PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA SMA.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING) DAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS TERHADAP KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH FISIKA
SISWA SMA

TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:
UNITA SUKMA ZULIANI NASUTION
NIM. 8146176022

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

ABSTRAK

Unita Sukma Zuliani Nasution Nim: 8146176022, Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Kemampuan
Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa
SMA. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Unimed, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kemampuan pemecahan
masalah fisika menggunakan model pembelajran problem based learning dan
pembelajaran dengan model pembelajaran direct instruction, perbedaan
kemampuan pemecahan masalah fisika antara siswa yang memiliki kemampuan
berpikir kritis di atas rata-rata dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir
kritis di bawah rata-rata, dan interaksi model pembelajaran problem based
learning dengan kemampuan berpikir kritis terhadap kemampuan pemecahan
masalah fisika siswa. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen.
Pemilihan sampel dilakukan dengan random sampling, dimana kelas eksperimen
menggunakan model problem based learning dan kelas kontrol menggunakan
model direct intruction. Instrumen yang digunakan terdiri dari tes kemampuan
pemecahan masalah dan tes kemampuan berpikir kritis. Data dalam penelitian ini
dianalisis dengan menggunakan anava dua jalur. Instrumen yang digunakan
adalah dengan memberikan tes kemampuan berpikir kritis dan kemampuan
pemecahan masalah pada seluruh sampel sebagai bahan masukan untuk
mengetahui situasi yang sebenarnya di SMA Gajah Mada Binjai, dengan jenis

penelitian kuantitatif dan analisis datanya menggunakan korelasi product moment.
Dari hasil hipotesis kemampuan pemecahan masalah yang besarnya 21,52 dan
23,42 untuk model pembelajaran berpikir kritis dan kelas maka koefisien korelasi
yang ditemukan adalah kuat. Uji hipotesis menggunakan spss 21 menunjukkan
bahwa kemampuan pemecahan masalah fisika siswa yang menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran
langsung, kemampuan pemecahan masalah fisika siswa dengan kemampuan
berpikir kritis di atas rata-rata menunjukkan perbedaan dan hasil yang lebih baik
dari pada siswa dengan kemampuan berpikir kritis di bawah rata-rata, serta
terdapat interaksi antara model pembelajaran berbasis masalah dan kemampuan
berpikir kritis dalam mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah fisika siswa.
Kata Kunci : Model Pembelajaran Berbasis Maslah, Kemampuan Berpikir Kritis
Kemampuan Pemecahan Masalah

ABSTRACT
Unita Sukma Zuliani Nasution Nim: 8146176022, Effect of Problem Based
Learning Model ( Problem Based Learning) And Critical Thinking Skills Problem
Solving Ability Of High School Students Physics . Thesis. Medan : Graduate
Unimed , 2016 .
This study aimed to analyze the differences in physics problem solving skills used

problem based learning model and teaching learning direct instruction model,
physics problem solving ability differences among students who had critical
thinking skills above average with students critical thinking skills below ability to
think critically about the physics student’s problem-solving abilities.This research
was a quasi experimental. Sample selection was done by random sampling, where
the experimental class used a problem based learning models and classroom
control used direct instruction models. The instrument used was made up and test
the problem solving and critical thinking skills test. Data was analyzed using
ANOVA two lanes. The instrument used was to provide a test of critical thinking
skills and problem solving skills in all sample as inputs to determine the actual
situation in SMA Gajah Mada Binjai, with quantitative research and data analysis
using product moment correlation and the results of the hypothesis that the
magnitude of the problem -solving ability 21.52 and 23.42 to think critical
thinking skill model and the class correlation coefficients found was strong. Test
the hypothesis indicated that the problem solving physics students using problem
based learning model was better than the direct learning , problem-solving
abilities of physics students with critical thinking skills above average shows
differences and better results and the path of students with the ability to critical
thinking skills below average , and there was interaction between the model of
problem-based learning and critical thinking skills in influenced the physics

students' problem-solving abilities .

Keywords : Problem Based Learning Model, Critical Thinking Skills, Problem
Solving Ability

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim, puji syukur kehadirat Allah SWT dengan izin
dan ridhonya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “Pengaruh
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Fisika Siswa SMA”

tepat pada waktunya. Tesis ini disusun dalam rangka

memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Fisika di Program Pascasarjana Universitas Negeri
Medan.
Alhamdulillah dalam penyusunan tesis ini, penulis mendapatkan banyak
bantuan dan dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung

maupun tidak langsung dalam menentukan judul, menyusun proposal, hingga
menjadi sebuah tesis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
tulus kepada pihak yang telah membantu penyusunan tesis ini, terutama kepada :
1.

Bapak Prof.Dr.Syawal Gultom, M.Si selaku Rektor Unimed.

2. Bapak Prof. Bornok Sinaga, M.Pd sebagai Direktur Pascasarjana
Unimed
3.

Bapak Dr. Rahmatsyah, M. Si, sebagai ketua Program studi
Pendidikan Fisika

4. Bapak Prof. Dr Sahyar, M.S, MM sebagai pembimbing I dan
Wakil Direktur Pascasarjana Unimed
5. Bapak Dr. Makmur Sirait, M, Si sebagai pembimbing II

6. Bapak Prof. Dr.


Nurdin Bukit, M.Si sebagai narasumber dan

penguji I
7. Bapak Prof. Motlan Sirait, M.Si sebagai narasumber dan penguji II
8. Ibu Dr. Eva Marlina Ginting, M.Si sebagai narasumber dan penguji
III
9. Bapak/ Ibu Dosen Pascasarjana Pendidikan Fisika Unimed yang
telah memberikan ilmunya kepada penulis
10. Bapak/Ibu Kepala Sekolah Yayasan Perguruan Gajah Mada Binjai,
Bapak Romylie Dian Prasetyo, S.E, M.Pd dan Ibu Ellyn, M.Pd
11. Terkhusus dan paling istimewa pada kedua orang tua, Ayahanda
Drs. Ahmad Zulian Nasution dan Ibunda Sofyani, S.Pd yang
senantiasa mendoakan, memberikan motivasi, kasih sayang, serta
dukungan moril dan materil hingga tesis ini selesai
12. Adinda Dwi Kartika Zuliani Nasution, S.Pd dan M. Anggi
Alfharabi Nasution yang selalu memberikan dukungan berupa
semangat dan doa
13. Anggota geng jajan Palma Juanta, S.Si, M.Pd, Sari Wahyuni Rozi
Nasution, S.Pd, M.Pd, dan Ibu Yanti, M.Pd
14. Teman seperjuangan Tetty Ompusunggu, M.Pd, Rizky Noveri

Pandiangan, M.Pd, Sartika Sari Rambe, M.Pd, Lylis Bahriani,
M.Pd, Yosua Nadeak, M.Pd
15. Teman-teman di Program Pasca Sarjana Prodi Pendidikan Fisika
Angkatan tahun 2014 Kelas B

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna.
Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
demi menyempurnakan Tesis ini. Semoga tesis ini bermanfaat bagi penelitian
selanjutnya serta bermanfaat dalam menambah pengetahuan dunia pendidikan.

DAFTAR LAMPIRAN

1. RPP Suhu dan Kalor 1.............................................................................. 96
2. Bahan Ajar 1........................................................................................... 106
3. Lembar Kerja Siswa 1..............................................................................112
4. RPP Suhu dan Kalor 2..............................................................................114
5. Bahan Ajar 2........................................................................................... 125
6. Lembar Kerja Siswa 2..............................................................................131
7. RPP Suhu dan Kalor 3............................................................................ 133
8. Bahan Ajar 3........................................................................................... 144

9. Lembar Kerja Siswa 3.............................................................................149
10. Pedoman Tes Pemecahan Masalah......................................................... 152
11. Pedoman Tes Berpikir kritis................................................................... 155
12. Lampiran Hasil SPSS 21......................................................................... 159
13. Foto Penelitian....................................................................................... 160
14. Lembar Validasi Kemampuan Pemecahan Masalah ............................ 162
15. Lembar Validasi Kemampuan Berpikir Kritis...................................... 164

vi

DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1

Sintaks Model Pembelajaran

16

Tabel 2.1.3


Sintaks Model Pembelajaran Direct Instruction

23

Tabel 2.1.4

Tahapan dan Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah

31

Tabel 3.4.2.1 Rancangan Penelitian

46

Tabel 3.4.2.2 Desain Penelitian ANAVA 2x2

47

Tabel 3.4.2.3 Analisis Varians Dua Jalur untuk Jumlah Sampel yang Sama 49
Tabel 3.5.1


Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Tabel 3.5.2

Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 51

Tabel 4.1

Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen

63

Tabel 4.2

Perhitungan Statistik Berpikir Kritis Kelas Ekspe

64

Tabel 4.3


Frekuensi Kemampuan Pemecahan Masalah Eksperimen

65

Tabel 4.4

Perhitungan Statistik Kelas Eksperimen

66

Tabel 4.5

Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Kontrol

67

Tabel 4.6

Perhitungan Statistik Berpikir Kritis Kelas Kontrol

68

Tabel 4.7

Frekuensi Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Kontrol

69

Tabel 4.8

Perhitungan Statistik Kemampuan Pemecahan Masalah

69

Tabel 4.9

Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kritis

71

Tabel 4.10

Uji Normalitas Kemampuan Pemecahan Masalah

72

Tabel 4.11

Rekapitulasi Uji Normalitas Kelas Eksperimen

73

Tabel 4.12

Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Kontrol

73

Tabel 4.13

Uji Normalitas Kemampuan Pemecahan Masalah

74

Tabel 4.14

Uji Homogenitas Kelas Eksperimen

75

Tabel 4.15

Uji Homogenitas Kelas Kontrol

76

Tabel 4.16

Perhitungan Pengaruh Variabel X Terhadap Variabel Y
Pada Kelas Eksperimen
Hasil Uji Determinasi Kelas Eksperimen
Perhitungan Pengaruh Variabel X Terhadap Variabel Y
Pada Kelas Kontrol

78

Hasil Uji Determinasi Kelas Kontrol
Hasil Uji F Kelas Eksperimen
Hasil Uji F Kelas Kontrol

79
79
80

Tabel 4.17
Tabel 4.18
Tabel 4.19
Tabel 4.20
Tabel 4.21

vii

51

77
78

DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 3.6

Skema Rancangan Penelitian

57

Gambar 4.1

Histogram Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen

64

Gambar 4.2

Histogram Kemampuan Pemecahan Masalah

66

Gambar 4.3

Histogram Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Kontrol

68

Gambar 4.4

Histogram Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Kontrol 70

Gambar 4.5

Plot Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen

71

Gambar 4.6

Plot Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen

72

Gambar 4.7

Plot Kemampuan Berpikir Kritis KelasKontrol

74

Gambar 4.8

Plot Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Kontrol

75

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah
Tuntutan era globalisasi saat ini adalah kebutuhan sumber daya manusia
yang berkualitas tinggi. Yang bertujuan untuk mewujudkan negara yang mampu
berkompetisi dan berkembang dari negara lainnya. Untuk meningkatkan kualitas
tersebut dibutuhkan sarana yang berkompeten, yaitu pendidikan. Melalui
pendidikan tentunya pengetahuan dan tekhnologi juga berkembang untuk
memenuhi kebutuhan manusia dan membekali generasi muda. Untuk itu
diperlukan perbaikan mutu pendidikan agar mencapai tujuan tersebut.
Dalam mencapai tujuan tersebut siswa diharapkan tidak hanya menguasai
pengetahuan semata tetapi menjadi individu yang mempunyai keterampilan serta
mampu mengatasi masalah-masalah yang ditemukan di dalam kehidupan seharihari. Pada hakikatnya pembelajaran fisika di SMA merupakan pembelajaran yang
berperan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di dunia pendidikan,
mengajak siswa berpikir aktif dan kreatif serta dalam pembentukan karakter
seseorang, yaitu berpikir kognitif, afektif, dan psikomotorik yang berasaskan
sikap pengetahuan yang tinggi dalam memecahkan suatu fenomena alam.
Pelajaran fisika di kalangan SMA masih berupa kumpulan konsep yang
dihapal sehingga berdampak pada rendahnya kemampuan peserta didik pada
aspek kognitif. Aspek kognitif terdiri dari enam aspek, yaitu : mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Namun,
pada kenyataannya aspek tingkat tinggi seperti analisis mengolah masalah,

1

2

mengevaluasi, dan menciptakan belum biasa dilatihkan kepada peserta didik.
Sehingga peserta didik masih kesulitan dalam menerapkan pengetahuan yang
dimiliki dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, peserta didik juga belum mampu
menyelesaikan suatu permasalahan yang didahului dengan penyelidikan. Apabila
prinsip penyelesaian masalah ini diterapkan dalam pembelajaran, maka peserta
didik dapat terlatih dan membiasakan diri berfikir kritis secara mandiri.
Kemampuan berpikir kritis adalah mode berpikir-mengenai hal, substansi
atau masalah apa saja- di mana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya
dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam
pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya (Alec Fisher ,
2002). Sementara itu, kemampuan berfikir kritis melatih peserta didik untuk
membuat keputusan dari berbagai sudut pandang secara cermat, teliti, dan logis.
Dengan kemampuan berfikir kritis peserta didik dapat mempertimbangkan
pendapat orang lain serta mampu mengungkapkan pendapatnya sendiri. Oleh
karena itu, diharapkan pendidikan di sekolah terutama dalam pembelajaran fisika
siswa dilatih untuk menggali kemampuan dan keterampilan dalam mencari,
mengolah, dan menilai berbagai informasi secara kritis. Dengan kemampuan
berpikir kritis siswa akan lebih mudah memecahkan permasalahan dalam fisika
secara cermat, sistematis, dan logis dengan berbagai sudut pandang. Kemampuan
berpikir kritis diperoleh melalui suatu latihan atau situasi yang sengaja diciptakan
untuk merangsang seseorang berpikir secara kritis, misalnya melalui kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran fisika yang dilaksanakan pada setiap jenjang
pendidikan, hendaknya menekankan pada pemberian pengalaman langsung.
Adanya pengalaman tersebut akan mengembangkan kemampuan berpikir siswa.

3

Siswa diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga membantu siswa untuk
memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang alam sekitar. Hal itu
dikarenakan pembelajaran fisika berkaitan dengan sikap pengetahuan yang tinggi
dalam memecahkan suatu fenomena alam. Oleh karena itu pendekatan yang
diterapkan dalam menyajikan pembelajaran fisika adalah memadukan antara
pengalaman proses dan pemahaman produk. Hal ini sesuai dengan tingkat
perkembangan mental siswa SMA yang berada dalam tahap transisi antara
berpikir konkret operasional ke berpikir formal.
Pembelajaran PBL merupakan suatu pendekatan pengajaran yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik
untuk belajar cara berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah,
serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi
pelajaran. Dalam PBL peserta didik diharapkan bisa mempunyai kemampuan
berpikir kritis dalam menerima pembelajaran di dalam kelas.
Model pembelajaran problem based learning adalah model pembelajaran
yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan
otentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari
permasalahan nyata (Arends, 2008). Lebih lanjut Arends (2008) menyatakan
bahwa ada tiga hasil belajar (outcomes) yang diperoleh pembelajar yang diajarkan
dengan PBL yaitu inkuiri dan keterampilan melakukan pemecahan masalah fisika,
belajar model peraturan dewasa (adult role behaviours) dan keterampilan belajar
mandiri (skills for independent learning). Keterampilan pemecahan masalah fisika
siswa (problem solving) adalah suatu proses mengaplikasikan pengetahuan yang
telah diperoleh sebelumnya ke dalam suatu situasi yang baru dan tidak dikenal

4

(Posamentier, 1999). Menurut Arends (2008) terdapat lima fase sintaks secara
umum dalam model pembelajaran berbasis masalah, yaitu orientasi permasalahan,
pengorganisasian untuk meneliti,investigasi, mengembangkan dan presentasi serta
menganalisis dan presentasi.
Melalui jurnal penelitian seperti yang dilakukan oleh Afandi S. dan
Widhia S (2012) mengatakan interaksi antara model pembelajaran dengan
kemampuan berpikir kritis secara signifikan mempengaruhi prestasi belajar
mahasiswa. Sedangkan Idayati,dkk (2013) mengatakan terdapat interaksi antara
model pembelajaran dan berpikir kritis ke IPA-Fisika terhadap hasil belajar IPAFisika siswa. Pada siswa dengan keterampilan berpikir kritis ke IPA-Fisika tinggi
hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran problem based
learning (PBL) sama dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw. Pada
siswa dengan keterampilan berpikir ke IPA-Fisika rendah hasil belajar siswa
dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL) lebih
rendah dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw.
Melalui pemaparan di atas dan didasari pada kenyataan bahwa model
pembelajaran problem based learning dan kemampuan berpikir kritis dapat
membawa siswa untuk memiliki keterampilan pemecahan masalah pembelajaran
fisika serta membentuk hubungan komunikasi dua arah secara interaktif antara
guru dan siswa, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah Fisika Siswa SMA”.

5

1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut :
1) Kemampuan fisika siswa masih rendah
2) Model pembelajaran masih kurang bervariasi
3) Proses pembelajaran kurang merangsang siswa dalam kemampuan berfikir
kritis dan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa
4) Proses belajar masih bersifat berpusat pada guru, sehingga proses belajar
mengajar kurang interaktif

1.3.Pembatasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1) Materi pelajaran fisika kelas X SMA Suhu dan Kalor tahun ajaran 2015/2016
2) Model pembelajaran yang digunakan adalah problem based learning yang
berlangsung pada materi suhu dan kalor
3) Kemampuan berpikir kritis siswa dilihat pada kemampuan berpikir kritis di
atas rata-rata dan di bawah rata-rata
4) Hasil yang akan diperoleh pada model pembelajaran ini adalah kemampuan
pemecahan masalah fisika siswa.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukan pada latar belakang masalah maka
permasalahan utama pada penelitian ini adalah :

6

1) Apakah ada perbedaan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa yang
dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran problem based
learning dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran direct
instruction?
2) Apakah ada perbedaan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa yang
memiliki kemampuan berpikir kritis di atas rata-rata dengan kemampuan
berpikir kritis di bawah rata-rata?
3) Apakah ada interaksi antara model pembelajaran problem based learning
dengan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap kemampuan pemecahan
masalah fisika siswa?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1) Untuk menganalisis perbedaan kemampuan pemecahan masalah fisika
menggunakan model pembelajaran problem based learning dengan
pembelajaran direct instruction
2) Untuk menganalisis perbedaan kemampuan pemecahan masalah fisika antara
siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis di atas rata-rata dengan siswa
yang memiliki kemampuan berpikir kritis di bawah rata-rata
3) Untuk menganalisis interaksi model pembelajaran problem based learning
dengan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap kemampuan pemecahan
masalah fisika siswa

1.6.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

7

1) Sebagai bahan masukan bagi guru fisika dalam memilih strategi pembelajaran
yang efektif yang dapat diterapkan di sekolah.
2) Sebagai bahan referensi penerapan model problem based learning dan
berpikir kritis terhadap kemampuan pemecahan masalah.
3) Sebagai bahan informasi alternatif hasil pemilihan strategi atau model
pembelajaran

problem

based

learning

dalam

mengetahui

pengaruh kemampuan berpikir kritis dalam meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah fisika siswa.

1.7. Defenisi Operasional
Untuk memberikan konsep yang sama dan menghindari kesalahan penafsiran
terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan
defenisi operasional sebagai berikut :
1)

Model pembelajaran problem based learning adalah model pembelajaran
yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan
penyelidikan otentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian
nyata dari permasalahan nyata (Arends, 2013).

2)

Kemampuan berpikir kritis adalah mode berpikir-mengenai hal, substansi
atau masalah apa saja- di mana si pemikir meningkatkan kualitas
pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang
melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual
padanya (Alec Fisher, 2002).

3)

Kemampuan pemecahan masalah fisika siswa (problem solving) adalah
suatu proses mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya

8

ke dalam suatu situasi yang baru dan tidak dikenal (Posamentier, 1999).
Pemecahan masalah melibatkan pencarian cara yang layak untuk mencapai
tujuan (Heller, 1991).
4)

Model Pembelajaran direct instruction adalah suatu pendekatan mengajar
yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang
berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang
terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang
bertahap, selangkah demi selangkah. Selain itu, pembelajaran ini ditujukan
untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh
informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah (Arends, 2013).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di sekolah SMA Gajahmada
Binjai dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning
diperoleh kesimpulan:
1. Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa melalui
model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dengan
model

pembelajaran

direct

instruction,

Dimana

nilai

rata-rata

pembelajaran berbasis masalah 97,09 yang berarti lebih baik jika
dibandingkan kelas direct intruction dengan nilai rata-rata 86,60.
2. Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa antara
kelompok siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis di atas rata -rata
dengan kelompok siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis di
bawah rata - rata, dan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa yang
memiliki kemampuan berpikir kritis di atas rata - rata 98,36 lebih baik jika
dibandingkan kelas direct intructional 92,87.
3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran berbasis masalah (problem
based learning) dan kenampuan berpikir kritis dalam meningkatkan
keterampilan pemecahan masalah fisika siswa dengan hasil interaksi pada
kelas problem based learning sebesar 10,49 lebih baik dibanding direct
intruction. Namun perbedaan kemampuan pemecahan masalah dengan
kemampuan berpikir kritis tinggi kelas eksperimen tidak terdapat
perbedaan yang signifikan. Hal tersebut dikarenakan kelas direct

91

92

instruction yang berperan dominan dalam proses pembelajaran adalah
tingkat kemampuan berpikir kritis sedangkan di kelas problem based
learning yang berperan dominan dalam pembelajaran adalah model
pembelajaran PBL.

5.2 Saran
1. Pendidik hendaknya memilah materi pembelajaran yang sesuai dengan
model pembelajaran berbasis masalah serta memperhatikan kelengkapan
sumber belajar dalam mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran.
2. Dilihat dan karakter siswa siswa yang belum terbiasa dengan menggunakan
model penibelajaran berbasis masalah, sebaiknya dilatih terlebih dahulu
melakukan penalaran penyelesaian masalah sederhana ketika pembelajaran
dilakukan agar siswa dengan menggunakan model mi siswa memiliki
respon yang cepat dalam melakukan model pembelajaran.
3. Melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah, sebaiknya
diperhitungkan dengan baik pembagian jumlah kelompok, jangan sampai
terlalu banyak siswa dalam satu kelompok, karena akan mengakibatkan
siswa dalam kelompok tidak bekerja secara efektif.
4. Peneliti lain yang ingin menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
diharapkan dapat menggunakan variabel moderator lain selain kemampuan
berpikir kritis dalam penelitian, karena selain model pembelajaran yang
dapat mempengaruhi terhadap hasil pemecahan rnasalah, tetapi terdapat
faktor lain yang bisa diklasifikasikan mempengaruhi pengetahuan siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Arends, R. I. 2001. Learning to Teach (Fifth ed.). Boston: McGraw-Hill.
Adrends, R.I.1997. Classroom Instruction and Management. New York: The
McGraw-Hill Companies, Inc.
.....................1997. Classroom Instruction and Management. New York: The
McGraw-Hill Companies, Inc.
…………….2004. Guide to Field Experiences and Portfolio Development to
Accompany Learning to Teach, Sixth Edition. Boston: McGraw-Hill
Higher Education.
……………2008. Guide to Field Experiences and Portfolio Development to
Accompany Learning to Teach, Sixth Edition. Boston: McGraw-Hill
Higher Education.
Arikunto, S., 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bandung : PT. Remaja
Rosda Karya.
Dahar, R, W. 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga.
……………2011. Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga
Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Dwi, I, M., Arif, H., dan Sentot, K. 2013. Pengaruh Strategi Problem Based
Learning Berbasis ICT Terhadap Pemahaman Konsep dan Kemampuan
Pemecahan Masalah Fisika. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 9 : 8-17
Fisher, Alec. 2009. Berpikir Kritis:Sebuah Pengantar. Terjemahan oleh
Benyamin Hadinata. Jakarta: Erlangga.
Harahap, M.B. 2013. Strategi Pembelajaran Fisika. Medan: Unimed
Heller,P. 1991. Teaching Problem Solving Through Cooperative Grouping Part I:
Group Versus Individuals Problem Solving. Am.J.Phys.60,627-636.
Indrawati. 2000. Keterampilan Proses Sains: Tinjauan Kritis dari Teori ke
Praktis. Depdikbud: Bandung.
Jonassen. 2004. Learning to Solve Problems, An Instructional Desaign Guide. San
Fransisco : John Wiley & Sons, Inc
Joyce, B. 1992. Models of Teaching (fourth ed.). Massachusetts: Allyn and Bacon.
...............2000. Models of Teaching (Sixth ed.). Boston: Allyn and Bacon.
…..…… 2011. Models of Teaching (Sixth ed.). Boston: Allyn and Bacon

93

94

Joko,Tri, Wakhid Ahdinirwanto, Arif Maftukhin. 2013. Peningkatan Kemampuan
Berpikir Kritis Melalui Model Pembelajaran Children Learning In Science
(CLIS) pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Mirit Tahun Pelajaran
2012/2013.
Liliasari.2005. Membangun Keterampilan Berfikir Manusia Indonesia Melalui
Pendidikan Sains. Naskah Pidato Pengukuhan jabatan Guru Besar Tetap
Dalam Ilmu Pendidikan IPA pada Fakultas FMIPA UPI : Bandung.
Ormrod, Jeanne Ellis.2008. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan
Berkembang Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Permendiknas No 22 Thn 2006. Standar isi SMP
Polya, G. (1985). How To Solve It. 2nd ed., Princeton University Press, ISBN 0691-08097-6. (online). Tersedia : http://www.math.utah.edu/~pa
/math/polya..html [20 Nopember 2013]
Posamentier, Alfred S. and Jay Steppelman.1999. Teaching Secondary
Mathematics : technique and Enrichment Units. New Jersey : Prenticehall,
Inc.
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta :PT Gelora Aksara
Pratama Erlangga
Selcuk, S, G., Caliskan, S., Erol, M. 2008. The Effects of Problem Solving
Instruction on Physics Achievement, Problem Solving Performance and
Strategy Use. Lat. Am. J. Phys. Educ, 2 (3) : 151-166. Tersedia :
http://www.journal.lapen.org.mx [29 Nopember 2013]
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.
Sudijono, Anas.2012. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Sugiyono.2012. Pengembangan Sistem Evaluasi. Yogyakarta : Insan Madani.
Sugiyarto, Teguh. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan
Suryabrata, Sumadi.2008. Metode Penelitian. Jakarta :PT Raja Grafindo Persada
Trianto. 2009. Mendesain
Jakarta:Kencana.

Model

Pembelajaran

Inovatif

UU No 20 Thn 2003 Sistem Pendidikan Nasional
Uno, Hamzah B. 2009. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Progresif.