SISTEM INFORMASI ANGKUTAN DI PERAIRAN

49 d. mengembangkan industri bahan baku dan komponen kapal; e. memberikan insentif kepada perusahaan angkutan perairan nasional yang membangun danatau mereparasi kapal di dalam negeri danatau yang melakukan pengadaa n kapal dari luar negeri; f. membangun kapal pada industri galangan kapal nasional apabila biaya pengadaannya dibebankan kepada Anggaran Pendapatan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah; g. membangun kapal yang pendanaannya berasal dari luar negeri dengan menggunakan sebanyak- banyaknya muatan lokal dan pelaksanaan alih teknologi; dan h. memelihara dan mereparasi kapal pada industri perkapalan nasional yang biayanya dibebankan kepada Anggaran Pendapatan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. Pasal 194 Ketentuan lebih lanjut mengenai pengembangan dan pengadaan armada niaga nasional, fasilitas Pemerintah dalam pemberdayaan industri pelayaran nasional dan perkuatan industri perkapalan nasional diatur dengan Peraturan Menteri.

BAB XII SISTEM INFORMASI ANGKUTAN DI PERAIRAN

Pasal 195 1 Sistem informasi angkutan di perairan mencakup pengumpulan, pengelolaan, penganalisaan, penyimpanan, penyajian, serta penyebaran data dan informasi angkutan di perairan. 2 Sistem informasi angkutan di perairan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dibentuk untuk: a. mendukung operasional angkutan di perairan; b. meningkatkan pelayanan kepada masyarakat atau publik; dan c. mendukung perumusan kebijakan di bidang angkutan di perairan. 3 Sistem informasi angkutan di perairan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diselenggarakan oleh: a. Menteri, untuk sistem informasi angkutan di perairan pada tingkat nasional; b. gubernur, untuk sistem informasi angkutan di perairan pada tingkat provinsi; atau c. bupatiwalikota, untuk sistem informasi angkutan di perairan pada tingkat kabupatenkota. 4 Penyelenggaraan sistem informasi angkutan di perairan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dilakukan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri. Pasal 196 Penyelenggaraan sistem informasi angkutan di perairan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 195 dilakukan dengan membangun dan mengembangkan jaringan informas i secara efektif, efisien, dan terpadu yang melibatkan pihak terkait dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Pasal 197 1 Menteri, gubernur, danatau bupatiwalikota sesuai dengan kewenangannya mengevaluasi laporan bulanan yang disampaikan oleh perusahaan angkutan di perairan dan usaha jasa terkait dengan angkutan di perairan untuk dijadikan sebagai bahan penyusunan sistem informasi angkutan di perairan. 2 Hasil evaluasi yang dilakukan oleh gubernur danatau bupatiwalikota sebagaimana dimaksud pada ayat 1 disampaikan kepada Menteri. Pasal 198 Menteri berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 197, mengolah data dan informasi untuk dijadikan sebagai bahan informasi angkutan di perairan ke pada masyarakat. Pasal 199 1 Sistem informasi angkutan di perairan paling sedikit memuat: a. perusahaan angkutan di perairan; b. kegiatan operasional angkutan di perairan; c. armada dan kapasitas ruang kapal nasional; 50 d. jaringan trayek angkutan di perairan; e. volume muatan berdasarkan jenis muatan dan pangsa muatan kapal nasional; f. pergerakan operasional kapal berdasarkan jenis muatan; g. usaha dan kegiatan jasa terkait dengan angkutan di perairan; h. tarif angkutan di perairan; i. sumber daya manusia di bidang angkutan di perairan; j. peraturan perundang-undangan di bidang angkutan di perairan; dan k. pelayanan publik di bidang angkutan di perairan. 2 Sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 disusun dalam sistem informasi manajemen angkutan di perairan termasuk Informasi Muatan dan Ruang Kapal. Pasal 200 1 Data dan informasi angkutan di perairan didokumentasikan dan dipublikas ikan serta dapat di akses dan digunakan oleh masyarakat yang membutuhkan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. 2 Pengelolaan sistem informasi angkutan di perairan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dapat dilakukan melalui kerja sama dengan pihak lain. Pasal 201 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyampaian dan pengelolaan data dan penyusunan sistem informasi angkutan di perairan diatur dengan Peraturan Menteri.

BAB XIII SANKSI ADMINISTRATIF