IMPLEMENTASI SUPERVISI ILMIAH DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SMP KOTA MEDAN.

(1)

IMPLEMENTASI SUPERVISI ILMIAH DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM

PEMBELAJARAN DI SMP KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

D I N A R Z A D

Nim: 8126132006

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

IMPLEMENTASI SUPERVISI ILMIAH DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM

PEMBELAJARAN DI SMP KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

D I N A R Z A D

Nim: 8126132006

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(3)

(4)

(5)

ii

ABSTRACT

Dinarzad. Implementation of Scientific Supervision with the collaborative approach to improve the performance of SMP Learning Teacher In Medan. Thesis. Terrain: Education Educational Administration Graduate Program. University of Medan. , 2014.

This study aims to determine whether the implementation of the Scientific Supervision Collaborative approach can improve kinerjaguru field of Indonesian studies at the junior Medan. This study uses action research school. Actions taken to improve teacher performance. This action research consists of four series of activities, namely: (a) planning, (b) action, (c) observation, (d) reflection. The sample of this study were 30 teachers is determined by means of random sampling. Data collection techniques using APKG sheet 1, 2 and evaluation results APKG Learning. Based on the results obtained some conclusions as follows: (1) In pre-cycle, there is no teacher who has a performance score in either category, where the teacher has a score good enough performance in the category of 3.33%, the teacher has a performance score in the unfavorable category amounted to 96.67%, and no teacher performance score in the category of no good. (2) In the first cycle, no teacher performance scores in both categories, where teachers have performance scores in the category at 93.33% is good enough, the teacher has a score in the category of poor performance by 6.67%, and no teacher performance score in the category of no good. (3) In the second cycle, teachers possess good performance score in the category of 66.67%, which teachers have performance scores in the category at 33.33% is good enough, no teacher performance score in the unfavorable category and in the category of no good. The findings of this study found that the scientific supervision of the implementation of the collaborative approach can improve the performance of teachers. Advice to the principal as a supervisor in the execution of his duty to apply the scientific supervision with a collaborative approach. The school superintendent Indonesian field of study can apply the scientific supervision with a collaborative approach. Head to the Field Education Office should provide education and training to principals to expand the horizons of the application of the scientific model of supervision with a collaborative approach. To the teachers of Indonesian in order to always improve science, technology, arts and literatures through education and training.


(6)

i

ABSTRAK

Dinarzad. Implementasi Supervisi Ilmiah dengan dengan pendekatan kolaboratif untuk meningkatkan Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Di SMP Kota Medan. Tesis. Medan : Program Pendidikan Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana. Universitas Negeri Medan. 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah implementasi Supervisi Ilmiah dengan pendekatan Kolaboratif dapat meningkatkan kinerjaguru bidang studi Bahasa Indonesia pada SMP Kota Medan. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Sekolah. Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru. Penelitian tindakan ini terdiri dari empat rangkaian kegiatan yaitu : (a) perencanaan, (b) tindakan, (c)pengamatan, (d) refleksi. Sampel penelitian ini adalah berjumlah 30 orang guru yang ditentukan dengan cara random sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan lembar APKG 1, APKG 2 dan evaluasi hasil Belajar.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : (1) Pada pra siklus, tidak ada guru yang memiliki skor kinerja dalam kategori baik, dimana guru memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik sebesar 3,33%, guru memiliki skor kinerja dalam kategori kurang baik sebesar 96,67% , dan tidak ada skor kinerja guru dalam kategori tidak baik. (2) Pada siklus pertama, tidak ada guru yang memiliki skor kinerja dalam kategori baik, dimana guru memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik sebesar 93,33%, guru memiliki skor kinerja dalam kategori kurang baik sebesar 6,67% , dan tidak ada skor kinerja guru dalam kategori tidak baik. (3) Pada Siklus Kedua , guru memliki skor kinerja dalam kategori baik sebesar 66,67%, dimana guru memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik sebesar 33,33%, tidak ada skor kinerja guru dalam kategori kurang baik dan dalam kategori tidak baik. Hasil temuan penelitian ini menemukan bahwa implementasi supervisi ilmiah dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan kinerja guru. Saran kepada kepala sekolah sebagai supervisor dalam pelaksanaan tugasnya dapat menerapkan supervisi ilmiah dengan pendekatan kolaboratif. Kepada pengawas sekolah bidang studi Bahasa Indonesia dapat menerapkan supervisi ilmiah dengan pendekatan kolaboratif. Kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan sebaiknya memberikan pendidikan dan pelatihan kepada kepala sekolah untuk memperluas wawasan tentang penerapan supervisi model ilmiah dengan pendekatan kolaboratif. Kepada guru bidang studi Bahasa Indonesia agar selalu meningkatkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan satra melalui pendidikan dan pelatihan.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT/ Tuhan Yang Maha Esa karena masih memberikan kesehatan, kesempatan dan segala karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Adapun tesis ini adalah merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan perkuliahan di Program Pasca Sarjana Unimed untuk meraih gelar Magister Pendidikan. Tesis ini berjudul “Implementasi Supervisi Ilmiah dengan Pendekatan Kolaboratif Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dalam Pembelajaran di SMP Kota Medan”. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tesis ini masih banyak terdapat kekurangan seperti teknik penulisan, pemilihan kata yang kurang tepat dan lain sebagainya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan dari para pembaca berupa kritikan dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan tesis ini dikemudian hari.

Penulisan tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak baik moril maupun materil, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga bantuan dan dorongan yang telah diberikan menjadikan amal ibadah dan mendapatkan rahmat dari Allah SWT, Amin ya rabbal alamin. Pada Kesempatan ini, Rasa terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. Selaku Rektor Universitas Negeri Medan dan Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd, Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, serta semua staf yang telah memberikan fasilitas belajar selama penulis mengikuti perkuliahan di Program Pascasarjana Universitas negeri Medan.


(8)

2. Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd selaku pembimbing I, dan Dr. Saut Purba, M.Pd selaku pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan, arahan-arahan dan petunjuk kepada penulis dalam penulisan tesis ini.

3. Dr. Darwin, M.Pd dan Dr. Paningkat Siburian, M.Pd selaku Ketua Prodi dan Sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan Pogram Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

4. Dr. Arif Rahman,M.Pd., Prof.Dr. Sumarno, M.Pd. dan Prof. Dr. Abdul Hamid, M.Pd selaku nara sumber dalam penulisan tesis ini.

5. Para dosen Prodi Administrasi Pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membekali penulis dengan ilmu, pengalaman dan kematangan berfikir yang dapat digunakan untuk menyelesaikan tesis ini.

6. Dinas Pendidikan Kota Medan yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis

7. Kepala Sekolah di SMP tempat penulis melakukan penelitian yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian.

8. Ibu Dra. Susianty, MM. Selaku pengawas bidang studi Bahasa Indonesia yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.

9. Rekan-rekan mahasiswa Prodi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana yang telah banyak memberikan bantuan moral dalam menyelesaikan perkuliahan dan penelitian ini.

10. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Rasa haru dan hormat penulis kepada Ayahanda Izat Kamaluddin dan ibunda tercinta Maimunah Dagang serta Ibu mertua Hj. Zahara Kadir yang sampai saat ini selalu mendoakan penulis dalam menjalani kehidupan yang fana ini. Selanjutnya rasa terima kasih yang khusus disampaikan kepada suami tercinta


(9)

M.YAHYA HAMID dan ananda NUR KHALISHA YAHYA dan RABITHA ALIZA YAHYA yang selalu penuh pengertian dan pengorbanan serta memberikan semangat dan inspirasi yang mendalam semasa penulis mengikuti pendidikan ini. Akhirnya, penulis berdo’a kepada Allah SWT semoga kita semua mendapatkan karunia dan ridha-Nya. Amiiin.

Medan, 06 Juli 2014

Penulis


(10)

iv

DAFTAR ISI

Abstrak... i

Abstract ... ii

Daftar Isi... iii

Daftar Tabel... v

Daftar Gambar... vi

Daftar Lampiran... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 10

C. Pembatasan Masalah... 11

D. Perumusan Masalah... 11

E. Tujuan penelitian... 11

F. Manfaat Penelitian... 12

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoritis... 13

1. Kinerja Guru... 13

2. Supervisi Ilmiah Pendekatan Kolaboratif... 25

B. Penelitian yang Relevan... 36

C. Kerangka berfikir... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian... 41

B. Subjek penelitian... 41


(11)

iv

D. Prosedur Penelitian... 44

E. Variabel dan defenisi Operasional Variabel... 49

F. Indikator Keberhasilan... 49

G. Instrumen Penelitian... 51

H. Tehnik Analisa Data... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 54

B. Pembahasan... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 81

B. Implikasi... 82

C. Saran... 83

DAFTAR PUSTAKA... 84 LAMPIRAN


(12)

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Nama sekolah dan jumlah guru ... 41

3.2. Penilaian perencanaan pembelajaran ... 49

3.3. Penilaian pelaksanaan pembelajaran ... 49

3.4. Penilaian Evaluasi hasil belajar ... 50

3.5. Tingkat kecendrungan skor kinerja guru ... 52

4.1. Presentase Nilai Kinerja Guru Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus ... 55

4.2. Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus ... 58

4.3. Tingkat Kecenderungan Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus... 59

4.4. Tingkat Ketercapaian Setiap Aspek pada Instrument Penilaian Kinerja Guru pada Prasiklus ... 61

4.5. Skor Kinerja Guru pada Siklus I ... 65

4.6. Tingkat Kecenderungan Skor Kuantitatif Kriteria Kualitatif Skor Kinerja Guru pada Siklus I ... 67

4.7. Tingkat Ketercapaian Setiap Aspek pada Indikator Instrument Penilaian Kinerja Guru pada Siklus I ... 69

4.8. Skor Kinerja Guru pada Siklus II ... 73

4.9. Tingkat Kecenderungan Skor Kuantitatif Kriteria Kualitatif Skor Kinerja Guru pada Siklus II... 74

4.10. Tingkat Ketercapaian Setiap Aspek pada Indikator Instrument Penilaian Kinerja Guru pada Siklus II... 76

4.11. Presentase Penilaian Supervisi Ilmiah dengan Pendekatan Kolaboratif Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ... 77


(13)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Kuadran Prototype guru ... 33

3.1 Siklus Penelitian Tindakan Sekolah ... 41

4.1. Histogram Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus ... 56

4.2. Histogram Skor Kinerja Guru pada Siklus I ... 64

4.3. Histogram Skor Kinerja Guru pada Siklus II ... 71

4.4. Histogram Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II (reponden 1-15) ... 75

4.5 Histogram Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II (reponden 15-30) ... 75


(14)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran: Halaman

1. Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Perencanaan

Pembelajaran ... 86

2. Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran ... 88

3. Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Evaluasi Pembelajaran ... 90

4. Skor Kinerja Guru oleh Peneliti pada Pra Siklus ... 92

5. Skor Kinerja Guru oleh Pengawas pada Pra Siklus ... 93

6. Skor Kinerja Guru oleh Kepala Sekolah pada Pra Siklus ... 94

7. Skor Kinerja Guru oleh Peneliti pada Siklus I ... 95

8. Skor Kinerja Guru oleh Pengawas pada Siklus I... 96

9. Skor Kinerja Guru oleh Kepala Sekolah pada Siklus I ... 97

10. Skor Kinerja Guru oleh Peneliti pada Siklus II ... 98

11. Skor Kinerja Guru oleh Pengawas pada Siklus II ... 99

12. Skor Kinerja Guru oleh Kepala Sekolah pada Siklus II ... 100

13. Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus ... 101

14. Skor Kinerja Guru pada Siklus I ... 103

15. Skor Kinerja Guru pada Siklus II ... 104

16. Skor Penilaian kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran Pra Siklus ... 105

17. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tahap Pra Siklus ... 107

18. Skor Penilaian Kemampuan Guru Dalam Evaluasi Pembelajaran Tahap Pra Siklus ... 110

19. Skor Penilaian Kemampuan Guru Dalam Evaluasi Pembelajaran Tahap Pra Siklus ... 114


(15)

vii

20. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan

Pembelajaran Tahap Siklus I ... 116

21. Skor Penilaian Kemampuan Guru Dalam Evaluasi Pembelajaran Tahap Siklus I ... 122

22. Skor Penilaian kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran Siklus II ... 125

23. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tahap Siklus II... 127

24. Skor Penilaian Kemampuan Guru Dalam Evaluasi Pembelajaran Tahap Siklus II... 130

25. Jadwal Supervisi Ilmiah Dengan Pendekatan Kolaboratif yang dilakukan di Sekolah ... 132

26. Daftar Hadir Guru dalam pelaksanaan Supervisi Ilmiah dengan Pendekatan Kolabotatif di Sekolah ……… ... 133

27. Kisi-kisi Instrumen ….. ... 140

28. Dokumentasi Foto-Foto Penelitian ... 141


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Setiap profesional ingin menunjukkan bahwa kinerjanya dapat dipertanggungjawabkan. Guru sebagai seorang profesional mempertaruhkan profesi pada kualitas kerjanya. Kinerja yang berkualitas menggambarkan kualitas profesionalnya, dan sebaliknya kinerja yang di bawah standar kerja menggambarkan ketidakberhasilannya menghormati profesinya sendiri. Semua pihak menyadari dan mengamini bahwa kinerja guru berbanding lurus dengan peningkatan mutu pendidikan. Sayangnya, tidak sedikit para guru bekerja dibawah standar kerja yang telah ditetapkan bukan karena tidak mampu tetapi karena belum terbangun budaya kerja yang baik. Kondisi seperti itu disebabkan oleh rendahnyan gairah kerja berbentuk seperti grafik sinus yang suatu saat akan menemui titik jenuh jika tidak ada upaya preventif dan kuratif baik dari dirinya sendiri maupun bimbingan dari atasannya.

Beberapa kriteria guru profesional menurut UU No. 14/2005 dan PP 19 tahun 2005 menjelaskan bahwa tugas guru adalah menguasai, dan terampil menggunakan sumber-sumber belajar baru dan menguasai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial sebagai bagian dari profesional guru. Ambarita (2013:42) menyatakan bahwa guru yang profesional adalah guru yang mampu melakukan proses pembelajaran secara efektif. Penjelasan tersebut memaparkan bahwa guru profesional adalah guru kompeten yang mampu memenuhi tuntutan dalam mengembangkan seluruh


(17)

2

konsep, asas kerja, dan teknik dalam situasi pekerjaannya dan mampu mendemontrasikan keterampilannya dalam menguasai lingkungan kerja dan meningkatkan efisiensi pekerjaannya. Seluruh kriteria guru profesional diatas dalam praktek nyatanya dapat dilihat dari kinerja guru tersebut melalui proses pembelajaran disekolah.

Sardiman (2005:125) mengemukakan bahwa guru ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Berbagai cara telah di tempuh oleh pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas guru demi tercapainya tingkat tamatan yang berkualitas yang nantinya akan mampu bersaing dalam pasar kerja regional, nasional, maupun internasional. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah melalui sertifikasi guru sehingga diharapkan kinerja guru akan meningkat dan profesional dalam melaksanakan tugas belajar dan mengajar.

Menurut Pidarta (2009:53) bahwa setiap guru adalah merupakan pribadi yang berkembang. Bila perkembangan ini dilayani, sudah tentu dapat lebih terarah dan mempercepat laju perkembangan itu sendiri, yang pada akhirnya memberikan kepuasan kepada guru-guru dalam bekerja disekolah sehingga sebagai pekerja, guru harus berkemampuan yang meliputi unjuk kerja, penguasaan materi


(18)

3

pelajaran, penguasaan profesional keguruan dan pendidikan, penguasaan cara-cara menyesuaikan diri dan berkepribadian untuk melaksanakan tugasnya. Di lain pihak kemampuan guru juga terus dikembangkan melalui berbagai kegiatan, seperti pendidikan dan pelatihan (Diklat), peningkatan jenjang kependidikan guru dalam program S1 dan S2, mengaktifkan kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), aktif dalam kegiatan workshop, dan supervisi di sekolah. Apalagi akhir-akhir ini, dimana kinerja guru terus menerus diperhatikan melalui kegiatan kepengawasan kependidikan oleh pengawas disetiap satuan pendidikan melalui supervisi. Berbagai cara telah banyak dilakukan oleh berbagai pihak dengan harapan kinerja guru semakin baik dalam melaksanakan tugas kependidikannya. Namun fakta yang terjadi di sekolah-sekolah, bahwa masih banyak keluhan yang memojokkan bahwa kinerja guru masih belum optimal. Masih dirasakan bahwa mutu pendidikan belum menggembirakan. Salah satu sumber penyebab rendahnya mutu pendidikan itu adalah kurangnya kompetensi atau kemampuan guru dalam melaksanakan tugas. Dalam konteks ini kinerja guru adalah kemampuan seorang guru untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, yaitu berupa aktivitas mengajar dalam proses pembelajaran siswa.

Jalal dan Supriadi (2001:262) mengemukakan bahwa kenyataannya mutu guru amat beragam. Tingkat penguasaan bahan ajar dan keterampilan dalam menggunakan metode mengajar yang inovatif masih kurang. Dilihat dari tingkat pendidikannya, sebagian guru SD dan SMP dan 20 % guru SMA masih berpendidikan kurang (underqualified) dari yang dituntut. Dalam hal ni dapat dikatakan bahwa yang menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya kemampuan


(19)

4

guru dalam memahami mata pelajaran adalah hasil rendahnya tingkat kualifikasi guru pada setiap jenjang pendidikan. Kualitas guru khususnya yang berstatus pegawai negeri sipil dan guru sekolah swasta menurut Kristianawati yang dikutip oleh sagala (2011:38) berada dalam titik rendah. Guru masih belum menguasai kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta kemasyarakatan. Guru terjebak dalam kebiasaan menjadi “robot” kurikulum pendidikan. Inisiatif untuk belajar dan menggali metode dan strategi pembelajaran, bahan ajar dan pola relasi belajar mengajar yang baru masih kurang. Data yang diperoleh dari harian seputar indonesia (2012) Manullang mengemukakan bahwa kualitas guru di Sumatera Utara masih rendah. Hal ini terlihat dari hasil Uji Kompetensi Awal (UKA) tahun 2012. Sumatera Utara di peringkat 25 dari 34 Provinsi dengan nilai rata-rata 37,4 jauh dari rata-rata nasional sebesar 42,25. Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas guru dan kinerjanya masih rendah di Sumatera Utara termasuk Kota Medan.

Fenomena yang ada sesuai dengan hasil observasi awal bersama pengawas binaan di SMP Negeri 32 Medan, tanggal 23 Januari 2014 menemukan guru yang tidak membawa perangkat pembelajaran ketika melaksanakan pembelajaran di kelas dan hanya menyuruh siswa mengerjakan latihan selama 3 les pelajaran. Hal senada juga disampaikan oleh kepala sekolah di SMP Negeri 32 Medan saat wawancara, tanggal 24 Januari 2014, bahwa terdapat kurang kompetennya guru dalam mengajar, disiplin guru yang masih kurang, semangat kerja yang masih rendah, masih banyak guru yang mengajar dengan menggunakan cara konvensional, dan belum sepenuhnya mengacu pada tuntutan kurikulum melalui


(20)

5

kegiatan pembelajaran efektif dan kreatif. Belum semua guru menyiapkan silabus, RPP, menggunakan media, menentukan metode pembelajaran, dan perangkat pembelajaran yang lainnya, pada saat mengajar sehingga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai kurang tercapai. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pengawas bidang studi Bahasa Indonesia di Kota Medan tanggal 27 Januari 2014, masih terdapat guru yang menggunakan teknik mengajar konvensional dengan menyuruh siswanya satu persatu membaca buku pelajaran sampai selesai jam pelajaran. Teknik pembelajaran seperti itu dapat dikatakan tidak efektif dan membuat para siswa menjadi tidak konsentrasi dan bermain-main setelah gilirannya selesai. Hasil pengambilan data awal dari Pengawas mata pelajaran Bahasa Indonesia di Kota Medan masih menemukan guru-guru yang hanya mengcopy paste RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) langsung dari internet tanpa mengubah RPP tersebut dan cenderung mengganti RPP yang sudah ada pada tahun sebelumnya.Selanjutnya, pada sebuah sekolah menengah pertama di Medan masih terdapat guru-guru yang masih belum memiliki program tahunan, program semester, silabus dan RPP. Hal ini didasarkan juga pada data awal supervisi yang dilaksanakan Pengawas sebelumnya.

Masalah kualitas guru yang rendah dari hasil ujian kompetensi guru dari harapan, kurangnya pengetahuam guru dalam penerapan teknik pembelajaran yang bervariasi, serta penguasaan guru yang rendah dalam penyusunan RPP, hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru yang rendah di Kota Medan. Seiring dari uraian diatas bahwa kinerja guru adalah unjuk kerja guru dalam pelaksanaan tugasnya. Departemen Pendidikan Nasional mengartikan Kinerja sebagai


(21)

6

gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan , program atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi organisasi. Pengertian ini secara detail mengarah pada suatu upaya seseorang dalam pelaksanaan tugas untuk mencapai prestasi kerja yang lebih baik. Masalah kinerja guru yang rendah di Kota Medan pada saat ini tidak terlepas dari masalah manajemen supervisi akademik yang dilakukan pengawas dan kepala sekolah. Data dari Kementrian Pendidikan Nasional (2011) menjelaskan bahwa strategi sosialisasi dan strategi bimbingan supervisi akademik yang telah dilaksanakan selama ini ternyata masih belum memadai, sehingga intensitas dan penguasaan materi kurang sesuai. Selain hal tersebut terdapat sebagian dari pengawas yang belum melakukan hal-hal sebagai berikut dalam supervisi akademik terhadap guru, yaitu: (1) melakukan supervisi tanpa ada kesepakatan waktu sebelumnya; (2) mengisi instrumen penilaian pada saat guru mengajar tanpa adanya pemberitahuan hasil penilaiannya; (3) melakukan supervisi tanpa adanya tindak lanjut; (4) melakukan supervisi hanya pada sebagian guru.

Hasil dari data di atas menunjukkan bahwa Kepala sekolah maupun cenderung mengabaikan kegiatan supervisi. Kegiatan supervisi dilakukan hanya terhadap penilaian administratif guru saja. Sementara dalam kenyataannya, guru yang memiliki penilaian yang bagus secara administratif belum tentu mampu memiliki kinerja yang baik di dalam kelas. Kegiatan supervisi seolah diabaikan. Padahal, jika dilakukan dengan maksimal supervisi dapat meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan karena selain proses menilai juga ada tindak lanjut berupa bimbingan untuk perbaikan secara berkala sehingga


(22)

7

menuju pada perbaikan mutu secara kontinue, Maka dari itu, redesain sistem supervisi juga harus terlaksana secara optimal.

Dari uraian di atas disimpulkan bahwa selama ini Kepala sekolah dan pengawas telah melakukan supervisi akademik yang kurang baik, sehingga tujuan yang direncanakan tidak tercapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, untuk mengatasi masalah tersebut, dibuat amanat Inpres Nomor 1 tahun 2010 tentang program penguatan kemampuan kepala sekolah, sehingga pada tahun 2011 Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementrian Pendidikan Nasional telah menerbitkan buku Supervisi Akademik sebagai referensi bagi kepala sekolah dan lembaga terkait dalam penguatan kemampuan kepala sekolah di provinsi dan kabupaten seluruh Indonesia. Supervisi Akademik adalah serangkaian kegiatan membantu para guru mengembangkan kemampuannya mengelola pembelajaran untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Melalui kegiatan supervisi, guru sebagai ujung tombak dalam kegiatan pendidikan diharapkan dapat memiliki kinerja yang baik dalam mewujudkan pembelajaran berbasis karakter yang bermutu, sehingga dapat mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Menurut Makawimbang dalam Asf dan Mustafa (2013 : 91), dalam praktik supervisi pendidikan, dikenal bebarapa model supervisi yang selama ini dengan sadar atau tidak sadar diimplementasikan oleh supervisor dalam pelaksanaan


(23)

8

tugasnya. Setiap model memiliki karakteristik atau kelebihan dan kekurangannya. Oleh karena itu, memahami model-model supervisi memiliki banyak keuntungan tersendiri bagi siapapun yang berprofesi sebagai supervisor pendidikan. Model supervisi yang selama ini diterapkan dalam satuan pendidikan menurut Sahertian (2010;34) adalah supervisi model konvensional (tradisional), model supervisi artistik, model supervisi ilmiah, dan model supervisi klinis. Dalam model supervisi konvensional (tradisional), seorang supervisor dipahami sebagai orang yang memiliki power untuk menentukan nasib guru. Karenanya, dalam perspektif behavior, seorang yang menerapkan model ini selalu menerapkan prilaku atau aksi supervisi dalam bentuk inspeksi dan mencari kesalahan dan menemukan kesalahan bahkan bisa sering kali memata-matai objek, yaitu guru. Model supervisi artistik berdasarkan diri pada bekerja untuk orang lain (working for others), dan bekerja melalui orang lain (working with the others), dan bekerja melalui orang lain (working through the others). Supervisi model ilmiah memiliki ciri-ciri yaitu dilaksanakan secara bersama dan kontinue, sistematis dengan menggunakan prosedur serta teknik tertentu, menggunakan instrumen pengumpulan data, ada data yang objektif yang diperolah dari data yang ril. Supervisi model klinis difokuskan pada peningkatan proses pembelajaran dengan menggunakan siklus yang sistematis. Supervisi klinis membantu guru-guru memperkecil kesenjangan antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal.

Pendekatan yang digunakan dalam menerapkan supervisi pendidikan sering didasarkan pada prinsip-prinsip psikologis. Secara teoritis Asf (2013;68), terdapat


(24)

9

beberapa pendekatan yang dapat digunakan supervisor dalam melakukan supervisi pendidikan yaitu : pendekatan langsung (direct approach), pendekatan tidak langsung (non-direct approach), dan pendekatan kolaboratif (colaborative approach). Dalam pendekatan langsung, supervisor memberikan arahan secara langsung kepada guru- guru yang disupervisi sehingga prilaku supervisor lebih dominan. Pendekatan tidak langsung cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung. Di sini supervisor memberikan kesempatan yang sebanyak mungkin kepada para guru untuk mengemukakan permasalahan yang mereka alami. Pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dengan pendekatan non-direktif menjadi cara pendekatan baru. Pada pendekatan ini, supervisor dan kepala sekolah, guru, dan staf sekolah bersama-sama dan bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi.

Dari keempat model supervisi dan tiga model pendekatan dalam supervisi, pengawas cendrung menerapkan model konvensional dan pendekatan langsung. Supervisi model konvensional bersifat otoriter dan tidak bersifat membantu guru dalam memecahkan masalahnya dan memperbaiki proses pembelajaran. Sementara guru menginginkan pengawas dapat mendengarkan masalah mereka dan memberikan perhatian terhadap proses kehidupan di kelas. Diduga model supervisi yang tepat bagi keinginan guru yaitu Model supervisi ilmiah dengan pendekatan kolaboratif. Supervisi model ilmiah dilaksanakan secara kontinu, sistematis dan data yang diperoleh adalah data dari keadaan yang riil melalui pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dengan pendekatan


(25)

non-10

direktif. Berdasarkan uraian di atas, diperlukan implementasi supervisi akademik model illmiah dengan pendekatan kolaboratif dalam meningkatkan kinerja guru SMP di Kota Medan agar tercapainya pembelajaran yang efektif dan efisien.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut : (1) strategi sosialisasi dan strategi bimbingan supervisi akademik yang telah dilaksanakan selama ini ternyata masih belum memadai, sehingga identitas dan penguasaan materi kurang, (2) kualitas guru yang rendah di Sumatera Utara khususnya di Kota Medan, (3) Implementasi supervisi akademik model ilmiah dengan pendekatan kolaboratif belum pernah dilaksanakan, (4) Supervisi akademik konvensional belum dapat meningkatkan kinerja guru, (5) pembuatan RPP yang masih mengcopy paste dari internet, (6) pelaksanaan supervisi tidak berdasarkan atas kesadaran dan kesepakatan bersama antara guru dan kepala sekolah atau antara guru dan pengawas.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka dalam rangka mencapai tujuan penelitian diadakan pembatasan masalah. Penelitian ini dibatasi hanya meneliti implementasi supervisi akademik model ilmiah dengan pendekatan kolaboratif untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran khususnya dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran bidang studi Bahasa Indonesia di Kota Medan.


(26)

11

D. Perumusan Masalah

1. Bagaimana implementasi supervisi akademik model ilmiah dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran khususnya dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran bidang studi Bahasa Indonesia pada SMP di Kota Medan ? 2. Apakah Supervisi akademik model ilmiah dengan pendekatan kolaboratif

dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Kota Medan ?.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah implementasi supervisi akademik model ilmiah dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran khususnya dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran bidang studi Bahasa Indonesia pada SMP Kota Medan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukan yang berarti sebagai sumbangan pemikiran terhadap beberapa pihak. Secara praktis dapat bermanfaat :

1. Secara teoritis / akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan kepada Pengawas, Kepala Sekolah dan guru tentang teori kinerja dan teori supervisi.


(27)

12

2. Secara Praktis, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat: (1) bagi guru Bahasa Indonesia karena dikenakan langsung dalam pelaksanaan supervisi akademik model ilmiah melalui pendekatan kolaboratif untuk meningkatkan kompetensi dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran untuk menuju guru Bahasa Indonesia yang profesional; (2) bagi Kepala Sekolah dapat dijadikan sumber acuan dalam mengembangkan dan meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia; (3) bagi Pengawas Dinas Pendidikan Kota Medan sebagai bahan evaluasi agar dapat menerapkan supervisi akademik model ilmiah sehingga dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran khususnya dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran; (4) bagi peneliti temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi penelitian-penelitian yang relevan di kemudian hari.


(28)

1

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. KESIMPULAN

Penelitian yang dilaksanankan di sepuluh sekolah berlokasi di Kota Medan, antara lain : SMP Negeri 17, SMP Negeri 32, SMP Negeri 16, SMP Swasta Sutan Oloan, SMP Swasta Pasundan Dan SMP Swasta Budisatrya.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan sekolah ini dapat diberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada pra siklus, tidak ada guru yang memiliki skor kinerja dalam kategori baik dan tidak baik, Sedangkan guru memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik 3,33 %, dan guru memiliki skor kinerja dalam kategori kurang baik sebesar 96,67 %.

2. Pada siklus pertama, tidak ada guru yang memiliki skor kinerja dalam kategori baik, dimana guru memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik sebesar 93,33 %, dan guru memiliki skor kinerja dalam kategori kurang baik sebesar 6,67 %, dan tidak ada skor kinerja guru dalam kategori tidak baik. 3. Pada siklus kedua, guru memiliki skor kinerja dalam kategori baik sebesar

66,67 %, dimana guru memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik sebesar 33,33 %, sedangkan tidak ada skor kinerja guru dalam kategori kurang baik dan guru dalam kategori tidak baik.

4. Hasil penelitian ini menemukan bahwa implementasi supervisi ilmiah dengan pendekatan kolaboratif ini dapat meningkatkan kinerja guru.


(29)

2

B. IMPLIKASI

Implikasi penelitian diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, diantaranya :

1. Secara umum implementasi supervisi ilmiah dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan kinerja guru bidang studi Bahasa Indonesia dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.

2. Penerapan supervisi ilmiah dengan pendekatan kolaboratif menekankan pada hubungan kinerja yang saling bekerja sama antara Kepala Sekolah, Pengawas dan guru sehingga guru merasa nyaman untuk di supervisi. Pelaksanaan supervisi ilmiah ini masih perlu diteruskan lagi dari waktu ke waktu untuk kinerja guru yang lebih baik lagi. Guru sebagai pelaksana dalam proses pembelajaran di dalam kelas membutuhkan bantuan atau penolong dalam pekerjaannya. Dalam hal ini tugas kepala sekolah dan pengawas sekolah untuk membantu dan memberi pengaruh serta perbaikan untuk kemajuan pendidikan di sekolah.

3. Berdasarkan temuan pada penelitian ini diperoleh hasil, bahwa kinerja guru meningkat, sehingga diharapkan agar implementasi supervisi ilmiah dengan pendekatan kolaboratif dapat dilaksanakan dilingkungan sekolah oleh pengawas sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

4. Pelaksanaan Supervisi ilmiah dengan pendekatan kolaboratif juga perlu mendapatkan perhatian khusus dari Dinas Pendidikan Kota Medan agar


(30)

3

diterapkan oleh pengawas yang berada di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Medan.

C. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia diajukan beberapa saran–saran sebagai berikut :

1. Kepala sekolah sebagai supervisor dalam pelaksanaan tugasnya sebaiknya menerapkan supervisi model ilmiah dengan pendekatan kolaboratif.

2. Pengawas sekolah bidang studi Bahasa Indonesia sebaiknya menerapkan supervisi model ilmiah dengan pendekatan kolaboratif.

3. Kepala Dinas Kota Medan sebaiknya memberikan pendidikan dan pelatihan kepada pengawas dan kepala sekolah untuk memperluas wawasan tentang penerapan supervisi model ilmiah dengan pendekatan kolaboratif.

4. Guru Bidang studi Bahasa Indonesia hendaknya agar selalu meningkatkan ilmu pengetahuan tentang seni dan sastra indonesia melalui pendidikan dan pelatihan agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam pembelajaran khususnya dalam melaksanakan pembelajaran.


(31)

85

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, Biner. 2013. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Amstrong, Michael dan Angela Baron. 1989. Performance Management. London: Instite of Personel and Development.

Asf, Jasmani dan Syaiful Mustofa. 2013. Supervisi Pendidikan : Terobosan Baru dalam Peningkatan Kinerja Pengawas dan Guru. Yogyakarta: Ar-Ruz Media.

Depdiknas. 2006. Panduan Penilaian Kinerja Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar

Depdiknas. 2007. Supervisi Akademik dalam Peningkatan Profesionalisme Guru. Jakarta: Dirjen PMTPTK

Haris, Ben. M. 1975. Supervisory Behavior in Education. New Jersey : Prentice Hall-Englewood

Jalal, Fasli & Dedi Supriadi. 2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adi Cita.

Mulyasa, 2010. Penelitian Tindakan Sekolah, Meningkatkan Produktivitas Sekolah . Bandung: Rosda Karya.

Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Konstekstual. Jakarta: Rineka Cipta.

PMPTK, 2008. Penilaian Kinerja Guru. Jakarta : Depdiknas

Purba, Jentina. 2013. “Implementasi Supervisi Akademik Model Artistik Dalam Meningkatkan Kinerja Guru SMP Di Kabupaten Deli Serdang”. Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Purwanto, M. Ngalim. 1987. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(32)

85

Rivai, Veithzal. 2005. Performance Appraisal. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sagala, Syaiful H. 2000. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung:

Alfabetta.

Sagala, Syaiful H. 2011. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung. Alfabetta.

Sagala, Syaiful H. 2010. Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabetta

Sahertian, Piet A. 2010. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan SDM. Jakarta: Rineka Cipta.

Sahertian, Piet A. dan Mahateru, F. 1981. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Sardiman, 2005. Interaksi dan Motivasi Balajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa

Siregar, Yusni. 2010 “Upaya Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Supervisi Klinis di SMP Negeri Se -Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara”. Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Suharmansyah. 2012. “Kinerja Guru Rendah”. Seputar Indonesia. Medan, 21 Maret 2012.

Supardi. 2013. Kinerja Guru. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.

Timpe, A. Dale. 1993. Kinerja. Terjemahan Sofyan Cikmat. Jakarta: Gramedia Asri Media.


(1)

12 2. Secara Praktis, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat: (1) bagi guru Bahasa Indonesia karena dikenakan langsung dalam pelaksanaan supervisi akademik model ilmiah melalui pendekatan kolaboratif untuk meningkatkan kompetensi dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran untuk menuju guru Bahasa Indonesia yang profesional; (2) bagi Kepala Sekolah dapat dijadikan sumber acuan dalam mengembangkan dan meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia; (3) bagi Pengawas Dinas Pendidikan Kota Medan sebagai bahan evaluasi agar dapat menerapkan supervisi akademik model ilmiah sehingga dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran khususnya dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran; (4) bagi peneliti temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi penelitian-penelitian yang relevan di kemudian hari.


(2)

1

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Penelitian yang dilaksanankan di sepuluh sekolah berlokasi di Kota Medan, antara lain : SMP Negeri 17, SMP Negeri 32, SMP Negeri 16, SMP Swasta Sutan Oloan, SMP Swasta Pasundan Dan SMP Swasta Budisatrya.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan sekolah ini dapat diberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada pra siklus, tidak ada guru yang memiliki skor kinerja dalam kategori baik dan tidak baik, Sedangkan guru memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik 3,33 %, dan guru memiliki skor kinerja dalam kategori kurang baik sebesar 96,67 %.

2. Pada siklus pertama, tidak ada guru yang memiliki skor kinerja dalam kategori baik, dimana guru memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik sebesar 93,33 %, dan guru memiliki skor kinerja dalam kategori kurang baik sebesar 6,67 %, dan tidak ada skor kinerja guru dalam kategori tidak baik. 3. Pada siklus kedua, guru memiliki skor kinerja dalam kategori baik sebesar

66,67 %, dimana guru memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik sebesar 33,33 %, sedangkan tidak ada skor kinerja guru dalam kategori kurang baik dan guru dalam kategori tidak baik.

4. Hasil penelitian ini menemukan bahwa implementasi supervisi ilmiah dengan pendekatan kolaboratif ini dapat meningkatkan kinerja guru.


(3)

2

B. IMPLIKASI

Implikasi penelitian diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, diantaranya :

1. Secara umum implementasi supervisi ilmiah dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan kinerja guru bidang studi Bahasa Indonesia dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.

2. Penerapan supervisi ilmiah dengan pendekatan kolaboratif menekankan pada hubungan kinerja yang saling bekerja sama antara Kepala Sekolah, Pengawas dan guru sehingga guru merasa nyaman untuk di supervisi. Pelaksanaan supervisi ilmiah ini masih perlu diteruskan lagi dari waktu ke waktu untuk kinerja guru yang lebih baik lagi. Guru sebagai pelaksana dalam proses pembelajaran di dalam kelas membutuhkan bantuan atau penolong dalam pekerjaannya. Dalam hal ini tugas kepala sekolah dan pengawas sekolah untuk membantu dan memberi pengaruh serta perbaikan untuk kemajuan pendidikan di sekolah.

3. Berdasarkan temuan pada penelitian ini diperoleh hasil, bahwa kinerja guru meningkat, sehingga diharapkan agar implementasi supervisi ilmiah dengan pendekatan kolaboratif dapat dilaksanakan dilingkungan sekolah oleh pengawas sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

4. Pelaksanaan Supervisi ilmiah dengan pendekatan kolaboratif juga perlu mendapatkan perhatian khusus dari Dinas Pendidikan Kota Medan agar


(4)

3 diterapkan oleh pengawas yang berada di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Medan.

C. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia diajukan beberapa saran–saran sebagai berikut :

1. Kepala sekolah sebagai supervisor dalam pelaksanaan tugasnya sebaiknya menerapkan supervisi model ilmiah dengan pendekatan kolaboratif.

2. Pengawas sekolah bidang studi Bahasa Indonesia sebaiknya menerapkan supervisi model ilmiah dengan pendekatan kolaboratif.

3. Kepala Dinas Kota Medan sebaiknya memberikan pendidikan dan pelatihan kepada pengawas dan kepala sekolah untuk memperluas wawasan tentang penerapan supervisi model ilmiah dengan pendekatan kolaboratif.

4. Guru Bidang studi Bahasa Indonesia hendaknya agar selalu meningkatkan ilmu pengetahuan tentang seni dan sastra indonesia melalui pendidikan dan pelatihan agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam pembelajaran khususnya dalam melaksanakan pembelajaran.


(5)

85

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, Biner. 2013. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Amstrong, Michael dan Angela Baron. 1989. Performance Management. London: Instite of Personel and Development.

Asf, Jasmani dan Syaiful Mustofa. 2013. Supervisi Pendidikan : Terobosan Baru dalam Peningkatan Kinerja Pengawas dan Guru. Yogyakarta: Ar-Ruz Media.

Depdiknas. 2006. Panduan Penilaian Kinerja Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar

Depdiknas. 2007. Supervisi Akademik dalam Peningkatan Profesionalisme Guru. Jakarta: Dirjen PMTPTK

Haris, Ben. M. 1975. Supervisory Behavior in Education. New Jersey : Prentice Hall-Englewood

Jalal, Fasli & Dedi Supriadi. 2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adi Cita.

Mulyasa, 2010. Penelitian Tindakan Sekolah, Meningkatkan Produktivitas Sekolah . Bandung: Rosda Karya.

Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Konstekstual. Jakarta: Rineka Cipta.

PMPTK, 2008. Penilaian Kinerja Guru. Jakarta : Depdiknas

Purba, Jentina. 2013. “Implementasi Supervisi Akademik Model Artistik Dalam Meningkatkan Kinerja Guru SMP Di Kabupaten Deli Serdang”. Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Purwanto, M. Ngalim. 1987. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(6)

85 Rivai, Veithzal. 2005. Performance Appraisal. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sagala, Syaiful H. 2000. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung:

Alfabetta.

Sagala, Syaiful H. 2011. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung. Alfabetta.

Sagala, Syaiful H. 2010. Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabetta

Sahertian, Piet A. 2010. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan SDM. Jakarta: Rineka Cipta.

Sahertian, Piet A. dan Mahateru, F. 1981. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Sardiman, 2005. Interaksi dan Motivasi Balajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa

Siregar, Yusni. 2010 “Upaya Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Supervisi Klinis di SMP Negeri Se -Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara”. Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Suharmansyah. 2012. “Kinerja Guru Rendah”. Seputar Indonesia. Medan, 21 Maret 2012.

Supardi. 2013. Kinerja Guru. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.

Timpe, A. Dale. 1993. Kinerja. Terjemahan Sofyan Cikmat. Jakarta: Gramedia Asri Media.


Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DENGAN PENDEKATAN TIDAK LANGSUNG DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SMP NEGERI DI KABUPATEN LANGKAT PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH DI SMP KABUPATEN LANGKAT.

0 4 34

IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DENGAN PENDEKATAN DIREKTIF BERBASIS MANAJEMEN PENDIDIKAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI KOTA BINJAI.

0 6 29

IMPLEMENTASI SUPERVISI MODEL KLINIS DIREKTIF BERBASIS MANAJEMEN PENDIDIKAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI KOTA MEDAN.

0 4 38

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK MODEL ILMIAH BERBASIS MANAJEMEN PENDIDIKAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA PADA SMP NEGERI DI KOTA MEDAN.

0 4 34

IMPLEMENTASI SUPERVISI ILMIAH MELALUI TEKNIK PERCAKAPAN INDIVIDU DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU SMP NEGERI DI KOTA BINJAI.

0 2 35

IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DENGAN PENDEKATAN DIRECTIF UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI.

0 3 32

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK MODEL ARTISTIK DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU SMP DI KABUPATEN DELI SERDANG.

1 15 28

Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran

0 0 9

SUPERVISI AKADEMIK DALAM MENINGKATKAN KINERJA MENGAJAR GURU SMP

0 1 13

PENERAPAN PENDEKATAN SUPERVISI KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SDI MENGERUDA KABUPATEN NGADA

0 8 14