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat

dioperasikan oleh siswa, sehingga siswa dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya.

2. Model inkuiri terbimbing yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tahapan merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.

3. Keterampilan berpikir kritis yang diukur dalam penelitian ini meliputi mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin, apa yang menjadi perbedaan, apa yang menjadi contoh, menginterpretasi pernyataan, menggeneralisasi, asumsi yang diperlukan : rekonstruksi argumen.

4. Aktivitas belajar siswa yang diamati adalah mengemukakan pendapat/ ide, melakukan kegiatan diskusi, mempresentasikan hasil diskusi kelompok, menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan.

5. Materi Pokok yang diteliti adalah Sistem Gerak Manusia. Kompetensi Dasar (KD) adalah mendeskripsikan sistem gerak pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

6. Subyek penelitian yang terlibat dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII E dan siswa kelas VIII F di SMP N 1 Pardasuka pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.


(27)

8

F. Kerangka Pikir

Di dalam pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penting bagi siswa Indonesia untuk memiliki keterampilan berpikir kritis yang tinggi agar menjadi pemecah masalah yang tangguh, pembuat keputusan yang matang, dan orang yang tak pernah berhenti belajar. Sehingga sistem

pendidikan di Indonesia disesuaikan dengan perkembangan tersebut. Dewasa ini,student centreddianggap lebih tepat untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa karena siswa dapat terlibat secara langsung di dalam kegiatan pembelajaran.

Dalam pembelajaran materi pokok Sistem Gerak Manusia, untuk mencapai

ketuntasan dari KD “ Mendeskripsikan sistem gerak pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan” diperlukan media pembelajaran dan model yang sesuai dengan materi. Multimedia interaktif dianggap tepat untuk membantu siswa dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang diberikan oleh guru tentang materi Sistem Gerak Manusia karena siswa dapat berinteraksi dengan multimedia interaktif secara langsung untuk melihat bagian-bagian dan mekanisme sistem gerak melalui gambar dan animasi pada multimedia tersebut. Melalui model inkuiri terbimbing, diyakini keterampilan berpikir kritis siswa dapat meningkat, karena siswa berperan sebagai subjek belajar dalam proses berpikir secara kritis, logis, sistematis dan analisis yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan untuk menemukan konsep atau prinsip ilmiah.


(28)

9

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah multimedia pembelajaran

interaktif melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing, sedangkan variabel terikatnya adalah keterampilan berpikir kritis siswa. Hubungan antara

variabel tersebut digambarkan dalam diagram di bawah ini :

Keterangan : X = Variabel bebas yaitu pembelajaran yang menggunakan multimedia interaktif melalui inkuiri terbimbing; Y = Variabel terikat yaitu keterampilan berpikir kritis.

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

a. H0 = Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan berpikir kritis siswa H1 = Ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan

multimedia interaktif melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan berpikir kritis siswa b. H0 = Rata-rata keterampilan berpikir kritis siswayang

menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing sama dengan siswa yang menggunakan media gambar melalui diskusi

H1 = Rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa yang


(29)

10

menggunakan multimedia interaktif melalui model

pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dibanding siswa yang menggunakan media gambar melalui diskusi

c. Penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa. d. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap

penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing.


(30)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Beberapa Ahli (Slameto,1991: 156; Suryosubroto,1997: 193; Sanjaya, 2006: 194 dan Amri dan Ahmadi, 2010:200) mendefinisikan inkuiri sebagai perluasan prosesdiscoveryyang menekankan pada proses berpikir secara kritis, logis, sistematis dan analisis yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari, menyelidiki dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah sehingga siswa menggunakan semua proses mental untuk menemukan konsep atau prinsip ilmiah. Proses inkuiri

mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan problema, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan dan sebagainya (Suryosubroto, 1997: 193).

Sanjaya (2006:194) menjelaskan beberapa hal yang menjadi ciri utama dari pembelajaran inkuiri yaitu :Pertama, pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar.Kedua,Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat


(31)

12

menumbuhkan sikap percaya diri (self belief).Ketiga,tujuan dari penggunaan pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.

Inkuiri merupakan suatu cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas. Adapun pelaksanaannya sebagai berikut: guru membagi tugas meneliti sesuatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok mendapatkan tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari, meneliti, membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah hasil karya mereka dalam kelompoknya didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan kerja kelompok ke sisi pleno, dan terjadi diskusi secara luas. Dari sidang plenolah kesimpulan akan dirumuskan sebagai kelanjutan hasil kerja kelompok (Roestiyah, 2008: 75).

Menurut Sumiati dan Asra (2008: 103) model inkuiri dipandang cukup ilmiah dalam melakukan penyelidikan untuk memperoleh suatu penemuan.

Langkah-langkah yang ditempuh dimulai dari merumuskan masalah, hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dengan data dan menarik kesimpulan. Kegiatan ini dapat membimbing siswa untuk selalu


(32)

13

memecahkan masalah. Jadi dengan model inkuiri, siswa melakukan suatu proses mental yang bernilai tinggi, di samping proses kegiatan fisik lainnya. Pelaksanaan pembelajaran inkuiri menurut Gulo (dalam Trianto, 2007: 137-138) adalah sebagai berikut.

a. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan

Kegiatan model pembelajaran inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan diajukan, kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipotesis.

b. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi

permasalahan yang dapat diuji dengan data. Untuk memudahkan proses ini, guru membimbing siswa menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan.

c. Mengumpulkan data

Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Guru memberikan kesempatan dan bimbingan siswa untuk menentukan langkah-langkah pengumpulan data yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Data yang dihasilkan dapat berupa tabel atau grafik. d. Analisis data

Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Faktor penting dalam

menguji hipotesis adalah pemikiran ‘benar’ atau ‘salah’. Setelah

memperoleh kesimpulan, dari data percobaan, siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah atau


(33)

14

ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang telah dilakukannya.

e. Membuat kesimpulan

Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh siswa.

Menurut Hamalik (2001: 220), asumsi-asumsi yang mendasari model inkuiri ialah:

1. Keterampilan berpikir kritis dan deduktif yang diperlukan berkaitan dengan pengumpulan data yang bertalian dengan kelompok hipotesis 2. Keuntungan bagi siswa dari pengalaman kelompok dimana mereka

berkomunikasi, berbagi tanggung jawab, dan bersama-sama mencari pengetahuan

3. Kegiatan-kegiatan belajar disajikan dengan semangat berbagi inkuiri dan discovery, menambah motivasi dan meningkatkan partisipasi

Roestiyah (2008: 76-77) menyatakan bahwa keunggulan inkuiri adalah 1) Dapat membentuk dan mengembangkan “self-concept” pada diri siswa,

sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide yang lebih baik

2) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru

3) Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka


(34)

15

4) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif, dan merumuskan hipotesisnya sendiri

5) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik 6) Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang

7) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu 8) Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri

9) Siswa dapat menghindari dari cara-cara belajar tradisional

10) Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

Sementara itu, Slameto (1991: 156) mengatakan bahwa inkuiri memberikan keunggulan antara lain meningkatkan fungsi intelegensi, membantu siswa belajar melakukan penelitian, meningkatkan daya ingat, menghindari proses belajar secara menghafal, mengembangkan kreativitas, meningkatkan

aspirasi, membuat pengajaran menjadi “student centered” sehingga dapat

membantu lebih ke arah pembentukan konsep diri, memberikan lebih banyak kesempatan bagi siswa untuk menampung serta memahami informasi.

Sahroni (1986 : 54-55) mengungkapkan beberapa kelemahan inkuiri sebagai berikut :

1) Kesulitan untuk mengerti tanpa suatu dasar pengetahuan faktual, di mana pengetahuan itu secara efisien diperoleh dengan pengajaran deduktif 2) Ada kemungkinan hanya siswa pandai yang terlibat secara aktif dalam

pengembangan prinsip umum dan siswa yang pasif hanya diam menunggu adanya siswa yang mernyatakan prinsip umum


(35)

16

3) Relatif memerlukan waktu yang banyak dan sering lebih dari satu pertemuan

4) Tidak mungkin siswa diberi kesempatan sepenuhnya untuk membuktikan secara bebas semua yang dipermasalahkan.

Menurut Sumiati dan Asra (2008: 103), pelaksanaan model inkuiri mempunyai tiga macam cara, yaitu:

a) Inkuiri terbimbing.

Pada inkuiri terbimbing pelaksanaan penyelidikan dilakukan oleh siswa berdasarkan petunjuk-petunjuk guru. Petunjuk yang diberikan pada umumnya berbentuk pertanyaan membimbing. Pelaksanaan pembelajaran dimulai dari suatu pertanyaan inti. Dari jawaban yang dikemukakan, siswa melakukan penyelidikan untuk membuktikan pendapat yang telah dikemukakan.

b) Inkuiri bebas.

Dalam hal ini siswa melakukan penelitian bebas sebagaimana seorang scientis. Masalah dirumuskan sendiri, eksperimen (penyelidikan) dilakukan sendiri, dan kesimpulan konsep diperoleh sendiri. c) Inkuiri bebas yang dimodifikasi.

Berdasarkan masalah yang diajukan guru, dengan konsep atau teori yang sudah dipahami siswa melakukan penyelidikan untuk membuktikan kebenarannya.


(36)

17

B. Multimedia Interaktif

Kata “media” berasal dari bahasaLatin “medius” yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Menurut Arsyad (2000: 3-4), media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang

disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat

disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstarakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media (Djamarah dan Zain, 1995: 120)

Multimedia berasal dari dua kata, yaitu multi dan media. Multi berarti banyak dan media biasanya diartikan alat untuk menyampaikan atau membuat

sesuatu, perantaraan, alat pengantar, suatu bentuk komunikasi sperti surat kabar, majalah, atau televisi. Sistem multimedia yang dimaksud di sini adalah suatu teknologi yang menggabungkan berbagai sumber media seperti teks, grafik, suara, animasi, video, dan sebagainya, yang disampaikan dan


(37)

18

dikontrol oleh sistem komputer secara interaktif. Gabungan sistem tersebut bisa digambarkan sebagai berikut,

Gambar 2.Komponen Multimedia(Ariyus, 2007:2)

Apabila multimedia pembelajaran dipilih, dikembangkan dan digunakan secara tepat dan baik, akan memberi manfaat yang sangat besar bagi para guru dan siswa. Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan proses belajar mengajar dapat dilakukan dimana dan kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan. Manfaat di atas akan diperoleh mengingat terdapat keunggulan dari sebuah multimedia pembelajaran menurut Daryanto (2010: 52) yaitu:

1. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti bakteri.

2. Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak meungkin dihadirkan ke sekolah, seperti gajah, rumah, gunung, dan lain-lain.

3. Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin, beredarnya planet Mars, berkembangnya bunga dan lain-lain.

Sistem multimedia Animasi

komputer interaktif

Audio Grafik

Video Teks


(38)

19

4. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, salju, dan lain-lain.

5. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti lletusan gunung berapi, harimau, racun, dan lain-lain.

6. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.

Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol ataupun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan film. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contohnya multimedia interaktif adalah pembelajaran interaktif, aplikasi game, dan lain-lain (Daryanto, 2010:51).

Menurut Trianto (2010: 235), keuntungan dari media pembelajaran antara lain :

1) Gairah belajar meningkat

2) Siswa berkembang menurut minat dan kecepatannya 3) Interaksi langsung dengan lingkungan

4) Memberikan perangsang dan mempersamakan pengalaman 5) Menimbulkan persepsi akan sebuah konsep yang sama.

Daryanto (2010:53-54), memaparkan beberapa fungsi multimedia interaktif di dalam pembelajaran sebagai berikut:


(39)

20

1. Mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin 2. Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol laju

kecepatan belajarnya sendiri

3. Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang jelas dan terkendalikan.

C. Bepikir Kritis

Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang

digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpendapat dengan cara yang terorganisasi. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat pribadi dan pendapat orang lain (Jonsons, 2002: 183).

Tujuan dari berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang

mendalam. Berpikir kritis memungkinkan siswa untuk menemukan kebenaran ditengah banjir kejadian dan informasi yang mengelilingi mereka setiap hari (Jonsons, 2002:185). Tyler (dalam Redhana 2003: 13-14) berpendapat bahwa pengalaman atau pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh keterampilan-keterampilan dalam pemecahan masalah dapat merangsang keterampilan berpikir kritis siswa. Berpikir kritis merupakan suatu aktivitas evaluatif untuk menghasilkan suatu simpulan (Cabrera dalam Redhana 2003: 14).


(40)

21

Setiap orang dapat belajar untuk berpikir dengan kritis karena otak manusia secara konstan berusaha memahami pengalaman. Dalam pencariannya yang terus-menerus akan makna, otak dengan tangkas menghubungkan ide abstrak dengan konteksnya di dunia nyata. Otak menyenangi jenis hubungan yang harus dilakukan oleh pemikir kritis karena hubungan semacam ini

menghargai bukti, meneliti asumsi, dan memeriksa bahasa dengan teliti. (Jonsons, 2002: 191-192)

Beberapa indikator dalam berpikir kritis secara lengkap dipaparkan oleh Ennis (dalam Costa, 1985 : 54) pada tabe1.

Tabel 1. Keterampilan berpikir kritis dan Indikatornya Keterampilan

berpikir kritis

Sub Keterampilan

berpikir kritis Aspek

1. Memberikan Penjelasan dasar

1. Memfokuskan pertanyaan

a. Mengidentifikasi atau memformulasikan suatu pertanyaan

b. Mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin c. Menjaga pikiran terhadap

situasi yang sedang dihadapi 2. Menganalisis

argumen

a.Mengidentifikasi kesimpulan b.Mengidentifikasi alasan yang

dinyatakan

c.Mengidentifikasi alasan yang tidak dinyatakan

d.Mencari persamaan dan perbedaan

e.Mengidentifikasi dan

menangani ketidakrelevanan f. Mencari struktur dari sebuah

pendapat/argument g.Meringkas

3. Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan

a.Mengapa?

b.Apa yang menjadi alasan utama?


(41)

22

Keterampilan berpikir kritis

Sub Keterampilan

berpikir kritis Aspek

pertanyaan yang menantang

dengan?

d.Apa yang menjadi contoh? e.Apa yang bukan contoh? f. Bagaiamana mengaplikasikan

kasus tersebut? g.Apa yang menjadikan

perbedaannya? h.Apa faktanya?

i. Apakah ini yang kamu katakan?

j. Apalagi yang akan kamu katakan tentang itu? 2. Membangun

Keterampilan dasar

4. Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak?

a. Keahlian

b. Mengurangi konflik interest c. Kesepakatan antar sumber d. Reputasi

e. Menggunakan prosedur yang ada

f. Mengetahui resiko

g. Keterampilan memberikan alasan

h. Kebiasaan berhati-hati 5. Mengobservasi dan

mempertimbangkan hasil observasi

a. Mengurangi

praduga/menyangka b. mempersingkat waktu

antara observasi dengan laporan

c. Laporan dilakukan oleh pengamat sendiri d. Mencatat hal-hal yang

sangat diperlukan e. Penguatan

f. Kemungkinan dalam penguatan

g. Kondisi akses yang baik h. Kompeten dalam

menggunakan teknologi i. Kepuasan pengamat atas

kredibilitas criteria 3. Menyimpulkan 6.Mendeduksi dan

mempertimbangkan deduksi

a. Kelas logika

b. Mengkondisikan logika c. Menginterpretasikan

pernyataan 7. Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

a. Menggeneralisasi b. Berhipotesis


(42)

23

Keterampilan berpikir kritis

Sub Keterampilan

berpikir kritis Aspek

8. Membuat dan mengkaji nilai-nilai hasil pertimbangan

a. Latar belakang fakta b. Konsekuensi

c. Mengaplikasikan konsep (prinsip-prinsip, hukum dan asas) d. Mempertimbangkan alternatif e. Menyeimbangkan, menimbang dan memutuskan 4. Membuat penjelasan lebih lanjut 9.Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi

Ada 3 dimensi: a. Bentuk : sinonim,

klarifikasi, rentang, ekspresi yang sama, operasional, contoh dan noncontoh b. Strategi definisi c. Konten (isi) 10. Mengidentifikasi

asumsi

a. Alasan yang tidak dinyatakan

b. Asumsi yang diperlukan: rekonstruksi argumen 5. Strategi dan

taktik

11. Memutuskan suatu tindakan

a. Mendefisikan masalah b. Memilih kriteria yang

mungkin sebagai solusi permasalahan

c. Merumuskan alternatif-alternatif untuk solusi d. Memutuskan hal-hal yang

akan dilakukan e. Merivew

f. Memonitor implementasi 12. Berinteraksi

dengan orang lain

a. Memberi label b. Strategi logis c. Srtrategi retorik

d. Mempresentasikan suatu posisi, baik lisan atau tulisan


(43)

24

D. Sistem Gerak Manusia

Sistem gerak manusia terdiri dari tulang, persendian dan otot.

1. Tulang Penyusun Rangka Tubuh

a. Tulang rangka aksial, terdiri dari tulang tengkorak dan tulang anggota

badan. Tulang tengkorak terdiri dari tulang ubun-ubun(Parietal),

tulang dahi(Frontal), tulang kepala belakang(Occipetal), tulang pelipis(Temporal), tulang baji (Sphenoideus), tulang hidung(Nasal),

tulang pipi(Zygomaticum), tulang rahang atas(Maksila) dan tulang

rahang bawah(Mandibula). Sedangkan, tulang anggota badan terbagi

menjadi tulang belakang (terdiri atas 7 ruas tulang leher (Vertebrae cervicalis), 12 ruas tulang punggung (Vertebrae thoracalis), 5 ruas

tulang pinggang (Vertebrae lumbalis), 5 ruas tulang kelangkang

(Vertebrae sacralis) dan 4 ruas tulang ekor (Vertebrae coccigeus), tulang dada (Sternum), tulang selangka (Clavicula), tulang belikat (Scapula), 7 pasang tulang rusuk sejati (Costae vera), 3 pasang tulang

rusuk palsu (Costae spuria), dan 2 pasang tulang rusuk melayang

(Costae spuria fluctuantis), rawan rusuk (Costae cartilago) dan tulang panggul (Pelvis).

b. Tulang apendikular, terdiri dari rangka anggota gerak atas dan rangka anggota gerak bawah. Rangka anggota gerak atas yang terdiri dari tulang lengan atas (Humerus), tulang hasta(Ulna), tulang pengumpil (Radius), tulang pergelangan tangan (Carpal) dan tulang telapak


(44)

25

bawah terdiri dari tulang tempurung lutut (Patela), tulang betis (Fibula), tulang kering (Tibia), tulang pergelangan kaki (Tarsal) dan tulang telapak kaki (Metatarsal)

Secara umum tulang dibedakan menjadi tulang keras dan tulang rawan. Perbedaan ini berdasarkan bahan penyusunnya. Tulang keras tersusun atas serat kolagen dan garam mineral serta kalsium sehingga sifatnya keras. Sedangkan tulang rawan tersusun atas kondrin dan sel-sel rawan yang sifatnya kenyal serta lentur. Tulang berdasarkan bentuknya dibagi menjadi tulang pipa, tulang pendek, tulang pipih dan tulang tidak beraturan.

Rangka tulang memiliki fungsi yang sangat penting yaitu:

a. Memberi bentuk wajah, setiap orang memiliki bentuk wajah yang berbeda-beda tergantung bentuk tulang-tulang penyusun wajahnya. Orang yang memiliki tulang zygomaticum panjang maka akan memiliki bentuk wajah yang panjang pula, sedangkan orang yang memiliki tulang zygomaticum pendek maka akan memiliki bentuk wajah yang cenderung bulat

b. Melindungi organ dalam, semua organ dalam pada tubuh manusia dilindungi oleh rangka untuk menghindari organ-organ tersebut dari tekanan mekanik. Misalnya tengkorak melindungi otak. rusuk melindungi jantung, paru-paru, hati dan lambung.

c. Tempat melekatnya otot, sebagai tempat melekatnya otot maka rangka dapat digerakan karena tanpa adanya otot rangka tidak dapat digerakan.

d. Menopang tubuh, tanpa adanya rangka kita tidak akan mampu berdiri, tubuh kita tidak memilliki bentuk.

e. Membentuk sel darah, di dalam tulang terdapat sumsum tulang yang berperan dalam pembentukan sel darah


(45)

26

2. Persendian

Persendian merupakan hubungan antar tulang yang satu dengan tulang yang lain. Berdasarkan sifat geraknya dibedakan menjadi Sendi mati (sinartrosis), sendi ini tidak dapat digerakkan, terdapat pada hubungan

antar tulang pada tengkorak. Sendi kaku (amfiartrosis) yang

memungkinkan gerakan secara terbatas, terdapat pada hubungan antar

ruas-ruas tulang belakang. Sendi gerak (diartrosis) yang memungkinkan

gerakan secara bebas, sendi ini bisa ditemui di hampir seluruh hubungan antar tuang, misalnya hubungan antar tuang ruas-ruas jari. Sedangkan persendian berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi Sendi peluru (memungkinkan gerakan bebas ke segala arah antar tulang). terdapat

pada hubungan antara tulang femurdan tulangpelvis. Sendi engsel

(memungkinkan gerakan satu arah antar tulang). terdapat pada hubungan antar tulangfemurdengan tulangtibia fibula, antara ruas-ruas tulang jari. Sendi putar ( memungkinkan gerakan memutar/ rotasi antar tulang).

terdapat pada hubungan antara tulangradiusdenganulna. Sendi geser

(memungkinkan pergeseran antar tulang). terdapat pada hubungan antar

sternumdancostae, ruas-ruas tulang belakang (Vertebrae). Sendi pelana ( memungkinkan gerakan memutar dan melengkung). Terdapat pada pergelangan kaki dan telapak kaki, telapak tangan dan ibu jari.

3. Otot

Otot merupakan alat gerak aktif yang terbagi menjadi otot polos memiliki bentuk sel gelendong dengan satu inti sel di tengah, terdapat pada organ-organ dalam seperti organ-organ-organ-organ saluran pernafasan, sistem pencernaan,


(46)

27

saluran reproduksi dll. Berfungsi dalam kontraksi dinding organ dalam yang bekerja secara tidak sadar. otot lurik memiliki bentuk sel silindris dengan lurik (garis gelap terang), memiliki 1 atau lebih inti sel yang terletak dipinggir, terdapat pada perlekatan rangka tubuh yang berfungsi menggerakan rangka dibawah kontrol kesadaran. otot jantung memiliki bentuk sel silindris bercabang dengan 1 atau lebih inti sel yang terletak ditengah, terdapat pada dinding jantung yang berfungsi mengkontraksi jantung dalam memompa darah secara tidak sadar.

4. Gangguan pada sistem gerak manusia

a. Gangguan pada rangka, misalnya:Rakitis, disebabkan oleh kekurangan vitamin D yang menyebabkan kaki berbentuk seperti

huruf “O”. untuk mencegah kelainan ini bisa dilakukan dengan cara

menjemur tubuh selama 15 menit selama dua kali dalam satu minggu di bawah pukul 09.00 pagi agar kebutuhan vitamin D terpenuhi. Fraktura, disebabkan oleh cidera yang mengakibatkan tulang patah. Kifosis, lordosis, dan skoliosis merupakan kelainan bentuk tulang belakang akibat kesalahan dalam posisi duduk yang dilakukan secara berkala dalam jangka waktu panjang. Kifosis merupakan kelainan bentuk tulang belakang yang melengkung kearah belakang

menjadikan bentuk tubuh bungkuk. Lordosis merupakan kelainan bentuk tulang leher dan panggul yang terlalu melengkung ke arah belakang sehinggatulang belakang bagian punggung dan pinggang tampak melengkung ke arah depan. Skoliosis merupakan keainan


(47)

28

b. Gangguan pada sendi, misalnya : Keseleo/ terkilir disebabkan oleh gerakan tiba-tiba pada sendi sehinggapersendian terasa sakit. Arthritis disebabkan oleh penumpukan Kristal asam urat di dalam sendi

sehingga persendian bisa membengkak dan terasa sakit. Dislokasi disebabkan oleh lepasnya tulang dari persendian akibat cidera kecelakaan.

c. Gangguan pada otot, misalnya : Hipertrofi, disebabkan oleh olah raga berat yang teratur dilakukan dalam jangka waktu panjang sehingga serat-serat otot-otot memanjang dan mengakibatkan otot membesar. Polio, disebabkan oleh virus yang menginfeksi saluran usus yang kemudian diserap dan menyerang saraf pengendali otot rangka sehingga fungsi otot rangkamenurun. Distrofi, disebabkan oleh mutasi gen yang mengakibatkan berkurangnya protein otot, protein otot biasanya tergantikan oleh jaringan lemak sehingga otot rangka mengalami kelemahan dalam menggerakan rangka (Zaif, 2010: 1)


(48)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober semester ganjil T.P 2012/2013 di SMP Negeri 1 Pardasuka, Kabupaten Pringsewu.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Pardasuka tahun pelajaran 2012/2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknikcluster random sampling.Sampel tersebut adalah siswa kelas VIII E berjumlah 33 siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VIII F berjumlah 32 siswa sebagai kelas kontrol. Yang dimaksudcluster random sampling yaitu populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atauclustermisalnya kelas sebagai cluster(Margono, 2005: 127).

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes kelompoknon-ekuivalen. Kelas kontrol maupun kelas eksperimen

menggunakan kelas VIII F dan kelas VIII E yang satu level dengan kondisi homogen. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan multimedia interaktif


(49)

30

melalui model pembelajaran inkuiri, sedangkan kelas kontrol menggunakan media gambar melalui diskusi. Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok subyek dibandingkan. Struktur desainnya adalah sebagai berikut :

Kelompok pretes perlakuan postes

I O1 X O2 II O1 C O2

Keterangan : I = Kelas eksperimen, II = Kelas kontrol, O1= Pretes, O2 = Postes, X = Perlakuan multimedia interaktif melalui model inkuiri terbimbing, C = Perlakuan media gambar melalui diskusi (Dimodifikasi dari Nazir, 2005 : 233).

Gambar 3. Desain penelitian pretes postes kelompoknon-ekuivalen

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut : 1) Membuat surat izin penelitian ke FKIP untuk sekolah tempat

diadakannya penelitian.

2) Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti

3) Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

4) Membuat lembar observasi yang digunakan sebagai acuan untuk


(50)

31

5) Membuat angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif melalui model inkuiri terbimbing. 6) Membuat media pembelajaran berupa multimedia interaktif dengan

menggunakanmacromedia flash MX 2004.

7) Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Kelompok (LKK) untuk setiap pertemuan.

8) Membuat instrument evaluasi yaitu soal pretes dan postes. Soal pretes diberikan pada awal pertemuan pertama, sedangkan soal postes diberikan pada akhir pertemuan terakhir.

9) Melakukan uji validitas isi dan kontak dengan ahli.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa dengan menerapkan multimedia interaktif melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk kelas eksperimen dan media gambar melalui diskusi untuk kelas kontrol.

Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

A. Kelas Eksperimen (Multimedia Interaktif Melalui Inkuiri Terbimbing)

a. Pendahuluan

1. Siswa diberi pretes tentang materi sistem gerak manusia 2. Guru menayangkan tujuan pembelajaran


(51)

32

PertemuanI : “mengapa kita dapat menggerakan tubuh kita untuk berjalan, memegang benda dan melakukan pergerakan-pergerakan sesuai kehendak kita?”

Pertemuan II : “coba kalian gerakan tangan kalian! Mengapa tangan kalian dapat digerakan dan ditekuk?”

4. Siswa menerima motivasi dari guru mengenai manfaat membelajari rangka tulang dan fungsinya serta kelainan yang mungkin terjadi sehingga siswa dapat lebih memperhatikan kesehatan, terutama kesehatan tulangnya

b. Kegiatan inti

1. Siswa dibagi ke dalam 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang. Setiap kelompok terdiri atas siswa yang heterogen berdasarkan nilai akademik dan jenis kelamin siswa. 2. Siswa diberi Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang berisi

permasalahan yang harus diselidiki pada pertemuan I : LKK tentang tulang penyusun rangka tubuh manusia, persendian, otot dan kelainannya

3. Siswa merumuskan hipotesis berdasarkan permasalahan yang diajukan di dalam LKK

4. Siswa diberi materi dalam bentuk multimedia interaktif tentang tulang penyusun rangka manusia, persendian otot dan

kelainannya pada sistem gerak manusia dan siswa mengoperasikan multimedia interaktif tersebut


(52)

33

5. Siswa mengumpulkan data dan menganalisis data melalui multimedia interaktif untuk menguji hipotesis yang telah mereka rumuskan

6. Siswa membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan

7. Siswa mengumpulkan Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang telah didiskusikan

8. Pada pertemuan kedua, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya secara bergantian di depan kelas, dan kelompok lain dapat memberikan tanggapan.

9. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi-materi yang salah konsep selama presentasi dan kurang dipahami siswa c. Penutup

1. Siswa dilibatkan dalam menyimpulkan hasil belajar

2. Siswa mendengarkan guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya

3. Pada pertemuan kedua, siswa diberi postes tentang materi sistem gerak manusia

B. Kelas Kontrol (Media Gambar Melalui Diskusi) a. Pendahuluan

1. Siswa diberi pretes tentang materi sistem gerak manusia 2. Guru menayangkan tujuan pembelajaran


(53)

34

PertemuanI : “mengapa kita dapat menggerakan tubuh kita untuk berjalan, memegang benda dan melakukan

pergerakan-pergerakan sesuai kehendak kita?”

Pertemuan II : “coba kalian gerakan tangan kalian! Mengapa tangan kalian dapat digerakan dan ditekuk?”

4. Siswa menerima motivasi dari guru mengenai manfaat membelajari rangka tulang dan fungsinya serta kelainan yang mungkin terjadi sehingga siswa dapat lebih memperhatikan kesehatan, terutama kesehatan tulangnya

b. Kegiatan inti

1. Siswa dibagi ke dalam 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang. Setiap kelompok terdiri atas siswa yang heterogen berdasarkan nilai akademik dan jenis kelamin siswa. 2. Siswa diberi Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang berisi

pertanyaan-pertanyaan yang harus diselidiki melalui gambar pada pertemuan I dan II : LKK tentang tulang penyusun rangka tubuh manusia, persendian, otot dan kelainannya

3. Siswa mengumpulkan Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang telah didiskusikan.

4. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya secara bergantian di depan kelas, dan kelompok lain dapat memberikan tanggapan.

5. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi-materi yang salah konsep selama presentasi dan kurang dipahami siswa


(54)

35

c. Penutup

1. Siswa dilibatkan dalam menyimpulkan hasil belajar

2. Siswa mendengarkan guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya

3. Pada pertemuan kedua, siswa diberi postes tentang materi sistem gerak manusia

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data

1. Jenis Data

Data penelitian berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa aktivitas siswa dan tanggapan siswa terhadap multimedia interaktif dan model pembelajaran inkuiri terbimbing, sedangkan data kuantitatif adalah keterampilan berpikir kritis siswa yang diperoleh dari rata-rata nilai pretes dan rata-rata nilai postes.Kemudian dihitung selisih antara rata-rata nilai pretes dengan rata-rata nilai postes dalam bentukN-gain.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Pretes dan postes

Nilai pretes diambil pada awal pertemuan pertama pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, sedangkan nilai postes diambil pada akhir pertemuan terakhir baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal uraian. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu :


(55)

36

100 x N R S

Keterangan : S = Nilai yang diharapkan (dicari)

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut

(Purwanto, 2008 : 112)

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.

c. Angket Tanggapan Siswa

Angket Tanggapan Siswa berisi pernyataan-pernyataan untuk menanggapi multimedia interaktif dan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Setiap siswa diberi kesempatan untuk mengisi angket dengan cara memberi tanda (√)pada angket sesuai dengan tanggapan mereka.

F. Teknik Analisis Data

1. Data Kuantitatif

Data penelitian kuantitatif berupa nilai pretes, postes, dan N-gain. Untuk mendapatkanN-gainmenggunakan rumus Meltzer dalam Hake (1999: 1) yaitu:

N-Gain = Xpostes–Xpretes Skor maks–Xpretes


(56)

37

Tabel 2. Kategori indeks N-gain

Kategori indeks N-gain Interpretasi

g≤0,3 Rendah

0,7 > g > 0,3 Sedang

g≥0,7 Tinggi

Sedangkan untuk mengukur persen (%) peningkatan (%g) Keterampilan berpikir kritis siswa digunakan rumus sebagai berikut.

% Peningkatan = x 100%

Tabel 3. Kriteria % peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa

% Peningkatan Kriteria

%g> 70 70 > %g> 30

%g< 30

Tinggi Sedang Rendah (dimodifikasi dari Hake, 1999:1).

Nilai rata-rata pretes, nilai rata-rata postes, danN-gainpada kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa :

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan ujiLillieforsdengan program SPSS versi 17.

a) Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal

Skor akhir–Skor awal Skor maksimum–Skor awal


(57)

38

b) Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung< Ltabelatau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Nurgiantoro dkk, 2002: 118)

b. Kesamaan Dua Varian

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varian dengan menggunakan program SPSS 17.

a) Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 :Kedua sampel mempunyai varians berbeda

b) Kriteria Uji

 Jika Fhitung< Ftabelatau probabilitasnya > 0,05 maka H0diterima,

 jika Fhitung> Ftabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0ditolak (Pratisto, 2004: 71).

c. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS 17.

1) Uji Kesamaan Dua Rata-rata a) Hipotesis

H0= Rata-rata N-gainkedua sampel sama H1= Rata-rata N-gainkedua sampel tidak sama


(58)

39

b) Kriteria Uji

- Jika–ttabel< thitung< ttabel, maka Ho diterima

- Jika thitung< -ttabelatau thitung> ttabelmaka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 13)

2) Uji Perbedaan Dua Rata-rata a) Hipotesis

H0= rata-rata N-gainkedua sampel sama H1= rata-rata N-gainkedua sampel tidak sama b) Kriteria Uji

- Jika–ttabel< thitung< ttabel, maka Ho diterima

- Jika thitung< -ttabelatau thitung> ttabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 10)

2. Data Kualitatif

a. Mendeskripsikan Keterampilan berpikir kritis Siswa

Untuk mendeskripsikan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Biologi adalah sebagai berikut:


(59)

40

Tabel 4. Rekapitulasi keterampilan berpikir kritis siswa No Nama Aspek Keterampilan berpikir kritis Siswa

A B C D E F

NoSoal … No Soal … No Soal … No Soal … No Soal … No Soal …

0 1 … 0 1 … 0 1 … 0 1 … 0 1 … 0 1 …

1. 2. 3. 4. dst Jumlah (f) Jumlah total (N)

Persentase (P) Kriteria

Catatan : Berilah tandachecklist(√) pada setiap item yang sesuai skor pada tiap soal keterampilan berpikir kritis tertera pada rubrik penilaian soal di lampiran. (dimodifikasi dari Arief, 2009:9). Keterangan :

A. Mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin

B. Apa yang menjadi perbedaan C. Apa yang menjadi contoh D. Menginterpretasi pernyataan E. Menggeneralisasi

F. Asumsi yang diperlukan : rekonstruksi argumen 2) Menjumlahkan skor seluruh siswa / siswi

3) Menentukan persentase tiap aspek keterampilan berpikir kritis dalam bentuk persentase dengan menggunakan rumus:

% 100 x N f P

Keterangan : P = Persentase

f = Jumlah point keterampilan berpikir kritis yang diperoleh

N = Jumlah total point keterampilan berpikir kritis (Sudijono, 2004: 40)

4) Setelah data diolah dan diperoleh poinnya, maka keterampilan berpikir kritis siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut :


(60)

41

Tabel 5. Kriteria keterampilan berpikir kritis siswa

Persentase (%) Kriteria

80,1-100 60,1-80 40,1-60 20,1-40 0,0-20 Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah (dimodifikasi dari Arikunto 2010: 245)

b. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dalam bentuk persentase aktivitas siswa dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mengisi lembar aktivitas siswa

Tabel 6. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Catatan : Berilah tandachecklist(√) pada setiap item yang sesuai.(dimodifikasi dari Carolina, 2010: 29)

Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa: A. Mengemukakan pendapat/ ide

1. Tidak mengemukakan pendapat/ ide

2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan pembahasan

3. Mengemukakan pendapat/ ide sesuai dengan pembahasan

No Nama Aspek yang diamati

A B C D E

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Dst Jumlah skor Skor maksimum Persentase Kriteria


(61)

42

B. Melakukan kegiatan diskusi

1. Diam saja, tidak melakukan diskusi dalam kelompok

2. Melakukan diskusi, tapi kurang tepat dan tidak sesuai dengan permasalahan

3. Melakukan diskusi dengan tepat dan sesuai dengan permasalahan

C. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok yang sistematis, dan tidak dapat menjawab pertanyaan

2. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan cara yang kurang sistematis,

menjawab pertanyaan dengan benar

3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi dengan cara sistematis, menjawab pertanyaan dengann benar dan ilmiah

D. Menjawab pertanyaan

1. Tidak menjawab pertanyaan

2. Menjawab pertanyaan, tetapi tidak sesuai dengan konsep yang telah dipelajari

3. Menjawab pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan konsep yang telah dipelajari

E. Mengajukan pertanyaan

1. Tidak mengemukakan pertanyaan

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan

3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan

2) Menghitung rata–rata persentase aktivitas dengan menggunakan rumus: % 100 n xi x x

Keterangan x = Rata-rata persentase aktivitas siswa ∑xi = Jumlah skor yang diperoleh

n = Jumlah skor maksimum (Sudjana, 2002 : 69).


(62)

43

3) Menafsirkan atau menentukan kategori Persentase aktivitas siswa sesuai klasifikasi pada tabel 6

Tabel 7. Klasifikasi Persentase Aktivitas Siswa Persentase aktivitas siswa (%) Interprestasi

0,00–29,99 Sangat Rendah

30,00–54,99 Rendah

55,00–74,99 Sedang

75,00–89,99 Tinggi

90,00–100,00 Sangat Tinggi

Sumber: dimodifikasi dari Hake (dalam Belina, 2008:37).

c. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Multimedia Interaktif melalui Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing

Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 6 pernyataan yang terdiri dari 3 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif sebagai berikut:

Tabel 8. Angket tanggapan siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui inkuiri terbimbing

No. Pernyataan-pernyataan S TS

1. Saya senang mempelajari materi pokok Sistem Gerak Manusia yang diberikan oleh guru dalam

pembelajaran ini.

2. Saya lebih mudah memahami materi pokok Sistem Gerak Manusia yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran ini.

3. Saya merasa sulit mengerjakan pertanyaan-pertanyaan di LKK melalui multimedia interaktif dan

pembelajaran yang diberikan oleh guru. 4. Multimedia interaktif dan pembelajaran yang

diberikan kepada saya tidak memberi kesempatan untuk berpikir kritis.

5. Saya belajar menggunakan kemampuan sendiri dalam pembelajaran yang diberikan oleh guru.


(63)

44

6. Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut: 1) Menetapkan skor angket

Tabel 9. Skor per item angket

Skor per item angket

1 0

Pernyataan positif S TS

Pernyataan negatif TS S

dst. … …

Keterangan:

SS= sangat setuju,S= setuju,TS= Tidak setuju,STS= sangat tidak setuju.

2) Melakukan tabulasi data temuan pada angket untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.

Tabel 10. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap

penggunaan multimedia interaktif melalui model inkuiri terbimbing No. pertanyaan Angket Pilihan Jawaban

Nomor Responden (siswa) Ket Frekuensi

1 2 3 4 6 7 dst.

1. S TS 2. S TS … dst. S TS


(64)

64

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan berpikir kritis siswa

2. Rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol

3. Penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa. 4. Sebagian besar siswa (70,72%) memberikan tanggapan positif terhadap

penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Pembelajaran menggunakan multimedia interaktif melalui inkuiri


(65)

65

media dan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada Materi Pokok Sistem Gerak Manusia.

2. Untuk melakukan penelitian dengan menggunakan multimedia interaktif, sebaiknya peneliti melakukan penelitian pendahuluan dengan

menggunakan multimedia interaktif terlebih dahulu agar siswa terbiasa dengan menggunakan multimedia interaktif sehingga saat penelitian berlangsung, kondisi kelas lebih kondusif.


(66)

66

DAFTAR PUSTAKA

Amri, S dan I.K Ahmadi. 2010.Konstruksi Pengembangan Pembelajaran-Pengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum. Prestasi Pustakaraya. Jakarta

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Ariyus, D. 2007.Keamanan Multimedia. Andi. Yogyakarta

Arsyad, A. 2000.Media Pembelajaran. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Belina,W.W. 2008.Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam

Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian Eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan

Pendidikan Fisika UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

BSNP. 2006.Panduan Umum KTSP.Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta Carolina, H. 2010.Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin

Pada Materi Pokok Ekosistem Terhadap Berpikir Kritis Siswa. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Costa, A. L. 1985.Teaching For, Of, And About Thingking In Developing Minds A Resource Book for Teaching Thinking. Association for Supervision and Curriculum Development. Alexandria

Daryanto. 2010. “Media PembelajaranPerannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Gava Media. Yogyakarta.

Djamarah, S.B dan A. Zain. 1995.Strategi Belajar Mengajar. PT. Rineka Cipta. Jakarta

Fathan, F. 2011.Peranan Multimedia Interaktif pada Pembelajaran

Kesetimbangan Kimia dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA.Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia UPI Bandung.

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_kim_0700779_chapter2.pdf (8 November 2012, 20.02 WIB).


(67)

67

Hake, R. R. 1999.Analyzing Changed/Gain Scores.Indiana University USA. (Online) http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf (3 Oktober 2011, 20.00 WIB)

Hamalik, O. 2001.Proses Belajar Mengajar.Bumi Aksara. Jakarta

Jonsons, E. B. 2002.Contextual Teaching and Learning : Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Kaifa Learning. Bandung Margono, S. 2005.Metodologi Penelitian Pendidikan. Penerbit Rineka Cipta.

Jakarta

Maulana, R. 2012.Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa SMA(Skripsi).

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_fis_0606028_chapter4.pdf (18 Oktober 2012, 09. 45 WIB)

Muhfahroyin. 2009.Memberdayakan Kemampuan Berpikir Kritis. Dari : http://muhfahroyin.blogspot.com/ (11 Oktober 2011, 20.00 WIB) Nazir, M. 2005.Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta

Nurgiantoro, B., Gunawan dan Marzuki. 2002.Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial.Gadjah Mada Universty Press. Yogyakarta.

Nuryani, R. F. 2011.Korelasi Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Dengan Pengusaan Konsep Pencemaran Lingkungan Menggunakan Pembelajaran Problem Based Learning(Skripsi).

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pbio_043597_chapter4(1).pdf (18 Oktober 2012, 10.02 WIB)

Pratisto, A. 2004.Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12.Gramedia. Jakarta.

Purwanto, N. 2008.Prinsip-Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung

Puspita, G. N. 2010.Pembelajaran Konsep Reproduksi Hewan dengan

Menggunakan Multimedia Interaktif Untuk Mengembangkan Keterampilan Generik dan Berpikir Kritis Siswa.

http://gitabiology.blogspot.com/2010/07/pembelajaran-konsep-reproduksi-hewan.html (8 Desember 2011, 10.00 WIB)

Puspita, L. 2011. Pengaruh Penerapan Model Inkuiri Terpimpin Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok Sistem Pernapasan Manusia.Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung


(68)

68

Redhana, I. W. 2003. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Dengan Strategi Pemecahan Masalah. Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran XXXVI. II: 11-21.

Roestiyah, N. K. 2008.Strategi Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Sadiman, A. S, Anung H, Raharjo S dan R. Rahardjito. 2008. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sahroni, M. 1986.Pengelolaan Pengajaran Biologi : Buku Materi Pokok. Karunika UT. Jakarta

Sanjaya, W. 2006.Strategi Pembelajaran.Kencana Prenada Media Group. Jakarta

Sari, Y. W. P. 2010.Pengaruh Model Pembelajaran Think-Pair-Square Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Sistem Ekskresi(Skripsi).

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_bio_0606241_chapter4.pdf (15

Oktober 2012, 08. 49 WIB)

Slameto. 1991.Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester.Bumi Aksara. Jakarta.

Sugiyarti, H. 2005.Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa SMPN 1 Tambakromo Kabupaten Pati Melaluui Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah. Universitas Negeri Semarang. Semarang

Sudijono, A. 2004.Pengantar Statistik Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sudjana. 2002.Metode Statistika. Bandung . Tarsito.

Sumiati dan Asra. 2008.Metode Pengajaran. CV Wacana Prima. Bandung. Suryosubroto, B. 1997.Proses Belajar Mengajar Di Sekolah.PT Rineka Cipta.

Jakarta

Trianto. 2007.Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Prestasi Pustaka. Jakarta.

Trianto. 2010.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasa dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Kencana Prenada Media Group. Jakarta


(69)

69

Zaif. 2010.Sistem Gerak Manusia.http://zaifbio.wordpress.com/category/ anfisman/ (2 juli 2012, 20.04 WIB)


(1)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan berpikir kritis siswa

2. Rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol

3. Penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa. 4. Sebagian besar siswa (70,72%) memberikan tanggapan positif terhadap

penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Pembelajaran menggunakan multimedia interaktif melalui inkuiri


(2)

sebaiknya peneliti melakukan penelitian pendahuluan dengan

menggunakan multimedia interaktif terlebih dahulu agar siswa terbiasa dengan menggunakan multimedia interaktif sehingga saat penelitian berlangsung, kondisi kelas lebih kondusif.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Amri, S dan I.K Ahmadi. 2010.Konstruksi Pengembangan Pembelajaran-Pengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum. Prestasi Pustakaraya. Jakarta

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Ariyus, D. 2007.Keamanan Multimedia. Andi. Yogyakarta

Arsyad, A. 2000.Media Pembelajaran. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Belina,W.W. 2008.Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam

Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian Eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan

Pendidikan Fisika UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

BSNP. 2006.Panduan Umum KTSP.Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta Carolina, H. 2010.Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin

Pada Materi Pokok Ekosistem Terhadap Berpikir Kritis Siswa. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Costa, A. L. 1985.Teaching For, Of, And About Thingking In Developing Minds A Resource Book for Teaching Thinking. Association for Supervision and Curriculum Development. Alexandria

Daryanto. 2010. “Media Pembelajaran”Perannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Gava Media. Yogyakarta.

Djamarah, S.B dan A. Zain. 1995.Strategi Belajar Mengajar. PT. Rineka Cipta. Jakarta

Fathan, F. 2011.Peranan Multimedia Interaktif pada Pembelajaran

Kesetimbangan Kimia dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA.Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia UPI Bandung.

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_kim_0700779_chapter2.pdf (8 November 2012, 20.02 WIB).


(4)

Jonsons, E. B. 2002.Contextual Teaching and Learning : Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Kaifa Learning. Bandung Margono, S. 2005.Metodologi Penelitian Pendidikan. Penerbit Rineka Cipta.

Jakarta

Maulana, R. 2012.Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa SMA(Skripsi).

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_fis_0606028_chapter4.pdf (18 Oktober 2012, 09. 45 WIB)

Muhfahroyin. 2009.Memberdayakan Kemampuan Berpikir Kritis. Dari : http://muhfahroyin.blogspot.com/ (11 Oktober 2011, 20.00 WIB) Nazir, M. 2005.Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta

Nurgiantoro, B., Gunawan dan Marzuki. 2002.Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial.Gadjah Mada Universty Press. Yogyakarta.

Nuryani, R. F. 2011.Korelasi Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Dengan Pengusaan Konsep Pencemaran Lingkungan Menggunakan Pembelajaran Problem Based Learning(Skripsi).

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pbio_043597_chapter4(1).pdf (18 Oktober 2012, 10.02 WIB)

Pratisto, A. 2004.Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12.Gramedia. Jakarta.

Purwanto, N. 2008.Prinsip-Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung

Puspita, G. N. 2010.Pembelajaran Konsep Reproduksi Hewan dengan

Menggunakan Multimedia Interaktif Untuk Mengembangkan Keterampilan Generik dan Berpikir Kritis Siswa.

http://gitabiology.blogspot.com/2010/07/pembelajaran-konsep-reproduksi-hewan.html (8 Desember 2011, 10.00 WIB)

Puspita, L. 2011. Pengaruh Penerapan Model Inkuiri Terpimpin Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok Sistem Pernapasan Manusia.Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung


(5)

Redhana, I. W. 2003. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Dengan Strategi Pemecahan Masalah. Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran XXXVI. II: 11-21.

Roestiyah, N. K. 2008.Strategi Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Sadiman, A. S, Anung H, Raharjo S dan R. Rahardjito. 2008. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sahroni, M. 1986.Pengelolaan Pengajaran Biologi : Buku Materi Pokok. Karunika UT. Jakarta

Sanjaya, W. 2006.Strategi Pembelajaran.Kencana Prenada Media Group. Jakarta

Sari, Y. W. P. 2010.Pengaruh Model Pembelajaran Think-Pair-Square Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Sistem Ekskresi(Skripsi).

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_bio_0606241_chapter4.pdf (15 Oktober 2012, 08. 49 WIB)

Slameto. 1991.Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester.Bumi Aksara. Jakarta.

Sugiyarti, H. 2005.Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa SMPN 1 Tambakromo Kabupaten Pati Melaluui Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah. Universitas Negeri Semarang. Semarang

Sudijono, A. 2004.Pengantar Statistik Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sudjana. 2002.Metode Statistika. Bandung . Tarsito.

Sumiati dan Asra. 2008.Metode Pengajaran. CV Wacana Prima. Bandung. Suryosubroto, B. 1997.Proses Belajar Mengajar Di Sekolah.PT Rineka Cipta.

Jakarta

Trianto. 2007.Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Prestasi Pustaka. Jakarta.

Trianto. 2010.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasa dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Kencana Prenada Media Group. Jakarta


(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas XI IPA Semeste

0 14 68

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas VIII Semester GanjilSMP N 2 Abung SelatanT

1 14 61

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Tumijajar T.P 2011/2012)

0 17 61

PENGARUH PENGGUNAAN ANIMASI MULTIMEDIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TEHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA

0 8 93

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA.

0 1 27

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI ALKANA.

0 0 31

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR LOGIS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SISTEM KOLOID.

3 12 44

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI ASAM BASA

0 0 13

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI INDIKATOR ASAM BASA

0 1 13

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA

1 2 20