Landasan Hukum Maksud dan Tujuan

2 tanaman pangan memiliki peranan yang penting dan strategis sebagai pemenuh kebutuhan pangan, pakan dan industri dalam Negeri, yang setiap tahun cenderung meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan dan pakan. Seiring dengan adanya perubahan fenomena dan dinamika kondisi global yang mempengaruhi situasi dan dinamika internal di dalam negeri, maka diperlukan perubahan pada kebijakan ketahanan pangan, baik secara umum maupun secara khusus di tingkat pusat dan daerah. Kebijakan tersebut sebagai konsekuensi dari ketentuan terbaru bahwa ketahanan pangan adalah urusan wajib pemerintah daerah. Selain itu, Indonesia juga telah berupaya untuk mengembangakan kebijakan yang mengarah pada sasaran strategis tentang “Indonesia Tahan Pangan dan Gizi 2015”. Pembangunan Bidang Ketahanan Pangan diarahkan agar kekuatan ekonomi domestik mampu meningkatkan penyediaan pangan yang cukup bagi seluruh penduduk, terutama dari sisi produksi, dalam jumlah yang cukup aman dan terjangkau dari waktu ke waktu. Salah satu sarana pembangunan ketahanan pangan adalah di pertahankannya ketersediaan pangan yang cukup. Pembangunan ketahanan pangan juga diwujudkan bersama dengan masyarakat dan Pemerintah, yaitu dikembangkan mulai dari tingkat rumah tangga dan pedesaan yang diarahkan pada penanganan masalah kerawanan pangan dan kemiskinan.

1.2. Landasan Hukum

Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu Instansi di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. Kedudukan Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Rawas diatur Dalam Peraturan Daerah Perda Kabupaten Musi Rawas Nomor 10 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Musi Rawas. Mengacu pada Pasal 5 dalam Peraturan Bupati Musi Rawas Nomor 4 Tahun 2011 disebutkan bahwa Tugas Pokok Badan Ketahanan Pangan adalah “Membantu Bupati Dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Di Bidang Pengendalian,Pengkajian dan Pengembangan Ketahanan Pangan ” . 3 Berbagai peraturan dan perundangan yang ditetapkan, juga telah mengarahkan dan mendorong pemantapan ketahanan pangan yaitu Undang- undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 pada Pasal 2 dan Pasal 3, menyatakan bahwa Pemerintah Daerah Provinsi dan KabupatenKota wajib membuat laporan mempertanggung jawabkan urusan ketahanan pangan; Peraturan Pemerintah Nomor : 38 Tahun 2007, tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah KabupatenKota; Peraturan Presiden Nomor 83 tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan; Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal.

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari penyusunan Renja 2015 agar memberikan arah yang lebih jelas dari program dan kegiatan pada Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Musi rawas sesuai dengan Rencana Strategis ditahun 2015 . Untuk mencapai sasaran yang dituju, Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Rawas menetapkan sejumlah tujuan yang releven dengan memberdayakan masyarakat agar mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang dikuasainya untuk mewujudkan ketahanan pangan secara berkelanjutan, dengan cara: 1. Meningkatkan ketersediaan dan cadangan pangan dengan mengoptimalkan sumberdaya yang dimilikinyadikuasainya secara berkelanjutan; 2. Membangun kesiapan dalam mengantisipasi dan menanggulangi kerawanan pangan; 3. Mengembangkan sistem distribusi, harga dan akses pangan untuk turut serta memelihara stabilitas pasokan dan harga pangan bagi masyarakat; 4. Mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan dan gizi guna meningkatkan kualitas SDM dan penurunan konsumsi beras perkapita; 5. Mengembangkan sistem penanganan keamanan pangan segar. 4 Sasaran yang hendak dicapai dalam pemantapan ketahanan pangan meliputi: 1. Dipertahankannya ketersediaan energi per kapita minimal 2.200 kilokalorihari dan penyediaan protein per kapita minimal 57 gramhari; 2. Makin berkurangnya jumlah penduduk rawan pangan minimal 1 setiap tahun; 3. Tercapainya peningkatan konsumsi pangan per kapita untuk memenuhi kecukupan energi minimal 2.000 kilokalorihari dan protein sebesar 52 gramhari; 4. Menurunnya konsumsi beras per kapita per tahun sebesar 1,5 diimbangi dengan kenaikan konsumsi umbi-umbian dan sumber protein hewani dan nabati, sehingga tercapai peningkatan kualitas konsumsi masyarakat dengan skor pola pangan harapan PPH tahun 2011 sebesar 93,3; 5. Tercapainya peningkatan distribusi pangan yang mampu menjaga harga pangan yang terjangkau bagi masyarakat; 6. Meningkatnya penanganan keamanan pangan segar melalui peningkatan peran produsen dan kepedulian konsumen; 7. Meningkatnya efektifitas koordinasi kebijakan ketahanan pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan.

1.4. Sistimatika Penulisan