KUASA PEMBORONG DI LAPANGAN 1. Pengawasan dan Prosedur Pelaksanaan

rekanan bilamana diperlukan, disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan proyek. Apabila jalan masuk sudah ada milik puskesmaspihak lain, maka apabila pekerjaan proyek sudah selesai, segala kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan tersebut, harus dikembalikan seperti semula dengan biaya yang dibebankan sepenuhnya kepada pemborong. 8. JADWAL PELAKSANAAN Pada saat rekanan akan memulai pelaksanaan di lapangan atau setelah rekanan menerima Surat Keputusan dari KPA harus segera mengadakan persiapan antara lain berupa pembuatan jadwal pelaksanaan yang berupa bar chart secara tertulis, berisi tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan, waktu yang direncanakan dan disesuaikan dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam kontrak dan harus disahkan KPA dan Konsultan Pengawas. Bar Chart tersebut selalu berada di lokasi, tempat pekerjaan untuk diikuti dengan perkembangan hasil pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan diberikan tanda garis tinta warna merah. Bila terdapatterlihat adanya hambatan, semua pihak harus segera mengadakan langkah-langkah untuk penanggulangan hambatan yang akan terjadi. 9. KUASA PEMBORONG DI LAPANGAN 9.1. Pengawasan dan Prosedur Pelaksanaan PemborongRekanan harus mengawasi dan memimpin pekerjaan dengan menggunakan kecakapan dan perhatian penuh. Ia harus semata-mata bertanggung jawab untuk semua alat-alat konstruksi, cara-cara teknik urutan dan prosedur dan untuk mengkoordinasikan semua bagian daripada yang berada di bawah kontrak. Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dengan Pascakualifikasi 129 9.2. Pegawai Pemborong yang melaksanakan a. Sebagai Pemimpin sehari-hari pada pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus dapat menyerahkan kepada seorang pelaksana yang ahli sesuai dengan keahliannya, cakap yang diberi kuasa dengan penuh tanggung jawab dan selalu berada di tempat pekerjaan. b. Sebagai penanggung jawab di lapangan pekerjaan pelaksana harus mempelajari dan mendalami semua isi gambar, bestek dan Berita Acara Aanwijzing sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan baik konstruksi maupun kualitas bahan-bahan yang harus dilaksanakan. c. Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan-bahan bangunan dapat dilaksanakan apabila ada izin tertulis dari Direksi berdasarkan rapat direksi, menyimpang dari hal tersebut menjadi tanggung jawab pemborong, untuk melaksanakan sesuai gambar dan bestek. d. Direksi berhak menolak penunjukan seorang pelaksana Uitvoerder dari pemborong berdasarkan pendidikan, pengalaman, tingkah laku dan kecakapan, dalam hal ini pemborong harus segera menempatkan pengganti pelaksana lain dengan persetujuan Direksi. 10. TEMPAT TINGGAL DOMISILI a. Apapun kebangsaan Pemborong, Sub Pemborong, Leveransir atau penengah Arbitrator dan dimanapun mereka bertempat tinggalmenetap domisili atau dimanapun pekerjaan atau bagian pekerjaan berada, Undang-Undang Republik Indonesia adalah Undang-Undang yang melindungi kontrak ini. b. Untuk memudahkan komunikasi demi untuk memperlancar jalan memberikan alamat yang tetap dan jelas dengan nomor telepon rumah bila ada kepada Direksi. 11. PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN 11.1. Keamanan dan Kesejahteraan Selama pelaksanaan pekerjaan rekanan pemborong diwajibkan mengadakan segala yang diwajibkan mengadakan segala yang diperlukan untuk keamanan para pekerja dan tamu, seperti pertolongan pertama, sanitasi, air minum dan fasilitas-fasilitas kesejahteraan. Juga diwajibkan memenuhi segala peraturan dan tata tertib, ordonansi pemerintah setempat. 11.2. Terhadap Wilayah Orang Lain Pemborong diharuskan membatasi daerah operasinya di sekitar lokasi dan harus mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan. 11.3. Terhadap Milik Umum Pemborong harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil dan hak pemakaian jalan bersih dari bahan-bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dengan Pascakualifikasi 130 kelancaran lalu lintas baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung. Pemborong juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas perlengkapan umum fasilitas seperti saluran air, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh kegiatan pemborong, maka biaya pemasangan kembali dan segala perbaikan kerusakan menjadi tanggung jawab pemborong. 11.4. Terhadap Bangunan Yang Ada Selama masa pelaksanaan kontrak, pemborong bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran pembangunan dan sebagainya di tapak kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan karena kegiatan pemborong dalam arti kata yang luas. 11.5. Keamanan Terhadap Pekerjaan Pemborong bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan-bahan bangunan dan perlengkapan instalasi di tapak hingga kontrak selesai dan diterima baik oleh Direksi. Pemborong harus menjaga perlengkapan bahan-bahan dari segala kemungkinan kerusakan, kehilangan dan sebagainya untuk seluruh pekerjaan termasuk bagian-bagian yang dilaksanakan oleh pekerja-pekerja dan menjaga agar pekerjaan bebeas dari air hujan dengan melindungi memakai tutup yang layak, memompa atau menimba seperti apa yang dikehendaki atau diinstruksikan. 12. LAPORAN MINGGUAN DAN HARIAN Rekanan pemborong harus membuat laporan bulananharian mengenai kemajuan pekerjaan. Laporan Kemajuan pekerjaan tersebut sekurang-kurangnya mengenai keterangan-keterangan yang berhubungan dengan kejadian-kejadian selama 1 satu bulan, dimana disediakan di salah satu kemajuan sebagai berikut : I. Jumlah pegawaitenaga kerja yang dipekerjakannya selama bulan itu. II. Uraian kemajuan pekerjaan pada akhir bulan. III. Bahan-bahan dan barang-barang perlengkapan yang telah masuk dan diterima di tempat pekerjaan. IV. Keadaan Cuaca. V. Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek. VI. Kunjungan tamu-tamu lain. VII. Kejadian khusus. VIII. Foto-foto ukuran kartu pos sesuai dengan petunjuk Direksi. 13. JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH 13.1. Air Minum dan Air Untuk Pekerjaan