IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK MODEL ARTISTIK DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU SMP DI KABUPATEN DELI SERDANG.

(1)

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK MODEL

ARTISTIK DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU SMP

DI KABUPATEN DELI SERDANG

T E S I S

Oleh:

JENTINA OKTORIDA PURBA NIM. 8116131012

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

Jentina Oktorida Purba. Implementasi Supervisi Akademik Model Artistik dalam Meningkatkan Kinerja Guru. Penelitian Tindakan Sekolah di SMP Kabupaten Deli Serdang. Tesis. Medan: Program Pendidikan Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana. Universitas Negeri Medan. 2013.

Penelitian ini tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah implementasi supervisi akademik model artistik dapat meningkatkan kinerja guru bidang studi bahasa Indonesia pada SMP di Kabupaten Deli Serdang.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan sekolah. Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru. Penelitian tindakan ini terdiri dari empat rangkaian kegiatan yaitu: (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, (d) refleksi. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang guru yang ditentukan dengan cara random sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan lembar APKG 1, APKG 2, dan evaluasi hasil belajar.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Pada pra siklus, tidak ada guru yang memiliki skor kinerja dalam kategori baik, 66% guru memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik, dan 33% guru memiliki skor kinerja dalam kategori kurang baik. (2) Pada siklus pertama tidak ada guru yang memiliki skor kinerja dalam kategori baik. 100% guru memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik. (3) Pada siklus kedua 86,66% guru sudah memiliki skor kinerja dalam kategori baik. 13,33% guru memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik.

Hasil temuan penelitian ini menemukan bahwa implementasi supervisi akademik model artistik dapat meningkatkan kinerja guru. Saran kepada kepala sekolah sebagai supervisor dalam pelaksanaan tugasnya sebaiknya menerapkan supervisi akademik model artistik. Kepada pengawas sekolah bidang studi bahasa Indonesia sebaiknya menerapkan supervisi akademik model artistik. Kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang sebaiknya memberikan pendidikan dan pelatihan kepada pengawas dan kepala sekolah untuk memperluas wawasan tentang penerapan supervisi akademik model artistik. Kepada Guru bidang studi bahasa Indonesia agar selalu meningkatkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan sastra melalui pendidikan dan pelatihan.


(5)

ABSTRACT

Jentina Oktorida Purba. Implementation of Academic Supervision Artistic Models in improving performance of teachers. Action research in junior high school in Deli Serdang regency. Thesis. Medan: Educational Administration postgraduate courses. State University of Medan. 2013.

The research objective of this study was to determine whether the implementation of academic supervision artistic model can improve the performance of teachers of Indonesian in Junior High School in Deli Serdang regency.

This study uses action research school. Actions taken to improve teacher performance. This action research consists of four series of activities, namely: (a) planning, (b) action, (c) observations, (d) reflection. The samples in this study were 30 teachers determined by random sampling. Data collection techniques using APKG 1, APKG 2, and evaluation of learning outcomes.

  Based on the results of the action research data showed that: (1) The

percentage of lesson planning has increased from the results of the assessment indicated that 64.89% in the pre-cycle, after the first cycle increased to 74.89% and after the second cycle of up to 97%. (2) the percentage rate also increased implementation of learning from the results of the assessment indicated that 64.03% in the pre-cycle, after the first cycle increased by 69.51% and after the second cycle increased to 76,56%. (3) evaluation of learning outcomes percentage rate also increased from the results of the assessment indicated that 63,19% in the pre-cycle, after the first cycle increased to 63,75% and after the second cycle increased to 75.83%. Percentage of the value of the average performance of teachers in the current study tended to be in the category of pre cycle quite well with the relative frequency of 66%. Percentage of the value of the average performance of the teacher in teaching after the first cycle tends to be in the category quite well with the relative frequency of 100%. Percentage of the value of the average performance of the teacher in the learning after the second cycle tends in both categories with the relative frequency of 86,66%. The findings of this study found that the implementation of academic supervision artistic model can improve the performance of teachers.

Advice to the principal as a supervisor in the execution of his duty should apply academic supervision artistic model. The school superintendent Indonesian field of study should apply academic supervision artistic model. To the Chief Education Office Deli Serdang district should provide education and training to supervisors and principals to broaden the application of academic supervision artistic model. To the field of study of Indonesian teachers to keep improving science,


(6)

iii 

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga tesis ini dapat Penulis selesaikan dengan baik. Penulisan tesis ini merupakan kewajiban mahasiswa pascasarjana Unimed dalam menyelesaikan perkuliahan program pascasarjana. Tesis ini berjudul “Implementasi Supervisi Akademik Model Artistik dalam Meningkatkan Kinerja Guru SMP di Kabupaten Deli Serdang’’.

Usaha untuk menyelesaikan tesis ini telah Penulis laksanakan dengan baik, namun Penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan, isi materi maupun penggunaan bahasa yang kurang sesuai. Penulis mengharapkan masukan dari para pembaca berupa kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan tesis ini dikemudian hari.

Pada kesempatan ini, Penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini yaitu:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan 2. Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan Prof. Dr.

Sahat Siagian, M.Pd. sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan-arahan dan petunjuk kepada penulis dalam penulisan tesis ini.

3. Prof. Dr. Syaiful Sagala, M.Pd. selaku Ketua Prodi Administrasi Pendidikan dan Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd. selaku Sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan.

4. Dr.Yasaratodo Wau, M.Pd, Dr. Sukarman Purba, M.Pd, Dr. Paningkat Siburian, M.Pd selaku narasumber dalam penulisan tesis ini.

5. Bapak dosen di lingkungan Pascasarjana Universitas Negeri Medan, yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

6. Orang Tua saya Albinus Purba dan Tiromma Pasaribu, yang telah memberikan dukungan dan sumbangan baik secara moral, material dan spiritual.

7. Kakak, abang dan adik saya, Julinaria Purba, A.md, Lamtianus Josuanto Purba, S.H, Esav Fernando Purba, S.H yang telah mendukung dan


(7)

memberikan bantuan moral, material, dan spiritual kepada Penulis selama proses penulisan tesis ini.

8. Desmawan Anselmus Sitanggang, S.S.T yang telah memberikan dukungan dan bantuan secara moral, material, dan spiritual kepada Penulis selama proses penulisan tesis ini.

9. Kepala Sekolah SMPN-1, SMPN-2, SMPN-3, SMPN-4, SMP Trisakti, SMP RK Serdang Murni, SMP Methodis dan SMP Nusantara yang telah memberikan izin penelitian kepada Penulis.

10.Pengawas Sekolah di Kabupaten Deli Serdang, Drs. Djayakin Lumbantoruan yang telah membantu dan berpartisipasi dalam penelitian ini.

11.Rekan mahasiswa Edwin Saragih, Eva Charisma Ester Siburian, Maruli Pangaribuan, Santi Purnama Pulungan, Dasmiati, Boiman, Rahmat, Lasma Siagian, Dahlia, Elisa Nirmala, Dian Wahyudi, Sri Lasmawanti, dan yang lain yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan moral dan spiritual saat perkuliahan maupun penulisan tesis ini.

Atas bantuan dan bimbingan yang diterima, Penulis mengucapkan terima kasih dan berdoa semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan berkat kepada kita semua.

Akhirnya Penulis sampaikan semoga tesis ini dapat diterima dengan baik dan bermanfaat bagi dunia pendidikan. Terima kasih.

Medan, 5 September 2013

Penulis,


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak ………... i

Abstract………. ii

Kata Pengantar……….. iii

Daftar Isi………... v

Daftar Tabel………... vii

Daftar Gambar………... viii

Daftar Lampiran………. ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah……….. 1

B. Identifikasi Masalah……… 7

C. Pembatasan Masalah……… 7

D. Perumusan Masalah………. 8

E. Tujuan Penelitian………. 8

F. Manfaat Penelitian……… 8

BAB II KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teoretis 1. Kinerja Guru……….. 10

2. Supervisi Akademik Model Artistik……….. 18

B. Penelitian yang Relevan………... 32

C. Kerangka Berpikir……… 34

D. Hipotesis Tindakan………... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian……….. 37


(9)

C. Desain Penelitian Tindakan………. 38

D. Prosedur Penelitian……….. 39

E. Variabel dan defenisi Operasional Variabel………. 42

F. Indikator Keberhasilan………. 44

G. Evaluasi Tindakan……….. 44

H. Instrumen Penelitian/Alat Pengumpul Data……….. 45

I. Teknik Analisis Data………. 45

BAB IV HASIL PENELITIAN TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……… 47

B. Pembahasan……… 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 64

B. Implikasi………. 64

C. Saran……….. 65

DAFTAR PUSTAKA ……… 67 Lampiran


(10)

vii 

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Nama Sekolah dan Jumlah Guru……….. 37

2. Tabel 3.2 Penilaian Perencanaan Pembelajaran……… 42

3. Tabel 3.3 Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran………. 43

4. Tabel 3.4 Penilaian Hasil Evaluasi Hasil Belajar……….. 43

5. Tabel 3.5 Tingkat Kecenderungan Skor Kinerja Guru………. 46

6. Tabel 4.1 Persentase Nilai Kinerja Guru pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II………..……….……….. 48

7. Tabel 4.2 Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus……….. 50

8. Tabel 4.3 Tingkat Kecenderungan Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus………...………... 51

9. Tabel 4.4 Skor Kinerja Guru pada Siklus I……….……. 55

10.Tabel 4.5 Tingkat Kecenderungan Skor Kinerja Guru pada Siklus I………..……… 56

11.Tabel 4.6 Skor Kinerja Guru pada Siklus II………. 60

12.Tabel 4.7 Tingkat Kecenderungan Skor Kinerja Guru pada Siklus II... 61


(11)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Tiga Tujuan Supervisi Akademik……….. 22 2. Gambar 2.2. Sistem Fungsi Supervisi Akademik……….. 22 3. Gambar 3.1. Model Penelitian Tindakan Sekolah……….. 38 4. Gambar 4.1 Histogram Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus………….…. 51 5. Gambar 4.2 Histogram Skor Kinerja Guru pada Siklus I……….…. 56 6. Gambar 4.3 Histogram Skor Kinerja Guru pada Siklus II………. 61 7. Gambar 4.4 Histogram Skor Kinerja Guru (responden 1-15)

pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II………. 63 8. Gambar 4.5 Histogram Skor Kinerja Guru (responden 16-30)

pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II……….. 63  

                         


(12)

ix 

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1. Lembar Penilaian Observasi Kinerja Guru Dalam

Perencanaan Pembelajaran………. 71

2. Lampiran 2. Lembar Penilaian Observasi Kinerja Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran……….… 73

3. Lampiran 3. Lembar Penilaian Observasi Kinerja Guru Dalam Evaluasi Pembelajaran………. 75

4. Lampiran 4. Skor Kinerja Guru oleh Wakil Kepala sekolah pada Pra Siklus.. 76

5. Lampiran 5. Skor Kinerja Guru oleh Pengawas pada Pra Siklus……… 77

6. Lampiran 6. Skor Kinerja Guru oleh Peneliti pada Pra Siklus………. 78

7. Lampiran 7. Skor Kinerja Guru oleh Wakil Kepala Sekolah pada Siklus I…. 79 8. Lampiran 8. Skor Kinerja Guru oleh Pengawas pada Siklus I………. 80

9. Lampiran 9. Skor Kinerja Guru oleh Peneliti pada Siklus I………. 81

10. Lampiran 10. Skor Kinerja Guru oleh Wakil Kepala Sekolah pada Siklus II. 82 11. Lampiran 11. Skor Kinerja Guru oleh Pengawas pada Siklus II……… 83

12. Lampiran 12. Skor Kinerja Guru oleh Peneliti pada Siklus II……… 84

13. Lampiran 13. Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus………..………. 85

14. Lampiran 14. Skor Kinerja Guru pada Siklus I…………..……… 86


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem pendidikan nasional merupakan keseluruhan secara terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang saling berkaitan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional Indonesia disusun berlandaskan kebudayaan bangsa Indonesia berdasar pada Pancasila dan UUD 1945 sebagai cerminan nilai-nilai hidup bangsa Indonesia. Sistem pendidikan diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta dibawah tanggung jawab Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah yang sering disebut PLS. Jalur pendidikan sekolah adalah kegiatan belajar mengajar secara berjenjang atau bertingkat dan berkesinambungan mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan luar sekolah adalah pendidikan yang bersifat kemasyarakatan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang tidak berjenjang dan tidak berkesinambungan seperti kursus.

Jalur pendidikan sekolah diselenggarakan oleh lembaga pendidikan yang formal. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Sekolah atau lembaga bertanggung jawab memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat. Kegiatan pendidikan dan pengajaran di sekolah


(14)

2

Guru memiliki tanggung jawab membantu sekolah di dalam usaha menentukan pengetahuan dan keterampilan kepada anak didik. Guru juga harus dapat menciptakan suasana kelas sehingga anak didik nyaman berada dan belajar di kelas. Guru sebagai tenaga pendidik hendaknya menjadikan dirinya suri teladan bagi anak didiknya.

Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di kelas adalah tanggung jawab guru. Berhasil atau tidaknya kegiatan pembelajaran ditentukan oleh kemampuan guru dalam menyampaikan materi, menggunakan media pembelajaran dan keterampilan mengajar yang bervariasi. Guru dalam tugasnya dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas kerjanya agar tujuan pembelajaran semakin baik.

Kualitas guru khususnya yang berstatus pegawai negeri sipil dan guru sekolah swasta menurut Ari Kristianawati yang dikutip oleh Sagala (2012) berada dalam titik rendah. Guru masih belum menguasai kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta kemasyarakatan. Guru juga terjebak dalam kebiasan menjadi “robot” kurikulum pendidikan. Inisiatif untuk belajar dan menggali metode dan strategi pembelajaran, bahan ajar dan pola relasi belajar mengajar yang baru masih sangat kurang.

Data yang diperoleh dari harian seputar Indonesia (2012) Manullang mengemukakan bahwa kualitas guru di Sumatera Utara masih rendah. Hal ini terlihat dari hasil Uji Kompetensi Awal (UKA) tahun 2012. Sumatera Utara berada di peringkat 25 dari 34 provinsi dengan nilai rata-rata 37,4 jauh dari rata-rata nasional sebesar 42,25. Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas guru dan kinerjanya masih rendah di Sumatera Utara termasuk di Kabupaten Deli Serdang.


(15)

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pengawas bidang studi bahasa Indonesia di Kabupaten Deli Serdang, masih terdapat guru yang menggunakan teknik mengajar dengan menyuruh siswanya satu persatu membaca buku pelajaran sampai selesai jam pelajaran. Teknik pembelajaran seperti ini dapat dikatakan tidak efektif dan membuat para siswa menjadi tidak konsentrasi dan bermain-main setelah gilirannya selesai.

Hasil survey awal peneliti masih menemukan guru-guru yang hanya mengcopy paste RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) langsung dari internet tanpa mengubah RPP tersebut dan cenderung mengganti RPP yang sudah ada pada tahun sebelumnya. Selanjutnya, pada sebuah sekolah menengah pertama di Lubuk Pakam, masih terdapat guru-guru yang masih belum memiliki program tahunan, program semester, silabus, dan RPP.

Masalah kualitas guru yang rendah dari hasil ujian kompetensi guru yang jauh dari harapan, kurangnya pengetahuan guru dalam penerapan teknik pembelajaran yang bervariasi, serta penguasaan guru yang rendah dalam penyusunan RPP, hal ini di menunjukkan bahwa kinerja guru rendah di Kabupaten Deli Serdang. Seiring dari uraian di atas bahwa kinerja adalah unjuk kerja guru dalam pelaksanaan tugasnya. Departemen Pendidikan Nasional mengartikan kinerja sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi organisasi. Pengertian ini secara detail mengarah pada suatu upaya seseorang dalam pelaksanaan tugas untuk mencapai


(16)

4

UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 39 ayat (2), menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. UU No. 14 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 (a) tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa standar prestasi kerja guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Tugas pokok guru tersebut yang diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar merupakan bentuk kinerja guru.

Kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang guru yaitu: (a) merencanakan program belajar mengajar, (b) melaksanakan dan memimpin proses belajar mengajar, (c) menilai kemajuan proses belajar mengajar, (d) membina hubungan dengan peserta didik. Berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Menengah dijabarkan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok: (a) merencanakan pembelajaran, (b) melaksanakan pembelajaran, (c) menilai hasil pembelajaran, (d) membimbing dan melatih peserta didik, (e) melaksanakan tugas tambahan. Kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dapat dijadikan indikator menilai kinerja guru.

Masalah kinerja guru yang rendah di Kabupaten Deli Serdang pada saat ini tidak terlepas dari masalah manajemen supervisi akademik yang dilakukan pengawas dan kepala sekolah. Data dari Kementerian Pendidikan nasional (2011) menjelaskan bahwa strategi sosialisasi dan strategi bimbingan supervisi akademik yang telah


(17)

dilaksanakan selama ini ternyata masih belum memadai, sehingga intensitas dan penguasaan materi kurang sesuai. Selain hal tersebut, terdapat sebagian dari pengawas yang melakukan hal–hal sebagai berikut dalam supervisi akademik terhadap guru, yaitu: (1) melakukan supervisi tanpa ada kesepakatan waktu sebelumnya; (2) mengisi instrumen penilaian pada saat guru mengajar tanpa ada pemberitahuan hasil penilaiannya; (3) melakukan supervisi tanpa adanya tindak lanjut; dan (4) melakukan supervisi hanya pada sebagian guru.

Hasil dari data di atas menunjukkan bahwa pengawas telah melakukan supervisi akademik yang tidak baik, sehingga tujuan yang direncanakan tidak dapat tercapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, untuk mengatasi masalah tersebut, dibuat amanat Inpres Nomor 1 tahun 2010 tentang program penguatan kemampuan kepala sekolah, sehingga pada tahun 2011 Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional telah menerbitkan buku Supervisi Akademik sebagai referensi bagi kepala sekolah dan lembaga terkait dalam penguatan kemampuan kepala sekolah di provinsi dan di kabupaten seluruh Indonesia.

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola pembelajaran untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Melalui kegiatan supervisi, guru sebagai ujung tombak dalam kegiatan pendidikan diharapkan dapat memiliki kinerja yang baik dalam


(18)

6

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Supervisi dalam prakteknya supervisi terbagi atas empat model menurut Sahertian (2002) yakni supervisi model konvensional, supervisi model ilmiah, supervisi model klinis, dan supervisi model artistik.

Supervisi model konvensional melalui penerapan kekuasaan yang otoriter akan berpengaruh terhadap perilaku supervisi, biasanya perilaku supervisi yang nampak adalah mencari-cari kesalahan dan menemukan kesalahan.

Supervisi model Ilmiah memiliki ciri-ciri yaitu dilaksanakan secara berencana dan kontinu, sistematis dengan menggunakan prosedur serta teknik tertentu, menggunakan instrumen pengumpulan data, ada data yang objektif yang diperoleh dari keadaan riil.

Supervisi model klinis difokuskan pada peningkatan proses pembelajaran dengan menggunakan siklus yang sistematis. Supervisi klinis membantu guru-guru memperkecil kesenjangan antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal.

Supervisi model artistik memiliki karakteristik yaitu memerlukan perhatian mendengarkan, memerlukan keahlian khusus untuk memahami kebutuhan seseorang, menuntut untuk memberikan perhatian lebih banyak terhadap proses kehidupan kelas yang diobservasi sepanjang waktu tertentu, memerlukan laporan yang menunjukan bahwa dialog supervisor dan guru yang disupervisi.

Keempat model supervisi tersebut, pengawas cenderung menerapkan supervisi model konvensional. Supervisi model konvensional bersifat otoriter dan


(19)

tidak bersifat membantu guru dalam memecahkan masalahnya dan memperbaiki proses pembelajaran. Sementara guru menginginkan pengawas dapat mendengarkan masalah mereka dan memberikan perhatian terhadap proses kehidupan di kelas. Model supervisi yang tepat bagi keinginan guru yaitu model artistik. Supervisi model artistik bersifat pendekatan pengawas dengan seni tertentu. Pengawas dan guru sejajar kedudukannya dan saling bekerja sama dalam mengatasi permasalahan pembelajaran.

Berdasarkan hal-hal yang dipaparkan di atas, dalam rangka meningkatkan kinerja guru perlu dilakukan penelitian implementasi supervisi akademik model artistik dalam meningkatkan kinerja guru SMP di Kabupaten Deli Serdang dalam pembelajaran yang efektif dan efisien berbasis karakter.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: (1) strategi sosialisasi dan strategi bimbingan supervisi akademik yang telah dilaksanakan selama ini ternyata masih belum memadai, sehingga intensitas dan penguasaan materi kurang, (2) kualitas guru yang rendah di Sumatera Utara, (3) implementasi supervisi akademik model artistik belum dilaksanakan, (4) supervisi akademik konvensional belum dapat meningkatkan kinerja guru, (5) pembuatan RPP yang masih mengcopy paste dari internet, (6) pelaksanaan supervisi tidak berdasarkan kesepakatan terlebih dahulu antara pengawas dan kepala sekolah. C. Pembatasan Masalah


(20)

8

meningkatkan kinerja guru bidang studi bahasa Indonesia pada SMP di Kabupaten Deli Serdang.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka perumusan masalah penelitian adalah apakah implementasi supervisi akademik model artistik dapat meningkatkan kinerja guru bidang studi bahasa Indonesia pada SMP di Kabupaten Deli Serdang? E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah implementasi supervisi akademik model artistik dapat meningkatkan kinerja guru bidang studi bahasa Indonesia pada SMP di Kabupaten Deli Serdang.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian implementasi supervisi akademik model artistik dalam meningkatkan kinerja guru SMP di Kabupaten Deli Serdang diharapkan memberikan manfaat, antara lain:

1. Secara teoretis/akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori, khususnya teori kinerja, dan teori supervisi. Selain itu, model teoretis yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat memberikan jawaban teoretis terhadap permasalahan kinerja, sehingga dapat dijadikan model untuk meningkatkan kinerja guru bidang studi bahasa Indonesia pada SMP di Kabupaten Deli Serdang.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: (1) bagi guru bidang studi bahasa Indonesia temuan penelitian ini dapat dijadikan


(21)

umpan balik bagi guru dalam rangka memahami kinerjanya serta faktor yang mempengaruhinya, yaitu supervisi akademik dan selanjutnya diharapkan dapat menstimulasi usaha mereka untuk meningkatkan kinerjanya; (2) bagi pengawas Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang sebagai bahan evaluasi agar dapat menerapkan supervisi akademik model artistik sehingga dapat meningkatkan kinerja guru; (3) bagi kepala sekolah temuan penelitian ini dapat dijadikan bahan penting dalam rangka meningkatkan kinerja guru bahasa Indonesia; (4) bagi peneliti temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bandingan bagi penelitian-penelitian yang relevan dikemudian hari.


(22)

64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian yang dilaksanakan di delapan sekolah berlokasi di Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang, delapan sekolah yang menjadi tempat penelitian yaitu: SMP Negeri 1, SMP Negeri 2, SMP Negeri 3, SMP Negeri 4, SMP Methodis, SMP Nusantara, SMP RK Serdang Murni, dan SMP Trisakti.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada pra siklus, tidak ada guru yang memiliki skor kinerja dalam kategori

baik, 66% guru memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik, dan 33% guru memiliki skor kinerja dalam kategori kurang baik.

2. Pada siklus pertama tidak ada guru yang memiliki skor kinerja dalam kategori baik. 100% guru memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik.

3. Pada siklus kedua 86,66% guru sudah memiliki skor kinerja dalam kategori baik. 13,33% guru memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik. 

4. Hasil temuan penelitian ini menemukan bahwa implementasi supervisi akademik model artistik dapat meningkatkan kinerja guru.

B. Implikasi

Implikasi penelitian diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, di antaranya:


(23)

65

1. Secara umum implementasi supervisi akademik model artistik dapat meningkatkan kinerja guru bidang studi bahasa Indonesia dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.

2. Penerapan supervisi akademik model artistik menekankan pada hubungan kerja yang akrab antara guru dan pengawas sehingga guru merasa senang untuk disupervisi. Pelaksanaan supervisi akademik masih perlu diteruskan dari waktu ke waktu untuk kinerja guru yang lebih baik lagi. Guru sebagai pelaksana dalam dalam proses pembelajaran di dalam kelas membutuhkan penolong dalam pekerjaannya. Tugas pengawas sekolah dan kepala sekolah untuk membantu dan memberi pengarahan, perbaikan untuk kemajuan pendidikan di sekolah.

3. Berdasarkan temuan pada penelitian ini diperoleh hasil, bahwa kinerja guru meningkat, sehingga diharapkan agar implementasi supervisi akademik model artistik dapat dilaksanakan di lingkungan sekolah oleh pengawas sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas.

4. Pelaksanaan supervisi akademik model artistik juga perlu mendapat perhatian khusus dari Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang agar diterapkan oleh seluruh pengawas yang berada di lingkungan Kabupaten Deli Serdang.

C. Saran


(24)

66

1. Kepala sekolah sebagai supervisor dalam pelaksanaan tugasnya sebaiknya menerapkan supervisi akademik model artistik.

2. Pengawas sekolah bidang studi bahasa Indonesia sebaiknya menerapkan supervisi akademik model artistik.

3. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang sebaiknya memberikan pendidikan dan pelatihan kepada pengawas dan kepala sekolah untuk memperluas wawasan tentang penerapan supervisi akademik model artistik. 4. Guru bidang studi bahasa Indonesia agar selalu meningkatkan ilmu


(25)

67

DAFTAR PUSTAKA

Agustini, Fauzia. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan. Medan: Madenatera.

Asmani, Ma’mur Jamal. 2012. Supervisi Pendidikan Sekolah. Yogyakarta: Diva Press Arikunto, Suharsimi & Suhardjono. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi

Aksara.

Astaty, Dahlia.2012. ”Pengaruh Komitmen Organisasi, Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Tutor Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM Kota Medan”. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Bernardin H. John. 2003. Human Resources Management, Third Edition. New York:Mc Graw-Hill Higher Education.

Colquitt Jazon A, Lepine Jeffery A, and Wesson Michael J. 2009. Organizational Behavior. Boston. Mc Graw-Hill International

Daresh, J. C. 1989. Supervision as a Proactive Process. New York & London: Longman

Depdiknas. 2006. Panduan Penilaian Kinerja Sekolah Dasar. Jakarta:Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar.

Depdiknas. 2007. Supervisi Akademik dalam Peningkatan Profesionalisme Guru. Jakarta: Dirjen PMPTK

Dodd, W.A. 1972. Primary School Inspection in New Countries. London: Oxford University Press.

Echols, J. M. & Hassan Shadily. 2000. Kamus Inggiris – Indonesia. Jakarta: Gramedia.


(26)

68

Husaini,Usman. 2010. Manajemen. Teori Praktik&Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Hutapea, Rita. 2011. ”Hubungan Supervisi dan Kemampuan Berkomunikasi dengan Kinerja Kepala Sekolah SMK di Dinas Pendidikan Kota Medan”. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Hutasoit, Tumbur. 2011. ”Pengaruh Iklim Organisasi, Kepuasan Kerja dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri Kecamatan Sipaholon”. Tesis. Medan:Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

http://gurupembaharu.com/home/perangkat-supervisi-akademik/diakses tanggal 25 Maret 2013

http://hamdanizone.blogspot.com/2012/03/indikator-kinerja-guru-dan-penilaiannya.html/diakses tanggal 2 Juli 2013

http://www.slideshare.net/sugainanaf/instrumen-supervisiakademikapsi/diakses tanggal 26 Maret 2013

http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/03/instrumen-supervisi-akademik.pdf/diakses tanggal 26 Maret 2013

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/insentif-definisi-tujuan-jenis-proses.html diakses tanggal 11 April 2013

http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja diakses tanggal 15 April 2013

http://apsikabnganjuk.blogspot.com/2012/08/supervisi-akademik-a.html diakses

tanggal 2 Juli 2012.

Koontz, Harold. Cyril O’Donnel & Heinz Weihrich. 1986. Manajemen. Jilid 2. Terjemahan: Gunawan Hutauruk. Jakarta:Erlangga.

Lili Sri Astuti, 2011. “Hubungan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru SMP Negeri di Kota Medan”. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Masaong, Kadim. 2012. Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru. Bandung: Alfabeta.

Neagley, R.L. dan N.D. Evans. 1980. Handbook for Effective Supervision fo Instruction. Third Edition. Englewood Cliffs, New Jersey: Presentice-Hall, Inc


(27)

69

Parkay, W, Forrest. Beverly Hardcastle Stanford. 2008. Menjadi seorang Guru. Jakarta:Indeks.

Purba, Sukarman. 2009. Kinerja Pimpinan Jurusan Di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Laksbang.

Purwanto. Ngalim. 1987. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Rahman, Arif. 1997. “Hubungan Pengaruh Antara Budaya Organisasi Dengan Kualitas Kinerja Dosen”. Tesis. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Negeri Bandung

Rivai, Veithzal. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada

--- 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: RajaGrafindo.

Sagala, Syaiful. 2010. Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sahertian, Piet. A. dan Mataheru, F.1981. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional

Sahertian, Piet. A. 2000. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta

Samosir, Piter. 2011. “Hubungan Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru di SMP Se-Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara”. Tesis, Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:

Mandar Maju.

Sergiovanni & Starratt, J Robert. 1979. Supervison Human Perspectives. America: McGraw-Hill Book

Sergiovanni, T.J. 1987. The Principalship, A Reflective Practice Perspective. Boston: Allyn and Bacon


(28)

70

Suharmansyah. 2012. “Kinerja Guru Rendah”. Seputar Indonesia. Medan, 21 Maret 2012

Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK Depdiknas. 2006. Supervisi Akademik dalam Peningkatan Profesionalisme Guru. Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah Pendidikan Dasar.

Suyadi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Yogyakarta:Andi.

Suyono. 2010. “Hubungan Kualifikasi Akademik dan Kemampuan Supervisi Pengawas Dengan Kinerja Kepala Sekolah SMP Negeri Di Kabupaten Deli Serdang”. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Syarifuddin. 2010. “Pengaruh Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Kepuasan

Kerja dan Pengambilan Keputusan Terhadap Kinerja Kepala Sekolah SD Di Kabupaten Sumbawa Barat,NTB”. Disertasi. Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta.

Thoha, Miftah. 2005. Manajemen Kepegawaian Sipil Indonesia. Jakarta: Kencana. Tim Pasca Sarjana Unimed Kerjasama Dinas Pendidikan Kota Medan dan Unimed.

2008. Supervisi Pendidikan.

Usman, Uzer, Moh. 2002. Menjadi Guru yang Profesional. Edisi kedua. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Undang-Undang R.I Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pemerintah R.I Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan serta Wajib Belajar. 2010. Bandung: Citra Umbara


(1)

1. Secara umum implementasi supervisi akademik model artistik dapat meningkatkan kinerja guru bidang studi bahasa Indonesia dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.

2. Penerapan supervisi akademik model artistik menekankan pada hubungan kerja yang akrab antara guru dan pengawas sehingga guru merasa senang untuk disupervisi. Pelaksanaan supervisi akademik masih perlu diteruskan dari waktu ke waktu untuk kinerja guru yang lebih baik lagi. Guru sebagai pelaksana dalam dalam proses pembelajaran di dalam kelas membutuhkan penolong dalam pekerjaannya. Tugas pengawas sekolah dan kepala sekolah untuk membantu dan memberi pengarahan, perbaikan untuk kemajuan pendidikan di sekolah.

3. Berdasarkan temuan pada penelitian ini diperoleh hasil, bahwa kinerja guru meningkat, sehingga diharapkan agar implementasi supervisi akademik model artistik dapat dilaksanakan di lingkungan sekolah oleh pengawas sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas.

4. Pelaksanaan supervisi akademik model artistik juga perlu mendapat perhatian khusus dari Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang agar diterapkan oleh seluruh pengawas yang berada di lingkungan Kabupaten Deli Serdang.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia diajukan saran sebagai berikut:


(2)

1. Kepala sekolah sebagai supervisor dalam pelaksanaan tugasnya sebaiknya menerapkan supervisi akademik model artistik.

2. Pengawas sekolah bidang studi bahasa Indonesia sebaiknya menerapkan supervisi akademik model artistik.

3. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang sebaiknya memberikan pendidikan dan pelatihan kepada pengawas dan kepala sekolah untuk memperluas wawasan tentang penerapan supervisi akademik model artistik. 4. Guru bidang studi bahasa Indonesia agar selalu meningkatkan ilmu


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Agustini, Fauzia. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan. Medan: Madenatera.

Asmani, Ma’mur Jamal. 2012. Supervisi Pendidikan Sekolah. Yogyakarta: Diva Press Arikunto, Suharsimi & Suhardjono. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi

Aksara.

Astaty, Dahlia.2012. ”Pengaruh Komitmen Organisasi, Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Tutor Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM Kota Medan”. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Bernardin H. John. 2003. Human Resources Management, Third Edition. New York:Mc Graw-Hill Higher Education.

Colquitt Jazon A, Lepine Jeffery A, and Wesson Michael J. 2009. Organizational Behavior. Boston. Mc Graw-Hill International

Daresh, J. C. 1989. Supervision as a Proactive Process. New York & London: Longman

Depdiknas. 2006. Panduan Penilaian Kinerja Sekolah Dasar. Jakarta:Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar.

Depdiknas. 2007. Supervisi Akademik dalam Peningkatan Profesionalisme Guru. Jakarta: Dirjen PMPTK

Dodd, W.A. 1972. Primary School Inspection in New Countries. London: Oxford University Press.

Echols, J. M. & Hassan Shadily. 2000. Kamus Inggiris – Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Griffin, Ricky W. 1987. Management. Boston : Houghton Mifflin Company

Hersey, Paul & Blanchard Ken. 1982. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga.


(4)

Husaini,Usman. 2010. Manajemen. Teori Praktik&Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Hutapea, Rita. 2011. ”Hubungan Supervisi dan Kemampuan Berkomunikasi dengan Kinerja Kepala Sekolah SMK di Dinas Pendidikan Kota Medan”. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Hutasoit, Tumbur. 2011. ”Pengaruh Iklim Organisasi, Kepuasan Kerja dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri Kecamatan Sipaholon”. Tesis. Medan:Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

http://gurupembaharu.com/home/perangkat-supervisi-akademik/diakses tanggal 25 Maret 2013

http://hamdanizone.blogspot.com/2012/03/indikator-kinerja-guru-dan-penilaiannya.html/diakses tanggal 2 Juli 2013

http://www.slideshare.net/sugainanaf/instrumen-supervisiakademikapsi/diakses tanggal 26 Maret 2013

http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/03/instrumen-supervisi-akademik.pdf/diakses tanggal 26 Maret 2013

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/insentif-definisi-tujuan-jenis-proses.html diakses tanggal 11 April 2013

http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja diakses tanggal 15 April 2013

http://apsikabnganjuk.blogspot.com/2012/08/supervisi-akademik-a.html diakses tanggal 2 Juli 2012.

Koontz, Harold. Cyril O’Donnel & Heinz Weihrich. 1986. Manajemen. Jilid 2. Terjemahan: Gunawan Hutauruk. Jakarta:Erlangga.

Lili Sri Astuti, 2011. “Hubungan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru SMP Negeri di Kota Medan”. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Masaong, Kadim. 2012. Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru. Bandung: Alfabeta.

Neagley, R.L. dan N.D. Evans. 1980. Handbook for Effective Supervision fo Instruction. Third Edition. Englewood Cliffs, New Jersey: Presentice-Hall, Inc


(5)

Parkay, W, Forrest. Beverly Hardcastle Stanford. 2008. Menjadi seorang Guru. Jakarta:Indeks.

Purba, Sukarman. 2009. Kinerja Pimpinan Jurusan Di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Laksbang.

Purwanto. Ngalim. 1987. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Rahman, Arif. 1997. “Hubungan Pengaruh Antara Budaya Organisasi Dengan Kualitas Kinerja Dosen”. Tesis. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Negeri Bandung

Rivai, Veithzal. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada

--- 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: RajaGrafindo.

Sagala, Syaiful. 2010. Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sahertian, Piet. A. dan Mataheru, F.1981. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional

Sahertian, Piet. A. 2000. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta

Samosir, Piter. 2011. “Hubungan Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru di SMP Se-Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara”. Tesis, Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:

Mandar Maju.

Sergiovanni & Starratt, J Robert. 1979. Supervison Human Perspectives. America: McGraw-Hill Book

Sergiovanni, T.J. 1987. The Principalship, A Reflective Practice Perspective. Boston: Allyn and Bacon

Siregar, Yusni. 2010. “Upaya Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Supervisi Klinis di SMP Negeri Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara”. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan


(6)

Suharmansyah. 2012. “Kinerja Guru Rendah”. Seputar Indonesia. Medan, 21 Maret 2012

Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK Depdiknas. 2006. Supervisi Akademik dalam Peningkatan Profesionalisme Guru. Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah Pendidikan Dasar.

Suyadi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Yogyakarta:Andi.

Suyono. 2010. “Hubungan Kualifikasi Akademik dan Kemampuan Supervisi Pengawas Dengan Kinerja Kepala Sekolah SMP Negeri Di Kabupaten Deli Serdang”. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Syarifuddin. 2010. “Pengaruh Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Kepuasan

Kerja dan Pengambilan Keputusan Terhadap Kinerja Kepala Sekolah SD Di Kabupaten Sumbawa Barat,NTB”. Disertasi. Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta.

Thoha, Miftah. 2005. Manajemen Kepegawaian Sipil Indonesia. Jakarta: Kencana. Tim Pasca Sarjana Unimed Kerjasama Dinas Pendidikan Kota Medan dan Unimed.

2008. Supervisi Pendidikan.

Usman, Uzer, Moh. 2002. Menjadi Guru yang Profesional. Edisi kedua. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Undang-Undang R.I Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pemerintah R.I Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan serta Wajib Belajar. 2010. Bandung: Citra Umbara