PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN PETA PIKIRAN (MIND MAP) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA TINGKAT SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN PETA PIKIRAN (MIND MAP) TERHADAP

KE MAMPUAN PE MECAH AN MASAL AH FISIKA SISWA TINGKAT SMA PADA

MATERI LISTRIK DINAMIS

Oleh :

Rifka Annisa Girsang 4123321041

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2017


(2)

(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Rifka Annisa Girsang dilahirkan di Takengon pada tanggal 1 April 1994. Ayah bernama Ridwan Girsang dan Ibu bernama Rakhmawaty merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk Tk Aisyiyah dan lulus pada tahun 2000, penulis melanjutkan sekolah di SD Negeri 1 Lut Tawar dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Takengon, dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 8 Takengon dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Universitas Negeri Medan Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Pada tahun 2017, penulis menyelesaikan studinya di Universitas Negeri Medan.


(4)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN PETA PIKIRAN (MIND MAP) TERHADAP

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA TINGKAT SMA PADA MATERI

LISTRIK DINAMIS

RIFKA ANNISA GIRSANG (NIM: 4123321041) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah berbantuan peta pikiran (mind map) terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika siswa pada materi listrik dinamis.

Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan menggunakan desain penelitian pretest-postest control group design. Penelitian dilaksanakan di SMAN 13 Medan dengan teknik pengambilan sampel secara cluster random sampling dan pemilihan kelas dilakukan secara random, didapatkan siswa kelas X-10 sebagai kelas yang diterapkan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan peta pikiran (mind map) dan kelas X-7 sebagai kelas pembelajaran konvensional yang masing-masing berjumlah 35 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes esai kemampuan pemecahan masalah dengan jumlah soal 9 item. Analisis data menggunakan uji t pada taraf signifikansi 5% dengan uji prasyarat normalitas dan homogenitas.

Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata pretes kelas dengan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan peta pikiran (mind map) adalah 19 dan kelas dengan pembelajaran konvensional adalah 20,31 sedangkan rata-rata postes kelas dengan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan peta pikiran (mind map) adalah 51,16 dan kelas dengan pembelajaran konvensional adalah 41,88. Nilai gain kemampuan pemecahan masalah pada kelas dengan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan peta pikiran (mind map) adalah 0,39 (sedang), sedangkan nilai gain kemampuan pemecahan masalah kelas dengan pembelajaran konvensional adalah 0,27 (rendah). Hasil uji hipotesis dengan uji t dengan thitung > ttabel (2,519 > 1,669) menunjukkan kemampuan pemecahan

masalah fisika dengan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan peta pikiran (mind map) lebih baik daripada pembelajaran konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh signikfikan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan petapikiran (mind map) terhadap kemampuan pemecahan masalah.

Kata kunci :Pembelajaran berbasis masalah berbantuan peta pikiran (mind map), kemampuan pemecahan masalah.


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Peta Pikiran (Mind Map) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa Tingkat SMA Pada Materi Listrik Dinamis” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Sahyar,M.S,M.M. selaku Dosen pembimbing skripsi. Beliau telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan proposal hingga akhir penulisan skipsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si, Bapak Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd, dan Bapak Drs. Rappel Situmorang, M.Si, selaku dosen penguji I, II, dan III, yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Dr. Derlina, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik, yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama masa perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku Dekan FMIPA Unimed. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Nurhalimah Purba, S.Ag, selaku kepala sekolah SMAN 13 Medan, dan Bapak Fazli Mirwan, S.Pd, M.Si selaku guru bidang studi fisika yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama penelitian dan para guru serta staf administrasi yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan.

Teristimewa ucapan terima kasih kepada Ayahanda yang selalu penulis rindukan, Ridwan Girsang dan Ibunda tercinta, Rakhmawaty yang memberikan motivasi, do’a, kepercayaan serta kasih sayang yang tiada henti dan


(6)

Adinda-v

Adinda kakak yang tersayang dan terkasih Rizki Aprilliani Girsang, Rosyadah Girsang dan Rusydah Girsang yang sangat banyak berperan dalam memberikan dorongan dan doa yang tulus kepada penulis selama perkuliahan yang juga selalu memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Unimed hingga selesainya skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman terdekat penulis, Rahima Rianita, Taufik M Sinaga, Masringgit M Nasution, Meutia Sandra Deanika, Rosita dan Afrina Sari Rambe yang selalu memberikan nasehat, masukan serta perhatian kepada penulis. Dan tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan Fisika Eks B 2012 dan sebagainya yang tidak dapat penulis tulis satu persatu, terima kasih telah memberikan arti persahabatan, kebersamaan, dan kekeluargaan selama ini.

Ucapan terima kasih kepada teman–teman sebimbingan skripsi Syariva Maris, Lisnayanti dan Dahlia Sitompul yang yang bersama–sama berjuang menyelesaikan skripsi mulai dari bimbingan hingga selesai. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada anggota home sweet home (hsh) Jeng Fiqhi Nahdhiah Makhmud dan Dalilah Fatma yang selalu memberikan semangat, senyuman dan keceriaan. Terima kasih juga untuk sahabat tersayang dari SMP hingga sekarang Rifa Silvia, Saslina Fitri R dan Fitri Ramadhaini yang selalu dihati walau jarak memisahkan kita dan teman-teman yang tidak sempat disebutkan namanya satu persatu.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun, penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, Januari 2017 Penulis,

Rifka Annisa Girsang NIM. 4123321041


(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar vii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Batasan Masalah 6

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 8

1.7 Definisi Operasional 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 10

2.1. Kerangka Teoritis 10

2.1.1 Model Pembelajaran 10

2.1.2 Model Pembelajaran Berbasis Masalah 12

2.1.2.1 Tujuan model Pembelajaran Berbasis Masalah 14 2.1.2.2 Manfaat Model Pembelajaran Berbasis Masalah 14 2.1.2.3 Sintaks Pemebelajaran Berbasis Masalah 15 2.1.2.4 Kelebihan dan kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah 17 2.1.3 Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Peta Pikiran

(Mind Map) 18

2.1.4 Media Pembelajaran 19

2.1.4.1 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran 20

2.1.5 Peta Pikiran (Mind Map) 21

2.1.5.1 Cara Membuat Peta pikiran (Mind Map) 22

2.1.5.2 Kelebihan Peta pikiran (Mind Map) 22

2.1.5.3 Kekurangan Peta pikiran (Mind Map) 23

2.1.6 Teori Belajar yang Melandasi Model Pembelajaran

Berbasis Masalah 23

2.1.7 Pembelajaran Konvensional 24

2.1.8. Hasil Belajar 25

2.1.9. Kemapuan Pemecahan Masalah Fisika 31

2.1.10.Materi pembelajaran 35

2.1.6. Peneliti yang Relevan 42


(8)

vii

2.3. Hipotesis 46

BAB III. METODE PENELITIAN 47

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 47

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 47

3.2.1 . Populasi Penelitian 47

3.2.2. Sampel Penelitian 47

3.3. Variabel Penelitian 47

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 48

3.5. Prosedur Penelitian 49

3.6.Instrumen penelitian 52

3.7. Validitas Tes 54

3.8.Teknik analisis data 57

3.8.1.Menghitung nilai rata-rata dan simpangan baku 57

3.8.2.Uji Normalitas 58

3.8.3.Uji Homogenitas 59

3.8.4.Uji Hipotesis 61

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 63

4.1 Hasil Penelitian 63

4.1.1 Data Hasil Penelitian 63

4.1.1.1 Data Nilai Pretes KPM Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 64 4.1.1.2 Data Nilai Postes KPM Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 67

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 87

5.2 Saran 87


(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Hasil belajar yang diperoleh dari pembelajaran berbasis

Masalah 14

Gambar 2.2. Dua buah logam dengan muatan sama besar dan ber lawanan tanda.Elektron mengalir dari bola negatif ke bola positif bila bola-bola dihubungkan dengan

sepotong kawat 35

Gambar 2.3. Dalam rangkaian seri,hanya ada satu jalanuntuk arus listrik 37 Gambar 2.4. Hambatan R1, R2, dan R3 dapat diganti dengan sebuah

hambatan, yaitu Rs. 37

Gambar 2.5. Rangkaian Paralel 38

Gambar 2.6. Aliran arus yang mengalir pada rangkaian paralel 39 Gambar 2.7. a) R1, R2, dan R3 terangkai paralel,dengan hambatan

pengganti Rp 40

Gambar 2.7. b)Hambatan penggantitotalnya adalah rangkaian seri

Rp dengan R4 41

Gambar 2.8. Bagan Perbedaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

dan Pembelajaran Konvensional 46

Gambar 3.1. Alur dari Rancangan penelitian 51

Gambar 4.1 Diagram Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen 64 Gambar 4.2 Diagram Data Nilai Pretes Kelas Kontrol 65 Gambar 4.3 Diagram Data Nilai Postes Kelas Eksperimen 68 Gambar 4.4 Diagram Data Nilai Postes Kelas Kontrol 69 Gambar 4.5 Diagram Batang Data Pemahaman Masalah 70 Gambar 4.6 Diagram Batang Data Perencanaan Penyelesaian 71 Gambar 4.7 Diagram Batang Data Penyelesaian Masalah 72 Gambar 4.8 Diagram Batang Data Memeriksa Kembali 73


(10)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Sintaksis untuk pembelajaran berbasis masalah 15

Tabel 2.2 . Dimensi Proses Kognitif 27

Tabel 2.3 Tahapan dan Indikator Kemampuan Pemecahan masalah Fisika 33

Table 2.4. Peneliti Yang Relevan 42

Table 3.1. Two Group Pretes – Posttes Design 48 Tabel 3.2. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 52 Tabel 3.3. Tabel Spesifikasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 53

Tabel 4.1. Hasil pretes kelas eksperimen 63

Tabel 4.2. Hasil pretes kelas Kontrol 64

Tabel 4.3.Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata, Standar Deviasi dan

Varians Data Pretes Kedua Kelas 65

Tabel 4.4.Hasil Uji Normalitas Data Pretes Kedua Kelas 66 Tabel 4.5.Hasil Uji Homogenitas Data Pretes Kedua Kelas 66 Tabel 4.6.Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Awal Atau

Pretes Siswa 67

Tabel 4.7. Data Nilai Postes kelas Eksperimen 68

Tabel 4.8. Data Nila Postes kelas Kontrol 68

Tabel 4.9. Kemampuan memahami masalah 70

Tabel 4.10. Kemampuan Perencanaan Penyelesaian Masalah 71

Tabel 4.11. Kemampuan Penyelesaian Masalah 72

Tabel 4.12. Kemampuan Memeriksa Kembali 73

Tabel 4.13. Ringkasan Hasil Uji Normalitas 75

Tabel 4.14. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Postes Kedua Kelas 75 Tabel 4.15. Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Postes Kedua Kelas 76


(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 92 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 111 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 129

Lampiran 4. Lembar Kerja Sisiwa I 146

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa II 149

Lampiran 6. Lembar Kerja Sisiwa III 154

Lampiran 7. Instrumen Tes Hasil Belajar 158

Lampiran 8. Tabel Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 161

Lampiran 9. Instrumen Penilaian Afektif 172

Lampiran 10. Instrumen Penilaian Keterampilan 175 Lampiran 11. Rubrik Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 177

Lampiran 12. Mind Map Listrik Dinamis 179

Lampiran 13. Tabel Uji Validitas Tes 180

Lampiran 14. Tabel Uji Reliabilitas Tes 182

Lampiran 15.Tabel Uji Tingkat Kesukaran Tes 184

Lampiran 16.Tabel Uji Daya Pembeda 186

Lampiran 17.Perhitungan Validitas Tes 187

Lampiran 18.Data Postes dan Pretes kelas Eksperimen 191 Lampiran 19.Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol 193 Lampiran 20.Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Eksperimen 195 Lampiran 21.Rekapitulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Eksperimen 197


(12)

xi

Lampiran 22.Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretest Kelas Kontrol 199 Lampiran 23.Rekapitulasi Hasil Jawaban Postest Kelas Kontrol 201 Lampiran 24.Perhitungan Rata, Varians, dan Standar Deviasi 203

Lampiran 25.Uji Normalitas 207

Lampiran 26 Uji Homogenitas 212

Lampiran 27.Uji Hipotesis 215

Lampiran 28. Lembar Penilaian Afektif Kelas Eksperimen pada

Pertemuan I, II, II 221

Lampiran 29. Rata-rata Nilai Afektif Kelas Eksperimen 223 Lampiran 30. Lembar Penilaian Keterampilan Kelas Eksperimen pada

Pertemuan I, II dan III 225

Lampiran 31.Rata-rata Nilai Keterampilan Kelas Eksperimen 227

Lampiran 32.Dokumentasi Penelitian 229

Lampiran 33.Tabel Harga Kritik dan r product moment 232 Lampiran 34.Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 233 Lampiran 35. Tabel Wilayah Luas Dibawah Kurva Normal 0 ke z 234 Lampiran 36. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 235 Lampiran 37. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 237

Lampiran 38. Lembar Jawaban Siswa 238

Lampiran 39. Validitas Isi Perangkat Instrumen oleh Validator 244 Lampiran 40. Surat Keterangan Pembimbing Skripsi 248

Lampiran 41. Surat Izin Penelitian 249


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah.

Pendidikan merupakan penentu kualitas suatu bangsa, karena kemajuan suatu bangsa dapat di ukur dengan kemajuan kualitas pendidikannya. Kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal dari negara-negara maju lainnya, Menurut Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh UNESCO, pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 untuk pendidikan diseluruh dunia dari 120 negara. Data Education Development Index (EDI) Indonesia, pada tahun 2011 Indonesia berada di peringkat ke 69 dari 127 negara (Harahap, 2013).

Permasalahan yang sering muncul dalam dunia pendidikan adalah lemahnya kemampuan siswa dalam menggunakan kemampuan berfikirnya untuk menyelesaikan masalah. Siswa cenderung dijejali dengan berbagai Informasi yang menuntut hafalan saja. Banyak sekali pengetahuan dan informasi yang dimiliki siswa tetapi sulit untuk dihubungkan dengan situasi yang mereka hadapi. Ketika siswa mengikuti sebuah pendidikan tiada lain untuk menyiapkan mereka menjadi manusia yang tidak hanya cerdas tapi mampu menyelesaikan persoalan yang akan mereka hadapi dikemudian hari.

Di Indonesia fisika merupakan salah satu pelajaran yang diberikan pada jenjang SMP dan SMA. Fisika bukanlah pelajaran yang menuntut siswa untuk mengahafal rumus-rumus tapi lebih ke pemahaman siswa tentang sebuah konsep. Fisika adalah bagian dari sains yang mempelajari fenomena dan gejala alam secara logis, empiris, sistematis dan rasional yang melibatkan proses, produk dan sikap yang ilmiah. Pembelajaran fisika mengenalkan siswa pada konsep, materi, asas, teori, prinsip, hukum-hukum fisika dan sejumlah kemampuan untuk memasuki jenjang yang lebih tinggi. Dalam fisika siswa mempelajari tentang fenomena, dugaan, pengamatan, pengukuran, penyelidikan dan publikasi yang diharapkan mampu


(14)

2

mengembangkan proses sains. Dengan pembelajaran fisika akan muncul sikap sebagai proses dari kegiatan ilmiah, seperti rasa percaya diri, teliti, demokratis, kerjasama dan kreatif.

Mata pembelajaran fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang bisa dikatakan sulit, banyak siswa yang menjadikan fisika sebagai mata pelajaran yang menakutkan serta membosankan. Siswa beranggapan fisika itu sulit karena banyak menjumpai persamaan matematik sehingga identik dengan angka dan rumus, mereka merasa sulit untuk memahami konsep dan prinsip fisika. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil belajar fisika yang kurang memuaskan dibandingkan dengan pelajaran yang lainnya.

Hasil ujian nasional (UN) tahun ajaran 2014/2015 indeks integritas Ujian Nasional tingkat kabupaten/kota se-Indonesia tercatat masih cukup rendah atau masih berada dibawah angka 70 (wawan, 2015). Nilai UN 2015 untuk program studi IPA hanya mencapai presentase 3,12% yang mendapatkan rata-rata 85, selebihnya masih dibawah rata-rata 80 (Siswoyo, 2015). Oleh karena ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa masih dikategorikan rendah. Rendahnya hasil belajar siswa mencerminkan lemahnya proses pembelajaran di dunia pendidikan Indonesia. Dari uraian diatas cukup menjadi gambaran bagaimana hasil pembelajaran fisika secara umum di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh penyajian pembelajaran fisika yang abstrak dan kurang bermakna.

Di pihak lain secara empiris, berdasarkan analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik yang disebabkan dominannya proses konvensional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian, guru lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktik, cukup menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku ajar atau referensi lain. Dalam hal ini siswa tidak diajarkan strategi belajar, berfikir, dan memotivasi diri sendiri (self motivation).


(15)

3

Padahal aspek-aspek tersebut merupakan kunci keberhasilan dalam suatu pembelajaran (Trianto, 2011).

Hasil wawancara dengan seluruh guru bidang studi fisika di SMAN 13 Medan yang dilakukan peneliti pada tanggal 6 Januari 2016, guru mengatakan bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal menurut tingkat kesulitannya masih di level C1 - C3 dengan presentase sekitar 40% sedangkan untuk soal tingkat tinggi C4

s.d. C6 hanya berkisar 25% saja. Dalam mengerjakan soal-soal fisika yang diberikan

guru, siswa lebih sering langsung menggunakan persamaan matermatis tanpa melakukan analisis, menebak rumus yang digunakan dan menghafal contoh soal yang telah dikerjakan untuk mengerjakan soal-soal lain, siswa masih sering menggunakan pendekatan yang melibatkan proses mengingat dan perhitungan rutin dalam menyelesaikan soal-soal fisika. Nilai rata-rata siswa pada semester lalu hanya mencapai 65, masih dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 75 untuk mata pelajaran fisika. Hal ini disebabkan karena kelemahan siswa dalam aspek-aspek menuangkan, menyatakan, konsep-konsep fisika, pemecahan masalah dan hubungan diantaranya kedalam bentuk fisika baru yang beragam yaitu dalam bentuk kata-kata (teks tulis), gambar, aplikasi, atau wujud konkret dalam penyelesaian soal dengan mengurutkan hal-hal yang diketahui, ditanyakan, kemudian dijawab. Hal ini terlihat jelas dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan memberikan 4 soal tes kemampuan pemecahan masalah fisika kepada 40 siswa dengan Indikator kemampuan pemecahan masalah fisika yaitu, memahami masalah 60,68%, perencanaan 45,34%, penyelesaian masalah 22,67%, dan memeriksa kembali 48,33%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan pemecahan masalah fisika siswa di sekolah masih tergolong rendah.

Faktor selanjutnya yang sering di temukan dilapangan adalah guru cenderung menyalurkan pengetahuan yang dimilikinya ke pikiran siswa, lebih mementingkan hasil daripada proses, mengajarkan secara urut halaman perhalaman tanpa membahas keterkaitan antara konsep-konsep atau masalah. Kendala yang dihadapi guru yaitu kurang memanfaatkan fasilitas laboraturium dengan sepenuhnya, ketersediaan


(16)

alat-4

alat yang ada dalam laboraturium sekolah belum lengkap dan keterbatasan waktu dalam melakukan pratikum, sehingga pratikum tidak berjalan dengan maksimal. Selama 1 semester guru hanya melakukan pratikum dengan presentase 60% dari materi yang di sajikan, sehingga siswa tidak mendapatkan pengalaman langsung dalam belajar dan mereka belum bisa sepenuhnya mengaitkan konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan masalah-masalah yang di uraikan diatas yang menyebabkan kemampuan pemecahan masalah siswa kurang memuaskan maka perlu di lakukan upaya untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya adalah dengan menerapkan model yang menjangkau lebih jauh kreatifitas dan keaktifan siswa agar siswa lebih mengasah keterampilan berfikir tingkat tinggi seperti keterampilan menyelidiki, mengatasi masalah dan belajar mandiri.

Kurangnya kemampuan pemecahan masalah meliputi pemahaman yang lemah tentang prinsip dan aturan fisika, kekurangan dalam memahami soal. Proses pembelajaran fisika akan bermakna dan menyenangkan apabila dilakukan dengan cara metode ilmiah di sertai penalaran kognitif terhadap data yang diperoleh maupun gejala alam yang diamati. Untuk Mengoptimalkan pembelajaran fisika harus dipilih pendekatan pembelajaran yang berciri student centered dengan mengubah cara belajar siswa melalui penggunaan model pembelajaran, pemanfaatan media pembelajaran dan lingkungan sekitar agar hasil belajar kognitif tingkat tinggi siswa dapat meningkat. Salah satu alternatif model pembelajaran yang memberikan penekanan pada kegiatan pemecahan masalah berupa kegiatan penyelidikan yang melibatkan struktur kognitif, afektif, dan psikomotor siswa adalah model pembelajaran berbasis masalah. Model pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kompleks sebagai konteks dan stimulus bagi siswa untuk belajar dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, siswa bekerja sama dalam tim untuk melatih kemampuan pemecahkan masalah dunia nyata.

Pembelajaran berbasis masalah/Problem based learning (PBL) di definisikan sebagai suatu model pembelajaran yang menyuguhkan berbagai situasi bermasalah


(17)

5

yang autentik dan bermakna kepada siswa, yang berfungsi sebagai loncatan untuk investigasi dan penyelidikan. Pembelajaran berbasis masalah bertujuan untuk memecahkan masalah keseharian yang nyata dan dekat dengan kehidupan siswa. Dalam model PBL, guru berperan Menyodorkan berbagai masalah, memberikan pertanyaan, dan memfasilitasi investigasi dan dialog. Pembelajaran berbasis masalah tidak mungkin terjadi kecuali guru menciptakan lingkungan kelas tempat pertukaran ide yang terbuka dan jujur dapar terjadi (Arends, 2008).

Model pembelajaran berbasis masalah sudah pernah diteliti oleh beberapa peneliti sebelumnya diantaranya,Dwi, dkk (2013) setelah dilakukan perlakukan berbeda pada kelas eksperimen dan kontrol, terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan Model pembelajaran berbasis masalah berbantuan ICT dengan Model pembelajaran berbasis masalah. Peneliti selanjutnya Annovasho dan Budiningarti (2014) hasil yang diperoleh adalah pada ranah kognitif mengalami peningkatan dengan rata-rata nilai 65,79. Dan yang terakhir Hamdani, dkk (2015) pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa hal ini dapat terlihat dari hasil belajar siswa meningkat untuk setiap siklus, baik dari aspek afektif, psikomotorik dan kognitif. Hasil yang diperoleh yakni dari nilai rata-rata aspek kognitif pada siklus I (67,74), siklus II (82,88) dan siklus III (76,03).

Dari seluruh hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang signifikan. Selain memiliki keunggulan-keunggulan yang membedakannya dengan model lainnya model pembelajaran berbasis masalah juga memiliki kekurangan yakni tidak memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk terlibat secara mendalam dalam pembelajaran. Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan berbantuan media, media yang digunakan adalah peta pikiran (mind Map). Penggunaan peta pikiran (mind map) mempermudah guru untuk menyampaikan materi yang banyak dengan satu tempat sehingga penggunaan waktu lebih efisien. mind map dapat membuat siswa melihat hubungan antara satu ide dengan ide yang


(18)

6

kainnya. Selain itu dengan mind map proses pembelajaran terasa lebih menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna dan diingat.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan suatu penelitian model pembelajaran dengan menggunakan media, yang ber judul: “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN PETA PIKIRAN (MIND MAP) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA TINGKAT SMA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah yang relevan dengan penelitian ini adalah :

1. Kemampuan pemecahan masalah siswa masih tergolong rendah yaitu masih di level C1-C3.

2. Siswa dalam mengerjakan soal-soal fisika langsung dengan menggunakan persamaan matematis, tanpa melakukan analisis terlebih dahulu

3. Dalam pembelajaran dikelas guru lebih mementingkan hasil belajar daripada proses yang dilalui siswa dalam memahami konsep Fisika

4. Kurangnya penggunaan media pembelajaran. 5. Alat laboraturiom yang belum lengkap.

1.3Batasan Masalah.

Peneliti perlu melakukan pembatasan masalah agar ruang lingkup dalam pembahasan menjadi jelas, sebagai berikut :

1. Penelitian ini menerapkan Pembelajaran dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah berbantuan Peta Pikiran (Mind Map) dan Pembelajaran Konvensional. 2. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 13 Medan pada

semester II T.A 2015/2016.

3. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah materi kelas X semester II yaitu materi pokok Listrik Dinamis.


(19)

7

1.4. Rumusan Masalah.

Berdasarkan uraian batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian in adalah :

1. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah fisika siswa dengan menerapkan model pembelajaran Berbasis Masalah berbantuan Peta Pikiran (Mind Map) pada materi pokok Listrik Dinamis ?

2. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah fisika siswa dengan menerapkan model pembelajaran model pembelajaran konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis ?

3. Apakah kemampuan pemecahan masalah fisika siswa akibat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah berbantuan peta pikiran (Mind map) lebih baik daripada menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis ?

1.5. Tujuan Penelitian.

1. Untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah fisika siswa dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Peta Pikiran (mind map).

2. Untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah fisika siswa dengan menerapkan pembelajaran Konvensional.

3. Untuk menganalisis apakah kemampuan pemecahan masalah fisika siswa akibat pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah berbantuan Peta pikiran (Mind map) lebih baik daripada menggunakan pembelajaran Konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis.


(20)

8

1.6. Manfaat Penelitian.

Adapun manfaat yang diharapkan setelah melaksanakan penelitian ini adalah : 1.6.1 Manfaat Praktis.

a. Untuk Guru

 Mengembangkan dan menambah wawasan berfikir guru dalam mengajar dan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam proses mengajar di kelas.

 Salah satu Pengembangan media pembelajaran berbantuan peta pikiran (Mind Map) yang akan digunakan dalam mengajar.

b. Untuk Sekolah.

 Meningkatkan kualitas dan mutu sekolah melalui peningkatan hasil belajar siswa dan kinerja guru.

 Bahan informasi alternatif dalam pemilihan model pembelajaran yang efisien dan efektif di sekolah

1.6.2 Manfaat Teoritis c. Untuk Peneliti

 Sebagai bahan informasi dan wawasan mengenai pengaruh model Pembelajaran Berbasis Masalah berbantuan peta pikiran (mind map) terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa.

 Sebagai bahan perbandingan dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan mengkaji dan membahas penelitian yang sama.

1.7. Defenisi Operasional

1. Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai


(21)

9

pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi dan memberi petunjuk kepada guru di kelas.

2. Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan seseorang untuk menemukan solusi melalui suatu proses yang melibatkan pemerolehan dan pengorganisasian informasi. Pemecahan masalah melibatkan pencarian cara yang layak untuk mencapai tujuan.

3. Model pembelajaran berdasarkan masalah adalah model pembelajaran yang dapat membangun di sekitar suatu masalah nyata dan kompleks yang secara alami memerlukan pemeriksaan, panduan informasi, dan refleksi, membuktikan hipotesis sementara, dan diformulasikan untuk dicarikan kebenarannya.

4. Peta pikiran (mind map) adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan mencatat dan menggambar kreatif, karena menggunakan gambar, simbol dan menggunakan warna-warni.


(22)

87 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan peta pikiran (mind map) pada materi pokok listrik dinamis di peroleh rata-rata nilai pretest sebesar 19 dan rata-rata nilai postes sebesar 51,16 dengan nilai gain sebesar 0,39 termasuk dalam kategori “sedang”.

2. Kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok listrik dinamis diperoleh rata-rata nilai pretes sebesar 20,31 dan rata-rata nilai postes sebesar 41,85 dengan nilai gain sebesar 0,27 termasuk dalam kategori “rendah”.

3. Hasil uji hipotesis uji t dengan thitung > ttabel (2,519 > 1,6687) menunjukkan

bahwa kemampuan pemecahan masalah fisika siswa dengan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan peta pikiran (mind map) lebih baik daripada pembelajaran konvensional. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan peta pikiran (mind map) terhadap kemampuan pemecahan masalah.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan bagi peneliti selanjutnya beberapa hal sebagai berikut :

1. Peneliti selanjutnya hendaknya pandai mengatur posisi duduk siswa dengan tepat agar tidak terjadi kegaduhan saat proses pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan kondusif dan lancar.

2. Jika ingin meneliti dengan model pembelajaran yang sama dan juga menggunakan kemampuan pemecahan masalah, ada baiknya bagi peneliti


(23)

88

3. selanjutnya menginformasikan kepada siswa untuk mempelajari materi sebelum memulai pembelajaran dan bereksperimen.

4. Agar pembelajaran berjalan tepat waktu sebaiknya dalam menggunakan waktu yang ada seefisien mungkin agar tidak mengganggu ke mata pelajaran berikutnya dengan cara mempersingkat waktu saat praktikum

5. Peneliti selanjutnya hendaknya melakukan simulasi cara penggunaan alat laboratorium yang akan digunakan terlebih dahulu bersama siswa agar lebih menguasai semua dan mengatur waktu untuk melaksanakan sintaks tersebut dengan tepat waktu.


(24)

89

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L., dan Krathwohl, D. R., (2015), Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Assesmen: Revisi Taksonomi Bloom, Pustaka, Yogyakarta.

Annovasho, J., dan Budiningarti, H., (2014), Pengaruh model pembelajaran Berdasarkan masalah terhadap hasil belajar siswa kelas X peminatan MIPA pada pelajaran Fisika Materi Fluida Statik di SMA Negeri 1 Baureno Bojonegoro, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika 03: 20-26

Arends, R. I., (2008), Belajar Untuk Mengajar (Learning To Teach) Buku 2 Edisi 9. Salemba Humanik

Arikunto, S., (2009), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Arikunto, S., (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta,

Jakarta.

Arsyad, A., (2011), Media Pembelajran, PT. Raja Grafindo, Jakarta

Buzan, T., (2009),Buku Pintar Mind Map. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Giancoli, C. D., (2001),FISIKA Edisi Kelima Jilid satu, Erlangga, Jakarta

Hamalik, O., (1994), Media pendidikan, PT.Citra aditya bakti, Bandung

Hamdani, D., Prasetya, D. A., dan Connie., (2015), Penerapan Model Problem Based Learning(PBL) dengan metode eksperimen untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA-Fisika siswa kelas VIII.A 12 Kota Bengkulu, Prosiding seminar Nasional Fisika(e-journal) 04

Harahap, R.F., (2013), http://news.okezone.com/read/2013/06/01/373/816065/astaga-ri-peringkat-ke-64-untuk-pendidikan (di akses pada januari 2016)

I. M, Dwi,. Arif, H., dan Sentot, k., (2013), Pengaruh Strategi Problem Based Learning Berbasis ICT terhadap pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan Masalah Fisika , Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 09: 8-17 Joyce, B Weil, M dan Calhoun,E., (2011).Models Of Teaching,Percetakan Pustaka

Belajar,Yogyakarta


(25)

90

Kusuma Nur E K, dkk., (2014), Pengaruh Model Problem Based Learning dengan Metode Eksperimen disertai Teknik Roundhouse Diagram Dan Mind Map terhadap

Hasil Belajar Biologi ditinjau dari Gaya Belajar dan Motivasi Belajar Siswa, Jurnal Inkuiri 03 : 75-85

Muslich,M., (2008), Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstektual,:Bumi Aksara, Jakarta.

Polya., (1985), How to Solve it, A new aspect of mathematical method (2nd ed), Princeton University Press Princeton, New Jersey .

Prawiradilaga, D. S.2007.Prinsip Disain Pembelajaran, Kencana, Jakarta. Purwanto., (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Belajar, Yogyakarta

Putro, W. E., (2013), Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Rusman., (2011), Model-Model Pembelajaran, Rajawali Press, Jakarta Sadiman, A. S., (2009), Media Pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta. Sagala, S., (2003), Konsep dan makna pembelajaran, Alfabeta, Bandung

Sambda, D., (20120, Peranan Kreativitas Siswa Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah Fisika Dalam Pembelajaran Konstektual, Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya 02 : 37-47

Sanjaya, W., (2013), Strategi Pembelajaran, Kencana, Bandung.

Selçuk, G. S., (2010), The effects of problem-based learning on pre-service teachers’ achievement, approaches and attitudes towards learning physics, International Journal of the Physical Science 05: 711-723

Simangunsong, I. T., (2013), Analisis Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Dengan Model Problem Based ainstruction (PBI) dab Direct Instruction (DI), Tesis dipublikasikan, PPs UNIMED, Medan.

Siswoyo, H., dan Alfath, A., (2015),

http://nasional.news.viva.co.id/news/read/627168-indeks-integritas-ujian-nasionalmasih-di-bawah-70 (diakses pada Januari 2016)


(26)

91

Sudjana., (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Sujarwanto, E., Hidayat, A., dan wartino, (2014), Kemampuan Pemecahan masalah Fisika pada modeling Instruction pada siswa SMA kelas XI, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia 03 : 65-78

Sulaiman, F., (2013), The Effectiveness of PBL Online on Physics Students’ Creativity and Critical Thinking: A Case Study at Universiti Malaysia Sabah, International Journal of Education and Research 01

Suprijono, A., (2009), Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif:Konsep, Landasan dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Penerbit Kencana, Jakarta.

Wawan., (2015), http://www.jalaberita.com/1139-hasil-un-2015-sma-dan-smk-sederajat.html (diakses pada Januari 2015)


(1)

pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi dan memberi petunjuk kepada guru di kelas.

2. Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan seseorang untuk menemukan solusi melalui suatu proses yang melibatkan pemerolehan dan pengorganisasian informasi. Pemecahan masalah melibatkan pencarian cara yang layak untuk mencapai tujuan.

3. Model pembelajaran berdasarkan masalah adalah model pembelajaran yang dapat membangun di sekitar suatu masalah nyata dan kompleks yang secara alami memerlukan pemeriksaan, panduan informasi, dan refleksi, membuktikan hipotesis sementara, dan diformulasikan untuk dicarikan kebenarannya.

4. Peta pikiran (mind map) adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan mencatat dan menggambar kreatif, karena menggunakan gambar, simbol dan menggunakan warna-warni.


(2)

87

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan peta pikiran (mind map) pada materi pokok listrik dinamis di peroleh rata-rata nilai pretest sebesar 19 dan rata-rata nilai postes sebesar 51,16 dengan nilai gain sebesar 0,39 termasuk dalam kategori “sedang”.

2. Kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok listrik dinamis diperoleh rata-rata nilai pretes sebesar 20,31 dan rata-rata nilai postes sebesar 41,85 dengan nilai gain sebesar 0,27 termasuk dalam kategori “rendah”.

3. Hasil uji hipotesis uji t dengan thitung > ttabel (2,519 > 1,6687) menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah fisika siswa dengan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan peta pikiran (mind map) lebih baik daripada pembelajaran konvensional. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan peta pikiran (mind map) terhadap kemampuan pemecahan masalah.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan bagi peneliti selanjutnya beberapa hal sebagai berikut :

1. Peneliti selanjutnya hendaknya pandai mengatur posisi duduk siswa dengan tepat agar tidak terjadi kegaduhan saat proses pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan kondusif dan lancar.

2. Jika ingin meneliti dengan model pembelajaran yang sama dan juga menggunakan kemampuan pemecahan masalah, ada baiknya bagi peneliti


(3)

3. selanjutnya menginformasikan kepada siswa untuk mempelajari materi sebelum memulai pembelajaran dan bereksperimen.

4. Agar pembelajaran berjalan tepat waktu sebaiknya dalam menggunakan waktu yang ada seefisien mungkin agar tidak mengganggu ke mata pelajaran berikutnya dengan cara mempersingkat waktu saat praktikum

5. Peneliti selanjutnya hendaknya melakukan simulasi cara penggunaan alat laboratorium yang akan digunakan terlebih dahulu bersama siswa agar lebih menguasai semua dan mengatur waktu untuk melaksanakan sintaks tersebut dengan tepat waktu.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L., dan Krathwohl, D. R., (2015), Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Assesmen: Revisi Taksonomi Bloom, Pustaka, Yogyakarta.

Annovasho, J., dan Budiningarti, H., (2014), Pengaruh model pembelajaran Berdasarkan masalah terhadap hasil belajar siswa kelas X peminatan MIPA pada pelajaran Fisika Materi Fluida Statik di SMA Negeri 1 Baureno Bojonegoro, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika 03: 20-26

Arends, R. I., (2008), Belajar Untuk Mengajar (Learning To Teach) Buku 2 Edisi 9. Salemba Humanik

Arikunto, S., (2009), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Arikunto, S., (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta,

Jakarta.

Arsyad, A., (2011), Media Pembelajran, PT. Raja Grafindo, Jakarta

Buzan, T., (2009),Buku Pintar Mind Map. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Giancoli, C. D., (2001),FISIKA Edisi Kelima Jilid satu, Erlangga, Jakarta

Hamalik, O., (1994), Media pendidikan, PT.Citra aditya bakti, Bandung

Hamdani, D., Prasetya, D. A., dan Connie., (2015), Penerapan Model Problem Based Learning(PBL) dengan metode eksperimen untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA-Fisika siswa kelas VIII.A 12 Kota Bengkulu, Prosiding seminar Nasional Fisika(e-journal) 04

Harahap, R.F., (2013), http://news.okezone.com/read/2013/06/01/373/816065/astaga-ri-peringkat-ke-64-untuk-pendidikan (di akses pada januari 2016)

I. M, Dwi,. Arif, H., dan Sentot, k., (2013), Pengaruh Strategi Problem Based Learning Berbasis ICT terhadap pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan Masalah Fisika , Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 09: 8-17 Joyce, B Weil, M dan Calhoun,E., (2011).Models Of Teaching,Percetakan Pustaka

Belajar,Yogyakarta


(5)

Kusuma Nur E K, dkk., (2014), Pengaruh Model Problem Based Learning dengan Metode Eksperimen disertai Teknik Roundhouse Diagram Dan Mind Map terhadap

Hasil Belajar Biologi ditinjau dari Gaya Belajar dan Motivasi Belajar Siswa, Jurnal Inkuiri 03 : 75-85

Muslich,M., (2008), Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstektual,:Bumi Aksara, Jakarta.

Polya., (1985), How to Solve it, A new aspect of mathematical method (2nd ed), Princeton University Press Princeton, New Jersey .

Prawiradilaga, D. S.2007.Prinsip Disain Pembelajaran, Kencana, Jakarta. Purwanto., (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Belajar, Yogyakarta

Putro, W. E., (2013), Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Rusman., (2011), Model-Model Pembelajaran, Rajawali Press, Jakarta Sadiman, A. S., (2009), Media Pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta. Sagala, S., (2003), Konsep dan makna pembelajaran, Alfabeta, Bandung

Sambda, D., (20120, Peranan Kreativitas Siswa Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah Fisika Dalam Pembelajaran Konstektual, Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya 02 : 37-47

Sanjaya, W., (2013), Strategi Pembelajaran, Kencana, Bandung.

Selçuk, G. S., (2010), The effects of problem-based learning on pre-service teachers’ achievement, approaches and attitudes towards learning physics, International Journal of the Physical Science 05: 711-723

Simangunsong, I. T., (2013), Analisis Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Dengan Model Problem Based ainstruction (PBI) dab Direct Instruction (DI), Tesis dipublikasikan, PPs UNIMED, Medan.

Siswoyo, H., dan Alfath, A., (2015),

http://nasional.news.viva.co.id/news/read/627168-indeks-integritas-ujian-nasionalmasih-di-bawah-70 (diakses pada Januari 2016)


(6)

Sudjana., (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Sujarwanto, E., Hidayat, A., dan wartino, (2014), Kemampuan Pemecahan masalah Fisika pada modeling Instruction pada siswa SMA kelas XI, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia 03 : 65-78

Sulaiman, F., (2013), The Effectiveness of PBL Online on Physics Students’ Creativity and Critical Thinking: A Case Study at Universiti Malaysia Sabah, International Journal of Education and Research 01

Suprijono, A., (2009), Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif:Konsep, Landasan dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Penerbit Kencana, Jakarta.

Wawan., (2015), http://www.jalaberita.com/1139-hasil-un-2015-sma-dan-smk-sederajat.html (diakses pada Januari 2015)


Dokumen yang terkait

Pengaruh model pemecahan masalah polya terhadap kemampuan analisis siswa pada konsep listrik dinamis

1 21 141

Pengaruh Model Pemecahan Masalah Polya Terhadap Kemampuan Analisis Siswa Pada Konsep Listrik Dinamis

0 3 141

Pengaruh Teknik Mencatat Menggunakan Peta Pikiran (Mind Map) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa SD Pada Aspek Elaborasi

0 25 214

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENUGASAN BERBASIS PETA PIKIRAN (MIND MAP) UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

7 25 55

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN PETA PIKIRAN (MIND MAP) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK HUKUM NEWTON TENTANGGERAK DAN GRAVITASI DIKELAS XI SEMESTER I SMA NEGERI 3 BINJAI T.P. 2016/2017.

0 4 18

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MOTODE KNOW-WANT-LEARN (KWL) PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS.

0 4 13

EFEK MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA.

0 3 29

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA SMA.

0 2 24

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN ANIMASI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWAPADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS KELAS X SEMESTER II DI SMA NEGERI 1 SUMBUL T.P. 2015/2016.

0 2 24

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN LKPD TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DI SMA

0 6 9