IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DENGAN PENDEKATAN TIDAK LANGSUNG DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SMP NEGERI DI KABUPATEN LANGKAT PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH DI SMP KABUPATEN LANGKAT.

(1)

IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DENGAN PENDEKATAN TIDAK LANGSUNG DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIAPADA SMP NEGERI DI KABUPATEN LANGKAT

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Administrasi Pendidikan OLEH :

HARTONO NIM. 8126132010

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2015


(2)

(3)

(4)

ii

ABSTRAK

HARTONO. Implementasi Supervisi Klinis dengan Pendekatan Tidak Langsung dalam Meningkatkan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada SMP Negeri di Kabupaten Langkat. Penelitian Tindakan Sekolah di SMP Kabupaten Langkat. Tesis. Medan: Program Pendidikan Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana. Universitas Negeri Medan. 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah implementasi supervisi kinis dengan pendekatan tidak langsung dapat meningkatkan kinerja guru bidang studi bahasa Indonesia pada SMP di Kabupaten Langkat. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan sekolah. Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru. Penelitian tindakan ini terdiri dari empat rangkaian kegiatan yaitu: (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, (d) refleksi.

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 15 orang guru yang ditentukan dengan cara random sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan lembar IPKG, dan Lembar Observasi Supervisi Klinis dengan Pendekatan Tidak Langsung. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Pada pra siklus, tidak ada guru yang memiliki skor kinerja dalam kategori baik, 26,67% guru memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik, dan 73,33% guru memiliki skor kinerja dalam kategori kurang baik. (2) Pada siklus pertama tidak ada guru yang memiliki skor kinerja dalam kategori baik. 100% guru memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik. (3) Pada siklus kedua 80,00% guru sudah memiliki skor kinerja dalam kategori baik. 20,00% guru memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik.

Hasil temuan penelitian ini menemukan bahwa implementasi supervisi kinis dengan pendekatan tidak langsung dapat meningkatkan kinerja guru. Saran kepada kepala sekolah sebagai supervisor dalam pelaksanaan tugasnya sebaiknya menerapkan supervisi kinis dengan pendekatan tidak langsung. Kepada pengawas sekolah bidang studi bahasa Indonesia sebaiknya menerapkan supervisi kinis dengan pendekatan tidak langsung. Kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat sebaiknya memberikan pendidikan dan pelatihan kepada pengawas dan kepala sekolah untuk memperluas wawasan tentang penerapan supervisi kinis dengan pendekatan tidak langsung. Kepada Guru bidang studi bahasa Indonesia agar selalu meningkatkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan sastra melalui pendidikan dan pelatihan.


(5)

ii

ABSTRACT

HARTONO. The purposes of this research are to know Implementation of Clinical Supervision with independent non directif performance of teachers. Action research in junior high school in Langkat regency. Thesis. Medan: Educational Administration post graduate courses. State University of Medan. 2014.

The research objective of this study was to determine whether the implementation of Clinical supervision with independent non directif can improve the performance of teachers of Indonesian in Junior High School in Langkat regency. This study uses action research school. Actions taken to improve teacher performance. This action research consists of four series of activities, namely: (a) planning, (b) action, (c) observations, (d) reflection.

The samples in this study were 15 teachers determined by purposive sampling. Data collection techniques using IPKG and observation sheet with the clical supervision approach.

Based on the results of the action research data showed that: (1) In pre-cycle, there is no teacher who has a performance score in either category, 26,67% of teachers have enough performance scores in both categories, and 73.33% of teachers have less performance scores in both categories. (2) in cycle 1 there is no teacher who has a performance score in the unfavorable category. 100% teachers have performance score in the category quite well. ( 3) 80,00% in cycle II teachers already have performance score in both categories. 20,00% of teachers have scores good enough performance in the category.

The findings of this study found that the implementationof Clinical Supervision with independent Non Directif can improve the performance of teachers.Advice to the principal as a supervisor in the execution of his duty shouldapply Clinical Supervision with independent Non Directif. The school superintendent Indonesian field of study should apply Clinical Supervision with independent Non Directif. To the Chief Education Office Langkat district should provide education and training to supervisors and principals to broaden the application of Clinical Supervision with independent Non Directif. To the field of study of Indonesian teachers to always equip themselves with knowledge, especiallyin improving the teaching skills of teachers in the use of sources and media aspects of learning and relationships with student.


(6)

(7)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Master Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Adapun tesis ini berjudul “Implementasi Supervisi Klinis dengan Pendekatan Tidak Langsung dalam Meningkatkan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada SMP Negeri di Kabupaten Langkat”.

Dalam proses penulisan tesis ini, Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini mempunyai banyak kekurangan dan kelemahan yang disebabkan karena keterbatasan dan kemampuan dari penulis , tetapi berkat semangat, doa, dorongan, dan bantuan dari banyak pihak, penulis akhirnya dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Rektor dan Pembantu Rektor yang telah membimbing dan memberi pelayanan kepada mahasiswa.

2. Direktur, Asisten Direktur, Bapak/Ibu dosen, serta segenap pegawai Prodi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan memberi pelayanan kepada mahasiswa.

3. Dr. Arif Rahman, M.Pd selaku pembimbing I dan Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd selaku pembimbing II yang dengan tulus telah meluangkan waktu membimbing dan motivasi dalam proses penulisan tesis ini.

4. Prof. Dr. Sumarno, M.Pd, Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd , Dr. Irsan Rangkuti, M.Si, M.Pd. selaku narasumber yang selalu memberikan masukan dan perbaikan terhadap tesis ini.

5. Dr. Ir. Darwin, M.Pd selaku Ketua Prodi Administrasi Pendidikan dan Dr. Paningkat Siburian, M.Pd sebagai sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan.

6. Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Langkat yang telah memberikan izin melaksanakan penelitian.

7. Pengawas sekolah tingkat SMP yang bertugas di Kabupaten Langkat yang bertugas di SMP Negeri 1 Stabat, SMP Negeri 5 Stabat, SMP Negeri 3 Hinai, SMP Negeri 4 Wampu dan SMP Negeri 1 Tanjung Pura yang telah banyak membantu penulis untuk melakukan supervisi ini.


(8)

iv

8. Kepala sekolah SMPN 1 Stabat, Bapak Gito, S.Pd, M.Pd; Kepala sekolah SMPN 5 Stabat, Bapak H. Hasanuddin, S.Pd; Kepala Sekolah SMPN 3 Hinai, Ibu Sulastria, S.Pd, M.Pd; Kepala sekolah SMPN 4 Wampu, Bapak Drs. Rehmalem Tarigan, M.Pd; Kepala sekolah SMPN 1 Tanjung Pura, Bapak M. Isnaini, S.Pd, M.Pd; para pegawai dan Tata Usaha, dan secara khusus kepada seluruh guru yang telah bersedia membantu penulis dari pelaksanaan uji coba instrumen sampai pada pengumpulan data penelitian.

9. Orang tua tercinta, ayahanda Ratno dan Ibunda Ngatini, terima kasih untuk doa, kasih sayang yang luar biasa, pengorbanan, dan motivasi yang tak terhingga yang diberikan selama ini.

10. Istri tercinta, Suprihatini, S.Pd yang senantiasa menjadi penyemangat, memberi doa dan motivasi kepada penulis.

11. Terima kasih untuk anak-anaku tercinta Tifani Fadillah dan Muhammad Daffa Rizki yang selalu menjadi penyemangat dan pelipur lara bagi penulis.

12. Terimah kasih untuk temanku Shafridla, S.Pd, M.Pd. yang telah membantu dan memberi semangat untuk penulis.

13. Mahasiswa angkatan XXI Prodi Administrasi Pendidikan yang menjadi keluarga, sahabat, dan selalu memberi motivasi kepada penulis dari awal hingga akhir perkuliahan, khususnya kepada Abangda H. Bahrin Nasution, Mulia Syahril, Farhan Azima, Dinarzad, Haliza Irfani, M. Munawir Pohan, M. Komarul Huda, Novita Sri Dewi Siringoringo dan seluruh teman-teman dikelas B1, B2 yang senantiasa membantu Penulis dalam setiap kesulitan.

Semoga semua pihak yang telah membantu penulis dan belum dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberi kontribusi dalam penyelesaian pendidikan dan penulisan tesis ini semoga senantiasa diberikan rahmat dan karunia oleh Allah SWT. Akhirnya semoga tesis ini memberi kontribusi yang bermanfaat bagi penulis khususnya dan pendidikan sekarang dan yang akan datang. Amiin.

Medan, Januari 2015 Penulis

H a r t o n o NIM. 8126132010


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 10

1.3 Pembatasan Masalah ... 10

1.4 Perumusan Masalah ... 11

1.5 Tujuan Penelitian ... 11

1.6 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 13

2.1 Kerangka Teoritis ... 13

2.1.1 Kinerja Guru ... 13

2.1.2 Supervisi Klinis dengan Pendekatan Langsung ... 26

2.2 Penelitian Yang Relevan ... 43

2.3 Kerangka Berpikir ... 44

2.4 Hipotesis Tindakan ... 48

BAB III. Metode Penelitian ... 50

3.1 Jenis Penelitian ... 50


(10)

3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 51

3.4 Desain Penelitian Tindakan ... 51

3.5 Prosedur Penelitian ... 53

3.6 Variabel dan Definisi Operasional Variabel ... 57

3.7 Indikator Keberhasilan ... 60

3.8 Evaluasi Tindakan ... 61

3.9 Instrumen Penelitian/Alat Pengumpul Data ... 62

3.10 Teknik Analisis Data ... 62

BAB IV. Hasil Penelitian Dan Pembahasan... 65

4.1 Hasil Penelitian ... 65

4.2 Pembahasan ... 86

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ... 89

5.1 Simpulan ... 89

5.2 Implikasi... 90

5.3 Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93 LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.2 Kegiatan Pada Siklus I ... ...38

Tabel 2.1 Perbedaan Karakteristik Pendekatan Langsung (Direktif) dengan Tidak Langsung (Non Direktif) ... 39

Tabel 2.2 Tahapan-Tahapan Pelaksanaan Supervisi ... 52

Tabel 3.1 Subyek Penelitian ... 52

Tabel 3.2 Penilaian Perencanaan Pembelajaran... 59

Tabel 3.3 Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ... 59

Tabel 3.4 Penilaian Evaluasi Hasil Belajar ... 59

Tabel 3.5 Penilaian Supervisi Klinis dengan Pendekatan Tidak Langsung 61 Tabel 3.6 Tingkat Kecendrungan Skor Kinerja Guru ... 64

Tabel 4.1 Presentase Nilai Kinerja Guru Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus... 67

Tabel 4.2 Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus ... 51

Tabel 4.3 Tingkat Kecenderungan Skor Kuantitatif Kriteria Kualitatif Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus ... 69

Tabel 4.4 Tingkat Ketercapaian Setiap Aspek pada Indikator Instrumen Penilaian Kinerja Guru pada Prasiklus ... 71

Tabel 4.5 Skor Kinerja Guru pada Siklus I ... 76

Tabel 4.6 Tingkat Kecenderungan Skor Kuantitatif Kriteria Kualitatif Skor Kinerja Guru pada Siklus I ... 76

Tabel 4.7 Tingkat Ketercapaian Setiap Aspek pada Indikator Instrumen Penilaian Kinerja Guru pada Siklus I ... 78

Tabel 4.8 Skor Kinerja Guru pada Siklus II ... 82

Tabel 4.9 Tingkat Kecenderungan Skor Kuantitatif Kriteria Kualitatif Skor Kinerja Guru pada Siklus II ... 82

Tabel 4.10 Tingkat Ketercapaian Setiap Aspek pada Indikator Instrument Penilaian Kinerja Guru pada Siklus II... 84

Tabel 4.11 Presentase Penilaian Supervisi Klinis dengan Pendekatan Tidak langsung Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ... 85


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi ... 16

Gambar 2.2 Diagram skematis teori perilaku dan kinerja dari Gibson ... 17

Gambar 3.1. Model Penelitian Tindakan Sekolah ... 53

Gambar 4.1 Histogram Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus ... 70

Gambar 4.2 Histogram Skor Kinerja Guru pada Siklus I ... 77

Gambar 4.3 Histogram Skor Kinerja Guru pada Siklus II ... 83

Gambar 4.4 Histogram Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II (Reponden 1-15) ... 85


(13)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Lembar Penilaian Kinerja Guru ... ...96

Lampiran 2 Lembar Observasi Penilaian Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Tidak Langsung ... 108

Lampiran 3 Skor Kinerja Guru Oleh Peneliti Pada Pra Siklus ... 110

Lampiran 4 Skor Kinerja Guru Oleh Pengawas Pada Pra Siklus ... 111

Lampiran 5 Skor Kinerja Guru Oleh Kepala Sekolah Pada Pra Siklus ... 112

Lampiran 6 Skor Kinerja Guru Oleh Peneliti Pada Siklus I ... 113

Lampiran 7 Skor Kinerja Guru Oleh Pengawas Pada Siklus I... 114

Lampiran 8 Skor Kinerja Guru Oleh Kepala Sekolah Pada Siklus I ... 115

Lampiran 9 Skor Kinerja Guru Oleh Peneliti Pada Siklus II ... 116

Lampiran 10 Skor Kinerja Guru Oleh Pengawas Pada Siklus II ... 117

Lampiran 11 Skor Kinerja Guru Oleh Kepala Sekolah Pada Siklus II ... 118

Lampiran 12 Skor Kinerja Guru Pada Pra Siklus... 119

Lampiran 13 Skor Kinerja Guru Pada Siklus I ... 120

Lampiran 14 Skor Kinerja Guru Pada Siklus II ... 121

Lampiran 15 Skor Penilaian Kemampuan Guru Dalam Perencanaan, Pelaksanaan Dan Evaluasi Pembelajaran Pra Siklus ... 122

Lampiran 16 Skor Penilaian Kemampuan Guru Dalam Perencanaan, Pelaksanaan Dan Evaluasi Pembelajaran Siklus I ... 130

Lampiran 17 Skor Penilaian Kemampuan Guru Dalam Perencanaan, Pelaksanaan Dan Evaluasi Pembelajaran Siklus II ... 138

Lampiran 18 Jadwal Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Tidak Langsung Yang Dilakukan Di SMP Negeri 1 Stabat... 146

Lampiran 19a Daftar Hadir Guru Dalam Pelaksanaan Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Tidak Langsung Yang Dilakukan Di SMP Negeri 1 Stabat ... 147

Lampiran 19b Daftar Hadir Guru Dalam Pelaksanaan Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Tidak Langsung Yang Dilakukan Di SMP Negeri 1 Stabat ... 148


(14)

vii

Lampiran 20 Jadwal Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Tidak

Langsung Yang Dilakukan Di SMP Negeri 5 Stabat ... 149 Lampiran 21a Daftar Hadir Guru Dalam Pelaksanaan Supervisi Klinis

Dengan Pendekatan Tidak Langsung Yang Dilakukan Di

SMP Negeri 5 Stabat ... 150 Lampiran 21b Daftar Hadir Guru Dalam Pelaksanaan Supervisi Klinis

Dengan Pendekatan Tidak Langsung Yang Dilakukan Di

SMP Negeri 5 Stabat ... 151 Lampiran 22 Jadwal Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Tidak Langsung

Yang Dilakukan Di SMP Negeri 4 Wampu ... 152 Lampiran 23a Daftar Hadir Guru Dalam Pelaksanaan Supervisi Klinis

Dengan Pendekatan Tidak Langsung Yang Dilakukan Di

SMP Negeri 4 Kecamatan Wampu ... 153 Lampiran 23b Daftar Hadir Guru Dalam Pelaksanaan Supervisi Klinis

Dengan Pendekatan Tidak Langsung Yang Dilakukan Di

SMP Negeri 4 Kecamatan Wampu ... 154 Lampiran 24 Jadwal Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Tidak

Langsung Yang Dilakukan Di SMP Negeri 3 Hinai... 155 Lampiran 25a Daftar Hadir Guru Dalam Pelaksanaan Supervisi Klinis

Dengan Pendekatan Tidak Langsung Yang Dilakukan Di

SMP Negeri 3 Kecamatan Hinai ... 156 Lampiran 25b Daftar Hadir Guru Dalam Pelaksanaan Supervisi Klinis

Dengan Pendekatan Tidak Langsung Yang Dilakukan Di

SMP Negeri 3 Kecamatan Hinai ... 157 Lampiran 26 Jadwal Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Tidak

Langsung Yang Dilakukan Di SMP Negeri 1 Tanjung Pura .. 158 Lampiran 27a Daftar Hadir Guru Dalam Pelaksanaan Supervisi Klinis

Dengan Pendekatan Tidak Langsung Yang Dilakukan Di

SMP Negeri 1 Tanjung Pura ... 159 Lampiran 27b Daftar Hadir Guru Dalam Pelaksanaan Supervisi Klinis

Dengan Pendekatan Tidak Langsung Yang Dilakukan Di


(15)

viii

Lampiran 28 Dokumentasi Foto-Foto Penelitian Di SMP Negeri 1 Stabat...161

Lampiran 29 Dokumentasi Foto-Foto Penelitian Di SMP Negeri 5 Stabat...164

Lampiran 30 Dokumentasi Foto-Foto Penelitian Di SMP Negeri 3 Hinai...168

Lampiran 31 Dokumentasi Foto-Foto Penelitian Di SMP Negeri 4 Wampu..171

Lampiran 32 Dokumentasi Foto-Foto Penelitian Di SMP Negeri 1 Tanjung Pura...173

Lampiran 33 Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Langkat...174

Lampiran 34 Surat Ijin dari SMPN 1 Stabat...175

Lampiran 35 Surat Ijin dari SMPN 5 Stabat...176

Lampiran 36 Surat Ijin dari SMPN 3 Hinai...177

Lampiran 37 Surat Ijin dari SMPN 4 Wampu...178

Lampiran 38 Surat Ijin dari SMPN 1 Tanjung Pura...179

Lampiran 39 Surat Pengangkatan Komisi Pembimbing Program Pascasarjana S2 UNIMED...180

Lampiran 40 Surat Pernyataan Tidak Melakukan Plagiat dan Memalsukan Data...181

Lampiran 41 Surat Keterangan Lulus TOEFL...182

Lampiran 42 Surat Undangan Seminar...183

Lampiran 43 Surat Izin Melakukan Penelitian...184

Lampiran 44 Surat Undangan Sidang...185

Lampiran 45 Lampiran Contoh RPP...186


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Guru merupakan komponen yang palingmenentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan yang harus mendapat perhatian yang sentral, pertama dan utama. Figur yang satu inisenantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah. Guru sangat menentukan keberhasilan peserta didik , terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas.

Di dalam perubahan arus globalisasi, guru dituntut profesionalisme yang memiliki berbagai kompetensi meliputi kemampuan mengembangkan pribadi peserta didik, khususnya kemampuan intelektual. Guru yang profesional bukan hanya sekedar alat untuk transmisi kebudayaan tetapi mentransformasikan kebudayaan itu ke arah budaya dinamis yang menuntut penguasaan ilmu pengetahuan, produktivitas yang tinggi, dan kualitas karya yang dapat bersaing sehingga dapat menghantar potensi-potensi peserta didik ke arah kreativitas (H.A.R Tilaar, 2009:87).

Tilaar yang dikutip oleh Ambarita (2013: 21) mengatakan bahwa guru merupakan faktor dominan dalam upaya pembenahan kualitas pendidikan melalui proses pembelajaran yang bermutu. Pembelajaran bermutu menuntut proses


(17)

pendidikan yang harus berjalan dengan baik. Hal ini dapat tercapai apabila ditangani secara profesional. Pernyataan ini menjelaskan bahwa pencapaian tujuan pendidikan akan sangat dipengaruhi oleh profesionalisme guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pembimbing dan fasilitator dalam menciptakan iklim kelas yang mampu meningkatkan motivasi dan guru prestasi peserta didik. Kreteria yang diharapkan melekat pada sosok guru profesional adalah: (1) kesalehan pribadi; (2) kepekaan sosial; (3) integritas keilmuan; (4) keahlian pedagogis; (5) kepemimpinan.

Peran guru dalam penyelenggaraan pendidikan sangat dominan terhadap pencapaian kualitas pendidikan, oleh karenanya upaya untuk mempersiapkan sumber daya manusia dalam hal ini seorang guru yang profesional perlu penegasan yang konkrit seperti tercantum dalam UU No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sebagaimana yang diketahui, sudah banyak perubahan kurikulum mulai dari awal kemerdekaan sampai era reformasi ini, tetapi hal tersebut tidak membawa perubahan bagi pendidikan itu sendiri. Apa yang mesti yang dilakukan supaya menjadi pendidikan yang bermutu, yang salah satunya menuntut adanya peningkatan kinerja guru. Sedangkan kinerja guru pada dasarnya merupakan kegiatan guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pengajar dan pendidik di sekolah yang dapat menggambarkan mengenai prestasi kerjanya dalam melaksanakan semua itu, dan hal ini jelas bahwa pekerjaan sebagai guru tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, tanpa memiliki keahlian dan kualifikasi tertentu sebagai guru. Kinerja guru dalam melaksanakan peran dan


(18)

tugasnya di sekolah khususnya dalam proses pembelajaran dalam konteks sekarang ini memerlukan pengembangan dan perubahan kearah yang lebih inovatif. Kinerja inovatif guru menjadi hal yang penting bagi berhasilnya implementasi inovasi pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan/pembelajaran.

Guna melaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas sehingga dapat menghasilkan output yang berkualitas pula, guru dituntut untuk melaksanakan unjuk kerja sesuai dengan standar yang ditetapkan. Standar kerja guru menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen terdiri dari 5 aspek. Hal ini tertuang dalam Pasal 35 ayat (1) UU No. 14/ 2005 yang menyebutkan bahwa beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan. Tugas dan tanggung jawab guru sesuai pasal 35 ayat 1 yang terdiri dari lima kegiatan pokok sangat komprehensif karena mencakup keseluruhan proses pembelajaran yang diberikan kepada siswa. Pengertian tersebut mengandung implikasi bahwa penekanan pada aspek tatap muka dijadikan sebagai ukuran rasio waktu.

Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di kelas adalah tanggung jawab guru. Berhasil atau tidaknya kegiatan pembelajaran ditentukan oleh kemampuan guru dalam menyampaikan materi, menggunakan media pembelajaran dan keterampilan mengajar yang bervariasi.

Guru dalam tugasnya dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas kerjanya agar tujuan pembelajaran semakin baik. Hal ini berdampak pada sering terabaikannya tugas-tugas lain yang sangat penting bagi pengembangan karir dan penilaian kinerja guru sebagai dasar penilaian yang dilakukan kepala sekolah


(19)

maupun pengawas. Tugas-tugas yang sering terabaikan karena tidak termasuk dalam kegiatan tatap muka tersebut di antaranya adalah penyusunan silabus, rencana pembelajaran, strategi pembelajaran, satuan acara pembelajaran, dan tugas-tugas administrasi lainnya.

Upaya yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja guru antara lain antara lain: 1) menerima kehadiran baru dengan baik; 2) memberi tugas mengajar baru sesuai dengan bidang dan kompetensi yang dikuasi oleh guru baru; 3) membentuk dan melaksanakan kelompok kerja guru bidang studi dan musyawarah guru bidang studi sejenis (MGMP) sebagai wadah bagi guru untuk berdiskusi merencanakan masalah dan memecahkan masalah yang terjadi di kelas; 4) melakukan supervisi terhadap guru baru sebagai bahan perbaikan dan menentukan kebijakan; 5) melukukan pembinaan baik bersifat administratif, akademik, maupun karier guru baru; 6) memberi kesempatan pada guru baru untuk mengikuti pelatihan baik yang dilaksanakan di sekolah, kabupaten, propinsi maupun pada tingkat nasional; 7) memberi reward (penghargaan) pada guru yang berprestasidan memberikan hukuman pada guru yang malas dan bermasalah; 8) memberi tugas tambahan pada guru baru; 9) membentuk ikatan keluarga di sekolah masing-masing dengan pertemuan dilaksanakan di rumah anggota ikatan keluarga. Menilai kinerja guru di sekolah bukan sebuah hal yang sederhana. Perlu sebuah komunikasi yang baik di dalam sekolah sendiri untuk membuat sebuah standar penilaian yang baik. Standar penilaian kinerja guru yang baik tidak muncul begitu saja. Perlu diupayakan kesepakatan dari pihak yang akan menilai (kepala sekolah) dan guru yang akan dinilai. Dengan demikian tercapai saling pengertian bahwa proses penilaian kinerja guru, sama sekali bukan untuk mencari-cari


(20)

kesalahan tetapi semata-mata untuk peningkatan kinerja agar sekolah dapat berjalan lebih baik lagi dalam prakteknya. Serta bagaimana agar sekolah dapat membantu guru agar lebih baik dan berkualitas lagi dalam melakukan pembelajaran dikelas.

Kualitas guru khususnya yang berstatus pegawai negeri sipil dan guru swasta menurut Ari Kristianawati yang dikutif oleh Sagala (2012) berada dalam titik rendah. Guru masih belum menguasai kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta kemasyarakatan. Guru juga terjebak dalam kebiasaan menjadi “robot” kurikulum pendidikan. Inisiatif untuk belajar dan menggali metode dan strategi pembelajaran, bahan ajar dan pola relasi belajar yang baru masih sangat kurang.

Data yang diperoleh dari Harian Seputar Indonesia tanggal 21 maret 2012, Manullang mengemukakan bahwa kualitas guru di Sumatera Utara masih rendah. Hal ini terlihat dari hasil Uji Kompetensi Awal (UKA) tahun 2012. Sumatera Utara berada di peringkat 25 dari 34 provinsi dengan nilai rata 37,4 jauh dari rata-rata nasional sebesar 42,25. Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas guru dan kinerjanya masih rendah di Sumatera Utara termasuk di Kabupaten Langkat.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pengawas bidang studi bahasa Indonesia di Kabupaten Langkat, terdapat guru yang hanya menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran, sehingga waktu jam pembelajara habis oleh guru tersebut sementara siswa pasif dan hanya mendengarkan saja penjelasan dari guru. Ada juga guru yang menyuruh siswanya membaca satu persatu buku pelajaran sampai selesai jam pelajaran. Teknik pembelajaran seperti ini jelas tidak efektif dan menghabiskan waktu pelajaran membuat siswa menjadi pasif dan hanya menerima saja apa yang di sampaikan oleh guru.


(21)

Hasil survey awal peneliti masih tanggal 9 Januari 2014 di SMP Negeri di Stabat, SMP Negeri di Kecamatan Wampu menemukan guru-guru yang hanya mongcopy paste RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) langsung dari internet tanpa merubah RPP tersebut dan cenderung hanya mengganti tahun dan nama guru serta nama sekolahnya.

Dari hasil observasi di sebuah Sekolah Menengah Pertama di Stabat terdapat guru-guru yang belum memiliki perangkat pembelajaran, seperti: program tahunan, program semester, silabus, dan RPP. Sementara kemampuan yang harus dikuasai atau dimiliki oleh seorang guru yaitu: (1) merencanakan program pembelajaran; (2) melaksanakan dan memimpin proses belajar mengajar; (3) menilai kemajuan proses belajar mengajar; (4) membina hubungan dengan peserta didik.

Berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Menengah dijabarkan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok: (1) merencanakan pembelajaran; (2) melaksanakan pembelajaran; (3) menilai hasil pembelajaran; (4) membimbing dan melatih peserta didik; (5) melaksanakan tugas tambahan. Kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dapat dijadikan indikator menilai kinerja guru.

Kinerja guru dapat di lihat dari unsur-unsur sebagai berikut: (1) kesetiaan; (2) komitmen yang tinggi pada tugas mengajar; (3) menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran; (4) kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya; (5) kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran; (6) kerjasama dengan semua warga sekolah; (7) kepemimpinan yang menjadi panutan siswa;(8) kepribadian


(22)

yang baik; (9) jujur dan objektif dalam membimbing siswa; (10) tanggungjawab terhadap tugasnya. Oleh karena itu tugas kepala sekolah selaku manager adalah melakukan penilaian terhadap kinerja guru. Penilaian ini penting untuk dilakukan mengingat fungsinya sebagai alat motivasi dari pimpinan kepada guru maupun bagi guru itu sendiri.

Guru yang mempunyai nilai kinerja baik tentu akan berdampak dengan hasil kegiatannya terutama berkaitan dengan proses belajar mengajar, dimana output akan meningkat baik secara mutu maupun kuantitas. Menurut Usman (2002: 19) “kinerja lembaga- lembaga pendidikan di Indonesia jauh dari memadai”. Kondisi tidak lepas dari peran guru sebagai pengajar dan pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap pendidikan. Ini menunjukkan bahwa adanya mutu pendidikan yang rendah antara lain disebabkan oleh rendahnya kinerja guru. Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah pembinaan oleh kepala sekolah melalui supervisi. Menurut Mark “salah satu faktor ektrinsik yang berkontribusi secara signifikan terhadap motivasi kerja, prestasi, dan profesionalisme guru ialah layanan supervisi kepala sekolah”.

Masalah kinerja guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang rendah di Kabupaten Langkat pada saat ini yang bisa dilihat dari kurangnya pengetahuan guru dalam menerapkan metode dan teknik pembelajaran, serta kemalasan dan kurangnya kemampuan guru dalam pembuatan perangkat pembelajaran dan hasil ujian kompetensi guru yang jauh dari harapan memerlukan penanganan yang serius dari kepala sekolah dan pengawas sebagai supervisor.

Tugas pengawasan dan pembinaan guru menjadi wewenang dan tanggung jawab Kepala Sekolah. Kepala Sekolah adalah pemimpin satuan pendidikan yang


(23)

bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan yang dipimpinnya. Sebagai pemimpin pendidikan di sekolah, Kepala Sekolah memiliki tanggung jawab legal untuk mengembangkan staf, kurikulum, dan pelaksanaan pendidikan disekolahnya (Depdiknas, 2007). Kepala sekolah memegang peranan penting dalam menggerakkan kehidupan sekolah untuk mencapai tujuan. Wahjosumidjo (2003: 89) juga menyatakan “Sebagai kekuatan sentral yang menjadi penggerak kekuatan sekolah, kepala sekolah harus memahami tugas dan fungsinya guna mencapai keberhasilan sekolah serta memiliki kepedulian terhadap staf dan siswa”. Salah satu program yang dapat diselenggarakan dalam usaha pembinaan guru untuk mencapai tujuan sekolah adalah supervisi klinis.

Langkah penanganan yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas adalah memberikan bantuan supervisi. Dilihat dari permasalahan yang dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran, maka bantuan supervisi yang paling tepat diberikan oleh supervisor kepada guru adalah dengan memberikan bantuan supervisi klinis. Melalui kegiatan supervisi klinis yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas, maka diharapkan kinerja guru akan semakin baik sehingga kemampuan profesional guru semakin berkembang pula. Hal ini sesuai dengan tujuan dari supervisi klinis yaitu untuk membantu memperbaiki dan meningkatkan pengelolaan sekolah sehingga tercapai kondisi kegiatan belajar mengajar yang sebaik-baiknya. Tuntutan kedepan terlahirnya generasi berkualitas harus disambut dengan sinergi antara semua pihak yang berkait dengan pendidikan.

Supervisi klinis berbeda dengan supervisi akademik. Salah satu perbedaannya adalah supervisi akademik dilakukan dengan inisiatif awal dari


(24)

supervisor, sedangkan supervisi klinis dilakukan berdasarkan inisiatif awal dari guru, Pelaksanaan supervisi klinis bagi guru muncul ketika guru tidak harus disupervisi atas keinginan kepala sekolah sebagai supervisor, tetapi atas kesadaran guru datang ke supervisor untuk meminta bantuan dalam mengatasi masalahnya.

Konsep supervisi klinis dapat dianalogikan dengan seorang pasien yang sedang sakit dan dia ingin sembuh dari sakitnya sehingga dia datang ke dokter untuk diobati. Jika seorang guru memiliki kesadaran seperti pasien tersebut, jika dia mengalami kesulitan dalam tugasnya, maka guru tersebutdapat dikatakan melakukan proses supervisi klinis.

Supervisi model klinis difokuskan pada peningkatan proses pembelajaran dengan menggunakan siklus yang sistematik. Supervisi klinis membantu guru-guru memperkecil kesenjangan antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal.

Berdasarkan kenyataan diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “ Implementasi Supervisi Klinis dengan Pendekatan Tidak Langsung dalam Meningkatkan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada SMP Negeri di Kabupaten Langkat ”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Kinerja guru dalam perencanaan, pelaksanakan dan evaluasi pembelajaran guru belum baik, khususnya di daerah Kabupaten Langkat;

2. Implementasi supervisi klinis dengan pendekatan tidak langsungbelum dilaksanakan;


(25)

3. Kegiatan supervisi konvensional yang dilaksanakan selama ini lebih menekankan pada pendekatan langsung (direct) belum dapat meningkatkan kinerja guru; 4. Pelaksanaan supervisi tidak berdasakan kesepakatan terlebih dahulu antara

pengawas, kepala sekolah dengan guru;

5. Penyusunan silabus, rencana pembelajaran, strategi pembelajaran, dan tugas-tugas administrasi lainnya yang sering terabaikan oleh guru atau hanya mengambil dari internet atau mengcopy paste dari guru yang lain.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka dalam rangka mencapai tujuan penelitian diadakan pembatasan masalah. Penelitian ini dibatasi hanya meneliti implementasi supervisi klinis dengan pendekatan tidak langsung dalam meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada SMP Negeri di Kabupaten Langkat.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas penulis dapat merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah apakah implementasi supervisi klinis dengan pendekatan tidak langsung dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada SMP Negeri di Kabupaten Langkat.

1.5 Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas , maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah implementasi supervisi klinis dengan pendekatan tidak


(26)

langsung dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada SMP Negeri di Kabupaten Langkat.

1.6 Manfaat penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapa bermanfaat : 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembagan teori, khususnya teori kinerja, dan teori supervisi. Selain itu, model teoritis yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat memberikan jawaban teoritis terhadap permasalahan kinerja, sehingga dapat dijadikan model untuk meningkatkan kinerja guru-guru SMP di Kabupaten Langkat.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat:

a. Guru

Sebagai bahan evaluasi atas kinerja guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai tenaga pelaksana pendidikan ,menjadi umpan balik bagi guru dalam rangka memahami kinerjanya serta faktor yang mempengaruhinya, yaitu supervisi klinis diharapkan dapat menstimulasi usaha guru untuk meningkatkan kinerjannya;

b. Pengawas Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Langkat

Sebagai bahan evaluasi agar dapat memberikan bantuan supervisi klinis dengan pendekatan tidak langsung, sehingga dapat meningkatkan kinerja guru;


(27)

Temuan penelitian ini dapat dijadikan modal penting dalam rangka meningkatkan kinerja guru SMP di sekolah yang dipimpinya;

d. Peneliti

Temuan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi penelitian-penelitian lain yang relevan dikemudian hari.


(28)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Penelitian yang dilaksanakan di lima sekolah sekolah berlokasi di Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Sekolah-sekolah yang menjadi tempat supervisi klinis dilakukan adalah SMP Negeri 1 Kecamatan Stabat, SMP Negeri 5 Kecamatan Stabat, SMP Negeri 3 Kecamatan Hinai, SMP Negeri 4 Kecamatan Wampu dan SMP Negeri 1 Kecamatan Tanjung Pura.

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Sekolah ini diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada prasiklus, guru yang memiliki skor kinerja dalam kategori baik dan tidak baik tidak ada seorang pun. Guru yang memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik adalah 26,67%, dan Guru yang memiliki skor kinerja dalam kategori kurang baik adalah 73,33%. Sedangkan Tingkat Ketercapaian Setiap Aspek pada Indikator Instrumen Penilaian Kinerja Guru pada Pra Siklus tidak seorang pun guru memiliki skor dalam kategori baik maupun tidak baik, 85,71% guru memiliki skor dalam kategori kurang baik, dan 14,29% guru memiliki skor dalam kategori cukup baik.

2. Pada siklus pertama, tidak seorang pun guru yang memiliki skor kinerja dalam kategori baik, kurang baik maupun tidak baik. Guru yang memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik adalah 100%. Sedangkan Tingkat Ketercapaian Setiap Aspek pada Indikator Instrumen Penilaian Kinerja Guru pada Siklus I 100% guru memiliki skor dalam kategori cukup baik.


(29)

3. Pada siklus kedua, guru yang memiliki skor kinerja dalam kategori baik adalah 80%. Guru yang memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik adalah 20%. Sedangkan Tingkat Ketercapaian Setiap Aspek pada Indikator Instrumen Penilaian Kinerja Guru pada Siklus II 78,51% guru memiliki skor dalam kategori baik dan 21,49% guru memiliki skor dalam kategori cukup baik 4. Hasil temuan penelitian ini menemukan bahwa implementasi supervisi klinis

dengan pendekatan tidak langsung dapat meningkatkan kinerja guru dalam, khususnya dalam merencanakan kegiatan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.

5.2 Implikasi

Implikasi penelitian diberikan berdasarkan hasil penelitian dan simpulan penelitian, diantaranya :

1. Implementasi supervisi klinis dengan pendekatan tidak langsung dapat meningkatkan kinerja guru bidang studi bahasa Indonesia dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.

2. Implementasi supervisi klinis dengan pendekatan tidak langsung menekankan pada hubungansecara akrab, intim dan terbuka satu dengan yang lain tanpa memberikan rasa takut pada guru yang akan disupervisi. Dengan bantuan supervisorguru dapat menemukan dan mencari solusi yang dihadapi dengan baik sehingga kinerja guru semakinlama semakin baik.

3. Berdasarkan temuan pada penelitian ini diperoleh hasil, bahwa kinerja guru meningkat dan diharapkan agar implementasi supervisi klinis dengan pendekatan tidak langsung dapat diterapkan dilingkungan sekolah oleh


(30)

pengawas, kepala sekolah, dan stake holder untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas.

4. Implementasi supervisi klinis dengan pendekatan tidak langsung perlu mendapat perhatian serius oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat agar diterapkan oleh seluruh pengawas yang berada di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat.

5.3 Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran diajukan saran sebagai berikut:

1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat diharapkan memperhatikan kinerja pengawas agar lebih baik lagi dalam menjalankan tugasnya agar mereka mampu memberikan supervisi klinis dengan pendekatan tidak langsung, khususnya kepada guru-guru yang sudah diserifikasi (guru profesional) sebagai salah satu bentuk supervisi yang dapat meningkatkan kinerja guru. Sehingga mutu pendidikan dapat meningkat dengan baik.

2. Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Langkat diharapkan lebih memperhatikan kembali mengenai aspek penggunaan sumber dan media belajar dan hubungan dengan siswa. Pada kedua aspek tersebut sebaiknya diberikan pelatihan secara intensif kepada guru bagaiman cara menggunakan sumber dan media belajar serta hubungan dengan siswa dalam hal ini pelatihan dapat dilakukan oleh pengawas sekolah dan kepala sekolah, sehingga pelaksanaan


(31)

pembelajaran akan berjalan lebih efektif serta kinerja guru dapat tercapai secara maksimal.

3. Bagi Pengawas sekolah bidang studi Bahasa Indonesia sebaiknya menggunakan supervisi klinis dengan pendekatan tidak langsung dan supervisimodel lainnya disesuaikan dengan kondisi atau masalah yang dihadapi guru dilapangan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja guru.

4. Pengawas dan Kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah bekerja sama dalam meningkatkan pembelajaran yang berlangsung disekolah dengan memberikan supervisi kepada guru-guru disekolah tersebut. Sehingga guru-guru dapat memperbaiki cara mengajar mereka ke arah yang lebih baik lagi.

5. Guru- guru bahasa Indonesia yang ada di Kabupaten langkat, khususnya yang bertugas di SMP Negeri 1 Stabat, SMP Negeri 5 Stabat, SMP Negeri 3Hinai, SMP Negeri 4 Kecamatan Wampu, SMP Negeri 1 Kecamatan Tanjung Puraharus lebih terus belajar dan lebih meningkatkan lagi kemampuan dalam menyususn perencanaan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dan melakukan evaluasi pembelajaran, sehingga kinerjanya akan semakin meningkat.

6. Bagi guru bidang studi Bahasa Indonesia agar membekali dirinya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam meningkatkan keterampilan mengajar guru pada aspek penggunaan metode pembelajaran, sumber dan media belajar dan hubungan dengan siswa. Sehingga kinerja guru dapat meningkat dan anak didiknya juga mendapatkan ilmu yang maksimal.


(32)

DAFTAR PUSTAKA

Acheson, Keith A. dan Gall, Mereth Damien, 1992.Technique In The Clinical Supervision of Teachers. New York &London : Longman.

Adi, Saiful, Kompetensi yang harus di miliki seorang guru, www.saiful_adi_wordpress.com 2008.

Agus Taufiq. 2007. Supervisi Bimbingan dan Konseling (Bahan Pelatihan BK di Cikole). Bandung.

Agustini, Fauzia. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan. Medan: Madenatera.

Ambarita, Biner dan Wanapri Pangaribuan.(2013). “Kemampuan Membaca dan Sikap Profesional dalam Peningkatan Mutu Pendidikan”. Bandung: Alfabeta.

Ametembun, N.A, 2000. Supervisi Pendidikan. Penuntun Bagi Para Penilik Pengawas Kepala Sekolah dan Guru-Guru.Penerbit Suri Bandung.

Bernardian, H. J. and Russel, J., E.A. 1993.Human Resource Management. New York: Mc.Graw Hill, Inc.

Boardman, Charles.,Harl R. Douglass., Rudyard K. Bent. 1953. Democratic Supervision in Secondary School. Cambridge, Massachusets: Houghton Mifflin Company.

Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Surabaya: Apollo.

Dewi, Rosmala.(2009). Penelitian Tindakan Kelas.Medan : Program Pascasarjana UNIMED.

Eko Supriyatno, 2006. Pelaksanaan Supervisi Klinis di Sekolah. Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan PMPTK Diknas.

Guritno, Bambang dan Waridin. 2005. Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku Kepemimpinan, Kepuasan Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja. JRBI.Vol 1. No 1. Hal: 63-74.

Iim Waliman, dkk. 2001. Supervisi Klinis (Modul Manajemen Berbasis Sekolah). : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.


(33)

Mangkunegara, A. P. (2002).Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mangkunegara, A. P. (2006). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama. Manullang.Harian Seputar Indonesia. 2012.

Moh As’ad. 2003. Psikologi Industri. Yogyakarta: Libery

Mulyasa. (2011). Standard Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Munandar, A. S. (2010). Psikologi Industri dan Organisasi.Tanggerang : UI-Press Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan,

Jakarta. Eko Jaya, 2005.

Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.

Purwanto, M. Ngalim, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2002. Prabu, A.A Mangkunegara Anwar, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung:

.Rosdakarya, 2000.

Rivai, Veithzal dan Basri. 2005. Performance Appraisal: Sistem Yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan Dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Rosyada, Dede, Paradigma Pendidikan, Demokratis sebuah model perlibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2004. Sahertian,A. Piet. 2008. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan.Jakarta :

Rineka Cipta.

Sedarmayanti.2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas kerja. Bandung: Mandar Maju.

Simanjutak, Payaman J, Manajemen Evaluasi Kinerja, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2005

Simamora, Henry, 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua.STIE : YKPN


(34)

Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administratif dan Operasional. Jakarta: Bumi Aksara

Sulistiyani, Ambar T. dan Rosidah.2003.Manajemen Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Supriatno, J. 1996. Penilaian Kinerja dan Pengembangan Guru, Yogyakarta: BPFE.

Sukadi.2001.Guru Powerfull Guru Masa Depan, Bandung: Kholbu.

Surya, M. 2005. Sertifikasi, Kompetensi dan Kinerja.Makalah Seminar Nasional PSPIPS-SPs UPI, Bandung.

Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005, Sinar Grafika, 2006. Undang-undang RI, Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Sinar Grafika, 2006. Usman, Uzer, ( 2002). Menjadi Guru Professional. Bandung: Rosdakarya.

Wibowo,Mungin Edy.2008. Sertifikasi Profesi Pendidik, www. Suara Merdeka.com.

Wahjosumidjo.2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tempe. 1992. Kinerja. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Tilaar, H.A.R. 2009. Membenahi Pendidikan Nasional . Jakarta: Rineka Cipta Tika, P. 2006. Budaya Organisasi Dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Bumi


(1)

3. Pada siklus kedua, guru yang memiliki skor kinerja dalam kategori baik adalah 80%. Guru yang memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik adalah 20%. Sedangkan Tingkat Ketercapaian Setiap Aspek pada Indikator Instrumen Penilaian Kinerja Guru pada Siklus II 78,51% guru memiliki skor dalam kategori baik dan 21,49% guru memiliki skor dalam kategori cukup baik 4. Hasil temuan penelitian ini menemukan bahwa implementasi supervisi klinis

dengan pendekatan tidak langsung dapat meningkatkan kinerja guru dalam, khususnya dalam merencanakan kegiatan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.

5.2 Implikasi

Implikasi penelitian diberikan berdasarkan hasil penelitian dan simpulan penelitian, diantaranya :

1. Implementasi supervisi klinis dengan pendekatan tidak langsung dapat meningkatkan kinerja guru bidang studi bahasa Indonesia dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.

2. Implementasi supervisi klinis dengan pendekatan tidak langsung menekankan pada hubungansecara akrab, intim dan terbuka satu dengan yang lain tanpa memberikan rasa takut pada guru yang akan disupervisi. Dengan bantuan supervisorguru dapat menemukan dan mencari solusi yang dihadapi dengan baik sehingga kinerja guru semakinlama semakin baik.

3. Berdasarkan temuan pada penelitian ini diperoleh hasil, bahwa kinerja guru meningkat dan diharapkan agar implementasi supervisi klinis dengan pendekatan tidak langsung dapat diterapkan dilingkungan sekolah oleh


(2)

pengawas, kepala sekolah, dan stake holder untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas.

4. Implementasi supervisi klinis dengan pendekatan tidak langsung perlu mendapat perhatian serius oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat agar diterapkan oleh seluruh pengawas yang berada di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat.

5.3 Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran diajukan saran sebagai berikut:

1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat diharapkan memperhatikan kinerja pengawas agar lebih baik lagi dalam menjalankan tugasnya agar mereka mampu memberikan supervisi klinis dengan pendekatan tidak langsung, khususnya kepada guru-guru yang sudah diserifikasi (guru profesional) sebagai salah satu bentuk supervisi yang dapat meningkatkan kinerja guru. Sehingga mutu pendidikan dapat meningkat dengan baik.

2. Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Langkat diharapkan lebih memperhatikan kembali mengenai aspek penggunaan sumber dan media belajar dan hubungan dengan siswa. Pada kedua aspek tersebut sebaiknya diberikan pelatihan secara intensif kepada guru bagaiman cara menggunakan sumber dan media belajar serta hubungan dengan siswa dalam hal ini pelatihan dapat dilakukan oleh pengawas sekolah dan kepala sekolah, sehingga pelaksanaan


(3)

pembelajaran akan berjalan lebih efektif serta kinerja guru dapat tercapai secara maksimal.

3. Bagi Pengawas sekolah bidang studi Bahasa Indonesia sebaiknya menggunakan supervisi klinis dengan pendekatan tidak langsung dan supervisimodel lainnya disesuaikan dengan kondisi atau masalah yang dihadapi guru dilapangan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja guru.

4. Pengawas dan Kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah bekerja sama dalam meningkatkan pembelajaran yang berlangsung disekolah dengan memberikan supervisi kepada guru-guru disekolah tersebut. Sehingga guru-guru dapat memperbaiki cara mengajar mereka ke arah yang lebih baik lagi.

5. Guru- guru bahasa Indonesia yang ada di Kabupaten langkat, khususnya yang bertugas di SMP Negeri 1 Stabat, SMP Negeri 5 Stabat, SMP Negeri 3Hinai, SMP Negeri 4 Kecamatan Wampu, SMP Negeri 1 Kecamatan Tanjung Puraharus lebih terus belajar dan lebih meningkatkan lagi kemampuan dalam menyususn perencanaan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dan melakukan evaluasi pembelajaran, sehingga kinerjanya akan semakin meningkat.

6. Bagi guru bidang studi Bahasa Indonesia agar membekali dirinya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam meningkatkan keterampilan mengajar guru pada aspek penggunaan metode pembelajaran, sumber dan media belajar dan hubungan dengan siswa. Sehingga kinerja guru dapat meningkat dan anak didiknya juga mendapatkan ilmu yang maksimal.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Acheson, Keith A. dan Gall, Mereth Damien, 1992.Technique In The Clinical Supervision of Teachers. New York &London : Longman.

Adi, Saiful, Kompetensi yang harus di miliki seorang guru, www.saiful_adi_wordpress.com 2008.

Agus Taufiq. 2007. Supervisi Bimbingan dan Konseling (Bahan Pelatihan BK di Cikole). Bandung.

Agustini, Fauzia. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan. Medan: Madenatera.

Ambarita, Biner dan Wanapri Pangaribuan.(2013). “Kemampuan Membaca dan Sikap Profesional dalam Peningkatan Mutu Pendidikan”. Bandung: Alfabeta.

Ametembun, N.A, 2000. Supervisi Pendidikan. Penuntun Bagi Para Penilik Pengawas Kepala Sekolah dan Guru-Guru.Penerbit Suri Bandung.

Bernardian, H. J. and Russel, J., E.A. 1993.Human Resource Management. New York: Mc.Graw Hill, Inc.

Boardman, Charles.,Harl R. Douglass., Rudyard K. Bent. 1953. Democratic Supervision in Secondary School. Cambridge, Massachusets: Houghton Mifflin Company.

Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Surabaya: Apollo.

Dewi, Rosmala.(2009). Penelitian Tindakan Kelas.Medan : Program Pascasarjana UNIMED.

Eko Supriyatno, 2006. Pelaksanaan Supervisi Klinis di Sekolah. Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan PMPTK Diknas.

Guritno, Bambang dan Waridin. 2005. Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku Kepemimpinan, Kepuasan Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja. JRBI.Vol 1. No 1. Hal: 63-74.

Iim Waliman, dkk. 2001. Supervisi Klinis (Modul Manajemen Berbasis Sekolah). : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.


(5)

Mangkunegara, A. P. (2002).Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mangkunegara, A. P. (2006). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama. Manullang.Harian Seputar Indonesia. 2012.

Moh As’ad. 2003. Psikologi Industri. Yogyakarta: Libery

Mulyasa. (2011). Standard Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Munandar, A. S. (2010). Psikologi Industri dan Organisasi.Tanggerang : UI-Press Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan,

Jakarta. Eko Jaya, 2005.

Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.

Purwanto, M. Ngalim, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2002. Prabu, A.A Mangkunegara Anwar, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung:

.Rosdakarya, 2000.

Rivai, Veithzal dan Basri. 2005. Performance Appraisal: Sistem Yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan Dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Rosyada, Dede, Paradigma Pendidikan, Demokratis sebuah model perlibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2004. Sahertian,A. Piet. 2008. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan.Jakarta :

Rineka Cipta.

Sedarmayanti.2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas kerja. Bandung: Mandar Maju.

Simanjutak, Payaman J, Manajemen Evaluasi Kinerja, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2005

Simamora, Henry, 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua.STIE : YKPN


(6)

Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administratif dan Operasional. Jakarta: Bumi Aksara

Sulistiyani, Ambar T. dan Rosidah.2003.Manajemen Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Supriatno, J. 1996. Penilaian Kinerja dan Pengembangan Guru, Yogyakarta: BPFE.

Sukadi.2001.Guru Powerfull Guru Masa Depan, Bandung: Kholbu.

Surya, M. 2005. Sertifikasi, Kompetensi dan Kinerja.Makalah Seminar Nasional PSPIPS-SPs UPI, Bandung.

Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005, Sinar Grafika, 2006. Undang-undang RI, Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Sinar Grafika, 2006. Usman, Uzer, ( 2002). Menjadi Guru Professional. Bandung: Rosdakarya.

Wibowo,Mungin Edy.2008. Sertifikasi Profesi Pendidik, www. Suara Merdeka.com.

Wahjosumidjo.2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tempe. 1992. Kinerja. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Tilaar, H.A.R. 2009. Membenahi Pendidikan Nasional . Jakarta: Rineka Cipta Tika, P. 2006. Budaya Organisasi Dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Bumi