Pada tabel 3.1 berikut merupakan jalur perpipaan yang di rencanakan. Jalur perpipaan dimulai dari pompa hisap, proses pemanasan hingga di proses pemurnian di dalam
bejana tekan. Tabel 3.1 Jalur Perpipaan
Kode Jalur keterangan
BPS-516A-4-9J2S-H50 Jalur pipa proses hisap PTA
BPS-527A-6-15J2S-H90 Jalur proses pipa pemanasan 1
BPS-527B-6-15J2S-H90 Jalur proses pipa pemanasan 2
BPS-527-6-15J2S-H90 Jalur proses pipa pemanasan 3
BPS-520-8-15J2S-H90 Jalur proses pipa pemanasan 4
BPS-521-8-15J2S-H100 Jalur proses pipa pemanasan 5
Arti dari pemberian kode jalur perpipaan
BPS-516A-4-9J2S-H50
3.2.2 Penentuan Sketsa Layout Sistem Perpipaan
Dalam perancangan sistem perpipaan pembuatan sketsa layout jalur sistem perpipaan menjadi langkah awal dalam perancangan. Pembuatan sketsa layout akan
menjadi acuan dalam pembuatan gambar isometric jalur perpipaan. Berikut ini adalah sketsa layout jalur perpipaan pada sistem pemanas PTA :
Tebal isolasi mm Kode proses
Diameter pipa in Kode jalur
Gambar 3.3 sketsa jalur perpipaan BPS-516-6-15J2S-H50
Gambar 3.4 sketsa jalur perpipaan BPS-527A-6-15J2S-H90
Gambar 3.5 sketsa jalur perpipaan BPS-527B-6-15J2S-H90
Gambar 3.6 sketsa jalur perpipaan BPS-527-6-15J2S-H90
Gambar 3.7 sketsa jalur perpipaan BPS-520-8-15J2S-H90
Gambar 3.8 sketsa jalur perpipaan BPS-521-8-15J2S-H100
3.2.3 Penentuan Geometri Sistem Perpipaan
Geometri sistem perpipaan dapat ditentukan mulai dari diameter nominal, tebal pipa schedule hingga komponen-komponen lainnya, dengan pertimbangan
tekanan dan temperatur desain sistem perpipaan itu sendiri. Penentuan dimensi awal geometri sistem perpipaan dapat dimulai dari
menentukan diameter nominal, untuk menentukan diameter berawal dari kebutuhan fluida yang mengalir debit. Dengan kapasitas produksi PTA mencapai 350.000
metrik tontahun, dengan kapasitas desain 43 metrik tonjam, maka dalam proses ini membutuhkan 3 pompa dengan debit masing-masing pompa 71,7 m
3
jam. Sesuai dengan kebutuhan pemakaian, maka pemilihan jenis material pipa untuk desain
dapat ditentukan dengan melihat tabel A-1 ASME B31.3 tentang pemilihan jenis material sesuai dengan kebutuhan baik tekanan maupun temperatur kerja. Dari
kebutuhan tersebut maka untuk menentukan desain dengan cara menambah perhitungan lebih besar 10 dari kebutuhan proses, maka dapat ditentukan tekanan
desain sebesar 123 kgcm
2
dan temperatur desain sebesar 315
o
C 600
o
F maka dipilihlah material jenis stainless steel dengan grade A312-TP304L yang memiliki
σ
u
sebesar 70 Ksi dan σ
y
sebesar 25 Ksi. Dari uraian tersebut maka diperoleh :
Dengan : d : diameter pipa mm
Q : debit aliran m
3
s v : kecepatan fluida untuk solid liquid 1,2 m
2
s
d = 0,1454 m d = 145,4 mm
Dari hasil perhitungan maka diperoleh diameter pipa sebesar 5.7 in. Untuk memenuhi kebutuhan desain maka dipilih diameter pipa sebesar 6 in. Dengan hasil
nilai diameter yang di dapat maka dapat menentukan ketebalan minimum pipa dengan rumus :
c Y
. P
E .
S .
2 d
. P
x MT
1 tm
o
dimana: tm
= tebal minimum inches. P
= tekanan internal desain psig. D
= diameter luar inches. S
= tegangan ijin material psi, pada tabel ASME B31.3 Appendix A E
= toleransi faktor pengelasan, pada tabel ASME B31.3 Appendix A - sebesar 1.0 untuk seamless pipe.
Y = faktor temperatur, pada tabel 304.1.1 ASME B31.3 sebesar 0.4.
C = penambahan toleransi akibat korosi 0,02 inches.
MT = faktor toleransi penambahan tebal pipa sebesar 0.875 untuk seamless Gr. A-
106; Gr. B API-5L Gr. B sebesar 0.90.
02 .
0,4 .
1734 1
. 14000
. 2
6 .
1734 x
0,875 1
t
tm = 0,426 in 10,8 mm Menentukan schedule pipa dengan rumus
S P
1000 schedule
96.5 12.3
1000 schedule
120 127,46
schedule Dari hasil perhitungan pipa dengan diameter 6 in dengan tekanan desain maka memiliki
ketebalan minimum sebesar 10.8 mm, untuk memenuhi kriteria desain maka ketebalan pipa di naikan menjadi 14 mm schedule 120 .
3.2.4 Perhitungan Pembebanan