Perancangan Film Dokumenter Obyek Wisata Gua Pawon

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN FILM DOKUMENTER OBYEK WISATA GUA PAWON

DK 26313 / Tugas Akhir Semester II 2013 – 2014

Oleh :

Arif Wahyu Ramdani 52111044

Program Studi Desain Grafis

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

(4)

55 LAMPIRAN E

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Arif Wahyu Ramdani

Tempat, Tanggal lahir : Bandung, 23 maret 1992

Alamat : Kp. Bantar Gedang Rt 02/01

Ds.Mekarsari, Kec.Ngamprah

Agama : Islam

No tlp : 081320210378

E-mail : arifminor@gmail.com

Pendidikan : D3 Desain Komunikasi Visual

Pendidikan Formal : Sekolah Dasar Ciharashas II

1998- 2004

SMPN 1 Ngamprah 2004-2007

SMKN 2 Cimahi 2007-2010

UNIKOM 2011-sekarang

Pengalaman Organisasi : Pramuka SDN Ciharshas II

PMR SMPN 1 Ngamprah

EKSORA SMPN 1 Ngamprah


(5)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN...1

I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 2

I.3 Perumusan Masalah ... 2

I.4 Pembatasan Masalah ... 3

1.5. Tujuan Perancangan ... 3

I.6. Manfaat Penulisan ...3

BAB II PERANCANGAN FILM DOKUMENTER OBYEK WISATA GUA PAWON. ... 4

II.1 Pengertian Wisata ... 4

II.2 Pengertian Tempat Wisata ... 4

II.3 Jenis-Jenis Obyek Wisata ... 4

II.3.1 Wisata Alam ... 4

II.3.2 Wisata Bahari ... 5

II.3.3 Wisata Sejarah ... 5

II.3.4 Wisata Religi ... 5

II.3.5 Wisata Pendidikan ... 5

II.4 Manfaat Obyek Wisata ... 5

II.4.1 Manfaat Dibidang Politik ... 5

II.4.2 Manfaat Dibidang Ekonomi ... 6


(6)

vii

II.4.4 Manfaat Terhadap Lingkungan ... 6

II.5 Pengertian Gua ... 6

II.6 Jenis-Jenis Gua ... 6

II.7 Pengertian Situs ... 7

II.7.1 Situs Menurut Narasumber ... 7

II.8 Pengertian Purbakala ... 7

II.9 Situs-Situs Purbakala ... 7

II.9.1 Taman Purbakala Cipari ... 7

II.9.2 Situs Purbakala Sangiran ... 8

II.9.3 Situs Purbakala Trinil ... 8

II.9.4 Situs Purbakala Kokas ... 9

II.10 Pengertian Media Informasi ... 10

II.10.1 Fungsi Media Informasi ... 10

II.11 Pengertian Film... 11

II.12 Sejarah Film ... 12

II.13 Tahap Pembuatan Film ... 13

II.14 Pengertian Produksi ... 14

II.15 Unsur-Unsur Dalam Film ... 14

II.15.1 Produser ... 14

II.15.2 Sutradara ... 14

II.15.3 Penulis Skenario ... 14

II.15.4 Penata Kamera (kameramen) ... 15

II.15.5 Penata Artistik ... 15

II.15.6 Penata Musik ... 15

II.15.7 Editor ... 15

II.15.8 Pengisi dan Penata Suara ... 15

II.15.9 Bintang Film / Pemeran ... 15

II.16 Jenis-Jenis Film ... 15

II.16.1 Genre Aksi ... 16


(7)

viii

II.16.3 Genre Komedi ... 16

II.16.4 Genre Kejahatan / Gangster... 16

II.16.5 Genre Drama ... 16

II.16.6 Genre Horor ... 17

II.16.7 Genre Musik ... 17

II.16.8 Genre Sci-Fi... 17

II.16.9 Genre Perang ... 17

II.17 Pengertian Film Dokumenter ... 17

II.17.1 Unsur-Unsur Dalam Film Dokumenter ... 18

II.18 Segmentasi ... 19

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER OBYEK WISATA GUA PAWON ... 21

III.1 Strategi Perancangan ... 21

III.1.1 Pendekatan Komunikasi ... 21

III.1.1.1 Pendekatan Visual ... 21

III.1.1.2 Pendekatan Verbal ... 21

III.1.1.3 Materi Pesan ... 21

III.1.2 Strategi Kreatif ... 22

III.1.3 Strategi Media ... 22

III.1.3.1 Media Utama ... 22

III.1.3.2 Media Pendukung ... 22

III.1.4 Strategi Distribusi ... 23

III.2 Konsep Visual ... 23

III.2.1 Tehnik Pengambilan Gambar ... 23

III.2.2 Format Desain... 24

III.2.3 Sinopsis ... 24

III.2.4 Story Line ... 26

III.2.5 Tipografi ... 27

III.2.6 Ilustrasi ... 28


(8)

ix

BAB IV TEKNIS PRODUKSI ... 29

IV.1 Media Utama ... 29

IV.1.1 Teknis Pembuatan Film ... 29

IV.1.1.1 Pembuatan Sinopsis ... 29

IV.1.1.2 Pembuatan Storyline ... 29

IV.1.1.3 Pasca Produksi ... 29

IV.1.1.4 Pencarian Crew ... 30

IV.1.1.5 Pemilihan Lokasi ... 30

IV.1.1.6 Pemilihan Kostum ... 31

IV.1.1.7 Pemilihan Pemeran / Actor ... 32

IV.1.1.8 Pemilihan Kamera Dan Lensa ... 32

IV.1.2 Eksekusi Produksi ... 33

IV.1.3 Teknis Editing ... 34

IV.1.3.1 Menyunting Gambar... 34

IV.1.3.2 Pemotongan Frame ... 34

IV.1.3.3 Penambahan Efek Warna Video ... 35

IV.1.3.4 Penambahan Efek Text ... 36

IV.1.3.5 Penambahan Sound Efek ... 38

IV.1.3.6 Teknis Akhir Editing ... 39

IV.2 Media Pendukung ... 40

IV.2.1 Poster 1 ... 40

IV.2.2 Poster 2 ... 41

IV.2.3 Flyer ... 42

IV.2.4 Cover CD ... 43

IV.2.5 Sticker ... 44

IV.2.6 Sosial Media ... 45

IV.2.7 Hoodie ... 46

IV.2.8 Jam Dinding ... 47

IV.2.9 Kalender ... 47


(9)

x Lampiran ... 49


(10)

48 DAFTAR PUSTAKA

Buku

Criticos (1996) “Media”. Gordon B.Davis (1990) (11) “ Pengertian Informasi Heinich et.al.(2002); Ibrahim, (1997); Ibrahim et.al., (2001) “ Definisi Media Informasi “ .

Media dan Jurnal Online

Anwar Iswadi, 19-08-2013, Gua Pawon Rumah Orang Bandung Purba. 2012. Tersedia di http://www.tempo.co/read/news/2012/02/16/199384359/Gua-Pawon-Rumah-Orang-Bandung-Purba (Di akses pada tanggal 5 Januari 3012 )

-, 19-08-2013, Gua Pawon, “Gua Purba Pawon”, tersedia di

http://wacananusantara.org/gua-purba-pawon/ (Di akses pada tanggal 5 Januari 3012 )

-, 16-08-2011, “Situs purbakala”, tersedia di

http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/cat-det.php?id=8&lang=id ( Di akses pada tanggal 3 Januari 2014 )

Kusen Donny. 2009 (27 Agustus) “Definisi film documenter”, tersedia di

http://www.filmpelajar.com/tutorial/definisi-film-dokumenter (Di akses pada tanggal 20 April 2014

-, Pariwisata, “Jenis – jenis obyek wisata”, tersedia di www.Blogdetik.com ( Di akses pada tanggal 5 Januari 2014 )

-, “Pengertian Film”, tersedia di

http://www.kajianpustaka.com/2012/10/ pengertian-sejarah-dan-unsur-unsur-film.html#sthash.B0CJbTi7.dpuf (Di akses pada tanggal 20 April 2014)


(11)

iii KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Perancangan Film Dokumenter Obyek Wisata Gua Pawon”

Selama penulisan tugas akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing Irwan Tarmawan, M.Ds yang telah membantu dalam proses pembuatan tugas akhir, dan penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman atas masukan dan sarannya dalam proses pembuatan tugas akhir ini.

Penulis menyadari dalam penulisan laporan tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritikannya yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini bermanfaat bagi tidak saja bagi penulis, tetapi juga bagi para pembaca.


(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Bandung Barat adalah Kabupaten Bandung Bagian Barat yang baru berdiri di daerah ini banyak obyek wisata yang tidak asing lagi dimata orang ataupun di berbagai manca Negara. Disitu banyak berbagai tempat-tempat obyek pariwisata yang sangat penting, bersejarah dan mempunyai keunikan tersendiri dengan ciri khasnya masing-masing

Obyek pariwisata tersebut misalnya : Goa pawon, Gunung Kapur, Situ Ciburuy dan Ciwangun Indah Camp (CIC). Hal-hal yang melatar belakangi pembuatan laporan ini adalah adanya potensi pariwisata yang cukup besar pada obyek wisata gua pawon terkait dengan dunia pendidikan khususnya pendidikan sejarah dan ilmu pengetahuan alam karena di situs ini terdapat situs purbakala kerangka manusia purba beserta peralatan yang di gunakan manusia purba pada jaman itu, tidak hanya kerangka manusia di tempat ini juga di temukan tulang berbagai jenis unggas, veterbrata dan reptil. Temuan tulang belulang serta serpihan batu di Gua Pawon, masih berdasarkan perkiraan berasal dari masa perlapisan budaya, Namun demikian untuk menentukan secara pasti tahunnya, para peneliti menemui kesulitan. Hanya saja berdasarkan perkiraan, tulang belulang dan batuan itu berasal dari masa Mesolithikum yang berlangsung 135.000 tahun hingga 3.000 tahun yang lalu. Situs Manusia Purba Gua Pawon merupakan asset Nasional bahkan asset dunia karena kelangkaannya dan mempunyai nilai sejarah yang sangat tinggi yang harus dilestarikan.

Obyek wisata sejarah sejarah Gua Pawon banyak menyimpan nilai – nilai sejarah yang sangat tinggi namun kurangnya media informasi menyebabkan kurangnya minat masyarakat khususnya para pelajar untuk mengetahui dan mengunjungi Situs Gua Pawon. Gua Pawon memiliki potensi yang cukup besar di bidang pariwisata dan pendidikan yaitu Sejarah dan ilmu pengetahuan alam


(13)

2 karena tempat ini memiliki lahan yang luas dengan keindahan alamnya yang mampu menarik minat para wisatawan untuk mengunjungi obyek wisata Gua Pawon dan juga menyimpan kisah masalalu yang menjadi sejarah penting bagi peradaban manusia pada jaman prasejarah, selain itu juga disini terdapat fosil – fosil terumbu karang yang terjadi karena adanya danau purba Bandung hingga bukti bahwa laut pernah menggenangi pulau Jawa.

I.2 Identifikasi Masalah

Sesuai dengan judul laporan ini “Perancangan Film Dokumenter Obyek wisata Gua Pawon”, terkait dengan dunia pendidikan yang semakin berkurangnya minat para pelajar untuk mengetahui sejarah obyek wisata Sejarah di Kabupaten Bandung Barat khususnya Gua Pawon. Berkaitan dengan judul tersebut, maka masalahnya dapat di identifikasi sebagai berikut :

1. Kurangnya media informasi obyek wisata sejarah Gua Pawon. 2. Kurangnya pengelolaan obyek wisata sejarah Gua Pawon.

3. Kurangnya pengetahuan masyarakat khusunya para pelajar atau remaja mengenai sejarah obyek wisata Gua Pawon.

4. Akses jalan berlumpur bila hujan karena ada proyek pertambangan kapur dikawasan obyek wisata sejarah Gua Pawon.

I.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana cara perancangan film dokumenter tentang obyek wisata Gua Pawon ?


(14)

3 I.4 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah atau ruang lingkup pembahasan ini adalah memberikan informasi adanya nilai sejarah yang sangat tinggi diobyek wisata di Kabupaten Bandung Barat khusunya situs manusia purba Gua Pawon.

I.5 Tujuan Perancangan

Perancangan ini bertujuan untuk melestarikan dan mengenalkan obyek wisata Gua Pawon melalui media film agar generasi saat ini bisa lebih mengenal dan mengetahui nilai-nilai positif dan nilai– nilai filosofi dalam obyek wisata Gua Pawon. 1. Memberikan informasi dan menguraikan tentang keindahan dan keunikan obyek wisata sejarah Gua Pawon dan juga menjelaskan tentang pengaruh dan manfaat dari obyek wisata sejarah Gua Pawon.

2. Memberikan informasi tentang apa potensi yang sebenarnya tersimpan di kawasan obyek wisata Sejarah Gua Pawon dan juga menambah pengetahuan yang luas tentang alam.

3. Memberikan informasi Sejarah Gua Pawon agar menambah pengetahuan masyarakat tentang obyek wisata sejarah Gua Pawon.

I.6 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan yang bisa menambah wawasan dan pengetahuan tentang obyek wisata sejarah Gua Pawon, Manfaat ini adalah:

1. Menambah pengetahuan tentang obyek wisata sejarah Gua Pawon di Kabupaten Bandung Barat.

2. Mengetahui cara pengembangan potensi obyek wisata sejarah Gua Pawon. 3. Mengetahui cara perancangan film dokumenter obyek wisata Gua Pawon


(15)

4 BAB II

PERANCANGAN FILM DOKUMENTER OBYEK WISATA GUA PAWON

II.1 Pengertian Wisata

Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik.

Seperti yang di kutip dari detik.com pariwisata merupakan keseluruhan kegiatan, proses, dan kaitan-kaitan yang berhubungan dengan perjalanan dan persinggahan dari orang-orang di luar tempat tinggalnya serta tidak dengan maksud mencari nafkah (Fandeli, 2001).

II.2 Pengertian Tempat Wisata

Tempat wisata adalah suatu obyek atau benda yang mempunyai sisi ketertarikan seseorang untuk mengunjunginya, hal tersebut dikarenakan oleh sejarahnya ataupun oleh hal - hal lainnya. tempat wisata tidak hanya terfokus pada peninggalan masa lalu saja tetapi sekarang sudah berkembang pada hal - hal lain yang di konsep sedemikian rupa supaya orang-orang dapat menyukainya dan tertarik untuk mengunjunginya

II.3 Jenis – Jenis Obyek Wisata II.3.1 Wisata Alam

Wisata alam adalah Perjalanan yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan lingkungannya sebagai obyek tujuan wisata. Dengan berwisata ini, Pengunjung bisa menikmati keindahan dan keunikan alam, seperti pemandangan, mendaki dan berkemah.


(16)

5 II.3.2 Wisata Bahari

Wisata bahari adalah cara berwisata untuk menikmati keindahan laut, pengunjung bisa memilih wisata ini misalnya, diving, snorkeling, termasuk

menikmati keindahan bawah laut. II.3.3 Wisata Sejarah

Wisata sejarah adalah berkunjung ke tempat - tempat peninggalan sejarah. Dengan berwisata sejarah pengunjung bisa mempelajari tentang sejarah peradaban manusia di masa lalu. Misalnya Gua Pawon, Candi Borobudur, prasasti museum dan banyak lagi yang lainya.

II.3.4 Wisata Religi

Wisata religi adalah jenis wisata yang dilakukan dengan cara mengunjungi tempat - tempat khusus bagi umat beragama, biasanya seperti tempat ibadah atau makam. Dengan berwisata religi ini, pengunjung bisa lebih yakin dan beriman terhadap Sang Pencipta.

II.3.5 Wisata Pendidikan

Wisata pendidikan merupakan program pariwisata yang dipadukan dengan program pendidikan di dalamnya. Biasanya jenis wisata ini diselenggarakan oleh sekolah-sekolah guna mendukung pelajaran di sekolah. Tempat wisata yang dituju pun adalah tempat - tempat yang mempunyai nilai sejarah dan juga pendidikan sesuai dengan pelajaran yang ada disekolah.

II.4 Manfaat Obyek Wisata

II.4.1 Manfaat Dibidang Politik

Manfaat obyek wisata memberikan dampak yang sangat bagus untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, Karena obyek wisata akan menarik minat masyarakat untuk berkunjung ke daerah lain dan akan saling mengenal satu sama lain antar warga Negara Indonesia.


(17)

6 II.4.2 Manfaat Dibidang Ekonomi

Pembangunan objek wisata memberikan manfaat terhadap bidang ekonomi antara lain meningkatnya kesempatan kerja dan usaha, serta meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah.

II.4.3 Manfaat Dibidang Pendidikan

Manfaat obyek wisata bagi dunia pendidikan adalah sebagai sarana penunjang untuk memberikan materi pelajaran sejarah, Ilmu pengetahuan alam, Kesehatan, Olahraga dan lain - lain , Dengan tujuan agar materi yang disampaikan mudah diterima oleh murid.

II.4.4 Manfaat Terhadap Lingkungan

Manfaat terhadap lingkungan sangat berpengaruh besar karena pembangunan akan menjadi lebih teratur dan lingkungan menjadi lebih nyaman dengan adanya pengelolaan obyek wisata yang baik.

II.5 Pengertian Gua

Gua adalah sebuah lubang alami di tanah yang cukup besar dan dalam. Beberapa ilmuwan menjelaskan bahwa dia harus cukup besar sehingga beberapa bagian di dalamnya tidak menerima cahaya matahari, namun dalam penggunaan umumnya pengertiannya cukup luas, termasuk perlindungan batu, gua laut. II.6 Jenis – Jenis Gua

1. Gua jenis ini (seperti yang dikutip Aro, 2011) merupakan bagian terbesar dari jenis gua yang ada di dunia. Gua yang terbentuk pada kawasan

yang telah mengalami Karstifikasi atau pelarutan. Sekitar 70 % gua yang ada didunia terbentuk pada Kawasan Karst.

` 2. Gua ini terbentuk akibat adanya proses erosi dan pengikisan dari air laut terhadap batuan di pantai seperti pada tebing-tebing pantai yang curam dan berlangsung dalam proses yang lama.

3. Terbentuk akibat pergeseran permukaan tanah akibat aktivitas Vulkanic. 4. Gua es adalah jenis gua alam yang terbentuk dari es dalam jumlah besar

dan memiliki suhu yang sangat rendah. 5. Gua yang materialnya terbentuk dari pasir.


(18)

7 II.7 Pengertian Situs

Situs sendiri memiliki beberapa pengertian yang berbeda karena selain dalam dunia komputer dan internet, di dalam dunia sejarah juga terdapat istilah situs. Bila dalam dunia komputer dan internet situs merupakan website, sebuah alamat yang bisa kita kunjungi dan berisi informasi tertentu tentang pemilik website, maka kata situs dalam dunia sejarah berhubungan dengan tempat atau area atau wilayah.

II.7.1 Situs Menurut Narasumber

Situs menurut narasumber seperti yang dikutip dari carapaedia.com, Diantaranya menurut :

1. Rogers pakpahan, Amir khosim, Sriyanto, Sri wijayanti, Situs adalah tempat, kedudukan, atau letak suatu objek dalam hubungannya dengan objek lain berdasarkan proses terjadinya.

2. Yoga ariwibowo. Situs adalah lokasi objek dalam hubungannya dengan objek yang lain.

3. Bambang G.N, Situs adalah daerah temuan benda-benda purbakala, seperti fosil binatang purba.

II.8 Pengertian Purbakala

Purbakala adalah zaman dahulu kala atau kuno sebelum pra sejarah, Zaman sejarah yaitu zaman mulai ditemukanya tulisan jadi zaman pra sejarah adalah zaman mulai ada manusia sampai ditemukanya tulisan.

II.9 Situs – Situs Purbakala II.9.1 Taman Purbakala Cipari

Taman purbakala Cipari berada di desa Cipari Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan secara astronomis terletak di daerah cekungan atau lembah. Peninggalan dari situs Cipari adalah berdasarkan tipolog dan stratigrafi di perkirakan pernah 2 masa di jadikan pemukiman yaitu pada akhir


(19)

8 masa neolitik dan masa awal pengenalan perunggu berkisar pada tahun 1000 Sebelum Masehi sampai dengan 500 Sebelum Masehi.

Situs ini pertama kali di temukan oleh penduduk sekitar pada tahun 1971/1972 lalu di bantu oleh petugas Pemerintah Daerah setempat mereka menggalinya dan menemukan peti kubur berukuran sangat besar dengan posisi membujur ke Barat daya – Timur laut. Di dalam batu dan di sekitar peti kubur terdapat fragmen periuk, kendi, piring, gelang batu dan manik – manik.

( Di kutip dari www.disparbud.jabarprov.go.id )

Gambar II.1Situs Purbakala Cipari

Sumber : www.disparbud.jabarprov.go.id (5 Jamuari 2014)

II.9.2 Situs Purbakala Sangiran

Tempat ini merupakan lokasi penemuan beberapa fosil manusia purba, sehinga sangat penting dalam sejarah peradaban manusia dunia. Hasil penggalian di sangiran ini menemukan berbagai fosil Homo Erectus, selain manusia puba di temukan juga berbagi fosil tulang - belulang hewan purba. ( Di kutip dari www.anjungantmii.com )

Gambar II.2 Situs Purbakala Sangiran Sumber : www.anjungantmii.com (5 Jamuari 2014)


(20)

9 II.9.3 Situs Purbakala Trinil

Situs trinil adala situs paleoantropologi di Indonesia yang sedikit lebih kecil dari situs Sangiran. Tempat ini terletak di Ngawi, Jawa Timur pada tahun 1891 Eugene Dubois, menemukan bekas manusia purba di luar Eropa yaitu spesimen manusia purba Jawa. Pada tahun 1893 Dubois menemukan fosil manusia purba pithcanthropus erectus serta fosil hewan dan tumbuhan purba lainya. ( Di kutip dari eastjava.com )

Gambar II.3 Situs Purbakala Trinil Sumber : eastjava.com (5 Jamuari 2014)

II.9.4 Situs Purbakala Kokas

Di situs ini di temukan berbagai cap tangan manusia berwarna merah seperti darah yang terlukis pada dinding – dinding atu di tebing dan gua yang terletak di pinggir laut. Obyek wisata arkeologi ini di kenal sebagai situs purbakala Kokas atau sering dikenal sebagai Tapurarang. Karena warna merah pada lukisan tangn itu menyerupai darah manusia.

( Di kutip dari www.wisatamelayu.com )

Gambar II.4 Situs Purbakala Kokas


(21)

10 II.10 Pengertian Media Informasi

Demikian pentingnnya media informasi pada masa ini, dikarenakan melalui media informasi manusia dapat mengetahui informasi dan dapat bertukar pikiran serta berinteraksi satu samalainnya. Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001). Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996). Sedangkan pengertian dari informasi secara umum informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang (Gordon B. Davis 1990; 11).

Maka pengertian media informasi dapat disimpulkan sebagai alat untuk mengumpulkan dan menyusun kembali sebuah informasi sehingga menjadi bahan yang bermanfaat bagi penerima informasi, adapun menurut penjelasan Sobur (2006) media informasi adalah “alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual..

II.10.1 Fungsi Media Informasi

Komunikasi diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, dan juga bisa diartikan sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai pertukaran data, fakta, dan ide. Karena itu seperti yang di kutip dari www.kawanusa.co.id komunikasi massa dapat berfungsi untuk:

1. Informasi

yaitu kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan, opini dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi di luar dirinya, apakah itu dalam lingkungan daerah, nasional atau internasional.


(22)

11 2. Sosialisasi

Yaitu menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sesuai nilai - nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif.

3. Motivasi

Yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat, dengar lewat media massa.

4. Bahan diskusi

Menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal - hal yang menyangkut orang banyak.

5. Pendidikan

Yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal di sekolah maupun untuk di luar sekolah. Juga meningkatkan kualitas penyajian materi yang baik, menarik, dan mengesan. 6. Memajukan Kebudayaan

Media massa menyebar luaskan hasil – hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran radio dan televisi, ataukah bahan cetak seperti buku dan penerbitan-penerbitan lainnya.

7. Hiburan

Media massa telah menyita banyak waktu luang untuk semua golongan usia dengan difungsikannya sebagai alat hiburan dalam rumah tangga. Sifat estetika yang dituangkan dalam bentuk lagu, lirik, dan bunyi maupun gambar dan bahasa, membawa orang pada situasi menikmati hiburan seperti halnya kebutuhan pokok lainnya.

8. Integrasi

Banyak bangsa di dunia dewasa ini diguncangkan oleh kepentingan-kepentingan tertentu karena perbedaan etnis dan ras. Komunikasi seperti satelit dapat dimanfaatkan untuk menjembatani perbedaan - perbedaan itu dalam memupuk dan memperkokoh persatuan bangsa.


(23)

12 II.11 Pengertian Film

Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu. Secara harfiah, film/sinema adalah cinematographie yang berasal dari kata cinema gerak, tho atau phytos cahaya, dan graphie atau grhap tulisan, gambar, citra. Jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar dapat melukis gerak dengan cahaya, harus menggunakan alat khusus, yang biasa disebut kamera. Film juga dianggap sebagai media komunikasi yang ampuh terhadap massa yang menjadi sasarannya, karena sifatnya yang audio visual, yaitu gambar dan suara yang hidup. Dengan gambar dan suara, film mampu bercerita banyak dalam waktu singkat.

Pada dasarnya film dapat dikelompokan ke dalam dua pembagian dasar, yaitu kategori film cerita dan non cerita. Pendapat lain menggolongkan menjadi film fiksi dan non fiksi. Film cerita adalah film yang diproduksi berdasarkan cerita yang dikarang, dan dimainkan oleh aktor dan aktris. Pada umumnya film cerita bersifat komersial, artinya dipertunjukan di bioskop dengan harga karcis tertentu atau diputar di televisi dengan dukungan sponsor iklan tertentu. Film non cerita adalah film yang mengambil kenyataan sebagai subyeknya, yaitu merekam kenyataan dari pada fiksi tentang kenyataan.

Film mempunyai pengaruh sendiri bagi para penonton, antara lain, Pesan yang terdapat dalam adegan-adegan film akan membekas dalam jiwa penonton, gejala ini menurut ilmu jiwa sosial disebut sebagai identifikasi psikologis. Pesan film dengan adegan-adegan penuh kekerasan, kejahatan, dan pornografi apabila ditonton dengan jumlah banyak akan membawa keprihatinan banyak pihak. Sajian tersebut memberikan kecemasan bagi manusia modern. Kecemasan tersebut berasal dari keyakinan bahwa isi seperti itu mempunyai efek moral, psikologi, dan sosial yang merugikan, khususnya pada generasi muda dan menimbulkan anti sosial.


(24)

13 II.12 Sejarah Film

Film pertama kali diciptakan pada tahun 1805 oleh Lumiere Brothers. Kemudian pada tahun 1899 George Melies mulai menampilkan film dengan gaya editing yang berjudul Trip To The Moon. Pada tahun 1902, Edwin Peter membuat film yang berjudul Life Of In American Fireman.

Di Indonesia sendiri, film mencapai kejayaannya pada era 70-an sampai 80-an atau tepatnya sebelum masuknya Broadcast-Broadcast Televisi pada tahun 1988. Masyarakat sangat apresiatif dalam menanggapi film-film yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan bobot dari film tersebut yang memang dapat memenuhi kebutuhan psikologi dan spiritual dari masyarakat Indonesia.

Bioskop pertama kali muncul di Batavia (Jakarta), tepatnya di Tanah Abang Kebonjae, pada 5 Desember 1900. Namun, kehadiran bioskop ini tidak dapat dikatakan sebagai tonggak awal sejarah film Indonesia. Alasannya, film-filmnya saat itu masih impor dari luar negeri. Film cerita pertama yang diproduksi di Indonesia, tepatnya di Bandung, baru ada pada tahun 1926. Film ini berjudul Loetoeng Kasaroeng. Film ini bisa dikatakan sebagai acuan tonggak sejarah perfilman Indonesia. Kesuksesan produksi film tersebut tidak terlepas dari keterlibatan bupati Bandung, Wiranatakusumah V di dalamnya.

II.13. Tahap Pembuatan Film

Sebuah karya videografi yang selesai dan siap ditonton umumnya melewati tahap-tahap berikut ini:

1. Tahap pra produksi adalah proses persiapan hal-hal yang menyangkut semua hal sebelum proses produksi sebuah film.

2. Tahap produksi adalah proses eksekusi semua hal yang sebelumnya telah dipersiapkan pada proses pra produksi. pada proses ini harus biasa saling mengerti dan berusaha menahan ego masing-masing demi mendapatkan sebuah film yang baik.

3. Tahap pasca produksi adalah proses finishing sebuah film sampai menjadi sebuah film yang utuh dan mampu menyampaikan sebuah cerita atau pesan


(25)

14 kepada penontonnya. Dalam proses ini kegiatan pemutaran dan distribusi juga masuk di dalam proses pasca poduksi.

4. Dalam penyusunan sebuah crew film yang harus dikedepankan adalah rasa kebersamaan ingin menghasilkan sebuah film. Untuk proses produksi film berskala kecil atau keterbatasan biaya produksi bisa beranggotakan minimal tiga orang, dimana seorang berperan rangkap sebagai produser/penulis sekenario/ penyutradaraan, seorang sebagai cameraman/editor, dan seorang sebagai lighting man/ penata artistik.

5. Penjadwalan adalah kegiatan yang sangat penting untuk mencapai efektivitas dan efisiensi produksi, terutama kegiatan produksi (shooting video) dimana terlibat banyak sumberdaya manusia, pemain dan peralatan shooting video yang digunakan.

6. Penulisan sekenario dilakukan jika suatu cerita sudah jadi . Penulisan sekenario dilakukan oleh script writer . Di dalam sekenario tersebut dicantumkan scene-scene dan dialog serta audio dan angle-angle. Pada penulisan scenario, script writer di damping oleh sutradara.

7. Storyboard ialah rangkaian gambar ilustrasi yang berusaha menjelaskan bahasa tulisan scenario ke dalam bahasa visual.

8. Produksi adalah proses pengambilan gambar. Disini semua unsur teknis dan kreatif (naskah, aktor, sinematografi, suara dll) bergabung dibawah pengawasan kreatif sang sutradara. Dalam menjalankan proyek produksi video, khususnya kegiatan (shooting video)

II.14 Unsur-Unsur Dalam Film

Film merupakan hasil karya bersama atau hasil kerja kolektif. Dengan kata lain, proses pembuatan film pasti melibatkan kerja sejumlah unsur atau profesi. Unsur-unsur yang dominan di dalam proses pembuatan film antaralain : produser, sutradara, penulis skenario, penata kamera (kameramen), penata artistik, penata musik, editor, pengisi dan penata suara, aktor-aktris (bintang film).


(26)

15 II.14.1 Produser

Unsur paling utama dalam suatu tim kerja produksi atau pembuatan film adalah produser. Karena produser adalah orang yang akan mengeluar dana untuk biaya produksi dan sebagai pimpinan dari semua crew atau tim yang bertugas.

II.14.2 Sutradara

Sutradara merupakan orang yang paling bertanggungjawab terhadap proses pembuatan film di luar hal-hal yang berkaitan dengan dana dan properti lainnya. Sutradara bertugas mengarahkan seluruh alur dan proses pemindahan suatu cerita atau informasi dari naskah skenario ke dalam aktivitas produksi.

II.14.3 Penulis Skenario

Skenario film adalah naskah cerita film yang ditulis dengan berpegang pada standar atau aturan-aturan tertentu. Jadi, penulis skenario film adalah seseorang yang menulis naskah cerita yang akan difilmkan.

II.14.4 Penata Kamera (Kameramen)

Penata kamera atau disebut juga dengan sebutan kameramen adalah seseorang yang bertanggungjawab dalam proses pengambilan gambar di dalam kerja pembuatan film.

II.14.5 Penata Artistik

Penata artistik (art director) adalah seseorang yang bertugas untuk menampilkan cita rasa artistik pada sebuah film yang diproduksi. Sebelum suatu cerita divisualisasikan ke dalam film. Tugas seorang penata artistik di antaranya menyediakan sejumlah sarana seperti lingkungan kejadian, tata rias, tata pakaian, perlengkapan - perlengkapan yang akan digunakan para pemeran film dan lainnya.


(27)

16 II.14.6 Penata Musik

Penata musik adalah seseorang yang bertugas atau bertanggungjawab sepenuhnya terhadap pengisian suara musik dalam film. Seorang penata musik dituntut untuk menguasai emua hal tentnag musik.

II.14.6 Editor

Editor adalah seseorang yang bertugas atau bertanggung jawab dalam proses pengeditan gambar atau video yang telah diambil oleh kameramen. II.14.7 Pengisi dan Penata Suara

Penata suara adalah seseorang yang bertanggungjawab dalam menentukan baik atau tidaknya hasil suara yang terekam dalam sebuah film. Di dalam tim kerja produksi film, penata suara bertanggungjawab memimpin departemen suara.

II.14.8 Bintang Film (Pemeran)

Bintang film atau pemeran film dan biasa juga disebut aktor dan aktris adalah mereka yang memerankan atau membintangi sebuah film yang diproduksi dengan memerankan tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita film tersebut sesuai skenario yang ada.

II.15 Jenis – Jenis Film

Genre adalah sebuah metode untuk Idetifiksasi menentukan jenis dari film. Cara membaca genre dapat dilihat dari berberapa aspek (seperti yang dikutip dari kajianpustaka.com), Antara lain :

II.15.1 Genre Aksi

Genre aksi film action biasanya termasuk energi tinggi, besar anggaran stunts fisik dan mengejar, mungkin dengan penyelamatan, pertempuran, perkelahian, krisis (banjir, ledakan, bencana alam, kebakaran, dan lain – lain. Terus bergerak dan mondar-mandir, petualangan pahlawan termasuk mata-mata / spionase seri ‘fantasi’ James Bond, film seni bela diri.


(28)

17 II.15.2 Genre Petualangan

Genre Petualangan film petualangan biasanya cerita menarik, dengan pengalaman baru atau locales eksotis, sangat mirip atau sering dipasangkan dengan genre film aksi.

II.15.3 Genre Komedi

Genre komedi plot konsisten dan sengaja dirancang untuk menghibur dan memprovokasi tawa dengan satu-liners, lelucon, dan lain – lain. Dengan melebih - lebihkan situasi, bahasa, tindakan, hubungan dan karakter.

II.15.4 Genre kejahatan / Gangster

Genre kejahatan / gangster film ini dikembangkan di sekitar tindakan jahat dari penjahat atau mafia, khususnya bankrobbers, angka bawah, atau penjahat kejam yang beroperasi di luar hukum, mencuri dan membunuh jalan mereka melalui kehidupan. Film kriminal dan gangster sering dikategorikan sebagai film noir atau detektif misteri film – karena persamaan mendasar antara bentuk - bentuk sinematik. Kategori ini mencakup deskripsi berbagai film pembunuh berantai.

II.15.5 Genre Drama

Genre drama serius, plot-driven presentasi, karakter realistis menggambarkan, pengaturan, situasi kehidupan, dan cerita yang melibatkan pengembangan karakter dan interaksi yang intens. Biasanya, mereka tidak berfokus pada efek khusus, komedi, atau tindakan, film Drama mungkin genre film terbesar, dengan banyak subset. Lihat juga melodrama, epik (drama historis), atau genre romantis. Film biografi drama atau biopics adalah sebuah sub-genre utama, seperti ‘dewasa’ film (dengan konten subjek dewasa).

II.15.6 Genre Horor

Genre horor film horor dirancang untuk menakut-nakuti dan memanggil ketakutan tersembunyi kita yang terburuk, sering kali di akhir cerita menakutkan, mengejutkan, sementara menawan dan menghibur kita pada saat yang sama dalam pengalaman katarsis.


(29)

18 II.15.7 Genre Musik

Genre musik / tari bentuk sinematik yang menekankan nilai skala penuh atau lagu dan tarian secara signifikan biasanya dengan pertunjukan musik atau tarian terintegrasi sebagai bagian dari narasi film, atau mereka adalah film - film yang berpusat pada kombinasi musik , tari, lagu atau koreografi.

II.15.8 Genre Sci-Fi

Genre Sci-Fi film ini sering quasi-ilmiah, visioner dan imajinatif – lengkap dengan pahlawan, alien, planet yang jauh, quests tidak mungkin, pengaturan tidak mungkin, tempat-tempat yang fantastis, penjahat gelap dan gelap yang besar, teknologi futuristik, pasukan yang tidak dikenal.

II.15.9 Genre Perang

Genre film perang menampilkan pertempuran / pertarungan yang sebenarnya melawan bangsa - bangsa atau umat manusia di darat, laut, atau di udara memberikan plot primer atau latar belakang aksi film.Film perang sering mengambil pendekatan yg mengadu ke arah peperangan. Mereka mungkin termasuk kisah tawanan perang, cerita operasi militer, dan pelatihan.

II.16 Pengertian Film Dokumenter

Menurut Frank Beaver Film Dokumenter merupakan Sebuah film non-fiksi, Film Dokumenter biasanya di-shoot di sebuah lokasi nyata, tidak menggunakan actor dan temanya terfokus pada subyek–subyek seperti sejarah, ilmu pengetahuan, social atau lingkungan. Tujuan dasarnya adalah untuk memberi pencerahan, member informasi, pendidikan, melakukan persuasi dan memberikan wawasan tentang dunia yang kita tinggali.(Dictionary of Film Terms, hal 119).

II.16.1 Unsur – Unsur Dalam Film Dokumenter

Pada dasarnya penempatkan dokumenter itu sendiri di luar kategori lain karena peran pembuat film dalam menentukan interpretasi materi dalam jenis-jenis film tersebut jauh lebih spesifik. Perkembangan dokumenter dan genre-nya saat ini sudah sangat pesat dan beragam, tetapi ada beberapa unsur yang


(30)

19 tetap dan penggunaannya; yakni unsur visual dan verbal yang biasa digunakan dalam dokumenter seperti yang di kutip dari www.filmpelajar.com.

Unsur Visual :

1. Observasionalisme reaktif pembuatan film dokumenter dengan bahan yang sebisa mungkin diambil langsung dari subyek yang difilmkan. Hal ini berhubungan dengan ketepatan observasi oleh operator kamera/sutradara. 2. Observasionalisme proaktif Pembuatan film dokumenter dengan memilih

materi film secara khusus sehubungan dengan observasi terdahulu oleh operator kamera/sutradara.

3. Mode ilustratif Pendekatan terhadap dokumenter yang berusaha

menggambarkan secara langsung tentang apa yang dikatakan oleh narator / voice over

4. Mode asosiatif Pendekatan dalam dunia dokumenter yang berusaha menggunakan potongan-potongan gambar dengan berbagai cara. Dengan demikian, diharapkan arti metafora dan simbolis yang ada pada informasi harafiah dalam film, dapat terwakili.

Unsur Verbal :

1. Overheard exchange Rekaman pembicaraan antara dua sumber atau lebih yang terkesan direkam secara tidak sengaja dan secara langsung.

2. Kesaksian Rekaman observasi, opini atau informasi, yang diungkapkan secara jujur oleh saksi mata, pakar dan sumber lain yang berhubungan dengan subyek dokumenter. Hal ini merupakan tujuan utama dari wawancara.

3. Eksposisi Penggunaan voice over atau orang yang langsung berhadapan dengan kamera, secara khusus mengarahkan penonton yang menerima informasi dan argumen.


(31)

20 II.17 Segmentasi

Penentuan target audience sangat diperlukan dalam perancangan konsep media. Agar pendekatan kepada target audience dapat lebih terfokus dan efektif dalam penyampaian pesan.

Target Premier a. Geografis

Ditunjukan untuk wilayah Jawa Barat khususnya Bandung. b. Psikografis

Sangat mudah dipengaruhi lingkungan disekitarnya dan juga isu-isu yang beredar disekitarnya, minat, mengapresiasi seni budaya.

c. Demografis

1. Jenis Kelamin : Perempuan / Laki – Laki. 2. Usia : 10 – 25 Tahun.

3. Pekerjaan : Wiraswasta, Pelajar, Mahasiswa, Profesi umum. 4. Hobi : Olahraga, Pecinta Alam, Membaca buku sejarah. 5. Agama : Semua Agama.


(32)

21 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER OBYEK WISATA GUA PAWON

III.1 Strategi Perancangan

Di dalam suatu perancangan, diperlukan strategi-strategi yang dapat mendukung dan memenuhi tujuan dari perancangan tersebut. Adapun strategi perancangan tersebut antara lain :

III.1.1 Pendekatan Komunikasi

Penyampaian informasi untuk menginformasikan obyek wisata Gua Pawon dilakukan dengan media audio Visual. Penyampaian pesan utama mengenai obyek wisata Gua Pawon dalam audio visual dilakukan dengan bentuk film dokumenter tentang obyek wisata Gua Pawon. Penggunaan dalam media ini akan terlihat menarik dan dibuat untuk memudahkan audience dalam memahami pesan yang ingin disampaikan oleh media ini.

III.1.1.1 Pendekatan Visual

Pendekatan secara visual dalam perancangan film dokumenter obyek wisata Gua Pawon berupa tampilan visual yang akan menjelaskan tentang kronologi dan tempat terjadinya aktifitas manusia pada jaman dulu

dikawasan obyek wisata Gua Pawon. III.1.1.2 Pendekatan Verbal

Pendekatan secara verbal yang digunakan adalah bahasa Indonesia, agar film dokumenter ini dapat dinikmati dan dimengerti oleh semua masyarakat Indonesia sehingga pesan yang disampaikan akan mudah dicerna oleh audience.

III.1.1.3 Materi Pesan

Materi pesan yang ingin disampaikan adalah untuk mengajak orang agar mengetahui nilai-nilai budaya dan nilai-nilai sejarah obyek wisata Gua Pawon supaya tidak melupakan salah satu situs purbakala bersejarah


(33)

22 yang diwariskan nenek moyang kita khusunya masyarakat Jawa Barat di masa lalu.

III.1.2 Strategi Kreatif

Dalam suatu perancangan, diharapkan dapat memiliki strategi kreatif yang dapat membedakan dengan yang lain. Hal tersebut dilakukan agar rancangan tersebut dapat terus dikembangkan. Strategi kreatif yang akan dilakukan adalah pemilihan pembawa acara seorang wanita remaja yang hobi berpetualang dan mengetahui sejarah lalu konsep ini dibuat seperti kegiatan jalan-jalan yang menyenangkan sehingga diharapkan pesan yang disampaikan mudah dicerna oleh audience.

III.1.3 Strategi Media

Strategi media dirancang guna memastikan target audience mendapatkan informasi yang ingin disampaikan mengenai obyek wisata Gua Pawon. Pemilihan media disesuaikan dengan karater dari sasaran yang akan dituju.

III.1.3.1 Media Utama

Media utama yang dibuat adalah film dokumenter obyek wisata Gua Pawon.

III.1.3.2 Media Pendukung

Media pendukung yang digunakan antara lain:

1. Poster 1 merupakan media yang informasinya mudah tersampaikan. 2. Poster 2 merupakan media lini atas yang juga merupakan media luar ruang yang informasinya mudah tersampaikan. Poster ini disebarkan di sekolah- sekolah maupun perguruan tinggi.

3. Sticker menjadi sebuah sarana informasi yang mudah dilakukan serta cara penyebaranya yang bisa secara luas dilakukan..

4. Sosial media merupakan sarana media informasi yang mudah dilakukan dan penyebaranya bisa secara menyeluruh.

5. Hoodie sebagai merchandise yang dibagikan secara gratis untuk 10 orang pembeli pertama Cd yang dipasarkan di toko penjualan atau di jual secara terpisah dalam acara pemutaran film dokumenter ini.


(34)

23 6. Jam dinding akan dibagikan secara gratis apabila dalam acara

pemutaran film dokumenter ini diadakan kuis tentang gua pawon. 7. Flyer akan disebarkan ditempat – tempat keramaian misalnya, Toko swalayan, diharapkan pesan yang disampaikan .

8. Kalender akan dibagikan sebagai merchandise untuk pembelian Cd. 9. Cover cd merupakan sarana untuk kemasan agar tampilan cd lebih menarik.

III.1.4 Strategi Distribusi

Pendistribusian film ini adalah melalui Cd yang akan dipasarkan di Gramedia untuk 50 orang pembeli pertama akan mendapatkan bonus berupa jam dinding, hoodie atau kalender sesuai bonus yang diinginkan sesudah itu bonus akan dijual secara terpisah. Setelah penjualan Cd telah berlangsung 2 Bulan film mulai ditayangkan di museum geologi setiap hari Rabu pada pukul 14.00 WIB dan program Dinas pendidikan sejarah dan kepurbakalaan disetiap Sekolah menengah pertama dan Sekolah menengah atas sekota Bandung setiap hari Jum’at, film ini juga akan ditayangkan disalah stasiun televisi Trans7 pada tanggal 18 Desember 2014 pukul 14.30 WIB dalam program jejak manusia prasejarah Gua Pawon. Setelah semua berlangsung film akan diupload dimedia online misalnya, Youtube, Vimeo, Hingga penyebaran film ini bisa dinikmati oleh masyarakat luas pengguna internet. III.2 Konsep Visual

Konsep visual dalam pembuatan film dokumenter ini menggunakan elemen-elemen berupa tata suara, musik, tehnik pengambilan gambar dan elemen-elemen - elemen-elemen visual seperti animasi, serta tipografi agar penyampain media informasi tersebut tidak membosankan dan menarik perhatian remaja serta mudah dimengerti.

III.2.1 Teknik Pengambilan Gambar

Pengambilan gambar film dokumenter ini dilakukan dengan cara, yaitu: 1. Pengambilan gambar dari kamera

Sudut kamera adalah sudut pandang kamera terhadap obyek yang berada dalam frame.


(35)

24 2. Ukuran gambar

menggunakan aspect ratio perbandingan ukuran lebar serta tinggi frame Tinggi 1080 x lebar 1920

3. Gerakan kamera

Pergerakan kamera berfungsi untuk mengikuti pergerakan seorang

karakter serta obyek atau untuk menampilkan latar tempat, situasi, kondisi dan pemandangan lainya.

4. Gerakan objek

komposisi pengambilan gambar ada dua jenis, yaitu komposisi simetrik dan komposisi dinamik.

5. Komposisi simetrik

sifatnya statis. Obyek terletak persis ditengah-tengah frame dan proporsi ruang disisi kanan dan kiri obyek relatif seimbang. 6. Komposisi dinamik

sifatnya fleksibel dan posisi obyek dapat berubah sejalan dengan waktu.

III.2.2 Format Desain

Format yang digunakan dalam perancangan film dokumenter obyek wisata Gua Pawon adalah Menggunakan aspect ratio perbandingan ukuran lebar serta tinggi frame. Tinggi 1920 x lebar 1080 output format FLV 29.97 fps, stereo. III.2.3 Sinopsis

Kota Bandung telah menjadi sebuah kota besar yang dihuni lebih dari 2juta jiwa, Dibalik kemegahanya sekarang sebagai kota besar Bandung menyimpan Sejarah yang sangat panjang, Kota Bandung dulunya adalah sebuah danau purba yang sangat luas danau itu disebut situ hyang atau danau Bandung Purba.

Dimulai dari masa kolonial belanda dan jepang, Menjadi wilayah penting bagi perkembangan kerajaan-kerajaan di masa klasik hingga menjadi hunian manusia pada Zaman prasejarah. Dago pakar misalnya disini terdapat situs-situs gua bukti peninggalan Sejarah pada masa kolonial Belanda yang masih


(36)

25 terlihat kokoh seperti fungsinya pada zaman dulu yang dijadikan sebagai pusat pertahanan militer tentara Belanda yang juga berfungsi sebagai penjara bagi tawanan perang dan para pekerja paksa yang membangkang terhadap pemerintah hindia Belanda.

Pada tanggal 10 maret 1942 tentara hindia Belanda menyerah kepada tentara Jepang tanpa syarat lalu tentara Jepang juga membangun benteng pertahanan didaerah dago pakar yang disebut gua Jepang yang proses pembuatanya mempekerjakan para tawanan pribumi yang disebut roumusa.

Bukti Sejarah lebih tua lagi juga terdapat di tepian aliran sungai cikapundung yang berada di dago pakar yaitu berupa artefaktual berbentuk batuan obsidian yang diduga kuat oleh para ahli menjadi alat perkakas yang digunakan oleh manusia pada zaman prasejarah, Batuan ini menjadi bukti penanda bahwa peradaban manusia pernah ada sebelumnya di daerah ini.

Dago Pakar diperkirakan adalah sebuah tempat pembuatan perkakas dimasalalu karena itulah disebut dago pakar, pakar artinya pakarang atau perkakas. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dimuseum arkeolog Ir.H.Juanda.

Danau Bandung terbentuk 135 ribu tahun yang lalu karena adanya endapan dari letusan Gunung api Sunda yang menyumbat aliran sungai Citarum didaerah Padalarang sehingga air mulai terbendung dan menggenangi daerah Bandung kemudian terbentuklah situ hyang atau Danau Bandung Purba. Namun air mulai menyurut karena air mengalir dari sungai bawah air yang disebut sanghyang tikoro.

Penelusuran berlanjut ke daerah Padalarang di kawasan ini tedapat sebuah gua yang disebut gua Pawon, Pawon artinya dapur karena rongga atau lubang gua tersebut meyerupai seperti dapur,

di gua ini banyak sekali fosil binatang yang diduga sebagai makanan hasil buruan manusia prasejarah, Setelah yakin disini terdapat kebudayaan dimasa lampau sekelompok arkeolog tersebut mulai menggali di komplek gua pawon yang disebut gua kopi. Penggalian ini membuahkan hasil setelah satu per satu keranggka manusia mulai ditemukan, karena ada 5 individu keranggka manusia


(37)

26 yang ditemukan di gua pawon kerangka ini diperkirakan hidup pada jaman meseolitik yaitu masa berburu dan masa neolitik yaitu masa bercocok tanam.

Penambangan gunung kapur yang berada dikawasan gua pawon sangat mengganggu selain karena alat berat yang digunakan penambang juga debu yang dihasilkan juga mengganggu pernafasan masyarakat sekitar atau pengunjung gua pawon, Penambangan di kawasan ini menimbulkan masalah yang sangat besar bagi pemerintah di satu sisi masyarakat sangat bergantung kepada hasil alam yang ada di kawasan ini namun di sisi yang lain dokumen Sejarah yang belum sepenuhnya terungkap akan terhapus oleh kegiatan ini.

III.2.4 Story Line Take 1

Mengambil gambar Kota Bandung yang penuh dengan aktifitas penduduk dan lalu lalang kendaraan.

Konsep kamera : Extreme long shot , Medium long shot. Take 2

Wawancara masyarakat umum tentang danau purbakala bandung.

Konsep kamera : Close up, mengambil gambar secara dinamik yang sewaktu – waktu bisa berubah.

Take 3

Mengambil gambar Dago pakar mengenai Gua Belanda dan Gua Jepang. Konsep kamera : Extreme long shot, Long shot, Medium close up, mengambil gambar secara dinamik.

Take 4

Mengambil gambar Museum geologi beserta koleksi artefak peninggalan masa prasejarah.

Konsep kamera : Extreme long shot, Long shot, Medium close up, mengambil gambar secara dinamik.


(38)

27 Take 5

Menjelaskan tentang terbentuknya Danau Bandung Purba menggunakan media gambar peta atau animasi sederhana.

Take 6

Menelusuri karst Citatah Padalarang, Gunung kapur atau Stone Garden. Take 10

Masuk ke areal Gua Pawon, dan menelusuri jejak – jejak keberadaan manusia pada jaman prasejarah di tempat ini.

Take 11

Mangambil gambar penambangan disekitar Gua Pawon yang sangat mengganggu karena debu hingga lumpur yang berserakan pada akses jalan menuju Gua pawon.

III.2.5 Tipografi

Huruf yang mengarah kepada keterbacaan dan keaslian, mudah dibaca dan nyaman dari segi proporsi, spasi, ukuran dan penempatannya. Penggunaan jenis huruf lebih diarahkan kepada kesan menarik, dan karakter huruf yang lembut dan tidak kaku sehingga tidak melelahkan mata audience.


(39)

28 III.2.6 Ilustrasi

Ilustrasi dalam film dokumenter obyek wisata Gua Pawon terdiri dari ilustrasi tokoh, Ilustrasi tempat dan Ilustrasi musik.

1. Ilustrasi Tokoh berupa tokoh yang berada dalam film dokumenter sebagai pemeran atau narasumber dalam isi cerita film dokumenter.

2. Ilustrasi musik merupakan salah satu elemen yang paling berperan penting dalam memperkuat nuansa serta suasana sebuah film. Elemen musik disini dimasukan untuk mempertegas suasana agar lebih kuat maknanya.

3. Ilustrasi tempat merupakan hal yang sangat penting karena situasi tempat akan mempertegas keadaan, situasi dan kondisi dalam sebuah film dokumenter. III.2.7 Warna

Warna yang dominan digunakan untuk media ini adalah warna natural yang dihasilkan oleh lensa kamera. warna-warna ini diambil karena mendukung hasil media ini yang bisa menyampaikan pesan visual. Warna yang dipilih juga menentukan sifat dari konsep visual media ini. Effek warna yang digunakan adalah efek mojo yang terdapat pada aplikasi adobe after effect dan adobe premiere. Adapun warna yang digunakan pada media pendukung


(40)

29 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI

IV.1 Media Utama

Media film dokumenter ini menjelaskan secara detail tentang Obyek Wisata Gua Pawon, yang berisi tentang pengetahuan, informasi dan hiburan.

Dalam perancangan film dokumenter ini diharapkan target audience bisa mencerna isi informasi yang disampaikan.

IV.1.1 Teknis Pembuatan Film

Proses pembuatan cerita bergambar dilakukan secara bertahap dengan urutan membuat sinopsis, membuat storyline, pemilihan lokasi, pencarian crew, pemilihan property, pemilihan kostum, pemilihan, pemilihan model, pemilihan peralatan yang digunakan, dan pemilihan kamera berikut lensa. Adapun urutan proses pembuatannya secara rinci dijelaskan sebagai berikut :

IV.1.1.1 Pembuatan Sinopsis

Sinopsis dibuat berdasarkan hasil pengumpulan informasi sejarah yang telah diteliti sebelumnya. Pengumpulan data dan penelitian dilakukan dengan metode wawancara dan pengumpulan sumber pustaka.

IV.1.1.2 Pembuatan Storyline

Setelah sinopsis dibuat langkah selanjutnya adalah membuat storyline dari cerita bergambar ini. Storyline dalam film disebut juga skenario. Storyline adalah draft28 akhir dalam pembuatan visualisasi cerita. Storyline berfungsi sebagai gambaran akhir tiap adegan dalam cerita.

IV.1.1.3 Pasca Produksi

Adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan eksekusi pembuatan film. Kegiatan pasca produksi meliputi pembuatan anggaran biaya, script breakdown, pencarian lokasi, dan mengurus perizinan.


(41)

30 IV.1.1.4 Pencarian Crew

Crew yang terlibat langsung dalam proses pembuatan film dokumenter ini dipilih berdasarkan keahlianya masing–masing, Diantaranya :

1. Arif sebagai Kameramen, Editor.

2. Ley sebagai Host/Pembawa acara dan Narasi. IV.1.1.5 Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi dilakukan melalui pencarian langsung, Tempat yang dipilih adalah tempat–tempat yang berhubungan langsung dengan dengan sejarah yang diangkat yaitu keberadaan manusia prasejarah.

Gambar IV.1 Dago Pakar Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar IV.2 Gua Pawon Sumber : Dokumen Pribadi


(42)

31 IV.1.1.6 Pemilihan Kostum

Pemakaian kostum digunakan sesuai dengan cerita yang akan dibuat. Adapun kostum yang digunakan adalah kaos yang biasa digunakan untuk olahraga beserta jaket dan tas punggung yang biasa digunakan untuk traveling atau berkemah agar suasana petualangan lebih terasa.

Gambar IV.3 Kostum 1 Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar IV.4 Kostum 2 Sumber : Dokumen Pribadi


(43)

32 IV.1.1.7 Pemilihan Pemeran/ Actor

Pemeran yang dipilih adalah Pemeran wanita yang bekerja sebagai Host/Pembawa acara yang energic dan menyukai petualangan alam. IV.1.1.8 Pemilihan Kamera dan Lensa

Kamera yang digunakan dalam pembuatan film ini adalah 60D pabrikan Canon. Kamera ini adalah kamera digital SLR. Format digital dipilih guna memudahkan proses pengeditan untuk mendapatkan

penghayatan visualisasi adegan. Kamera digital SLR 60D merupakan jenis kamera semi profesional yang sudah bisa merekam video.

Gambar IV.5 Canon 60D

Sumber : http://fotokita.net/kamera (25 januari 2014)

Gambar IV.6 Lensa Canon EF-S 18-55mm Sumber : http://fotokita.net/kamera (25 januari 2014)


(44)

33 IV.1.2 Eksekusi Produksi

Eksekusi produksi disebut juga shooting. Dilakukan pada tanggal dan jam yang telah disepakati oleh crew dan tallent.

Gambar IV.7 Proses Shooting Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar IV.8 Situasi Saat Wawancara Masyarakat Umum Sumber : Dokumen Pribadi


(45)

34 IV.1.3 Teknis Editing

Setelah melakukan shooting film selanjutnya dilakukan proses editing. Proses ini dilakukan dengan menggunakan software Adobe Premiere Pro CS6. Langkah pertama dalam proses editing adalah menyunting hasil shooting sesuai dengan storyline. Setelah itu dilakukan proses editing satu persatu dari memotong frame, pengaturan efek warna video, pengaturan level, membuat efek adegan, membuat sound efek,membuat teks, dan membuat finishing efek. Adapun langkah-langkah detailnya secara terperinci adalah sebagai berikut :

IV.1.3.1 Menyunting Gambar

Gambar yang disunting berdasarkan adegan dimasukan kedalam Adobe Premiere Pro CS6.

Gambar IV.9 Proses Penyuntingan Video Sumber : Dokumen Pribadi

IV.1.3.2 Pemotongan Frame

Pemotongan frame dilakukan dengan mengunakan tool cut. Untuk mengahasilkan perpindahan frame yang lebih halus.


(46)

35 Gambar IV.10 Proses Pemotongan Frame

Sumber : Dokumen Pribadi

IV.1.3.3 Penambahan Efek warna Video

Penambahan efek warna dilakukan agar film yang dihasikan tidak terkesan datar.

Gambar IV.11 Penambahan Efek Warna Video Adobe Premiere Pro CS6


(47)

36 Gambar IV.12 Penambahan Efek Warna Video

Adobe After Effects CS6 Sumber : Dokumen Pribadi

IV.1.3.4 Penambahan Efek Teks

Penambahan teks dilakukan untuk pemberian judul film dan mengenalkan pemeran film tersebut.

Gambar IV.13 Penambahan Efek Text Adobe After Effects CS6 Sumber : Dokumen Pribadi


(48)

37 Gambar IV.14 Penambahan Text

Adobe Premiere Pro CS6 Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar IV.15 Penambahan Text Adobe Premiere Pro CS6 Sumber : Dokumen Pribadi


(49)

38 IV.1.3.5 Penambahan Sound Efek

Penambahan sound efek dilakukan untuk memberikan kesan dramatis dan untuk menyampaikan informasi dari film tersebut.

Gambar IV.16 Penambahan Efek Suara Adobe Premiere Pro CS6 Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar IV.17 Penambahan Efek Suara Adobe Premiere Pro CS6


(50)

39 IV.1.3.6 Teknis Akhir Editing

Proses render film menggunakan format FLV 1920 x 1080 50i(29.97 fps) Format Pixel 32bit.

Gambar IV.18 Proses Render Adobe Premiere Pro CS6 Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar IV.19 Proses Render Adobe Premiere Pro CS6 Sumber : Dokumen Pribadi


(51)

40 IV.2 Media Pendukung

Pembuatan media promosi bertujuan untuk media pemberi tahu dan media pengingat target audience terhadap media utama berupa buku cerita bergambar. Adapun jenis media promosi yang digunakan adalah :

IV.2.1 Poster 1

Media promosi ini mempunyai format A3 atau dalam ukuran pastinya 42 cm x 30 cm, dicetak dengan bahan kertas art paper 150 gr menggunakan tehnik cetak offset sparasi. Media promosi ini disebarkan di area-area sekolah dan area universitas Bandung.

Gambar IV.20 Poster 1 Sumber : Dokumen Pribadi


(52)

41 IV.2.2 Poster 2

Media promosi ini mempunyai format A3 atau dalam ukuran pastinya 42 cm x 30 cm, dicetak dengan bahan kertas art paper 150 gr menggunakan tehnik cetak offset sparasi. Media promosi ini disebarkan di area-area sekolah dan area universitas Bandung.

Gambar IV.21 Poster 2 Sumber : Dokumen Pribadi


(53)

42 IV.2.3 Flyer

Flyer sarana untuk promosi agar informasi yang disampaikan dapat dengan mudah diterima oleh target audience. Dicetak digital pada kertas art paper dengan ukuran lebar 15 Cm x Tinggi 21 Cm menggunakan tehnik cetak offset sparasi.

Gambar IV.22 Flyer Sumber : Dokumen Pribadi


(54)

43 IV.2.4 Cover cd

Cover Cd ini berfung sebagai packaging yang membuat tampilan Cd terlihat lebih menarik dan rapih. Bahan yang digunakan untuk cover cd adalah kertas art paper tebal menggunakan tehnik cetak offset sparasi dan untuk Cd kertas sticker.

Gambar IV.23 Cover CD Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar IV.24 Cover CD Sumber : Dokumen Pribadi


(55)

44 IV.2.5 Sticker

Stiker sebagai media promosi yang penyebaranya mudah dilakukan, Dicetak digital pada kertas sticker "lomo" dengan ukuran Lebar 11 Cm x Tinggi 5 Cm menggunakan tehnik cetak offset sparasi.

Gambar IV.25 Sticker Sumber : Dokumen Pribadi


(56)

45 IV.2.6 Sosial Media

Sosial media ini berfungsi untuk menginformasikan tentang obyek wisata gua pawon dan juga untuk membagikan link film yang telah diunggah ke situs-situs online.

Gambar IV.26 Fans Page Sumber : Dokumen Pribadi

Fans page adalah sebuah aplikasi halaman yang disediakan oleh facebook berfungsi sebagai share komuniti dan juga untuk tahu seberapa besar respon masyarakat pengguna jejaring sosial mengenai informasi yang disampaikan mengenai Gua pawon.

Gambar IV.27 Youtube Sumber : Dokumen Pribadi


(57)

46 Youtube adalah situs penyedia jasa online untuk mengunggah video pribadi secara online agar video bisa di akses secara gratis di internet.

Gambar IV.28 Twitter Sumber : Dokumen Pribadi

Twitter berfungsi sebagai media komunikasi modern yang banyak digunakan oleh kalangan pengguna situs jejaring sosial diharapkan bisa menginformasikan tentang obyek wisata sejarah Gua Pawon ini secara luas beserta share link video yang telah diunggah ke jaringan internet.

IV.2.7 Hoodie

Hoodie sebagai merchandise untuk pembelian Cd atau hoodie ini juga dipasarkan secara terpisah pada saat ada acara pemutaran film dokumenter ini. Bahan kain woll untuk label menggunakan bahan kanvas menggunakan tehnik bordel.

Gambar IV.29 Hoodie Sumber : Dokumen Pribadi


(58)

47 IV.2.8 Jam Dinding

Jam Dinding sebagai Merchandise yang akan dibagikan apabila membeli Cd yang dipasarkan di tempat penjualan. Kertas bahan art paper diameter 14 x 14 menggunakan tehnik cetak offset sparasi.

Gambar IV.30 Jam Dinding Sumber : Dokumen Pribadi

IV.2.9 Kalender

Kalender sebagai merchandise untuk dibagikan apabila ada acara pemutaran film dokumenter ini, Dicetak pada kertas art paper dengan ukuran Lebar 15 Cm x Tinggi 21 Cm menggunakan tehnik cetak offset sparasi.

Gambar IV.31 Kalender Sumber : Dokumen Pribadi


(1)

42 IV.2.3 Flyer

Flyer sarana untuk promosi agar informasi yang disampaikan dapat dengan mudah diterima oleh target audience. Dicetak digital pada kertas art paper dengan ukuran lebar 15 Cm x Tinggi 21 Cm menggunakan tehnik cetak offset sparasi.

Gambar IV.22 Flyer Sumber : Dokumen Pribadi


(2)

43 IV.2.4 Cover cd

Cover Cd ini berfung sebagai packaging yang membuat tampilan Cd terlihat lebih menarik dan rapih. Bahan yang digunakan untuk cover cd adalah kertas art paper tebal menggunakan tehnik cetak offset sparasi dan untuk Cd kertas sticker.

Gambar IV.23 Cover CD Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar IV.24 Cover CD Sumber : Dokumen Pribadi


(3)

44 IV.2.5 Sticker

Stiker sebagai media promosi yang penyebaranya mudah dilakukan, Dicetak digital pada kertas sticker "lomo" dengan ukuran Lebar 11 Cm x Tinggi 5 Cm menggunakan tehnik cetak offset sparasi.

Gambar IV.25 Sticker Sumber : Dokumen Pribadi


(4)

45 IV.2.6 Sosial Media

Sosial media ini berfungsi untuk menginformasikan tentang obyek wisata gua pawon dan juga untuk membagikan link film yang telah diunggah ke situs-situs online.

Gambar IV.26 Fans Page Sumber : Dokumen Pribadi

Fans page adalah sebuah aplikasi halaman yang disediakan oleh facebook berfungsi sebagai share komuniti dan juga untuk tahu seberapa besar respon masyarakat pengguna jejaring sosial mengenai informasi yang disampaikan mengenai Gua pawon.

Gambar IV.27 Youtube Sumber : Dokumen Pribadi


(5)

46 Youtube adalah situs penyedia jasa online untuk mengunggah video pribadi secara online agar video bisa di akses secara gratis di internet.

Gambar IV.28 Twitter Sumber : Dokumen Pribadi

Twitter berfungsi sebagai media komunikasi modern yang banyak digunakan oleh kalangan pengguna situs jejaring sosial diharapkan bisa menginformasikan tentang obyek wisata sejarah Gua Pawon ini secara luas beserta share link video yang telah diunggah ke jaringan internet.

IV.2.7 Hoodie

Hoodie sebagai merchandise untuk pembelian Cd atau hoodie ini juga dipasarkan secara terpisah pada saat ada acara pemutaran film dokumenter ini. Bahan kain woll untuk label menggunakan bahan kanvas menggunakan tehnik bordel.

Gambar IV.29 Hoodie Sumber : Dokumen Pribadi


(6)

47 IV.2.8 Jam Dinding

Jam Dinding sebagai Merchandise yang akan dibagikan apabila membeli Cd yang dipasarkan di tempat penjualan. Kertas bahan art paper diameter 14 x 14 menggunakan tehnik cetak offset sparasi.

Gambar IV.30 Jam Dinding Sumber : Dokumen Pribadi

IV.2.9 Kalender

Kalender sebagai merchandise untuk dibagikan apabila ada acara pemutaran film dokumenter ini, Dicetak pada kertas art paper dengan ukuran Lebar 15 Cm x Tinggi 21 Cm menggunakan tehnik cetak offset sparasi.

Gambar IV.31 Kalender Sumber : Dokumen Pribadi