Evi Astuti, 2015 TEKNIK RESTRUKTURISASI KOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN RESILIENSI PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
20132014 yaitu tidak mengikuti pelajaran salah satu guru yang dianggap galak, tidak sekolah karena sering di
bully
oleh teman sekelasnya, pura-pura sakit saat mata pelajaran yang dianggap sulit, memilih untuk tidak berangkat sekolah karena tidak
memiliki ongkos, memilih untuk tidak bersosialisasi karena sering merasa tersinggung dengan gaya bercanda salah satu teman sekelasnya, bahkan memutuskan
untuk tidak melanjutkan sekolah saat merasa tidak mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi disekolah.
Berdasarkan fenomena yang diutarakan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian secara empiris mengenai efektivitas teknik restrukturisasi kognitif untuk
meningkatkan resiliensi peserta didik agar kesulitan yang dialami tidak menimbulkan efek buruk bagi kehidupan di masa depan.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Masa remaja dikenal sebagai masa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa. Terdapat banyak perubahan yang terjadi pada masa remaja, diantaranya
perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional Santrock, 2007, hlm. 19. Setiap perubahan tidak menutup kemungkinan menimbulkan permasalahan bagi remaja dan
berpengaruh pada cara pandang individu terhadap setiap keadaan yang menimpanya. Remaja yang hidup dalam kondisi yang kurang menyenangkan, seperti
kesulitan ekonomi keluarga, hubungan keluarga yang kurang harmonis, hubungan pertemanan yang kurang dinamis, kekerasan dari lingkungan sekitar akan terasa lebih
sulit. Akhirnya remaja melakukan tindakan yang beresiko negatif, seperti bolos sekolah, tidak peduli dengan aktivitas belajar, merokok, terlibat aksi kenakalan
remaja, menunjukkan perilaku mudah kecewa, menunjukkan respon emosi secara berlebihan, mudah menyerah, tidak berdaya menghadapi masalah tanpa bantuan
orang lain. Artinya terdapat kekeliruan dalam sistem kognitif remaja yang
menyebabkan diri bersikap salah suai terhadap realita keadaan hidupnya.
Dipandang perlu untuk mengembangkan bantuan layanan bimbingan dan konseling bagi peserta didik yang sedang mengalami kondisi sulit untuk dapat
bangkit kembali dan menjalani kehidupan sebagaimana mestinya tanpa merasa
Evi Astuti, 2015 TEKNIK RESTRUKTURISASI KOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN RESILIENSI PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
terbebani dengan permasalahan yang dihadapi. Kemampuan bangkit disebut dengan resiliensi yaitu proses, kemampuan, atau hasil kesuksesan untuk beradaptasi
meskipun dalam lingkungan yang menantang atau dalam keadaan yang mengancam Howard Johnson dalam Martin, 2002, hlm. 35. Individu yang resilien memiliki
kemampuan untuk bertahan dalam krisis, pengaruh perubahan, tetapi menjadi pribadi yang sehat Collussi Michelle, 2000, hlm. 4. Individu yang resilien mampu
mengatasi stress dan tekanan, menerima tantangan setiap hari, menerima kekecewaan dan kesulitan secara positif, berkembang dan memiliki tujuan yang realistis serta
mampu memperlakukan diri dan orang lain dengan penuh penghargaan Brooks
Goldstein, 2001, hlm.1.
Salah satu pendekatan yang dinilai tepat untuk meningkatkan resiliensi remaja pada umumnya adalah dengan menggunakan teknik restrukturisasi kognitif. Teknik
restrukturisasi kognitif diharapkan dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan resiliensi agar menjadikan peserta didik tangguh dalam menghadapi
setiap kesulitan yang dialaminya dengan mendorong pemikiran remaja agar lebih rasional.
Berdasarkan pertimbangan
teknik restrukturisasi
kognitif mampu
meningkatkan resiliensi remaja, secara umum rumusan masalah yang akan diteliti pada penelitian adalah “Apakah teknik restrukturisasi kognitif
efektif untuk meningkatkan resiliensi peserta didik?
Rumusan masalah diturunkan menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut. 1
Bagaimana rancangan teknik restrukturisasi kognitif untuk meningkatkan
resiliensi peserta didik kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 20142015?
2 Bagaimana gambaran efektifitas teknik restrukturisasi kognitif untuk
meningkatkan resiliensi peserta didik kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 20142015?
1.3 Tujuan Penelitian