Implementasi laporan keuangan sesuai SAK ETAP(Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) pada CV.Sapta Putra Mekar
(2)
Dengan ini saya menyatakan balrwa:
1.
Karya tulis (Tugas Akhir) saya ini asli dan belum pemah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Ahli Madya) baik di Universitas Komputer Indonesia mauprm di Perguruan Tinggi Lain.Karya
tulis
(TugasAkhir)
ini
adalahmumi
gagasan rumusan danpenelitian saya sendiri tanpa bantuan pihak lain kecuati arahan dosen pembimbing.
Dalam karya tulis (Tugas Akhir)
ini tidak
terdapat karya atau pendapatyang telatr
ditulis atau dipublikasi orang
tain, kecuali secara tertulis denganjelas
dan dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disbutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustakaPemyataan
ini saya buat dengan sesunggubnya dan apabila di kemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,
maka saya bersedia me,lrerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.
Bandung, Juli 2013
Mir
Haosari21310030 3.
(3)
72
RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi:
Nama : Mia Hapsari
Tempat Tanggal Lahir: Bandung, 17 Oktober 1992
Jenis Kelamain : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Cijawura Hilir No.44 Rt. 01 Rw. 12 Kota Bandung
Email : hapsari171092@gmail.com
Riwayat Pendidikan:
TAHUN PENDIDIKAN KETERANGAN
1997-1998 TK Pertiwi III, Bandung Berijazah 1998-2004 SDN Pasir Pogor, Bandung Berijazah
2004-2007 SMPN 48 Bandung Berijazah
2007-2010 SMAN 25 Bandung Berijazah
2010-2013 Universitas Komputer Indonesia
Jenjang Diploma III, Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi.
(4)
PADA CV.SAPTA PUTRA MEKAR
Implementation Of The Financial Statements SAK ETAP
(Financial Accounting Standards Entities Without Public Accountability) On CV. Sapta Putra Mekar
Tugas Akhir
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Program Studi Diploma (D-III)
Program Studi Akuntansi
Oleh: Mia Hapsari
21310030
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
(5)
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaiku. Wr. Wb.
Segala puji dan syukur penulis limpahkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-NYA, serta salam selalu tercurah pada junjungan nabi besar Muhammad SAW dan kepada keluarga, sahabat dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas akhir ini yang berjudul “IMPLEMENTASI LAPORAN KEUANGAN SESUAI SAK-ETAP
(STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA
AKUNTABILITAS PUBLIK) PADA CV. SAPTA PUTRA MEKAR” dalam
rangka memenuhi syarat kelulusan Akuntansi D-3 pada UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA (UNIKOM), serta banyak mendapat bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini pula diucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto., M.Sc, Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Dr. Surtikanti, SE,. M.Si., Ak, Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Wati Aris Astuti, SE., M.Si Selaku Sekretarias Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
(6)
mengarahkan penulis sehingga laporan ini dapat selesai.
5. Kepada Orang Tua yang selalu memberikan dukungan serta dorongan.
6. Siti Aisyah dan Hunain Elhafirdy selaku Pembimbing Perusahaan tempat penelitian.
7. H. Nasrudin Khayun selaku pemimpin perusahaan yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.
8. Lilis Puspitawati, SE., M.Si., Ak, selaku Dosen Wali.
9. Seluruh staff Dosen Pengajar Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia yang telak mendidik, membimbing dan membekali penulis dengan ilmu pengetahuan.
10.Seluruh karyawan CV. SPM.
11.Kakak yang selalu membantuku, memberikan dukungan serta dorongan sehingga dapat menyelesaikan penelitian.
12.Serta seluruh keluarga besarku yang telah memberikan doa dan dukungan baik secara moril maupun materil serta cinta kasih yang tiada henti yang diberikan kepada penulis untuk keberhasilan penulis.
13.Teman-teman terbaikku Yeni, Nurul, Katrine, Lini, Delly dan Fitri yang telah membantu, mendukungan serta memberikan semangat dalam penelitian.
14. Teman-teman Akuntansi angkatan 2010 khususnya AK-7.
(7)
iii
Penulis sangat menyadari sepenuhnya atas kekurangan atau pun kesalahan yang terdapat dalam penelitian ini yang masih sangat jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya pengetahua, kemampuan serta pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna membangun kesempurnaan penelitian.
Penulis juga mengharapkan penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis serta rekan-rekan yang membaca penelitian ini pada umumnya.
Bandung, Agustus 2012 Penulis
Mia Hapsari NIM.21310030
(8)
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Rumusan Masalah ... 4
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4
1.4.1Maksud Penelitian ... 4
(9)
vi
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 5
1.5.1 Lokasi Penelitian ... 5
1.5.2 Waktu Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus Akuntansi ... 6
2.2 Laporan Keuangan... 10
2.3 Jenis Laporan Keuangan ... 11
2.4 Tujuan Laporan Keuangan ... 15
2.5 Karakteristik Laporan Keuangan ... 16
2.6 Konsep-Konsep Dalam Penyusunan Laporan Keuangan ... 21
2.7 Pemakai Laporan Keuangan ... 24
2.8 SAK-ETAP ... 26
2.9 Laporan Keuangan sesuai SAK-ETAP ... 30
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 38
3.2 Metode Penelitian ... 39
(10)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ... 43
4.1.1 Gambaran Umum CV. SPM ... 43
4.1.1.1 Sejarah Singkat CV. SPM ... 43
4.1.1.2 Struktur Organisasi CV. SPM ... 44
4.1.1.3 Uraian Tugas CV. SPM ... 47
4.1.1.4 Aktivitas Peursahaan ... 53
4.1.2 Analisis Deskriptif ... 53
4.1.2.1 Siklus Akuntansi Pada CV. SPM ... 53
4.1.2.2 Penyusunan Laporan Keuangan Pada CV. SPM ... 55
4.2 Pembahasan ... 56
4.2.1Pelaksanaan Tahap-Tahap Siklus Akuntansi Pada CV. SPM ... 56
4.2.2 Pelaksanaan Proses Penyusunan Laporan Keuangan Pada CV SPM ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 60
(11)
viii
5.2 Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 65
(12)
Dari Buku:
1. Abdul Halim. 2007. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat.
2. Andi Supangat. 2007. Statistika: Dalam Kajian Deskriptif, Inferensial, dan. Nonparametik. Edisi 1. Jakarta: Kencana.
3. H. Nasrudin Khayun, Buku Profil CV. SAPTA PUTA MEKAR (CV. SPM).
4. Eva Maria. 2007. Akunansi Untuk Peurusahaan Jasa. Yogyakarta: Gaya Media.
5. Ganjar Isnawan. 2012. Akuntansi Praktis untuk UMKM. Jakarta Timur: Laskar Aksara.
6. Husein Umar. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Thesis. Jakarta: Rajawali Pers.
7. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. SAK-ETAP. Jakarta. 8. Ikatan Akuntan Indosenesia. 2004. PSAK. Jakarta.
9. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar akuntansi Keuangan. Jakarta. 10.Indra Bastian. 2007. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Jakarta : Salemba
Empat.
11.Iwan. S. 2011. Teknik Penulisan Skripsi, Thesis dan Disertasi. Bandung :CEPLAS.
(13)
64
13.Ryan Arriefirmansyah dan Miyosi Margi Utami. 2013. Jurus Kilat Membuat Laporan Keuangan. Jakarta Timur :Las kar Aksara.
14.Sugiyono.2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Jakarta:Alfabeta.
15.Suharsimi, A. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
16.Sumarso SR . 2009. Akuntansi suatu pengantar. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.
17.Supriyati. 2013. Pengantar Akuntansi. LABKAT Press KA PTKI: UNIKOM.
18.Sofyan Syafri Harahap. 2009. Analisis Kritis Laporan Keuangan. Edisi 8. Jakarta: Rajawali pers.
Dari internet:
1. Nurma Fitri Permana, 2013, Tinjauan Atas Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Pungkur Bandung, http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/599/jbptunikompp-gdl-nurmafitri-29934-7-unikom_n-i.pdf, 15 Mei 2013.
2. http://economy.okezone.com/read/2010/01/29/278/298828/mitra-international-merugi-1-099
(14)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah) merupakan salah satu entitas pelaku ekonomi yang eksistensinya memiliki dominasi terhadap perekonomian bangsa, baik di perkotaan maupun di pedesaan.(Ganjar Isnawan:2012). UMKM memiliki banyak hambatan dalam perkembangannnya. (Ganjar Isnawan:2012) Salah satunya adalah sistem pencatatan transaksi usaha yang belum memadai. Sehingga para pengusaha UMKM sedikit yang dapat mempertanggungjawabkan operasional usahanya kepada pihak lain. (Ganjar Isnawan:2012).
Hal tersebut diakibatkan karena pencatatan keuangan terkadang kurang transparan, kurang akurat dan kurang dapat dipertanggung jawabkan.(Ganjar Isnawan:2012). Jangankan untuk kepentingan pihak lain, pengusaja sendiri saja sulit untuk mengevaluasi bagaimana perkembangan usahanya, dari proses transaksi keuangan yang terjadi.(Ganjar Isnawan:2012). Belum lagi kendala tercampurnya antara uang pribadi dengan uang perusahaan, yang sering menyulitkan proses evaluasi. (Ganjar Isnawan:2012).
Kinerja pengelolaan keuangan suatu perusahaan termasuk organisasi tercermin dari laporan keuangan yang disusun setiap tahun. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan dari semua kelompok pengguna yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi.(Es Sianipar : 2011). Suatu laporan
(15)
2
keuangan akan bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna apabila informasi yang disajikannnya dapat dipahami. Akan tetapi, informasi dalam laporan keuangan belum begitu jelas dan tidak semua orang dapat memahaminya.(Es Sianipar : 2011). Padahal pengguna terhadap laporan keuangan akan menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.(Es Sianipar : 2011).
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi keuangan.(Harahap, 2009:105)
Fenomena PT Mitra International Resources Tbk (MIRA) mencatatkan kerugian pada pos laba rugi perseroan selama kuartal III tahun 2009 mencapai 1.099,2 persen menjadi minus Rp641,045 miliar, bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp64,154 miliar. Penurunan pos laba bersih tersebut, dipicu oleh meningkatnya pos beban menjadi minus Rp1,433 triliun, bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar minus Rp280,301 miliar. Sedangkan pos beban usaha perseroan ikut naik menjadi minus Rp96,877 miliar, bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. (Candra Setya Santoso, 2010).
Menurut H. Nasrudin Khayun Direktur CV. SAPTA PUTRA MEKAR (CV.SPM) merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan umum dan bidang percetakan (Digital printing Offset), telah melayani permintaan-permintaan kebutuhan barang termasuk cetakan-cetakan dari pemilik
(16)
pekerjaan ataupun ikut serta dalam proyek-proyek pelelangan yang diadakan oleh instansi pemerintahan maupun swasta baik secara kontrak maupun reguler. (H. Nasrudin Khayun, 2013).
Menurut Siti Aisyah, Staff Administrasi masalah yang terjadi pada CV. SPM adalah pada proses siklus akuntasni tidak melakukan pencatatan atas pencatatan transaksi dalam buku jurnal (Journal entry) dan pencatatan ayat jurnal ke buku besar (posting ledger). Selain itu, CV. SPM juga tidak melakakukan pengelompokan terhadap akun-akun yang ada serta. Proses pencatatan CV. SPM masih dilakukan secara manual system dengan kata lain proses pencatatan laporan keuangan belum sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Dalam penyusunan laporan laba rugi perusahaan tidak memasukan HPP (Harga Pokok Penjualan.(Siti Aisyah, 2013).
Dari fenomena yang didapat dan penjelasan diatas maka penulis akan mengambil judul penelitian untuk tugas akhir adalah “IMPLEMENTASI LAPORAN KEUANGAN SESUAI SAK-ETAP (STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK) PADA CV.
SAPTA PUTRA MEKAR”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas, penulis mengidentifikasi masalah yang terjadi yaitu:
1. Perusahaan pada saat proses siklus akuntansi tidak melakukan pencatatan jurnal serta pengelompokan terhadap akun-akun yang ada.
(17)
4
2. Perusahaan melakukan pencatatan keuangan belum sesuai dengan standar akuntansi yang ada.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan siklus akuntansi pada CV. SPM.
2. Bagaimana pelaksanaan penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK-ETAP pada CV. SPM.
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.4.1 Maksud Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud mengumpulkan data dan informasi untuk mengetahui implementasi laporan keuangan sesuai SAK-ETAP.
1.4.2 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang masalah yang diuraikan diatas penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui siklus akuntansi pada CV. SPM.
2. Untuk mengetahui penyusunan laporan keuangan sesuai SAK-ETAP pada CV. SPM.
(18)
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian
Data dan informasi yang diperlukan dalam melakukan penelitian ini diperoleh dari bagian administrasi pada CV. SAPTA PUTRA MEKAR JL. Ahmad Yani No.819 Kota Bandung. Telepon (022) 727 9846, 727 9811.
1.5.2 Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian mulai dari bulan Maret sampai Agustus 2013.
Tabel 1.1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tahap Prosedur
Bulan Maret 2013 April 2013 Mei 2013 Juni 2013 Juli 2013 Ags 2013 I Tahap Pendahuluan
1. Membuat outline dan proposal TA
2. Mengambil form penyusunan TA 3. Menentukan tempat
penelitian
II
Tahap Pelaksanaan:
1. Mengajukan outline dan proposal TA 2. Bimbingan proposal 3. Penelitian dan
Pengumpulan data 4. Penyusunan TA
III
Tahap Pelaporan
1. Menyiapkan draft TA
2. Sidang akhir Tugas Akhir
3. Penyempurnaan Laporan TA 4. Penggandaan TA
(19)
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam kajian pustaka ini penulis akan menjelaskan pengertian tentang Laporan Keuangan dan penjelasan tentang SAK ETAP. Kajian pustaka ini penulis mengambil beberapa referinsi-referensi para ahli.
dari kebijakan itu sendiri.
2.1Siklus Akuntansi
Pada umumnya, orang yang menyusun laporan keuangan sudah mengerti/memahami siklus akuntani. Karena, pada dasarnya, merupakan proses pengolahan informasi yang menghasilkan informasi akuntansi, di mana salah satu bentuk keluarannya adalah laporan keuangan.
Indra Bastian (2007:76) mengungkapkan bahwa siklus akuntansi adalah: ”Siklus akuntansi merupakan sistematika pencatatan transaksi
keuangan, peringkasannya dan pelaporan keuangan”.
Sedangkan menurut Abdul Halim (2007:43) :
“Siklus akuntansi adalah tahap-tahap yang ada dalam sistem akuntansi”.
Dari kedua definisi tersubut dapat disimpulkan bahwa siklus akuntansi adalah tahapan pencatatan transaksi keuangan, peringkasan dan pelaporan.
(20)
Adapun tahapan-tahap siklus akuntasi menurut Mursiyidi (2010:18) dalam proses akuntansi mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Pencatatan (recording) transaksi-transaksi keuangan 2. Pengelompokkan (classification)
3. Pengikhtisaran (summarizing) 4. Pelaporan (reporting)
5. Penafsiran (analizing).
Dari tahapan-tahapan sikluas akuntansi diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pencatatan (recording) transaksi-transaksi keuangan
Pada tahap ini setiap transaksi keuangan dicatat secara kronologis dan sistematis dalam periode tertentu didalam sebuah atau beberapa buku yang disebut jurnal. Tiap catatan itu harus ditunjang oleh dokumen sumbernya (nota, faktur, kuitansi, bukti memorial, dan lain-lain). Pencatatan dalam akuntansi ada dua tahap, yaitu pencatatan transaksi dalam buku jurnal (journal entry) dan pencatatan ayat jurnal ke buku besar (posting to legder).
Tahun : Bulan: Tanggal No
Bukti Perkiraan Ref Debet Kredit
TOTAL
Sumber: Ganjar Isnawan, (2013,31) Tabel 2.1 Bentuk Jurnal Umum 2. Pengelompokkan (classification)
Pada tahap ini menunjukkan aktivitas transaksi-transaksi yang sudah dicatat itu dikelompokan menurut kelompok akun yang ada, yaitu kelompok akun (assets), akun kewajiban (liabilities), akun ekuitas (equities), akun pendapatan (revenue) dan akun beban (expenses).
(21)
8
a. Buku Besar Bentuk T
Nama Perkiraan: Kode :
Debet: Kredit :
Sumber: Ganjar Isnawan,( 2012, 43)
Gambar 2.1 Bentuk Buku Besar T b. Buku Besar Bentuk Staffle
Nama Perkiraan: No. Perkiraan: Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
Sumber: Ganjar Isnawan, (2012, 43) Tabel 2.2
Buku Besar Bentuk Staffel
3. Pengikhtisaran (summarizing)
Pada tahap ini dilakukan aktivitas penyusunan nilai untuk setiap akun yang disajikan dalam bentuk saldo masing-masing sisi debit dan kredit, bahkan hanya berupa saldo saja. Berarti bahwa secara berkala semua transaksi yang sudah dicatat, dikelompokkan, disajikan secara rigat dala mdaftar tersendiri, yang disebut neraca saldo (trial balance).
(22)
Tabel 2.3 Bentuk Neraca Saldo
Neraca Saldo Tanggal/Bulan/Tahun
Kode Akun Nama Perkiraan Debit Kredit
Total Sumber: Ganjar Isnawan, (2012:49) 4. Pelaporan (reporting)
Pada tahap ini dilakukan aktivitas penyusunan ringkasan dari hasil peringkasan. Laporan disusun secara sistematis untuk dapat dipahami dan dapat diperbandingkan serta disajikan secara lengkap (full disclosure). Laporan keuangan terdiri atas laporan laba rugi (income statement), laporan perubahaan ekuitas (equity statement), laporan neraca (balance sheet), laporan arus kas (cash flos statement), dan catatan atas laporan keuangan.
5. Penafsiran (analizing)
Tahap ini merupakan lanjutan dari proses akuntansi secara teknis, yaitu membaca laporan keuangan melalui alat dan formula tertentu sehingga dapat diketahui kinerja dan posisi keuangan dan perubahannya untuk suatu organissasi.
(23)
10
Berikut bentuk siklus akuntansi menurut Ryan Ariefiansyah dan Miyosi Margi Utami(2013:22):
Sumber: Ryan Ariefiansyah&Miyosi Margi Utami, (2013,22) Gambar 2.2
Siklus Akuntansi
Jadi proses akuntansi meliputi pencatatan transaksi-transaksi keuangan, pengelompokkan, pengikhtisaran, pelaporan dan penafsiran data keuangan.
2.2 Laporan Keuangan
Setiap perusahaan wajib menyusun laporan keuangan. Karena, laporan keuangan menggambarkan kegiatan perusahaan dalam satu periode. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi keuangan dari perusahaan Laporan keuangan yang merupakan hasil dari kegiatan operasi normal perusahaan akan memberika informasi keuangan yang berguna bagi
entitas-Transaksi Keuangan
Bukti Transaksi
Jurnal Umum
Buku Besar
Neraca Saldo Jurnal
Penyesuaian Neraca
Lajur
Laporan Keuangan
(24)
entitas di dalam perusahaan itu sendiri maupun entitas-entitas lain di luar perusahaan.
Berikut merupakan beberapa definisi dari laporan keuangan menurut beberapa ahli, antara lain :
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1) Laporan Keuangan adalah:
”laporan keuangan meliputi bagian dari proses laporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas/laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan”.
Sedangkan menurut Sofyan SyarifHarahap (2009:105) Laporan Keuangan adalah:
”laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah proses akuntansi yang menghasilkan sebuah imformasi historis serta menggambarkan kondisi keuangan perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Laporan keuangan terdiri dari Neraca, Laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas serta laporan arus kas.
2.3 Jenis Laporan Keuangan
Dalam setiap perusahaan pasti menyusun laporan keuangan. Dari laporan keuangan tersebut terdapat beberapa jenis laporan keuangan yanga akan disusun diantaranya seperti neraca, laba/rugi, laba ditahan serta perubahan modal. Berikut jenis laporan keuangan menurut ahli.
(25)
12
Jenis laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:106) adalah:
1. Daftar Neraca
2. Perhitungan Laba Rugi
3. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
4. Laporan Arus Kas
5. Laporan Harga Pokok Produksi
6. Laporan Laba Ditahan
7. Laporan Perubahan Modal
8. Laporan Kegiatan Keuangan
Dari jenis-jenis laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Daftar Neraca
Yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu.
2. Perhitungan Laba Rugi
Yang menggambarkan jumlah hasil biaya dan laba/rugiperusahaan pada suatu periode tertentu.
3. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
Disini dimuat sumber pengeluaran perusahaan selama satu periode.
4. Laporan Arus Kas
Disini menggambarkan sumber dan penggunaan kas dalam satu periode.
5. Laporan Harga Pokok Produksi
Yang menggambarkan berapa dan unsur apa yang diperhitungkan dalam harga pokok produksi suatu barang.
6. Laporan Laba Ditahan
(26)
7. Laporan Perubahan Modal
Menjelaskan perubahan posisi modal baik saham dalam PT atau Modal dalam perusahaan perseroan.
8. Laporan Kegiatan Keuangan
Laporan ini menggambarkan transaksi laporan keuangan perusahaan yang mempengaruhi kas atau ekuivalen kas. Laporan ini jarang digunakan.
Sedangkan menurut Supriyati (2013:90) jenis-jenis laporan keuangan terdiri dari:
1. Laporan Keuangan Laba-Rugi (Income Statement).
2. Laporan Keuanga Perubahan Modal (Statement of Owner’s Equity/Capital Statements).
3. Laporan Laba Ditahan (Retained Earning). 4. Laporan Keuangan Neraca (Balance Sheet).
Dari jenis-jenis laporan keuangan diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Laporan Keuangan Laba-Rugi (Income Statement).
Income statement adalah laporan yang menggambarkan hasil operasi perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu. Hasil operasi perusahaan diukur dengan membandingkan antara Revenue perusahaan dengan biaya yang dikeluarkannya. Dalam laporan laba rugi berisi tentang akun nominal yakni akun pendapatan dan akun biaya. Dengan laporan laba rugi dapat diketahui sejauh mana perkembangan perusahaan, apakah mengalami kelmajuan dalam artian mendapat keuntungan atau mengalami kebangkrutan dalam artian menderita kerugian.
(27)
14
2. Laporan Keuanga Perubahan Modal (Statement of Owner’s Equity/Capital Statements).
Laporan Keuangan Perubahan Modal adalah Laporan informasi yang dibuat dari pengaruh hasil operasi perusahaan yang berupa laba atau rugi terhadap modal pemilik. Perubahan modal adalah ringkasan perubahan pemilik dalam modal pemilik (bertamabah atau berkurang) selama satu periode tertentu. Adapun perkiraan-perkiraan yang biasa mempengaruhi Capital Statement, yaitu:
a. Adanya tamabahan investasi oleh pemilik. b. Perusahaan mendapat Profit.
c. Pemilik melakukan pengambilan harta perusahaan untuk keperluan pribadi/Drawing.
d. Perusahaan menderita rugi/loss.
3. Laporan Laba Ditahan (Retained Earning).
Jika perusahaan berbentuk Perseroan terbatas maka laporan yang digunakan adalah Laporan Laba Ditahan. Laporan Laba Ditahan adalah suatu laporan yang menggambarkan perubahan posisi laba ditahan suatu perusahaan pada sutau periode tertentu. Perbedaan antara laporan laba ditahan dengan laporan perubahan modal adalah pada laporan laba ditahan perubahan yang terjadi adalah struktur laba ditahan, sedangkan pada laporan perubahan modal perubahan yang terjadi adalah perubahan modal pemilik perusahaan. Kemudian pada laporan laba ditahan akun “deviden” sebagai pengaruh akun
(28)
laba ditahan, sedangkan pada laporan perubahan modal akun “prive” sebagai
faktor pengurang modal pemilik perusahaan.
4. Laporan Keuangan Neraca (Balance Sheet).
Laporan keuangan neraca adalah suatu daftar yang menggambarkan assets/ aktiva/harta kekayaan, liabilities/kewajiban dan Capital/Modal yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Laporan neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Laporan neraca berisi tentang akun real yaitu akun aktiva, kewajiban dan modal. Balance Sheet adalah accounts yang digunkan dalam balance sheet, yaitu:
a. Assets (aktiva/harta kekayaan) adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan yang biasa dinyatakan dalam satuan uang.
b. Liabilities (Kewajiban) adalah utang yang harus dibayar oleh perusahaan dengan uang atau jasa pada suatu saat tertentu dimasa yang akan datang. c. Capital (Modal) adalah merupakan hak milik perusahaan atas kekayaan
perusahaan. Besarnya hak pemilik sama dengan aktiva bersih perushaan, yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban.
2.4 Tujuan Laporan Keuangan
Dalam menyusun laporan keuangan hendaknya ada tujuan. Berikut tujuan penyusunan laporan keuangan menurut ahli.
(29)
16
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3) Tujuan laporan keuangan adalah:
”Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”.
Dari tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dibuatnya laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan perusahaan dalam mengambil keputusan.
Sedangkan tujuan laporan keuangan menurut Ryan Ariefiansyah dan Miyosi Margi Utami (2013:3)
adalah:
1. Memberikan segala macam informasi keuangan selama kurun waktu tertentu (periode akuntansi/satu tahun).
2. Memberikan penilaian tentang kondisi perusahaan pada saat itu, misalnya apakah kondisi perusahaan termasuk sehat atau tidak bila jumlah utang melebihi jumlah aset atau sebaliknya.
3. Membantu pihak-pihak yang berkepentingan untuk membuat putusan penting setelah membaca dan menganalisis laporan keuangan.
2.5 Karakteristik Laporan Keuangan
Dalam menyusun laporan keuangan hendaknya harus memperhatikan karekteristik laporan keuangan yang telah ada. Karekteristik laporan keuangan harus diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan.
(30)
Menurut IAI dalam SAK-ETAP(2009:5-8) karakteristik laporan keuangan terdiri dari:
1. Dapat dipahami 2. Relevan
3. Materialitas 4. Keandalan
5. Substansi mengungguli bentuk 6. Pertimbangan sehat
7. Kelengkapan
8. Dapat dibandingkan 9. Tepat waktu
10. Keseimbangan antara biaya dan manfaat
Menurut krakteristik diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. Untuk maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi tersebut dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, kepentingan agar laporan keuangan dapat dipahami tetapi tidak sesuai dengan informasi yang relevan harus diabaikan dengan pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pengguna tertentu.
2. Relevan
Bermanfaat, informasi harus relevan dengan kebutuhan pengguna untuk proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan
(31)
18
cara membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan,menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
3. Materialitas
Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi tertentu dari kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstatement). Namun demikian, tidak tepat membuat atau membiarkan kesalahan untuk menyimpang secara tidak material dari SAK ETAP agar mencapai penyajian tertentu dari posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus kas suatu entitas.
4. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus andal. Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan material dan bias, dan penyajian secara jujur apa yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Laporan keuangan tidak bebas dari bias (melalui pemilihan atau penyajian informasi) jika dimaksudkan untuk mempengaruhi pembuatan suatu keputusan atau kebijakan untuk tujuan mencapai suatu hasil tertentu.
(32)
5. Substansi Mengungguli Bentuk
Transaksi, peristiwa dan kondisi lain dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Hal ini untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan.
6. Pertimbangan Sehat
Ketidakpastian yang tidak dapat diabaikan meliputi berbagai peristiwa dan keadaan yang dipahami berdasarkan pengungkapan sifat dan penjelasan peristiwa dan keadaan tersebut dan melalui penggunaan pertimbangan sehat dalam menyusun laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan pertimbangan yang diperlukan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak disajikan lebih tinggi dan kewajiban atau beban tidak disajikan lebih rendah. Namun demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan pembentukan aset atau penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi. Singkatnya, pertimbangan sehat tidak mengijinkan bias.
7. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan kurang mencukupi ditinjau dari segi relevansi.
(33)
20
8. Dapat dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar entitas untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk suatu entitas, antar periode untuk entitas tersebut dan untuk entitas yang berbeda. Sebagai tambahan, pengguna laporan keuangan harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan, perubahan kebijakan akuntansi dan pengaruh dampak perubahan tersebut.
9. Tepat Waktu
Agar relevan, informasi dalam laporan keuangan harus dapat mempengaruhi keputusan ekonomi para penggunanya. Tepat waktu meliputi penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka waktu pengambilan keputusan. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan secara relatif antara pelaporan tepat waktu dan penyediaan informasi yang andal. Untuk mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan, maka pertimbangan utama adalah bagaimana yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam mengambil keputusan ekonomi.
(34)
10. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya penyediannya. Namun demikian, evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial. Biaya tersebut juga tidak perlu ditanggung oleh pengguna yang menikmati manfaat. Dalam evaluasi manfaat dan biaya, entitas harus memahami bahwa manfaat informasi mungkin juga manfaat yang dinikmati oleh pengguna eksternal.
2.6 Konsep-Konsep Dalam Penyusunan Laporan Keuangan
Penyusunan laporan keuangan harus menggunakan konsep-konsep dasar laporan keuangan, sehingga adanya keseragaman penyaji dalam interpretasi pada laporan keuangan untuk pihak ekstern/diluar manajemen
Menurut Supriyati (2013:88) konsep-konsep tersebut adalah:
1. Konsep kesatuan usaha (Bussiness entity principle) 2. Konsep kelangsungan usaha (Countinuity principle) 3. Konsep dasar keuangan (Monetary principle)
4. Konsep realisasi penghasilan (The revenue realitation principle) 5. Konsep harga pokok (Cost principle)
6. Konsep mempertemukan antara pengahasilan dan biaya (Matching principle)
7. Konsep tidak memihak (Objectivity principle) 8. Konsep konsisten (Consistency principle) 9. Konsep penjelasan (Declosure principle)
Dari konsep-konsep dalam penyusunan laporan keuangan diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Konsep kesatuan usaha (Bussiness entity principle)
Konsep ini menghendaki pemisahan secara tegas antara perusahaan dengan pemilik. Untuk perusahaan perseorangan dan usaha bersama
(35)
22
hendaknya dibuat satu pos yang menjelaskan hubungan antara pemilik dan perusahaan, seperti rekening prive (pengambilan pribadi), sedangkan pemindahan harta dari perusahaan kepemilikan seharusnya melalui transaksi pembagi laba.
2. Konsep kelangsungan usaha (Countinuity principle)
Konsep ini menghendaki adanya dasar pemikiran bahwa suatu perusahaan didirikan untuk jangka waktu tak terbatas.
3. Konsep dasar keuangan (Monetary principle)
Konsep ini menghendaki dalam penyusunan laporan keuangan menggunakan kesatuan unit pelaporan yaitu unit keuangan setempat, misalnya rupiah, dollar dan sebagainya, sehingga adanya kesatuan pemahaman dari pembaca laporan keuangan.
4. Konsep realisasi penghasilan (The revenue realitation principle)
Konsep ini menyatakan bahwa realisasi penghasilan ketika adanya penjualan atau penyerahan jasa bukan saat dibayar.
5. Konsep harga pokok (Cost principle)
Konsep ini menghendaki adanya pengukuran kekayaan sebesar nilai peroleh awal (historical cost) dan kewajiban diakui sebesar yang harus dibayar ketika jatuh tempo.
6. Konsep mempertemukan antara pengahasilan dan biaya (Matching principle)
Konsep ini menghendaki adanya ketetapan mempertemukan antara penghasilan satu periode buku dengan biaya untuk memperoleh
(36)
penghasilan tersebut, tidak diperkenankan penghasilan melebihi satu periode dipertemukan dengan biaya lebih dari satu periode.
7. Konsep tidak memihak (Objectivity principle)
Konsep ini menghendaki bahwa semua pos yang dicantumkan dalam laporan keuangan harus didukung oleh bukti-bukti yang objektif (bukti yang dapat diterima kebenarannya.
8. Konsep konsisten (Consistency principle)
Konsep ini menghendaki pengguna metode-metode yang secara tepat dari satu period ke periode selanjutnya. Jika terpaksa dirubah untuk member manfaat pada laporan keuanagn harus dijelaskan pengaruhnya pada laporan tersebut.
9. Konsep penjelasan (Declosure principle)
Konsep ini mengendaki laporan keuangan meliputi informasi yang diperlukan untuk penyajian yang terbuka, sehingga tidak membuat pembaca keliru menafsir laporan keuangan tersebut.
10.Konsep meterialitas (Materiality principle)
Meterialitas merupakan pelengkap dari konsep penjelasan, dalam konsep ini menghendaki bahwa hal-hal yan material (dipandang berbobot) baik jumlah maupun keadaan maka perlu penjelasan yang cukup memadai.
11.Konsep hati-hati (Conservatism principle)
Dalam laporan keuangan tidak diperkenankan menunjukan harta di atas harga pokoknya, demikian juga kewajiban. Konsep ini menghendaki kecenderungan minimalisasi pencantuman modal, yaitu dengan
(37)
24
menetapkan laba atau penghasilan tidak atau penghasilan tidak bisa diakui sebelum direalisasi sedangkan rugi/kewajiban harus diakui begitu bisa diperkirakan.
2.7Pemakai Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun untuk memberikan informasi ekonomi suatu perusahaan kepada pihak yang memerlukan laporan keuangan tersebut.
Menurut PSAK (2004) pihak-pihak yang memanfaatkan laporan keuangan adalah :
1. Investor 2. Karyawan
3. Pemberi Pinjaman
4. Pemasok dan Kreditur lainnya 5. Pelanggan
6. Pemerintah 7. Masyarakat
Pemakai laporan keuangan diatas dapat diuraikan sebgai berikut: 1. Investor
Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi utk membantu menentukan apakah harus membeli menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. 2. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga
(38)
tertarik dangan informasi yang memungkinkan mereka utk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa manfaat pensiun dan kesempatan kerja.
3. Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dangan informasi keuangan yang memungkinkan mereka utk memutuskan apakah pinjaman serta bunga dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lain tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yg lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
5. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan.
6. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaan berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena ini berkepentingan dengan aktivitas perusahaan mereka menetapkan
(39)
26
kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misal perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
2.8SAK-ETAP
Dalam proses penyusunan laporan keuangan harus memperhatikan standar akuntansi keuangan yang ada agar tidak terjadi kekeliruan pada saat penyusunan laporan keuangan.
1. SAK
Menurut Ganjar Isnawan(2012:12) Standar Akuantansi keuangan adalah:
“Merupakan prinsip berupa aturan pencatatan atau petunjuk
dalam mencatat akuntansi keuangan.”
Adapun pengertian Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menurut Eva Maria(2007:19) adalah:
“Standar yang digunakan pedoman pokok penyusunan dan
(40)
unit ekonomi lainnya agar laporan keuangan dapat berguna, dapat dimengerti dan dapat dibandingkan agar tidak
menyesatkan.”
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa SAK adalah suatu pedoman atau standar dalam pencatatan akuntansi ataupun penyusunan laporan keuangan agar tidak terjadi kekeliruan serta agar tidak menyesatkan.
Adapun beberapa tujuan SAK menurut Ganjar Isnawan (2012:12)
adalah:
a. Tujuan umum SAK b. Tujuan Kualitatif SAK
Dari kedua tujuan diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Tujuan Umum SAK
1) Memberikan informasi yang dapat dipercayai mengenai aktiva, kewajiban dan modal perusahaan.
2) Memberikan informasi yang dapat dipercayai mengenai perubahan dalam aktiva neto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul akibat dari memperoleh laba. 3) Memberikan informasi kepada seluruh pemakai laporan
keuangan.
4) Memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban perusahaan, misalnya aktivitas investasi dan pembiayaan kredit.
(41)
28
5) Mengungkapkan informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan dengan kebutuhan pemakai laporan. Seperti informasi kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.
b. Tujuan Kualitatif SAK
1) Relevan, yaitu dapat dipertanggungjawabkan.
2) Dapat dimengerti, siapa pun yang membaca akan memahai kondisi perusahaan.
3) Dapat diuji kebenarannya (diverifikasi), jika ada keganjilan dapat ditelusuri dan dipertanggungjawabkan.
4) Netral, yaitu berpihak pada realitas.
5) Tepat waktu, yaitu dapat dilaporkan secara berkala.
6) Dapat dibandingkan, yaitu dapat ditinjau perkembangan setiap periodenya.
7) Lengkap, yaitu memaparkan seluruh kegiatan transaksi usaha yang ada di suatu usaha.
2. SAK-ETAP
Menurut Ryan Ariefiansyah dan Miyosi Margi Utami(2013:10)
SAK-ETAP adalah:
“Standar akuntansi untuk entitas yang memiliki skala kecil hingga menengah, misalnya UKM (tidak memiliki akuntabilitas publik).”
(42)
Adapun perbedaan SAK-ETAP dengan PSAK-Internasional Financial Reporting System (IFRS) yaitu:
Tabel 2.4
Perbedaan IFRS dan ETAP
Keterangan IFRS ETAP
Jenis Laporan Keuangan
- Laporan Laba Rugi (Statement of Income).
- Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Changes in Equities).
- Neraca (Statement of Financial Position).
- Laporan Arus Kas (Statement of Cashflow). - Catatan atas
Laporan Keuangan (Notes of Financial Statement).
- Laporan Laba Rugi (Income Statement). - Laporan Perubahan
Ekuitas (Owner’s Equity Statement). - Neraca (Balance
Sheet).
- Laporan Arus Kas (Cashflow
Statement).
- Catatan atas Laporan Keuangan (Notes of Financial
Statement). Sumber: Ryan Ariefiansyah & Miyosi Margi Utami, (2013,10)
(43)
30
Selain itu adapun persamaan antara IFRS dan ETAP yaitu:
Tabel 2.5
Persamaan IFRS dan ETAP
No Keterangan IFRS ETAP
1 Element Laporan Keuangan - Aktiva - Kewajiban - Modal - Pendapatan - Beban - Aktiva - Kewajiban - Modal - Pendapatan - Beban 2 Pengukuran - Menggunakan
biaya historis atau biaya saat perusahaan mendapatkan atau memperoleh asset, kewajiban, modal, pendapatan dan beban (Biaya masa lalu). - Menggunakan net
realized value.
- Menggunakan biaya historis atau biaya saat perusahaan mendapatkan atau memperoleh asset, kewajiban, modal, pendapatan dan beban (Biaya masa lalu). - Menggunakan nilai wajar. Sumber: Ryan Ariefiansyah & Miyosi Margi Utami, (2013,11) 2.9Laporan Keuangan sesuai SAK-ETAP
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi. Oleh karena, itu sebuah laporan keuangan harus mengikuti standar akuntansi umum yang ada agar tidak terjadi kesalalahan dalam melakukan penyusunan laporan keuangan. Berikut laporan keuangan yang harus disajikan dalam SAK-ETAP
menurut IAI:
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Perubahan Ekuitas/Modal 4. Laporan Arus Kas
5. Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya
6. Identifikasi laporan keuangan
(44)
Dari laporan keuangan diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Neraca
Entitas menyajikan pos, judul dan sub jumlah lainnya dalam neraca jika penyajian seperti itu relevan dalam rangka pemahaman terhadap posisi keuangan entitas. SAK ETAP tidak menentukan format atau urutan
terhadap pos-pos yang disajikan. Berikut pos-pos yang minimal disajikan: a. kas dan setara kas;
b. piutang usaha dan piutang lainnya; c. persediaan;
d. properti investasi; e. aset tetap;
f. aset tidak berwujud;
g. utang usaha dan utang lainnya; h. aset dan kewajiban pajak; i. kewajiban diestimasi; j. ekuitas.
(45)
32
Aktiva Kewajiban Dan Modal
Aktiva Lancar: Kewajiban :
Kas Rp.XXX Hutang Dagang Rp.XXX
Piutang Dagang Rp.XXX Hutang Bank Rp.XXX
Perlengkapan Kantor ……
Rp.XXX Rp.XXX
Jumlah aktiva Lancar Rp.XXX Total kewajiban Rp.XXX
Aktiva Tetap: Modal:
Peralatan ……
Rp.XXX Rp.XXX
Modal CV.XXX Rp.XXX
Total Aktiva Rp.XXX Total Kewajiban+Modal Rp.XXX
Sumber: Ely Suhayati & Sri Dewi Anggadini,( 2009,44) Gambar 2.3
Bentuk Neraca
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi memasukkan semua pos penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode kecuali SAK ETAP mensyaratkan lain. SAK ETAP mengatur perlakuan berbeda terhadap dampak koreksi atas kesalahan dan perubahan kebijakan akuntansi yang disajikan sebagai penyesuaian terhadap periode yang lalu dan bukan sebagai bagian dari laba atau rugi dalam periode terjadinya perubahan.
(46)
Berikut pos-pos yang disajikan: a. pendapatan;
b. beban keuangan;
c. bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas;
d. beban pajak; e. laba atau rugi neto.
(47)
34
Tabel 2.6
Bentuk Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang Berakhir…………..
Penjualan Rp.xxx
(-) Retur Penjualan Rp.xxx
(+) Potongan Penjualan Rp.xxx
(-) Rp.xxx
Penjualan Bersih Rp.xxx
Harga Pokok Penjualan
Persediaan Awal Rp.xxx
Pembelian Rp.xxx
(+) Beban Angkut Pembelian Rp.xxx
(-) Retur Pembelian Rp.xxx
(-) Potongan Pembelian Rp.xxx
(+) Rp.xxx
Barang yang siap untuk dijual Rp.xxx
Persediaan Akhir (-) Rp.xxx
Harga Pokok Penjualan (-) Rp.xxx
Laba Kotor Rp.xxx
Beban Operasional Beban Usaha
(+) Beban Perlengkapan toko Rp.xxx
(+) Beban gaji bagian toko Rp.xxx
Total Beban Usaha (-) Rp.xxx
Laba Usaha Rp.xxx
Beban administrasi dan umum
(+) Beban Sewa Rp.xxx
(+) Beban Asuransi Rp.xxx
(+) Beban Gaji Rp.xxx
(+) Beban ….. Rp.xxx
Total Beban administrasi dan umum (-) Rp.xxx
Laba Operasional Rp.xxx
Pendapatan dan beban lain-lain
Pendapatan Rp.xxx
(+) Beban Rp.xxx
Laba bersih sebelum Pajak (-) Rp.xxx
(48)
3. Laporan Perubahan Ekuitas/Modal
Laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut, dan (tergantung pada format laporan perubahan ekuitas yang dipilih oleh entitas) jumlah investasi oleh, dan dividen dan distribusi lain ke, pemilik ekuitas selama periode tersebut.
CV. XXX
LAPORAN PRUBAHAN MODAL
Untuk Periode yang Berakhir…..
Modal Awal Rp. XXX
(+)(-)Laba bersih/Rugi Bersih (-)Prive
Kenaikan/penurunan Modal
Modal Akhir
Rp. XXX Rp. XXX
(+)/(-)Rp. XXX
Rp. XXX Sumber: Ryan Ariefiansyah & Miyosi Margi Utami, (2013,82)
Gambar 2.4
Bentuk Laporan Perubahan Modal
4. Laporan Arus Kas
Setara kas adalah investasi jangka pendek dan sangat likuid yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk tujuan investasi atau lainnya. Oleh karena itu, investasi umumnya diklasifikasikan sebagai setara kas hanya jika akan segera jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal perolehan. Laporan arus
(49)
36
kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Tabel 2.7
Bentuk Laporan Arus Kas CV. XXX
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Periode yang Berakhir….
Arus Kas dari Kegiatan Operasi
Pembayaran piutang dari pelanggan Penerimaan Kas lain-lain(Premi) Kas masuk dari kegiatan operasi Pembayaran utang pada pemasok Pembayaran pajak penghasilan Kas keluar dari kegiatan operasi Arus kas dari kegiatan operasi
Rp.xxx Rp.xxx + Rp.xxx Rp.xxx +
Rp.xxx
Rp.xxx +
Rp.xxx
Arus Kas dari Kegiatan Investasi
Hasil Penjualan aktiva tetap (peralatan) Penerimaan bunga dan deviden
Kas masuk dari kegiatan investasi
Pembelian aktiva tetap(tanah dan bangunan) Arus kas dari kegiatan investasi
Rp.xxx Rp.xxx +
Rp.xxx Rp.xxx +
Rp.xxx
Arus Kas dari Kegiatan Pendanaan
Penerbitan saham Pembayaran deviden
Arus kas dari kegiatan pendanaan
Rp.xxx Rp.xxx
-Rp.xxx Kenaikan/ penurunan kas bersih dan setara kas
Kas dan setara kas pada awal periode
Kas dan setara kas pada akhir periode
Rp.xxx Rp.xxx + Rp.xxx
(50)
5. Catatan Atas Laporan Keungan
Catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan. Urutan penyajian catatan atas laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusunsesuai dengan SAK ETAP;
b. Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan;
c. Informasi yang mendukung pos-pos laporan keuangan, sesuai dengan urutan penyajian setiap komponen laporan keuangan dan urutan penyajian pos-pos tersebut.
(51)
38
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian
Dalam penelitian ini objek yang diteliti adalah implementasi laporan keuangan sesuai SAK-ETAP pada CV. SPM. CV. SPM adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang dagang. Dipilihnya CV tersebut karena memiliki data yang diperlukan dalam melakukan penelitian.
Iwan Satibi (2011:74) mendefinisikan objek penelitian adalah sebagai berikut :
“Objek penelitian secara umum adalah gambaran wilayah penelititan, antara lain meliputi karakteristik wilayah, sejarah perkembangan, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi dan lain-lain, sesuai dengan penelitian wilayah penelitian yang dimaksud.”
Menurut Sugiyono (2009:38) pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut:
“Suatu atribut atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Menurut Suharsimi objek penelitian yaitu
“Objek Penelitian merupakan sebuah ruang lingkup penelitian.” (2010:10)
(52)
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian adalah suatu gambaran yang akan diteliti dan dipelajari dalam menarik sebuah kesimpulan. Objek dalam penelitian ini adalah laporan keuangan sesuai SAK-ETAP.
3.2 Metode Penelitian
Dalam sebuah masalah pasti ada pemecahannya oleh karena itu dalam penelitian ini dibutuhkannya cara ilmiah untuk mendapatkan data dan tuauan tertentu. Adapun beberapa pengertian metode penelitian menurut para ahli diantaranya sebagai berikut:
Metode Penelitian menurut Sugiyono (2009:2) yaitu:
“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”
Sedangkan menurut Iwan satibi (2008:127) menjelaskan metode penelitian adalah sebagai berikut :
“Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk
mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu.”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah tahapan-tahapan/cara ilmiah dalam mendapatkan data dan tujuan kegunaan tertentu.
(53)
40
Metode yang digunkan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pengertian Metode Deskriptif menurut menurut Sugiyono (2009:29):
“Metode deskriptif adalah metode yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum.”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif merupakan metode yang menggambarkan situasi atau kejadian yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab terjadinya dengan cara mengumpulkan data-data. Penulis mengumpulkan data dengan cara melihat secara langsung pada objek penelitian yang penulis ambil dalam hal ini pada CV. SPM mengenai laporan keuangan yang ada diperusahaan tersebut yang hasilnya ditarik kesimpulan oleh penulis kemudian dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian secara lugas dan seperti apa adanya.
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data
Dalam sebuah penelitian dibutuhkannya teknik pengumpulan data yang dapat menunjang kegiatan penelitian tersebut. Adapun pengertian teknik pengumpulan data menurut para ahli diantaranya:
Menurut Andi Supangat (2007:2) menyatakan bahwa pengertian data adalah:
“Bentuk jamak dari data, yang dapat diartikan sebagai informasi
yang diterima yang membentuknya dapat berupa, angka-angka,
(54)
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan dan mengumpulkan data adalah sebagai berikut:
1. Studi Lapangan (field research)
Studi Lapangan dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Observasi Lapangan Langsung
Dengan menggunakan metode observasi lapangan langsung, penulis melakukan pengamatan secara langsung mengenai kegiatan perusahaan tempat penulis melakukan penelitian pada CV. SPM dan mencatat semua informasi yang ada yang mendukung dalam penelitian ini. Peneliti melakukan penelitian pada bagian administrasi pada CV. SPM.
b. Wawancara (interview)
Penulis mengadakan tanya jawab secara langsung baik secara formal maupun non formal dengan pihak-pihak yang terkait dalam permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan penelitian, yaitu mengenai prosedur pemberian kredit pada CV. SPM. Peneliti melakukan wawancara langsung dengan direktur CV. SPM serta dengan staff administrasi.
c. Dokumentasi (documentation)
Dokumentasi yaitu mengumpulkan bahan-bahan yang tertulis berupa data-data yang diperoleh dari CV. SPM. Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini laporan keuangan yang dibuat oleh CV. SPM.
(55)
42
2. Studi Kepustakaan (library research)
Yaitu dengan mendatangi perpustakaan dan mencari buku-buku literatur yang sesuai dengan masalah yang diangkat, dan informasi yang didapat digunakan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan penysunan laporan keuangan sesuai SAK ETAP. Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan adalah sumber informasi yang telah ditemukan oleh para ahli yang kompeten dibidangnya masing-masing sehingga relevan dengan pembahasan yang sedang diteliti, dalam melakukan studi kepustakaan ini penulis berusaha mengumpulkan data melalui buku-buku yang ditulis oleh para ahli dibidangnya. Referensi buku yang digunakan adalah buku akuntansi keuangan dan metodelogi penelitian.
3.2.2 Sumber Data
Sebuah data memiliki informasi namun sebuah data juga harus memiliki kejelasan tentang bagaimana mengambil data tersebut dan bagaimana data tersebut diolah. Sumber data yang diperoleh penulis merupakan data yang didapat langsung dari CV. Sapta Putra Mekar.
Adapun pengertian sumber data menurut Suharsimi Arikunto (2010:172) sumber data adalah :
“Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek dari
(56)
Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data sekunder. Data sekunder menurut Husein Umar (2011:42) yaitu :
“Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau
diagram-diagram.”
Jadi Data sekunder adalah data yang diperlukan untuk mendukung hasil penelitian berasal dari literatur, artikel, dan berbagai sumber lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Data sekunder merupakan data pendukung. Data ini digunakan oleh peneliti untuk menjadi penguat dalam memberikan argumentasi dalam penelitiannnya. Dokumen yang digunakan adalah laporan keuangan yang dibuat oleh CV. SPM, struktur organisasi CV. SPM uraian tugas CV. SPM.
(57)
1
IMPLEMENTASI LAPORAN KEUANGAN SESUAI SAK ETAP (STANDAR AKUNTANSI KEUNGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK)
PADA CV.SAPTA PUTRA MEKAR
Implementation Of The Financial Statements SAK ETAP
(Financial Accounting Standards Entities Without Public Accountability) On CV. Sapta Putra Mekar
Tugas Akhir
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Program Studi Diploma (D-III)
Program Studi Akuntansi Oleh:
Mia Hapsari 21310030
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
(58)
proses siklus akuntansi tidak melakukan pencatatan jurnal serta pengelompokan terhadap akun-akun yang ada dan Perusahaan melakukan pencatatan keuangan belum sesuai dengan standar akuntansi yang ada. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui siklus akuntansi pada CV. SPM dan untuk mengetahui penyusunan laporan keuangan sesuai SAK-ETAP pada CV. SPM.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik Pengumpulan data yang dilakukan penelitian ini yaitu dengan studi lapangan yang dilakukan dengan cara observasi lapangan langsung, wawancara,dokumentasi,dan studi kepustakaan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Pada proses pelaksanaan siklus yang ada CV. SPM tidak melakukan pencatatan atas pencatatan transaksi dalam buku jurnal (Journal entry) dan pencatatn ayat jurnal ke buku besar (posting ledger). Selain itu, CV. SPM juga tidak melakkukan pengelompokan terhadap akun-akun yang ada serta. Jadi CV. SPM hanya melakukan tahap pengikhtisaran yaitu nerca saldo serta pelaporan. Dan Pada pelaksanaan penyusunan laporan keuangan yang dibuat tahun 2012 CV. SPM belum sesuai karena CV. SPM hanya membuat laporan keuangan yaitu,laporan laba/rugi. Akan tetapi pada proses penyusunan laporan laba rugi perusahaan tidak memasukkan Harga Pokok Penjualan(HPP). Kata Kunci : Implementasi, Laporan Keuangan, SAK-ETAP
ABSTRACT
The research was conducted on the CV. SAPTA SON MEKAR engaged in trade as well as printing. A phenomenon that occurs is not doing the accounting cycle process journal entries as well as the grouping of the existing accounts of the Company and financial records in accordance with accounting standards not yet available. The purpose of this study is to determine the accounting cycle in CV. SPM and to know the preparation of financial statements in accordance with SAK-ETAP at CV. SPM.
The method used in this research is descriptive method. Techniques of data collection of this research is the field study conducted by way of direct field observation, interviews, documentation, and literature study.
The results showed that the process of implementation of the existing cycle CV. SPM does not keep records of recording transactions in a journal (Journal entry) and pencatatn journal entries to the general ledger (ledger posting). In addition, CV. SPM also not melakkukan grouping on existing accounts as well. So CV. SPM is just doing stage pengikhtisaran nerca balances and reporting. In the preparation and implementation of the financial statements that were made in 2012 CV. SPM is not appropriate because the CV. SPM only make the financial statements, income /
(59)
3 I. PENDAHULUAN
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah) merupakan salah satu entitas pelaku ekonomi yang eksistensinya memiliki dominasi terhadap perekonomian bangsa, baik di perkotaan maupun di pedesaan.(Ganjar Isnawan:2012). UMKM memiliki banyak hambatan dalam perkembangannnya. (Ganjar Isnawan:2012) Salah satunya adalah sistem pencatatan transaksi usaha yang belum memadai. Sehingga para pengusaha UMKM sedikit yang dapat mempertanggungjawabkan operasional usahanya kepada pihak lain. (Ganjar Isnawan:2012).
Hal tersebut diakibatkan karena pencatatan keuangan terkadang kurang transparan, kurang akurat dan kurang dapat dipertanggung jawabkan.(Ganjar Isnawan:2012). Jangankan untuk kepentingan pihak lain, pengusaja sendiri saja sulit untuk mengevaluasi bagaimana perkembangan usahanya, dari proses transaksi keuangan yang terjadi.(Ganjar Isnawan:2012). Belum lagi kendala tercampurnya antara uang pribadi dengan uang perusahaan, yang sering menyulitkan proses evaluasi. (Ganjar Isnawan:2012).
Kinerja pengelolaan keuangan suatu perusahaan termasuk organisasi tercermin dari laporan keuangan yang disusun setiap tahun. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan dari semua kelompok pengguna yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi.(Es Sianipar : 2011). Suatu laporan keuangan akan bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna apabila informasi yang disajikannnya dapat dipahami. Akan tetapi, informasi dalam laporan keuangan belum begitu jelas dan tidak semua orang dapat memahaminya.(Es Sianipar : 2011). Padahal pengguna terhadap laporan keuangan akan menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.(Es Sianipar : 2011).
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka
waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi keuangan.(Harahap, 2009:105).
Menurut Siti Aisyah, Staff Administrasi masalah yang terjadi pada CV. SPM adalah pada proses siklus akuntasni tidak melakukan pencatatan atas pencatatan transaksi dalam buku jurnal (Journal entry) dan pencatatan ayat jurnal ke buku besar (posting ledger). Selain itu, CV. SPM juga tidak melakakukan pengelompokan terhadap akun-akun yang ada serta. Proses pencatatan CV. SPM masih dilakukan secara manual system dengan kata lain proses pencatatan laporan keuangan belum sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Dalam penyusunan laporan laba rugi perusahaan tidak memasukan HPP (Harga Pokok Penjualan.(Siti Aisyah, 2013).
Berdasarkan uraian diatas, penulis mengidentifikasi masalah yang terjadi yaitu: 1. Perusahaan pada saat proses siklus akuntansi tidak melakukan pencatatan jurnal serta pengelompokan terhadap akun-akun yang ada.
2. Perusahaan melakukan pencatatan keuangan belum sesuai dengan standar akuntansi yang ada.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan siklus akuntansi pada CV. SPM.
2. Bagaimana pelaksanaan penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK-ETAP pada CV. SPM.
Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud mengumpulkan data dan informasi untuk mengetahui implementasi laporan keuangan sesuai SAK-ETAP.
Sesuai dengan latar belakang masalah yang diuraikan diatas penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui siklus akuntansi pada CV. SPM.Untuk mengetahui pedan nyusunan laporan
(60)
menyelesaikan permasalahan yang ada dengan cara mengumpulkan data agar permasalahan yang ada dapat terpecahkan.
II. KAJIAN PUSAKA
Indra Bastian (2007:76) mengungkapkan bahwa siklus akuntansi adalah:
”Siklus akuntansi merupakan sistematika pencatatan transaksi keuangan, peringkasannya dan pelaporan keuangan”.
Sedangkan menurut Abdul Halim (2007:43) :
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia
(2009:1) Laporan Keuangan adalah:
”laporan keuangan meliputi bagian
dari proses laporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan
ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan
dalam berbagai cara misalnya,
sebagai laporan arus kas/laporan arus dana), catatan dan laporan lain
serta materi penjelasan yang
merupakan bagian integral dari laporan keuangan”.
Jenis laporan keuangan menurut
Sofyan Syafri Harahap (2004:106)
adalah:
1. Daftar Neraca
2. Perhitungan Laba Rugi
3. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
4. Laporan Arus Kas
5. Laporan Harga Pokok Produksi
6. Laporan Laba Ditahan
7. Laporan Perubahan Modal
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi”.
Menurut Supriyati (2013:88) konsep-konsep tersebut adalah:
1. Konsep kesatuan usaha (Bussiness entity principle) 2. Konsep kelangsungan usaha
(Countinuity principle)
3. Konsep dasar keuangan (Monetary principle)
4. Konsep realisasi penghasilan (The revenue realitation principle)
5. Konsep harga pokok (Cost principle)
6. Konsep mempertemukan antara pengahasilan dan biaya (Matching principle)
7. Konsep tidak memihak (Objectivity principle)
8. Konsep konsisten (Consistency principle)
9. Konsep penjelasan (Declosure principle)
Menurut PSAK (2004) pihak-pihak yang memanfaatkan laporan keuangan adalah :
1. Investor
2. Karyawan
3. Pemberi Pinjaman
4. Pemasok dan Kreditur lainnya
5. Pelanggan
6. Pemerintah
7. Masyarakat
Menurut Ryan Ariefiansyah dan Miyosi Margi Utami (2013:10) SAK-ETAP adalah:
“Standar akuntansi untuk entitas yang memiliki skala kecil hingga menengah, misalnya UKM (tidak memiliki akuntabilitas publik).
(1)
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pelaksanaan Tahap-Tahap Siklus Akuntansi Pada CV. SPM
Sebelum masuk pada tahap pelaporan keuangan, ada beberapa tahapan yang harus dilalui terkait dengan laporan keuangan. Tahapan siklus akuntansi sangat penting dalam penyusunan laporan keuangan. Karena pada hakikatnya laporan keuangan merupakan produk akhir dari kegiatan akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan.
Berikut tahapan siklus akuntansi menurut Ryan Ariefiansyah dan Miyosi Margi Utami, 2013 yang harus dilakukan sebuah perusahaan sebelum proses penyusunan laporan keuangan (Gambar 2 hal 11):
Pada proses siklus akuntansi diatas yang pertama adalah transaksi keuangan. Tahapan ini telah dilakukana oleh CV. SPM. Tahapan yang kedua adalah bukti transaksi, pada tahap ini pun CV. SPM telah melakukannya. Yang ketiga yaitu tahap pembuatan jurnal umum. Tahap ini CV. SPM melewatinya atau CV. SPM tidak melakukan pencatatan jurnal umum. Yang keempat adalah pencatatan buku besar, dimana pada tahapan ini CV. SPM pun tidak melakukannya. Kelima adalah neraca saldo, pada tahap ini CV. SPM telah melakukannya. Karena pada saat pencatatan bukti transaksi CV. SPM langsung melakukan pencatatan neraca saldo. Yang keenam jurnal penyesuaian, pada tahapan ini CV. SPM kembali tidak melakukannya lagi. Yang ketujuh yaitu neraca lajur, pada tahapan ini pun CV. SPM tidak melakukannya. Yang terakhir adalah penyusunan laporan keuangam. Pada tahapan ini laporan keuangan yang disusun terdiri dari Neraca, Laporan Laba/Rugi, Laporan Perubahan Modal, Laporan Arus Kas serta Catatan Atas Laporan Keuangan, akan tetapi pada tahapan penyusunan laporan keuangan CV. SPM hanya penyusunan laporan laba/ rugi.
Menurut analisis yang dilakukan oleh penulis dan dibandingkan dengan teori yang ada proses siklus akuntansi CV. SPM belum sesuai dengan standar yang ada. CV.
SPM hanya melakukan beberapa tahap siklus akuntani yaitu, transaksi keuangan, bukti transaksi, pembuatan neraca saldo serta penyusunan laporan laba/rugi.
4.2.2 Pelaksanaan Proses Penyusunan Laporan Keuangan sesuai
SAK ETAP Pada CV.SPM
Laporan keungan merupakaaan proses akhir dari kegiatan akuntansi yang dilakukan oleh sebuah perusahan. Oleh karena itu sebuah perusahan UMKM harus menyajikan laporan keuangan sesuai dengan SAK-ETAP. Menrurut SAK-ETAP yang disusun oleh IAI laporan keuangan lengkap yang harus disajikan oleh sebuah perusahaan UMKM adalah:
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Perubahan
Ekuitas/Modal 4. Laporan Arus Kas
5. Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya 6. Identifikasi laporan keuangan
Berikut laporan laba rugi CV. SPM (Gambar 1 hal 10):
Setelah penulis melakukan analisis penyajian laporan keuangan tidak sesuai dengan teori SAK-ETAP. Karena, pada saat proses penyusunan laporan keuangan yang dilakukan oleh CV. SPM hanya menuyusun laporan laba rugi saja. Pada proses penyusunan laporan laba rugi tidak sesuai dengan SAK-ETAP karena pada saat penyusunan laporan keuangan tidak memasukan nilai Harga Pokok Penjualan (HPP). Padahal perhitungan HPP dilakukan untuk tujuan mengetahui berapa harga yang akan dijual oleh perusahaan sehingga perusaan dapat memperkirankan laba yang akan dibuat. Hal itu terjadi kaarena adanya keterbatasan sumber daya manusia mengenai penyajian laporan keuangan dan pencatatan yang sederhana. Sehingga data yang dihasilkan kurang maksimal.
(2)
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian yang telah dibahas sebelumnya mengenai Implementasi Laporan Keuangan sesuai Standar Akuntansi Keuangan Entintas Tanpa Akuntabilitas Publik, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada proses pelaksanaan siklus yang ada CV. SPM tidak melakukan pencatatan atas pencatatan transaksi dalam buku jurnal (Journal entry) dan pencatatn ayat jurnal ke buku besar (posting ledger). Selain itu, CV. SPM juga tidak melakkukan pengelompokan terhadap akun-akun yang ada serta. Jadi CV. SPM hanya melakukan tahap pengikhtisaran yaitu nerca saldo serta pelaporan.
2. Pada pelaksanaan penyusunan laporan keuangan yang dibuat tahun 2012 CV. SPM belum sesuai karena CV. SPM hanya membuat laporan keuangan yaitu,laporan laba/rugi. Akan tetapi pada proses penyusunan laporan laba rugi perusahaan tidak memasukkan Harga Pokok Penjualan(HPP). Setelah penulis meneliti, penulis ingin memberikan saran kepada semua pihak terkait yang mungkin dapat menjadi bahan masukan dan alternatif dalam pemecahan masalah yang terjadi, antara lain:
1. Perusahaan sebaiknya melakukan pencatatan jurnal (general journal) serta membuat buku besar (posting ledger). Karena melalui jurnal dan buku semua transaksi yang dilakukan perusahan akan terlihat lebih terperinci sedangkan dibuatnya buku besar agar apabila terjadi perubahan pada suatu akun di perusahaan, bisa terlihat dengan jelas.
2. Dalam penyusunan laporan keuangan CV. SPM belum sesuai SAK-ETAP. Sebaiknya CV. SPM melakukan penyusunan laporan
keuangan keseluruhannya seperti, neraca, laba.rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan sesuai SAK-ETAP agar setiap pemasukan dan pengeluaran perusahaan dapat terlihat lebih jelas. Serta CV. SPM sebaiknya merekrut sumber daya manusia yang ahli dibidangnya yaitu bidang akuntansi.
DAFTAR PUSTAKA Dari Buku:
Abdul Halim. 2007. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat.
Andi Supangat. 2007. Statistika: Dalam Kajian Deskriptif, Inferensial, dan. Nonparametik. Edisi 1. Jakarta: Kencana.
H. Nasrudin Khayun, Buku Profil CV. SAPTA PUTA MEKAR (CV. SPM).
Eva Maria. 2007. Akunansi Untuk Peurusahaan Jasa. Yogyakarta: Gaya Media. Ganjar Isnawan. 2012. Akuntansi
Praktis untuk UMKM. Jakarta Timur: Laskar Aksara.
Husein Umar. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Thesis. Jakarta: Rajawali Pers.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. SAK-ETAP. Jakarta.
Ikatan Akuntan Indosenesia. 2004. PSAK. Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar akuntansi Keuangan. Jakarta.
(3)
Indra Bastian. 2007. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Jakarta : Salemba Empat. Iwan. S. 2011. Teknik Penulisan
Skripsi, Thesis dan Disertasi. Bandung :CEPLAS.
Mursyidi. 2010. Akuntansi Dasar. Bogor: Ghalia Indonesia. Ryan Arriefirmansyah dan Miyosi
Margi Utami. 2013. Jurus Kilat Membuat Laporan Keuangan. Jakarta Timur :Las kar Aksara.
Sugiyono.2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Jakarta:Alfabeta. Suharsimi, A. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Sumarso SR . 2009. Akuntansi
suatu pengantar. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat. Supriyati. 2013. Pengantar
Akuntansi. LABKAT Press KA PTKI: UNIKOM.
Sofyan Syafri Harahap. 2009. Analisis Kritis Laporan Keuangan. Edisi 8. Jakarta: Rajawali pers.
Dari internet:
1. Nurma Fitri Permana, 2013, Tinjauan Atas Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Pungkur Bandung,
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/59 9/jbptunikompp-gdl-nurmafitri-29934-7-unikom_n-i.pdf, 15 Mei 2013.
2. http://economy.okezone.com/read/2 010/01/29/278/298828/mitra-international-merugi-1-099
(4)
Tabel 1
Neraca Saldo CV. SPM CV. SAPTA PUTRA MEKAR
NERACA SALDO PER 31 DESEMBER 2012
Dalam Rp. No
Perkiraan Nama Perkiraan Debit Kredit
Kas 40.500.000
Piutang Dagang 140.000.000
Persediaan Barang Dagang 15.500.000 Perlengkapan Dagang 800.000
Peralatan 1.600.000
Hutang Dagang 62.000.000
Hutang Bank 100.000.000
Modal CV. SPM 47.400.000
Prive 14.000.000
Pendapatan 36.500.000
Biaya Gaji 23.100.000
Biaya Sewa 4.000.000
Biaya Listrik, Air, Telepon 2.000.000
Biaya lain-lain 1.000.000
Biaya Borongan 2.000.000
Biaya Bunga 1.400.000
Total 245.900.000 245.900.000
Sumber: CV. Sapta Putra Mekar, 2013
CV. SAPTA PUTRA MEKAR LABA/RUGI
31 DESEMBER 2012
Dalam Rp.
Penjualan 36.500.000
Biaya Usaha:
Biaya Gaji 23.100.000
Biaya Sewa 4.000.000
Biaya Listrik, Air, Telepon 2.000.000
Biaya Lain-lain 1.000.000
Biaya Borongan 2.000.000
Biaya Bunga 1.400.000
Total 33.500.000 (33.500.000)
Laba Bersih 3.000.000
Sumber: CV. Sapta Putra Mekar, 2013
Gambar 1
(5)
Sumber: Ryan Ariefiansyah&Miyosi Margi Utami, 2013 Gambar 2
Siklus Akuntansi
Transaksi
Keuangan
Bukti
Transaksi
Jurnal
Umum
Buku
Besar
Neraca
Saldo
Jurnal
Penyesuaian
Neraca
Lajur
Laporan
Keuangan
(6)